Arsip Tag: Air minum dalam kemasan (AMDK)

MenKopUKM Berharap Pendirian Pabrik Air Minum Ma’soem Group Dorong Perekonomian Majalengka

Majalengka:(Globalnews id)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi pembangunan pabrik pengolahan AMDK (air minum dalam kemasan) yang dilakukan oleh PT. Al Ma’soem Muamalah Madani di Majalengka, Jawa Barat. Menurutnya pendirian perusahaan ini akan menyerap banyak tenaga kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, khususnya di Majalengka.

“Saya memberikan apresiasi pada Ma’soem Group yang terus melakukan ekspansi usahanya untuk kesejahteraan masyarakat Majalengka, mulai dari Penyalur Bahan Bakar Minyak, Gas, Apotek, Lembaga Pendidikan, Lembaga Pembiayaan, hingga Bisnis Air Minum Dalam Kemasan yang diharapkan akan menyerap banyak tenaga kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat,” ungkapnya dalam acara Peresmian Pabrik Pengolahan AMDK (air minum dalam kemasan) PT. Al Ma’soem Muamalah Madani, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (4/3).

Menurut Menteri Teten, industri AMDK ini merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia. Selain karena air merupakan kebutuhan primer setiap orang, di sisi lain jumlah penduduk yang terus bertambah juga membuat pasar industri AMDK semakin besar.

Dia pun optimis, meski terdapat pembatasan aktivitas masyarakat tidak mengurangi konsumsi masyarakat terhadap air minum dalam kemasan (AMDK). Hal ini terlihat dari sebanyak 87% masyarakat mengeluarkan biaya konsumsi AMDK sekitar Rp300 ribu per bulan.

“Adapun, sebanyak 69% masyarakat mengonsumsi AMDK sekitar 51-200 liter per bulan atau setara dengan 1-10 galon per bulan. Memang tahun 2021 industri AMDK sempat mengalami perlambatan pertumbuhan produksi 1% menjadi 29,4 miliar liter. Namun, tahun 2022, di proyeksi pertumbuhan 4-5%, maka produksi AMDK diperkirakan akan mencapai 30,87 miliar liter,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten pun mengapresiasi penggunakan peralatan teknologi yang dilakukan oleh PT. Al Ma’soem Muamalah Madani dengan kapasitas produksi mencapai 2.000 galon dan 200 karton untuk kemasan gelas dalam setiap jam.

“Pabrik ini harus masuk dalam rantai pasok nasional, kita dorong untuk dapat memenuhi permintaan produk tidak hanya regional tapi juga nasional, serta mendorong kemitraan PMA (Penanaman Modal Asing) maupun PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri),” tegasnya.

Di tempat yang sama, Bupati Majalengka Karna Sobahi berharap PT. Al Ma’soem Muamalah Madani dapat memberdayakan masyarakat setempat untuk dapat bekerja di tempat tersebut. Menurutnya, kerja sama antara pengusaha dengan masyarakat merupakan faktor penting untuk menyukseskan keberhasilan perusahaan.

“Saya memohon rakyat di sekitar sini bisa diperuntukkan tenaganya dan dapat difasilitasi PT. Al Ma’soem Muamalah Madani. Karena kerja sama dengan masyarakat ini paling penting. Saya berharap banyak dari PT. Al Ma’soem Muamalah Madani. Saya harap distribusi di Majalengka juga dapat berjalan dengan baik,” ujar Karna.

Dia pun menegaskan bahwa PT. Al Ma’soem Muamalah Madani menjadi perusahaan AMDK pertama dan satu-satunya di Majalengka. Diharapkan perusahaan ini pun dapat bekerja sama dengan UMKM Majalengka.

Sementara itu, Perwakilan Keluarga Besar Ma’soem sekaligus Rektor Universitas Ma’soem, Dadang M. Ma’soem menuturkan salah satu tujuan utama pendirian PT. Al Ma’soem Muamalah Madani untuk mengembangkan ekonomi umat

“Mudah-mudahan kehadiran perusahaan ini dapat mengembangkan ekonomi umat di Majalengka. Memang tujuan utama kami menghadirkan perusahaan AMDK ini untuk mengembangkan ekonomi umat,” pungkas Dadang. (Jef)

MenKopUKM Berharap Pendirian Pabrik Air Minum Ma’soem Group Dorong Perekonomian Majalengka


Majalengka:(Globalnews.id)-Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi pembangunan pabrik pengolahan AMDK (air minum dalam kemasan) yang dilakukan oleh PT. Al Ma’soem Muamalah Madani di Majalengka, Jawa Barat. Menurutnya pendirian perusahaan ini akan menyerap banyak tenaga kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, khususnya di Majalengka.

