Arsip Tag: Bank BNI

BNI dan Kementerian PUPR Bersinergi Fungsikan Hunian Smart Village di Ibu Kota Nusantara

Penajam Paser Utara:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI ikut proaktif memperkuat solusi digital di Ibu Kota Nusantara (IKN). Perseroan mendukung konsep Indonesia sentris dengan mewujudkan hunian Smart Village berkonsep digital ekosistem bagi pekerja konstruksi.

Langkah ini diwujudkan melalui kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), di mana BNI menciptakan konsep digital dengan mempersiapkan kartu multifungsi yang dapat digunakan sebagai sarana pembayaran dan transaksi di lokasi (Hunian Pekerja Konstruksi) HPK.

Perseroan saat ini sedang mengembangkan beberapa infrastruktur termasuk penggunaan transaksi finansial untuk mendukung ekosistem digital melalui kartu multifungsi BNI.

Kartu multifungsi ini bisa dimanfaatkan untuk payroll gaji, alat pembayaran, asuransi, dan lainnya. Kerja sama tersebut diawali dengan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang digelar di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (23/2/2023).

Direktur Network & Services BNI Ronny Venir menyampaikan, pemindahan ibukota ke Nusantara merupakan langkah pemerintah untuk membangun budaya kerja, pemikiran, dan basis ekonomi baru. Hal tersebut menjadi peluang BNI untuk mengimplementasikan konsep digitalisasi bagi pekerja konstruksi dengan menggunakan kartu multifungsi BNI.

“Kami berterimakasih kepada pemerintah khususnya Kementerian PUPR yang memberikan kesempatan bagi BNI untuk berperan aktif dalam meningkatkan layanan digital BNI di IKN. Kami percaya banyak kemudahan yang akan dapat diterima oleh pekerja konstruksi dengan kartu multifungsi yang terintegrasi dengan ekosistem digital di IKN,” ujarnya.

Adapun, Kementerian PUPR telah membangun 22 tower HPK yang diperkirakan dapat menampung sebanyak 16.000 tenaga kerja konstruksi yang terdiri dari 18 Tower Tenaga Terampil, 3 Tower Tenaga Ahli, 1 Tower Kantor Sementara PUPR dengan luas area 10,58 Ha dan setiap tower memiliki 4 lantai.

Berbagai fasilitas pendukung juga akan disiapkan seperti kantin, tempat ibadah, ruang serbaguna, klinik kesehatan, laundry, layanan transaksi perbankan, serta beberapa fasilitas penunjang lainnya agar para pekerja bisa fokus bekerja sekaligus meningkatkan kualitas pekerja Indonesia.

Pembangunan HPK tersebut merupakan wujud perhatian pemerintah kepada pekerja Indonesia agar bisa tinggal di hunian yang layak dan meminimalisir munculnya kawasan kumuh di sekitar IKN.(Jef)

Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, BNI Beri Bantuan Peralatan Pos Pandai

Jakarta:((Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI berkomitmen mendukung kegiatan green economy dengan tetap proaktif memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Kali ini, BNI memberi bantuan peralatan Pos Pandai dan edukasi pengelolaan bank sampah berbasis masyarakat.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyampaikan gerakan pengelolaan bank sampah ini berjalan lancar melalui kolaborasi perseroan dengan berbagai komunitas masyarakat.

“Dengan gerakan kolaborasi kami ingin terus memperkuat kesadaran masyarakat tentang lingkungan yang sehat, aman, dan nyaman,” ujar Okki, Kamis (23/2/2023).

Okki melanjutkan, kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan BNI berkomitmen untuk selalu mengadakan berbagai program ramah lingkungan.

Program bank sampah ini masih akan berlanjut di seluruh kantor wilayah BNI melalui kolaborasi dengan stakeholder dan mitra setempat.

Sementara itu, Perwakilan Bank Sampah Rangga Mekar yang juga Ketua Yayasan Bumi Selaras Sejahtera (YBSS) Muhamad Sulton Abdul Aziz menambahkan, kegiatan ini menjadi semangat Rangga Mekar untuk terus membantu pemerintah dalam mengelola sampah yang ada di wilayahnya.

“Kami berterima kasih pada BNI selalu mendukung banyak kegiatan kepedulian lingkungan kami. Pos Pandai ditujukan untuk lebih aktif mengajak masyarakat dalam mengubah paradigma membuang sampah menjadi menyimpan sampah ke tempat yang sudah kita buat modern. Makanya kami namakan Pos Pandai,” pungkasnya.(Jef)

Perkuat Sosialisasi Penyalahgunaan Narkotika, BNI Kerja Sama dengan BNN RI

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI sebagai bank milik negara proaktif mendorong penciptaan lingkungan bersih dari narkotika dengan menggandeng Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI).

Selain menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif guna melompat lebih tinggi, BNI berharap dapat menjadi percontohan sebagai bank milik pemerintah yang produktif sekaligus bersih dari penyalahgunaan narkotika.

Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika, dan Prekursor Narkotika.

