Arsip Tag: UMKM

Pemerintah Berkomitmen Dorong UMKM Papua Tumbuh dan Berkembang

Jakarta:(Globalnews.id)- Pemerintah berkomitmen mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah/Ultra Mikro (UMKM/UMi) lokal Papua tumbuh dan berkembang.

Demikian ditegaskan Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate dalam sambutannya secara virtual di puncak acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dengan tema “Binar Digital Papua” di GOR Cenderawasih, Jayapura, Papua, Rabu (24/8).

Tanah Papua yang membujur di kawasan paling timur Indonesia, dipandang Johnny menyimpan berbagai keindahan alam dan kekayaan budaya yang memesona. Kondisi tersebut menjadikan Papua menyimpan banyak potensi yang dapat menjadi unggulan dalam bidang fesyen, kuliner, dan kriya.

“Di tengah momentum pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai angka 5,44 persen (year on year/yoy) di kuartal dua tahun ini, UMKM/UMi perlu terus didorong pertumbuhannya,” kata Menkominfo Johnny.

Kondisi ini pulalah yang mendorong pemerintah memilih Kota Jayapura sebagai tuan rumah Puncak Bangga Buatan Indonesia bertajuk “Binar Digital Papua”. Gelaran kegiatan tersebut pun akan mendorong pelaku UMKM/UMi di Papua tetap adaptif di era pandemi saat ini.

“Sejak Mei 2020, Bapak Presiden Joko Widodo meresmikan Gernas BBI yang merupakan wujud dukungan Pemerintah terhadap produk dalam negeri, terkhusus produk-produk hasil UMKM/UMi agar mampu bersaing di masa pandemi COVID-19,” ungkap Menkominfo.

Karena itulah, Menkominfo menegaskan Gernas BBI memiliki misi untuk mendorong penguatan branding dan pemanfaatan teknologi digital bagi produk-produk artisan lokal, sekaligus mendorong konsumen untuk membeli produk-produk UMKM/UMi dalam negeri.

Acara puncak Gernas BBI “Binar Digital Papua” diramaikan dengan pameran produk UMKM, pertunjukan tarian budaya Papua, artis Papua, fashion show, peresmian Binar Digital Papua, dan lainnya.

Festival Kopi Papua yang diinisiasi Bank Indonesia (BI) juga meramaikan puncak Gernas BBI di depan GOR Cenderawasih, Jayapura. Festival berlangsung sejak 23-27 Agustus 2022.

Pembukaan acara puncak Gernas BBI Rabu (24/8) diawali dengan pertunjukan Tarian Tifa dari Sanggar Hen Tecahi Abepura dan Tarian Pangkur Sagu oleh Sanggar Papua Melanesia. Pembukaan acara ditandai dengan pemukulan Tifa.

Acara ini juga dihadiri secara online oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menkominfo Johnny G. Plate, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Kemudian secara offline hadir, Gubernur Papua Lukas Enembe yang diwakili Asisten Bidang Umum Sekretariat Daerah Papua, Y. Derek Hegemur, Staf Ahli Mendagri, Asisten Deputi Pengembangan SDM UKM Kemenkop UKM, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo R. M. Manuhutu, dan Kepala Grup Perlindungan Konsumen DPUPK Bank Indonesia.

Hadir pula Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo, Usman Kansong, Staf Khusus Menkominfo, Philip Gobang, Direktur Informasi Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Septriana Tangkary.(Jef)

Ajang Pencarian ‘Pahlawan Digital UMKM’ Kembali Digelar

Jakarta : (globalnews.id) – Setelah sukses digelar pada 2020 dengan dukungan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), kini ajang pencarian UMKM inovatif dan kreatif, bertajuk “Pahlawan Digital UMKM” kembali diselenggarakan untuk mencari 10 finalis terbaik yang diharapkan bisa menginspirasi para pelaku UMKM di tanah air untuk mengembangkan usahanya hingga mampu membuka lebih banyak lapangan kerja baru.

Penggagas Pahlawan Digital UMKM Putri Tanjung mengatakan perhelatan yang digelar bekerja sama dengan KemenKopUKM ini mendapatkan sambutan dan dukungan luar biasa dari perusahaan besar baik di bidang telekomunikasi, teknologi infomasi, sampai kalangan perbankan.

“Saya sangat terharu dan mengucapkan terima kasih serta apresiasi atas dukungan semua pihak yang luar biasa ini,” kata Putri Tanjung yang juga Staf Khusus Presiden RI, dalam acara sosialisasi Pahlawan Digital UMKM, di Jakarta, Selasa (2/8).

Hadir dalam acara sosialisasi tersebut Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah, Staf Khusus MenKopUKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari, dan Direktur Mikro BRI Sapari.

