Arsip Tag: Himpunan Pengusaha Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI)

Menteri Teten Dukung Terbentuknya Korporasi Peternak Domba & Kambing di Karanganyar

Karanganyar:(Globalnews id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mendorong terbentuknya korporasi peternak kambing dan domba di Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng).

Hal tersebut disampaikan MenKopUKM saat berdiskusi dengan para peternak domba-kambing yang tergabung dalam Himpunan Peternak Domba-Kambing Indonesia (HPDKI) Jateng di Jangkar Hijau Farm, Karanganyar, Jateng, Senin (6/12/2021).

Dikatakan Teten, domba dan kambing telah memiliki market atau pasar tetap yang terkait dengan kegiatan keagamaan yaitu aqiqah.

“Angka penjualan kambing untuk aqiqah itu mencapai Rp6,1 triliun, itu besar sekali. Dan angka itu masih kurang apalagi kalau mau masuk ke pasar Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura terlebih Timur Tengah,” kata Teten.

Menurut Teten, ekosistem pengelolaan peternakan di Jangkar Hijau Farm sudah sangat benar. “Disini sistemnya sudah benar, ada pembiakan breedingnya, sudah ada juga koperasinya. Ini punya potensi untuk dibesarkan, sehingga jika ini dibesarkan maka serapan tenaga kerja juga akan semakin besar,” terangnya.

Disisi lain, Teten memastikan bahwa koperasi harus bisa menjadi off taker dari produk para anggota, sehingga harha peternak ini bisa dikontrol melalui satu pintu agar harga di peternak tidak dimainkan oleh pasar.

“Oleh karena itu, koperasinya mesti ditingkatkan,” kata Teten Masduki.

MenKopUKM optimis harapan dari para peternak menjadikan Karanganyar sebagai sentra domba & kambing dapat segera terwujud.

“Ini ekonomi yang sangat baik, terutama untuk membangun koorporasi peternakan berbasis peternakan rakyat,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto mengatakan, pihaknya sudah memfasilitasi terbentuknya koperasi bagi para peternak domba & kambing.

“Koperasinya sudah berjalan, yang pertama terkait penyediaan pakan ternak,” katanya.

Namun, Rober tak manampik faktor permodalan masih menjadi belenggu bagi para peternak domba & kambing di Karanganyar. “Oleh karena itu, dengan hadirnya Bapak MenKopUKM dapat membantu menyekesaikan permasalahan yang dihadapi para peternak,” ungkapnya.

Berdasarkan data Dinas Peternakan Karanganyar, populasi domba & kambing di Karanganyar mencapai 125 ribu ekor. “Potensi ini cukup besar untuk ditingkatkan, terlebih minat para melleni untuk mengembangkan peternakan domba & kambing di Karanganyar sangat besar,” tutur Rober.

Dikesempatan yang sama, Parmin Sastro selaku Sekretaris Jenderal DPP Pusat HPDKI menyebut bahwa hingga saat ini kurang lebih ada 13 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan 130 Dewan Perwakilan Cabang (DPC) yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Sementara di Jawa Tengah, lanjut Parmin, hampir seluruh kabupaten/kota sudah memiliki DPC,” kata Parmin.

Ia optimis Karanganyar mamou menjadi sentra domba & kambing terbesar di Jawa Tengah. Terlebih disukung oleh sumber pakan yang melimpah, serta sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dan didominasi oleh kalangan millenial.

“Jadi, kalau peternaknya millenial ada harapan besar tiga atau empat tahun mendatang akan scale up,” terangnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, pihaknya tengah mengembangkan perkawinan silang antara kambing cross dorper dengan kambing lokal yang menkadi pilot project saat ini.

Menuritnya, ketika kambing cross dorper dikawinkan silang dengan domba lokal akan menjadi sangat produktif.

“Ketika cross dorper dikawinkan dengan domba lokal itu umumnya dalam waktu empat bulan sudah 40 ekor rata-rata anaknya, dan dalam dua tahun bisa tiga kali melahirkan. Selain itu, pertumbuhan dagingnya pun cukup bagus. Namun,jika dikawinkan dengan lokal juga, hanya menhasilkan kurang lebih 15 ekor saja. Jadi saat ini cross dorper dipikih sebagai pejantan untuk pemulihan peningkatan kuakitas genetik,” paparnya.

Parmin berharap kehadiran Bapak MenKopUKM dapat mempermudah para peternak mengakses bibit murninya. Pasalnya, bibit murni sangat dibutuhkan para peternak untuk lebih mempersingkat waktu dan juga meningkatkan kualitas produksi.)Jef)

Menteri Teten Masduki Ajak HPDKI Bangun Korporatisasi Peternak Domba-Kambing Berbasis Koperasi

Anyer:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) menjadi Campaign Manager untuk membangun dan meningkatkan kualitas peternakan domba dan kambing di seluruh Indonesia.