Penandatanganan Nota Kesepahaman dilaksanakan oleh Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, dengan Kepala Badan Narkotika Nasional RI, Komjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose.

Royke mengungkapkan bahwa kerjasama ini merupakan salah satu komitmen BNI dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Narkotika.

Kami berharap dapat melakukan tindakan deteksi dini, edukasi, dan advokasi tentang bahaya penyalahgunaan Narkotika di lingkungan BNI dan masyarakat sekitar.

“Tentunya sebagai bank milik negara yang menjunjung nilai AKHLAK, upaya proaktif dalam memerangi penyalahgunaan narkotika merupakan salah satu tanggung jawab kami. Kami berterima kasih kepada BNN RI yang terus membimbing BNI untuk menjadi bank percontohan,” katanya.

Adapun, acara tersebut dilanjutkan dengan Penandatanganan PKS  tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Jasa layanan Perbankan oleh Direktur Institutional Banking BNI Sis Apik Wijayanto dengan Sekretaris Utama BNN RI, Brigjen Pol. Tantan Sulistyana S H SIK MM.,

BNI juga terus berkomitmen untuk memberikan layanan yang unggul dan inovatif dengan mengusung konsep digital banking dalam rangka memenuhi kebutuhan transaksi keuangan di lingkungan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.

“Kami akan proaktif menyediakan solusi paling cocok bagi BNN RI antara lain melalui Cash Management System (CMS), Penggunaan Virtual Account, Fasilitas Kartu Kredit Pemerintah, Kredit Tanpa Agunan, serta produk dan jasa perbankan lainnya,” pungkas Royke.(Jef)

2.000 Bibit Mangrove untuk Bali

BALI:(GLOBALNEWS.ID)-Ribuan mangrove ditanam BNI Asset Management bersama BNI sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan serta membangun awareness untuk berinvestasi di produk Reksa Dana berbasis pelestarian lingkungan.

PT BNI Asset Management (BNI-AM), bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI, dan investor ambil bagian dalam Rehabilitasi Hutan Mangrove atas Partisipasi investor pada BNI-AM ETF MSCI ESG Leaders Indonesia (XBES) dan Reksa Dana BNI-AM Indeks Sri Kehati di Teluk Benoa, Bali tanggal 17 Februari 2023.

Kegiatan dalam bentuk kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup dan bertujuan untuk membangun awareness investor agar lebih giat berinvestasi pada Reksa Dana berwawasan lingkungan. 

Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ini berupa penanaman 2.000 bibit mangrove yang dihadiri oleh Board of Director (BOD), Board of Commissioner (BOC), karyawan BNI-AM dan Pejabat BNI Wilayah dan Kantor Cabang Denpasar.

Kegiatan CSR menggandeng Mangrove Ranger Bali sebagai partner pelaksana yang membantu penanaman, perawatan, serta memantau progress bibit mangrove selama 3 (tiga) tahun ke depan.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan perseroan proaktif melakukan sosialisasi agar implementasi green ekonomi dapat dilakukan secara bertahap dan komprehensif oleh mitra-mitra strategis BNI termasuk dengan menggandeng komunitas pecinta alam.

“Kami tentunya sangat mendukung segala bentuk upaya untuk melestarikan alam sebagai bentuk implementasi green banking. Kami harap kegiatan ini dapat menjadi pemantik bagi banyak pecinta alam lainnya untuk terus memberikan kontribusi positif,” katanya.

Adapun sebelumnya, BNI telah kerja sama pendampingan terhadap komunitas pecinta lingkungan Hutan Organik Mega Mendung yang kelolaannya sudah mencapai lebih dari 30 hektar.

BNI juga telah berkolaborasi dengan Yayasan KJA melakukan kerjasama untuk program rehabilitasi lingkungan kawasan pesisir Pantai Anyer, Banten dan hulu Sungai DAS Citarum, Jawa Barat melalui Program pengembangan kebun bibit, melakukan penanaman dan merawat pohon.

Bahkan, kerjasama program ini menggunakan mekanisme CSR berupa pembibitan 100.000 pohon di area Pantai Anyer, pembibitan 200.000 pohon di area hulu DAS Sungai Citarum, biaya kegiatan penanaman, sekaligus biaya kegiatan pemeliharaan pohon.

Untuk meningkatkan komitmen kami dalam segmen bisnis hijau, BNI telah melakukan penerbitan green bond senilai Rp5 triliun. Tentunya, portofolio hijau yang ada saat ini akan semakin kuat dengan green bond yang BNI miliki.

Di sisi lain, BNI-AM senantiasa peduli terhadap lingkungan dengan mengajak investor berinvestasi sekaligus berkontribusi pada kelestarian hayati di 2 (dua) produk Reksa Dana yang erat kaitannya dengan pelestarian lingkungan hidup yaitu BNI-AM ETF MSCI ESG Leaders Indonesia (XBES) dan BNI-AM Indeks Sri Kehati.

