Arsip Kategori: koperasi dan ukm

Dirut LPDB-KUMKM Lantik 13 Pejabat Struktural dan Pilih 5 Kandidat Agent of Change

Jakarta:(Globalnews.id)-Guna memberikan apresiasi bagi pegawai Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) yang memiliki kinerja terbaik dalam menjalankan tugasnya, LPDB-KUMKM melaksanakan kegiatan Pemilihan Pegawai Teladan LPDB-KUMKM Tahun 2023 pada Kamis (1/2/2024).

Kegiatan ini bertujuan, memberikan motivasi dan inspirasi bagi seluruh pegawai di lingkup LPDB-KUMKM agar terpacu memberikan kinerja terbaik dalam melayani koperasi dan UMKM (KUMKM) di Indonesia.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, acara Pemilihan Pegawai Teladan Tahun 2023 telah melalui seleksi yang diawali dari usulan kandidat dari masing-masing lingkup Direktorat LPDB-KUMKM.

“Berdasarkan hasil penyeleksian dan penilaian dari kriteria yang ditetapkan, terpilih lima kandidat Pegawai Teladan Tahun 2023, dengan rincian tiga pegawai pria dan dua pegawai wanita. Kelima kandidat tersebut telah mempresentasikan karya tulisnya dihadapan Direksi dan seluruh karyawan dengan tema “Membangun Sinergi untuk Meningkatkan Pelayanan”, terang Supomo.

Supomo melanjutkan, seluruh karyawan di lingkup LPDB-KUMKM juga dilibatkan untuk memilih kandidat terbaik melalui web polling yang dilaksanakan pada hari ini dan secara transparansi akan diumumkan hasilnya pada tanggal 6 Februari 2024. Melalui Pemilihan Pegawai Teladan LPDB-KUMKM Tahun 2023 harapannya dapat memotivasi dan menginspirasi pegawai-pegawai lain di lingkup LPDB-KUMKM untuk meningkatkan kinerja dan memberi pelayanan prima kepada mitra-mitranya di tanah air.

Sementara itu, Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM Oetje Koesoema Prasetia mengatakan, Pemilihan Pegawai Teladan LPDB-KUMKM Tahun 2023 bertujuan untuk memberikan penghargaan dan peningkatan motivasi kerja pegawai di lingkup LPDB-KUMKM.

“Masing-masing di lingkup Direktorat LPDB-KUMKM mengusulkan kandidat Pegawai Teladan Tahun 2023 kepada Direktur Utama LPDB-KUMKM. Atas usulan tersebut, diperoleh 29 (dua puluh sembilan) pegawai untuk mengikuti seleksi pemilihan Pegawai Teladan Tahun 2023,” jelas Oetje.

Adapun kriteria penilaian Pegawai Teladan Tahun 2023, lanjut Oetje, memiliki masa kerja minimal dua tahun berturut-turut sejak pengangkatan sebagai pegawai LPDB-KUMKM, tidak pernah mendapatkan hukuman disiplin selama masa kerja, dan tidak sedang dalam proses pemeriksaan penjatuhan hukuman disiplin berdasarkan Peraturan Direksi LPDB-KUMKM yang berlaku.

“Selain itu, kandidat pegawai terbaik juga memiliki persentase kehadiran minimal 95 persen, tidak mengalami penurunan dalam dua tahun berturut-turut, serta memiliki rata-rata Capaian Kinerja Pegawai (CKP) minimal kategori “Sangat Baik” dan tidak mengalami penurunan dalam dua tahun berturut-turut,” terang Oetje.

Oetje menambahkan, dari 29 nama yang masuk kriteria dari masing-masing direktorat, terseleksi menjadi lima nama yang memiliki hasil terbaik. Lima kandidat tersebut telah memaparkan presentasi mengenai “Membangun Sinergi untuk Meningkatkan Pelayanan” di hadapan Direksi dan Pegawai LPDB-KUMKM, dan juga dilakukan pemungutan suara (voting) melalui web polling guna memilih kandidat terbaik, masing-masing satu pria dan satu wanita.

“Harapannya, dengan terpilihnya dua pegawai teladan LPDB-KUMKM, dan satu pegawai terfavorit sesuai poling terbanyak, bisa menjadi “Agent of Change” dalam mentransformasi kinerja dan pelayanan LPDB-KUMKM menjadi lebih maksimal. Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi seluruh pegawai LPDB-KUMKM agar optimal melayani mitra-mitra koperasi di Indonesia,” harap Oetje.

Dirut Lantik 13 Pejabat Struktural LPDB-KUMKM

Setelah melaksanakan kegiatan Pemilihan Pegawai Teladan Tahun 2023, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo melantik 13 (tiga belas) Kepala Divisi dan Kepala Subdivisi di lingkungan LPDB-KUMKM di Jakarta, Kamis (01/02/2024).

“Sebagai penyegaran organisasi dan upaya mencapai target-target penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM, kami melantik 13 Pejabat Struktural LPDB-KUMKM. Pelantikan ini merupakan wujud implementasi Peraturan Menteri Koperasi dan UKM (Permenkop) Nomor 8 Tahun 2020 tanggal 15 Oktober 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDB-KUMKM,” jelas Supomo.

