Arsip Tag: Sosmed

Manfaatkan Media Sosial untuk Promosikan Budaya Indonesia

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)-upaya meningkatkan literasi digital adalah dengan mengedukasi masyarakat agar tidak mudah menyebarkan/menerima konten buruk dari internet, baik aplikasi chat, media sosial, website guna menyaring informasi di dunia digital yang bisa saja berisi malware (virus), penipuan online, hoaks, hate speech dan lainnya.

Esensi peningkatan literasi ini bertujuan agar masyarakat memiliki kebiasaan bersikap skeptis (tidak mudah percaya) dan kritis terhadap apapun yang dibaca melalui internet.

Literasi digital merupakan satu kesatuan sikap, pemahaman, keterampilan dalam menangani dan mengomunikasikan informasi dan menggunakan pengetahuan dengan efektif pada berbagai media dan format.

Hal itu disampaikan Prof. Dr. Budiharjo, M.Si, Direktur Program Pascasarjana Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama) dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema Promosi Budaya Melalui Peningkatan Literasi Digital, Selasa, 24 Mei 2022.

Selain Prof. Dr. Budiharjo, M.Si, hadir sebagai Pembicara Kunci Anggota Komisi I DPR RI Dede Indra Permana, Dirjen Aptika Kemkominfo Semual Abrijadi Pangerapan dan Siswanto Rusdi, Direktur The National Maritime Institute (Namarin), Jakarta.

Dia menjelaskan kemampuan literasi dalam aspek kehidupan menjadi penyangga bagi kemajuan peradaban suatu bangsa. Literasi dimaksudkan sebagai upaya keberaksaraan, yaitu kemampuan membaca dan menulis.

“Budaya literasi ditujukan sebagai pembiasaan berpikir yang diawali dengan kegiatan membaca dan menulis hingga tercipta sebuah karya yang diharapkan terjadinya perubahan tingkah laku dan budi pekerti,” katanya.

Siswanto Rusdi, Direktur Namarin menyampaikan fakta tentang Indonesia dimana dua pertiga dari wilayah Indonesia terdiri dari air, baik laut, sungai maupun danau dan memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada dengan panjang mencapai 99.083 KM.

Dia menambahkan Indonesia merupakan negara kepulauan yang seluruhnya terdiri atas kepulauan-kepulauan dan mencakup pulaupulau besar dan kecil yang merupakan satu kesatuan wilayah, politik, ekonomi, sosial budaya, dan historis yang batas-batas wilayahnya ditarik dari garis pangkal kepulauan.

Pada Webinar tersebut, Dede Indra Permana SH, Anggota Komisi I DPR RI mengatakan kemajuan internet telah memberikan kemudahan proses komunikasi dan membawa perubahan dan mendukung kegiatan masyarakat. “Manfaatkan kemajuan digital dengan maksimal mungkin, sefektif mungkin dan se-kreatif mungkin,” katanya.

Dia menjelaskan media sosial seperti youtube, facebook, tik tok dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan budaya Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan kemauan untuk belajar tentang dunia digital. Namun, harus juga pinter melindungi data pribadi kita di dunia internet, jangan mudah terprovokasi dengan berita bohong atau bahkan ikut menyebarkan berita bohong.(Jef)

Dede Indra Permana: Gunakan Media Sosial untuk Hal Positif dan Produktif

JAKARTA:(GlOBALNEWS.ID)- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-P Dede Indra Permana, SH mengajak masyarakat untuk menggunakan media sosial untuk hal-hal yang lebih positif dan produktif sehingga menghindari penggunaan media sosial untuk menyebarkan informasi tidak benar.

“Lebih baik media sosial dimanfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat seperti menjual produk ekonomi atau sebagai alat komunikasi guna mendekatkan yang jauh,” katanya dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator Bijak Berkomentar di Ruang Digital, Sabtu, 23 April 2022.

Pada Webinar hasil kerja sama DPR RI dan Kemkominfo tersebut, Dede menjelaskan ada beberapa berita-berita yang belum tentu kebenarannya sehingga masyarakat harus selalu hati-hati dalam menerimanya seperti berita-berita tentang undian atau berita yang berbau SARA.

Oleh karena itu, katanya, kita harus bijak dalam mencermati apa isi dan sumber berita tersebut. “Jangan sampai kita terprovokasi dengan berita-berita yang tidak benar dan berbau SARA karena dapat memicu terjadinya perpecahan maupun kerugian lainnya,” katanya.

Algooth Putranto, Akademisi Universitas Sahid Jakarta mengatakan terkadang kecepatan jari dalam menuliskan sebuah komentar pada sebuah media sosial atau menulis content dalam media sosial jauh lebih cepat dari pikiran.

Pengguna media sosial harus berhati-hati jika membuat content-content yang dapat membuat orang lain tidak senang. “Hati-hati dengan jempol anda. Berfikir dulu sebelum posting. Untuk apa menyebarkan kebencian di media sosial? Tidak penting,” katanya.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhamadiyah Jakarta Nani Nurani Muskin mengatakan ruang digital sangat terbuka di dunia maya, fleksibel dan dinamis serta menjadi representasi dunia nyata di dunia maya.

