Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UMKM menyiapkan tujuh program prioritas yang ditargetkan terealisasi pada tahun 2023.
Yakni, Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM, Rumah Produksi Bersama, Pengembangan Kewirausahaan Nasional, dan Redesign PLUT-KUMKM. Kemudian, Pengentasan Kemiskinan Ekstrem, Koperasi Moderen, serta Layanan Rumah Kemasan Bagi Pelaku UMKM.
Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki mencontohkannya seperti pembangunan 250 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Khusus Nelayan (SPBN) di beberapa titik di Indonesia. Pembangunan ini bersinergi dengan kementerian dan lembaga lainnya.
“Tahun 2023 SPBN untuk koperasi nelayan diperbanyak dengan target 250 lokasi atau 250 koperasi. Jumlah ini cukup besar,” kata Teten dalam Refleksi 2022 dan Outlook 2023 Kementerian Koperasi dan UKM, Senin (26/12).
Ia mengakui SPBN masih minim. Baru 388 dari 11 ribu kampung nelayan di Indonesia. Karena itu, pihaknya mendorong pembangunan SPBN dibersamai dengan program Solar Untuk Koperasi Nelayan (Solusi Nelayan). Ini merupakan program kolaborasi antara Menteri Teten dengan Menteri BUMN, Erick Thohir.
“Supaya nelayan punya SPBU yang lebih dekat dengan desa. Jadi akses pembiayaan nelayan pastinya lebih mudah dan efisien,” tambahnya.
Biasanya, dijelaskan Teten, para nelayan membeli bahan bakar lebih tinggi dari harga pasar. Pemicunya karena masih minimnya SPBU yang dekat dengan sentra-sentra nelayan.
“Harga solar yang hanya Rp 6.800 per liter tapi mereka beli bisa Rp 10.000-12.000 per liter kepada pengecer. Tentu ini dampaknya sangat besar, 60 persen biaya produksi nelayan dihabiskan untuk membeli bahan bakar,” terang dia.
Makanya, Teten punya cita-cita menjadikan koperasi sebagai jawaban atas permasalahan ekonomi nelayan. Program Solusi Nelayan dinilai menjadi bukti pihaknya mendukung perbaikan ekonomi nelayan.
“Program Solusi Nelayan ini bisa memotong biaya produksi nelayan hingga 30 persen dengan membeli solar sesuai harga SPBU,” jelas Teten.(Jef)