Salurkan Rp 500,3 Miliar di Triwulan1 2022, LPDB KUMKM Mulai Garap Ekosistem Pertanian di Kopontren

JAKARTA:(GlOBALNEW.ID)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) hingga triwulan pertama 2022 berhasil menyalurkan dana bergulir sebanyak Rp500,3 miliar dengan rincian Rp300 miliar disalurkan melaui pola konvensional dan 203 miliar melalui pola syariah.

“Penyaluran pada triwulan 1/2022 ini melebihi target yang ditetapkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebesar Rp450 miliar,” kata Direktur Utama LPDB KUMKM, Supomo usai acara Berkah Ramadhan di Jakarta, Kamis (21/4).

Seharusnya, kata Supomo, pada triwulan pertama 2022 penyaluran bisa mencapai Rp600 miliar. Namun, karena pada Februari lalu ada kendala Covid-19 varian Omicron yang cukup tinggi maka penyaluran agak terganggu. “Tapi Alhamdullilah masih di atas target Kemenkeu,” katanya.

Supomo optimistis target penyaluran dana bergulir hingga tahun sebesar Rp1,8 triliun dapat tercapai. Salah satunya penyaluran dana bergulir ke koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) khususnya pesantren yang memiliki santri diatas 10 ribu santri

“Di pesantren rata-rata juga bergerak di sektor riil. Salah satu Kopontren yang sukses dibina adalah Kopontren Al Ittifaq Bandung yang kini memasok kebutuhan sayur2an di ritel modern.

LPDB KUMKM telah menyalurkan bantuan dana bergulir kepada Kopontren Al-Ittifaq sebesar Rp6,2 miliar pada 2020 dan Rp6,8 miliar pada tahun ini.

Bantuan ini dimanfaatkan oleh Kopontren Al-Ittifaq untuk pengembangan investasi baik dari areal tanam, teknologi pertanian modern, pelatihan dan perluasan rantai pasok dengan melibatkan pesantren-pesantren di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Lampung.

“Tambahan bantuan dana bergulir ini diberikan untuk penguatan Kopontren secara permodalan, mengingat permintaan modern market yang terus meningkat dari sebelumnya hanya 2 ton per hari menjadi 7 ton per hari untuk seluruh komoditas,” ungkapnya.

Selain permodalan, LPDB-KUMKM disebutkan Supomo, juga memberikan pendampingan, mulai dari laporan keuangan, teknik, hingga marketingnya untuk memperluas market.

“Sesuai arahan Pak Menteri Koperasi dan UKM, LPDB-KUMKM tidak boleh asal memberikan pembiayaan, tetapi harus melakukan pendampingan dan membantu plan bisnis hingga memastikan setiap koperasi penerima dana bergulir berkembang dan berdaya saing,” ucap Supomo.

Sejumlah Ponpes dengan jumlah santri banyak sudah dibidik untuk dijadikan ekosistem ekonomi pertanian, diantaranya Ponpes Nurul Jadid Paiton, Probolinggo dan Tambak Beras Jombang, ketiganya berada di provinsi Jawa Timur.(Jef)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.