Dia menyebutkan berdasarkan survey We Are Social, pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 191 juta orang pada Januari 2022 dan akan terus bertambah. “Kalau kita bisa dorong ke arah yang positif akan luar biasa dampaknya,” katanya.

Menurut dia, ada lima prinsip komunikasi agar bijak berkomentar di ruang digital yakni komunikasi bersifat sistematik, setiap prilaku berpotensi komunikasi dan komunikasi memiliki dimensi isi dan hubungan, bersifat irreversible serta bukan panasea atau obat mujarab untuk menyelesaikan masalah.

Dia menambahkan tips bijak berkomentar di ruang digital antara lain berfikir sebelum komen, jangan komen dulu baru berdikir karena bisa menimbulkan penyesalan. “Ingat jarimu adalah pedangmu. Hati-hati share data pribadi,” katanya.

Nani juga mengingatkan pentingnya bersikap empati dan menghargai keberagaman udaya di dunia digital serta hindari hoax, isu SARA, pornografi dan isu sensitif lainnya. “Jangan membully (Ciber Bullying), serta hindari komen negatif,” ujarnya.(Jef)

Jarimu Harimaumu; Hati-Hati Gunakan Media Sosial

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)– Irmanto Lukman, Dosen Komunikasi Universitas Al Azhar mengingatkan agar kita harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial dimana jumlah penggunanya di Indonesia sudah lebih dari 190 juta orang.

Dia mengingatkan sejumlah pasal di dalam UU No.19 tahun 2016 jo UU No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang dapat menjerat siapa saja yang tidak benar dalam menggunakan media sosial.

Pasal 27 ayat 1 misalnya menegaskan setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.

Demikian juga dengan pasal 27 ayat 3 yang menegaskan bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

“Pelanggaran pasal ini dapat dipidana paling lama empat taun dan/atau denda paling banyak 750 juta,” katanya dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator, Etika Dunia Internet; Jarimu Harimaumu, Jumat, 22 April 2022.

Selain itu, katanya, terdapat pasal 28 ayat 2 yang menyatakan bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan SARA, dapat dipindana dengan penjara paling lama enam taun atau denda Rp1 miliar.

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-P Dede Indra Permana SH mengatakan saat ini, mau tidak mau, suka dan tidak suka, apalagi dalam kondisi wabah covid-19, harus mulai menguasai dunia digital.

Penggunaan internet ada plus minusnya. Minusnya antara lain adanya berita bohong atau hoax atau undian-undian yang tidak benar. “Jangan sampai mudah gembira dulu saat mendapatkan undangan hadiah undian. Juga hindari berita propagranda atas nama SARA,” katanya.

Saat ini, tidak sedikit data pribadi yang dimasukkan pengguna media sosial ke dalam account-account digital. Kita jangan mudah memberikan data pribadi di media sosial. “Karena data pribadi bisa dijual dan dimanfaatkan untuk kejahatan seperti penipuan,” katanya.

Sementara itu, Dosen STIE Jayakarta Saprudin mengatakan ketikan jari lebih pedas dari lidah sehingga harus disikapi dengan bijak agar tidak keliru dalam memanfaatkan sisi positifnya dari kemajuan internet.

Dia membagikan enam cara bijak menggunakan media sosial yakni jaga informasi yang bersifat privasi, jaga etika berkomunikasi, bijak memilih teman di media sosial, jangan asalposting, cari kebenaran informasi dan cantumkan sumber konten ketika akan membagikan sesuatu dan terakhir adalah tetap waspada dan jangan mudah tergiur.

“Waspadai penyalahgunaan media sosial dari penyebaran hoax, penipuan, aktivitas seks komersil, tindakan kriminal dan perundungan,” katanya.(Jef)

“Manfaatkan Sosial Media Untuk Majukan Wisata”

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID): Masyarakat memiliki kesempatan yang sangat besar untuk menawarkan produk pariwisata melalui media sosial di tengah masifnya penggunaan internet di Indonesia pasca pandemi Covid-19.

“Masyarakat Pemalang misalnya, bisa menawarkan produk-produk pariwisata seperti produk pangan, objek wisata, kerajinan dan sebagainya kepada masyarakat digital dunia,” kata Anggota Komisi I DPR RI Dede Indra Permana dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator, Kamis (14/4).

Webinar dengan tema Memajukan Pariwisata Melalui Media Sosial itu menghadirkan narasumber Branding Consulting dan Akademisi Clint Willfred Tetelepta, Managing Editor Bandara Indonesia Group Rochmad Fitriana dan Dirjen Aptika Semuel Abrijani Pangerapan.

“Bahkan, masyarakat bisa memanfaatkan unicorn-unicorn untuk memasarkan produk-produk pariwisatanya sepanjang produk yang ditawarkan memang menjual,” katanya.

Dia mengingatkan problematika dunia digital dan media sosial adalah banyaknya berita-berita tidak benar atau bohong. Jangan sampai masyarakat terprovokasi dengan berita bohong. “Jangan juga terlalu senang dengan undian-undian berhadiah yang belum tentu benar,” tegasnya.