Turut hadir pula Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, Co Founder North Star yang juga komisaris PT Indosat Patrick Waluyo, Direktur PT Telkomsel Ekosistem Digital Andry, Managing Director Google Indonesia Rendy Jusuf, Executive Director Lazada Fery Kuswono, Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik PT Go To Shinto Nugroho, dan juga beberapa pemenang Pahlawan Digital UMKM 2020.

Dalam sambutannya MenKopUKM Teten Masduki memberikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak khususnya Putri Tanjung atas terselenggaranya acara ini, karena melalui event ini bisa merangsang anak muda untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan kreasi baru.

“UMKM itu banyak sekali jumlahnya dan masih ada juga yang belum terhubung dengan digital. Kita harap akan muncul lebih banyak pahlawan digital baru yang akan membantu pemerintah untuk percepatan transformasi digital,” kata Menteri Teten Masduki.

“Saya semakin optimistis dengan perkembangan digitalisasi UMKM ini, karena ada investor yang sudah hadir, ada perbankan juga, apalagi KemenKopUKM juga memiliki program KUR Kluster, saya optimis target 30 persen kredit perbankan pada 2024 untuk UMKM bakal tercapai. UMKM tak bisa naik kelas sendiri maka harus di agregasi,” kata Menteri Teten.

Sementara itu Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengaku bangga dapat berpartisipasi kembali dalam program Pahlawan Digital UMKM. Neneng memuji perjalanan para peserta dalam mengembangkan solusi dan inovasi untuk masyarakat dari berbagai latar belakang.

Neneng juga merasa senang melihat potensi para pelaku UMKM yang ikut dalam program Pahlawan Digital ini. Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, berbagai inovasi akan lahir untuk menjawab permasalahan sehari-hari yang dialami oleh masyarakat maupun pelaku UMKM di Indonesia.

Dalam ajang Pahlawan Digital UMKM 2020 lalu tampil sebagai 10 besar adalah Kopral, Restoku, Belanjaikan.com, Femalepreneur.id, Krealogi, Bonsay, Credibook, Chatbiz.id, Auto Pilot Store, dan Mantab.id.

Para inovator ini dinilai memiliki inovasi dan solusi digital yang menarik, mulai dari penyedia rantai pasok untuk perikanan dan menjadi penghubung antara nelayan dan konsumen, mentransformasi pedagang keliling tradisional, sampai digitalisasi koperasi.

 

Content Kreator Penting untuk UMKM di Era Industri Digital

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)-Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah bagian yang paling signifikan dalam perekonomian di Indonesia. Sektor UMKM merupakan salah satu pilar perekonomian nasional yang memiliki peran strategis untuk menopang perekonomian rakyat, antara lain dalam hal pemerataan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, serta wadah sosial ekonomi masyarakat.

Namun masih banyak UMKM yang belum memahami bagaimana caranya agar terus tumbuh dan memperluas bisnis. Terlebih di era industri 4.0 seperti saat ini dimana pemanfaatan teknologi merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh UMKM agar dapat berkembang.

Padahal UMKM memiliki beberapa keunggulan potensial yakni penyedia lapangan kerja di sektor usaha industri kecil yang mampu menyerap tenaga kerja hingga 50% tenaga kerja yang tersedia, keberadaan usaha kecil dan menengah selama ini terbukti mampu menciptakan wirausaha baru yang dapat membangkitkan tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru;
Kemudian mempunyai bagian sendiri usaha pasar yang unik, menggunakan manajemen yang sederhana dan fleksibel dari kemungkinan perubahan pasar, mampu diberdayakannya sumber daya alam yang ada di sekitar dan emiliki potensi untuk berkembang.

Hal itu disampaikan Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Banjarnegara Wachyu Hidayat dalam dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema Generap Digital Peduli UMKM, Jumat, 27 Mei 2022.

Hadir sebagai Pembicara Kunci Wakil Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto, Dirjen Aptika Kemkominfo Semual Abrijadi Pangerapan dan Business & Strategist Manager PT KreatifHub Ario Eko Wicaksono.

Dia menjelaskan era digitalisasi Revolusi Industri 4.0 sudah mulai di rasakan pada sejumlah sektor UMKM, para UMKM yang mampu memanfaatkan keunggulan teknologi 4.0 mengalami kemajuan pesat dalam proses bisnisnya, dapat meningkatkan kapasitas produksi, pemasaran, pembiayaan dan pembayaran.

Digitaliasi ini sangat penting dan harus di lakukan oleh para unit usaha UMKM, keuntungan dengan adanya digitalisasi ini adalah keharusan ketika bisnis atau usaha dalam Less Contact Economy, peningkatan akses pasar yang lebih luas, peningkatan akses pembiayaaan dan peningkatan daya saing UMKM serta peningkatan efisiensi produksi dan proses bisnis.

