Arsip Kategori: ekbis

Meski Yuk Nabung Saham Sukses,Literasi Pasar Modal Masih Kurang

ebiii

Jakarta:(Globalnews.id): Kampanye ‘Yuk Nabung Saham’ yang digencarkan Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2015 lalu, mulai mebuahkan hasil. Program ini terbukti dapat meningkatkan jumlah investor di pasar modal dari 15 persen menjadi 25 persen pada 2016.

Direktur Pengembangan BEI, Nicky Hogan mengatakan, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi pasar modal saat ini meningkat, dari 3,7 persen pada 2013 menjadi 4,3 persen pada 2016. Sedangkan inklusi keuangan naik dari 0,11 persen menjadi 1,25 persen.

Kenaikan tersebut terjadi secara siginifikan saat BEI mulai mengkampanyekan Yuk Nabung Saham di 2016 ini. “Saat ini jumlah investor pemula naik cukup signifikan. Sekitar 80 persen investor dalam rentang usia 20-40 tahun,” ujar Nicky dalam dalam diskusi Emiten Bicara Industri di Jakarta, Kamis (2/2)..

Menurut Nicky, hal tersebut merupakan bukti keberhasilan program Yuk Nabung Saham. Selain itu, BEI juga menarik investor melalui Sekolah Pasar Modal yang rutin dilakukan. Dari kegiatan tersebut, pihak BEI mewajibkan peserta untuk membuka rekening efek

“Biasanya buka rekening efek di sekuritas itu bisa lima hari, peserta SPM itu buka rekening langsung jadi di hari yang sama. Jadi selesai SPM mereka bisa bawa pulang saham,” ujarnya.

Dengan demikian, pihaknya berusaha agar masyarakat tertarik untuk investasi jangka panjang di BEI atau dalam istilah lain yakni menabung saham.

Pengamat Pasar Modal, Satrio Utomo menjelaskan, literasi pasar modal di Indonesia masih sangat kurang dibandingkan negara tetangga.

“Singapura dua per tiga penduduk sudah menjadi investor pasar modal, Malaysia seperlima yang miliki rekening pasar modal. Kita itu 0,15 persen, tidak pernah bisa mecapai 0,2 persen dari jumlah penduduk saat ini,” ujar Satrio.

Kemudian BEI mencanangkan program Yuk Nabung Saham, dengan mengkampanyekan bahwa uang Rp 100 ribu bisa digunakan untuk berinvestasi saham.

Awalnya ia menilai program ini tidak bagus karena melihat dengan dana yang sangat kecil itu akan sulit sekali untuk menentukan saham mana yang akan dibeli dengan keuntungan besar, sehingga terkesan mirip seperti judi.

“Ternyata program ini sukses mengundang investor pemula. Sekarang pertumbuhannya sudah 25 persen per tahun, dibandingkan dulu yang hanya 15 persen,” katanya. Oleh karena itu, ia menilai program ini sangat bagus untuk dilanjutkan.

Dorong  Investor Aktif

Nicky Hogan mengatatakan, likuiditas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) membutuhkan investor untuk aktif bertransaksi. Dari total 530.000 investor yang resmi tercatat, hanya sepertiga yang aktif.

Artinya, hanya sekitar 180.000 investor yang setiap hari melakukan transaksi di lantai bursa. Melihat kondisi tersebut, BEI berupaya meningkatkan jumlah investor aktif.

“Dengan berbagai upaya kami targetkan investor aktif bisa mencapai 250.000,” ujarnya. Dia menjelaskan, untuk meraih jumlah investor aktif, BEI terus melakukan kampanye dan edukasi kepada investor. BEI berharap tahun ini dapat mencapai penambahan sebanyak 100.000 investor baru.

“Kampanye yang kami lakukan tidak hanya bersifat edukasi tapi juga inklusi artinya seseorang yang telah mendapatkan pengetahuan tentang pasar modal kami dorong untuk langsung menjadi investor,” tuturnya.

Kampanye ‘Yuk Nabung Saham’ yang telah digelar BEI sejak akhir 2015 terbukti mampu mendorong peningkatan jumlah investor baru. Di sepanjang tahun 2016 jumlah investor baru tercatat sebanyak 100.000, jauh lebih tinggi dibanding penambahan investor baru beberapa tahun sebelumnya.

“Kampanye aktif dilakukan melalui Sekolah Pasar Modal yang bekerja sama dengan 20 Anggota Bursa. Yang menarik investor baru kebanyakan berusia 20-40 tahun yang memang aktif melakukan transaksi harian,” tambahnya.(jef)

 

 

Belanja Makin Mudah, BNI dan FamilyMart Luncurkan Kartu Co Branding

penyerahan secara simbolis Kartu Co-brand TapCash FamilyMart oleh SEVPTeknologi Informasi BNI Dadang Setiabudi kepada CEO PTFajar Mitra Indah (FamilyMart) Wirry Tjandra
penyerahan secara simbolis Kartu Co-brand TapCash FamilyMart oleh SEVPTeknologi Informasi BNI Dadang Setiabudi kepada CEO PTFajar Mitra Indah (FamilyMart) Wirry Tjandra

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI bersama PT Fajar Mitra Indah (FamilyMart) meluncurkan Kartu Co-brand TapCash FamilyMart, yang diberi slogan: Mudah Dengan 1 Kartu!.