Supomo mengatakan, LPDB-KUMKM mempunyai tugas dan tanggung jawab melaksanakan pengelolaan dana bergulir untuk pinjaman atau pembiayaan kepada koperasi dan UMKM sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan untuk penataan sumber daya manusia (SDM) dan kelembagaan, diperlukan restrukturisasi organisasi dan tata kerja LPDB-KUMKM.

“Semangat sinergi, transparansi, dan gotong kiranya tercipta di lingkungan LPDB-KUMKM agar core value dan culture lembaga dapat terwujud. Mari kita tingkatkan kualitas layanan dan memperluas program-program inovatif, sehingga dalam menjalankan visi dan misinya LPDB-KUMKM terus dipercaya masyarakat untuk memajukan koperasi dan UMKM di Indonesia,” pesan Supomo.(Jef)

Indonesia Perlu Lahirkan Entrepreneur dan Wujudkan Ekonomi Baru Berbasis Inovasi dan Teknologi

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menekankan Indonesia perlu melahirkan lebih banyak entrepreneur dan mewujudkan ekonomi baru melalui pendekatan inkubasi berbasis inovasi dan teknologi untuk menghasilkan produk baru yang kompetitif.

“Di negara maju seperti Jepang dan Korsel, UMKM menjadi bagian dari ‘Supply Chain Industry’ atau rantai pasok industri,” kata MenkopUKM, Teten Masduki, pada acara Kick-Off bjbPreneur, di Jakarta, Kamis (1/2).

Menteri Teten pun mengajak asosiasi-asosiasi dalam pengembangan UMKM mulai melirik penggunaan inovasi dan teknologi. Karena, untuk melahirkan entrepreneur baru, maka harus memiliki kompetensi inovasi dan teknologi.

“Ini yang kita harus bangun. Ini yang sedang kita pelajari di berbagai negara tentang startup. Dari situ saya punya catatan, kita tidak memiliki ekosistem yang cukup untuk mengembangkan startup berbasis inovasi dan teknologi. Kita belum memiliki itu, karena harus menghubungkan riset dari BRIN dan perguruan tinggi, serta pembiayaan,” kata Menteri Teten.

Sebab, Menteri Teten menyebut, UMKM tidak mungkin ada lompatan teknologi kalau tidak tergabung dalam industri (rantai pasok). “Yang ideal, bagaimana UMKM sebagian besar harus menjadi bagian dari rantai pasok industri. Industri maju UMKM-nya juga ikut maju,” kata MenkopUKM.

Menurut MenkopUKM, Indonesia memiliki potensi menjadi negara maju dengan minimum pendapatan perkapita 13.000 dolar AS. Kalau tidak ada perubahan, tidak mungkin bisa mencapai pendapatan itu untuk menuju 2045. “Yang kita butuhkan adalah bagaimana kita ada lompatan untuk ke arah sana,” kata Menteri Teten.

Oleh karena itu, MenkopUKM berharap muncul entrepreneur baru yang terdidik dari kampus. “Kita perlu pendekatan entrepreneur seperti ini, tidak bisa hanya pelatihan-pelatihan sepintas. Kita harus pilih telur yang bagus untuk dierami dan dibesarkan,” kata Menteri Teten.

Dan untuk mengembangkan lembaga inkubator di kampus, MenkopUKM ingin agar hal ini ditekankan oleh kampus-kampus. “Survei kami menyebutkan 72 persen mahasiswa ingin menjadi entrepreneur. Ini sedang didiskusikan untuk dikembangkan bersama para rektor perguruan tinggi,” kata Menteri Teten.

Lebih dari itu, MenkopUKM menekankan investasi asing harus bermitra dengan UMKM. Perusahaan besar mencari startup yang bisa bekerja sama dengan mereka, bukan mengambil alih yang kecil.

Terkait digitalisasi, MenkopUKM mengatakan akan terus mendorong upaya UMKM go digital. “Jangan, mereka hanya jualan saja. Hanya payment saja, tidak menggunakan IoT di hulu. Jadi, tidak melahirkan ekonomi baru,” kata Menteri Teten.

Lebih dari itu, Menteri Teten juga terus mendorong digital ekonomi agar tidak dikuasai platform global. “Digital ekonomi kita harapkan tidak hanya berjualan di e-commerce, tapi juga meningkatkan penggunaan aplikasi digital untuk mengagresi usaha kecil,” ucap MenkopUKM.

Di KemenKopUKM, ada yang namanya Entrepreneur Hub, yang akan bekerja sama dengan Korsel, Jepang, dan Belanda. “Ada 500 startup yang docking di kami, kita inkubasi untuk lebih ke hulu agribisnis dan aquaculture,” kata Menteri Teten.

*Agribisnis dan Aquaculture*

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Komersial dan UMKM Bank BJB Nancy Adistyasari menyatakan, strategi Bank BJB dalam mengembangkan UMKM sejalan dengan KemenkopUKM, dimana fokusnya pada upaya menumbuhkan UMKM di sektor agribisnis dan aquaculture.

“Selain itu, kami menerapkan pola kemitraan, dan saat ini sudah ada 80 offtaker di bidang agribisnis. Sehingga, ini tentu sejalan dengan strategi yang sudah dijalankan KemenkopUKM,” kata Nancy.