Kedua produk tersebut fokus pada saham-saham emiten yang memiliki penilaian Environmental, Social, & Governance (ESG) yang baik versi MSCI International, serta yang masuk ke dalam indeks Sustainable and Responsible Investment (SRI) dan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). Saat ini total dana kelolaan kedua produk Reksa Dana tersebut mencapai 254,36 miliar rupiah.

BNI-AM merupakan pionir Pelaku Usaha Jasa Keuangan di industri Pasar Modal yang terdaftar dan diawasi OJK. Dirintis sejak 23 Oktober 1995 dan tanggal 7 Juli 2011 BNI-AM melakukan spin off dari BNI Sekuritas sebagai Perusahaan Terbatas.

Saat ini BNI-AM menempati 10 besar manajer investasi di Indonesia berdasarkan total jumlah Asset Under Management (AUM).(Jef)

Pentingnya Regulasi Ketat dalam Mendorong Pertumbuhan Sehat di Industri Perbankan Indonesia

JAKARTA(GLOBALNEWS.ID)- Industri perbankan merupakan industri yang diatur dengan ketat oleh pemerintah di hampir semua negara, termasuk Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas sektor keuangan dan melindungi kepentingan nasabah.

Terlebih lagi, aset perbankan nasional tercatat mencapai Rp 11.113 triliun atau rasionya terhadap aset sektor keuangan sekitar 77-78%. Hal itu mengindikasikan bahwa industri perbankan mendominasi sektor keuangan, sehingga perlu diatur secara ketat.

Regulasi yang ketat tersebut menuntut para bankir dan pihak terkait lainnya untuk mematuhi berbagai peraturan dan standar yang telah ditetapkan. Antara lain terkait manajemen risiko, pengelolaan keuangan, kepatuhan pada regulasi dan standar yang ditetapkan oleh regulator, serta penilaian kualitas kredit secara terus-menerus.

Meski demikian, regulasi yang ketat tidak selalu membuat perbankan menjadi kurang fleksibel dalam memberikan kredit. Sebaliknya, dengan adanya regulasi yang ketat, para bankir dituntut untuk semakin cermat dalam memilih peminjam yang layak, sehingga risiko kredit macet dapat diminimalkan.

Direktur Eksekutif Segara Institut Pieter Abdullah mengatakan, definisi pengawasan atau regulasi ketat perbankan bukan berarti dipersulit. “Penyaluran kredit ketentuannya yang berlaku utamanya di bank itu sendiri, prinsip prudent (kehati hatian) tiap bank punya SOP dalam bentuk 5 C, ini yang harus dipatuhi self regulatory-nya” kata Pieter, Sabtu (18/2/2023).

Menurut Pieter ketatnya regulasi penyaluran kredit dalam upaya melindungi dana publik yang diamanahkan kepada bank. Regulator tentu dalam hal ini BI dan OJK sangat mendorong penyaluran kredit jauh lebih ekspansif.

“Fungsi dari bank kan sebagai intermediasi jadi ya harus prudent jangan sampai kejadian seperti era 1998/1998 silam itu bahaya kan,” kata Pieter.

Pieter mengakui perbankan terutama bank BUMN sudah cukup ekspansif dalam penyaluran kredit karena sudah menjadi rencana pemerintah dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagai hasil dari regulasi yang ketat, perbankan Indonesia telah mencatatkan kinerja yang cukup baik dalam beberapa tahun terakhir. Bank-bank di Indonesia juga terus melakukan inovasi dan pengembangan teknologi untuk memberikan layanan yang lebih baik dan efisien bagi nasabah.

Salah satu contohnya yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang berhasil membukukan laba terbesar sepanjang sejarahnya pada tahun lalu. BNI diketahui telah berhasil membukukan pertumbuhan laba 68% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp18,31 triliun pada 2022. 

Selain itu, pertumbuhan kredit BNI juga berhasil tumbuh 10,9% yoy dengan rasio loan at risk (LaR) yang turun dari 23% menjadi 16%dan tingkat biaya kredit atau cost of credit turun dari 3,3% menjadi 1,9% di tahun 2022. 

Kinerja moncer BNI tersebut dibarengi dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang ketat oleh perseroan. Hal tersebut ditandai dengan penghargaan The Best State Owned Enterprises dan masuk dalam kategori Top 50 Big Cap Public Listed Companies dari Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) yang diraih BNI.

Penghargaan tersebut diraih BNI terkait penerapan GCG sekaligus kestabilan bisnis jangka panjang yang dilakukan.(Jef)

BNI Dorong 7 Strategi Transformasi 2023

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI berkomitmen untuk terus mempertahankan kinerja yang positif dan berkelanjutan sehingga memberikan value yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, terdapat tujuh kebijakan strategis yang akan menjadi fokus pada 2023.

“Dengan berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis tersebut, kami percaya dan optimistis akan mencetak kinerja yang lebih baik lagi di tahun 2023 ini, khususnya kondisi di Indonesia yang jauh lebih baik dibanding negara-negara lain,” katanya.

