Larantuka:(Gkobalnews.id)– Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenKopUKM) menggandeng Yayasan Karya Du Anyam untuk melakukan pembinaan dan pendampingan dengan memanfaatkan aplikasi rantai pasok digital (krealogi) kepada 100 wirausaha kriya di wilayah Indonesia Timur, yakni di 11 kabupaten/kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki sangat mengapresiasi kegiatan pendampingan usaha bagi wirausaha sektor wastra dan kerajinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam upaya membangkitkan iklim bisnis UMKM untuk meningkatkan kemampuan manajemen rantai pasok, transformasi digital, dan pengembangan bisnis.
“Tidak lupa saya juga mengucapkan selamat kepada para peserta dari 11 kabupaten/kota di Provinsi NTT yang sudah mengikuti rangkaian pendampingan oleh Du Anyam,” lanjut Menteri Koperasi UKM Teten Masduki.
Menteri Teten berharap, pendampingan dan pembinaan yang diselenggarakan sejak Agustus hingga November 2021 tersebut dapat diimplementasikan dengan baik oleh para peserta dan menjadikan peserta seorang wirausaha yang adaptif, inovatif, dan berbasis teknologi.
“Kepada Yayasan Karya Dua Anyam, saya berharap dapat terus menjadi mitra pemerintah dalam mendukung pengembangan UMKM di tanah air,” kata Menteri Koperasi UKM Teten Masduki.
Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan (Destry Anna Sari) yang juga turut hadir dalam Penutupan Program Pendampingan Usaha Bagi Wirausaha Sektor Wastra & Handicraft di Provinsi Nusa Tenggara Timur menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Karya Dua Anyam atas komitmen untuk terus melakukan program pendampingan dan pembinaan kepada wirausaha serta kolaborasi yang sudah berjalan dengan baik. “Saya berharap agar para peserta yang tergabung dalam program pendampingan ini dapat terus mendapatkan manfaat dari program ini dan tidak berhenti untuk menggali potensi yang dimiliki, teruslah berinovasi dan berjejaring.”ujar Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Destry Anna Sari.
Co-Founder Krealogi oleh Du Anyam Hanna Keraf menyampaikan, pendampingan dan pembinaan usaha yang dilakukan bertujuan untuk menyiapkan wirausaha menghadapi perubahan sosial, budaya, serta kemajuan teknologi yang pesat.
Pendampingan tersebut dimulai dengan proses kurasi peserta guna menjaring peserta yang memenuhi kriteria, di mana kriteria tersebut di antaranya berusia 18-39 tahun dan sedang merintis usaha serta memiliki ide atau gagasan bisnis bidang wastra dan kriya di 11 Kabupaten/Kota di NTT.
Ke-11 Kabupaten/Kota tersebut yakni Kabupaten Lembata, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ngada, Kota Kupang dan Kabupaten Sikka (Komunitas UMKM Akunitas), Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ende, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Alor, dan Kabupaten Manggarai Timur.
“Krealogi oleh Du Anyam bersama Kemenkop UKM memang menyasar usia produktif atau milenial untuk mengikuti pelatihan ini karena dinilai lebih terbuka terhadap inovasi dan dekat dengan teknologi,” ujar Hanna.
Setelah didapat 100 peserta, proses selanjutnya yakni studi kelaikan untuk memetakan permasalahan bisnis dari setiap peserta.
Program dilaksanakan secara dalam jaringan (daring) tersebut dilanjutkan dengan pemberian materi melalui 12 modul, yang mencakup materi -materi tentang bagaimana idealnya menentukan harga modal, menentukan harga jual, menentukan waktu produksi, melakukan pengiriman produk, hingga memenuhi permintaan pasar sesuai yang diharapkan.
“Peserta juga mendapatkan pendampingan konsultasi usaha secara intensif bersama fasilitator dari Yayasan Karya Dua Anyam,” ujar Hanna.
Dari 100 peserta tercatat 55% berusia 21-30 tahun, 50% produk kriya dan wastra, 68% perempuan dan sudah mengunduh aplikasi Krealogi oleh Du Anyam, 60% memanfaatkannya dalam proses produksi dan 24% untuk inovasi desain dan alat pemasaran. Kendati demikian, baru 25 persen peserta yang sangat aktif menggunakan aplikasi tersebut untuk membantu kelancaran usahanya. 55% peserta telah onboard marketplace dan 66% meningkat target bisnisnya. Tercatat dua wirausaha berhasil mendapatan 3 meeting/lead pemesanan produk di Labuan Bajo.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah persoalan sarana dan prasarana, di mana kebanyakan peserta tinggal di daerah yang mendapatkan sinyal internet pada jam tertentu. Sehingga, fasilitator melakukan penyesuaian waktu agar seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan secara daring dengan maksimal.
Tim Krealogi oleh Du Anyam juga melakukan pendekatan dengan berupaya membangun kepercayaan bahwa pelatihan dan pembinaan yang diberikan akan besifat implementatif dan dapat diaplikasikan oleh para peserta dalam menjalani usaha.
“Krealogi dalam hal ini harus benar-benar user oriented dengan memetakan permasalahan yang dihadapi peserta sekaligus memberikan solusinya. Dengan demikian mereka merasa pembinaan ini memberi manfaat bagi usaha mereka,” ujar Hanna.
Seorang peserta asal Rempe Sikka, Kabupaten Sikka, NTT, bernama Elvanita (34) mengaku sangat terbantu dengan pelatihan dan pendampingan yang diberikan oleh Yayasan Karya Dua Anyam.
“Bisnis saya menjadi lebih berkembang. Kami benar-benar dibina sampai bisa. Aplikasi Krealogi juga sangat membantu bisnis saya berjalan dengan baik,” ujar pemilik usaha Rempe Sikka Etnik tersebut.
Hal senada disampaikan pemilik usaha Rajutan Oa bernama Fransiska Vera Damayanti (38) asal Flores Timur menyampaikan bahwa sejak mengikuti pelatihan untuk memanfaatkan aplikasi Krealogi, ia menjadi lebih disiplin dalam menjalankan usaha.
“Terimakasih kepada Yayasan Karya Dua Anyam dan Kemenkop UKM. Untuk Krealogi, teruslah berinovasi, dan jadilah berkat bagi sesama,” pungkas Fransiska.
Pendampingan ini tidak berhenti sampai disini, diharapkan peserta tetap tergabung dalam komunitas krealogi, mengikuti Instagram live serta whatsapp grup yang setiap bulan akan diberikan 4 topik sesuai kebutuhan baik produksi maupun pemasaran.
Kolaborasi melalui Gerak Bersama Kementerian Koperasi dan UKM dengan Yayasan Karya Dua Anyam memanfaatkan aplikasi Krealogi yang dilakukan berkelanjutan dan sesuai kebutuhan peserta menjadi salah satu model konsultasi bisnis dan pendampingan usaha yang perlu diperluas jangkauan wilayah dan mitra agar tercipta wirausaha muda, mapan, inovatif, berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja. (Jef)