Nancy menambahkan, program bjbPreneuer merupakan upaya pengembangan UMKM yang dibantu Bank BJB untuk tumbuh dengan mengembangkan inovasi dan bisa meningkatkan daya saing.

“Kegiatan yang diikuti sekitar 2000 peserta ini, kami harapkan bisa memacu pengusaha baru dan berusia muda. Karena yang penting bagaimana kita mengembangkan jiwa entrepreneur sejak dini,” kata Nancy.

Sebab, kata Nancy, program bjbPreneur yang dilaksanakan pada Februari-Mei 2024 ini merupakan strategi pemberdayaan untuk melakukan pengembangan kompetensi dan penciptaan pengusaha baru.

Bank BJB juga bekerja sama dengan 100 perguruan tinggi yang tersebar di 5 wilayah kantor Bank BJB, yakni Universitas Parahiyangan Bandung (Wilayah 1), Universitas Esa Unggul Jakarta (Wilayah 2), Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon (Wilayah 3), Universitas Bina Nusantara Tangerang (Wilayah 4), dan Universitas 11 Maret Solo/UNS (Wilayah 5).

“Fokus kita di tiga pilar, yaitu Womenpreneur, Agripreneur, dan Digipreneur,” kata Nancy.

Nancy pun menjelaskan, dari 2000 peserta bjbPreneur, pihaknya melakukan pelatihan daring sebanyak 500 orang. Di sini, ada pembelajaran, riset, branding, digitalisasi, dan inovasi khususnya tentang pembangunan berkelanjutan.

Tahap berikutnya, masuk dalam tahap mentoring, dimana ada 100 peserta yang mendapatkan pendampingan secara langsung. “Kami mempertajam untuk melakukan ekspor, kurasi, dan memastikan pelatihan yang sebelumnya bisa terimplementasi dengan baik,” kata Nancy.

Selanjutnya, akan ada 20 UMKM yang masuk ke tahap penjurian. “Yang kita harapkan dari 20 orang yang terpilih, bisa menularkan semangat baru untuk berinovasi, berkembang, dan berusaha,” ujar Nancy.(Jef)

Dongkrak Pasar Produk Lokal, BNI Sediakan Vending Machine untuk UMKM Binaan

Tangerang:(Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI sebagai bank milik negara terus berkomitmen mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar bisa naik kelas.

Salah satu upaya yang diwujudkan dengan menyediakan penempatan vending machine di Terminal 1A, Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten,

Penempatan vending machine tersebut merupakan kolaborasi antara UMKM dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu BNI, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT PLN (Persero), dan PT Angkasa Pura II (Persero) yang diresmikan di Bandara Soekarno Hatta Terminal 1,2, dan 3, Selasa (30/1/2024).

Hadir dalam acara Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga, Pemimpin BNI Wilayah 14 Faizal Arief Setiawan, VP Corporate Communication Angkasa Pura II Cin Asmoro, Senior Manager Rumah BUMN CDC Telkom Adrian Sani Harahap, Direktur Telkom, Executive Vice President Niaga dan Pemasaran PLN Fintje Lumembang, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Lasiran dan perwakilan Humas BUMN.

Dalam keterangannya, Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengungkapkan, melalui peresmian tersebut, produk-produk UMKM binaan BNI bisa dipajang di etalase vending machine di Bandara Soetta sehingga memudahkan masyarakat untuk bertransaksi.

Dengan begitu, jangkauan pasar produk UMKM juga dapat bisa lebih luas dengan durasi waktu operasional penjualan yang lebih lama melalui vending machine tersebut.

“Ini merupakan hasil kolaborasi antar BUMN dengan tujuan yang sama yaitu mendorong UMKM naik kelas dengan memperluas pasar mereka,” ujarnya.

Okki menjelaskan, langkah kolaborasi tersebut merupakan wujud nyata BUMN dalam memberikan akses pasar yang lebih luas kepada UMKM.

Menurutnya, penempatan vending machine di Bandara menjadi salah satu hal yang menarik karena merupakan lokasi yang ramai sehingga bisa menggaet banyak konsumen.

“Bandara adalah salah satu lokasi yang cukup strategis untuk bisa memasarkan produk-produk UMKM. Lewat penempatan vending machine yang bisa diakses 24 jam akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan produk-produk UMKM,” jelasnya.

Okki menambahkan, kolaborasi ini diharapkan bisa mewujudkan tujuan bersama untuk mengantarkan UMKM semakin sukses dan bisa memperluas pasar.

“Ini menjadi langkah awal untuk mendorong UMKM menjangkau pasar yang lebih luas, selanjutnya atas kerja sama dengan pihak penyedia vending machine, kami akan melakukan kurasi bagi produk UMKM dari berbagai kota di Indonesia, sehingga produk-produk tersebut dapat masuk ke berbagai vending machine secara nasional,” pungkasnya. (Jef)

Ecovivo Kembangkan Bisnis Sampo dan Sabun Ramah Lingkungan

Jakarta:(Globalnews.id)-Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) semakin proaktif menerapkan konsep bisnis berkelanjutan demi mendukung program besar penjagaan lingkungan nasional.