Okki menyebutkan, strategi pertama yang dilakukan adalah dengan mengembangkan solusi transaksi dan ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah.

Kedua, mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital melalui data driven berbasis analytics, customer experience, dan perluasan partnership.

Ketiga, BNI fokus pada peningkatan penghimpunan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) dan pendapatan berbasis biaya atau Fee Based Income (FBI) yang berkelanjutan.

Keempat, BNI meningkatkan ekspansi bisnis pada corporate top tier serta sektor prioritas, value chain, dan cross selling dengan mengutamakan budaya risiko.

Kelima, perseroan melanjutkan Transformasi Human Capital, Culture, dan Operasional sehingga lebih tangkas dan sesuai jalur dalam mendukung bisnis perseroan.

Keenam, perseroan memperkuat jaringan bisnis internasional dalam mendukung penetrasi pasar global. Ketujuh, BNI mengoptimalisasi sinergi BNI Grup dalam memperkuat posisi Perusahaan Anak.

Adapun, harga saham BNI di akhir 2022 tercatat meningkat 36,7% year on year (YoY), jauh lebih tinggi dari peningkatan harga saham LQ-45 yang sebesar 0,7% YoY.

Pertumbuhan tersebut terlepas dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak cukup fluktuatif di tahun 2022 serta diwarnai dinamika kondisi geopolitik, harga komoditas, dan kebijakan moneter bank-bank sentral dunia dalam melakukan penyesuaian suku bunga (rate adjustment).

“Kami melihat banyak peluang di tahun 2023 yang dapat kami tangkap. Untuk itu, upaya transformasi perusahaan di tahun ini akan tetap berlanjut dalam memenuhi kebutuhan nasabah,” pungkasnya.(Jef)

BNI Komitmen Tekan Emisi Karbon

JAKARTA:(Globslnews.id) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (kode saham: BBNI) berkomitmen untuk mengimplementasikan Sustainable Finance (Keuangan Berkelanjutan) secara menyeluruh sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup, serta mematuhi arahan Otoritas Jasa Keuangan khususnya POJK No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan.

Selain dengan menyalurkan pembiayaan ke sektor usaha berkelanjutan yang kuat, komitmen tersebut juga dijalankan BNI dengan melakukan perhitungan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Scope 1, 2 dan 3 sehingga kedepannya dapat menjadi acuan dalam mengukur keberhasilan perseroan dalam upaya menekan emisi karbon.

Pada periode pelaporan 2022, BNI melakukan penyesuaian metodologi perhitungan dalam hal klasifikasi sumber emisi untuk menghitung emisi khususnya scope 3 yang meliputi, perjalanan dinas darat, perjalanan dinas udara, dan emisi pembiayaan dengan mengadopsi metodologi dari PCAF.

Tidak hanya itu, BNI juga mulai menghitung emisi pembiayaan untuk debitur segmen menengah dan korporasi, yaitu sektor perkebunan perkebunan, industri turunan produk perkebunan, pertambangan dan perdagangan komoditas, industri pengolahan, industri perdagangan, pulp and paper, konstruksi, hingga PLTU.

Di dalam peta jalan ESG, BNI akan menghitung emisi GRK Scope 1 dan 2 untuk seluruh kantor BNI hingga kantor cabang pembantu (KCP) di seluruh Indonesia, yang saat ini sedang dilakukan penyusunan pedoman dan format pengumpulan data sumber emisi agar ke depan perhitungan emisi dapat dilakukan lebih detail dan presisi.

Setelah melakukan penyusunan pedoman, selanjutnya BNI akan menetapkan target net zero emission sehingga diperoleh peta jalan yang akurat dalam menuju net zero emission.

Berdasarkan perhitungan BNI terhadap gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan pada 2022 diketahui untuk Scope 1 yang meliputi pemakaian BBM di gedung tercatat sebesar 121,64 ton CO2eq. Kemudian untuk Scope 2 yang meliputi emisi dari penggunaan listrik tercatat sebesar 295,208,86 ton CO2eq.

Untuk Scope 3 yang meliputi perjalanan dinas udara, perjalanan dinas darat, dan emisi pembiayaan masing-masing tercatat sebesar 2.013,87 ton CO2eq, 889,12 ton CO2eq, dan 13.392.779,24 ton CO2eq. Adapun total emisi GRK dari ketiga cakupan tersebut sebesar 13.691.012,79 ton CO2eq.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengungkapkan, sebagai bank pionir Green Banking dan salah satu first mover on sustainable banking di Indonesia, perseroan berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perseroan.

“Tentu ini akan menjadi sebuah langkah awal untuk kami dapat menjadi contoh pionir green banking di Indonesia yang tidak hanya fokus pada perhitungan bisnis, tetapi lebih jauh proaktif melakukan pengukuran komprehensif dari sisi emisi GRK,” katanya.

Adapun, Sustainable Portofolio yang BNI lakukan untuk sektor-sektor ramah lingkungan. Sepanjang 2022 pembiayaan pada Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) mencapai Rp 182,9 triliun atau 28,5% dari total portofolio kredit BNI.

