Semua tulisan dari globalnewsid

MenkopUKM Ungkapkan 3 Strategi Utama Tingkatkan Ekspor UMKM

JAKARTA:(Globalnews.id)- Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia mulai membaik meskipun saat ini Indonesia dan negara lain di dunia belum lepas dari jeratan pandemi Covid-19.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pertumbuhan ekonomi mulai membaik dari minus 2,19 di Q4-2020 menjadi minus 0,74 di Q1-2021.

“Hal ini ditopang dari berbagai stimulus terutama belanja pemerintah dan konsumsi rumah tangga yang semakin membaik,” tegas MenkopUKM Teten Masduki, dalam Webinar HR Academy, UMKM Fast Track untuk Peluang Ekspor Masuk Pasar Mesir, di Jakarta, Selasa (15/6/2021).

Hadir dalam kesempatan tersebut Dubes RI untuk Mesir Lutfi Rauf dan Atase Pertambangan Kedutaan Besar Indonesia di Kairo Firman Adi Purwanto.

Menurut MenkopUKM, hasil survei BRI Micro & SME Indeks (BMSI Q1-2021), Indeks Kepercayaan Pelaku UMKM kepada Pemerintah (IKP) terus meningkat dari 126,8 di Q3 2020 menjadi 136,3 di Q4 2020.

“Pelaku UMKM optimistis dan yakin Pemerintah mampu menangani dampak Covid-19 dengan baik. Saya kira IKP sudah pas dengan kebijakan pemulihan ekonomi nasional,” katanya.

Teten mengatakan, digitalisasi harus mampu meningkatkan ekspor produk UMKM ke pasar dunia, terutama ke Mesir. Menurutnya, kontribusi ekspor UMKM masih tergolong rendah, yaitu 14%, dibanding beberapa negara lainnya seperti Singapura 41%, Thailand 29%, atau Tiongkok yang mencapai 60%.

“Pada tahun 2024, Pemerintah menargetkan kontribusi ekspor UMKM akan meningkat menjadi 21,6%,” ujarnya.

Sayangnya, kata MenkopUKM, statistik e-commerce 2020 (BPS) menunjukkan hanya 4,68 persen usaha e-commerce melakukan ekspor, 54,01 persennya adalah usaha di sektor perdagangan besar dan eceran, bukan sektor produktif.

Untuk itu, MenkopUKM membeberkan 3 strategi utama yang akan dan sedang dilakukan untuk meningkatkan ekspor UMKM. Pertama, penguatan database, pemetaan potensi produk maupun pasar melalui Basis Data Tunggal UMKM, preferensi pasar di negara tujuan, jaringan distribusi dan gudang di luar negeri, serta affirmative-action penurunan tarif di negara tujuan dan memperluas kerja sama dagang luar negeri.

“Butuh peran aktif Kemenlu, KBI/KJRI, Atase Perdagangan dan ITPC, BKPM, serta beberapa inkubasi ekspor swasta yang sudah kuat,” kata Teten.

Kedua, peningkatan kualitas SDM dan produk melalui program pendidikan dan pelatihan, sekolah ekspor (target 500 ribu eksportir), standardisasi dan sertifikasi, dan factory sharing.

“Kami telah membuka pendaftaran bagi UKM yang memenuhi syarat untuk sertifikasi ISO, HACCP, SNI, Organik, FSSC/BRC, dan SVLK,” ujar MenkopUKM.

Selain itu, bersama Bappenas, tahun ini KemenKopUKM akan melakukan pilot project factory sharing di lima provinsi, dengan rencana awal FS untuk komoditas rotan (Jateng), FS untuk komoditas kelapa (Sulut), FS untuk komoditas sapi (NTT), FS untuk komoditas nilam (Aceh), dan FS untuk komoditas biofarmaka (Kaltim).

Ketiga, kemudahan pembiayaan. Skema pembiayaan UKM untuk ekspor terus dipermudah di antaranya melalui kerja sama dengan beberapa sumber pembiayaan ekspor seperti LPEI/KURBE, LPDB-KUMKM, perbankan/himbara, dan skema alternatif lainnya: crowd funding, modal ventura, dan CSR.

“Skema KUR sebagaimana arahan Presiden terbaru dapat dimanfaatkan: plafon KUR dari sebelumnya maksimum Rp500 juta naik menjadi Rp20 miliar. Dan, KUR tanpa agunan naik dari Rp50 juta menjadi Rp100 juta,” tambahnya.

Ia menjelaskan, komoditas ekspor terbesar dari Indonesia ke Mesir berdasarkan data International Trade Center 2021 adalah minyak sawit nilai aktual 609 juta USD dengan potensi 876,8 juta USD, kopi (green beans) nilai aktual 54,7 juta USD, kayu lapis/laminasi nilai aktual 6,4 juta USD dengan potensi 32,9 juta USD, kelapa kering nilai aktual 5,4 juta USD dengan potensi 28,2 juta USD, minyak cokat nilai aktual 5,4 juta USD dengan potensi 13,8 juta USD, dan tuna kering/diawetkan nilai aktual 3,3 juta USD dengan potensi 23,2 juta USD.

“Dengan data di atas, masih besar peluang dan potensi yang bisa kita maksimalkan untuk masuk pasar Mesir,” tegas Teten.