Ecovivo merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak pada bidang produk perawatan diri, khususnya sabun dan sampo dengan keunggulan pada bahan baku alami yang mengandung antioksidan tanpa aditif bahan kimia penyebab tumor dan kanker.

Founder Ecovivo Tri Suhartini mengatakan bahwa bisnis ini bermula dari kegemarannya berkebun dengan memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumahnya di Magelang, Jawa Tengah.

Tanaman yang dia miliki di antaranya bunga edible dan aromatic yang bisa dikonsumsi. Dari tanaman tersebut Tri terinspirasi membuat produk perawatan tubuh mulai dari sampo cair hingga sabun ramah ramah lingkungan.

Ecovivo juga proaktif menciptakan produk dengan bentuk yang lebih ramah lingkungan. Sampo produksi Ecovivo berbentuk padat guna mengurangi konsumsi packaging plastik masyarakat.

“Kami bersyukur dapat menjadi pelaku UMKM yang berkontribusi pada penjagaan lingkungan ini. Memang awalnya saya terinspirasi dari kampung halaman dengan lahan yang terbatas jadi saya menanam tanaman yang aromatic dan edible, yang kemudian saya buat jadi produk perawatan tubuh yang ramah digunakan dan ramah juga terhadap lingkungan,” paparnya.

Saat pandemi Covid-19 masuk Indonesia, Tri bercerita dirinya menemukan ide untuk memanfaatkan tanaman edible flower yang ada di sekitar rumahnya. Dia pun berpikir menjadikan tanaman tersebut menjadi teh untuk memperkuat daya tahan tubuh.

“Karena pada saat pandemi butuh sesuatu untuk memperkuat, jadi semua tanaman edible dan aromatic kami bikin teh yang bagus dan rempahnya untuk memperkuat daya tahan tubuh,” katanya.

Tri menyampaikan bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan petani guna mendapatkan rempah untuk bahan baku pembuatan sabun dan sampo ramah lingkungan serta teh yang berasal langsung dari pekarangan petani.

Selain itu, pihaknya juga menggandeng perajin di wilayah Magelang untuk memasok kemasan produknya.

“Kami bekerja sama dengan petani untuk memasok bahan baku. Untuk sabun dan sampo rempahnya melalui petani. Untuk teh berasal dari tanaman pekarangan petani yang diolah dengan gabah jadi tidak diroasting dengan mesin. Kami juga bekerja sama dengan perajin sekitar Magelang untuk memasok kemasan hand made yang eco-friendly,” jelasnya.

Dalam memasarkan produknya, Ecovivo memanfaatkan media sosial dan marketplace untuk pemasaran online, sementara penjualan secara offline di Workshop yang terletak di Banyurojo, Magelang. Selain itu, Ecovivo juga bekerja sama dengan toko organik dan salah satu hotel di Yogyakarta dalam menjual sabun, sampo, dan teh.

Kapasitas produksi Ecovivo mencapai 300 pcs per bulan dengan harga produk yang dijual berkisar dari Rp20.000 hingga Rp150.000. Adapun negara tujuan ekspor produk ramah lingkungan ini di antaranya Singapura, Jepang, dan Belgia.

Ecovivo merupakan salah satu peserta di pameran Inacraft on October 2023. Ajang tersebut didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang turut menyediakan layanan konsultasi bisnis go global melalui BNI Xpora.

Melalui BNI Xpora, pelaku UMKM bisa on boarding ke digital dan berkesempatan mengikuti berbagai program pelatihan, pendampingan, business matching, hingga event pameran di luar negeri. (Jef)

Berprinsip Ndeso Rasa Bule, Yudi Eko Santosa Bawa Kaytama Ekspor ke Mancanegara

BANJARSARI, CIAMIS:(Globalnews.id)- Yudi Eko Santosa, membangun bisnisnya, Kaytama, dari Jalan Cigayam, Sukasari, Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Terpaut sekitar 308 kilometer dari pusat bisnis Jakarta, Kawasan Sudirman. Namun, usahanya yang berbasis kayu itu tidak ciut, malah berkibar hingga mancanegara.

Bagi Yudi, membangun sebuah bisnis bukan tergantung pada kantor operasi yang harus berlokasi di pusat bisnis, tetapi rasa cintanya pada bisnis itu yang akan menguatkan. Itulah mengapa, Yudi berpegang pada prinsip “Ndeso Rasa Bule”, yang bisa diartikan, meski dari pedesaan yang jauh dari Kota metropolitan Jakarta, dia bisa membawa produk – produknya ke 17 negara, Dimana 35 kliennya berada.
Justru, katanya, dengan tetap berkantor di desa, dirinya sekaligus dapat menantang para UMKM lainnya untuk membangun bisnis dari desa.

“Kami memiliki tagline Ndeso rasa bule, karena biasanya eksportir itu berkantor pusat di Jalan Jendral Sudirman di Jakarta. Nah, teman buyer saya nggak pernah mau saya ajak kesini (Banjarsari) karena gurauan mereka: tempat kamu itu ga ada di google map. Namun, Alhamdulillah, saya bukannya minder, malah justru sering menantang teman-teman dari kota-kota besar, Ayo, saya saja yang di kampung bisa,” ujar Yudi.