Banyaknya kemudahan yang tertanam dalam satu kartu tersebut menjadi keunggulan Kartu Co-brand TapCash FamilyMart ini, antara lain dapat dilakukan untuk Belanja, memberikan Poin berhadiah, Diskon spesial di seluruh toko FamilyMart & merchant TapCash, dapat dilakukan Top upsecara Tunai, dapat dipakai untuk transaksi pembayaran di tol dan Busway (TransJakarta), serta Commuterline.

Peluncuran kartu ini ditandai dengan penyerahan secara simbolis Kartu Co-brand TapCash FamilyMart oleh SEVPTeknologi Informasi BNI Dadang Setiabudi kepada CEO PTFajar Mitra Indah (FamilyMart) Wirry Tjandra. Acara tersebut dilaksanakan di Jakarta, Rabu (1 Februari 2017).

Wirry Tjandra mengungkapkan, kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan pengembangan bisnis kedua belah pihak, di saat sekarang dan masa yang akan datang. Kartu TapCash FamilyMart ini juga merupakan bentuk nyata dan komitmen kedua belah pihak dalam memberikan pelayanan dan kemudahan kepada pelanggan FamilyMart dan nasabah BNI.

Sementara itu Dadang Setiabudi mengatakan, implementasi Kartu TapCash FamilyMart ini akan memudahkan konsumen untuk memiliki uang elektronik,sehingga ekosistem cash less society dapat terbentuk dan tersosialisasi kepada masyarakat.

Kemudahan top up tunainya dapat menjadi salah satu sarana isi ulang yang lebih mudah dijangkau, sehingga diharapkan dapat mengundang lebih banyak orang untuk bertransaksi secara nontunai.

IMG_4121

Beberapa Keuntungan

Beberapa keuntungan yang disiapkan bagi pemilik Kartu TapCash FamilyMart adalah transaksi dapat dilakukan tanpa uang kembalian karena sifat transaksinya adalah non tunai.

Kartu TapCash FamilyMart juga dapat digunakan secara Fast & Easy, dengan Point Rewards dimana setiap transaksi senilai Rp 25.000 akan mendapatkan 1 point.

Kartu TapCash FamilyMart juga Easy top up by cash, dimana isi ulang dapat dilakukan secara tunai di seluruh outlet FamilyMart.  Selain itu, bagi Member akan mendapatkan diskon khusus.

“Segera miliki Kartu TapCash FamilyMart di seluruh store FamilyMart dan dapatkan kemudahan belanja untung dan praktis menggunakan Kartu TapCash FamilyMart,” ujar Wirry Tjandra.(jef)

 

Tampilkan 700 Proyek, Indonesia Properti Expo Siap Digelar

123115320140209SETG1780x390

JAKARTA:(Globalnews.id)-Dalam rangka menciptakan dan meningkatkan peluang pasar properti, PT Ad-House Indonesia Cipta akan kembali menyelenggarakan pameran properti regular, Indonesia Properti Expo. Pameran tersebut akan digelar selama 9 hari, dimulai 11-19 Februari 2017 di Hall A-B, Jakarta Convention Center, Jakarta.

PT. Ad-House Indonesia Cipta, menerapkan revenue management strategies untuk menjadikan pameran Indonesia Properti Expo yang dikelolanya menjadi tepat sasaran. Melihat cara generasi millennial di Indonesia dalam memilih hunian, diakui menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan penyelenggara pameran properti secara regular sejak tahun 1992 itu.

“Faktor lokasi, gaya hidup, luas, dan fasilitas yang ditawarkan lingkungan sekitar menjadi pertimbangan dalam menentukan hunian masa depan,”kata Direktur Utama PT. Ad-House Indonesia Cipta, Soedirman Zakaria di Jakarta, Rabu (1/2/2017).

Managing Director PT. Adhouse Indonesia Cipta, Igad Permana menambahkan bahwa hasil analisa dari kuisioner yang diisi oleh pengunjung menyatakan bahwa 92% pengunjung pameran merasa sangat puas terhadap pameran yang sudah mereka adakan di bulan Februari dan Agustus 2016.

“Semoga event di Februari  ini memberikan manfaat bagi masyarakat yang menginginkan hunian yang layak dan harga terjangkau,” ujarnya.

“Grand prize 1 unit mobil dan hadiah menarik lainnya akan diundi bagi pengunjung yang menghadiri pameran Indonesia Properti Expo mendatang. Hanya dengan mengisi data pada pintu masuk, akan berkesempatan mengikuti undian di akhir acara,” tukas Igad.

Pameran akan diikuti 120 peserta nonsubsidi dan 100 peserta bersubsidi, dengan menampilkan 700 proyek properti yang tersebar di penjuru Indonesia. Proyek yang ditampilkan meliputi apartemen, kondotel, pergudangan, perumahan, dan pertokoan yang tersebar di lokasi strategis yang diharapkan dapat menarik daya beli generasi Millenial.

Lokasi itu meliputi Jabodetabek, Karawang, Cikampek, Sumedang, Sukabumi, Bogor, Banten, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Sidoarjo, Jombang, Bali, Balikpapan, Bintan, Makassar, Palembang, Banjarmasin, dan kota-kota besar lainnya.

Pameran ini mendapat dukungan dari DPD REI DKI Jakarta, Kementrian PU PERA, dan Kementrian BUMN. Bank BTN turut andil dalam penyelenggaraan pameran Indonesia Properti Expo dengan menjadi official bank yang memberikan penawaran suku bunga rendah 4,67% fixed untuk 1 tahun.