Digitalisasi UMKM

Teten menjelaskan, salah satu cara Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mampu bertahan di masa pendemi adalah dengan digitalisasi. Menurutnya, selama pandemi, terdapat 38% pengguna internet baru dengan rata-rata waktu online per harinya 4,3-4,7 jam/orang (Riset Google, Temasek, Bain, 2020). Bahkan, World Bank menyebutkan, 80% UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital memiliki daya tahan lebih baik.

Ia menegaskan, KemenkopUKM akan terus mendorong UMKM Go-Digital dengan 2 pendekatan, yaitu, pertama melalui peningkatan literasi digital, kapasitas dan kualitas usaha.

“Digitalisasi tidak hanya dalam memperluas pasar namun juga di dalam proses bisnisnya, melalui penguatan database (basis data tunggal), peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan Kawasan/klaster Terpadu UMKM (factory sharing),” ujarnya.

Kedua, kata Teten, perluasan pasar digital melalui Kampanye BBI, On-boarding platform pengadaan barang & jasa (LKPP, PaDI), Live Shopping, dan Sistem Informasi Ekspor UMKM.

“Untuk onboarding UMKM, telah bertambah 5 juta UMKM atau total 13,7 juta UMKM sudah terhubung dengan ekosistem digital (21% total populasi UMKM),” tambahnya.(Jef)

KemenkopUKM Gelar FGD Pengembangan Usaha Mikro di Kawasan Wisata Mandalika

Mandalika:(Globalnews.id)- Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika ini  akan membuka lapangan kerja baru, memiliki potensi bisnis luar biasa, dan akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat sekitar.

Hal itu dikatakan Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Sutarmo, pada caara Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Usaha Mikro di Kawasan Wisata Mandalika, Lombok Tengah, beberapa hari yang lalu.

Menurut Sutarmo, akan ada banyak usaha mikro lokal dan seantero NTB yang terlibat langsung dalam menunjang potensi kawasan wisata Mandalika.

“Keberadaan DPSP Mandalika juga menjadi pendorong diterapkannya UU Cipta Kerja, terutama peraturan turunan dalam PP Nomor 7 tahun 2021 tentang Kemudahan Berusaha, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM,” jelas Sutarmo.

Selain itu, lanjut Sutarmo, diperlukan juga adanya kemitraan antara Usaha Besar dengan koperasi dan UMKM, melalui kerja sama yang dilakukan ITDC selaku BUMN melalui anak perusahaannya Mandalika Grand Prix Association (MGPA).

“Kemitraan dapat berupa kerjasama aspek pemasaran produk UMKM lokal ke pasar domestik dan internasional, dan juga dapat dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan sehingga pelaku KUMKM dapat membuat desain produk dan mutu produk sesuai standar internasional,” ujar Sutarmo.

ITDC Mandalika sebagai pengembang dan pengelola The Mandalika terus berkomitmen meningkatkan pemberdayaan UMKM di kawasan wisata yang dikelolanya, baik melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), maupun pelatihan bagi UMKM.

“Antara lain, pelatihan dasar kewirausahaan, pelatihan akuntansi sederhana, dan pelatihan kualitas pelayanan bagi Asosisasi Asongan Mandalika,” imbuh Sutarmo.

Pada kesempatan yang sama, Managing Director The Mandalika, Bram Subiandoro mengapresiasi proses pekerjaan proyek Jalan Kawasan Khusus (JKK) di Mandalika. Diharapkan pembangunan JKK dapat mendorong efek pengganda ekonomi bagi masyarakat di Lombok Tengah, terutama masyarakat desa penyangga di kawasan Mandalika.

“Dalam mewujudkan harapan tersebut, di samping membangun JKK, The Mandalika juga telah membangun 303 stalls di area Bazaar Mandalika yang diperuntukkan bagi para pelaku UMKM di Lombok Tengah,” ucap Bram.

Seperti diketahui, Bazaar Mandalika dibangun oleh ITDC sebagai sentra ekonomi baru bagi UMKM setempat, dimana UMKM dapat menjual produk dan kulinari lokal bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan The Mandalika. Dibangun dengan mengusung konsep 5C yakni Commerce, Culture, Creativity, Culinary, dan Community.

Bazaar Mandalika terbagi menjadi tiga zona: Cultural Zone yang menampilkan kearifan lokal melalui pementasan seni dan budaya, Creative Zone yang menjual suvenir atau cinderamata berupa kerajinan dan produk-produk kreatif lokal, dan Culinary Zone yang menyajikan kuliner lokal, yang akan menjadikan Bazaar Mandalika sebagai kawasan wisata belanja dan kuliner terintegrasi.

Para pelaku usaha mikro yang berjualan di lapak Bazaar Mandalika menyampaikan bahwa mereka sangat senang karena setelah puluhan tahun berjualan, akhirnya bisa mendapatkan tempat yang lebih representatif untuk berjualan karena tempatnya teduh dan tidak perlu berpanas-panasan dipinggir pantai.

Mereka juga berharap pandemi segera berakhir dan wisatawan bisa beramai-ramai segera kembali mengunjungi The Mandalika.

Mereka juga berharap pandemi segera berlalu, sehingga warga setempat yang berhak mengisi stalls di Bazaar Mandalika dapat kembali memulai kegiatan ekonomi mereka.

