Semua tulisan dari globalnewsid

Kemenkop Apresiasi Lahirnya Koperasi di Ormas

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram menerima pelakat usai menjadi keynote speaker pada acara launching Koperasi Komunitas LIRA Sejahtera bersama Presiden LIRA Ollies Datau beserta anggota, Jakarta (25/01/2017).
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram menerima pelakat usai menjadi keynote speaker pada acara launching Koperasi Komunitas LIRA Sejahtera bersama Presiden LIRA Ollies Datau beserta anggota, Jakarta (25/01/2017).

JAKARTA:(Globalnews)- Kementerian Koperasi dan UKM mendukung Ormas Lumbung Informasi Rakyat (Lira) untuk mendirikan koperasi yang semodern mungkin dan sebaik mungkin untuk mengembangkan perekonomian dan kesejahteraan anggotanya.

Upaya itu dapat dilakukan antara lain dengan mengadakan pelatihan bagi para anggotanya, melihat dan kelayakan dan memanfaatkan usaha serta  menggunakan IT untuk bertransaksi dan berbisnis para anggotanya.

“Buatlah web site untuk menjalin komunikasi dan memajukan usaha para anggotanya, apalagi Lira ini lumbung informasi, maka komunikasi dengan anggota harus diutamakan,” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharam dalam acara Launching Koperasi Komunitas Lira Sejahtera dan kartu tanda anggota Lira, di Rumah Lira, Rabu (25/1/2017).

Sesuai dengan namanya Lira pimpinan Presiden Ollies Datau ini, Lumbung itu imbuh Agus, sangat vital karena tempat menyimpan barang dan jasa serta berbagai informasi dari usaha koperasi. Agus juga berpesan, koperasi itu yang lebih penting kualitas bukan kuantitasnya.

Agus mengapresiasi keinginan lembaga swadaya masyarakat  membentuk Koperasi, karena memang satu-satunya lembaga yang cocok untuk mengembangkan perekonomian anggotanya adalah koperasi.

“Kita menyambut baik karena hampir semua LSM umumnya mempunyai koperasi, ini membuktikan koperasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” jelas Agus Muharam. Ia berharap koperasi ini akan maju, karena banyak anggota yang sudah mempunyai usaha dan dalam Komunitas yang sama.

Di tempat yang sama Wakil Presiden Lira bidang Ekonomi Yuddi Komarudin mengatakan, koperasi yang didirikan ini adalah koperasi sebagai induk koperasi-koperasi yang ada di Lira.

“Kami berharap koperasi Lira ini bisa meningkatkan perekonomian anggota kami,” harap Yuddi. Kader lira jelasnya, sangat potensial membentuk koperasi karena ada di seluruh Indonesia.

Sementara Ketua Komite Koperasi dan UMKM Kadin Rifda Ammarina yang juga menjadi pembicara dalam launching koperasi Komunitas Lira Sejahtera berharap, koperasi ini dapat menjembatani para anggotanya untuk mengakses pembiayaan, mengakses pasar, mengakses pemerintah dan lain-lain, sehingga bisa mengetahui program-program pemerintah yang bisa dimanfaatkan anggotanya.

Koperasi diharapkan juga bisa menjadi lembaga yang maju seperti di luar negeri yang dapat bersinergi dengan pemerintah.

Presiden Lira Ollies Datau menambahkan, organisasi yang dipimpinnya sangat kuat karena sudah mengakar ke daerah-daerah di seluruh Indonesia. Sehingga pas sekali Lira mendirikan koperasi.

“Seperti arahan Pak Agus Muharam tadi, kita memang sudah mempunyai basis IT yang bagus, penjualan produk-produk anggota kami terbantu dengan IT kami. Kita yakin koperasi ini dapat mensejahterakan perekonomian anggota kami,” pungkas Ollies. (jef)

Kemenkop-Mozambik Pererat Pemasaran Produk UKM

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram menerima kunjungan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Mozambik Maria Gustava di kantor Kementerian Koperasi dan UKM. Pertemuan membahas kerjasama yang bisa dilakukan antar kedua negara terkait bidang UMKM, Jakarta (24/01).
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram menerima kunjungan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Mozambik Maria Gustava di kantor Kementerian Koperasi dan UKM. Pertemuan membahas kerjasama yang bisa dilakukan antar kedua negara terkait bidang UMKM, Jakarta (24/01).

JAKARTA:(Globalnews.id)-Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengatakan, kerjasama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Industri dan Perdagangan Republik Mozambik akan lebih difokuskan pada aspek perdagangan dan promosi produk kedua negara.

“Intinya, mereka datang ke Kita ingin memperpanjang MoU yang sudah ditandatangani pada 2010”, kata Agus usai menerima kunjungan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Mozambik Maria Gustava di kantornya, Jakarta, Selasa‎ (24/1).

Dalam pertemuan tersebut, Agus didampingi Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Hasan Jauhari, Direktur Bisnis dan Pemasaran LLP KUKM Bagus Rahman, Kepala Biro Perencanaan‎ Kemenkop dan UKM Bonar Hutauruk, dan Sekretaris Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Tengku Adi Yushan.

Selain itu, Agus juga menyatakan bahwa kedua belah pihak mengharapkan agar MoU tersebut tidak sekadar penandatanganan kerjasama.