Kali ini pihak panitia menargetkan sebanyak 400 ribu pengunjung yang berasal dari masyarakat konsumen produk properti, pengusaha kontraktor, konsultan dan perbankan, pejabat pemerintah, serta pimpinan lembaga tinggi negara lainnya. (jef)

 

 

 

 

Kemenkop Dukung “Kampoeng BNI”di Klungkung Bali Jadi Desa Wisata

IMG-20170127-WA0041
KLUNGKUNG(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM mendukung lebih banyak pengembangan desa di Bali sebagai desa wisata yang potensial. Salah satunya, ditetapkannya Desa Kamasan di Kabupaten Klungkung, Bali.  Menandai dukungan itu, Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga menorehkan canting di pola batik klasik produk Desa Kamasan, Jumat (27/1).

Para warga yang juga pengusaha kecil (UKM) juga mendapat fasilitas kredit dari Bank Negara Indonesia (BNI) dalam mengembangkan usahanya. ‘’Para pengusaha di sini sudah mulai profesional dalam mengelola usahanya, sehingga kredit macet (NPL)-nya sangat kecil di bawah satu persen,’’ tutur Menkop Puspayoga.

Desa Kamasan merupakan desa ‘binaan’ BNI. Karenanya, desa itu juga dinamakan sebagai ‘Kampoeng BNI’. “Pembiayaan untuk UKM sudah bagus, produksinya juga sudah bagus, tinggal pemasarannya, apa bisa laku, itu yang harus diusahakan,’’ tutur Puspayoga yang didampingi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kemenkop dan UKM Yuana Sutyowati Barnas.

Senada dengan Menkop, CEO BNI Wilayah Bali, NTB, dan NTT AAGA Darmawan mengungkapkan pihaknya berhasil menyalurkan seluruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan lewat BNI.

IMG-20170127-WA0042

Di desa itu, BNI menjuluki sebagai Kampoeng BNI. Menurut Dermawan, BNI ingin terus bersinergi dengan masyarakat dan pemda. ’’Termasuk mengembangkan lukisan klasik Kemasan dan dicanangkannya Gerakan Santun dan Kreatif,” kata dia.

Di tempat yang sama, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengungkapkan, mendukung  pengembangaan Desa Wisata tesebut, pihaknya sudah mengeluarkan surat keputusan (SK) penetapan desa itu sebagai desa wisata.

Dukungan kongkretnya, Pemkab Klungkung juga sudah memperbaiki  infrastruktur desa seperti jalan-jalan dan got-got. ‘’Kami juga mengupayakan diadakannya suttle bus  ke sini,’’ tutur bupati yang juga berlatar belakang pengusaha ini.

Suwirta juga berharap agar BNI membantu mengembangkan city tour ke desa-desa wisata di Klungkung. Menurut Bupati Klunkung, selain lukisan dan kain tenun, potensi wisata di desa Kemasan yang bisa dikembangkan adalah kerajinan perak, emas, dan kepang.

I Gede Surya Atmaja mengungkapkan, dirinya  adalah perajin tenun yang telah mendapat kredit dari BNI sebesar Rp 30 juta untuk menambah jumlah produksi dan memperluas pemasaran. ‘’Selain membuka showroom di rumah, saya juga punya kios di pasar,’ kata pengrajin jinah bolong ‘Taksu Agung’ ini.

Surya mengungkapkan, selain sebagai pedagang, dirinya juga perajin tenun.  ‘’Dari pola atau gambar yang saya bikin, saya bawa benang untuk ditenun dan kami beri ongkos menenun. Jadi saya juga bisa  disebut  perajin tenun, kan desainnya saya yang bikin,’’ ujarnya di sela-sela pameran di balai desa Kamasan. (jef)

Laba Bersih BNI Tumbuh 25,1% Jadi Rp 11,34 triliun

bni

JAKARTA (Globalnews.id)- Pada akhir tahun 2016, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBNI) mencatat laba bersih sebesar Rp 11,34 triliun atau tumbuh 25,1% dibandingkan laba pada akhir tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp 9,07 triliun. Kenaikan laba bersih yang signifikan ini ditopang oleh pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan Pendapatan Non Bunga yang masing-masing melonjak 17,4% dan 23,1%.

Demikian disampaikan Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto pada Konferensi Pers tentang Paparan Kinerja BNI Tahun 2016 di Jakarta, Selasa (26 Januari 2017).

Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang diperoleh BNI tahun 2016 mencatat kenaikan dari Rp 25,56 triliun di tahun 2015 menjadi Rp 29,99 triliun di tahun 2016 atau naik 17,4% sehingga menyebabkan BNI mampu menjaga margin bunga bersih atau NIM di level 6,2%.

Pendapatan Non-Bunga juga naik sebesar 23,1% dari Rp 6,98 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 8,59 triliun pada akhir tahun 2016, terutama didukung oleh kenaikan fee yang diperoleh dari transaksi trade finance, pengelolaan rekening dan debit card, serta fee yang diperoleh dari bisnis bancassurance. Ditengah lemahnya pertumbuhan laba perbankan yang per November 2016 lalu mencapai 9,1% year on year (yoy), BNI mampu mencatat pertumbuhan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 11,34 triliun atau tumbuh 25,1%.

Aset Tembus Rp 600 Triliun

Pada akhir 2016, Total Aset BNI menembus angka Rp 603,03 triliun atau tumbuh     Rp 94,44 triliun (18,6%) diatas total aset pada akhir tahun 2015 yang tercatat sebesar  Rp 508,59 triliun. Pertumbuhan Aset BNI terutama ditopang antara lain oleh pertumbuhan DPK dan  Simpanan dari Bank lain.