Sustainable Portfolio ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil sebesar Rp 123,2 triliun; pengelolaan bisnis ramah lingkungan dan sumber daya alam hayati sebesar Rp 19,7 triliun; energi baru dan terbarukan sebesar Rp 10,9 triliun; pembiayaan untuk pencegahan polusi sebesar Rp 4 triliun; serta Sustainable Portfolio lainnya sebesar Rp 25,1 triliun.

BNI juga memiliki komitmen untuk mengembangkan praktik usaha berkelanjutan sejalan dengan agenda global. BNI mulai proaktif memperkenalkan Sustainability Linked Loan (SLL), di mana salah satu aspek utama SLL adalah pemberian insentif bagi nasabah untuk memperbaiki aspek ESG dalam bisnis mereka.

Sepanjang tahun 2022, BNI telah menyalurkan SLL sebesar USD 355 juta atau ekuivalen Rp 5,3 triliun yang disalurkan kepada debitur top tier di sektor industri prioritas, seperti Fast-Moving Consumer Goods dan manufaktur.(Jef)

HPN 2023, BNI Komitmen Dukung Peningkatan Kompetensi Wartawan

Medan:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI berkomitmen untuk semakin proaktif dalam membantu program-program peningakatan kompetensi wartawan.

BNI dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang dukungan BNI dalam Hari Pers Nasional (HPN) 2023.

MoU ini ditandatangani oleh Direktur Institutional Banking BNI Sis Apik Wijayanto, dan Ketua PWI, Atal S Depari dalam acara Puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2023. MoU ini disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo di Medan, Sumatra Utara, Kamis 9 Februari 2023.

MoU ini merupakan wujud dari kerjasama antara BNI dan PWI dalam upaya meningkatkan profesionalisme para wartawan dan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan dunia jurnalistik di Indonesia.

Ruang lingkup MoU ini adalah untuk meningkatkan kerjasama dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jurnalisme, pengembangan bidang profesi, keilmuan, dan aplikasi jurnalisme, sosialisasi program media literacy (melek media) untuk peningkatan citra positif kepada masyarakat, serta pendayagunaan sumber daya.

BNI yakin bahwa MoU akan membawa dampak positif bagi perkembangan profesi wartawan sekaligus membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi komprehensif dan berimbang.

Direktur Institutional Banking BNI Sis Apik Wijayanto mengatakan perseroan merasa terhormat dapat menjadi bagian dalam pengembangan industri media melalui MoU peningkatan kompetensi wartawan

BNI percaya bahwa kerjasama ini akan mampu mewujudkan profesi wartawan yang lebih berkelanjutan guna mendukung peningkatan literasi sekaligus optimisme pertumbuhan ekonomi.

“Kami berterima kasih kepada PWI atas kesempatannya untuk bekerja sama. Semoga kita terus dapat menjalin kerjasama yang baik dan memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan jurnalisme di Indonesia,” ujar Sis Apik.(Jef)

Laba BNI Cetak Rekor, Ternyata Ini Kuncinya

Jakarta:(Globalnews.id)–Di tengah ketidakpastian dan tantangan perekonomian global, industri keuangan Indonesia masih mencatat kinerja positif. Hal ini ditandai dengan kinerja dari salah satu bank pelat merah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dengan laba yang mencetak rekor dan ‘terbang’ 68% mencapai Rp 18,31 triliun.

Capaian ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah BNI beroperasi dan didukung oleh peningkatan kredit transformasi, dan inovasi. Sepanjang 2022, BNI mencatat penyaluran kredit Rp 646,2 triliun atau tumbuh 10,9% dibandingkan 2021.

Ekonom INDEF Nailul Huda menyebut kinerja positif perbankan tidak lepas dari pulihnya perekonomian nasional sehingga meningkatkan pertumbuhan kredit. Namun, dia tak memungkiri adanya potensi perlambatan penyaluran kredit akibat kenaikan suku bunga acuan.

Menurut dia, pertumbuhan kredit bisa turun ke angka 8% hingga 9%. Sehingga pihak perbankan perlu menyiapkan antisipasi demi tetap menjaga kinerja positif.

“Seperti BNI yang memang mencatatkan kinerja positif baik di kredit dan pertumbuhan DPK. Salah satu kuncinya adalah menjaga nilai NPL turun, sehingga risiko perbankan semakin berkurang. Semakin turun NPL, maka cost of credit-nya akan menurun. Hal ini semakin membuat biaya penyaluran kredit semakin efisien,” jelas Nailul, Selasa (31/1/2023).

Secara terpisah, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengungkapkan peningkatan kinerja yang terlihat pada perbankan di tanah air terutama didorong oleh pemulihan ekonomi. Kemudian dipengaruhi peningkatan permintaan kredit sebesar Rp 272,27 triliun atau 10,35%, terutama pada sektor manufaktur, perdagangan dan pertambangan.

Peningkatan kredit program pun juga memberikan dampak, antara lain Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan KPR Subsidi.