Salah satu caranya, terus mengupayakan penguatan korporatisasi peternak sebagai bagian dari program besar kementerian dalam pengembangan koperasi di sektor produksi.

“Peternak yang skala usahanya masih kecil-kecil dan perorangan dapat berbisnis dalam skala ekonomi dan lebih efisien. Oleh karena itu, kelembagaan peternak harus kita perbaiki bersama,” tegas Teten pada acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) ke-4 HPDKI, di kawasan Anyer, Banten, Kamis (2/12/2021).

Teten yang juga sebagai Ketua Dewan Penasehat HPDKI berharap peternak mendapat manfaat besar melalui konsolidasi ke dalam kelembagaan koperasi modern, di mana koperasi berperan di seluruh proses bisnis, mengadopsi teknologi informasi (transformasi digital), dan terintegrasi hulu ke hilir.

“Sehingga Circuit Economy atau Closed Loop Economy dapat diwujudkan dalam satu kawasan. Strategi ini juga diterapkan beberapa negara maju dengan koperasi peternakan besar, seperti Belanda dan Selandia Baru,” jelas MenKopUKM.

Dalam bisnis model seperti itu, koperasi berperan sebagai aggregator dan offtaker. Dengan model seperti itu, akan tercipta kepastian harga dan pasar.

“Intinya, kita akan scaling-up para peternak ke dalam wadah koperasi,” tandas Teten.

Di samping itu, pemerintah juga memberikan asistensi berupa penyediaan pinjaman dana bergulir LPDB-KUMKM dengan pola konvensional (bunga 3% sliding) maupun syariah (bagi hasil 20:80).

“LPDB-KUMKM berkomitmen menghadirkan pembiayaan yang mudah, murah, dan cepat, yang saat ini alokasinya difokuskan pada koperasi,” imbuh MenKopUKM.

Sumber pembiayaan lain adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tahun ini alokasinya naik menjadi Rp285 triliun (realisasi penyaluran KUR sampai 30 November 2021 sebesar Rp263,22 triliun kepada 6,971,322, debitur atau 92,36% dari target). Pelaku usaha mikro dan kecil dapat mengakses KUR tanpa agunan yang awalnya Rp50 juta naik menjadi Rp100 juta bunga menjadi 3%.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menyebutkan bahwa wilayahnya memiliki banyak potensi pertanian dan peternakan yang bisa dikembangkan, selain sektor pariwisata.

“Kita banyak potensi, dengan ketersediaan lahan yang juga banyak. Termasuk lahan milik Perhutani. Ini bisa dibangun untuk pengembangan sektor pertanian dan peternakan di Banten,” kata Andika.

Andika menambahkan, setiap Hari Raya Idul Qurban, Banten membutuhkan sekitar 60 ribu ekor domba dan kambing. Namun, Banten baru bisa memproduksi 20 ribu ekor saja, sisanya banyak dipasok dari Jawa Barat.

“Artinya, peluang ternak domba dan kambing masih sangat terbuka. Kita akan mensinkronkan program pengembangan peternakan, khususnya domba dan kambing, dengan HPDKI,” tukas Andika.

Alternatif Protein

Sementara itu, Ketua DPP Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) Yudi Guntara Noor mengatakan bahwa tantangan organisasi ke depan akan sangat berbeda. Oleh karena itu, jajaran pengurus akan merevitalisasi peran HPDKI.

“Pertumbuhan DPC HPDKI meningkat dua kali lipat hingga sekarang berjumlah 132 di banyak kabupaten dan kota di Indonesia. Artinya, animo beternak domba dan kambing terus meningkat,” kata Yudi.

Selain itu, Yudi juga akan terus mendorong daging domba dan kambing menjadi alternatif protein daging bagi asupan masyarakat, di samping daging ayam dan sapi.

“Kita akan terus kampanyakan bahwa daging domba dan kambing itu menyehatkan. Tidak seperti yang dipahami masyarakat selama ini. Itu amanat dari Presiden Jokowi,” ungkap Yudi.

Amanat presiden lainnya, lanjut Yudi, menjadikan peternakan domba dan kambing sebagai penggerak roda perekonomian di desa-desa.

“Amanat Presiden Jokowi lainnya adalah membangun korporatisasi peternakan rakyat agar lebih efisien dan produktif. Tapi, dimiliki peternak rakyat, bukan korporasi besar. Termasuk mengembangkan peternak milenial,” pungkas Yudi.(Jef)