Arsip Tag: FORWADA (forum wartawan daerah)

BNI Siap Fasilitasi Pembiayaan UMKM agar Naik Kelas dan Go Global

.

Jakarta: (Globalnews.id)- Wakil Pemimpin Divisi SME PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Yessy Aktaina mengatakan, UMKM semakin memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, karenanya perlu untuk terus didorong agar bisa go internasional atau ekspor. DIa menegaskan, membuat UMKM naik kelas, merupakan focus BNI saat ini.

Yessy menuturkan, ada 3 Pilar Strategi Pemberdayaan UMKM BNI, pertama, BNI mendorong pelaku UMKM untuk Go Ekspor, kedua BNI fokus untuk meningkatkan bisnis Mitra BNI melalui value chain berbasis digital”, dan ketiga, “BNI fokus untuk pengembangkan ekosistem unggulan berbasis digital.
“Untuk ekspor BNI telah menyiapkan skema pembiayaan BNI untuk Produksi UMKM Naik Kelas antara lain Fast Trex & BWU Fast Trex (Fasilitas Transaksi Ekspor), untuk Nasabah Baru ataupun Existing berorientasi ekspor,” ujar Yessy. dalam FORWADA – MIKRO FORUM VIRTUAL
DISCUSSION SERIES 2022 – “Bagaimana G20 Perkuat UMKM dan Sendi-sendi Ekonomi Terpenting Pasca Pandemi?”, di Resto D’Kampoeng, Bogor, Jawa Barat, Kamis, (24/2/2022).

Yessy mengungkapkan, guna membantu UMKM go global, BNI telah menghadirkan Xpora, merupakan One Stop Solution Hub yang memberikan layanan bagi pelaku UMKM Indonesia agar dapat Go Productive, Go Digital, & Go Global serta menjadi pusat layanan bagi para pengusaha diaspora Indonesia yang berada di luar negeri.
Melalui Xpora, BNI ingin KCLN dan diaspora Indonesia untuk membantu ekspor UMKM. “Xpora merupakan orkestrator ekosistem UMKM yang mempertemukan penjual, pembeli (termasuk Diaspora) dan enabler ekspor,” tutur Yessy.
Ditambahkan, hinga saat ini Xpora Physical Hub tersedia di 7 Kota antara lain, Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Denpasar, Makasar dan Medan. Selain itu BNI juga telah menyiapkan Skema Reguler Pembiayaan kepada UMKM, diantaranya, pendanaan UMK, Kredit Usaha Rakyat (KUR), BNI Wirausaha (BWU), dan Kredit Usaha Kecil dan Mengah.
Senada dengan Greatman Rajab, Yessi mengamini perlunya kolaborasi antar instasi/lembaga dalam membangun UMKM agar naik kelas. Yessi menyebut, UMKM Indonesia memiliki potensi yang luar biasa, hanya saja saat ini UMKM menghadapi beragan kesulitan berupa akses yang harus dibantu dan dipermudah baik secara regulasi maupun program dari instritusi.
“Kolaborasi penting, namun capacity building juga area yang harus dipikirkan oleh UMKM. Jadi penggerak ini utamanya dari UMKM, tidak hanya dipancing oleh institusi, UMKM harus punya willingness untuk expanded dirinya,” katanya.
“Kita punya banyak strategi, kita mau bikin ekpor itu lebih mudah untuk meningkatkan lebih banyak lagi menciptakan UMKM jadi naik kelas. Tapi UMKM itu sendiri harus punya eagerness mengembangkan dirinya,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Drektur Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi (GKKT) Otoritas Jasa Kuangan (OJK)/Wakil Satgas Syariah dan UMKM, Greatman Rajab mengatakan, salah satu peran penting UMKM bagi perekonomian Indonesia adalah dari aktivitas ekspor non migas yang mencapai 15,65 % dari total ekspor nasional.
Untuk itu, OJK terus mendukung pengembangan ekosistem UMKM yang mencakup sektor fashion, food, holtikultura, ekonomi kreatif, furnitur, dan pertenakan menjadi prioritas ekspor. Selain itu, akselerasi digital UMKM melalui kegiatan edukasi serta fasilitas on boarding business, business matching, dan capacity building.
“OJK juga mendirikan Kampus UMKM yang merupakan program kerjasama industri jasa keuangan dengan stakeholder terkait, seperti start up unicorn dan PTN/PTS untuk memberikan pelatihan end to end kepada kelompok UMKM agar siap-siap go global,” ujarnya.

Lebih lanjut Greatman Rajab menuturkan, UMKM harus dapat memanfaatkan presidensi G20 untuk mendorong peluang usaha di sektor hijau. Menurutnya, pandemi Covid-19 telah menjadi wakeup call untuk transisi menuju ekonomi hijau sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan dan berorientasi ramah lingkungan. Ekonomi hijau ini dapat menjadi bagian dari proses recovery dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Data dari World Economic Forum, 2020, transisi hijau dapat menghasilkan peluang bisnis senilai USD 10,1 triliun dan 395 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2030. Ini dapat mendorong terciptanya peluang usaha baru (green job) bagi para Pelaku UMKM termasuk milenial,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut Greatman, hampir semua pihak punya niat baik untuk memajukan UMKM Indonesia. Namun, hanya satu yang kurang, yakni masalah bagaiman sinergi dan kolaborasi itu bisa dilakukan dengan baik. Sebab, jika berjalan sendiri-sendiri tidak akan memberikan added value yang bagus.