“Kami juga mengajak warga bersama-sama menjaga kebersihan sarana-prasarana dan fasilitas yang telah disiapkan, guna kenyamanan dan keamanan wisatawan saat berkunjung dan beraktifitas di Bazaar Mandalika.” pungkas Bram.(Jef)

Indahnya Keberagaman pada Festival Teluk Jailolo

JAKARTA:(Globalnews id)- Potensi pariwisata Kabupaten Halmahera Barat dipastikan akan memanjakan para wisatawan yang datang. Untuk menarik minat tersebut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar) memberikan dukungan terhadap penyelanggaran Festival Teluk Jailolo (FTJ) 2021 dengan tema yaitu “The Harmony of the Spice Island”.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Rizki Handayani menjelaskan bahwa FTJ merupakan event promosi daerah yang dilaksanakan secara konsisten setiap tahunnya. FTJ kembali terpilih masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu dari 10 event terbaik kategori event berbasis adaptasi dan inovasi, setelah tiga tahun berturut-turut masuk dalam Calender of Event Kemenparekaf.

“Festival Teluk Jailolo sangatlah menarik karena tema yang diambil localize mengangkat potensi pariwisata orisinil Halmahera Barat sebagai sebuah event dengan untuk menciptakan experience yang unik dan berkesan. Menariknya, konten yang unik ini kini bisa dinikmati secara online, sebagai bentuk inovasi di dunia event pariwisata,” kata Rizki dalam keterangan tertulisnya.

Ia menambahkan bahwa Pelaksanaan FTJ tahun ini pada tanggal 9-12 Juni 2021 dengan tema yaitu “The Harmony of the Spice Island” memiliki maksud bahwa keberagaman adat dan budaya, perbedaan suku, ras dan agama di Halmahera Barat dipersatukan kembali dalam harmoni Ino Fo Makati Nyinga untuk membangkitkan potensi kepulauan rempah menjadi destinasi wisata unggulan yang mendunia.

Penyelenggaraan FTJ 2021 kali ini sedikit berbeda dengan sebelumnya dikarenakan masih berada dalam era tatanan hidup baru masa pandemi covid-19. FTJ yang biasanya identik dengan keramaian, saat ini dalam pelaksanaannya harus mengikuti konsep Hybrid Event yaitu dengan sistem online dan offline. Euphoria FTJ kali ini tidak akan sama dengan FTJ sebelumnya, untuk itu masyarakat dihimbau tetap menerapkan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety and Environment Sustainability) dimanapun berada yakni menggunakan masker, mencuci tangan di air mengalir dan menjaga jarak aman dari kerumunan.

Pelaksanaan Konsep Hybrid ini dimaksudkan untuk membatasi penonton luring dalam rangka mengurangi angka kerumunan di kawasan venue event. Masyarakat atau pengunjung bisa menyaksikan FTJ tanpa harus datang ke venue akan tetapi juga bisa secara daring melalui live streaming kanal promosi Dinas Pariwisata Kab. Halmahera Barat.

Acara Unggulan
Pada kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Barat yang juga Ketua Harian Panita, Fenny Kiat menjelaskan pada FTJ 2021 terdapat rangkaian acara unggulan yang ditampilkan. Diantara yang terkenal adalah Ritual Sigofi Ngolo, merupakan upacara tradisi bersih laut dan tabur bunga yang bertujuan memohon izin kepada leluhur untuk kelancaran acara oleh masyarakat dengan berziarah ke Pulau Babua.

“Lalu yang tidak kalah menariknya adalah Teater Kuliner Tujuh Suku Asli di Desa Gamtala yang menawarkan edukasi wisata kuliner dengan menampilkan materi makanan khas Halmahera Barat yang disertai dengan deskripsi dan live cooking masyarakat lokal bersama Maestro Kuliner secara online. Disini juga disuguhkan atraksi pentas seni yang akan menampilkan kekayaan budaya tujuh suku asli Halmahera Barat,” katanya.

Dan, kata Fenny, pada acara puncak akan ditampilkan persembahan teater musikal yang berlatar Teluk Jailolo “Sasadu On the Sea” yang merupakan ikon Festival Teluk Jailolo. Sasadu on the Sea yang juga ditampilkan dalam pembatasan jumlah pelakon secara hybrid sehingga masyarakat bisa menyaksikan melalui kanal promosi Dinas Pariwisata Halbar secara online.

Selain itu, tambahnya, ada juga Fun Diving, Dancing in the Sunset, Pentas Seni Budaya, dan Orom Sasadu di Rumah Adat Sasadu Desa Gamomeng dalam rangka sebagai ucapan syukur atas hasil panen yang didapatkan oleh masyarakat.

“Kami juga menampilkan produk subsektor ekonomi kreatif serta dikupas tuntas dalam Talkshow daalam acara Expo dan Talkshow Ekonomi Kreatif dan Pesta Tani, menampilkan hasil alam potensi pertanian Halmahera Barat dengan budaya bercocok tanam serta petualangan mengunjungi kebun rempah,” tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno sangat mengapresiasi digelarnya Festival Telul Jailolo 2021 dan diharapkan dengan ada event ini dapat mempromosikan dan mengangkat potensi pariwisata dari keindahan alam dan bahari yang dimiliki oleh Hamahera Barat.

“Selain itu, Festival Telul Jailolo dapat menjaga eksistensi Halamera Barat sebagai daerah kepulauan rempah di Indonesia. Dan pada kesempatan ini saya juga ingin mengajak masyarakat untuk menyaksikan event dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat, terlebih lagi saat ini pandemi Covid 19 masih menghantu kita,” kata Sandiaga dalam sambutannya yang dibacakan secara virtual.

