Lokakarya Penjenamaan Kota dan Cipta Ruang dari PKN Tahun 2023

Jakarta:(Globalnews.id)-Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) Tahun 2023 yang mengangkat tema “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan”, dengan nilai-nilai penyimpanan kreativitas dari budaya lokal melalui simbolisasi lumbung dan ruang tamu sebagai praktik baik, terwujud pula dalam Gerakan Kalcer untuk Jenama Berdaya yang diinisiasi Dewan Kurator PKN Tahun 2023, Handoko Hendroyono, kolaborasi bersama Indonesia Creative Cities Network (ICCN), organisasi lintas komunitas dengan jejaring di lebih dari 240 Kota/Kabupaten Kreatif seluruh Indonesia. Di antaranya melalui rangkaian Lokakarya Luring serta Rancang Aksi di Jakarta, Bali, serta Bandung, Jawa Barat.

“Saya sangat mengapresiasi Lokakarya Penjenamaan Kota dan Cipta Ruang bersama perwakilan Pentahelix stakeholders dari 10 provinsi yang menghasilkan gagasan program di level kota masing-masing. Saya sangat berharap dapat terus ditindaklanjuti dan menghasilkan kolaborasi-kolaborasi kreatif ke depannya,” tegas Ketua Umum ICCN, Tubagus Fiki Chikara Satari, menyambut baik Gerakan Kalcer untuk Jenama Berdaya dengan rangkaian kegiatan lokakarya kreatifnya ini.

Saat ini Lokakarya tersebut telah terlaksana sampai di Bali, 19-22 Juli 2023, dihadiri para peserta dari 10 provinsi, yaitu Kepulauan Riau, Sumatra Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), Papua Barat Daya, serta Papua Tengah. Masing-masing peserta berasal dari unsur Pentahelix Ekonomi Kreatif, yakni Akademisi, Pengusaha atau UMKM, Komunitas Kreatif, Pemerintah Daerah (Bappeda), juga Media, dan membawa laporan atau rencana dari masing-masing daerah demi upaya pengembangan potensi kebudayaan lokal untuk Ekonomi Kreatif. Di antara inti pembahasan serta diskusi Rancang Aksi dalam Lokakarya di Bali ini adalah Cipta Ruang (Placemaking), yang mana dapat digunakan pula menjadi sumber daya inspirasi dan kreativitas untuk diterapkan di daerah-daerah asal.

Selain itu, mengenai Penjenamaan Kota (City Branding) sebagaimana telah lama diperjuangkan ICCN sejak tahun 2015, hingga berhasil menjadikan jejaring Kota Kreatif Dunia dari Indonesia, seperti Pekalongan, Bandung, Ambon, serta Jakarta.

Lokakarya di Bali ini dimulai dari Uma Seminyak, dengan diskusi mengenai PKN 2023 sebagai program dua tahunan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan bersama narasumber Rifandi Nugroho, Asisten Kurator Segala Bidang PKN 2023. Kemudian lebih mendalam terkait program Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, hadir pula Abi Kusno, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV (Bali dan Nusa Tenggara Barat), termasuk mengenai amanat strategi kebudayaan, yang mana semua memusat kepada 7 Agenda Strategis Pemajuan Kebudayaan. Jika terdahulu hanya dibagi “benda” dan “takbenda”, maka kini dinilai menjadi lebih mengalir serta fleksibel sebagai “proses” secara menyeluruh. Program strategis Ditjen Kebudayaan di antaranya ada BLU Museum, Dana Abadi Kebudayaan, atau Indonesiana.