Penguatan literasi digital bagi pelaku UMKM akan mengangkat produk UMKM melalui komunitas dan aplikasi lokal, dibentuknya pola pembinaan dan pelatihan, misalnya adanya kakak Asuh UMKM dan adanya katalog digital dan kolaborasi komunitas dan solusi teknologi serta dukungan promosi dan pemasaran produk UMKM.

Business & Strategist Manager PT KreatifHub Ario Eko Wicaksono menjelaskan mengenai KreatifHub yakni sebuah platform yang memudahkan UMKM untuk mencari jasa penyedia konten untuk membuat foto, video, desain. “Dalam dunia konten, segalanya butuh konten,” katanya.

Dia mengakui jika jasa konten kreator sangat dibutuhkan bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya melalui dunia digital. Melalui konten kreator ini, akan dipertemukan para penyedia jasa konten dengan para pelaku UMKM.(Jef)

MenKopUKM Tegaskan UMKM Sebagai Dinamisator Pemulihan Ekonomi

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengubah pola pikir terhadap para pelaku UMKM yang selama ini dianggap hanya sebagai bumper dalam perekonomian nasional sebab sebenarnya UMKM telah berperan sebagai dinamisator pemulihan ekonomi.

Dalam kegiatan Komunikasi Sosial (KOMSOS) TNI Tingkat Pusat TA 2022 di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta, MenKopUKM Teten Masduki menegaskan bahwa UMKM bukan sebatas bumper, melainkan pahlawan perekonomian di setiap krisis yang melanda.

“Ada asumsi pada awal pandemi bahwa separuh UMKM gulung tikar, namun berhasil kita selamatkan. UMKM justru menjadi dinamisator dalam pemulihan ekonomi,” kata MenKopUKM Teten Masduki di Jakarta, Selasa (31/5).

Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI Agus Subiyanto, Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah, Ketua Umum Panca Marga Berto Izaak Doko, Ketua Umum Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan, dan Putra Putri TNI-POLRI (FKPPI) Pontjo Sutowo, serta Ketua Umum Generasi Muda FKPPI Dwi Rianta Soebakti.

Menteri Teten mengatakan, para pelaku UMKM punya keberanian yang tinggi untuk menghadapi krisis. Kalau usaha besar menahan investasi dan menunggu situasi ekonomi membaik, UMKM justru tetap bertahan di tengah krisis dan tampil menjadi pahlawan ekonomi.

Dalam hal krisis pandemi COVID-19, Menteri Teten menyebut UMKM berhasil melakukan transformasi yang luar biasa, utamanya terkait keikutsertaan mereka dalam ekosistem digital. Tercatat sejak awal pandemi, jumlah UMKM yang memanfaatkan e-commerce meningkat lebih dari 100%.

“Begitu ada pandemi, jumlah UMKM yang go online, masuk ke ekosistem digital naik pesat dari 8 juta pelaku usaha menjadi tak kurang dari 19 juta UMKM,” kata MenKopUKM Teten.

Selain itu, pandemi juga berdampak pada semakin beragamnya produk yang diciptakan oleh UMKM, seperti di sektor kuliner yang marak bermunculan frozen food. Selain itu, mulai bermunculan juga produk-produk health care, dan sebagainya.

Perubahan pola pikir terhadap UMKM pun ia anggap penting mengingat hingga kini, usaha cilik masih mendominasi postur perekonomian dengan persentase 99,9%. Dari angka tersebut, segmen usaha mikro menjadi penguasa dengan jumlah 99% dan mampu menyerap tak kurang dari 97% lapangan pekerjaan.

Padahal di sisi lain, UMKM di Indonesia masih cenderung rendah dalam hal mengakses kredit perbankan. Catatan MenkopUKM menunjukkan porsi kredit perbankan untuk UMKM masih di angka 19,8%.

“Bisa dibayangkan kalau UMKM kita itu seperti di Korea Selatan, dimana kredit perbankan sudah banyak untuk UMKM. Kita saja yang 19,8% bisa menyerap lapangan kerja 97% dan berkontribusi terhadap PDB 61%,” kata MenKopUKM.

Menurutnya, catatan-catatan tersebut bahwa selama ini penempatan UMKM yang hanya sebagai bumper perekonomian sangatlah keliru karena pada nyatanya, sektor UMKM menjadi penyelamat dan pahlawan dari setiap krisis yang melanda perekonomian bangsa.