“Lebih dari itu, Kami ingin agar MoU itu bisa direvisi agar lebih fokus dan lebih realistis untuk diimplementasikan ke dalam program-program riil di lapangan, menyangkut produk UKM kedua negara. Bukan sekadar MoU setelah ditandatangani tidak jelas kelanjutannya”, tukas Agus.

‎Selain fokus pada aspek perdagangan dan promosi, lanjut Agus,  kerjasama itu juga akan diarahkan pada pengembangan digital trading (e-Commerce) dan pelatihan-pelatihan antar kedua negara.

“Saat ini Kita sudah cukup jauh memasuki era digital, maka kita akan mengembangkan bisnis produk UKM antar kedua negara melalui sistem e-Commerce. Kita juga perlu menyiapkan pelatihan-pelatihan bagi para pelaku UKM dalam bentuk training of trainer”, kata dia.

Sementara Dubes Maria Gustava menjelaskan, produk dari Mozambik yang sudah masuk ke pasar Indonesia masih terbatas. Diantaranya, produk peetanian dan makanan‎ seperti kacang-kacangan.

“Sedangkan produk dari Indonesia yang bisa diterima di pasar Mozambik adalah produk fesyen dan aksesoris. Dengan penegasan kembali atas MoU kita dengan Indonesia ini kami berharap hubungan perdagangan antar kedua negara bisa lebih ditingkatkan”, kata Maria.

Di akhir pertemuannya, Agus meminta Dubes Mozambik untuk mengunjungi Gedung Smesco untuk melihat dan mempelajari keberadaan Galeri UKM dalam hal promosi dan pemasaran produk KUMKM di seluruh Indonesia.

“Galeri Indonesia WOW merupakan miniatur produk UKM di seluruh Indonesia. Disana bisa melihat produk-produk UKM Indonesia yang berkualitas untuk masuk ke pasar global”, pungkas Agus.(jef)

BNI Juara Cash Management dan Remittance Banking

ZNoqTB_BNI

KUALA LUMPUR:( Globalnews.id) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) kembali mendapatkan pengakuan sebagai institusi keuangan terbaik di Indonesia yang memudahkan pengelolaan bisnis para pelaku usaha melalui fitur BNI e-Collection.

BNI juga tetap mempertahankan predikat sebagai bank dengan layanan remittance terbaik di Indonesia. Layanan Cash Management terbaik melalui fitur BNI e-Collection dan Remittance terbaik tersebut diakui oleh Alpha South East Asia.

Dengan pengakuan ini, Alpha South East Asia telah 7 (tujuh) kali berturut-turut menganugerahkan penghargaan kepada BNI untuk kategori Best Cash Management Bank in Indonesia dan yang ke-8 kalinya untuk penghargaan Best Remittance Banking.

Kedua penghargaan tersebut diserahkan Alpha South East Asia kepada Deputi General Manager Divisi Internasional BNI Himawan Harimurti di Putrajaya, Malaysia pada Rabu (25/1/2017).

Corporate Secretary BNI Kiryanto mengungkapkan, untuk memenangkan persaingan dalam industri e-Commerce, BNI telah menciptakan suatu solusi yang secara elektronik mampu mengintegrasikan produsen, pembeli, kurir, bank/non bank dalam satu platform. Solusi tersebut diberi nama BNI e-Collection.

Sejak mulai dikembangkan dan diluncurkan awal tahun 2016, transaksi melalui BNI e-Collection mencatat pertumbuhan yang meningkat tajam. BNI e-Collection juga turut membawa angin segar dalam industri e-commerce Indonesia karena menyajikan cara yang mudah dan fleksibel nasabah untuk membayar tagihan secara terintegrasi dengan sistem Online Shopper. Rekonsiliasi transaksi dapat dilakukan secara otomatis dan settlement kepada penjual dapat dilakukan secara cepat.

Disamping itu, BNI e-Collection juga didukung dengan luasnya channel transaksi, online report dan dashboard, auto rekonsiliasi online, informasi tagihan otomatis serta notifikasi transaksi.

Hal-hal inilah yang membuat BNI e-Collection berbeda dengan pesaing para lainnya. Hal tersebut juga menjadi salah faktor yang menyebabkan BNI dinobatkan sebagai bank terbaik dalam layanan Cash Management di Indonesia.

“Dalam menghadapi kompetisi yang semakin ketat dan tantangan yang semakin besar, BNI terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan, membangun inovasi, dan megembankan produk serta skema bisnis yang berorientasi pada pelanggan, yaitu salah satunya dengan melakukan pengembangan produk SCF (Supply Chain Financing) berdasarkan transaksi nasabah dan value chain-nya.

BNI juga terus mengoptimalkan keberadaan kantor cabang diluar negeri agar mampu menjembatani bisnis dalam negeri untuk pasar luar negeri dan sebaliknya,” ujar Kiryanto.

BNI Remittance

Sebagai upaya untuk terus meningkatkan kepuasan nasabah pengguna layanan remittance, BNI senantiasa berupaya melakukan improvement dalam hal produk maupun layanan. Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah perluasan jaringan layanan baik di dalam negeri maupun di luar negeri sehingga memberi kemudahan nasabah menggunakan jasa BNI dalam transaksi remittance.

Jaringan yang dimiliki BNI dalam transaksi remittance di luar negeri meliputi bank koresponden diberbagai negara, kantor cabang di luar negeri (Singapura, Hong Kong, Tokyo, New York, London dan Seoul) serta tenaga marketing representative yang berada di Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Belanda, Qatar, Oman, Uni Arab Emirat dan Saudi Arabia.