Dirinya juga mengajak masyarakat di Halmahera Barat agar optimis dan bangkit jika sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air akan kembali seperti sediakala. Dan Sandiaga meyakini kalau dengan bersama-sama kita akan bisa mengalahkan Covid-19, “Together We Can!” (Jef)

Pelaku Kreatif Kuliner Bandung Inisiasi Wadah Koperasi untuk Permudah Pembiayaan

BANDUNG:(GLOBALNEWS.ID) – Para pelaku industri kreatif kuliner Bandung yang tergabung dalam Komunitas Kuliner Bandung, tengah menginisiasi pendirian wadah usaha bersama berbadan hukum koperasi. Tujuan berkoperasi adalah untuk mempermudah pembiayaan usaha para anggota.

Hal itu diungkapkan Meizan (Ican), pemilik brand Keukeun, House The House, dan Rotor, di hadapan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Staf Khusus Presiden RI Putri Tanjung,
saat berdiskusi dengan Komunitas Kuliner Bandung, di Orbital Dago, Kota Bandung, Jumat (11/6).

“Ide mendirikan koperasi sudah lama tercetus. Saat ini, kita sudah ada di tahap pembenahan dan manajemen koperasi yang akan kita bangun,” kata Ican.

Pembentukan koperasi, lanjut Ican, ibarat gayung bersambut saat pihaknya mendapat kepercayaan untuk mengelola Teras Cihampelas, yang kini vakum terdampak pandemi.

“Ada sekitar 162 kios di sana namun tidak berjalan. Ini langkah konkret kami untuk meningkatkan kapasitas usaha pelaku usaha mikro yang ada di Teras Cihampelas,” ujar Ican.

Pemilik merek Parti Gastronomi, Cupola.id, dan 347, Arifin Windarman, mengamini pernyataan Ican akan pentingnya wadah koperasi bagi pengembangan usaha kuliner di Bandung.

“Kita membangun Laboratorium Kuliner, semacam satu kolektif kuliner. Namun output-nya bukan produk kuliner, melainkan berupa riset dan literasi dalam bentuk buku dan film,” ucap Arifin.

Sementara Rezha, pemilik Soto Sedari, yang tergabung dalam Bandung Food Truck Community berharap kondisi dapat kembali normal seperti 3-4 tahun lalu.

“Berharap kembali banyak event di Bandung, yang terintegrasi dengan usaha Food Truck. Saat ini, kami masih vakum,” ungkap Rezha.

Sementara itu, Rizka Ramadhana dari Sapapreneur dan pemilik produk Kripik Jamanow mengatakan, pihaknya sudah memiliki 450 outlet di seluruh Indonesia dalam bentuk franchise. Bahkan, produknya sudah mampu ekspor hingga ke Hongkong dan Malaysia.

“Kami memiliki 100 ribu pelaku usaha yang menjadi member, dengan berjualan secara online. Masalahnya, kami tidak bisa bersaing dengan harga produk luar di marketplace kita,” jelas Rizka.

Skala Ekonomi

Dalam kesempatan itu, MenkopUKM Teten Masduki menekankan pentingnya sebuah bisnis masuk ke dalam skala ekonomi agar lebih memiliki daya saing.

“Di era digital ini dengan pasar terbuka lebar, kita harus siap bersaing dalam arti unggul produknya dan meningkat kapasitas usaha agar sanggup memenuhi permintaan pasar,” kata Teten.

Untuk ke arah sana, Teten menyarankan agar industri kreatif Bandung melakukan konsolidasi dalam satu payung brand bersama.

“Kalau bergabung dalam satu brand bersama akan memiliki kekuatan lebih dalam bersaing. Ketimbang jalan sendiri-sendiri dengan brand kecil,” imbuh Teten.

Teten mencontohkan Dapur Bersama (Rumah Produksi Bersama) yang ada di Payakumbuh, Sumbar, dalam memproduksi rendang yang merupakan makanan khas Sumatera Barat.

“Bila seperti itu, otomatis konsolidasi usaha dan brand akan tercipta. Dan merger usaha akan menghasilkan kekuatan besar dalam bisnis modern seperti sekarang ini,” kata Teten.

Pemerintah, lanjut Teten, terus menyiapkan ekosistem bisnis agar para pelaku usaha memiliki akses ke pasar digital dan pembiayaan.

“Porsi kredit perbankan untuk UMKM akan ditingkatkan hingga 30% hingga akhir 2024 mendatang. Begitu juga dengan KUR terus dipermudah untuk perkuatan permodalan UMKM,” kata Teten.

Selain itu, ada juga kebijakan pemerintah di mana 40% belanja pemerintah harus menyerap produk UMKM yang nilainya mencapai Rp460 triliun per tahun.

“Kami juga mendorong produk UMKM untuk bisa masuk rantai pasok industri,” ucap MenkopUKM.

Sementara itu, Putri Tanjung menyebut kunci sukses seorang Creative Enterpreneur adalah inovatif dan adaptif.

“Di tengah pandemi ini, demand market sudah berubah. Kita harus mampu menciptakan bisnis model yang sesuai dengan kebutuhan pasar,” tandas Putri.

Lebih dari itu, bagi Putri, seorang Creative Enterpreneur harus bisa melihat masalah atau kendala menjadi sebuah peluang usaha.

“Kondisi saat ini, langkah kolaborasi merupakan kunci keberhasilan bisnis di era sekarang,” tegas Putri.