Adapun tentang negara – negara yang menjadi sasaran ekspor produknya, Yudi menambahkan, “Alhamdulillah kami telah mengekspor kayu olahan ke berbagai negara seperti Australia, New Zealand, Korea Selatan, USA, Germany, Polandia, Belanda, Belgia, Prancis, Slovakia, Yunani, Ukraina, China, Vietnam, Singapura, Taiwan dan UAE,” paparnya.

Saat ini, Kaytama adalah pemasok produk kayu olahan yang menawarkan berbagai macam jenis kayu dalam berbagai bentuk produk jadi seperti. Mulai dari Exterior Decking (R1F/E4E/Groove/AntiSkid), Structural Engineered Timber Products (Glue Laminated & Plywood), Solid Timber Panel (Edge Glued & Finger Jointed Panels) dan Industrial components (Laminated Scantlings, Beams, Door Jambs & Frames).

Produk kayu olahan produksi Kaytama sudah dilengkapi dengan Sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) No. : 0133-VLK-MMS-017- IDN dengan Tanda SVLK No. : VLHH-32-09-0004. Saat ini, Kaytama juga telah menjadi perwakilan resmi perusahaan Australia.

‘Kami bangga bahwa seluruh fasilitas kami telah mematuhi skema yang merupakan implementasi dari Voluntary Partnership Agreement (VPA) on Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) yang ditandatangani oleh Negara-negara Uni Eropa,” jelasnya.

“Hal ini seiring dengan upaya Pemerintah Indonesia untuk mengkampanyekan pengakuan yang lebih luas khususnya untuk produk kayu olahan di pasar lain,’ sambungnya.

*Saat Memulai*

Muncul pertanyaan, bagaimana Yudi membangun Kaytama pada saat – saat awalnya berbisnis? Mantan karyawan Perhutani ini pun mengakui, pada awal dirinya mengawali usaha kayu olahan, ada bank yang membantunya memberi modal awal, sebesar Rp 150 juta pada tahun 2014. Saat itu perusahannya baru dari tahap merintis usaha jasa ekspor impor kayu olahan.

Bank yang Yudi maksud adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI. Beruntung, bank ini tidak hanya menyalurkan kredit, tetapi juga membangun sebuah program yang khusus didesain untuk membantu para pelaku UMKM agar mengglobal, yaitu BNI Xpora.

Dari BNI Xpora inilah, ujar Yudi, dia memperoleh bonus berupa informasi terkait calon buyer di luar negeri. Kaytama dapat terhubung dengan para buyer di luar negeri melalui business match-making yang diinisiasi oleh BNI Expora melalui jaringan kantor cabang BNI di luar negeri.

“Kami selaku perusahaan ekportir sangat terbantu dengan hadirnya BNI Expora, dimana kami bisa mendapatkan informasi apa saja yang dicari dan dinginkan buyer di luar negeri,” ujarnya.

Yudi menyebutkan akan terus menjalin kerja sama dan terus berharap mendapatkan dukungan dari BNI. Terbaru, Yudi berujar telah memperoleh pinjaman sebesar Rp 1,5 miliar dari bank yang sama.

“Saya dibesarkan oleh BNI sejak tahun 2014, dan kini sudah jalah 10 tahun, ini sebuah penghormatan dan penghargaan bagi saya dan perusahaan saya. Kedepan kami berharap terus mendapatkan dukungan dari BNI, untuk mewujudkan cita-cita dan impian kami,” ungkapnya.

Dia ingin BNI dapat terus mendukung Kaytama terutama dalam mewujudkan impiannya yakni memiliki pabrik pengolahan kayu sendiri.

“Impian kami ingin memiliki pabrik Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu, kami sudah memiliki rencana untuk membangun pabrik tersebut di daerah Lamongan, Jawa Timur,” harapnya.

Sementara itu, Branch Service Manager BNI Kantor Cabang Banjar, Yoli Rinadi mengatakan, BNI Expora merupakan satu dari sejumlah inovasi dan transformasi yang dilakukan BNI untuk mendukung UMKM menembus pasar global.

Dalam BNI Expora ini, lanjutnya, BNI memaksimal kekuatan kantor cabang luar negeri yang berada di pusat-pusat perdagangan dunia, seperti Inggris, Singapura, Hong Kong, Seoul, New York, hingga sub branch di Osaka.

Kaytama merupakan salah satu mitra BNI dari empat UMKM terbesar yang ada di Banjar. Kisah sukses Kaytama ini diharapkan bisa menjadi pemicu UMKM lainnya di Kabupaten Ciamis dan sekitarnya.

“Tentunya kami berharap keberhasian Pak Yudi bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Banjar,” ungkapnya. (Jef)

Indonesia-Belanda Jajaki Kerja Sama Pengembangan Start-up Pertanian dan Manufaktur

Den Haag, Belanda:(Globalnews.id) – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menjajaki kerja sama dengan lembaga inkubator asal Belanda, World Startup, untuk meningkatkan pengembangan ekosistem start-up di bidang pertanian, akuakultur, dan manufaktur.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki pada saat kunjungan kerja ke World Startup di Den Haag, Belanda, Rabu (24/01) mengatakan, kekayaan sumber daya alam Indonesia bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

“Dengan kekayaan alam yang melimpah, Pemerintah Indonesia secara konsisten mendorong program hilirisasi. Jadi hasil sumber daya alam tidak lagi dijual secara mentah,” kata MenKopUKM Teten Masduki.

