o
DENPASAR:(Globalnews.id)- Fasilitasi pelatihan perkoperasian bagi komunitas perfilman yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM membuahkan hasil. Lima daerah yang menjadi titik awal pelatihan tersebut mulai merintis berdirinya koperasi sebagai wadah usaha bersama bagi pekerja film.
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM Rulli Nuryanto mengatakan pihaknya memfasilitasi pelatihan koperasi karena melihat ketertarikan pekerja film terkait koperasi. Pelatihan yang sudah dilaksanakan di Cilacap, Medan, Padang, Solo dan sedang berlangsung saat ini di Bali.
“Setelah pelatihan dilaksanakan ada ketertarikan dan semangat dari komunitas perfilman untuk mendirikan koperasi. Komunitas menilai bahwa koperasi sebagai wadah mereka untuk berkembang dan menjalankan usaha secara bersama-sama,” kata Rulli usai membuka Pelatihan Perkoperasian Bagi Aparatur Pembina Koperasi Daerah, Pendamping dan Pekerja Film di Denpasar, Bali, Senin (27/5).
Ia menegaskan pemerintah tidak membujuk-bujuk mereka mendirikan koperasi namun memberikan pemahaman bahwa koperasi menjadi tempat untuk tumbuh dan berkembang bersama dalam menjalankan berbagai usaha. Koperasi, tegasnya merupakan wadah yang mendorong kemandirian bagi para anggotanya dan memberikan keadilan karena ada prinsip one man one vote.
“Koperasi menempatkan manusia, dalam hal ini anggota, lebih tinggi dari modal. Ini kekuatan koperasi, ” tegas Rulli.
Pemahaman ini, disebutnya, baru diterima oleh pekerja film setelah pelatihan. Hal itu memicu semangat mereka membentuk koperasi. Komunitas film di Cilacap, Medan dan Padang saat ini sedang proses pembentukan badan hukum koperasi dan komunitas di Solo juga sedangkan mempersiapkan pendirian koperasi.
Rulli mengatakan pelatihan merupakan permintaan dari pekerja film itu sendiri.Jika ada komunitas pekerja film daerah lain yang meminta pelatihan, Deputi Bidang SDM akan menyelenggarakan.
“Saat ini yang sudah mengajukan permintaan pelatihan dari komunitas film di Bandung,” kata Rulli.
*Potensi Usaha*
Maria Ekaristi dari komunitas film di Bali mengatakan mereka sangat antusias untuk membentuk koperasi di Bali. Ia menyadari bahwa koperasi memiliki usaha yang dijalankan bersama oleh semua pekerja film.
“Para pekerja film yang tergabung dalam berbagai Production House (PH) akan kita ajak untuk menjadi anggota koperasi,” kata Maria.
Ia menjelaskan banyak potensi usaha yang bisa dikembangkan untuk kesejahteraan bersama. Selama ini pekerja film menghadapi dilema dengan rendahnya penghargaan yang mereka terima untuk setiap pekerjaan. Sebab, semua PH akan berlomba bersaing memberikan penawaran yang lebih murah. Diharapkan dengan bergabungnya para pekerja film dalam koperasi, ada standar harga yang akan diterapkan.
“Kehadiran koperasi tidak akan mematikan PH. Untuk setiap pekerjaan, pengguna jasa akan berhubungan dengan koperasi. Istilahnya koperasi akan menjadi wadah atau distributor untuk setiap pekerjaan sehingga PH juga tetap hidup,” kata Maria.
Dia mengatakan keberadaan koperasi diaharapkan akan memberikan kepastian bagi para pekerja film, yang banyak diantaranya pekerja tidak tetap atau paruh waktu. Akan ada kesempatan yang sama bagi semua insan pekerja. “Ini akan menjadi kesempatan kita untuk kerja bareng dan berkembang bareng,” kata Maria. (jef)