Intinya, menurut Putri, sebagai seorang founder harus mampu terbuka akan perubahan zaman. “Kita harus siap dengan lanskap usaha yang baru dan ekosistem bisnis yang terus berkembang, agar sustainable,” pungkas Putri.(Jef)

MenkopUKM: Berwirausaha Menjadi Pilihan Strategis bagi Kaum Milenial

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID) – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, berwirausaha menjadi pilihan strategis bagi kaum milenial. Selain punya modal berupa tekad kemandirian yang tinggi, milenial juga sangat dinamis.

“Saatnya menjadi petani, peternak, atau pembudidaya udang muda di negeri ini,” ucap Teten, pada acara Dies Natalis ke-15 dan Lustrum ke-3 Universitas Negeri Semarang (UNNES), secara daring, Kamis (10/6).

Potensi ini, lanjut Teten, juga ditangkap dalam rangka meningkatkan rasio kewirausahaan Indonesia yang saat ini baru 3,47% (lebih rendah dibandingkan Thailand 4,26%, Malaysia 4,74%, dan Singapura 8,76%).

“Apalagi, pemerintah tengah menyusun Rancangan Perpres Pengembangan Kewirausahaan Nasional sekaligus turunan dari UU Cipta Kerja dan PP No 7/2021,” imbuh MenkopUKM.

Menurut Teten, instrumen ini nantinya diharapkan dapat memastikan target wirausaha muda mapan dengan inovasi, teknologi, berkelanjutan, dan membuka seluas-luasnya lapangan kerja.

“Target rasio kewirausahaan tahun ini sebesar 3,55% dan sebesar 4% di tahun 2024,” tegas MenkopUKM.

Ia menambahkan bahwa digitalisasi menjadi media akselerasi pertumbuhan usaha koperasi dan UMKM.

Berdasarkan data Asosiasi e-commerce Indonesia (IdEA), kata Teten, selama pandemi terjadi kenaikan penjualan pada platform e-commerce sebesar 25%.

“Artinya, masyarakat Indonesia terutama pelaku UMKM telah keluar dari zona nyaman dan beradaptasi untuk bertahan,” ujar Teten.

Saat ini, kata Teten, KemenkopUKM tengah memperkuat UMKM go digital dengan dua pendekatan. Yaitu, peningkatan kapasitas usaha melalui penguatan database, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan kawasan/klaster terpadu UMKM.

Kedua, perluasan pasar digital melalui Kampanye BBI, onboarding platform pengadaan barang & jasa (LKPP, PaDI), Live Shopping, dan Sistem Informasi Ekspor UMKM.

“Dalam melindungi produk-produk dalam negeri, kami mendorong semua stakeholder untuk membatasi produk impor yang menjual di bawah harga produksi (predatory pricing) dalam PMSE (Perdagangan Melalui Sistem Elektronik), dan upaya menghilangkan inequal treatment antara penjual offline dan online terkait kewajiban kepemilikan Angka Pengenal Impor, NIB, dan lainnya,” papar MenkopUKM.

Dari sisi pembiayaan, KemenkopUKM juga mencoba memberikan kemudahan bagi UMKM, penyiapan regulasi KUR kecil tanpa jaminan hingga Rp100 juta, serta pagu kredit untuk UMKM diperbesar hingga Rp20 miliar.

“Peran perguruan tinggi sangat strategis dalam memberikan akses informasi, pengetahuan, digitalisasi, maupun teknologi bagi mahasiswa/UMKM untuk menjadi wirausaha/start-up sukses dengan penerapan inovasi teknologi,” pungkas MenkopUKM.(Jef)

MenkopUKM Dorong Kopkar RSCM Masuk ke Sektor Usaha Alat Kesehatan

jAKARTA:(GLOBALNEWS.ID) – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa kebutuhan akan alat kesehatan di tengah pandemi begitu tinggi. Namun, sayangnya saat ini masih didominasi produk impor.

“Untuk itu, saya mendorong koperasi pegawai RSCM ini bisa menjadi vendor barang dan jasa pemerintah, khususnya alat kesehatan,” ujar Teten, pada acara peresmian kantor Koperasi Jasa dan Transformasi Digital Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, di Jakarta, Kamis (10/6).

Terlebih lagi, lanjut Teten, 40% pengadaan barang pemerintah senilai Rp460 triliun harus menyerap produk koperasi dan UMKM.

“Koperasi ini juga bisa mulai memproduksi produk substitusi impor dan bahkan untuk ekspor,” harap MenkopUKM.

Selain itu, Teten juga mengapresiasi layanan anggota koperasi di RSCM yang sudah menerapkan digitalisasi.

“Walau koperasi kecil, tapi sudah digital dalam melayani anggota. Koperasi memang harus go digital, karena baru 0,7 persen koperasi yang sudah masuk digitalisasi,” ungkap Teten.

Terkait perkuatan permodalan koperasi, MenkopUKM menyebutkan ada LPDB-KUMKM yang bisa dimanfaatkan hingga Rp200 miliar dengan bunga sebesar 3% saja.

“Yang pasti, koperasi ini harus masuk ke sektor produksi, seperti alat-alat kesehatan. Bila perlu, bangun jaringan seluruh koperasi yang ada di rumah sakit di seluruh Indonesia. Ini bakal menjadi satu kekuatan besar dengan aneka unit usaha seperti herbal, alkes, dan sebagainya. Pada ujungnya akan menciptakan satu ekosistem bisnis dan sirkuit ekonomi yang saling menguntungkan,” jelas MenkopUKM.