Ia menjelaskan untuk saat ini, pemerintah Indonesia telah melakukan pembatasan ekspor terhadap hasil sumber daya alam Indonesia.

“Kami harus terus meningkatkan produksi, apabila produksi kami hancur, pengangguran pasti meningkat, daya beli menurun dan pasar lesu. Padahal 73 persen lapangan kerja disediakan UKM,” kata Menteri Teten.

Untuk menciptakan ekonomi baru pada program hilirisasi, kata Menteri Teten, eksplorasi digitalisasi dari hulu ke hilir harus dilakukan. Sebagai contoh dengan penggunaan IoT (Internet of Things) dalam pengembangan komoditas unggulan domestik untuk memperkuat strategi hilirisasi.

“Ekonomi digital untuk UKM bukan hanya on board di e-commerce atau membuat pelatihan literasi digital. Mulai dari teknologi finansial, sampai platform pengadaan barang dan jasa Pemerintah juga harus mendorong digitalisasi UKM,” ujar MenKopUKM.

Menteri Teten menambahkan, pihaknya juga telah melaksanakan program Inkubasi wirausaha (start-up), bermitra dengan 20 lembaga inkubator bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sedangkan untuk tahun 2024, kata Menteri Teten, KemenKopUKM akan menjajaki kerja sama dengan World Startup untuk mengoptimalkan proses dan hasil ataupun output dari program inkubasi usaha.

“Kami ingin belajar dari Belanda tentang cara mempromosikan UKM inovatif melalui peran Inkubator Bisnis dan Teknologi,” kata MenKopUKM.

Di tempat yang sama, CEO World Startup Gerrit Jan Van ‘t Veen mengatakan, World Startup telah berhasil membangun ekosistem kewirausahaan secara berkelanjutan selama kurang lebih 10 tahun.

“Kami membangun kondisi yang menginspirasi bagi para calon wirausaha dan mitra mereka untuk tumbuh berkembang sebagai wirausaha dan mempercepat transisi global menuju masyarakat yang berkelanjutan dan adil melalui program kewirausahaan,” ujar Gerrit Jan Van ‘t Veen.

Ia juga menekankan siap berkolaborasi dan bertukar pikiran untuk membantu mengembangkan kewirusahaan di Indonesia.

“Tentu kita bisa bertukar pikiran dengan pemerintah Indonesia (KemenKopUKM) terkait pengembangan kewirausahaan yang telah kita jalani selama ini,” ujar Gerrit Jan Van ‘t Veen.(Jef)

Produk Kerajinan Tangan HABE Sukses Tembus Pasar Global

Jakarta:(Globalnews.id)-PT HABE menjadi pelaku UMKM ekspor yang berhasil menembus pasar global. Salah satu bukti nyatanya adalah menjadi peserta pameran prestisius bertaraf global oleh The Korean Importer Association (KOIMA).

HABE didirikan pada November 2013. Awalnya mereka merupakan Perusahaan Modal Asing (PMA) yang dirintis Hendra Budiman bersama dua orang rekannya Warga Negara Belanda yang berdomisili di Kota Klaten. Perusahaan ini bergerak di bidang kerajinan tangan yang memiliki berbagai produk.

Hendra menyampaikan, perseroan memiliki beberapa klaster produk, di antaranya kerajinan dari kayu jati, produk kerajinan dengan bahan dasar daun-daunan dan bunga, bambu, kayu albasia, batu alam, hingga koleksi dream catcher.

Seluruh produk yang diproduksi HABE diekspor ke luar negeri dan omzetnya pada tahun lalu mencapai USD 2,1 juta atau setara Rp32,77 miliar, dan telah banyak menyerap tenaga kerja.

“Kalau omzet setahun terakhir sekitar USD 2,1 juta untuk tahun 2023, tentu kami berharap ini dapat terus tumbuh untuk mendorong penguatan kinerja UMKM Indonesia,” sebutnya.

HABE melakukan kerja sama dengan berbagai vendor untuk mendapatkan bahan yang akan diolah menjadi berbagai produk kerajinan tangan.

Untuk kayu jati, pihaknya bekerja sama dengan beberapa vendor dari wilayah Jawa Timur, seperti Ngawi dan Bojonegoro. Untuk bahan daun-daunan seperti pelepah pisang dan eceng gondok didapatkan dari vendor di Bantul.

Kemudian, untuk kayu albasia yang akan diolah menjadi bentuk ikan dan kuda laut bahannya berasal dari Bali. Lalu, bahan baku pembuatan dream catcher berasal dari Madura, dan bambu serta rotan berasal dari Magelang dan Klaten.

“Vendor kita lebih dari 50. Kemudian, produk-produk itu setengah jadi, kemudian dikirim ke HABE kita perbaiki kualitasnya, kemudian dipacking,” ujar Hendra.

Hendra menambahkan bahwa PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI juga memiliki kontribusi yang besar dalam kesuksesan mereka, khususnya lewat program BNI Xpora.

Hendra menuturkan, sejak awal berdiri pada 2013, pihaknya telah bekerja sama dengan BNI, mulai dari pengelolaan keuangan perusahaan hingga mendapat dukungan pada business matching dan pelatihan.

