Surakarta:(Globalnews id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melanjutkan program pelatihan vocational bagi para penyandang disabilitas untuk termin kedua di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (17/2). Termin pertama dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat, Lombok beberapa waktu lalu. Ke depan pelatihan seperti ini dengan sasaran tematik masih akan digelar di berbagai wilayah di Indonesia demi mendorong pelaku usaha mikro khususnya dari kelompok penyandang disabilitas agar usahanya dapat bangkit usai terpuruk akibat pandemi.
Sekretaris Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM, Aufrida Herni Novieta, mengatakan penyandang disabilitas memiliki kemampuan khusus yang perlu difasilitasi dan didukung oleh pemangku kebijakan agar terus berkembang. Fasilitasi hingga pendampingan perlu dilakukan secara terus menerus agar kreativitas mereka terus berkembang sehingga ke depan dapat mendiri secara ekonomi.
“Bagi saya pertemuan ini merupakan suatu anugerah luar biasa, karena bisa berkumpul dengan rekan-rekan peserta berkemampuan khusus yang selalu punya semangat dan talenta untuk tumbuh dan memberi manfaat dalam kehidupan,” ungkap Novie, sapaan akrab Aufrida Herni Novieta saat membuka pelatihan vocational tersebut.
Novie percaya bahwa pelaku usaha mikro dari kalangan disabilitas berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun akibat adanya pandemi ini usaha mereka turut terdampak bersama pelaku usaha lainnya. Untuk itu dibutuhkan upaya bersama agar usaha mereka kembali bangkit melalui berbagai strategi seperti peningkatan SDM via pelatihan vocational, dukungan modal usaha hingga kemudahan perizinan.
“Kita perlu kerja bersama dengan berbagai pihak untuk mendorong penyandang disabilitas lebih banyak Iagi yang dapat mengakses, berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari setiap upaya pembangunan ataupun program-program pemerintah,” ulasnya
Menurut Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2019 jumlah penduduk penyandang disabilitas mencapai 8,56% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 21 juta jiwa. Sementara, jumlah penyandang disabilitas yang bekerja sebanyak 7,57 juta orang. Artinya masih banyak penyandang disabilitas yang belum berkesempatan mendapatkan akses kerja yang layak. Hal ini menjadi PR besar bagi pemerintah pusat dan daerah untuk mendorong mereka berwirausaha agar lebih mandiri.
“Semoga dengan kegiatan pelatihan vocational usaha mikro bagi disabilitas di Kota Surakarta ini menjadi cara kita untuk maju bersama. Harapannya teman-teman dapat meningkatkan lapasitasnya sehingga nanti bisa berbagi pengalaman dengan teman – teman Disabilitas lainnya agar bisa kelola bisnis lebih profesional,” pungkas Novie.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian, Wahyu Kristina mengapresiasi KemenKopUKM yang begitu perhatian kepada penyandang disabilitas di Kota Surakarta melalui penyelenggaraan pelatihan vocational. Hal ini menjadi bagian yang selaras dengan misi pemerintah daerah Kota Surakarta untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
Dijelaskan bahwa dalam percepatan pemulihan ekonomi di daerah tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah daerah saja melainkan perlu keterlibatan semua pihak termasuk dukungan dari pemerintah pusat. Dia berharap melalui program pelatihan vocational tersebut dapat menjadi bekal bagi para peserta agar ke depan menjadi wirausahawan yang sukses sehingga bisa membantu pemulihan ekonomi di kota Surakarta.
“Kami berterima kasih dan menyampaikan penghargaan yang tinggi pada Deputi Usaha Mikro KemenKopUKM yang berkenan mengadakan pelatihan bagi penyandang disabilitas di kota Surakarta. Program pelatihan ini penting untuk membantu mengembangkan usaha kecil,” katanya.
Selanjutnya Founder DIFA Elektra Kota Surakarta, Heru Sasongko bersaksi bahwa dengan program vocational bagi penyandang disabilitas ini mampu menumbuhkan optimisme dan semangat para peserta. Dia mengaku bahwa masih banyak penyandang disabilitas yang ingin mendapatkan kesempatan yang sama mengikuti program pelatihan serupa demi peningkatan SDM dan jaringan mereka.
Heru menyatakan bahwa selama masa pandemi, banyak usaha dari penyandang disabilitas yang terpuruk. Bahkan sebagian dari mereka merasa minder untuk memulai usaha kembali. Namun dengan adanya pelatihan ini bisa menumbuhkan secercah harapan bahwa peluang untuk bangkit di masa pandemi masih tetap terbuka lebar bagi usaha kecil penyandang disabilitas.
“Dengan pelatihan ini tentu akan memotivasi teman – teman untuk bangkit kembali khususnya di saat pandemi. Bagi kami ada peluang lagi yang bisa mereka jalankan, apalagi nanti di sini kita akan diajarkan cara marketingnya dan nanti juga belajar membuat proposal untuk nanti mungkin bisa dibantu untuk usahanya,” kata Heru.
Sementara itu Peserta Pelatihan Vocational, Wiji Lestari bersyukur dapat memperoleh kesempatan mengikuti pelatihan tersebut. Menurutnya pelatihan vocational bagi penyandang disabilitas ini menjadi kesempatan emas baginya untuk meningkatkan SDM dan keterampilannya khususnya dalam hal pemasaran produk UKM.
Sebagai pelaku usaha UKM di sektor fashion, Wiji mengakui omset dan ordernya anjlok drastis selama masa pandemi. Padahal dalam memasarkan produknya, Wiji sudah memanfaatkan media sosial. Dia berharap dari pelatihan ini dapat memperoleh pengetahuan baru untuk meningkatkan order di tengah pembatasan mobilitas masyarakat seperti saat ini.
“Ini (pelatihan) cukup membantu kita yang masih pemula untuk belajar meningkatkan kemampuan kami yang kami akui masih kurang. Kendala saya terutama dari sisi pemasaran masih kurang masif. Saya ingin tahu bagaimana cara agar lebih banyak diminati banyak orang,” ujar Wiji.(Jef)