“OJK selaku regulator akan terus mendukung dari sisi kebijakan dengan mendorong industri jasa keuangan di Indonesia ini bisa terus mendukung pembiayaan khususnya bagi UMKM di Indonesia,” tegasnya. (Jef)

Dari Menteri, Pelaku Usaha Sampai Bupati Semua Optimis Pariwisata Akan Bangkit Tahun Ini

Jakarta: (Globalnews.id) – Optimistme kebangkitan sektor kepariwisataan dan ekonomi kreatif kini makin menguat seiring program vaksinasi covid-19 dan berbagai kebijakan pemerintah terkait sektor pariwisata. Namun untuk membangun optimisme dunia pariwisiata di tahun kedua Covid-19 membutuhkan kerjasama dari segenap pemangku kepentingan terkait.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan, saat ini pihaknya menggenjot kunjungan pariwisata domestik antara lain melalui program Bangga Berwisata di Indonesia (#diindonesiaaja). Sandi menyatakan, ada 55 juta warga Negara Indonesia kelas menengah di Indonesia yang sangat potensial digarap untuk bisa berwisata di dalam negeri.

“Dulu kita fokus mengejar Thailand, Malaysia dengan berjuta-juta wisatawan internasioal, itu saya singkat wising, saat sekarang wising itu kita masih berharap terus tapi karena covid ini kita harus kalibrasi. Tetapi ada wisatawan nusantara yang saya singkat wisdom, ini adalah kearifan, kebijaksanaan kita, kita punya lebih dari 55 juta warga kelas menangah yang sangat mampu dan ingin berwisata,” ujar Sandiaga Uno dalam diskusi Forwada bertajuk “Membangkitkan Optimisme Industri Pariwista Nusantara,” Kamis, (4/3/2020)

Selain Sandiaga Salahuddin Uno, webinar juga menampilkan Nara sumber lain yaitu Nia Niscaya, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Sunaryanta Bupati Kabupaten Gunung Kidul ;Bonai Subiakto, Sekertaris Perusahaan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero); Irvan Muthalib, Founder & CEO Haitraveller; dan Danny Januar Direktur Layanan TI Bakti Kominfo Untuk Pemerintah dan Masyarakat.

Event webinar yang disponsori Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Bakti Kominfo, PT Bank Negara Indonesia (Persero) tbk, Bank Central Asia (BCA) tbk, Bank OCBC NISP dan PT. SMF (Sarana Multigriya Finansial)

Sandiaga Uno yang juga Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga mengungkapkan, untuk mendorong kunjungan wisatawan asing maupun domestik saat ini tidak terlepas dari pademi covid-19 yang telah memasuki tahun kedua.

Menurut Sandiaga, pihaknya ingin sesegera mungkin memulihkan kembali industri pariwisata, namun sebelumnya harus bisa memastikan bahwa angka penularan covid-19 ini dalam situasi yang terkendali. “Saat ini PPKM mikro yang dijalankan pemerintah telah cukup sukses menekan angka penularan covid-19 secara significan, dari 15 ribu perhari sampai diangka 5 ribu perhari. Ini menjadi suatu angin segar agar kita lebih disiplin dalam mematuhi PPKM mikro,” ujarnya.

Sandi menyebutkan, melihat perkembangan covid di tahun kedua ini, untuk menggenjot kunjungan pariwisata baik asing maupun domestik dibutuhkan sebuah kolaborasi kolosal. Sandi, mengatakan, kolaborasi itu harus dijalin dengan berbagai instansi terkait instansi seperti Kementrian Luar Negeri, Kementrian Hukum & HAM, Satgas Covid-19, Kementrian Kesehatan, dan Kementrian Perhubungan serta juga elemen masyarakat dan dunia usaha.
Soal kapan Indrustri pariwisata bisa kembali bangkit, Sandi mengaku optimis hal itu akan terjadi di kwartal kedua dan ketiga di tahun ini. “Jika ditanya waktu, saya ingin lebih optimis, saya ingin memberi harapan, saya ingin menyampaikan jika kita terus berdisiplin dan angka covid-19 ini bisa terus ditekan, saya melihat kwartal kedua dan ketiga ini kita mulai meningkat dari segi event ekonomi kreatif dan pemulihan dari pariwisata dan kebangkitan ekonomi kita,” paparnya.

Nia Niscaya, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya menambahkan, tahun 2021 ini pihaknya bersiap menyambut kepulihan sektor pariwisata tanah air dengan bertumpu utamanya kepada wisatawan domestik sambil bersiap akan kedatangan para wisatawan mancanegara.

Menurutnya dari segi strategi pemasaran Kemenparekraf saat ini yang terpenting adalah membangun kepercayaan pelaku usaha dan juga membangun kepercayaan pasar, bahwa Indonesia sudah siap dengan new normal. Hal ini karena ada perubahan trend di sector pariwisata, dimana sekarang bukan destinasinya pemikat wistawan untuk datang atau tidak, tetapi bagaimana kesiapan protocol kesehatan di lokasi wisata.
“Saat ini orang lebih banyak mencari yang lokasi wisata yang less crowded, yang berorientasi alam terbuka, kesehatan wellness dan adventure, dari segi penerbangan orang lebih suka yang direct fligh, atau kalo yang domestik safe traveling, pergi bareng keluarga,” katanya.
Ditegaskan, pemasaran pariwisata saat ini sangat bergantung pada penanganan pandemic covid-19. Karena itu, saat ini semua sector pariwista harus bisa beradaptasi, berinovasi dan berkolaborasi. Kemenparekraf sendiri terus berupaya berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam membangun presepsi bahwa Indonesia telah siap dengan new normal.(Jef)