MenKopUKM: Bazaar Blitar Djadoel 2022 Jadi Momentum Percepat Kebangkitan UMKM

Blitar:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki, menyatakan event – event di berbagai daerah seperti Bazaar Blitar Djadoel 2022 yang digelar oleh Pemerintah Kota Blitar, Jawa Timur, menjadi momentum efektif untuk mempercepat kebangkitan UMKM.

Meski begitu MenKopUKM tetap mengingatkan agar pelaksanaan agenda atau event kesenian, budaya ataupun religi yang bersifat massal tetap memperhatikan protokol kesehatan. Dijelaskan MenKopUKM bahwa dengan semakin banyaknya event yang diselenggarakan, dipastikan geliat ekonomi sekitar akan bergerak lebih masif.

“Semakin banyak event yang bisa mendatangkan orang banyak, baik lokal ataupun turis asing akan menggerakkan ekonomi khususnya UMKM. Saya lihat beberapa kota yang punya event ratusan itu UMKMnya bisa tumbuh besar,” kata MenKopUKM Teten Masduki saat membuka acara Bazaar Blitar Djadoel di Alun-Alun Kota Blitar, Jawa Timur, Jumat (17/6/2022).

Bazaar Blitar Djadoel 2022 ini merupakan rangkaian dari peringatan Bulan Bung Karno (Ir Soekarno) yang digelar pada 17 – 27 Juni 2022. Di dalam Bazaar tersebut ditampilkan berbagai atraksi kesenian dan budaya daerah. Selain itu ditampilkan barang-barang lawas dan antik serta berbagai stand bagi UMKM dan pedagang kaki lima.

MenKopUKM meminta agar pelaksanaan Bazaar Blitar Djadoel ini tidak hanya untuk mengenang sejarah, kuliner, dan fesyen zaman dulu. Namun dia berharap agar event tersebut dapat menjadi momentum bersama untuk kebangkitan UMKM kota Blitar dan sekitarnya.

“Kita harus bangkit dengan kekuatan kita sendiri, kita ingin bangkitkan ekonomi kita tanpa harus meninggalkan budaya asli kita,” kata Menteri Teten.

MenKopUKM menegaskan bahwa UMKM saat ini benar-benar menjadi perhatian pemerintah karena di saat krisis UMKM selalu menjadi penyelamat ekonomi nasional. Oleh sebab itu pemerintah bertekad agar stimulus bagi UMKM terus ditingkatkan.

Sebagai contoh anggaran bagi agunan untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi UMKM saat ini ditingkatkan menjadi Rp373,17 triliun dengan tingkat bunga yang dipangkas menjadi 3 persen karena ada subsidi dari pemerintah sebesar 3 persen. Kemudian dukungan kemudahan perizinan bagi UMKM sehingga legalitas usahanya diakui.

Untuk mendorong daya saing UMKM itu, kata MenKopUKM, perlu kerja sama dari semua pihak baik pemerintah pusat, daerah ataupun swasta.

“Kita bukan hanya ingin menyiapkan UMKM bangkit tapi juga harus menyiapkan masa depan UMKM yang lebih berdaya saing dan produktif. Maka dukungan kebijakan pusat dan daerah untuk memperkuat daya saing UMKM perlu dikolaborasikan termasuk dengan pihak swasta,” kata Teten.

Di tempat yang sama Wakil Walikota Blitar, Tjutjuk Sunario mengatakan Bazaar Blitar Djadoel digelar dengan melibatkan berbagai kalangan mulai dari pekerja seni budaya hingga ratusan UMKM yang ada di wilayah kota Blitar. Pihaknya ingin agar event tersebut benar-benar mampu mendorong kebangkitan UMKM dan ekonomi masyarakat sekitar yang sempat terpuruk akibat adanya pandemi.

“Bazaar ini diselenggarakan untuk menambahkan semangat ekonomi kreatif dan pemulihan ekonomi pascapandemi. Event ini akan menjadi pengungkit UMKM, pengungkit ekonomi apalagi UMKM jadi tulang punggung ekonomi nasional,” ujar Tjutjuk.

Tjutjuk mengingatkan pentingnya menjaga tradisi dan budaya lokal di tengah disrupsi teknologi informasi yang berkembang begitu pesat seperti saat ini. Selain itu kebangkitan ekonomi juga menjadi agenda yang juga perlu diakselerasi lantaran selama pandemi yang berlangsung lebih dari dua tahun tersebut benar-benar membuat pelaku usaha khususnya UMKM terpuruk.

“Kita harap masyarakat di kota Blitar di tengah kemajuan teknologi tetap mewarisi budaya yang adi luhung ini. Melalui acara ini mari kita rawat warisan budaya kita karena bangsa yang besar adalah yang menghargai budaya bangsa,” katanya.

*Sejuta Wirausaha*

Pada kesempatan yang sama MenKopUKM Teten Masduki kembali menegaskan bahwa dirinya ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendorong lahirnya 1 juta wirausaha baru hingga 2024. Target ini ditetapkan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia.

Dijelaskan bahwa saat ini rasio kewirausahaan nasional Indonesia baru sebesar 3,18 persen dari total penduduk. Sementara untuk menjadi ekonomi terbesar di dunia, rasio minimal kewirausahaan sebesar 4 persen. Jumlah rasio kewirausahaan Indonesia saat ini masih kalah dibandingkan Singapura sebesar 8,76 persen, Malaysia 4,74 persen dan Thailand 4,26 persen.

“Kita masih kurang untuk jadi negara maju sebab minimum rasio kewirausahaan itu 4 persen dan sekarang baru 3,18 persen. Kita ditugaskan tambah 1 juta pengusaha baru,” kata MenKopUKM.

Untuk mencapai target itu, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi seperti pelatihan hingga pendampingan pelaku usaha pemula berkelanjutan. Selain itu juga stimulus fiskal dengan pendekatan inkubasi bisnis. Dukungan akses pembiayaan yang murah juga sudah disiapkan hingga jaminan kemudahan perizinan.

“Kalau untuk mencetak satu juta wirausaha baru memang perlu pendekatan khusus yaitu dengan pendekatan inkubasi dengan pembiayaan dan market yang terintegrasi. Hal ini perlu seleksi mana yang kita dorong baik kelas,” kata Teten.(Jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.