Lumajang:(Globalnews.id)-– Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong Kabupaten Lumajang mengangkat produk unggulan UMKM yang menjadi ciri khas daerah. Produk unggulan tersebut perlu dikelola dengan serius sehingga dapat berdaya saing tinggi di pasar domestik bahkan ekspor.
Menteri Teten mengatakan Lumajang sebenarnya memiliki berbagai produk unggulan seperti pisang dan susu kambing etawa. “Di dunia, pisang yang bisa masuk ke pasar global hanya dua, yaitu pisang cavendish dan pisang mas kirana. Pisang mas kirana dari Indonesia yang diekspor dari Lampung. Sangat disayangkan pisang mas kirana yang asli sini, tapi eksportirnya dari Lampung. Kalau lihat produk pisang mas kirana di Singapura, eksportinya dari lampung,” kata Menteri Teten usai meresmikan gedung Koperasi Produsen Rumah Kita Berdaya di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (22/01/2022). Turut hadir Deputi BIdang Perkoperasian KemenKopUKM Ahmad Zabadi dan Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo.
Menteri Teten juga mengatakan Lumajang memiliki produksi pisang agung yang dapat diolah menjadi bahan baku tepung, dapat menjadi substitusi tepung berbasis terigu yang merupakan bahan impor. Begitu juga, produk susu kambing etawa Lumajang yang sudah dikenal di masyarakat dapat diperluas inovasi menjadi produk keju artisan yang bernilai mahal.
Menteri Teten mengungkapkan salah satu ciri produk unggulan daerah adalah didukung oleh suplai bahan baku, supaya terbentuk produksi dari hulu hilirnya, sehingga dengan demikian dapat menjadi kekuatan ekonomi di derah.
“Saya juga mencicipi kopi dan markisa buatan UMKM Lumajang, markisanya sangat top. Ini daerah pertanian yang snagat subur kalau bahan baku dibesarkan akan bisa menjadi produk unggulan,” kata Menteri Teten.
Menteri Teten mengatakan, KemenKopUKM siap mendukung pembiayaan untuk pengembangan produk unggulan UMKM Lumajang. Untuk itu, ia berharap agar UMKM dapat bergabung dalam koperasi sehingga pembiayaannya lebih mudah.
Dikatakan, melalui koperasi, pembiayaan dapat didukung oleh LPDB-KUMKM. Karena itu, KemenKopUKM akan memperhatikan kelayakan produk yang nantinya masuk dalam skema pembiayaan. Selain itu, pembiayaan modal ventura kini juga semakin banyak yang siap membiayai produk unggulan inovatif.
Untuk mendapatkan pembiayaan, Menteri Teten mendorong agar Koperasi Produsen Rumah Kita Berdaya dapat menjadi agregator kepada pelaku UMKM yang menjadi anggotanya. Ia menegaskan koperasi tidak lagi hanya melakukan konsolidasi produk anggotanya, tapi harus menjadi pendamping dan melakukan pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas, standarisasi, dan pemasaran.
“Koperasi Rumah Kita Berdaya agar menjadi agregator bagi produk UMKM. UMKM tidak bisa lagi sendiri-sendiri dan kecil-kecil. Produknya kecil tapi punya brand sendiri, jangan sampai ke depan antar usaha mikro bertarung sendiri. Lebih baik satu brand,” kata Menteri Teten.
Ketua Koperasi Produsen Rumah Kita Berdaya Bahrul Wahid mengatakan koperasi dibangun dengan konsep bisnis untuk menghubungkan mitra yang tertarik untuk berinvestasi dengan UMKM, menjadikan satu ekosistem koperasi.
“Koperasi Rumah Kita Berdaya diperkuat dengan pembangunan unit-unit usaha untuk memunculkan kekuatan ekonomi bersama,” kata Bachrul.
Dikemukakannya, Rumah Kita Berdaya ingin menggambarkan kepada publik sebuah konsep transformasi ke arah digitalisasi koperasi. Melalui Rumah Kita Berdaya ini, juga ingin menarik kaum milenial bergabung dan berkreatifitas.(Jef)