“Untuk itu saat ini pemerintah tengah mengubah cara pandang, pola pikir, dan visi terhadap potensi ekonomi UMKM. Artinya, UMKM tak hanya kita anggap sebagai bumper, ekonomi subsisten, atau ekonomi untuk kebutuhan rumah tangga saja,” kata Teten.(Jef)

MenKopUKM Teten Masduki Sambut Inisiatif Bill Gates dan Filantropis Dunia Dukung UMKM Indonesia

Jakarta :(Globalnews.id) – Sejumlah yayasan sosial dunia atau filantrofi rencananya akan berkumpul di Bali pada April 2022, dengan satu agenda di antaranya membantu UMKM Indonesia. Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

Presiden Joko Widodo pun berkenan hadir dalam pertemuan tersebut. Rencana pertemuan Presiden dengan para tokoh filantrofi dunia disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan saat membuka Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Wisata Indonesia di Jambi, Rabu (19/1/2022).

Menanggapi rencana tersebut, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyambut dukungan filantrofis dunia terhadap UMKM Indonesia. Kehadiran Presiden Jokowi dalam pertemuan itu mengukuhkan perhatian Pemerintah yang kuat atas pengembangan UMKM di tanah air.

“Ini merupakan kesempatan sangat baik untuk memperkenalkan potensi UMKM Indonesia kepada para pemilik yayasan sosial besar dunia seperti Bill Gates dan The Rockefeller Foundation,” kata MenKopUKM Teten, Selasa (25/1/2022).

Menteri Teten mengatakan para filantrofis dunia dapat membantu upaya akselerasi program pengembangan koperasi dan UMKM yang sedang digenjot Pemerintah saat ini, dari digitalisasi UMKM, pemerataan akses pembiayaan modal, akses pemasaran, hingga akses ke rantai pasok global.

Ia mengatakan dukungan para filantrofis terkemuka di dunia tersebut tentu karena melihat memiliki potensi UMKM yang besar. Karena itu, Menteri Teten mengatakan dukungan tersebut dapat mempercepat UMKM Indonesia berkembang dan semakin kuat dalam ekosistem ekonomi global.

“Dengan kekuatan jaringan yang dimiliki oleh para filantrofis tersebut, peluang UMKM Indonesia untuk1 bangkit bahkan go global semakin terbuka. Saya berharap bantuan mereka akan membantu ekosistem UMKM hingga menjadi pemain global,” kata MenKopUKM Teten.

Menteri Teten juga menyatakan, UMKM Indonesia siap mengembangkan ekosistem usaha yang inklusif, ramah lingkungan, dan mendukung pemberdayaan perempuan, sebagai solusi menghadapi tantangan dunia saat ini sesuai target Sustainable Development Goals (SDGs).(Jef)1

MenKopUKM Dorong Pelaku UMKM Sektor Peternakan Berbisnis Dalam Skala Ekonomi

Jakarta:(Globalnews.id)— Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan sektor peternakan perlu terus dikembangkan dalam rangka menghadapi tantangan besar ke depan yaitu adanya krisis pangan. Dimana World Food Program (2020), telah mengingatkan ancaman kelaparan global meningkat hampir dua kali lipat akibat pandemi Covid-19.

Pernyataan disampaikan MenKopUKM Teten Masduki saat menjadi keynote speech secara virtual pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-2 Perkumpulan Solidaritas Alumni Sekolah Peternakan Rakyat Indonesia (SASPRI), Senin (15/11/2021).

Selama ini di Indonesia sektor peternakan dikuasai perusahaan-perusahaan besar. Untuk itu, menurut Teten pelaku UMKM di sektor peternakan harus didorong berbisnis dalam skala ekonomi dan lebih efisien. Salah satu strateginya yaitu dengan korporatisasi peternak melalui koperasi.

“Suatu model bisnis konsolidasi orang (peternak) dalam suatu kelembagaan koperasi, lalu koperasi yang akan berperan di seluruh proses bisnisnya, terintegrasi hulu ke hilir dari akses pembiayaan, logistik, sampai dengan pasar,” kata MenKopUKM Teten Masduki.

“Hal ini juga dilakukan oleh beberapa negara maju yang memiliki Koperasi Peternakan besar seperti Belanda dan New Zealand,” lanjut Teten Masduki.

MenKopUKM menyebut bahwa jumlah pelaku usaha yang bergerak di sektor peternakan di Indonesia mencapai 48,9 persen atau 13,5 juta dari total 27,6 juta pelaku usaha di sektor pangan, dengan 3 komoditas utama yaitu ayam kampung, sapi potong dan kambing.

Namun di tengah pertumbuhan dan signifikansi sektor peternakan, ada banyak tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha sektor peternakan. Misalnya skala usaha masih kecil-kecil dan perorangan.

“90 persen dari pelaku usaha perunggasan di tanah air merupakan peternak unggas mandiri/perorangan. Kepemilikan ternak sedikit, hanya 1-4 ekor sapi/orang,” ungkap Teten Masduki.

