Arsip Tag: wirausaha

KemenKopUKM Rilis Kriteria Lembaga Inkubator Untuk Tingkatkan Kewirausahaan

Jakarta:(Globalnews.id)- Target Rasio Kewirausahaan Indonesia pada tahun 2021 sebesar 3,55% dan pada tahun 2024 sebesar 3,95 %. Ini setara dengan 11,2 juta orang atau 17,45% dari seluruh pelaku UMKM.

Selain itu, dalam rangka mendukung penumbuhan wirausaha produktif, telah ditargetkan pertumbuhan wirausaha sebesar 2,5% di tahun 2021 dan 4% pada 2024, serta penumbuhan 50 startup pada 2021 dan 500 startup di 2024.

Hal itu dipaparkan Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (6/12).

“Salah satu strategi KemenKopUKM adalah menyelenggarakan program inkubasi sebagai model pengembangan kewirausahaan di Indonesia,” tandas Azizah.

Menurut Azizah, penumbuhan wirausaha melalui model inkubasi, merupakan amanah UU Cipta Kerja Klaster UMKM BAB V Pasal 99, 100 dan 101 serta PP Nomor 7/2021 BAB VII Pasal 132 tentang penyelenggaraan inkubasi.

Untuk itu, lanjut Azizah, pihaknya merilis beberapa kriteria yang harus dipenuhi lembaga inkubator. Diantaranya, ada SK Pendirian yang ditandatangani Rektor/Direktur bila berasal dari Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta.
“SK Pendirian bagi Inkubator Bisnis berasal dari Kepala/Ketua Lembaga, bila berasal dari Kementerian/Lembaga,” kata Azizah.

Kemudian juga ada Akte Notaris Lembaga Pendiri Inkubator untuk inkubator yang berasal dari koperasi yang setidaknya di dalam menyebutkan klausul pendidikan,pelatihan, bimbingan dan konsultasi;

“Adanya surat legitimasi terkait ruangan yang diperuntukan bagi Inkubator Bisnis,” ujar Azizah.

Selain itu, harus memiliki ruang usaha tenant inwall, ruang pelatihan, ruang rapat dan ruangan workshop bagi tenant, mempunyai Standard Operating Procedure (SOP) dalam menjalankan proses inkubasi.

“Contoh, SOP Penerimaan dan Penyeleksian Calon Tenant, SOP Kelulusan tenan, SOP Pemantauan Tenant Pasca Inkubasi, dan sebagainya,” jelas Azizah.

Kriterian lainnya, wajib membuat program kerja jangka pendek dan menengah dalam menjalankan organisasi inkubator, wajib mempunyai tenaga pendamping/tenaga mentoring yang memiliki keahlian yang berkaitan dengan proses inkubasi secara intensif, wajib membuat Log Book (Coaching Log) sebagai buku catatan mentoring selama pendampingan tenant, hingga wajib mempunyai Akses Pemodalan Bisnis (Fund Raising).

Tak hanya itu, lanjut Azizah, harus ada fasilitasi untuk akses ke lembaga perbankan dan non bank. Harus ada fasilitasi untuk akses ke lembaga pemerintahan, hingga fasilitasi akses pendanaan ke investor.

“Yang tak kalah penting adalah menyediakan jejaring bagi kepentingan tenant dengan lembaga keuangan atau lembaga pendanaan lainnya, industri atau angle investor, temu bisnis reguler; Business matching, dan sebagainya,” pungkas Azizah. (Jef)

Sinergi KemenKopUKM dan Perguruan Tinggi Ciptakan Enterpreneurship Melalui Inkubasi

Jakarta:(Globalnews.id)- Dalam implementasi pelaksanaan inkubasi serta pengenalan kewirausahaan sejak dini, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), berkolaborasi dan bersinergi dengan dunia pendidikan seperti perguruan tinggi. Utamanya, untuk menjaring dan menumbuhkan minat dan bakat entrepreneurship di kalangan mahasiswa dan anak muda.

Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah, dalam konferensi pers secara daring terkait Wirausaha Muda Produktif, di Jakarta, Jumat (3/12).

Menurut Azizah, itu juga sejalan dengan semangat dalam mengimplementasikan produk akademik, seperti hasil riset terkait product development sebagai bagian dari hasil pembelajaran mahasiswa di dunia akademik ke dalam ekosistem usaha dan bisnis yang sustainable.
Lebih dari itu, KemenKopUKM juga bersinergi dengan inkubator (existing) dalam lingkup perguruan tinggi. Diharapkan dapat mendorong pengembangan lembaga inkubator secara merata di setiap perguruan tinggi.

“Sehingga, tujuan dalam penciptaan wirausaha muda, produktif, inovatif dan mampu menyerap tenaga kerja, dapat tercapai,” imbuh Azizah.