Sedangkan di dalam negeri, selain lebih dari 1.900 outlet yang dimiliki, BNI memperkuat jaringan paying agent nya dengan Pos Indonesia, Pegadaian, Alfamart serta paying agent lainnya untuk memudahkan nasabah dalam pencairan kiriman uang dari luar negeri.

Sebagai upaya untuk memberikan layanan lebih kepada nasabah di Indonesia, BNI juga memiliki tenaga pemasar di dalam negeri terutama di daerah-daerah yang merupakan kantong-kantong Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Dengan produk yang dimiliki, BNI yakin bisa memenuhi kebutuhan nasabah terkait remittance baik outgoing maupun incoming transfer. Melalui transaksi outgoing transfer (OTR), nasabah dapat mengirimkan uangnya ke berbagai negara dengan berbagai mata uang dan dapat dilayani di segenap outlet BNI.

Di sisi lain, nasabah dapat menerima kiriman uang dari berbagai negara di luar negeri dengan mudah baik itu credit to account mereka di BNI ataupun bank lain serta dapat menerima kiriman uang secara tunai yang dapat dicairkan di outlet- outlet BNI dan paying agent lainnya dengan hanya menunjukkan nomer PIN dan kartu identitas yang berlaku.

Untuk lebih meningkatkan SLA dan layanan kepada nasabah, BNI juga senantiasa melakukan penyempurnaan sistem yang digunakan. Sistem yang dimiliki saat ini mampu memberikan layanan yang lebih baik sehingga kiriman uang dapat diterima dengan waktu yang lebih cepat.

Layanan BNI juga dilengkapi dengan Customer Inquiry Unit (CIU) yang siap melayani nasabah ataupun bank-bank koresponden dengan beroperasi selama 7 hari seminggu yang dapat dihubungi di 021 29946099. (jef)

Kemenkop Mulai Genjot KUR Sektor Produksi

Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga didampingi  Bupati Kabupaten Malang menyerahkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani cabe, sebelum meresmikan pasar desa Sumberoto, kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang, Selasa (24/1/2017)
Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga didampingi Bupati Kabupaten Malang menyerahkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani cabe, sebelum meresmikan pasar desa Sumberoto, kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang, Selasa (24/1/2017)

MALANG:(Globalnews.id)-Menkop dan UKM Puspayoga optimis target penyaluran Kredit Usaha  Rakyat (KUR) 2017 sebesar Rp 110 triliun dimana 40 persennya untuk sektor produksi (pertanian, perikanan dan industri) bakal tercapai.

” Saya optimis target KUR 2017 bakal terserap sesuai alokasinya, KUR  sektor produksi mulai digenjot sambil disiapkan skim yang tepat,” kata Puspayoga usai meresmikan pasar rakyat Desa Sumberoto Kec Donomulyo Kab Malang, Selasa (24/1)

Dalam kesempatan tersebut Menkop menyerahkan sejumlah program strategis Kementerian diantaranya KUR. Tiga bank BUMN yaitu BRI,BNI dan Bank Mandiri, menyerahkan KUR mikro (plafon kredit sampai dengan Rp 25 juta)  dan ritel (plafon kredit sampai Rp 500 juta) unruk petani cabe, petani tebu, peternak sapi dan industri batako.

Menkop Puspayoga menjelaskan dari jumlah Rp 110 triliun itu, alokasi untuk KUR ritel 81 persen, KUR mikro 18 persen, sisanya 1 persen KUR penempatan  TKI (Tenaga Kerja Indonesia).

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, berharap penyaluran KUR untuk sektor produksi pertanian lebih merata pada komoditas-komoditas selain padi.“Tapi juga bisa tebu, bawang merah, dan lain sebagainya,” ujar Darmin .

Hingga 31 Desember 2016, realisasi penyaluran KUR mencapai Rp 94,4 triliun atau 94,4 persen dari target penyaluran sebesar Rp 100 triliun. KUR tersebut tersalurkan pada 4.362.599 debitur. Adapun kredit macet atau non performing loan (NPL) hanya mencapai 0,37 persen.

Tahun lalu, KUR mikro mencatatkan porsi penyaluran terbesar, mencapai Rp 65,6 triliun atau 69,5 persen, kemudian diikuti dengan KUR ritel sebesar Rp 28,6 triliun atau 30,3 persen dan KUR penempatan TKI sebesar Rp 177 miliar atau 0,2 persen.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penyalur KUR dengan jumlah tertinggi, yakni sebesar Rp 69,4 triliun. Bank penyalur KUR lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyalurkan Rp 13,3 triliun dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menyalurkan Rp 10,3 triliun. Adapun sisanya disalurkan oleh bank pembangunan daerah (BPD).