“Selain itu, seiring dengan perbaikan kondisi pasca Covid-19, hal tersebut mendorong menurunnya kredit restrukturisasi, termasuk yang menggunakan stimulus Covid-19. Kondisi perbaikan tersebut berdampak pada penurunan rasio NPL Bank Himbara dari 3,19% (Desember 2021) menjadi 2,54% (Desember 2022),” ungkap dia kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Dian melanjutkan, sejalan dengan pertumbuhan kredit dan penurunan risiko kredit, bank juga mengalami peningkatan fee based income dan peningkatan cost efisiensi. Hal ini didapatkan melalui proses transformasi digital yang sedang berjalan.

“Hal tersebut dengan sendirinya memberikan pengaruh terhadap peningkatan laba bank. Namun demikian, OJK akan terus mencermati perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian nasional, termasuk fungsi intermediasi dan stabilitas sistem keuangan,” ujar dia.

Sementara itu, untuk mendukung kinerja perbankan, pihaknya akan mencermati perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian nasional. OJK pun akan meminta Lembaga Jasa Keuangan (LJK) menyiapkan buffer memadai untuk memitigasi risiko yang mungkin timbul.

“OJK juga akan merespon secara proporsional perkembangan lebih lanjut dengan tetap mengedepankan stabilitas sistem keuangan serta menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional,” tegas Dian.

Sebelumnya, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan realisasi laba bersih ini lebih tinggi dari estimasi. Sepanjang 2022, penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif ini, dan membuat perbaikan kualitas aset.

BNI mencatat ratio loan at risk (LaR) BNI turun dari 23% menjadi 16% dan tingkat biaya kredit (cost of credit) turun dari 3,3% menjadi 1,9% pada 2022

“Itu merupakan hasil kombinasi antara strategi pertumbuhan bisnis yang prudent, selektif. Kredit kami tumbuh 10,9% secara tahunan dengan sumber pertumbuhan dari nasabah yang tentunya berkualitas baik,” ujar Royke dalam acara BBNI Earnings Call FY2022, Selasa (24/1/2023).(Jef)

Raih Laba Bersih Rp 18,31 Triliun di 2022: Transformasi dan Inovasi Jadi Kunci BNI Cetak Laba Tertinggi Sepanjang Sejarah

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI berhasil menutup 2022 dengan mencetak kinerja impresif dan berhasil melampaui konsensus pasar. Hal ini tercermin dari laba bersih konsolidasi yang tercatat Rp 18,31 triliun, tumbuh signifikan 68% Year-on-Year (YoY), dan merupakan perolehan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah BNI.

Kinerja yang prima ini terwujud melalui kerja keras seluruh insan BNI dalam menjalankan kebijakan strategis yang ditetapkan, di tengah periode pemulihan ekonomi 2022 serta upaya memastikan agenda transformasi perusahaan terus berjalan sesuai dengan blueprint.

Total kredit yang disalurkan di tahun 2022 telah mencapai Rp 646,19 triliun, tumbuh di atas target awal perusahaan yaitu mencapai 10,9% YoY, diikuti dengan Net Interest Margin (NIM) yang terjaga di posisi 4,8%. Pertumbuhan kredit yang sehat ditopang oleh ekspansi bisnis dari debitur top-tier dan bisnis turunannya yang berasal dari value chain debitur.

Dari sisi likuiditas, BNI berhasil mencatatkan pertumbuhan Current Account Saving Account (CASA) yang kuat sebesar 10,1% YoY, yang dihasilkan dari strategi perseroan untuk membangun transaction-based CASA, melalui penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif dan reliable.

Pertumbuhan fee-based income (FBI) pun tercatat sebesar 8,7% YoY menjadi Rp 14,8 triliun. Hal ini dicapai dengan melakukan pergeseran pola pertumbuhan FBI untuk mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan biaya transfer melalui program BI Fast sejalan dengan trend menurunnya transaksi transfer antar bank.

BNI secara inovatif berhasil menumbuhkan pendapatan non bunga yang memberi value-added bagi nasabah. Contohnya di retail banking, fitur billpayment atau pembayaran tagihan saat ini berkontribusi lebih dari Rp 300 miliar ke pendapatan, atau tumbuh 18% YoY.

Selain itu, di segmen Business Banking, BNI semakin aktif dalam memfasilitasi sindikasi dan mampu berkontribusi hampir Rp 1 triliun ke pendapatan non bunga, atau naik 100% dibandingkan tahun lalu.

Hasil kinerja yang positif ini berdampak pada Pre-provisioning Operating Profit (PPOP) yang dibukukan sebesar Rp 34,4 triliun atau tumbuh 10,8% YoY. Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui kebijakan perkreditan yang efektif mampu menekan rasio NPL sebesar 90 basis point (bps) secara tahunan menjadi 2,8%.