Tahun 2021 ini, lanjut Azizah, kegiatan inkubasi dilakukan bersinergi dengan 7 lembaga inkubator, 25 inkubator pada perguruan tinggi dan 3 badan usaha.

“Dari sinergi tersebut, telah dilaksanakan fasilitasi inkubasi dan pendampingan pada 1290 wirausaha dan minimal menghasilkan 50 startup unggulan,” papar Azizah.

Sementara untuk memperkuat inisiatif yang telah dilakukan dan akan dilakukan, Kementerian Koperasi dan UKM telah menyusun Rancangan Peraturan Presiden tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional.

“Perpres ini dirancang dengan semangat perbaikan kualitas pertumbuhan ekonomi, iklim usaha yang baik, perluasan kesempatan kerja dan peningkatan daya saing,” ucap Azizah.

Sehingga, perlu didorong percepatan penumbuh-kembangan wirausaha yang inovatif dan berkelanjutan.

Selain itu, Rperpres ini juga disusun dalam rangka mensinergikan dan memperkuat koordinasi program lintas sektor antara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah sehingga dapat menjadi kebijakan tunggal yang menjadi pedoman bersama;
“Dalam lampiran Rperpres juga terdapat wirausaha tematik. Yaitu, kewirausahaan memiliki karakteristik yang beragam sesuai dengan motif, karakteristik pelaku, skala usaha dan bidang usahanya yang terdiri dari wirausaha sosial, wirausaha teknologi, wirausaha pemuda, hingga wirausaha perempuan serta tak terkecuali wirausaha desa dengan kelompok sasaran masyarakat umum, calon wirausaha, wirausaha pemula dan wirausaha mapan,” pungkas Azizah. (Jef)

KemenKopUKM Dorong Terbentuknya Ekosistem Wirausaha Berbasis Digital

Jakarta:(Globalnews.id)— Kementerian Koperasi dan UKM berkolaborasi dengan Lewi’s Collective Market menggelar Pelatihan dan Pendampingan Online bagi pelaku usaha. Pelatihan yang diadakan bertujuan untuk membentuk suatu ekosistem wirausaha berbasis teknologi digital.

“Ini sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan wirausaha untuk memperkuat ekonomi nasional,” kata Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah saat membuka pelatihan tersebut belum lama ini.

Turut hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini, yakni Chief Commercial Officer iSeller Kevin Ventura, Business Development Director Panenmaya Academy Abdi R. Sastrawinata, serta Founder Lewi’s Organic Lewi Cuaca.

Siti Azizah memaparkan program pengembangan kewirausahaan yang diarahkan untuk beragam kelompok sasaran, antara lain masyarakat umum, calon wirausaha, wirausaha pemula, dan wirausaha mapan.

Menurutnya, dukungan seperti memasyarakatkan kewirausahaan, meningkatkan kualitas ide wirausaha, mendorong pencapaian skala usaha ekonomi, hingga mendorong ekspansi bisnis untuk melakukan ekspor atau substitusi impor perlu dilakukan.

“Dengan maksud agar memberikan dampak pada pengurangan tingkat pengangguran terbuka, pengurangan kemiskinan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” terang Siti Azizah.

Ia melanjutkan bahwa inkubasi wirausaha melalui lembaga mitra menjadi backbone dalam proses penciptaan ekosistem wirausaha.

“Pelaksanaan fasilitas inkubasi wirausaha melalui inkubator, diikuti dengan dukungan konsultasi bisnis dan pendampingan usaha, peningkatan kapasitas pendamping, penyiapan wirausaha masuk ke dalam rantai pasok, serta pameran hasil inkubasi merupakan rangkaian inisiatif untuk mendorong pertumbuhan wirausaha dan memperkuat ekonomi nasional,” katanya.

Program Pelatihan dan Pendampingan Online ini dibuka dengan pelatihan hybrid yang diikuti oleh sekitar 30 orang peserta UMKM yang hadir secara offline dan ratusan peserta webinar online dari beragam sektor usaha.

Kegiatan lalu dilanjutkan dengan pendampingan usaha secara online yang berlangsung selama 4 (empat) minggu secara intensif. Tidak sampai di situ, upaya monitoring perkembangan bisnis peserta akan dilakukan hingga tahap implementasi.

Program kali ini dikolaborasikan dengan event Lewi’s Collective Market yang membuka kesempatan wirausaha bergabung memanfaatkan lokasi dan jaringan Lewi’s Organic.(Jef)

Kolaborasi KemenkopUKM dan Para Pihak Tumbuhkan Wirausaha di Yogyakarta

Yogyakarta:(Globalnews.id) – Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), Destry Anna Sari menekankan, bahwa peningkatan kapasitas tenaga pendamping usaha lebih difokuskan kepada softskill tenaga pendamping dan pemanfaatan teknologi digital.