Sementara itu, berdasarkan wilayahnya, penyaluran KUR masih didominasi wilayah-wilayah di Jawa. Tiga provinsi dengan penyaluran KUR tertinggi adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sementara itu, provinsi di luar Jawa dengan penyaluran KUR yang tinggi adalah Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.(jef)

BNI Siapkan Kartu Pekerja Indonesia-Hongkong

Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) Suprajarto (dari kiri) bersama Direktur Adi Sulistiyowati dan SEVP Teknologi dan Informasi Dadang Setyabudi mensosialisasikan Kartu Pekerja Indonesia-Hong Kong (KPIH) kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong, Minggu (22/1). Pada kesempatan itu juga diserahkan KUR TKI serta beasiswa pendidikan bagi Pekerja Migran Indonesia.
Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) Suprajarto (dari kiri) bersama Direktur Adi Sulistiyowati dan SEVP Teknologi dan Informasi Dadang Setyabudi mensosialisasikan Kartu Pekerja Indonesia-Hong Kong (KPIH) kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong, Minggu (22/1). Pada kesempatan itu juga diserahkan KUR TKI serta beasiswa pendidikan bagi Pekerja Migran Indonesia.

HONGKONG(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI setelah sukses meluncurkan Kartu Pekerja Indonesia-Singapore (KPIS) pada November 2016, dalam waktu dekat akan meluncurkan Kartu Pekerja Indonesia-Hong Kong (KPIH) yaitu kartu multifungsi untuk pekerja asal Indonesia di Hong Kong.

Sosialisasi dan soft launching Kartu Pekerja Indonesia-Hong Kong dihadapan kurang lebih 500 Buruh Migran Indonesia dilaksanakan di KCLN BNI, Hong Kong tanggal 22 Januari 2016 yang dihadiri oleh Wakil Direktur Utama BNI, Suprajarto.

Produk Kartu Debit BNI KPIH adalah produk unggulan BNI, kartu ini memiliki multifungsi, selain menjadi kartu Debit atau ATM BNI juga menjadi Kartu Identitas Pekerja asal Indonesia di Hong Kong.

Manfaat kartu tersebut antara lain, pemegang kartu mendapatkan fasilitas Internet/Mobile/SMS Banking untuk memudahkan transaksi, mengakses informasi program-program dari BNI, pengiriman uang atau pembayaran tagihan di Indonesia melalui BNI Cabang Hongkong atau ATM BNI, dapat digunakan sebagai kartu belanja di toko yang memiliki EDC berlogo MasterCard, kesempatan memperoleh program pelatihan kewirausahaan dari BNI,

“KAMI bersama BNI”, serta berkesempatan mendapatkan BNI Simponi dan fasilitas KPR BNI Griya untuk pembelian rumah baru atau renovasi melalui BNI Cabang Hong Kong.

Suprajarto mengungkapkan, sebagai apresiasi kepada konsumen, BNI juga melaksanakan program diskon biaya remittance untuk transaksi pengiriman uang melalui BNI Cabang Hongkong dan gratis biaya transfer antar rekening BNI melalui ATM BNI atau Internet/Mobile/SMS Banking,” ujar Suprajarto

Perseroan juga menawarkan cross selling produk yang diberikan seperti fasilitas BNI Griya untuk pembelian rumah baru/pembangunan/renovasi. Kemudian BNI Tapenas serta fasilitas autodebet ke BNI Simponi untuk persiapan masa pensiun.Bila saldo Tabungan sudah cukup besar dapat dipindahkan ke BNI Deposito.

Nasabah juga dapat mengajukan fasilitas BNI TKI Purna. Serta melakukan autodebet untuk iuran BPJSTK (jaminan keamanan kerja) dan iuran BPJS KS (jaminan kesehatan. “Kartu Debit BNI – KPIH dapat digunakan untuk belanja di Merchant / EDC yang berlogo MasterCard. Misalnya HSBC atau Stanchart, asalkan ada logo Mastercard, silahkan dicolok saja kartu KPIH pasti keluar duitnya,” terangnya.

“Ada potensi akuisisi tabungan mencapai 25 ribu pekerja migran Indonesia di Hong Kong. Karena kartu ini juga memiliki multi fungsi, selain menjadi kartu Debit atau ATM BNI juga menjadi Kartu Identitas Pekerja,” ujar Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto hari ini (22/1) di BNI Hong Kong.

Pada acara yang sama, BNI menyalurkan beasiswa kepada Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong diberikan secara simbolis di Kantor BNI Cabang Hong Kong, Minggu (22 Januari 2017). Penyerahan Beasiswa tersebut disampaikan oleh Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto kepada 10 pekerja Indonesia di Hong Kong.

Suprajarto mengungkapkan, beasiswa untuk TKI yang sedang kuliah di Universitas Terbuka (UT) telah diberikan oleh BNI sejak tahun 2015. Setiap semester, terdapat 10 orang atau 20 orang per  tahun yang menerima beasiswa, senilai masing-masing HKD 3000.

“Kriteria mahasiswa yang berhak menerima beasiswa dimaksud adalah yang memiliki IP tertinggi 10 besar,” ujarnya.

Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) memperlihatkan Kartu Pekerja Indonesia-Hongkong (KPIH) dan uang tunai dari ATM BNI didampingi Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) Suprajarto (kanan), Direktur Adi Sulistiyowati (tengah) dan SEVP Teknologi dan Informasi Dadang Setyabudi di sela-sela sosialisasi KPIH kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong, Minggu (22/1). Pada kesempatan itu juga diserahkan KUR TKI serta beasiswa pendidikan bagi Pekerja Migran Indonesia.
Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) memperlihatkan Kartu Pekerja Indonesia-Hongkong (KPIH) dan uang tunai dari ATM BNI didampingi Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) Suprajarto (kanan), Direktur Adi Sulistiyowati (tengah) dan SEVP Teknologi dan Informasi Dadang Setyabudi di sela-sela sosialisasi KPIH kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong, Minggu (22/1). Pada kesempatan itu juga diserahkan KUR TKI serta beasiswa pendidikan bagi Pekerja Migran Indonesia.