Teten juga menegaskan bahwa pihaknya juga fokus dan menjadikan koperasi karyawan sebagai salah satu prioritas untuk dikembangkan.

“Dengan adanya Kopkar, maka tekanan terhadap kesejahteraan tidak hanya pada kisaran upah karyawan,” ulas MenkopUKM.

Dalam kesempatan yang sama, Dirut RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Lies Dina Liastuti mengatakan, pihaknya sudah melakukan kerja sama bisnis dengan koperasi (KPRI) dalam pengadaan barang dan jasa.

“Kita lakukan itu secara transparan dan profesional, tidak ada unsur KKN. Hasilnya juga baik,” ungkap Lies.

Lies pun berharap koperasi RSCM ini bisa lebih berkembang lagi sesuai koridor regulasi yang ada.

“Ada sekitar 5.300 pegawai dan 620 dokter yang masuk menjadi anggota koperasi,” ucap Lies.

Sementara itu, Ketua KPRI RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, Koswara, mengatakan, koperasi yang sudah berusia 74 tahun ini semakin profesional setelah menerapkan layanan anggota secara digitalisasi.

“Layanan kita semakin profesional dengan digital. Bahkan, kita juga banyak bermitra dengan koperasi-koperasi lain di Jakarta,” kata Koswara.

Menurut Koswara, keberadaan koperasi pegawai RSCM ini sangat dibutuhkan banyak anggota, terutama untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan para anggota.

“Dan dengan gedung baru ini, kita bisa meningkatkan layanan kepada anggota. Juga sebagai wadah pertemuan para anggota serta bisa menjadi lahan bisnis selanjutnya bagi koperasi,” pungkas Koswara.(Jef)

Pemerintah Targetkan 30 Juta Pelaku UMKM Tergabung dalam Ekosistem Digital pada 2030

Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas yang digelar pada Kamis, 10 Juni 2021, menginstruksikan percepatan digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengingat potensi ekonomi digital Indonesia yang amat besar.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, dalam keterangannya di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 10 Januari 2021, menjelaskan bahwa berdasarkan data dari Indonesian E-Commerce Association (idEA) terdapat 13,7 juta pelaku UMKM Indonesia yang sudah tergabung ke dalam ekosistem digital hingga Mei 2021.

“Saat ini, kalau berdasarkan data dari Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) per Mei 2021 itu sudah mencapai 13,7 juta pelaku UMKM yang sudah _onboarding_ di ekosistem digital atau sekitar 21 persen,” ujarnya selepas mengikuti rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Pemerintah telah menargetkan agar pada tahun 2024 mendatang, jumlah pelaku UMKM yang tergabung ke dalam ekosistem digital dapat meningkat pesat hingga 30 juta pelaku. Strategi yang tepat tentunya sangat dibutuhkan untuk mewujudkan target tersebut.

“Harus ada strategi proaktif jemput bola untuk melakukan pendampingan, kurasi produk, SDM-nya, pembiayaan, sampai mereka bisa _onboarding_ di _e-commerce_,” kata Teten.

Selain itu, Teten mengungkap bahwa nantinya akan dibentuk program _project management officer_ (PMO) lintas sektoral atau lintas kementerian yang nantinya akan mengonsolidasikan proses digitalisasi tersebut.(Jef)

Kanwil BRI Jakarta II Salurkan Sembako ke Anak Yatim dan Lansia di Desa Cidokom, Bogor

BOGOR:(GLOBALNEWS.ID)- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) melalui Kantor Wilayah BRI Jakarta II kembali melaksanakan kembali kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui program BRI Peduli. Kali ini Program BRI Peduli menggandeng rekan-rekan Jurnalis untuk turut memberikan bantuan berbagi paket sembako ke anak Yatim dan Lansia.

Sembako yang diberikan berupa Beras 300 Kg, minyak goreng 60 liter, sarden 120 kaleng, gula 60 Kg dan sembako lainnya. Lokasi Donasi paket sembako diberikan ke 60 Anak Yatim dan Lansia di Desa Cidokom, RT 002/RW 004, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor pada hari Kamis, 10 Juni 2021.

Penyerahan dilaksanakan secara langsung oleh Bapak Achmad Suadi (Memet) selaku Regional Operation Head Kantor BRI Wilayah Jakarta II.

Memet mengatakan, BRI yang lahir dan dikenal sebagai Bank Wong Cilik akan selalu hadir bersama petani dan nelayan. Maka dari itu, sebagian hasil bisnis BRI akan dikembalikan kepada masyarakat kecil, dalam hal ini membantu anak Yatim dan Lansia.

“Mewakili BRI, kami sangat beebahagia bisa hadir di Cidokom membantu adik-adik dan lansia. Semoga menjadi berkah bagi kita semua,” jelas Memet.

Adapun bantuan itu berasal dari dana khusus CSR yang dianggarkan kantor pusat BRI. Adapun kantor cabang BRI sebagai pihak penyalur dan menyerahkan bantuan tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa sembako yang dibagikan ini dibeli dari nasabah-nasabah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), hal ini antara lain bertujuan agar nasabah UMKM pada saat pandemi ini juga terus terbantu.

Memet beserta jajaran manajemen Kanwil BRI Jakarta II usai menyerahkan secara simbolis paket sembako pada pukul 15.00, selanjutnya langsung meninjau proses distribusi penyaluran bantuan sembako, untuk memastikan bahwa seluruh proses distribusi bantuan sembako berjalan dengan baik dan lancar.