DPK yang berhasil dihimpun mencapai Rp 435,55 triliun pada akhir tahun 2016 atau naik 17,6%. Pertumbuhan DPK tersebut hampir setara dengan dua kali lipat dari pertumbuhan DPK industri perbankan pada November 2016 yang tercatat meningkat 8,4% (yoy).

Komposisi DPK juga membaik dimana porsi dana murah (CASA) mencapai 64,6% dari total DPK pada akhir tahun 2016 dibandingkan posisi akhir tahun 2015 yang mencapai 61,1% dari total DPK. Dengan demikian biaya dana dijaga tetap stabil pada level 3,1%.

Penghimpunan dana murah tidak terlepas dari peningkatan jumlah rekening yang dibuka oleh nasabah individu sebanyak 5 juta rekening atau tumbuh sebesar 29,4%, sehingga total rekening individu menjadi 22 juta rekening pada akhir tahun 2016. Pembukaan rekening melalui Agen46 BNI atau Branchless Financial Inclusion Services (Laku Pandai) menjadi salah satu perangkat bagi BNI dalam meningkatkan jumlah rekening individu.

Jumlah rekening yang dibuka melalui Agen46 mengalami pertumbuhan dari 85.871 rekening per akhir Triwulan III – 2016 menjadi 1,2 juta rekening pada akhir tahun  2016. Kondisi tersebut terpacu oleh pertumbuhan jumlah Agen46 yang dioperasikan dari sebanyak 19.600 Agen46 per akhir Triwulan III – 2016 menjadi 30.800 Agen46 pada akhir tahun 2016.

Pembukaan rekening juga terjadi pada nasabah-nasabah baru dari kalangan perusahaan. Jumlah rekening perusahaan yang dibuka di BNI meningkat sebanyak 59.447 yaitu dari 392.029 rekening pada akhir tahun 2015 menjadi 451.476 rekening pada akhir tahun 2016 atau tumbuh 15,2%, berkat meningkatnya kebutuhan transaksi yang menggunakan layanan Cash Management BNI. Salah satu fitur layanan Cash Management BNI yang mendapatkan pengakuan dari pihak ketiga sebagai layanan terbaik pada Cash Management BNI yaitu BNI e-Collection, mendapatkan penghargaan dari Alpha South East Asia di Putrajaya, Malaysia pada 25 Januari 2017 yang lalu.

Pertumbuhan kredit BNI pada Tahun 2016 yang sebesar 20,6% mampu melampaui pertumbuhan kredit industri perbankan Indonesia secara umum yang per November 2016 mencapai 8,5%. Kredit yang disalurkan BNI hingga 31 Desember 2016 mencapai Rp 393,28 triliun atau meningkat 20,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp 326,11 triliun.

Sebesar Rp 286,1 triliun atau 72,7% dari total kredit, disalurkan ke Segmen Bisnis Banking, sedangkan sebesar Rp 65,1 triliun atau 16,5% ke segmen Konsumer Banking. Sisanya sebesar 11,8% disalurkan melalui kantor-kantor cabang luar negeri dan perusahaan-perusahaan anak.

Untuk kredit melalui Segmen Bisnis Banking, sebesar Rp 95,8 triliun disalurkan melalui segmen korporasi yang mampu tumbuh 21,0%, dan kredit kepada BUMN sebesar Rp 78,3 triliun atau tumbuh 33,3%. Sedangkan kredit kepada segmen menengah dan kecil masing-masing tumbuh 19,9% dan 20,5%.

Sementara itu, kredit ke segmen Konsumer Banking, terutama melalui pinjaman payroll yang tumbuh 128,1% dengan outstanding per 31 Desember 2016 mencapai Rp 8,9 triliun. Kredit Perumahan atau KPR per 31 Desember 2016 mencapai Rp 36,4 triliun atau tumbuh 5,0% dan kartu kredit mencapai Rp 10,5 triliun atau tumbuh 7,5%.

Ekspansi kredit yang terus dilakukan menunjukkan fungsi intermediasi BNI berjalan dengan baik, ditunjukkan oleh Loan to deposit ratio (LDR) yang naik dari 87,8% menjadi 90,4%. Pertumbuhan kredit tersebut tetap didukung oleh fundamental yang kuat dimana tingkat kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) tetap terjaga baik pada level 19,4%. Sementara NPL Net juga membaik dari 0,9% pada akhir tahun 2015 menjadi 0,4% pada akhir tahun 2016. Secara fundamental, Cadangan Kerugian Penyusutan Nilai  (CKPN) juga tetap terjaga dengan baik dengan tingkat coverage ratio naik dari 140,4% (2015)  menjadi 146,0% (2016). (jef)

 

 

BNI Juara Cash Management dan Remittance Banking

ZNoqTB_BNI

KUALA LUMPUR:( Globalnews.id) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) kembali mendapatkan pengakuan sebagai institusi keuangan terbaik di Indonesia yang memudahkan pengelolaan bisnis para pelaku usaha melalui fitur BNI e-Collection.

BNI juga tetap mempertahankan predikat sebagai bank dengan layanan remittance terbaik di Indonesia. Layanan Cash Management terbaik melalui fitur BNI e-Collection dan Remittance terbaik tersebut diakui oleh Alpha South East Asia.

Dengan pengakuan ini, Alpha South East Asia telah 7 (tujuh) kali berturut-turut menganugerahkan penghargaan kepada BNI untuk kategori Best Cash Management Bank in Indonesia dan yang ke-8 kalinya untuk penghargaan Best Remittance Banking.