BNI KUR TKI

Apabila bekal untuk berbinis telah diberikan melalui pelatihan di negara tempat bekerja, BNI membuka kesempatan bagi para pekerja migran yang berniat berusaha di tanah air untuk mendapatkan dukungan finansial, antara lain dengan kucuran Kredit Usaha Rakyat (KUR) TKI.

Para pekerja migran tersebut dapat menghubungi sentra kredit kecil BNI yang  tersebar di seluruh Indonesia untuk mengajukan KUR. Salah satu daya tarik penggunaan KUR BNI adalah suku bunganya yang rendah, dimana pada tahun 2016 sempat disalurkan dengan suku bunga 9% per tahun.

Hingga akhir tahun 2016, BNI telah menyalurkan KUR khusus untuk TKI yang bekerja di Hong Kong kepada sebanyak 386 debitur, yang disalurkan melalui 7 sentra kredit. Nilai KUR TKI Hong Kong yang telah disalurkan mencapai Rp 5,3 miliar.

KUR TKI BNI juga disalurkan kepada para pekerja migran yang pernah bekerja di Singapura, Jepang, serta Taiwan. Total pekerja  migran yang telah mendapatkan KUR TKI dari BNI mencapai 2.463 debitur hingga 31 Desember 2016 dengan nilai Rp 38,69 miliar.(jef)

Target KUR 2017 Rp 110 Triliun, Suku Bunga Tetap 9 Persen

Menko Perekonomian Darmin Nasution memimpin rapat KKSK (Komite Kebijakan Sektor Keuangan) membahas KUR
Menko Perekonomian Darmin Nasution memimpin rapat KKSK (Komite Kebijakan Sektor Keuangan) membahas KUR

JAKARTA(Globalnews)-Hasil rapat Komite Kebijakan menetapkan bahwa plafon kredit usaha rakyat (KUR) untuk tahun 2017 sebesar Rp110 triliun dengan bunga 9% pertahun. Rinciannya, 81% KUR disalurkan untuk usaha mikro, 18% untuk sektor ritel, dan 1% untuk kredit Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo usai mengikuti rapat Komite Kebijakan di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat malam (20/1). “Itu‎ hasil keputusan rapat Komite Kebijakan”, kata Braman.

Rapat tersebut dihadiri juga Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Sumarno, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dirut Perum Jamkrindo Diding S Anwar, ‎dan beberapa bank penyalur KUR. Braman menambahkan, untuk tahun ini tercatat ada 38 lembaga pembiayaan sebagai penyalur KUR. Terdiri dari 33 bank, empat LKBB (lembaga keuangan bukan bank), dan satu koperasi.

“Namun, tadi dalam rapat ada usulan untuk menambah lagi lima lembaga pembiayaan yang selama ini melakukan pembiayaan TKI non KUR. Sehingga, kalau itu disetujui, maka jumlah penyalur KUR akan menjadi sebanyak 44 lembaga pembiayaan, bank dan non bank”, jelas Braman seraya menyebutkan, lembaga penjaminan yang ditugaskan untuk menjamin KUR adalah Perum Jamkrindo dan Askrindo.

‎Selain itu, untuk meningkatkan KUR di sektor produksi khususnya pertanian, Braman dalam rapat tersebut mengusulkan agar lembaga penyalur KUR (khususnya bank) bekerjasama dengan Puskud-Puskud yang ada di daerah. “Banyak KUD di daerah yang bagus-bagus dan berhasil. Saya usulkan agar potensi-potensi seperti itu disinergikan dalam meningkatkan penyaluran KUR di sektor produksi”, tukas Braman lagi.

Sedangkan untuk sektor perikanan, Braman berharap agar bank-bank penyalur KUR berhubungan langsung dengan sentra-sentra perikanan yang ada di seluruh Indonesia. “Karena, menurut saya, saat ini eranya penyaluran KUR masuk ke kelompok-kelompok, seperti sentra-sentra perikanan dan sebagainya. Saya pikir, itu jauh lebih efektif ketimbang menyalurkan KUR pada individu-individu”, pungkas Braman. (jef)

 

18 Bank Siap Dukung Peluncuran Program Aksi Pangan

images

BANDUNG (Globalnews.id)  Peluncuran Program Akselerasi Keuangan, Sinergi dan Inklusi (Aksi) Pangan, pada akhir Januari 2017, nantinya akan didukung 18 bank. Selain perbankan, program ini nantinya juga didukung IKNB (Industri keuangan non Bank) dan pasar Modal.Beberapa bank tersebut antara lain BRI, Bank Mandiri, BNI, BCA, CIMB Niaga, Bukopin, Bank Mega, Bank Sinarmas, Bank Jatim, Bank Nagari, BTPN, Bank Syariah Mandiri, PermataBank, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Artha Graha, Bank Andara.

Deputi Komisioner OJK, Slamet Edy Purnomo menyatakan, bahwa ada 18 bank yang akan ikut serta dalam Program Aksi Pangan ini. “18 bank ini yang punya concern (perhatian) lebih ke sektor pangan,” katanya dalam FGD di Bandung, Sabtu (21/1). Secara total, lanjutnya, ada sekitar 28 lembaga jasa keuangan yang akan dilibatkan dalam peluncuran Program Aksi Pangan di Payakumbuh, Padang dalam waktu dekat. Baik itu dari industri perbankan, IKNB, pun pasar modal.