“Tujuannya, untuk memudahkan proses pendampingan dan transfer knowledge kepada para pelaku usaha, tidak hanya dalam memasarkan produknya,” kata sari, dalam acara FGD dengan pemerintah daerah, dunia pendidikan (incubator bisnis) serta pengelola PLUT DIY dan Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Untuk itu, KemenKopUKM menyelenggarakan FGD dengan pemerintah daerah, dunia pendidikan (inkubator bisnis), serta pengelola PLUT DI Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 28-29 September 2021 di Yogyakarta.

Di samping itu, digelar juga Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping dengan peserta Pendamping PLUT-KUMKM dan Lembaga Pendampingan lainnya.

Tujuan lainnya, lanjut Sari, untuk menyatukan visi pemangku kepentingan mempersiapkan Major Project 2022 komoditas kayu dan rotan di Jawa Tengah, serta meningkatkan kapasitas tenaga pendamping usaha.

“Agar tercipta ekosistem yang mendukung pertumbuhan wirausaha yang inovatif, berkelanjutan, dan menciptakan lapangan kerja,” imbuh Sari.

Sari berharap PLUT KUMKM dapat menjadi platform penciptaan nilai bersama (ecosystem builder). Untuk itu, diperlukan optimalisasi peran PLUT KUMKM sebagai lembaga pendamping KUMKM yang didukung  pemerintah pusat dan daerah, dunia pendidikan, serta dunia usaha/industri.

“Didukung dengan peningkatan kapasitas tenaga pendamping usaha untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing wirausaha,” tandas Sari.

Sari menjelaskan, pemerintah berupaya menambah jumlah pelaku usaha kecil dan menengah agar struktur ekonomi menjadi lebih kuat. Berdasarkan RPJMN 2020–2024, target rasio kewirausahaan Indonesia pada tahun 2024 sebesar 3,95% dan target pertumbuhan wirausaha baru di tahun 2024 sebesar 4%.

Apabila berdasarkan baseline 2019, rasio kewirausahaan sebesar 3,3% atau setara 8,2 juta. Yang artinya, untuk mencapai 3,95% membutuhkan 1,5 juta wirausaha baru hingga tahun 2024.

Angka ini juga menunjukkan bahwa dari total 64 juta UMKM Indonesia, baru sebesar 17,45% yang memiliki jiwa kewirausahaan, yang artinya erat dengan permasalahan produktifitas rendah, kurang inovasi, usaha yang tidak berkelanjutan, kurang kompetitif di pasar global.

Sari menambahkan, research and development menjadi kunci dan disesuaikan atau match dengan dunia usaha/industri.

“Diharapkan kegiatan ini mampu memberikan energi positif dalam rangka pengembangan kewirausahaan nasional dalam satu ekosistem yang terintegrasi,” pungkas Sari. (Jef)

KemenKopUKM Gelar Temu Konsolidasi Wirausaha Kembangkan Ekowisata

Gorontalo:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM menggelar Temu Konsolidasi Wirausaha dan Calon Wirausaha dalam rangka Penumbuhkembangan Wirausaha lokal berbasis Ekowisata di Provinsi Gorontalo.

Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kementerian Koperasi dan UKM Destry Anna Sari saat memberikan sambutan secara daring, dalam acara temu konsolidasi wirausaha dan calon wirausaha di Gorontalo, Kamis (30/9/2021) mengatakan, pembangunan pariwisata memiliki nilai dan keuntungan yang signifikan bagi kemajuan sektor lainnya, seperti hotel, homestay, restoran, angkutan, industri kerajinan dan lain-lain.

Menurutnya, multiplier effect pariwisata dapat dan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Namun demikian, membangun pariwisata mengharuskan banyak aktivitas yang dapat membawa dampak negatif bagi lingkungan.

“Untuk meminimalisasi risiko atau dampak negatif pembangunan industri pariwisata maka pembangunan pariwisata perlu dikembangkan dengan konsep “Sustainable Tourism” sesuai keunikan dan kondisi wilayah yang ada,” ujar Sari.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, semua sektor pembangunan di Indonesia harus menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks pariwisata, paradigma pembangunan kepariwisataan telah mengalami evolusi, dari bentuk mass tourism menjadi sustainable tourism.

Kabupaten Bone Bolango menyimpan berbagai macam potensi keanekaragaman hayati berupa flora dan fauna yang tersebar di beberapa wilayah kawasan hutan. Untuk mensinergikan kegiatan ekowisata, program harus bisa mendukung kelestarian lingkungan hidup dan mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Pengembangan ekowisata suatu desa atau kawasan perlu juga diarahkan untuk pengembangan inklusif bisnis, sehingga sektor wisata yang sebagai pemicu pengembangan suatu desa dapat berkelanjutan dan melibatkan seluruh unsur masyarakat desa dengan mengangkat produk unggulan desa.