Kedua penghargaan tersebut diserahkan Alpha South East Asia kepada Deputi General Manager Divisi Internasional BNI Himawan Harimurti di Putrajaya, Malaysia pada Rabu (25/1/2017).

Corporate Secretary BNI Kiryanto mengungkapkan, untuk memenangkan persaingan dalam industri e-Commerce, BNI telah menciptakan suatu solusi yang secara elektronik mampu mengintegrasikan produsen, pembeli, kurir, bank/non bank dalam satu platform. Solusi tersebut diberi nama BNI e-Collection.

Sejak mulai dikembangkan dan diluncurkan awal tahun 2016, transaksi melalui BNI e-Collection mencatat pertumbuhan yang meningkat tajam. BNI e-Collection juga turut membawa angin segar dalam industri e-commerce Indonesia karena menyajikan cara yang mudah dan fleksibel nasabah untuk membayar tagihan secara terintegrasi dengan sistem Online Shopper. Rekonsiliasi transaksi dapat dilakukan secara otomatis dan settlement kepada penjual dapat dilakukan secara cepat.

Disamping itu, BNI e-Collection juga didukung dengan luasnya channel transaksi, online report dan dashboard, auto rekonsiliasi online, informasi tagihan otomatis serta notifikasi transaksi.

Hal-hal inilah yang membuat BNI e-Collection berbeda dengan pesaing para lainnya. Hal tersebut juga menjadi salah faktor yang menyebabkan BNI dinobatkan sebagai bank terbaik dalam layanan Cash Management di Indonesia.

“Dalam menghadapi kompetisi yang semakin ketat dan tantangan yang semakin besar, BNI terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan, membangun inovasi, dan megembankan produk serta skema bisnis yang berorientasi pada pelanggan, yaitu salah satunya dengan melakukan pengembangan produk SCF (Supply Chain Financing) berdasarkan transaksi nasabah dan value chain-nya.

BNI juga terus mengoptimalkan keberadaan kantor cabang diluar negeri agar mampu menjembatani bisnis dalam negeri untuk pasar luar negeri dan sebaliknya,” ujar Kiryanto.

BNI Remittance

Sebagai upaya untuk terus meningkatkan kepuasan nasabah pengguna layanan remittance, BNI senantiasa berupaya melakukan improvement dalam hal produk maupun layanan. Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah perluasan jaringan layanan baik di dalam negeri maupun di luar negeri sehingga memberi kemudahan nasabah menggunakan jasa BNI dalam transaksi remittance.

Jaringan yang dimiliki BNI dalam transaksi remittance di luar negeri meliputi bank koresponden diberbagai negara, kantor cabang di luar negeri (Singapura, Hong Kong, Tokyo, New York, London dan Seoul) serta tenaga marketing representative yang berada di Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Belanda, Qatar, Oman, Uni Arab Emirat dan Saudi Arabia.

Sedangkan di dalam negeri, selain lebih dari 1.900 outlet yang dimiliki, BNI memperkuat jaringan paying agent nya dengan Pos Indonesia, Pegadaian, Alfamart serta paying agent lainnya untuk memudahkan nasabah dalam pencairan kiriman uang dari luar negeri.

Sebagai upaya untuk memberikan layanan lebih kepada nasabah di Indonesia, BNI juga memiliki tenaga pemasar di dalam negeri terutama di daerah-daerah yang merupakan kantong-kantong Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Dengan produk yang dimiliki, BNI yakin bisa memenuhi kebutuhan nasabah terkait remittance baik outgoing maupun incoming transfer. Melalui transaksi outgoing transfer (OTR), nasabah dapat mengirimkan uangnya ke berbagai negara dengan berbagai mata uang dan dapat dilayani di segenap outlet BNI.

Di sisi lain, nasabah dapat menerima kiriman uang dari berbagai negara di luar negeri dengan mudah baik itu credit to account mereka di BNI ataupun bank lain serta dapat menerima kiriman uang secara tunai yang dapat dicairkan di outlet- outlet BNI dan paying agent lainnya dengan hanya menunjukkan nomer PIN dan kartu identitas yang berlaku.

Untuk lebih meningkatkan SLA dan layanan kepada nasabah, BNI juga senantiasa melakukan penyempurnaan sistem yang digunakan. Sistem yang dimiliki saat ini mampu memberikan layanan yang lebih baik sehingga kiriman uang dapat diterima dengan waktu yang lebih cepat.

Layanan BNI juga dilengkapi dengan Customer Inquiry Unit (CIU) yang siap melayani nasabah ataupun bank-bank koresponden dengan beroperasi selama 7 hari seminggu yang dapat dihubungi di 021 29946099. (jef)

Kemenkop Mulai Genjot KUR Sektor Produksi

Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga didampingi  Bupati Kabupaten Malang menyerahkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani cabe, sebelum meresmikan pasar desa Sumberoto, kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang, Selasa (24/1/2017)
Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga didampingi Bupati Kabupaten Malang menyerahkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani cabe, sebelum meresmikan pasar desa Sumberoto, kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang, Selasa (24/1/2017)

MALANG:(Globalnews.id)-Menkop dan UKM Puspayoga optimis target penyaluran Kredit Usaha  Rakyat (KUR) 2017 sebesar Rp 110 triliun dimana 40 persennya untuk sektor produksi (pertanian, perikanan dan industri) bakal tercapai.

