JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)-Menteri Koperasi dan UKM warung mengatakan warung tradisional yang kini jumlahnya 3,5 juta warung, bila digerakkan dalam satu ekosistem, bisa menjadi salah satu usaha mikro yang memberikan dampak besar bagi perekonomian nasional.
“Warung tradisional menghadapi tantangan berat, bukan hanya tuntutan serba ada seperti ritel modern, namun warung juga harus mulai serba pintar.
Untuk bisa pintar, warung harus dibangun konektivitasnya sehingga bisa masuk dalam supply chain, sehingga bisa mendapatkan perlakuan sama dalam pengadaan barang misalnya,” ujar Menkop dan UKM Teten Masduki, usai membuka Festival Gerakan Warung Nasional (FGWN) yang diinisiasi oleh platform Tokopedia dan Warung Pintar, di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (14/12)
Menteri Teten menjelaskan, strategi Kemenkop dan UKM dalam mendorong UMKM antara lain dengan memperluas pasar melalui digitalisasi. “Memang tidak semua warung cocok dengan digitalisasi. Namun saya melihat banyak UMKM anak muda yang memiliki produk produk bagus bahkan potensial untuk ekspor, mereka ini akan kita dorong terus agar bisa go internasional,” kata Teten.
Teten menegaskan selain memperkuat pasar dalam negeri, UMKM juga harus mampu meningkatlan kontribusinya untuk ekspor. “Saat ini kontribusi UMKM untuk ekspor masih sekitar 14,5 persen
china sudah 70 persen, korea 59 persen, Jepang 55 persen dan thailand 35 persen. Artinya, UMKM kita juga bisa seperti mereka, kita dorong UMKM untuk bisa go global.
Menurut Menkop dan UKM, ada banyak komoditi unggulan yang bisa diekspor, tinggal bagaimana menghubungkannya dengan pasar/market. Kemenkop dan UKM juga siap membantu UMKM yang potensial ekspor, melalaui berbagai pembinaan pengemasan maupun branding yang melibatkan anak-anak muda kreatif.
Acara yang diikuti juragan warung pintar se Jabodetabek itu juga dihadiri
CEO tokopedia William Tanuwijaya, CEO Warung Pintar Agung Hadinegoro, founder SAHARA Shamila Yahya, Presdir OVO Karaniya dan Bupati Banyuwangi Azwar Anas.
Warung dengan Sentuhan Digital
CEO Tokopedia, William Tanuwijaya mengatakan FGWN digelar untuk memajukan ekosistem warung, sekaligus mengakselerasi pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia.
“Kami berkomitmen menjembatani pelaku usaha tradisional, seperti pemilik warung, toko kelontong, dan usaha sejenis lainnya dengan teknologi untuk mempermudah mereka mengembangkan usaha di era digital,” ujarnya.
Melalui FGWN, William berharap seluruh profesi di Indonesia, salah satunya pemilik warung, dapat berevolusi menjadi perusahaan teknologi lewat ekosistem.
“Sehingga mereka dapat selalu relevan dengan perubahan zaman dan terus berperan dalam pemerataan dan pertumbuhan ekonomi nasional,” tukasnya.
Sementara itu, CEO dan Co-Founder Warung Pintar, Agung Bezharie Hadinegoro mengatakan pihaknya fokus mentransformasi dan membuka akses bagi para pemilik warung di era digital, agar dapat ikut bertumbuh untuk ekonomi masa depan.
“Lewat Festival Gerakan Warung Nasional, Warung Pintar ingin mendukung komitmen para juragan warung yang ingin bertumbuh tanpa batas menggunakan sistem teknologi yang mudah dipakai dan dipahami,” pungkasnya. (jef)