Peluncuran Program Aksi Pangan ini merupakan inisiatif OJK dalam meningkatkan peran serta industri keuangan ke sektor pangan. Bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, OJK optimis konsep yang ditawarkan melalui program ini bakal membuat perbankan meningkatkan kontribusi perkreditan di sektor ini, yang dinilai masih jauh dari maksimal.

Sebagai contoh, Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang notabene adalah program pemerintah mayoritas penyaluran kreditnya masih menyasar sektor perdagangan. “KUR itu 67% di perdagangan. Kita mau coba bagaimana masuk ke hulu, petaninya. Sehingga bisa meningkatkan lapangan kerja dan menyejahterakan petaninya. Kalau perdagangan kan itu ijon-ijon dan tengkulak lagi,” tutur Slamet Edy.

Dalam Program Aksi Pangan, pembiayaannya bisa dilakukan perbankan secara langsung atau menggunakan pola channeling dengan menggandeng BPR, Koperasi atau Lembaga Keuangan Mikro. Selain itu, ada juga lembaga-lembaga non-pemerintah yang bakal mengawal kelancaran pembiayaan seperti UNDP dan Safira. Lalu yang paling penting, penyaluran pembiayaannya bakal mendapat penjaminan dari asuransi sehingga segala risiko NPL bisa dikurangi.

Dari data OJK, pembiayaan perbankan ke sektor pangan tercatat sebesar Rp638,39 triliun per November 2016. Sementara rasio kredit bermasalah atau NPL-nya ada di level 3,32%. “Ini yang mau kita tingkatkan pembiayaannya,” tandas Slamet Edy. (jef)

 

 

Program AKSI Pangan diluncurkan Akhir Januari 2017 di Sumbar

FGD OJK di Bandung Sabtu (21/1), menampilkan pembicara dari OJK, Departemen Pertanian, Perbankan, dan sahaan Fintech
FGD OJK tentang Pangan  di Bandung Sabtu (21/1), menampilkan pembicara dari OJK, Departemen Pertanian, Perbankan, dan perusahaan Fintech

BANDUNG(Globalnews.id)- Setelah sempat mundur  beberapa waktu lamanya,  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan akan meluncurkan program  Akselerasi, Sinergi dan Inklusi (Aksi) Pangan pada akhir Januari 2017 di Payakumbuh Sumbar.  Hal ini sebagai implementasi regulator dalam program ‘Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat’ yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo di Brebes, Jawa Tengah, April 2016 lalu.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis 1B OJK Slamet Edy Purnomo mengatakan, Rencananya OJK akan meluncurkan program AKSI Pangan pada akhir bulan ini.”Insya Allah akan lauching akhir bulan in idi Payakumnuh Sumbar,” ujar Slamet Edy dalam Focus Group Discussion (FGD) di Bandung Jakarta, Sabtu (21/1)

Ia mengungkapkan program ini nantinya akan lebih fokus kepada kestabilan harga 11 komoditas bahan pangan pokok yang sering menyumbangkan inflasi Indonesia menjadi besar dan tidak terkendali.Adapun 11 komoditas dimaksud di antaranya adalah padi, jagung, kedelai, daging sapi, daging ayam, bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan cabai keriting. “Menjaga 11 komoditi saja itu inflasi bs stabil,” ungkapnya.

Untuk menjaga 11 komoditas tersebut, OJK berupaya memotong mata rantai tengkulak yang menyebabkan harga bahan pangan mahal ketika sampai di konsumen. Untuk mencapai itu, OJK berencana akan melibatkan ecommerce.”Kita harapkan nanti ada peran ecommerce untuk masuk kesitu. Itu menolong petani dan bisa langsung ke end user jadi lbh murah. Jadi dari hulu ke hilir kita upayakan tidak ada hambatan,” tandas dia.

Selain menjaga kestabilan 11 komoditas pangan, program AKSI Pangan ini bertujuan untuk mempercepat peningkatan kredit perbankan ke sektor pertanian dan peternakan, peningkatan kapasitas usaha dan keahlian petani melalui berbagai pembinaan, dan mendorong adanya asuransi usha tani agar petani teelindungi dari ancaman gagal panen.

11 Propinsi Surplus

OJK mengungkapkan dari data Deptan yang sudah diolah ada 11 provinsi yang mengalami surplus produksi pangan. Sebanyak 20 provinsi yang mengalami kekurangan pangan pokok. “Sebanyak 20 provinsi lebih banyak mendatangkan  dari daerah lain karena produktivitas daerah itu lebih rendah dari permintaannya. Contohnya di Payakumbuh, Sumatera Barat, permintaan cabai paling tinggi,” katanya.

Merespons hal tersebut, OJK berkomitmen mendukung pembiayaan di area hulu  hulu, sehingga bisa menciptakan pekerjaan dan mensejahterakan petani. Dan pada akhirnya kebutuhan bisa dipenuhi dari peningkatan produktivitas petani.Selain itu, OJK juga akan mendorong peningkatan produktivitas pangan dengan memberikan bibit dan obat. Kemudian di hilir, pelaku usaha e-Commerce akan didorong untuk membantu memasarkan produk pertanian agar petani tidak terjerat tengkulak. “Jangan sampai petani dirugikan,” ujarnya.