” Saya optimis target KUR 2017 bakal terserap sesuai alokasinya, KUR  sektor produksi mulai digenjot sambil disiapkan skim yang tepat,” kata Puspayoga usai meresmikan pasar rakyat Desa Sumberoto Kec Donomulyo Kab Malang, Selasa (24/1)

Dalam kesempatan tersebut Menkop menyerahkan sejumlah program strategis Kementerian diantaranya KUR. Tiga bank BUMN yaitu BRI,BNI dan Bank Mandiri, menyerahkan KUR mikro (plafon kredit sampai dengan Rp 25 juta)  dan ritel (plafon kredit sampai Rp 500 juta) unruk petani cabe, petani tebu, peternak sapi dan industri batako.

Menkop Puspayoga menjelaskan dari jumlah Rp 110 triliun itu, alokasi untuk KUR ritel 81 persen, KUR mikro 18 persen, sisanya 1 persen KUR penempatan  TKI (Tenaga Kerja Indonesia).

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, berharap penyaluran KUR untuk sektor produksi pertanian lebih merata pada komoditas-komoditas selain padi.“Tapi juga bisa tebu, bawang merah, dan lain sebagainya,” ujar Darmin .

Hingga 31 Desember 2016, realisasi penyaluran KUR mencapai Rp 94,4 triliun atau 94,4 persen dari target penyaluran sebesar Rp 100 triliun. KUR tersebut tersalurkan pada 4.362.599 debitur. Adapun kredit macet atau non performing loan (NPL) hanya mencapai 0,37 persen.

Tahun lalu, KUR mikro mencatatkan porsi penyaluran terbesar, mencapai Rp 65,6 triliun atau 69,5 persen, kemudian diikuti dengan KUR ritel sebesar Rp 28,6 triliun atau 30,3 persen dan KUR penempatan TKI sebesar Rp 177 miliar atau 0,2 persen.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penyalur KUR dengan jumlah tertinggi, yakni sebesar Rp 69,4 triliun. Bank penyalur KUR lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyalurkan Rp 13,3 triliun dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menyalurkan Rp 10,3 triliun. Adapun sisanya disalurkan oleh bank pembangunan daerah (BPD).

Sementara itu, berdasarkan wilayahnya, penyaluran KUR masih didominasi wilayah-wilayah di Jawa. Tiga provinsi dengan penyaluran KUR tertinggi adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sementara itu, provinsi di luar Jawa dengan penyaluran KUR yang tinggi adalah Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.(jef)

BNI Siapkan Kartu Pekerja Indonesia-Hongkong

Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) Suprajarto (dari kiri) bersama Direktur Adi Sulistiyowati dan SEVP Teknologi dan Informasi Dadang Setyabudi mensosialisasikan Kartu Pekerja Indonesia-Hong Kong (KPIH) kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong, Minggu (22/1). Pada kesempatan itu juga diserahkan KUR TKI serta beasiswa pendidikan bagi Pekerja Migran Indonesia.
Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) Suprajarto (dari kiri) bersama Direktur Adi Sulistiyowati dan SEVP Teknologi dan Informasi Dadang Setyabudi mensosialisasikan Kartu Pekerja Indonesia-Hong Kong (KPIH) kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong, Minggu (22/1). Pada kesempatan itu juga diserahkan KUR TKI serta beasiswa pendidikan bagi Pekerja Migran Indonesia.

HONGKONG(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI setelah sukses meluncurkan Kartu Pekerja Indonesia-Singapore (KPIS) pada November 2016, dalam waktu dekat akan meluncurkan Kartu Pekerja Indonesia-Hong Kong (KPIH) yaitu kartu multifungsi untuk pekerja asal Indonesia di Hong Kong.

Sosialisasi dan soft launching Kartu Pekerja Indonesia-Hong Kong dihadapan kurang lebih 500 Buruh Migran Indonesia dilaksanakan di KCLN BNI, Hong Kong tanggal 22 Januari 2016 yang dihadiri oleh Wakil Direktur Utama BNI, Suprajarto.

Produk Kartu Debit BNI KPIH adalah produk unggulan BNI, kartu ini memiliki multifungsi, selain menjadi kartu Debit atau ATM BNI juga menjadi Kartu Identitas Pekerja asal Indonesia di Hong Kong.

Manfaat kartu tersebut antara lain, pemegang kartu mendapatkan fasilitas Internet/Mobile/SMS Banking untuk memudahkan transaksi, mengakses informasi program-program dari BNI, pengiriman uang atau pembayaran tagihan di Indonesia melalui BNI Cabang Hongkong atau ATM BNI, dapat digunakan sebagai kartu belanja di toko yang memiliki EDC berlogo MasterCard, kesempatan memperoleh program pelatihan kewirausahaan dari BNI,

“KAMI bersama BNI”, serta berkesempatan mendapatkan BNI Simponi dan fasilitas KPR BNI Griya untuk pembelian rumah baru atau renovasi melalui BNI Cabang Hong Kong.

Suprajarto mengungkapkan, sebagai apresiasi kepada konsumen, BNI juga melaksanakan program diskon biaya remittance untuk transaksi pengiriman uang melalui BNI Cabang Hongkong dan gratis biaya transfer antar rekening BNI melalui ATM BNI atau Internet/Mobile/SMS Banking,” ujar Suprajarto

Perseroan juga menawarkan cross selling produk yang diberikan seperti fasilitas BNI Griya untuk pembelian rumah baru/pembangunan/renovasi. Kemudian BNI Tapenas serta fasilitas autodebet ke BNI Simponi untuk persiapan masa pensiun.Bila saldo Tabungan sudah cukup besar dapat dipindahkan ke BNI Deposito.