Bantuan tersebut langsung dibagikan oleh Rohim, selaku Ketua RT 002/RW 004 Desa Cidokom, Gunung Sindur, Bogor, sekaligus pengelola Saung Yatim Cidokom, yang menaungi 60 anak Yatim dan lansia di RT 002, RT 003.

“Kami berterima kasih kepada Bank BRI karena ini adalah bantuan pertama bagi kami dari perusahaan besar seperti bank. Kami berharap BRI semakin maju, semakin banyak memberikan manfaat ke seluruh kalangan yang membutuhkan,” ungkap Rohim.(Jef)

SeskemenkopUKM: Target Pembangunan Koperasi dan UMKM Tercapai Bila Program Pusat dan Daerah Selaras

MALANG:(GLOBALNEWS.ID)- SeskemenkopUKM Arif Rahman Hakim mengatakan target-target pembangunan koperasi dan UMKM yang sudah ditetapkan, baik dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) maupun yang dimandatkan dalam PP no 7 tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM, bisa tercapai bila ada keselarasan program antara Pusat dan Daerah, dalam hal ini KemenkopUKM dengan Dinas Kabupaten/Kota maupun Provinsi.

“Saya bersyukur bisa hadir disini dan berdiskusi soal kegiatan yang sudah berjalan di 2021 dan yang akan kita kerjakan di 2022,” kata SeskemenkopUKM Arif Rahman Hakim, pada Rapat Koordinasi Program Prioritas Pemberdayaan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Jawa Timur, di kota Malang, Kamis (9/6/2021).

Hadir dalam rakor tersebut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kepala Perwakilan BI Jatim, Difi Johansyah, Kadinas koperasi dan UKM Jatim, Mas Purnomo Hadi, Perwakilan Himbara, Bank Jatim, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Jatim, Para Kabid Koperasi dan UKM Jatim, Para Kadinas atau perwakilan dari 38 Kabupaten/Kota Provinsi Jatim, perwakilan dari pelaku dan asosiasi UMKM di Jatim.

SeskemenkopUKM Arif Rahman Hakim menjelaskan saat ini jumlah Koperasi mencapai 127.124 dengan rincian 121.124 di tingkat kabupaten/kota, 8.076 tingkat Provinsi dan 5.161 tingkat nasional. Sedangkan jumlah UMKM mencapai 63.955.369 atau 99,62 persen dari total pelaku usaha.

“Meski pertumbuhan ekonomi belum positif, namun tidak terlalu besar dan arahnya mudah- mudahan ke angka positif, sehingga ada kenaikan target pada tahun 2022. Ini menunjukkan program Pusat dan Daerah sudah harus selaras, ” kata Arif Rahman Hakim.

Arif Rahman Hakim memberi contoh kontribusi koperasi terhadap PDB yang pada 2021 ditargetkan 5,2 persen naik menjadi 5,3 persen pada 2022. Demikian juga kontribusi UMKM pada PDB naik dari 62 persen menjadi 63 persen di 2022.

Rasio wirausaha yang di 2021 diharapkan mencapai 3,65 persen naik menjadi 3,75 persen di tahun 2022. Jumlah koperasi modern juga diharapkan menjadi 100 di 2021 dan 150 di tahun 2022. Kontribusi ekspor UMKM juga naik menjadi 15,8 di tahun 2022 dibanding 2021 yang diproyeksikan 15,7 persen.

“Hal ni mengindikasikan kegiatan kita sudah harus dilakukan searah khususnya bagaimana menaikkan kontribusi KUMKM pada PDB. Salah satunya harus ditingkatkan adalah permodalan. Misalnya pembiayaan dari perbankan yang saat ini berkisar 20 persen dari total kredit perbankan, akan dinaikkan porsinya menjadi 30 persen pada 2024. Tantangannya adalah apakah kita bisa menyiapkan KUMKM untuk menangkap peluang itu,” jelas Arif Rahman Hakim.

Alokasikan di APBD

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan dinas kabupaten/kota mulai harus mengalokasikan anggaran di APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) dalam mendukung berbagai kebijakan UMKM. “Misalnya peningkatan kapasitas SDM, kurasi produk UMKM juga harus dianggarkan. Kami di Provinsi sudah menganggarkannya dan seyogyanya juga diikuti dinas Kabupaten/kota,” kata Khofifah yang juga mantan Mensos itu.

Gubernur Jatim juga meminta Dinas Koperasi dan UKM Jatim untuk memastikan bahwa proses perijinan UMKM dilakukan sudah bisa di semua level dan lini. “Pak Pur selaku KadiskopUKM Jatim harus bisa mengkoordinasikan industri makanan minuman yang kesulitan mengurus PIRT. Agar bisa diakses UMKM,’ katanya.

Selanjutnya setelah legalitas tercapai, perijinan lain seperti sertifikat halal, POM harus seiring dengan akses permodalan. “Untuk sertifikasi halal pastikan di semua lini level sudah terkonfirmasi bahwa aksesnya lebih mudah dan cepat siapkan klinik untuk fasilitasi UMKM jika ada kesulitan” pinta Gubernur Khofifah.