“Kementerian Koperasi dan UKM melalui Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan bermaksud untuk mengembangkan penciptaan wirausaha berbasis ecotourism guna mendukung pencapaian rasio kewirausahaan yang pada tahun 2024 ditargetkan sebesar 3,95% atau membutuhkan 1,5 juta wirausaha inovatif,” kata Sari.

Ia menekankan pentingnya “Gerak Bersama” untuk mencapai target tersebut. Sinergi, kolaborasi dan kontribusi dari para pemangku kepentingan, baik swasta, organisasi masyarakat, pemerintah daerah dan pihak lain sangat diharapkan, termasuk dalam hal pengembangan ekowisata di Provinsi Gorontalo, khususnya di Kabupaten Bone Bolango.

“Oleh karena itu kami akan melakukan Temu Konsolidasi Wirausaha dan Calon Wirausaha dalam rangka mendorong terwujudnya pengembangan wirausaha lokal yang dapat menggerakkan ekonomi masyarakat dengan pendekatan sosial, berdampak dan berbasis lingkungan,” katanya.

Dikesempatan yang sama Bupati Bone Bolango Hamim Pou mengatakan, visi misi dan prioritas pihaknya, senada dengan Kementerian Koperasi dan UKM, yakni ingin melahirkan banyak wirausaha muda baru. Banyak potensi disekitar kita yang dapat dikembangkan, salah satunya melalui ekowisata.

Hamim Pou menegaskan, Kabupaten Bone Bolango memiliki kekayaan alam yang luar biasa.

“Kami punya flora, fauna dan satwa endemik khas Sulawesi, seperti anoa, burung maleo yang ada di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Kemudian hiu paus, tidak semua pantai, tidak semua laut memiliki hiu paus, di Kabupaten Bone Bolango kami memiliki hiu paus,” kata Hamim Pou.

Karenanya ia menyebutkan, apa yang di inisiasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM di Kabupaten Bone Bolango, menjadi salah satu jawaban bagaimana sustainable tourism bisa terus digencarkan di Kabupaten Bone Bolango.

Senada dengan hal tersebut, Founder AMATI Indonesia Viringga Prasetyaji Kusuma menambahkan, Gorontalo merupakan provinsi konservasi. Gorontalo memiliki DNA ekowisata atau sustainable tourism yang sangat besar di Indonesia.

“Hal itu tercemin dari kondisi yang ada disini, mereka memiliki Taman Nasional Boga Nani Wartabone yang memiliki potensi sangat sangat besar. Secara khusus Gorontalo sangat kental sekali dengan sustainable tourism dan sosial entrepreneurship yang bisa dikembangkan disini,” pungkas Ringga. (Jef)

KemenKopUKM Berikan Bantuan Rp684,8 Juta untuk Kembangkan Wirausaha di Lampung

Bandarlampung:(Globalnews.id)- Dalam upaya mendukung peningkatan rasio kewirausahaan nasional, Kementerian Koperasi dan UKM melakukan kerja sama dengan Universitas Lampung untuk mengembangkan wirausaha di Provinsi Lampung melalui program sentra inovasi dan inkubasi bisnis.

Dalam kerja sama ini, KemenKopUKM memberikan bantuan sebesar Rp549,8 juta untuk menginkubasi 40 tenant UMKM di Unila dan juga bantuan wirausaha pemula masyarakat Provinsi Lampung sebesar Rp135 juta dengan jumlah penerima 23 orang di beberapa Kabupaten Lampung. Secara total, bantuan yang diberikan oleh KemenKopUKM mencapai Rp684,8 juta.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, saat ini rasio kewirausahaan Indonesia baru mencatatkan angka 3,47% dari total populasi di Indonesia. Menurutnya, angka ini masih terpaut jauh dari negara lain seperti Singapura yang sudah mencatatkan rasio kewirausahaan sebesar 8,9%, Malaysia 4%, Thailand 4%, dan negara maju sudah mencapai 12%.

“Target kita ingin menambah jumlah wirausaha dan untuk menjadi negara maju (rasio kewirausahaan) itu 4%. Saya kira, Indonesia oleh semua lembaga dunia diprediksi di 2045 itu kita punya potensi jadi negara maju. Karena itu kita harus bekerja keras menghadirkan wirausaha baru sampai 4%,” ungkapnya dalam acara Penyerahan Bantuan Fasilitasi Pengembangan Inkubator di Universitas Lampung, Bandarlampung, Rabu (8/9).