Jumlah kredit yang direstrukturisasi dengan stimulus Covid juga terus menurun nilainya menjadi Rp 49,6 triliun atau setara dengan 7,8% dari total kredit. Penurunan di kuartal lalu terutama berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi seperti restoran, hotel, tekstil dan konstruksi, hal ini mengindikasikan bahwa bisnis debitur di sektor tersebut mulai kembali pulih. Trend positif pada kualitas aset ini juga mendorong pembentukan beban CKPN menjadi lebih rendah sehingga Cost of Credit membaik dari 3,3% di tahun sebelumnya menjadi 1,9%.

“Pertumbuhan PPOP yang kuat dan diikuti dengan perbaikan kualitas aset ini membuat kami mampu menutup 2022 dengan capaian yang menggembirakan. Laba bersih ini adalah tertinggi sepanjang sejarah dan berada di atas ekspektasi pasar,” kata kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar di Jakarta, Selasa (24/1/2023).

*Inisiatif Digital*

Terkait dengan digitalisasi, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati menyampaikan, BNI fokus menggarap potensi bisnis nasabah di setiap aspek, dengan konsisten meningkatkan kapabilitas digital untuk mengembangkan berbagai solusi keuangan digital yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Dari segmen retail, jumlah user BNI Mobile Banking pada tahun 2022 mencapai 13,6 juta, tumbuh 26,1% YoY, yang diikuti dengan nilai transaksi yang tumbuh sebesar 30,4% YoY menjadi sebesar Rp 802 triliun, jauh melampaui transaksi di ATM yang sebesar Rp 676 triliun, dengan jumlah transaksi mencapai 597 juta atau tumbuh 37,6% YoY.

Angka tersebut menunjukkan bahwa nasabah BNI terus menshifting transaksinya dari platform konvensional ke platform digital. Hal ini sejalan dengan strategi BNI untuk menjadikan BNI Mobile Banking sebagai One Stop Financial Solutions bagi nasabah.

Dari segmen Wholesale Banking, BNI memiliki BNIDirect untuk menunjang transaksi bisnis nasabah dan debitur non perorangan secara digital dan mampu memenuhi semua kebutuhan klien dalam satu portal terintegrasi.

Sepanjang tahun 2022, tercatat jumlah user BNIDirect tumbuh 24,9% YoY menjadi 100.000 user, diikuti oleh pertumbuhan volume transaksi sebesar 47% YoY atau setara Rp 6.168 triliun, dengan jumlah transaksi yang juga meningkat 18,4% YoY atau mencapai 764 juta transaksi.

Masih dari Transformasi Digital, perseroan berencana untuk mentransformasi Bank Mayora yang diakuisisi pada 2022 untuk menjadi bank digital yang berfokus pada segmen UMKM. Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Mayora tanggal 6 Januari 2023, telah menunjuk manajemen baru yang merupakan kombinasi dari profesional dan ahli dengan latar belakang perbankan, startup business, hingga financial technology.

“Pengangkatan manajemen baru Bank Mayora ini diharapkan dapat memperkuat struktur manajemen perseroan dalam melakukan transformasi bank digital sebagai penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital bagi UMKM yang terdepan dan terunggul di Indonesia,” ujar dia.

*Korporasi Blue Chip Jadi Penopang Pertumbuhan Kredit*

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini memaparkan, pertumbuhan kredit BNI sebesar 10,9% YoY melebihi guidance yang ditetapkan perusahaan di awal 2022 yakni di kisaran 7% hingga 10%.

“Pertumbuhan tersebut dicapai di tengah upaya BNI melakukan transformasi dan fokus membangun portofolio kredit yang sehat melalui ekspansi pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional,” kata Novita.

Adapun sektor Business Banking mencatat pertumbuhan 10,3% YoY menjadi Rp 532,2 triliun. Pertumbuhan dari segmen tersebut didorong oleh segmen Korporasi Blue Chip yang tumbuh 28,9% YoY menjadi Rp 232,7 triliun; segmen Large Commercial meningkat 29,9% YoY menjadi Rp 53,1 triliun; segmen kecil terutama Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 19,8% YoY menjadi Rp 52,7 triliun.

Sementara di sektor Consumer Banking, Kredit Payroll masih menjadi fokus dengan pertumbuhan 20,3% YoY menjadi Rp 43,1 triliun, kemudian diikuti oleh Kredit Pemilikan Rumah yang tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp 53,5 triliun. Sehingga secara keseluruhan, kredit konsumer tumbuh 11,2% YoY menjadi Rp 110,1 triliun.

Lebih lanjut, BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi terus mengalami pemulihan. Hal ini berdampak positif pada portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir 2022 tersisa Rp 49,6 triliun, turun 31,2% YoY. Rasio Loan At Risk (LaR) ikut membaik menjadi 16%, dibandingkan 2021 yang berada di posisi 23,3%.

“Tentunya untuk tahun ini, kami menargetkan kualitas aset yang lebih baik lagi. Kami sangat bergembira karena sebagian besar debitur yang terdampak Covid-19 sudah mulai pulih dan bersiap ekspansi,” ujarnya.