Gubenur Khofifah menambahkan, UMKM Jatim harus segera bersiap menjadi tuan rumah acara Bangga Buatan Indonesia (BBI) di bulan Agustus 2021 mendatang. “Ini peluang besar bagi koperasi dan UMKM Jawa Timur untuk bisa memanfaatkan semaksimal mungkin BBI ini. Rencananya kami akan pusatkan acaranya di tiga kota Surabaya, Malang dan Jakarta, sebagai kota pendukung,” imbuh Gubernur

Potensi KUMKM Jatim

Sebelumnya Kadinas Koperasi dan UKM Jawa Timur, Mas Purnomo Hadi mengatakan rapat koordinasi ini diperlukan agar dinas koperasi dan UMKM di kabupaten/kota agar bisa mensinergikan dengan program di Kementerian.” Saya melaporkan kepada Bapak SeskemenkopUKM, bahwa semangat dinas koperasi dan UKM di Jawa Timur ini luar biasa. Insha Allah semua 38 Kabupaten/kota hadir semua di sini. Ini menunjukkan hubungan emosional dengan koperasi dan UMKM tidak terhalang corona. Kami juga menggunakan rakor secara virtual buat teman-teman di daerah yang tidak mungkin kami undang semua. Jawa Timur ini memiliki 9,7 juta pelaku UMKM sedangkan jumlah koperasinya sebanyak 22.586 ,”kata Mas Purnomo Hadi.

Lebih lanjut KadinaskopUKM Jawa Timur menjelaskan jumlah pelaku koperasi dan UMKM sebanyak 22.586 koperasi dan 9,78 juta UMKM itu menjadi backbound atau tulang punggung perekonomian Jatim.”Hal itu karena sumbangsih KUMKM Jawa Timur terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) mencapai 57,25 persen, atau tumbuh 5 persen dibanding 2018, persentase yang cukup tinggi yang merupakan perhitungan kami dengan BPS,” jelas Mas Purnomo Hadi.

Bahkan Menurut KadiskopUKM Jatim ini, meski ditengah pandemi, KUMKM di Jawa Timur masih berkibar dibanding perusahaan lain dan tidak pernah mem PHK karyawan. “Malah si tahun 2020, kami meresmikan 87 cabang koperasi, jika satu koperasi punya karyawan 5-10 maka sudah berapa tenaga kerja terserap,” kata Mas Purnomo Hadi.

Jumlah koperasi yang melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT) pun terhitung tinggi yaitu sebesar 55,78 persen, atau naik 10 persen dibanding 2019.

KadiskopUKM Jatim Mas Purnomo Hadi menambahkan, Jawa Timur juga memiliki program unggulan yaitu OPOP (One Pesantren One Product) dimana ada 4.500 pesantren yang menjadi sumber kewirausahaan, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan ekonomi bagi para santri. OPOP dikembangkan dalam tiga pilar yaitu santripreneur, pesantrenpreneur dan sociopeneur. Jawa Timur juga memiliki dan mengembangkan Kawasan Industri Halal (KIH) di Sidoarjo yang untuk industri makanan dan minuman. KIH memberikan kemudahan pendampingan pembinaan UMKM sampai fasilitasi sertifikat halal, laboratorium dan akses pemasaran baik offline maupun online.(Jef)

MenkopUKM: UMKM Harus Bangun Produk Unggulan yang Khas dan Unik

BANDUNG:(GLOBALNEWS.ID)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan bahwa pelaku UMKM harus mulai masuk ke produk-produk inovasi berbasis teknologi. Karena, ke depan, di dunia ini hanya akan terbentuk satu market saja yakni pasar digital yang merupakan bagian dari ekonomi global.

“Artinya, kita harus mampu membangun produk unggulan kita, sesuai dengan kekhasan dan keunikan tersendiri yang kita miliki,” ucap Teten, pada acara Interview Video Podcast bersama Putri Tanjung, di The Hallway, Pasar Kosambi, Bandung, Jumat (11/6).

Di samping itu, lanjut MenkopUKM, tren produk dan lifestyle kehidupan masyarakat dunia juga berubah dan berkembang secara cepat dan dinamis.

“Pelaku UMKM kita harus bisa mengikuti perubahan tren dan lifestyle masyarakat dunia,” tandas Teten.

Lebih dari itu, Teten berharap UMKM harus mampu bergerak dinamis dan cepat beradaptasi dengan perubahan zaman.

“UMKM harus sudah mulai melakukan research and development agar bisa mengikuti tren produk dunia, tak hanya pasar nasional,” imbuh MenkopUKM.

Selain itu, digital marketing juga harus dijalankan secara efektif. “Nah, kelompok anak muda generasi milenial ke depan yang bisa mendorong kemajuan UMKM kita berkiprah di pasar global,” tukas Teten.

Hanya saja, Teten mengakui bahwa 99% pelaku usaha nasional yang didominasi usaha mikro tersebut, masih berkapasitas produksi rendah. Jadi, hanya sebagian kecil saja yang mampu berjualan di platform e-commerce. Itu pun mayoritas masih sebagai reseller saja.

Meskipun demikian, Teten masih melihat banyak juga pelaku usaha mikro yang efektif memanfaatkan ceruk pasarnya di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan lainnya.

“Saya yakin mereka bakal berkembang bagus di pasar media sosial, bukan e-commerce,” ulas Teten.

Oleh karena itu, Teten berharap generasi milenial berjiwa inovasi mampu menyiapkan platform digital bagi UMKM, khususnya bagi usaha mikro.

“Harus jujur saya katakan, aneka kreativitas seperti itu sangat luar biasa bagi akses pasar usaha mikro di pentas digital marketing,” pungkas MenkopUKM. (Jef)