Menurut Teten, pemerintah saat ini telah mengubah pendekatan pendampingan UMKM dan koperasi dari pendekatan birokrasi ke pendekatan profesional atau bisnis. Karena itu, inkubator bisnis baik itu swasta atau kampus bisa menjadi bagian yang sangat penting sebagai upaya untuk membina dan mengembangkan UMKM.

“Kami ingin UMKM kita bisa menyaingi UMKM luar negeri. Karena itu, kita membidik wirausaha muda yang berlatar belakang pendidikan baik seperti di kampus untuk kita lahirkan, bina, dan besarkan untuk menjadi wirausaha. Jadi saya kira peran inkubator bisnis di kampus jadi sangat penting. Karena itu kami senang sekali bisa kerja sama dengan Unila,” ujar Teten.

Lebih lanjut, untuk mengembangkan usaha yang berkelanjutan di Provinsi Lampung, Teten mendorong para pelaku UMKM untuk mengembangkan komoditas unggulan di Lampung. Dengan demikian, Provinsi Lampung akan memiliki ciri khas tersendiri dan menjadi faktor pembeda dibandingkan dengan daerah lainnya.

Selain itu, Teten juga menegaskan bahwa pihaknya memiliki program besar untuk mendorong UMKM Indonesia menjadi bagian rantai pasok industri nasional seperti UMKM di Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok, di mana UMKM di sana menjadi bagian dari sistem produksi industri.

“Jadi bukan lagi UMKM sendiri dan industri sendiri. Kalau begini, akhirnya UMKM harus kompetisi dengan usaha besar dan pasti kalah. Kalau kita integrasikan UMKM dengan industri besar dengan ekosistem kemitraan saya rasa akan berjalan beriringan. Jadi industrinya besar, UMKM-nya juga pasti akan ikut ditarik menjadi besar,” tegasnya.

Menurut Teten, saat ini baru 4,1% UMKM di Indonesia yang dapat terhubung ke rantai pasok industri. Menurutnya, angka tersebut masih sangat kecil dan harus diperbesar lagi ke depannya.

“Karena itu, saya kira Unila bisa menjadi inkubator bisnis yang menyiapkan UMKM masa depan yang berbasis pada produk kreativitas dan inovasi teknologi,” ujar Teten.

Di tempat yang sama, Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Karomani, M.Si. menekankan bahwa dengan adanya kerja sama inovasi dan inkubasi bisnis bersama KemenKopUKM, pihaknya dapat memberikan manfaat lebih luas sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat Lampung.

Menurutnya, dengan memanfaatkan teknologi berbasis aplikasi dan ekonomi kreatif yang dikembangkan Unila akan memberikan manfaat kepada UMKM di Lampung. Di antaranya memberikan informasi dan jaringan pasar, kemudahan akses pendanaan dan pendampingan, serta peningkatan kapasitas teknologi informasi sebagai daya dukung peningkatan daya saing UMKM di Indonesia.

“Kami mendampingi 40 tenant dengan berbagai produk yang ada di Provinsi Lampung, seperti kopi yang merupakan komoditas utama Provinsi Lampung, keripik pisang sebagai olahan utama dan pempek sebagai olahan ikan. Terima kasih banyak atas kerja sama dan dukungan yang diberikan KemenKopUKM pada Unila, semoga kerja sama ini dapat berlangsung dan berkelanjutan,” pungkas Karomani. (Jef)

Akselerasi Pencapaian Target Rasio Kewirausahaan, MenkopUKM Lantik Deputi Kewirausahaan

Jakarta:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melantik Siti Azizah sebagai Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (Deputi Bidang Kewirausahaan) Kementerian Koperasi dan UKM.

Siti Azizah dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Republik (Keppres) Indonesia Nomor 113/TPA Tahun 2021 tanggal 5 Agustus 2021. Siti Azizah menggantikan Deputi sebelumnya yakni Victoria Br Simanungkalit, yang sudah memasuki masa purnatugas.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam sambutannya mengatakan, penataan struktur organisasi di tubuh Kementerian Koperasi dan UKM terus dilakukan demi memastikan pelaksanaan program-program strategis yang ditetapkan bisa berjalan dengan baik. Dengan begitu diharapkan target untuk menumbuhkembangkan sektor UMKM bisa tercapai.

“Diangkatnya Siti Azizah diharapkan mampu mempercepat rencana strategis Kementerian Koperasi dan UKM dalam meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia menjadi 4% pada tahun 2020-2024. Rasio kewirausahaan Indonesia relatif tertinggal, masih di bawah Thailand 4,26%, Malaysia 4,74%, dan Singapura 8,76%,” kata MenkopUKM dalam sambutannya, Kamis (19/8).

