JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)-Sejalan dengan program transformasi yang terus dilaksanakan, PT Hotel Indonesia Natour (HIN) berhasil mencapai peningkatan kinerja di berbagai aspek kegiatan perusahaan. Peningkatan kinerja antara lain meliputi jumlah kamar terjual, jumlah tamu yang datang, tingkat isian kamar (occupancy rate) yang terus mengalami peningkatan; sehingga HIN berhasil meningkatkan revenue perusahaan dan mencapai kinerja keuangan yang positif. Demikian diungkapkan Dirut PT HIN Iswandi Said saat Ngopi BUMN di Jakarta, Kamis (30/1).
Menurut Iswandi, tamu yang datang pada tahun 2016 sebesar 418.468, tahun 2017 : 459.857, tahun 2018 : 492.344, dan tahun 2019 meningkat menjadi 500.831. Jumlah kamar terjual meningkat menjadi 591.916 dibanding tahun 2018 yang sebesar 585.802. Sementara itu, tingkat hunian (occupancy rate) pada tahun 2016 sebesar 68,4%, tahun 2017 : 75,5%, tahun 2018 : 69,4%, dan tahun 2019 : 68,9%.
Dengan berbagai peningkatan yang berhasil dicapai, kata Iswandi, PT HIN berhasil meningkatkan pendapatan usaha perusahaan dari IDR 698.7 miliar pada tahun 2018, menjadi sebesar IDR 726,4 miliar (unaudited) pada tahun 2019. HIN juga berhasil meningkatkan keuntungan perusahaan.
Iswandi mengatakan, apabila pada tahun 2015, HIN mengalami kerugian sebesar IDR 113.5 miliar, pada tahun 2016 menurun menjadi sebesar IDR 92.2 miliar, maka pada tahun 2017 berhasil mencetak keuntungan sebesar IDR 9,1 juta, tahun 2018 meningkat signifikan menjadi IDR 17,4 miliar, dan tahun 2019 meningkat lagi menjadi 50,8 miliar.
Transformasi
Sejalan dengan visi “menjadi perusahaan bidang hospitality terbaik bertaraf internasional dengan budaya dan kepribadian Indonesia”; Iswandi me jelaskan, HIN telah menetapkan program transformasi yang meliputi terlaksananya standarisasi proses bisnis di seluruh unit HIN, melaksanakan transformasi untuk menjadikan HIN leader dalam bidang hospitality yang dimiliki BUMN, menciptakan produk dan layanan “excellent” yang memberikan “superior customer value”, menjadi “top of mind” di bidang hospitality, dan menjadi leader di bidang hospitality dan memiliki keunggulan kompetitif yang tinggi.
Pada tahun 2020, kqta Iswandi, HIN akan memfokuskan berbagai program antara lain melaksanakan optimalisasi asset (antara lain di Kelapa Gading, Inna Dibya Puri di Semarang, lahan di Sukabumi dan Yogyakarta).
Program investasi pada tahun 2020 dilaksanakan berdasarkan skala prioritas disesuaikan dengan kemampuan perusahaan (antara lain pelaksanaan renovasi kamar di Inna Prapat, Grand Inna Malioboro, Grand Inna Kuta, Inna Sindu Beach, dan pembangunan Bali Room di Grand Inna Tunjungan, Surabaya).
HIN akan melanjutkan revitalisasi Grand Inna Bali Beach menjadi “Hotel Indonesia Bali” sebagai icon business hotel, pusat MICE internasional, dan sebagai tempat pelaksanaan event kenegaraan. Program peningkatan produk dan layanan akan terus dilanjutkan; serta meningkatkan peran anak perusahaaan “Hotel Indonesia Group”/HIG sebagai pengelola hotel, sehingga mampu terus memperluas dan memperkuat jaringannya.
Destinasi Super Prioritas
HIN juga akan terus mendukung pelaksanaan pengembangan “Destinasi Wisata Super Prioritas”, dimana di Joglosemar, HIN antara berperan serta dalam pengembangan Balkondes, melaksanakan revitalisasi hotel Dibya Puri bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan, melaksanakan event KulineRun, dan melaksanakan kerjasama dengan Damri dalam layanan transportasi shuttle dari Grand Inna Malioboro ke airport internasional yang baru.
Di destinasi Danau Toba, HIN secara intensif mengembangkan paket-paket tour, melaksanakan pengembangan desrinasi dan kawasan hotel, melaksanakan kerjasama dalam bentuk bundling promo, mengembangkan water sport, dan mengembangkan Inna Prapat menjadi 4 star hotel.
Di Labuan Bajo, HIN bekerja sama dengan ASDP dan PT Pembangunan Perumahan mengelola Inaya Bay Komodo, bekerja sama melaksanakan event nasional (Labuan Bajo Fashion Week, Sound of The Beach), dan turut berperan mengembangkan “School.of Tourism” Labuan Bajo.
Konsolidasi Hotel
Komitmen dari semua hotel yang dimiliki BUMN yang core business-nya bukan di bidang perhotelan untuk dikelola bersama.
Saat ini masih terus dicari skema dan strategi yang tepat untuk melakukan konsolidasi, mencari cara terbaik untuk melaksanakan penggabungan hotel-hotel tersebut dalam satu atap. HIN merupakan satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang perhotelan.
Dalam kaitan ini semua, Kementrian BUMN – sebagai pemegang saham – yang memiliki kewenangan penuh, sementara HIN merupakan BUMN yang memiliki core business di bidang perhotelan dan hospitality. (jef)