Slamet mengungkapkan pada 2019 pemerintah menargetkan keuangan inklusif atau akses pelayanan keuangan di sektor pertanian bisa ditingkatkan dari 36 persen di 2014 menjadi 75 persen di 2019. “Tim percepatan akses keuangan daerah dari OJK harus bergerak cepat untuk mencapai target ini,” ujarnya. (jef)

 

KDIM Luncurkan Smartphone Digicopp

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram menghadiri peluncuran Smartphone Digicoop (Digital Cooperative) yang diproduksi oleh KDIM (Koperasi Digital Indonesia Mandiri), di kawasan Industri Lippo Cikarang, Bekasi, Jumat (20/1/2017). Hadir dalam acara tersebut Menkominfo Rudiantara, Deputi Bidang Restrukturisasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Sakiri, Ketua Umum KDIM Henri Kasyfi, Ketua Umum Mastel Kristiono dan Ketua Umum APJII ( Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) Jamalul Izza.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram menghadiri peluncuran Smartphone Digicoop (Digital Cooperative) yang diproduksi oleh KDIM (Koperasi Digital Indonesia Mandiri), di kawasan Industri Lippo Cikarang, Bekasi, Jumat (20/1/2017). Hadir dalam acara tersebut Menkominfo Rudiantara, Deputi Bidang Restrukturisasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Sakiri, Ketua Umum KDIM Henri Kasyfi, Ketua Umum Mastel Kristiono dan Ketua Umum APJII ( Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) Jamalul Izza.

BEKASI(Globalnews.id Sekretaris Kemenkop dan UKM Agus Muharram menegaskan era koperasi digital saat ini bukan lagi mimpi, namun sudah menjadi kenyataan.” Hal ini.menunjukkan koperasi mampu mengikuti tren perkembangan IT dimana saat ini mengarah ke era digital,” ujarnya, usai menghadiri  peluncuran perdana smartphone Digicoop (Digital Cooperative), yang diproduksi oleh. Koperasi Digital Indonesia Mandiri (KDIM), di kawasan industri Lippo Cikarang, Bekasi, Jum’at (20/1)

Hadir dalam acara itu Menkominfo Rudiantara, Deputi bidang Restrukturisasi Badan Ekonomi Kreatif  (Bekraf) Hari Sakiri,  Ketua KDIM Henri Kasyfi, Ketua Mastel (Masyarakat Telematika ) Kristiono dan Ketua APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) Jamallul Izza.

Agus mengatakan Kemenkop dan UKM memberikan  apresiasi kepada KDIM karena dalam usianya yang belum genap setahun, namun sudah mampu menghasilkan produk berbasis teknologi yang tak kalah dengan produk asing.”Smartphone Digicoop ini saya harapkan dapat terus dikembangkan melalui pengembangan aplikasi lokal sehingga bisa jadi wadah bagi lembaga koperasi  menjadi sarana pelatihan yang efektif dan efisien,” katanya.

Hal itu memgingat saat ini penetrasi internet berdasarkan data APJII sudah mencapai  132, 7 juta pengguna. Sementara  koperasi dan UKM yang sudah memanfatkan marketplace dan online shop melalai internet baru sebanyak 3,9 juta.”Karena itu perlu dukungan semua pihak mulai dari pemerintah, LSM, lembaga perbankan sampai usaha besar untuk bisa membantu meningkatkan penetrasi penggunaan digital pada koperasi dan UKM,” tambahnya.

Gratis Smartphone

Sementara itu Ketua KDIM  Henri Kasyfi mengatakan  smartphone Digicoop sudah bisa didistribusikan pada masyarakat paling lambat Februari 2017. Smartpone ini direncanakan digunakan publik secara luas dengan menggunakan pendekatan baru, dimana masyarakat tak perlu membeli.Cukup dengan mendaftar sebagai anggota.KDIM dan membayar simpanan wajib dan pokok maka sudah bisa dapat  smartphone ,” jelasnya.

Dengan menjadi anggota KDIM, maka pengguna smartphone ini juga berhak atas SHU (Sisa Hasil Usaha) KDIM tiap tahunnya Smartphone ini juga dirancang menjadi platform ekonomi digital berbasis kerakyatan dimana semua pemasukan digital yang diperoleh akan dikembalikan ke.pengguna atau anggota koperasi.

Ketua Umum MASTEL Kristiono menambahkan smartphone Digicoop adalah buah kolaborasi para stakeholder industri yang saling mengisi berdasarkan peranannya masing-masing.” Kami  ingin membuktikan kedaulatan bangsa  bisa ditegakkan dengan prinsip gotong royong, “katanya..

Ketua Umum APJII Jamalul Izza mengatakan smartphone ini akan terintegrasi dengan ekosistem internet BERSAMA yang dioperasikan APJII sehingga dengan smartphone ini pengguna dapat menggunakan internet yang lebih bersih selektif dan aman.Email dan cloud seluruhnya akan berbasis dalam negeri untuk meningkatkan kedaulatan digital  Indonesia serta menjaga lebih baik privacy dan data pribadi dari pihak asing. (jef)

OJK Terbitkan Panduan Penyelenggaraan Kantor Digital Banking

IMG-20170119-WA0011

JAKARTA(Globalnews.id)-OJK mengarahkan perbankan yang telah menerapkan layanan perbankan digital untuk membentuk Digital branch, yaitu kantor atau unit bank yang khusus menyediakan dan melayani transaksi dengan digital banking.