MenkopUKM meminta agar pejabat yang baru dilantik bisa cepat menyesuaikan dan bisa memberikan energi baru dalam upaya mencapai target-target pemerintah di sektor koperasi dan UKM. Teten juga berpesan agar masing-masing pejabat di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM mengintensifkan koordinasi dan kolaborasi sehingga setiap program bisa berjalan dengan baik.

“Saya harap Bu Siti Azizah bisa membawa kultur baru di Kementerian Koperasi dan UKM. Silahkan melakukan deregulasi, debirokratisasi, atau lainnya tapi intinya cari cara yang mempermudah dalam menjalankan tugas bukan mempersulit, tapi tentu tanpa mengabaikan akuntabilitas,” kata Teten Masduki dalam sambutannya.

Teten juga meminta seluruh pejabat di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM menjalankan fungsi organisasi yang baik dan tidak kaku sebagaimana yang diterapkan pada sektor swasta. Menurutnya cara-cara pengorganisasian semacam ini juga sudah diterapkan di tingkat menteri. Pembagian-pembagian tugas yang tidak kaku dan mengedepankan koordinasi akan mempercepat pencapaian target dari sebuah program. Apabila diperlukan, Teten mengizinkan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) khusus untuk menjalankan sebuah program dengan melibatkan antar-kedeputian.

“Jadi di swasta itu diterapkan menajemen matriks, pembagian kerja mereka tak lagi kaku. Saya masih menangkap pembagian kerja antardeputi masih ada yang kaku. Saya targetkan secara spesifik sebaiknya dibentuk gugus tugas sendiri yang melibatkan antardeputi antardepartemen saat menjalankan sebuah program,” imbuh Teten.

Teten berharap ada akselerasi nyata yang bisa dilakukan untuk mempercepat pencapaian target Kementerian Koperasi dan UKM dalam meningkatkan kewirausahaan. Walaupun diakui bahwa untuk menciptakan wirausaha baru penuh dengan tantangan.  Tentunya tantangan ini harus disikapi dengan kerja keras, cerdas, dan ikhlas melalui stategi yang tepat, cepat, dan akurat.

“Untuk mencapai target rasio kewirausahaan nasional dengan tantangan era pandemi yang cukup panjang ini tentunya diperlukan kepemimpinan yang baik, mengetahui dirinya dengan baik, belajar dari pengalaman, saling membangun koordinasi dengan orang lain, dan mampu menyesuaikan diri dalam perubahan,” tutup Teten.

Sementara itu di waktu yang sama, Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah menegaskan bahwa dirinya akan bekerja maksimal dan penuh tanggung jawab. Dengan pengalamannya sebagai wirausahawan dan juga pernah berkecimpung di industri pembiayaan serta asuransi, dia optimis bisa membantu masyarakat untuk menjadi wirausahawan yang tangguh terutama di tengah pandemi seperti saat ini. Dia berjanji akan menggunakan tugas dan jabatannya untuk didedikasikan pada upaya pencapaian target peningkatan rasio kewirausahaan.

“Saya rasa sudah disampaikan tugas dan target kita sampai 2024. Tentunya saya perlu melihat sampai di mana teman-teman dari Deputi Kewirausahaan ini sudah bekerja dan sampai di mana target yang sudah dicapai. Saya akan membantu mereka kalau ada yang belum tercapai. Insya Alllah tahun depan akan lebih baik dari tahun ini,” pungkas Siti Azizah. (Jef)

Bangkit Dari Pandemi, MenkopUKM Ajak Milenial Berwirausaha

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Pandemi Covid-19 menghadirkan banyak dampak dan tantangan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Berdasarkan data dari UNDP dan FE UI, dampak Covid-19 telah membuat 9 dari 10 pelaku UMKM mengalami penurunan permintaan, 2 dari 3 UMKM mengalami penurunan pendapatan, lebih dari 80% mencatat margin keuntungan lebih rendah, lebih dari 53% UMKM mengalami penurunan nilai aset, dan sebagian besar UMKM kesulitan mendistribusikan produknya.

Namun demikian sekitar 44% UMKM yang disurvei telah bergabung dengan pasar online.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, banyak contoh kasus UMKM yang beradaptasi dan berinovasi dapat bangkit dan pulih dari dampak pandemi.

“Kebutuhan lapangan kerja baru bagi masyarakat & perbaikan kesejahteraan tetap krusial, di sinilah peran wirausaha dibutuhkan,” tegas MenkopUKM Teten Masduki dalam pembukaan Festival Kewirausahaan Astra 2021 secara daring, di Jakarta, Rabu (28/7/2021)

Menurut MenkopUKM, saat ini UMKM mendominasi terhadap postur pelaku usaha. Jumlah UMKM lebih dari 64 juta unit atau 99,9% dari populasi pelaku usaha, menyumbang penyerapan tenaga kerja hingga 97%, dan kontribusi terhadap PDB sebesar 61%.