Nasabah juga dapat mengajukan fasilitas BNI TKI Purna. Serta melakukan autodebet untuk iuran BPJSTK (jaminan keamanan kerja) dan iuran BPJS KS (jaminan kesehatan. “Kartu Debit BNI – KPIH dapat digunakan untuk belanja di Merchant / EDC yang berlogo MasterCard. Misalnya HSBC atau Stanchart, asalkan ada logo Mastercard, silahkan dicolok saja kartu KPIH pasti keluar duitnya,” terangnya.

“Ada potensi akuisisi tabungan mencapai 25 ribu pekerja migran Indonesia di Hong Kong. Karena kartu ini juga memiliki multi fungsi, selain menjadi kartu Debit atau ATM BNI juga menjadi Kartu Identitas Pekerja,” ujar Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto hari ini (22/1) di BNI Hong Kong.

Pada acara yang sama, BNI menyalurkan beasiswa kepada Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong diberikan secara simbolis di Kantor BNI Cabang Hong Kong, Minggu (22 Januari 2017). Penyerahan Beasiswa tersebut disampaikan oleh Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto kepada 10 pekerja Indonesia di Hong Kong.

Suprajarto mengungkapkan, beasiswa untuk TKI yang sedang kuliah di Universitas Terbuka (UT) telah diberikan oleh BNI sejak tahun 2015. Setiap semester, terdapat 10 orang atau 20 orang per  tahun yang menerima beasiswa, senilai masing-masing HKD 3000.

“Kriteria mahasiswa yang berhak menerima beasiswa dimaksud adalah yang memiliki IP tertinggi 10 besar,” ujarnya.

Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) memperlihatkan Kartu Pekerja Indonesia-Hongkong (KPIH) dan uang tunai dari ATM BNI didampingi Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) Suprajarto (kanan), Direktur Adi Sulistiyowati (tengah) dan SEVP Teknologi dan Informasi Dadang Setyabudi di sela-sela sosialisasi KPIH kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong, Minggu (22/1). Pada kesempatan itu juga diserahkan KUR TKI serta beasiswa pendidikan bagi Pekerja Migran Indonesia.
Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) memperlihatkan Kartu Pekerja Indonesia-Hongkong (KPIH) dan uang tunai dari ATM BNI didampingi Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) Suprajarto (kanan), Direktur Adi Sulistiyowati (tengah) dan SEVP Teknologi dan Informasi Dadang Setyabudi di sela-sela sosialisasi KPIH kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong, Minggu (22/1). Pada kesempatan itu juga diserahkan KUR TKI serta beasiswa pendidikan bagi Pekerja Migran Indonesia.

BNI KUR TKI

Apabila bekal untuk berbinis telah diberikan melalui pelatihan di negara tempat bekerja, BNI membuka kesempatan bagi para pekerja migran yang berniat berusaha di tanah air untuk mendapatkan dukungan finansial, antara lain dengan kucuran Kredit Usaha Rakyat (KUR) TKI.

Para pekerja migran tersebut dapat menghubungi sentra kredit kecil BNI yang  tersebar di seluruh Indonesia untuk mengajukan KUR. Salah satu daya tarik penggunaan KUR BNI adalah suku bunganya yang rendah, dimana pada tahun 2016 sempat disalurkan dengan suku bunga 9% per tahun.

Hingga akhir tahun 2016, BNI telah menyalurkan KUR khusus untuk TKI yang bekerja di Hong Kong kepada sebanyak 386 debitur, yang disalurkan melalui 7 sentra kredit. Nilai KUR TKI Hong Kong yang telah disalurkan mencapai Rp 5,3 miliar.

KUR TKI BNI juga disalurkan kepada para pekerja migran yang pernah bekerja di Singapura, Jepang, serta Taiwan. Total pekerja  migran yang telah mendapatkan KUR TKI dari BNI mencapai 2.463 debitur hingga 31 Desember 2016 dengan nilai Rp 38,69 miliar.(jef)

18 Bank Siap Dukung Peluncuran Program Aksi Pangan

images

BANDUNG (Globalnews.id)  Peluncuran Program Akselerasi Keuangan, Sinergi dan Inklusi (Aksi) Pangan, pada akhir Januari 2017, nantinya akan didukung 18 bank. Selain perbankan, program ini nantinya juga didukung IKNB (Industri keuangan non Bank) dan pasar Modal.Beberapa bank tersebut antara lain BRI, Bank Mandiri, BNI, BCA, CIMB Niaga, Bukopin, Bank Mega, Bank Sinarmas, Bank Jatim, Bank Nagari, BTPN, Bank Syariah Mandiri, PermataBank, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Artha Graha, Bank Andara.

Deputi Komisioner OJK, Slamet Edy Purnomo menyatakan, bahwa ada 18 bank yang akan ikut serta dalam Program Aksi Pangan ini. “18 bank ini yang punya concern (perhatian) lebih ke sektor pangan,” katanya dalam FGD di Bandung, Sabtu (21/1). Secara total, lanjutnya, ada sekitar 28 lembaga jasa keuangan yang akan dilibatkan dalam peluncuran Program Aksi Pangan di Payakumbuh, Padang dalam waktu dekat. Baik itu dari industri perbankan, IKNB, pun pasar modal.