BNI mendapat banyak lesson learned mengenai bagaimana meningkatkan efisiensi bisnis dari pandemi. Sepanjang tahun 2022, biaya operasional umum dan admin hampir tidak naik, hanya tumbuh 1%. Berbekal efisiensi biaya operasional umum ini, BNI berkesempatan membangun kapabilitas Human Capital dengan menaikkan biaya personalia sebesar 11%, atau hampir 2 kali lipat inflasi.

Kenaikan ini terutama di area seperti investasi training pegawai dan remunerasi variabel untuk mendorong kinerja dan semangat pegawai BNI agar memberikan service terbaik kepada nasabah. Meskipun demikian, BNI masih menjaga efisiensi bisnis yang tercermin dari rasio cost-to-income yang sebesar 42,6%, membaik 70 bps dibandingkan tahun lalu.

*Komitmen BNI Pada Keuangan Berkelanjutan*

Direktur Risk Management BNI David Pirzada mengungkapkan, sebagai bank pionir Green Banking dan motor penggerak pelaksana Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance) di Indonesia, perseroan berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perseroan.

Komitmen ini salah satunya diwujudkan dalam Sustainable Portofolio yang BNI lakukan untuk sektor-sektor ramah lingkungan. Sepanjang 2022 pembiayaan pada Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) mencapai Rp 182,9 triliun atau 28,5% dari total portofolio kredit BNI.

Sustainable Portfolio ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil sebesar Rp 123,2 triliun; pengelolaan bisnis ramah lingkungan dan sumber daya alam hayati sebesar Rp 19,7 triliun; energi baru dan terbarukan sebesar Rp 10,9 triliun; pembiayaan untuk pencegahan polusi sebesar Rp 4 triliun; serta Sustainable Portfolio lainnya sebesar Rp 25,1 triliun.

BNI juga memiliki komitmen untuk mengembangkan praktik usaha berkelanjutan sejalan dengan agenda global. BNI mulai proaktif memperkenalkan Sustainability Linked Loan (SLL), di mana salah satu aspek utama SLL adalah pemberian insentif bagi nasabah untuk memperbaiki aspek ESG dalam bisnis mereka.

Sepanjang tahun 2022, BNI telah menyalurkan SLL sebesar USD 355 juta atau ekuivalen Rp 5,3 triliun yang disalurkan kepada debitur top tier di sektor industri prioritas, seperti Fast-Moving Consumer Goods dan manufaktur.

“Kami juga menawarkan pricing yang menarik sebagai insentif bagi debitur dalam rangka meningkatkan pencapaian aspek ESG dalam bisnis usaha mereka sesuai jangka waktu yang telah disepakati. Untuk jangka panjang, kami ingin terus meningkatkan inisiatif tersebut agar menjadi bank dengan praktik ESG terbaik di Indonesia,” kata David.

*Kinerja Saham dan Fokus 2023*

Direktur Corporate & International Banking Silvano Rumantir menyampaikan, harga saham BNI di akhir 2022 tercatat meningkat 36,7% YoY, jauh lebih tinggi dari peningkatan harga saham LQ-45 yang sebesar 0,7% YoY. Pertumbuhan tersebut terlepas dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak cukup fluktuatif di tahun 2022 serta diwarnai dinamika kondisi geopolitik, harga komoditas, dan kebijakan moneter bank-bank sentral dunia dalam melakukan rate adjustment.

BNI memiliki komitmen untuk terus mencetak profitabilitas yang sehat dan sustain sehingga memberikan value yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama para pemegang saham. Meskipun kondisi perekonomian global masih penuh tantangan, BNI yakin kondisi Indonesia jauh lebih baik dibanding negara-negara lain.

“Kami melihat banyak peluang di tahun 2023 yang dapat kami tangkap. Untuk itu, upaya transformasi perusahaan di tahun ini akan fokus di beberapa area seperti pengembangan solusi transaksi dan ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah,” kata Silvano.

Terdapat tujuh kebijakan strategis yang akan menjadi fokus pada 2023. Pertama, BNI mengembangkan solusi transaksi & ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Kedua, mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital melalui data driven berbasis analytics, customer experience, dan perluasan partnership.

Ketiga, BNI fokus pada peningkatan CASA dan FBI yang sustain. Keempat, BNI meningkatkan ekspansi bisnis pada corporate top tier serta sektor prioritas, value chain, dan cross selling dengan mengutamakan budaya risiko.

Kelima, perseroan melanjutkan Transformasi Human Capital, Culture, dan Operasional sehingga lebih agile dan lean dalam mendukung bisnis. Keenam, perseroan memperkuat jaringan bisnis Internasional dalam mendukung penetrasi pasar global. Ketujuh, BNI juga mengoptimalisasi sinergi BNI Grup dalam memperkuat posisi Perusahaan Anak.

“Dengan berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis tersebut, kami percaya dan optimis akan mencetak kinerja yang lebih baik lagi di tahun 2023 ini,” pungkasnya. (Jef)