Dalam hal ini OJK telah menerbitkan Panduan Penyelenggaraan Digital Branch oleh Bank Umum melalui  surat No. S-98/PB.1/2016  tanggal 21 Desember 2016  yang ditujukan kepada seluruh Direktur Utama Bank Umum.

“Penerbitan   panduan   ini   selaras   dengan   perubahan   perilaku dan   kebutuhan masyarakat   dalam   memanfaatkan   teknologi  digital   untuk   melakukan   aktivitas perbankan secara mandiri,” ujar. Agus Edy Siregar, Deputi Komisioner Pengawasan Terintegrasi OJK, didampingi Mulya Effendi Siregar, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK didampingi  dan Jasmi, Direktur Pengawasan Bank Syariah OJK, di Jakarta Kamis (19/1)

Panduan ini merupakan acuan bagi perbankan, nasabah, auditor, pengawas dan semua pihak dalam memanfaatkan teknologi digital untuk layanan digital branch oleh bank umum.

Isi pedoman ini antara lain mengenai persyaratan dan prosedur penyelenggaraan digital branch, jenis  digital  branch, dan penerapan   manajemen risiko  teknologi informasi dalam penyelenggaraan digital branch.

Dengan diterbitkannya panduan ini, bank-bank yang sudah memenuhi syarat dapat mengajukan permohonan ke OJK untuk membuka jaringan kantor digital.

Jumlah   nasabah   pengguna  e-banking  (SMS  banking,   phonebanking,   mobile banking,  dan  internet banking) meningkat sebesar 270%, dari 13,6 juta nasabah pada tahun 2012 menjadi 50,4 juta nasabah pada tahun 2016

Sementara frekuensi transaksi pengguna  e-banking  meningkat 169%, dari 150,8 juta transaksi pada tahun 2012 menjadi 405,4 juta transaksi pada tahun 2016.

Pertumbuhan pesat  digital banking  tersebut sudah direspon perbankan dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital dengan menyediakan produk dan layanannya yang semakin beragam, sekaligus untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri perbankan.

Beberapa bank telah menawarkan layanan perbankan yang mirip dengan  digital branch,   bahkan   sejumlah   bank   telah menyiapkan   teknologi   yang   lebih   lanjut, seperti   pendaftaran  nasabah   baru   yang   keseluruhan   prosesnya   menggunakan media elektronik milik nasabah atau disebut banking anywhere.

Tiga Bagian

Digital branch dapat dibedakan menjadi 3, yaitu Kantor Cabang Pembantu Digital, Kantor Kas Digital, dan Gerai Digital. Kantor Cabang Pembantu Digital atau Kantor Kas Digital yaitu digital branch yang setara Kantor Cabang Pembantu atau Kantor Kas dan secara fisik terpisah dari kantor konvensional bank, dengan cakupan layanan digital setara dengan layanan Kantor Cabang Pembantu atau Kantor Kas sesuai ketentuan yang berlaku.

Gerai   Digital   yaitu  digital   branch  yang   secara   fisik   menyatu dengan   kantor konvensional   bank   (Kantor   Pusat,   Kantor Cabang,   Kantor   Cabang   Pembantu, Kantor   Kas,   atau   Kantor Fungsional),   dengan   cakupan   layanan   digital   setara dengan layanan kantor tempat lokasi keberadaan digital branch. Dalam hal Gerai Digital   menyatu   dengan   Kantor   Pusat   atau Kantor Cabang,   cakupan   layanan bersifat digital setara dengan layanan Kantor Cabang Pembantu.

Bank  yang menyelenggarakan  digital branch,   secara  prinsip tetap menerapkan seluruh   ketentuan   yang   berlaku,   seperti ketentuan tentang   Manajemen   Risiko Bank,   Manajemen   Risiko  Teknologi Informasi,   Anti   Pencucian   Uang   dan Pencegahan   Pendanaan Terorisme   (APU-PPT),   dan   kelembagaan,   kecuali   yangdiatur secara khusus dalam panduan ini.

Bank harus mendapatkan izin dari OJK sebelum menyelenggarakan digital branch. Persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain:

  1. Minimum Bank BUKU 2
  2. Mencantumkan rencana   penyelenggaraan  digital   branch  pada Rencana Bisnis Bank
  3. Memenuhi ketentuan tentang kecukupan Alokasi Modal Inti
  4. Menunjukkan bukti   kesiapan   organisasi,   kebijakan   dan prosedur,   dan sistem dan infrastruktur seperti hasil analisis risiko, hasil analisis hukum, hasil audit, draft perjanjian (dengan nasabah, Dukcapil, vendor, dan pihak ketiga lainnya), dan program perlindungan konsumen.

Dalam penyusunan panduan  ini,  OJK  telah  berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait antara lain: Kemenkominfo, Dirjen Dukcapil Kemendagri, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Bareskrim POLRI, Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas),   Badan   Regulasi   Telekomunikasi   Indonesia (BRTI),   Desk Ketahanan dan Keamanan Informasi Cyber Nasional (DK2ICN) Kemenkopolhukam, perwakilan   perusahaan   telekomunikasi,   pakar   pengamanan   informasi,   dan industri perbankan. (jef)