Namun menurutnya, rasio kewirausahaan Indonesia masih rendah di 3,47% atau masih di bawah negara-negara ASEAN seperti Thailand (4,26%), Malaysia (4,74%), dan Singapura (8,76%).

Ia menegaskan, dalam RPJMN 2020-2024, penguatan kewirausahaan, UMKM dan Koperasi masuk ke dalam Agenda I Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan, dengan target indikator rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,9% pada 2024 dan pertumbuhan wirausaha sebesar 4% pada 2024.

“Kementerian Koperasi dan UKM menaruh perhatian serius terhadap upaya peningkatan jumlah kewirausahaan atau entrepreneurship di Indonesia. Saat ini, Rancangan Perpres Pengembangan Kewirausahaan Nasional (PKN) telah memasuki tahapan final, yaitu proses pengundangan. Rancangan PerPres PKN ini diharapkan mendorong akselerasi penciptaan wirausaha baru di Indonesia,” kata Teten

Ia menjelaskan, berwirausaha dapat menjadi pilihan strategis bagi para kaum milenial. Selain tekad kemandirian yang tinggi, milenial juga sangat dinamis. Menurutnya, laporan BPS menunjukkan populasi Indonesia terbesar adalah anak muda, masing-masing gen milenial dan gen z karakternya berbeda.

“Proyeksi di 2024, total Gen Milenial, Gen Z, dan Post Gen Z sebanyak 65% atau 174,79 juta orang. Jumlah tersebut dapat menjadi sasaran pembangunan kewirausahaan,” ujarnya.

Teten mengakui, 35,5% pemuda Indonesia memiliki hasrat besar menjadi pengusaha/wirausaha. Bahkan katanya, berdasarkan Startup Ranking 2020, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah startup terbanyak (2.195 startup).

“Ketiga poin di atas menjadi modal kuat Indonesia mempersiapkan UKM Masa Depan atau Future SME berbasis kreativitas dan teknologi,” katanya.

MenkopUKM menegaskan, untuk mencapai target rasio kewirausahaan dibutuhkan dukungan seluruh stakeholder bersinergi, berkolaborasi, dan berbagi peran.

“Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Astra yang berdampingan dengan pemerintah dalam membina KUMKM. Semoga menjadi wirausaha sukses, mapan, berinovasi, dan memberikan nilai tambah pada masyarakat. Saya juga berharap rangkaian program Festival Kewirausahaan Astra ini terus konsisten dan membesar, berdampak luas, dan menjadi lokomotif yang menggerakkan UMKM kita dalam mengakses rantai pasok industri besar,” pungkas Teten.(Jef)

MenkopUKM: Berwirausaha Menjadi Pilihan Strategis bagi Kaum Milenial

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID) – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, berwirausaha menjadi pilihan strategis bagi kaum milenial. Selain punya modal berupa tekad kemandirian yang tinggi, milenial juga sangat dinamis.

“Saatnya menjadi petani, peternak, atau pembudidaya udang muda di negeri ini,” ucap Teten, pada acara Dies Natalis ke-15 dan Lustrum ke-3 Universitas Negeri Semarang (UNNES), secara daring, Kamis (10/6).

Potensi ini, lanjut Teten, juga ditangkap dalam rangka meningkatkan rasio kewirausahaan Indonesia yang saat ini baru 3,47% (lebih rendah dibandingkan Thailand 4,26%, Malaysia 4,74%, dan Singapura 8,76%).

“Apalagi, pemerintah tengah menyusun Rancangan Perpres Pengembangan Kewirausahaan Nasional sekaligus turunan dari UU Cipta Kerja dan PP No 7/2021,” imbuh MenkopUKM.

Menurut Teten, instrumen ini nantinya diharapkan dapat memastikan target wirausaha muda mapan dengan inovasi, teknologi, berkelanjutan, dan membuka seluas-luasnya lapangan kerja.

“Target rasio kewirausahaan tahun ini sebesar 3,55% dan sebesar 4% di tahun 2024,” tegas MenkopUKM.

Ia menambahkan bahwa digitalisasi menjadi media akselerasi pertumbuhan usaha koperasi dan UMKM.

Berdasarkan data Asosiasi e-commerce Indonesia (IdEA), kata Teten, selama pandemi terjadi kenaikan penjualan pada platform e-commerce sebesar 25%.

“Artinya, masyarakat Indonesia terutama pelaku UMKM telah keluar dari zona nyaman dan beradaptasi untuk bertahan,” ujar Teten.