Tantangan berikutnya yakni rendahnya akses ke pembiayaan yang mudah dan murah. Seperti diketahui bahwa rasio kredit UMKM terhadap total kredit perbankan kurang dari 20 persen. Penyerapan KUR masih didominasi oleh sektor perdagangan (44,4%) sedangkan sektor pertanian, perternakan, perburuan, dan kehutanan di posisi kedua yaitu 30,1%.

Selain itu, rendahnya produktifitas, teknologi dan inovasi. Teten mengungkapkan bahwa pola bisnis pelaku usaha peternakan masih konvensional, dan 64% pelaku usaha berusia di atas 45 tahun, 72,6% hanya mengenyam pendidikan dasar, serta 85,7% tidak menggunakan mekanisasi dan teknologi.

“Ternak sebagai tabungan, istilah sapi sama dengan rojo koyo, menjual sapi saat butuh uang; dipelihara di pemukiman padat penduduk, di pekarangan rumah dengan pakan seadanya,” kata MenKopUKM.

Teten Masduki menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen membantu pelaku usaha sektor perternakan, dengan mempermudah akses pembiayaan bagi mereka. Di sisi pembiayaan onfarm, para peternak diarahkan untuk mengakses KUR. Saat ini, KUR tanpa agunan naik dari Rp50 juta menjadi Rp100 juta.

“Selain itu, sedang dipersiapkan regulasi untuk plafond KUR awalnya maksimum Rp500 juta naik menjadi Rp20 miliar. Saat ini total dana KUR sudah dinaikkan menjadi Rp285 triliun. Untuk Koperasi sebagai offtaker/agregator, dapat mengakses ke LPDB-KUMKM dengan bunga rendah (3% sliding),” papar MenKopUKM.

Di sisi lain, menurut Teten Masduki, menghubungkan UMKM dan Koperasi sektor perternakan ke ekosistem digital perlu menjadi perhatian khusus pemerintah.

Di samping itu lanjut Teten Masduki, peningkatan kapasitas usaha UMKM dan koperasi peternakan harus dilakukan secara tepat guna dan sasaran. Dimana koperasi diarahkan memiliki usaha mulai dari pengadaan bahan baku pakan, pabrik pakan, perbibitan hingga pemasaran produk hilir.

“Salah satunya strateginya dengan mengelola factory sharing, sehingga keterbatasan teknologi, biaya produksi yang tidak efisien, masalah standardisasi mutu yang selama ini dialami pelaku usaha peternakan dapat diminimalisir,” tutup Teten Masduki.(Jef)

KemenkopUKM, Baznas, dan Pemprov DIY Kolaborasi Beri Bantuan Modal Usaha Mikro


Yogyakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM), bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberikan bantuan modal usaha serta sembako kepada lebih dari 10 ribu mustahik (penerima zakat) dengan nilai total mencapai sekitar Rp10 miliar.

Pemberian bantuan modal usaha ini dalam rangka mendorong UMKM yang terkena dampak akibat pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir. Terlebih dengan munculnya varian delta, memaksa pemerintah untuk membatasi mobilitas masyarakat belakangan ini. Kondisi ini mempengaruhi pelaku UMKM.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) 2021, sebanyak 87,5 persen UMKM di Indonesia terdampak pandemi Covid-19. Sementara itu, sebanyak 93,2 persen UMKM terdampak pada sisi penjualan yang menurun.

“Tentunya dalam mengatasi kondisi ini, pemerintah tak bisa tinggal diam. Untuk mencegah penurunan kegiatan ekonomi yang lebih buruk, maka dibutuhkan suatu tindakan konkret,” ucap Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam penyaluran Kita Jaga Usaha UMKM Bangkit secara simbolis di kantor Gubernur DIY, Jumat (27/8).

Teten menegaskan, UMKM merasakan dampak yang sangat dalam karena pandemi. Mulai dari turunnya omzet sampai penutupan usaha. Ditambah, saat yang bersamaan daya beli masyarakat ikut turun.

Untuk itu, pemerintah dan lembaga maupun pemerintah daerah (Pemda) memastikan pelaku usaha kecil, mampu beradaptasi untuk bertahan, pulih, dan melanjutkan usaha di masa pandemi.

“Saya mengapresiasi Pemprov Yogyakarta yang pertumbuhan ekonominya tumbuh 11 persen di atas pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II-2021. Di mana mayoritas didorong oleh gerakan stimulus yang diberikan ke UMKM,” kata Teten.

