MenKopUKM: Perlu Keunggulan Kompetitif Bagi UKM Untuk Masuk Rantai Pasok Global

Jakarta:((Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan perlunya sebuah keunggulan kompetitif bagi para pelaku UKM agar bisa masuk ke rantai pasok global selain kerja sama ekonomi antara negara-negara G20 untuk memulihkan perekonomian dunia juga merupakan hal yang sangat penting.

“Recover Together, Recover Stronger bukan hanya tema yang perlu diusung bersama, tetapi merupakan resep untuk dunia pulih dan tumbuh bersama lebih cepat lagi,” ucap MenKopUKM Teten Masduki dalam sambutannya di acara 4th Side Event G20 Stakeholders Consultant, SMEs Opportunity on Global Value Chain and Logistic Solution secara virtual, Jakarta, Jumat Malam (26/8).

MenKopUKM menegaskan, walaupun reaksi sebagian besar negara di tengah kesulitan ekonomi ini adalah melakukan proteksi untuk ekonominya masing-masing, negara-negara G20 tidak boleh melupakan bahwa perekonomian dunia sangat bergantung kepada mereka.

Dalam acara tersebut, hadir pula Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Rosan P Roeslani, serta Duta Besar Negara G20.

Menteri Teten mengatakan, dalam laporan Global Economic Prospects Bank Dunia Juni 2022 menyebutkan bahwa dampak dari pandemi COVID-19 ditambah invasi Rusia ke Ukraina memperparah perlambatan ekonomi global.

Diperkirakan pertumbuhan ekonomi yang rendah dan peningkatan inflasi akan terjadi untuk waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dunia bahkan diperkirakan turun dari 5,7 persen di tahun 2021 menjadi 2,9 persen di tahun 2022.

Negara G20 yang terdiri dari Uni Eropa, Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China, Jerman, Prancis, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Russia, Saudi Arabia, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat menghasilkan sekitar 80 persen output dunia, memiliki 2/3 populasi dunia, dan terlibat dalam ¾ perdagangan internasional.

“Bank Dunia menyebutkan pentingnya pengambilan kebijakan yang tegas di level nasional dan global, untuk menghindari ekonomi global yang memburuk,” ucapnya.

Untuk itu, kata MenKopUKM, hal ini membutuhkan upaya dunia bersama-sama di antaranya, memastikan adanya respons yang andal dalam hal suppy di level nasional. Di lain pihak memastikan bahwa pasar komoditas global berfungsi dengan baik, dan pemerintah perlu memprioritaskan _government spending_ untuk memberikan bantuan kepada masyarakat kecil yang rentan akibat tekanan ekonomi.

Menteri Teten juga mengutip beberapa studi di antaranya yang dilakukan oleh OECD Working Party on SMEs and Entrepreneurship yang bekerja sama dengan UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) dan mitra akademisi dari Swiss. Studi menemukan bahwa keterlibatan dalam Global Value Chain (rantai pasok global) akan menguntungkan UKM.

“Saya berharap melalui forum _stakeholder consultation_ ini dapat membantu UKM untuk mengidentifikasi keunggulan kompetitif mereka dalam _value chain_, dan membantu UKM memahami bahwa identifikasi ini sangat penting untuk mengoptimalisasi partisipasi mereka dalam Global Value Chain,” ucapnya.

Tak hanya itu MenKopUKM ingin, forum ini dapat memberikan rekomendasi yang bisa ditindaklanjuti secara multilateral, bilateral, atau regional. Baik berupa dukungan untuk kebijakan perdagangan yang mempermudah UKM masuk ke dalam Global Value Chain dan yang memberikan solusi untuk keperluan logistik mereka.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan dalam sambutannya bahwa UKM berkontribusi signifikan dalam perekonomian negara, yaitu menjadi benteng pertahanan ekonomi nasional yang telah teruji ketahanannya sejak krisis ekonomi tahun 1998 hingga di masa pandemi ini.

Bahlil juga mengungkapkan, berbagai tantangan global mempengaruhi kondisi perekonomian berbagai negara. Banyak tantangan termasuk di dalamnya dalam hal logistik dihadapi oleh seluruh dunia. Padahal, distribusi logistik merupakan hajat hidup bersama.

“Harus ada kebersamaan untuk bangkit dan memulihkan ekonomi di era pascapandemi ini. Untuk itu, harus ada kolaborasi yang positif antara pengusaha besar dengan UKM. Pemerintah telah mendorong hal ini yang dituangkan melalui peraturan. Sudah saatnya kita menjaga dan mendorong UKM naik kelas,” kata Bahlil.(Jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.