Nunukan:(globalnews.id)- Bantuan modal melalui program Wirausaha Pemula Kementerian Koperasi dan UKM mendorong lebih banyak pelaku UMKM di Kecamatan Krayan Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara mampu memperluas usaha.
Seorang pengrajin anyaman bambu puren di desa Pa Umung, Kecamatan Krayan Timur Litad Arija Acang, di Nunukan mengatakan bantuan modal melalui program WP sangat membantu usahanya untuk bisa menjadi lebih berkembang.
Ia menerima bantuan WP pada 2019 sebesar Rp 12 juta. Litad juga menerima fasilitasi pemberian hak cipta dan diikutsertakan dalam sejumlah pameran di Jakarta.
Bantuan modal WP itu ia pergunakan untuk mengembangkan usahanya, dengan produk meliputi reng besar, reng mini, reng kecil, tempat pencil, nampan, plesmed, tempat nasi, tampi, kebpang, tayen, belatakset, dompet tangan, alas piring, dan tatakan gelas.
“Berkat sejumlah bantuan dari Kementerian Koperasi dan UKM yang saya terima, kini produk-produk saya bisa masuk ekspor ke Amerika Serikat, Perancis dan Malaysia serta lokal ke Balikpapan,” kata Litad Arija Acang kepada tim liputan, Minggu (6/10/2019).
Pelaku usaha mikro kecil di Krayan ini juga membina masyarakat sekitar untuk menjadi pelaku UKM. Ada 17 pengrajin binaan Litad di desa Pa Umung.
Di desa yang sama, Dewi Sarmiati, seorang pengrajin keripik singkong sejak 2011 juga menerima bantuan modal WP sebesar Rp 11 juta. Keripik singkong yang ia produksi ada 4 rasa, yaitu rasa manis, asin, bawang, dan lombok.
Dengan bantuan modal WP tersebut ia dapat mengembangkan usahanya. Sebelumnya ia memproduksi keripik singkong secara manual memakai parut, berkat bantuan modal dari program WP ia kini sudah memakai mesin, sehingga dapat meningkatkan produksinya.
“Sebelum saya mendapatkan bantuan modal WP rata-rata saya mendapat untung Rp 500 ribu – Rp 600 ribu perbulan, kini saya mendapatkan hampir tiga kali lipatnya karena peningkatan produksinya,” paparnya.
Tim liputan juga mengunjungi Desa Pa Raye, Krayan Timur untuk meliput satu-satunya sentra pengolahan gula tebu. Menurut Kepala Desa Pa Raye Sairi Hermanto, pengelolaan gula tebu di Pa Raye ini sudah lama dilakukan oleh masyarakat secara turun-temurun dan menjadi mata pencaharian tetap.
Penerima dana WP untuk usaha ini di Pa Raye adalah Maroli yang menerima Rp 11 juta tahun ini. Dana itu dipergunakan untuk membeli peralatan penunjang usaha. Kini usahanya semakin baik dan sudah dijual ke Malinau, Nunukan dan Malaysia.
Ada pula produsen garam di Krayan Timur yang menerima bantuan modal WP. Di usaha ini yang menerima modal WP tahun ini adalah Egau sebesar Rp 12 juta. Dana WP itu dipergunakan untuk membeli alat-alat pemrosesan garam seperti periuk, ember, baskom, selang, saringan, dan kayu.
Dengan alat-alat itu membuat kelompok tani di Krayan Timur menjadi mudah memproduksi garam berkulitas, bersih, dan bernilai tambah.
“Dengan alat lama harga garam Rp 20 ribu perkg, sekarang Rp 30 ribu perkg,” jelas Egau.
Mereka mengaku sangat terbantu dengan modal dana WP dari Kementerian Koperasi dan UKM. Para penerima dana WP juga berterima kasih atas perhatian dan bantuan program-program Kemenkop dan UKM, sehingga masyarakat perbatasan di Krayan Timur lebih mandiri, kreatif, dan meningkat usahanya.
Dengan besarnya perhatian pemerintah pusat melalui Kemenkop dan UKM, mereka kini merasa lebih mencintai Indonesia dari sebelumnya.
(jef)