“Kita menggunakan baik itu payroll sampai jual beli valas di BNI. Untuk transaksi keuangan lainnya ke customer kita menggunakan BNIDirect. BNI juga support business matching, acara-acara pelatihan tertentu itu kita juga disupport oleh BNI,” pungkasnya. (Jef)

Didukung BNI Xpora,Cau Chocolates Sukses Jangkau Pasar Global

Jakarta:(Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI konsisten mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar naik kelas dan berorientasi ekspor melalui BNI Xpora.

Cau Chocolates merupakan salah satu UMKM yang merasakan manfaat dari BNI Xpora mulai dari permodalan hingga menjangkau pasar luar negeri.

Founder sekaligus CEO Cau Chocolates, Kadek Surya Prasetya Wiguna mengatakan, selain pembiayaan, bisnisnya juga dibantu untuk meluaskan pasar ke luar negeri melalui diaspora Indonesia.

“BNI menjadi partner bank utama kami. BNI Xpora itu banyak menghubungkan kita dengan diaspora-diaspora luar negeri yang berpotensi untuk menjual cokelat. Itu yang sangat membantu kami,” ujarnya.

Kadek Surya menceritakan, Cau Chocolates didirikan pada tahun 2017 di Bali berawal dari keresahan banyaknya kakao Indonesia yang diekspor ke luar negeri dalam bentuk mentah dan kembali ke Tanah Air dalam bentuk berbagai produk olahan. Menurutnya, hal ini tidak menguntungkan karena negara lain yang mendapatkan nilai tambah.

Dia menceritakan, pada saat pertama kali Cau Chocolates didirikan, cokelat atau kakao di Indonesia itu kita produsen nomor 3 di dunia.

Pada tahun 2017 mereka menyadari bahwa produk Indonesia banyak diekspor dalam bentuk biji, dan kembali masuk ke Indonesia dalam bentuk produk jadi yakni cokelat yang memiliki add value tinggi.

Di samping itu, Kadek Surya menambahkan, pabrik cokelat di Bali didominasi perusahaan asing karena lebih unggul dari sisi teknologi. Hal ini yang membuat dirinya ingin memberdayakan kakao Indonesia sebagai produk olahan cokelat asli Bali.

“Setelah kami melihat itu, kami menyadari bahwa ini ada peluang besar yang seharusnya bisa digarap oleh masyarakat lokal. Jadi itulah kemudian dasar kami di Cau Chocolates untuk mencoba pertama kali membangun pabrik cokelat milik orang Bali pertama yang betul-betul kita miliki sendiri,” jelasnya.

Adapun, produk olahan cokelat milik Cau Chocolates kini jumlahnya mencapai 200 jenis, di mana produk yang paling diminati adalah produk cokelat jadi yaitu cokelat batang yang sebagian besar dijual melalui toko oleh-oleh khas Bali untuk di dalam negeri dan juga dijajakan di sejumlah Duty Free yang ada di beberapa negara. Tidak hanya itu, Cau Chocolates juga memiliki toko sendiri dengan nama Chocoland Bali.

Untuk mendapatkan kakao yang akan diolah menjadi cokelat, Kadek Surya menyampaikan, pihaknya kebun kelolaan sendiri. Selain itu, Cay Chocolates juga bekerja sama dengan sejumlah petani kakao lokal.

“Kalau di Cau Chocolates ada dua instrumen yang kita gunakan untuk mendapatkan kakao. Pertama, bisa berasal dari kebun inti yang dimiliki perusahaan. Kedua, kebun mitra adalah yang diusahakan dan dikerjasamakan dengan masyarakat sekitar. Jadi, ada petani mitra dan berasal dari kebun inti,” pungkasnya.

Dengan semangat untuk terus meningkatkan kualitas produk oleh Cau Chocolates ini, BNI Xpora juga berkomitmen membukakan akses pasar ke luar negeri dengan mengajak Cau Chocolates untuk ikut dalam berbagai event eksibisi di dalam dan luar negeri serta business matching dengan para Diaspora maupun Global Buyer dari berbagai negara.(Jef)

BNI Xpora Dukung UMKM Tropica Rattan untuk Ekspor ke Eropa, Jepang dan Amerika

Jakarta:(Globalnews.id)-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI konsisten mendukung pengembangan UMKM untuk mengembangkan sayapnya ke luar negeri melalui BNI Xpora.

Tropica Rattan menjadi salah satu pelaku UKM yang merasakan kemudahan dan bantuan dari BNI Xpora. Usaha kriya yang berbahan baku rotan ini telah melakukan ekspor ke berbagai negara di dunia.

Owner Tropica Rattan Kusmana mengatakan, dirinya telah mengenal potensi rotan sejak 1975. Seiring perkembangan waktu, dirinya mendapat kesempatan untuk memulai usaha pada 1994.

BNI Xpora pun telah memberikan kemudahan berusaha bagi dirinya. Menurutnya, pendanaan melalui BNI Xpora sangat mudah dan cepat.

“Dengan adanya BNI Xpora, terus terang saya sangat terbantu. Mudah banget. Jadi kita sudah didanai lebih awal,” ujarnya.