Teten juga mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Baznas yang telah cepat tanggap dengan inisiatif bersama KemenkopUKM untuk membantu UMKM terdampak pandemi. Jika bulan puasa yang lalu telah diberikan santunan untuk kaum Dhuafa dan Yatim Piatu, maka sekarang diberikan bantuan untuk Pengusaha Kuliner seperti Warung Tegal, Warung Padang, Bakso, Soto, Pecel Lele, dan Warung makan lainnya yang terdampak pandemi Covid-19.

“Zakat dan dana umat yang dikelola Baznas sebelumnya dioptimalkan pemanfaatannya untuk hal-hal produktif dan kemaslahatan. Tapi sekarang lebih produktif untuk modal usaha. Jadi ibadah dan pahalanya lebih besar lagi,” sebut Teten.

Peluncuran program bantuan tunai untuk usaha mikro ini tersebar di wilayah PPKM Jawa dan Bali yang dikemas dalam program Kita Jaga Usaha, dan dipusatkan di Kota Yogyakarta. Yogyakarta sendiri dipilih menurut Teten, lantaran kementerian melihat sudah banyaknya inisiatif yang dilakukan Pemprov Yogyakarta kepada UMKM untuk bertahan saat pandemi.

Pemerintah, lanjut Teten, menargetkan pada 2024, sebanyak 30 juta UMKM dapat terhubung ke ekosistem digital. Hingga Agustus 2021, sudah ada 15,3 juta UMKM atau 23,9 persen total UMKM yang telah tergabung dalam e-commerce.

UMKM Bangkit

Ketua Baznas KH Noor Achmad mengatakan, Baznas sebagai lembaga yang diamanahkan oleh Undang-Undang untuk mengelola dana zakat, infak, dan sedekah memiliki peran yang sangat penting dalam membantu kegiatan ekonomi khususnya pelaku UMKM.

Baznas membentuk program sebagai respon darurat ekonomi Covid-19 yang terdiri dari UMKM Bangkit dan Dapoer Kuliner Nusantara. Adapun target penyaluran pada Kita Jaga Usaha ini sebesar Rp13.857.261.770 dengan 10.290 mustahik penerima manfaat.

“UMKM Bangkit ini program pemberian bantuan langsung kepada 10 ribu pelaku UMKM di wilayah PPKM level 3 dan level 4 dengan jumlah bantuan sebesar Rp1 juta per orang. Total bantuan UMKM Bangkit sebesar Rp 10 miliar,” ujar Noor Achmad.

Sementara Program Dapoer Kuliner Nusantara merupakan program pemberdayaan warteg, warung nasi, warung padang, dan usaha kuliner skala kecil lainnya untuk menyediakan 123.888 paket makanan, yang akan didistribusikan kepada pelaku isoman, panti asuhan, panti jompo, lembaga pemasyarakatan, pesantren, rumah singgah, nakes, dan warga terdampak PPKM.

Program Dapoer Kuliner Nusantara juga akan melakukan skema cash for work (CFW) bagi pekerja marginal yang akan membantu dalam pelaksanaan program. Total dana Program Dapoer Kuliner Nusantara sebesar Rp3.857.261.770.

“Kedua program tersebut di atas akan Baznas luncurkan dengan tajuk Kita Jaga Usaha,” jelas Noor.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menyambut baik program Kita Jaga Usaha yang diinisiasi oleh Baznas. Di mana bantuam itu akan bisa mendorong kemajuan bagi UMKM di Yogyakarta yang potensinya besar.

“Ini akan menjadi stimulus perekonomian nasional secara khusus Yogyakarta sendiri. Tujuan utama bagaimana melindung dan meningkatkan ekonomi UMKM. Saya punya harapan, ke depan akan ada kemudahan persyaratan bantuan semacam ini serta tepat sarasan untuk pemulihan nasional,” ujarnya.

Ia juga bersyukur, di tengah pandemi pertumbuhan ekonomi Yogyakarta masih bisa tumbuh 11 persen di kuartal II-2021. Sri Sultan berharap, pertumbuhan selanjutnya di kuartal II dan IV tak jatuh terlalu dalam.

“UMKM memang menjadi salah satu pendukungnya. Semoga bisa terus bangkit,” harapnya.(Jef)

MenkopUKM: Pengembangan Industri Halal harus Sejalan dengan kebijakan Pro UMKM

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, dalam pengembangan dan perluasan usaha syariah dengan mengembangkan industri halal, menjadi pull factor agar usaha mikro dan kecil syariah dapat menjadi bagian dari rantai nilai industri halal global.

“Dalam hal ini pengembangan industri halal harus sejalan dan selaras dengan kebijakan Pro-UMKM,” tandas Teten, pada acara Kick Off “Sinergi Akselerasi Pengembangan UMKM Industri Halal”, secara daring, Rabu (25/8).

Diantaranya, penyederhanaan dan percepatan perizinan, fasilitasi sertifikasi halal, program pembinaan melalui pusat-pusat inkubasi usaha halal di berbagai daerah sebagai pusat pembinaan dan penyemaian.

