JAKARTA (Globalnews.id)- PT Bank tabungan negara (BTN) persero, mengajak pengembang melakukan kerjasama promosi dalam mewujudkan pencapaian target KPR BTN.
Diharapkan para pengembang berkontribusi lebih besar dalam merealisasikan capaian target kredit pemilikan rumah (KPR) yang dikelola oleh Bank Tabungan Negara (BTN), melalui penetrasi pasar yang diwujudkan dalam join marketing dengan memberikan subsidi bunga yang terjangkau bagi nasabah.
“Dengan melakukan kerja sama promosi pada akhirnya yang diuntungkan adalah konsumen karena biaya dan bunga menjadi lebih terjangkau,” kata Direktur Utama BTN Maryono dalam developer gathering di Jakarta, Selasa (8/8).
Untuk mendorong penyaluran KPR, sambungnya, BTN meningkatkan penetrasi pasar dan digital marketing. Pihaknya juga memberikan kredit kepemilikan lahan kepada para pengembang dengan nilai kredit yang tidak dibatasi.
“Tapi sesuai dengan kelayakan harga jual lahan dengan platfon kredit 70 persen dari total pembelian lahan dan maksimal lahan seluas 20 Ha,” terang Maryono.
Untuk tahun ini, BTN memasang target penyaluran kredit konstruksi ke pengembang perumahan sebesar Rp25 triliun. Target tersebut lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp21,9 triliun.
Maryono menuturkan, kredit konstruksi yang sudah disalurkan BTN per Juni 2017 tumbuh sekitar 18,2 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau senilai Rp23,5 triliun.
“Angka tersebut ekuivalen dengan 263.999 unit rumah. Pencapaian ini seiring dengan target BTN dalam mengucurkan KPR untuk 666.000 unit rumah pada 2017,” ungkap Maryono.
Ditegaskan, BTN akan mengoptimalkan penyaluran kredit konstruksi kepada pengembang dengan memberikan sejumlah keistimewaan. Tujuannya agar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dapat terus tersalurkan ke konsumen.
Adapun pemasaran melalui layanan digital, Maryono klaim sukses menggaet sejumlah debitur. Sejak Januari sampai Juli 2017, jumlah aplikasi KPR Online untuk KPR konvensional masuk rata-rata 835 aplikasi per bulan.
Tercatat sebanyak 357 pengembang sudah bergabung di portal ini. Angka ini masih sedikit dibandingkan jumlah pengembang yang menjadi mitra sebanyak 3.500 pengembang.
“Sementara total nilai KPR di tujuh bulan pertama 2017 mencapai Rp316 miiar. Performa pencairan KPR konvensional lewat jalur digital terus menanjak sejak dirilis 2015,” jelas Maryono. (jef)