Peluncuran Program Aksi Pangan ini merupakan inisiatif OJK dalam meningkatkan peran serta industri keuangan ke sektor pangan. Bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, OJK optimis konsep yang ditawarkan melalui program ini bakal membuat perbankan meningkatkan kontribusi perkreditan di sektor ini, yang dinilai masih jauh dari maksimal.

Sebagai contoh, Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang notabene adalah program pemerintah mayoritas penyaluran kreditnya masih menyasar sektor perdagangan. “KUR itu 67% di perdagangan. Kita mau coba bagaimana masuk ke hulu, petaninya. Sehingga bisa meningkatkan lapangan kerja dan menyejahterakan petaninya. Kalau perdagangan kan itu ijon-ijon dan tengkulak lagi,” tutur Slamet Edy.

Dalam Program Aksi Pangan, pembiayaannya bisa dilakukan perbankan secara langsung atau menggunakan pola channeling dengan menggandeng BPR, Koperasi atau Lembaga Keuangan Mikro. Selain itu, ada juga lembaga-lembaga non-pemerintah yang bakal mengawal kelancaran pembiayaan seperti UNDP dan Safira. Lalu yang paling penting, penyaluran pembiayaannya bakal mendapat penjaminan dari asuransi sehingga segala risiko NPL bisa dikurangi.

Dari data OJK, pembiayaan perbankan ke sektor pangan tercatat sebesar Rp638,39 triliun per November 2016. Sementara rasio kredit bermasalah atau NPL-nya ada di level 3,32%. “Ini yang mau kita tingkatkan pembiayaannya,” tandas Slamet Edy. (jef)

 

 

Program AKSI Pangan diluncurkan Akhir Januari 2017 di Sumbar

FGD OJK di Bandung Sabtu (21/1), menampilkan pembicara dari OJK, Departemen Pertanian, Perbankan, dan sahaan Fintech
FGD OJK tentang Pangan  di Bandung Sabtu (21/1), menampilkan pembicara dari OJK, Departemen Pertanian, Perbankan, dan perusahaan Fintech

BANDUNG(Globalnews.id)- Setelah sempat mundur  beberapa waktu lamanya,  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan akan meluncurkan program  Akselerasi, Sinergi dan Inklusi (Aksi) Pangan pada akhir Januari 2017 di Payakumbuh Sumbar.  Hal ini sebagai implementasi regulator dalam program ‘Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat’ yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo di Brebes, Jawa Tengah, April 2016 lalu.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis 1B OJK Slamet Edy Purnomo mengatakan, Rencananya OJK akan meluncurkan program AKSI Pangan pada akhir bulan ini.”Insya Allah akan lauching akhir bulan in idi Payakumnuh Sumbar,” ujar Slamet Edy dalam Focus Group Discussion (FGD) di Bandung Jakarta, Sabtu (21/1)

Ia mengungkapkan program ini nantinya akan lebih fokus kepada kestabilan harga 11 komoditas bahan pangan pokok yang sering menyumbangkan inflasi Indonesia menjadi besar dan tidak terkendali.Adapun 11 komoditas dimaksud di antaranya adalah padi, jagung, kedelai, daging sapi, daging ayam, bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan cabai keriting. “Menjaga 11 komoditi saja itu inflasi bs stabil,” ungkapnya.

Untuk menjaga 11 komoditas tersebut, OJK berupaya memotong mata rantai tengkulak yang menyebabkan harga bahan pangan mahal ketika sampai di konsumen. Untuk mencapai itu, OJK berencana akan melibatkan ecommerce.”Kita harapkan nanti ada peran ecommerce untuk masuk kesitu. Itu menolong petani dan bisa langsung ke end user jadi lbh murah. Jadi dari hulu ke hilir kita upayakan tidak ada hambatan,” tandas dia.

Selain menjaga kestabilan 11 komoditas pangan, program AKSI Pangan ini bertujuan untuk mempercepat peningkatan kredit perbankan ke sektor pertanian dan peternakan, peningkatan kapasitas usaha dan keahlian petani melalui berbagai pembinaan, dan mendorong adanya asuransi usha tani agar petani teelindungi dari ancaman gagal panen.

11 Propinsi Surplus

OJK mengungkapkan dari data Deptan yang sudah diolah ada 11 provinsi yang mengalami surplus produksi pangan. Sebanyak 20 provinsi yang mengalami kekurangan pangan pokok. “Sebanyak 20 provinsi lebih banyak mendatangkan  dari daerah lain karena produktivitas daerah itu lebih rendah dari permintaannya. Contohnya di Payakumbuh, Sumatera Barat, permintaan cabai paling tinggi,” katanya.

Merespons hal tersebut, OJK berkomitmen mendukung pembiayaan di area hulu  hulu, sehingga bisa menciptakan pekerjaan dan mensejahterakan petani. Dan pada akhirnya kebutuhan bisa dipenuhi dari peningkatan produktivitas petani.Selain itu, OJK juga akan mendorong peningkatan produktivitas pangan dengan memberikan bibit dan obat. Kemudian di hilir, pelaku usaha e-Commerce akan didorong untuk membantu memasarkan produk pertanian agar petani tidak terjerat tengkulak. “Jangan sampai petani dirugikan,” ujarnya.

Slamet mengungkapkan pada 2019 pemerintah menargetkan keuangan inklusif atau akses pelayanan keuangan di sektor pertanian bisa ditingkatkan dari 36 persen di 2014 menjadi 75 persen di 2019. “Tim percepatan akses keuangan daerah dari OJK harus bergerak cepat untuk mencapai target ini,” ujarnya. (jef)