“Selain itu, perlu pula dibangun pusat-pusat bisnis syariah (Sharia Business Center) yang didukung oleh infrastruktur digital sebagai sarana interaksi antar pelaku bisnis syariah,” ucap Teten.

Untuk itu, lanjut MenkopUKM, pihaknya terus berkomitmen kuat dan concern mendukung akselerasi pengembangan industri halal produk UMKM. “Kami mengedepankan pendekatan terintegrasi hulu-hilir dan kolaborasi,” tukas Teten.

Yakni, sinergi pendaftaran sertifikasi halal bersama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Lembaga Pemeriksa Halal LPPOM-MUI. “Kami juga mengapresiasi proses kepengurusan Sertifikasi Halal saat ini telah mengalami perbaikan kepengurusan sertifikasi dengan pelayanan audit dari LPH secara online dan pemangkasan durasi kepengurusan yang lebih cepat,” ungkap MenkopUKM.

Menurut Teten, ini semua merupakan rencana strategis pemerintah dalam pengembangan kemandirian dan Go Global UMKM Indonesia yang dilakukan melalui penguatan fokus pembangunan ekonomi dan keuangan syariah.

“Pengembangan industri halal dengan langkah strategis, seperti penguatan industri produk halal melalui pembentukan kawasan-kawasan industri halal maupun zona-zona halal di dalam kawasan industri yang sudah ada,” papar Teten.

Ada juga pembangunan data perdagangan Industri Produk Halal yang terintegrasi. Melakukan penyatuan database dan kodefikasi untuk mensinergikan data sertifikasi produk halal dengan data perdagangan dan ekonomi.

“Tak lupa, mengimplementasikan program sertifikasi halal produk ekspor secara kuat, memperkuat sistem ketertelusuran halal (halal traceability), hingga melakukan program substitusi impor dan mendorong perkembangan industri bahan substantif material halal pengganti (substitusi material non halal),” jelas MenkopUKM.

Bagi Teten, ini merupakan komitmennya menjalankan amanat Undang-Undang Cipta Kerja. Sehingga, dalam kurun waktu kurang lebih 21 hari kerja, sertifikasi halal yang difasilitasi dapat terbit dan diserahkan kepada pelaku usahamikro,” tegas MenkopUKM.

Di samping itu, menciptakan kolaborasi transformasi usaha informal ke formal dan transformasi digitalisasi KUMKM dengan melibatkan Kementerian/Lembaga terkait, pelatihan dan pendampingan standarisasi dan sertifikasi produk, dukungan kebijakan kemudahan akses pembiayaan dan akses pasar domestik maupun internasional, hingga pembentukan Satgas percepatan ekspor bagi UKM yang dapat memberikan solusi terkait permasalahan ekspor dan mendorong produk UKM Indonesia ke pasar global.

Teten berharap Kick-off Sinergi Akselerasi Pengembangan UMKM Industri Halal yang mendapat dukungan dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) ini dapat menjadi momentum Gerakan Bersama untuk mendukung pengembangan UMKM. Juga, mendorong kebangkitan ekonomi pasca pandemik dan mampu menjadikan produk termasuk produk halal Indonesia mampu berdaya saing di dunia internasional.

“Saya meyakini, kegiatan ini menjadi pionir gerakan nyata dalam mengorkestrasi inisiatif penguatan UMKM dan Bisnis Industri Halal di Indonesia yang berbasis digital,” pungkas Teten.(Jef)

MenkopUKM: UMKM Harus Bangun Produk Unggulan yang Khas dan Unik

BANDUNG:(GLOBALNEWS.ID)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan bahwa pelaku UMKM harus mulai masuk ke produk-produk inovasi berbasis teknologi. Karena, ke depan, di dunia ini hanya akan terbentuk satu market saja yakni pasar digital yang merupakan bagian dari ekonomi global.

“Artinya, kita harus mampu membangun produk unggulan kita, sesuai dengan kekhasan dan keunikan tersendiri yang kita miliki,” ucap Teten, pada acara Interview Video Podcast bersama Putri Tanjung, di The Hallway, Pasar Kosambi, Bandung, Jumat (11/6).

Di samping itu, lanjut MenkopUKM, tren produk dan lifestyle kehidupan masyarakat dunia juga berubah dan berkembang secara cepat dan dinamis.

“Pelaku UMKM kita harus bisa mengikuti perubahan tren dan lifestyle masyarakat dunia,” tandas Teten.

Lebih dari itu, Teten berharap UMKM harus mampu bergerak dinamis dan cepat beradaptasi dengan perubahan zaman.