Kusmana menuturkan Tropica Rattan telah melakukan ekspor ke Eropa secara dominan. Selain itu, mereka juga sudah melakukan ekspor ke Jepang, Australia, dan Amerika Serikat.

Kusmana mengatakan, dirinya memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pembelinya. Hal ini pun otomatis akan memberikan kepercayaan pada konsumen untuk tetap membeli produknya.

“Saya punya moto KDK yaitu Kualitas, di mana produk yang kita buat harus sesuai dengan buyer. Selanjutnya Delivery Time. Terakhir adalah Komunikasi kita dengan buyer,” tandas Kusmana.

Melalui BNI Xpora, pelaku UMKM akan mendapatkan banyak fasilitas menguntungkan untuk menjalankan bisnisnya. Mulai dari solusi pendanaan, pelatihan dan pendampingan, bertemu dengan potensial buyer, hingga kesempatan ekspor produk mereka ke luar negeri.

Di samping pula, adanya jaringan BNI di Kantor Luar Negeri yang berada di pusat-pusat perdagangan dunia, seperti
Singapore, Hong Kong, Tokyo, Seoul, London , New York, Amsterdam, BNI yakin dapat membantu UMKM untuk berkancah di pasar global.(Jef)

Bambang Sadewo Resmi Menjabat Direktur Keuangan LPDB-KUMKM

Jakarta:(Globalnews.id)- Sebagai upaya penyegaran organisasi dan akselerasi kinerja Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM), Kementerian Koperasi dan UKM selaku pembina teknis resmi mengangkat Bambang Sadewo sebagai Direktur Keuangan LPDB-KUMKM.

Adapun Bambang Sadewo menggantikan Ahmad Nizar sebagai Direktur Keuangan LPDB-KUMKM sebelumnya.

Bambang Sadewo memulai karir jabatannya sebagai Pelaksana di Badan Akuntansi Keuangan Negara pada tahun 1999.

Sebelum menjabat Direktur Keuangan LPDB-KUMKM, pria kelahiran Jakarta 1970 ini menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Penganggaran, Pengelolaan Kinerja dan Risiko Investasi, Direktorat Sistem Manajamen Investasi, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan.

Bambang Sadewo dilantik oleh Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim menggantikan Ahmad Nizar di Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Senin (8/1/2024)

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengucapkan, selamat sukses dan selamat bergabung di keluarga besar LPDB-KUMKM.

Menurut Supomo, sebagai satuan kerja dari Kementerian Koperasi dan UKM, LPDB-KUMKM terus bergerak memberikan pelayanan pembiayaan atau pinjaman kepada koperasi-koperasi di seluruh Indonesia.

“Sebagai pembina teknis dari LPDB-KUMKM, Kementerian Koperasi dan UKM maupun Kementerian Keuangan terus memberikan penugasan kepada kami LPDB-KUMKM untuk melayani koperasi dengan sebaik-baiknya, tentu dengan tata kelola good governance yeng terus dijaga dalam penyaluran dana bergulir,” kata Supomo di Jakarta, Senin (8/1/2024).

Supomo melanjutkan, perubahan struktur organisasi dalam sebuah tata kelola perusahaan merupakan hal yang biasa dilakukan sebagai bagian dari akselerasi kinerja, dan penyegaran organisasi.

Selain itu, tambah Supomo, penyegaran struktur organisasi juga diharapkan menjadi bagian transparansi dan akuntabilitas, serta memastikan keberlanjutan dalam penyelenggaraan keuangan lembaga.

Supomo juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Bapak Ahmad Nizar atas seluruh dedikasi dan sumbangsihnya yang luar biasa selama menjabat sebagai Direktur Keuangan LPDB-KUMKM dan berharap sukses dalam langkah berikutnya.

“Terima kasih kepada Bapak Ahmad Nizar sukses selalu dalam setiap langkahnya, tentu banyak kenangan selama di LPDB-KUMKM. Kedepan diharapkan semua pihak di LPDB-KUMKM dapat memberikan dukungan penuh kepada Bambang Sadewo dalam mengemban amanah tugas barunya,” tambah Supomo.

Sementara itu, Bambang Sadewo mengungkapkan rasa terimakasihnya atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.

“Alhamdulillah hari ini saya bisa bertemu dengan keluarga besar LPDB-KUMKM, tentunya ini menjadi pengalaman saya yang pertama di luar Kementerian Keuangan, dan tentunya dengan amanah baru ini mohon arahannya Bapak Direktur Utama, dan mohon kerja samanya dari para Direksi untuk memperlancar dalam mengemban tugas sebagai Direktur Keuangan LPDB-KUMKM,” kata Bambang.

Pihaknya berharap, LPDB-KUMKM dapat terus memberikan layanan keuangan yang berkualitas dan berkelanjutan bagi pengembangan koperasi di Indonesia.

“Saya yakin insyaAllah teman-teman seluruh Kepala Divisi dan Kepala Subdivisi akan terus menjaga integrity dan loyalitas terhadap lembaga ini, dengan ketulusan dan kebersamaan membuat kinerja LPDB-KUMKM semakin baik dan harus diteruskan dan tingkatkan juga tidak kalah penting adalah inovasi dalam melayani mitra koperasi,” tandas Supomo.(Jef)