Budaya sebagai Fondasi Ekonomi Kreatif dan Gerakan Kalcer lantas dibahas narasumber Gede Robi Navicula, yang aktif bermusik dan berkarya sejak tahun 2006. Robi menekankan mengenai Agroekologi, atau menciptakan lagu dengan esensi yang tajam memandang fenomena sosial. Bahkan produk kreatif dari Bali, atau Indonesia secara keseluruhan, juga banyak sekali terinspirasi dari kondisi alam serta budaya kita, sehingga dapat menjadi tindakan ekonomi untuk tujuan kemakmuran bersama. Ida Bagus Agung Gunarthawa, Pendiri Samsara Living Museum, sebagai narasumber selanjutnya bercerita mengenai proses kehidupan manusia, atau khususnya The Circle of Balinese Life. Termasuk nilai Segehan, proses harmonisasi, api, angin, air, serta udara. Musim kehidupan di Samsara Living Museum menjadikannya bukan hanya destinasi, melainkan praktik baik permodelan. “Inisiatif Samsara Living Museum sebagai strategi pengembangan potensi sumber daya unggulan berbasis budaya di daerah yang penuh tantangan,” jelas Ida Bagus Agung Gunarthawa, yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) ICCN.

Kreativitas yang dikembangkan dari potensi budaya lokal dapat terwujud pula dari Intellectual Property (IP), Maka, dalam lokakarya ini juga terdapat pembahasan mengenai IP development bersama tim Febriyan Bagus Ramadhana, Executive Manager Heartz Agency dan IP Developer, Animation Factory, yang kerap mengelola aset desain dari unsur alam Indonesia, seperti hewan hingga corak batik. Dari sudut pandang yang berbeda terkait kreativitas dari budaya lokal, Yudhi Setiawan, Kurator Kuliner Pasar Papringan Temanggung, mengangkat diskusi mengenai potensi hutan bambu, untuk jadi tempat aktivitas masyarakat dengan konsep pasar lokal, lezat, dan lestari.

Dalam Lokakarya di Bali ini juga para peserta memiliki ruang dan waktu untuk memaparkan berbagai potensi budaya lokal, rencana, hingga tantangan yang dihadapi daerah masing-masing. Koordinator Fasilitator Lokakarya Rancang Aksi, Tita Larasati juga selaku Executive Committe ICCN, dalam hal ini menegaskan bahwa setiap daerah penting untuk memiliki daya pikat, daya wujud, serta daya langgeng.

Pada hari yang berbeda dalam rangkaian Lokakarya di Bali ini, Dewan Kurator PKN Tahun 2023, Ibe Karyanto, juga berbagi pandangan mengenai tema PKN Tahun 2023 dan cipta ruang. Seperti diibaratkan bukan hanya menyoal fisik bangunan atau kawasan, melainkan upaya membangun relasi antarpelaku dan memberi “jiwa” sehingga fondasi dari cipta ruang memiliki daya langgeng. Handoko Hendroyono pun menegaskan bahwa place-making, ruang-ruang dengan spirit bertetangga dan keakraban, justru sangat dicari untuk ruang kebersamaan dengan nilai lokalitas yang otentik.

Sebagaimana pula Samsara Living Museum yang sampai kolaborasi dengan The Apurva Kempinski Bali, untuk menciptakan dampak dan inspirasi yang berkelanjutan melalui eksplorasi alam dan budaya Indonesia, dengan empowering collaboration atau kolaborasi yang memberdayakan, hingga circular economy. Di sini terlihat potensi budaya lokal, kolaborasi, dan kreativitas, jalan fungsinya juga sampai pada peningkatan kualitas hospitality dalam negeri.

Aktivitas Lokakarya di Bali ini tidak hanya rangkaian diskusi bersama para narasumber, Rancang Aksi yang melibatkan keaktifan seluruh peserta dari 10 provinsi, pembukaan Kolaborasi Samsara Living Museum dan Kempinski, tetapi juga terdiri dari kegiatan Tur Budaya dan Jenama, yang di antaranya meliputi Perkebunan Salak Desa Sibetan, IOI Brewery, Museum Pustaka Lontar, Taman Ujung, serta Superlative Gallery.

Kegiatan lokakarya dari Gerakan Kalcer untuk Jenama Berdaya yang menjadi bagian dari PKN Tahun 2023 ini selanjutnya akan mencapai puncak pada Lokakarya Luring di Bandung, 27-29 Juli 2023, sekaligus Rakornas ICCN 2023. Publik dapat terus mengikuti informasi terkini dari rangkaian kegiatan Lokakarya Gerakan Kalcer untuk Jenama Berdaya, Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) Tahun 2023, ini melalui kanal media ICCN. [Redaksi: ICCN Media]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.