“UMKM harus sudah mulai melakukan research and development agar bisa mengikuti tren produk dunia, tak hanya pasar nasional,” imbuh MenkopUKM.

Selain itu, digital marketing juga harus dijalankan secara efektif. “Nah, kelompok anak muda generasi milenial ke depan yang bisa mendorong kemajuan UMKM kita berkiprah di pasar global,” tukas Teten.

Hanya saja, Teten mengakui bahwa 99% pelaku usaha nasional yang didominasi usaha mikro tersebut, masih berkapasitas produksi rendah. Jadi, hanya sebagian kecil saja yang mampu berjualan di platform e-commerce. Itu pun mayoritas masih sebagai reseller saja.

Meskipun demikian, Teten masih melihat banyak juga pelaku usaha mikro yang efektif memanfaatkan ceruk pasarnya di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan lainnya.

“Saya yakin mereka bakal berkembang bagus di pasar media sosial, bukan e-commerce,” ulas Teten.

Oleh karena itu, Teten berharap generasi milenial berjiwa inovasi mampu menyiapkan platform digital bagi UMKM, khususnya bagi usaha mikro.

“Harus jujur saya katakan, aneka kreativitas seperti itu sangat luar biasa bagi akses pasar usaha mikro di pentas digital marketing,” pungkas MenkopUKM. (Jef)

KemenkopUKM Rumuskan Peta Jalan Pengembangan UMKM Masa Depan

Jakarta:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM tengah merancang dan merumuskan peta jalan pengembangan UMKM masa depan. Karakteristik UMKM masa depan adalah UMKM yang akrab dengan teknologi, mempunyai value creation, menjadi market driven, mengenal pasar dan perubahan, serta inovatif.

Saat ini, KemenkopUKM sedang mempersiapkan rencana aksi bangunan UMKM masa depan tersebut melalui sejumlah tahapan. Ada empat subsektor UMKM masa depan yang dipersiapkan, yaitu future mobility, future food, future fashion, dan future craft.

Pembahasan konsep UMKM masa depan itu dilakukan dalam Forum Group Discussion (FGD) yang melibatkan sejumlah pihak terkait dan diselenggarakan Deputi bidang UKM KemenkopUKM dan Smesco Indonesia, Senin (22/3) di Jakarta.

Desain UMKM masa depan ini muncul dari pemikiran Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yang menilai UMKM harus melakukan perubahan dalam banyak hal agar dapat naik kelas.

“Kunci utama UMKM agar mampu berdaya saing di masa depan adalah penguasaan terhadap teknologi, kreatif, dan inovasi disruptif,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Oleh karena itu, lanjut Teten, KemenkopUKM berupaya merancang kebijakan yang mendukung agar UMKM semakin kompetitif pada masa mendatang.

Staf Khusus Bidang Ekonomi Kreatif Fiki Satari mengatakan para pelaku UMKM sampai sejauh ini senantiasa didorong agar dapat terus beradaptasi dan bertransformasi menjadi entitas bisnis yang mampu bersaing dan bertahan tumbuh positif bahkan di tengah krisis dan pandemi.

Maka dari itu, pemikiran dan masukan dari berbagai pihak terkait untuk merumuskan peta jalan bagi UMKM di masa depan menjadi sangat penting.

Fiki mengatakan, FGD menghimpun dan mewadahi pemikiran tersebut untuk merumuskan kebijakan terbaik dan berpihak kepada para pelaku UMKM. FGD diharapkan melahirkan naskah akademik atau white paper yang dapat diidentifikasi melalui rencana aksi.

“Bagi kita, penting melihat potensi UMKM di masa depan di tengah situasi yang berkembang sekarang. Pemerintah harus mempersiapkan langkah yang bisa dilakukan untuk membangun UMKM masa depan,” kata Fiki.

Landscape UMKM masa depan di Indonesia, lanjut Fiki, juga diharapkan bisa naik kelas dari yang sebelumnya didominasi usaha mikro berubah menjadi didominasi usaha kecil dan menengah.

Menurut Fiki, UMKM masa depan juga akan berbasis riset sehingga UMKM bisa mendapatkan informasi yang presisi terhadap bisnis yang dijalankan.

“Karakteristik UMKM masa depan itu yang kita targetkan adalah dekat dengan teknologi, value creation, market driven, punya insight terkait pasar dan mengenal perubahan, serta inovatif,” kata Fiki.

Dirut Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan pihaknya sudah menggagas UMKM masa depan sejak tahun 2020 yang menekankan pada empat subsektor, yakni future mobility, future food, future fashion, dan future craft.

“Smesco Indonesia sudah mempersiapkan riset bersama komunitas untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut dengan membuat modul-modul yang dapat direplikasi oleh UMKM Indonesia,” kata Leonard.(Jef)