Saat ini, kata Teten, KemenkopUKM tengah memperkuat UMKM go digital dengan dua pendekatan. Yaitu, peningkatan kapasitas usaha melalui penguatan database, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan kawasan/klaster terpadu UMKM.

Kedua, perluasan pasar digital melalui Kampanye BBI, onboarding platform pengadaan barang & jasa (LKPP, PaDI), Live Shopping, dan Sistem Informasi Ekspor UMKM.

“Dalam melindungi produk-produk dalam negeri, kami mendorong semua stakeholder untuk membatasi produk impor yang menjual di bawah harga produksi (predatory pricing) dalam PMSE (Perdagangan Melalui Sistem Elektronik), dan upaya menghilangkan inequal treatment antara penjual offline dan online terkait kewajiban kepemilikan Angka Pengenal Impor, NIB, dan lainnya,” papar MenkopUKM.

Dari sisi pembiayaan, KemenkopUKM juga mencoba memberikan kemudahan bagi UMKM, penyiapan regulasi KUR kecil tanpa jaminan hingga Rp100 juta, serta pagu kredit untuk UMKM diperbesar hingga Rp20 miliar.

“Peran perguruan tinggi sangat strategis dalam memberikan akses informasi, pengetahuan, digitalisasi, maupun teknologi bagi mahasiswa/UMKM untuk menjadi wirausaha/start-up sukses dengan penerapan inovasi teknologi,” pungkas MenkopUKM.(Jef)

MenkopUKM Sebut Wirausaha Jadi Pilihan Strategis Milenial

Jakarta:(Globalnews.id)- Berwirausaha menjadi pilihan strategis bagi para milenial yang berpotensi sangat baik bagi perekonomian bangsa. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan hal tersebut dalam acara KAGAMA INKUBASI BISNIS XX bertema “Daya Tahan UMKM di Masa Pandemi: Strategi Inovasi UMKM agar Tangguh dan Berkembang di Masa Sulit”, Minggu (2/5/2021).

Teten mengatakan, jumlah wirausaja di Indonesia masih rendah sehingga ada tantangan besar untuk mendorong kewirausahaan di tanah air.

“Selain tekad kemandirian yang tinggi, milenial juga sangat dinamis. Potensi ini juga kita tangkap dalam rangka meningkatkan rasio kewirausahaan Indonesia yang saat ini baru 3,47% saja relatif
rendah dibandingkan Thailand 4,26%, Malaysia 4,74%, dan Singapura 8,76%,” kata Teten.

Ia menambahkan, populasi penduduk saat ini sekitar 270 juta jiwa di mana 68,75% masuk dalam usia produktif dengan Generasi Milenial 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen dan Generasi Z 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari populasi.

“Jumlah ini tidak seluruhnya diserap oleh sektor pemerintah dan swasta. Pandemi Covid-19 juga meningkatkan jumlah pekerja informal sebesar 1,18 juta atau 2,62 persen dibanding tahun 2019 berdasarkan data Sakernas BPS 2020,” katanya.

Teten menjelaskan, Pemerintah tengah menyusun Rancangan Perpres Pengembangan Kewirausahaan Nasional sekaligus turunan dari UU Cipta Kerja dan PP No 7/2021. “Ini akan fokus melahirkan wirausaha baru,” katanya.

Regulasi ini juga menjadi instrumen yang nantinya diharapkan dapat memastikan target wirausaha muda mapan dengan inovasi, teknologi, berkelanjutan, dan membuka seluas-luasnya lapangan kerja.

“Target rasio kewirausahaan tahun ini sebesar 3,55% dan sebesar 4% di tahun 2024,” katanya.

KemenkopUKM tengah memperkuat UMKM go digital dengan 2 pendekatan, peningkatan kapasitas usaha melalui penguatan database, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan Kawasan/Klaster Terpadu UMKM. Kemudian juga perluasan pasar digital melalui Kampanye BBI, on boarding platform pengadaan barang & jasa (LKPP, PaDI), Live Shopping, dan Sistem Informasi Ekspor UMKM.

“Inkubator bisnis Kagama akan sangat strategis jika menjadi bagian dalam program-program ini,” katanya.

Peran Inkubasi Bisnis Universitas Gadjah Mada sangat strategis, lanjut dia, dalam memberikan akses informasi, pengetahuan, digitalisasi, maupun teknologi bagi mahasiswa/ UMKM untuk menjadi wirausaha/start-up sukses dan pihaknya merasa senang untuk bisa berkolaborasi.

“Kami berharap dengan strategi inovasi UMKM agar tangguh dan berkembang di masa sulit semoga segera melahirkan wirausahawan-wirausahawan unggul dan tangguh,” kata Teten Masduki.(Jef)