Mataram:(Globalnews.id)- Produk pertanian seperti daun kelor, menjadi salah satu komoditas pertanian unggulan ekspor asal Nusa Tenggara Barat (NTB). Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendukung pengembangan produk industri daun kelor, dalam memenuhi permintaan dunia yang tinggi dari Indonesia.
Salah satunya industri daun kelor yang dikelola CV Tri Utami Jaya yang memiliki pabrik pengolahan daun kelor berstandar internasional terbesar, pertama dan satu-satunya di NTB. Saat ini pabrik Tri Utami Jaya memiliki kapasitas produksi 200 ton per hari. Tak hanya itu, produk daun teh kelor keluaran pabriknya juga telah dipasarkan hampir ke 13 negara di Amerika Serikat (AS) maupun Eropa. Terbaru, Tri Utami Jaya tengah menyiapkan ekspor daun teh kelor ke Madrid.
Dalam kegiatan kunjungan kerja ke pabrik CV Tri Utami Jaya, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mendukung penuh dan mengapresiasi capaian Tri Utami Jaya selama ini. Kelor sebagai produk unggulan domestik Indonesia, memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan.
“Dengan diolah seperti ini, yang tadinya orang pikir kelor cuma untuk mengusir hantu, tetapi justru naik kelas bahkan disukai masyarakat dunia,” ucap Menteri Teten saat melakukan kunjungan sekaligus meninjau langsung pabrik pengolahan daun kelor CV Tri Utami Jaya, di Mataram, Kamis, (13/1).
Dalam kunjungan tersebut turut serta mendampingi Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman, Staf Khusus MenKopUKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari dan Pemilik CV Tri Utami Jaya Nasrin H Muhtar.
Menteri Teten menekankan, produk olahan teh kelor Moringa milik Tri Utami Jaya menjadi salah satu produk unggulan domestik yang perlu didukung di pasar internasional. Berbicara soal kandungan, teh kelor memiliki protein yang tinggi bahkan 7 kali lipat dibanding daging sapi. Selain itu juga mengandung zat besi yang tinggi hingga 25 kali lipat dari bayam.
“Kandungan ini sangat penting dikonsumsi masyarakat, terutama dalam mengatasi stunting. Di pasar dunia, kelor masuk dalam kategori super food atau wellness product. Namun sayangnya di dalam negeri edukasi soal kelor belum tinggi, sehingga literasi juga penting dilakukan, karena ini super food. Bahkan diklaim bisa menggantikan gizi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dan nabati,” imbuh Teten.
Kelor juga mudah ditanam di mana-mana, apalagi dibudidayakan dalam bentuk perkebunan. Namun Menteri Teten menyayangkan potensi ekonomi olahan daun kelor yang sangat besar, belum digarap dengan baik.
“Tri Utami Jaya mampu mencapai pertumbuhan penjualan sekitar 20-30 persen. Bayangkan jika pasar dari dalam negeri dari 270 juta masyarakatnya 1 ons saja bisa digarap, hasilnya luar biasa potensi ekonominya. Kemudian China, negara yang masyarakatnya peminum teh, potensi 1,3 miliar penduduknya kalau digarap untuk daun teh kelor tak kalah menggiurkan. Namun sekarang jumlah itu jika tak digarap menyeluruh, kita belum mampu memenuhi permintaannya,” sebut MenKopUKM.
Dalam membantu pemasaran model bisnis produk unggulan domestik seperti ini, KemenKopUKM mengajak para pelaku UMKM untuk tergabung dalam platform e-commerce crossborder, serta memanfaatkan jaringan diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh negara.
Untuk diketahui, CV Tri Utami Jaya menjadi salah satu pelaku usaha yang menjadi pemasok produk herbal ke beberapa jaringan apotek PT Kimia Farma (Persero) Tbk dan beberapa hotel-hotel nasional. “Kami maklun dengan Smesco untuk bisa menjual produk teh Moringa di Kimia Farma. Di 2022 ini, targetnya kami akan masuk di seluruh apotek jaringan Kimia Farma,” jelas Pemilik CV Tri Utami Jaya Nasrin H Muhtar.
Selain itu, Nasrin juga akan menambah sekitar 1.000 hektare (ha) lahan lagi untuk penanaman daun kelor. Dari sisi produk, saat ini pihaknya juga tengah mengembangkan produk kecantikan seperti masker dari daun kelor dan produk kecantikan lainnya.(Jef)