Lombok Tengah: Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengatakan nilai ekonomi dari sarang burung walet sangat luar biasa sehingga bisa menjadi sumber pendapatan warga Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Tadi saya sudah tanya mereka jika ini bisa dikembangkan dari segi volume produksi, namun dari segi ekosistem perlu diperbaiki,” kata Menteri Teten saat meninjau Koperasi Ammar Sasambo di Kampung Walet, Desa Kateng Praya Barat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sabtu (20/11/2021). Turut hadir Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah, Deputi Bidang Usaha Kecil Menengah KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman, dan Direktur Utama PT Sarang Burung Walet Ading Buntaran.
MenKopUKM menekankan pengembangan produksi dari sarang walet bisa berkembang dengan menjaga seluruh ekosistemnya seperti sumber makanan, gedung, pengolahan, pencucian, pembersihan, dan sebagainya.
MenKopUKM juga meminta jajarannya agar UKM sarang burung walet di NTB ini bisa masuk inkubator Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) agar mampu memperluas kebutuhan volume produksi dari peternak. Selain itu meningkatkan kemampuan koperasi sebagai offtaker produk ternak dan instalasi pengolahannya.
“Jadi bagaimana koperasi modern di banyak negara memang seperti itu. Di mana peternak hanya memperbanyak produksinya saja lalu koperasi bisa melakukan pemasaran dan mencari pembeli. Inilah perhatian kami terhadap koperasi seperti itu,” ungkapnya.
“Inshaallah bisa segera kami wujudkan. Nantinya koperasi sebagai offtaker tentu membutuhkan tambahan modal untuk bisa membeli produk peternak tidak langsung ke pembeli/buyer tapi lewat ke koperasi supaya satu harga,” tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Ammar Sasambo Lalu Saswadi mengatakan peternak walet di NTB khususnya di Lombok Tengah memiliki potensi yang luar biasa karena mampu menyerap banyak tenaga kerja lokal. Selain itu produksi yang melimpah bisa ikut membantu menyejahterakan masyarakat sekitar.
Sehingga dirinya berharap perlunya dorongan dari pemerintah untuk membantu meningkatkan produksi dari sarang walet tersebut serta membuka pelatihan bagi masyarakat sekitar untuk bisa menghasilkan sarang walet yang berkualitas.
“Selain itu adanya sumber daya manusia yang bisa dilatih untuk meningkatkan produktivitas dari ketersediaan burung walet ini,” kata Saswadi.
Pemerintah Provinsi NTB sendiri mendukung penuh produksi dari peternak burung walet. Pemprov meminta para peternak untuk menyediakan produk yang berkualitas dan dijual dalam bentuk olahan.
“Dari Pemerintah Provinsi sendiri meminta pada peternak walet dengan menyediakan produk yang berkualitas dan olahan sehingga jangan dijual dalam bentuk mentah. Oleh karena itu tercipta minumannya serta sarang burung walet yang dibungkus rapih dan dimakan dengan madu,” ujarnya.(Jef)