Dia juga mengingatkan perlu dijaga data pribadi dan jangan sampai disebarluarkan karena data pribadi bisa dimanfaatkan oleh orang lain untuk kejahatan. “Pastikan jika kita masuk mall dan lainnya, harus pastika n data pribadi benar-benar berada di tangan yang tepat,” ujarnya.

Branding Consulting dan Akademisi Clint Willfred Tetelepta mengatakan masyarakat, khususnya masyarakat Pemalang, Jawa Tengah sangat besar peluangnya untuk memanfaatkan media sosial dalam rangka mempromosikan atau mendapatkan informasi tentang pariwisata dari daerah lainya.

Saat ini, kemajuan teknologi informasi sudah masuk ke dalam seluruh sendi kehidupan manusia. Media sosial bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan produk wisata yang belum terkenal. “Misalnya saya melalui media sosial, banyak mendapatkan beberapa spot wisata di daerah Pemalang seperti hutan mangrove di Desa Mojo, Pantai Blendung dan lain-lain,” katanya.

Nama objek wisata tersebut tidak dikenal luas, tetapi semua itu bisa didapatkan informasinya di media sosial. “Jadi, tidak sedikit yang iseng-iseng mencari informasi wisata di Pemalang. Jadi, aktiflah bermedia sosial, khususnya untuk memperkenalkan potensi daerah,” katanya.

Managing Editor Bandara Indonesia Group Rochmad Fitriana mengatakan dampak media sosial terhadap total pengguna media sosial di Indonesia saat ini mencapai 160 juta atau 59% dari total populas Inonesia dengan rata-rata penggunaan mencapai 3 jam 26 menit per hari.

Dalam webinar yang dipandu Jurnalis Tularji AM selaku moderator, Fitriana menjelaskan potensi pengguna media sosial yang besar inilah yang telah dimanfaatkan oleh Pemerintah untuk mempromosikan pariwisata Indonesia.

Data Kemenparekraf menyebutkn bahwa 70% konsumen pariwisata Indonesia melakukan search and share melalui media digital. Angkanya 4 kali lebih efektif dibandingkan dengan media konvensional.(Jef)

“Gunakan Sosial Media dengan Baik dan Benar”

Jakarta:(Globalnews.id)-Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP Dede Indra Permana mengatakan selama berlangsungnya pandemi Covid-19, masyarakat Indonesia mulai dikejar dan disadarkan terhadap teknologi internet yang masif.

“Kita bisa berkomunikasi jarak jauh. Yang jauh menjadi dekat, tetapi yang dekat jangan menjauh. Kita bisa berkomunikasi ke seluruh penjuru dunia,” katanya dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator, Rabu (13/4).

Acara yang dimoderatori oleh jurnalis Tularji AM itu menghadirkan Konsultan Bisnis dan CEO PT Tender Indonesia Tito Loho serta Pemimpin Redaksi Media Voi.id M. Iqbal Irsyad.

Dia menjelaskan melalui Webinar literasi ini, diharapkan masyarakat Indonesia dapat memafaatkan media sosial dengan baik dan benar. Jangan sampai gampang terprovokasi dengan isu-isu, berita bohong yang harus kita cetak berita itu nyata atau tidak.

Mengenai perlindungan data pribadi, Dede menjelaskan DPR sedang membahas RUU data pribadi. “Jangan terlalu gembira atau senang WA blas dan -lain. Cek dan ricek atas berita yang diterima dari media sosial,” katanya.

Pemimpin Redaksi Media Voi.id M. Iqbal Irsyad mengatakan untuk aman dari jeratan UU ITE, masyarakat bisa menerapkan kebijakan sejenis kode etik jurnalistik sehingga tidak ada salahnya jika masyarakat yang aktif di media sosial, juga mengerti UU pokok pers.

“Jangan menulis hal-hal yang berbau SARA, lakukan verifikasi data, informasi yang disampaikan berimbang dan tidak boleh mengekploitasi kekurangan seorang serta tidak boleh menghujat. Kita menyampaikan sesuatu di media sosial, memiliki tanggung jawab modal,” katanya.

CEO PT Tender Indonesia Tito Loho mengatakan sosial media dapat memberikan manfaat untuk meraih keuntungan. Media sosial dapat mendekatkan yang jauh, mengenalkan yang tidak kenal. “Media sosial menjadi positif jika kita mendapatkan manfaat,” katanya.

Banyak juga kekuatan-kekuatan negatif yang dapat mempengarui yang turut hadir di media sosial. Oleh karena itu, sebelum melakukan posting sesuatu, gunakan 30 detik untuk memikirkan manfaatnya setelah diposting. “Kalau belum jelas informasinya, belum terverifikasi, tahan dulu informasinya,” katanya.

Dia menjelaskan jangan pernah berfikir bahwa sosial media tidak bermanfaat. Juga jangan melarang orang untuk bermain sosial media. “Teknologi sosial media luar biasa dampaknya bagusnya jika bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang produktif,” tegasnya. (Jef)