“Saya memberikan apresiasi pada Ma’soem Group yang terus melakukan ekspansi usahanya untuk kesejahteraan masyarakat Majalengka, mulai dari Penyalur Bahan Bakar Minyak, Gas, Apotek, Lembaga Pendidikan, Lembaga Pembiayaan, hingga Bisnis Air Minum Dalam Kemasan yang diharapkan akan menyerap banyak tenaga kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat,” ungkapnya dalam acara Peresmian Pabrik Pengolahan AMDK (air minum dalam kemasan) PT. Al Ma’soem Muamalah Madani, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (4/3).

Menurut Menteri Teten, industri AMDK ini merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia. Selain karena air merupakan kebutuhan primer setiap orang, di sisi lain jumlah penduduk yang terus bertambah juga membuat pasar industri AMDK semakin besar.

Dia pun optimis, meski terdapat pembatasan aktivitas masyarakat tidak mengurangi konsumsi masyarakat terhadap air minum dalam kemasan (AMDK). Hal ini terlihat dari sebanyak 87% masyarakat mengeluarkan biaya konsumsi AMDK sekitar Rp300 ribu per bulan.

“Adapun, sebanyak 69% masyarakat mengonsumsi AMDK sekitar 51-200 liter per bulan atau setara dengan 1-10 galon per bulan. Memang tahun 2021 industri AMDK sempat mengalami perlambatan pertumbuhan produksi 1% menjadi 29,4 miliar liter. Namun, tahun 2022, di proyeksi pertumbuhan 4-5%, maka produksi AMDK diperkirakan akan mencapai 30,87 miliar liter,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten pun mengapresiasi penggunakan peralatan teknologi yang dilakukan oleh PT. Al Ma’soem Muamalah Madani dengan kapasitas produksi mencapai 2.000 galon dan 200 karton untuk kemasan gelas dalam setiap jam.

“Pabrik ini harus masuk dalam rantai pasok nasional, kita dorong untuk dapat memenuhi permintaan produk tidak hanya regional tapi juga nasional, serta mendorong kemitraan PMA (Penanaman Modal Asing) maupun PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri),” tegasnya.

Di tempat yang sama, Bupati Majalengka Karna Sobahi berharap PT. Al Ma’soem Muamalah Madani dapat memberdayakan masyarakat setempat untuk dapat bekerja di tempat tersebut. Menurutnya, kerja sama antara pengusaha dengan masyarakat merupakan faktor penting untuk menyukseskan keberhasilan perusahaan.

“Saya memohon rakyat di sekitar sini bisa diperuntukkan tenaganya dan dapat difasilitasi PT. Al Ma’soem Muamalah Madani. Karena kerja sama dengan masyarakat ini paling penting. Saya berharap banyak dari PT. Al Ma’soem Muamalah Madani. Saya harap distribusi di Majalengka juga dapat berjalan dengan baik,” ujar Karna.

Dia pun menegaskan bahwa PT. Al Ma’soem Muamalah Madani menjadi perusahaan AMDK pertama dan satu-satunya di Majalengka. Diharapkan perusahaan ini pun dapat bekerja sama dengan UMKM Majalengka.

Sementara itu, Perwakilan Keluarga Besar Ma’soem sekaligus Rektor Universitas Ma’soem, Dadang M. Ma’soem menuturkan salah satu tujuan utama pendirian PT. Al Ma’soem Muamalah Madani untuk mengembangkan ekonomi umat

“Mudah-mudahan kehadiran perusahaan ini dapat mengembangkan ekonomi umat di Majalengka. Memang tujuan utama kami menghadirkan perusahaan AMDK ini untuk mengembangkan ekonomi umat,” pungkas Dadang.(Jef)

Terapkan Ekonomi Berbagi, Al Ma’soem Libatkan UMKM dan Ponpres Jadi Agen dan Magang Menjadi Wirausaha

Bandung:(Globalnews.id)-Nama Al Ma’ soem untuk warga Bandung dan Jawa Barat tampaknya sudah tidak asing lagi. Al Ma’soem adalah merek dagang Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang berlokasi di jl Raya Cikalang, Cileunyi, Bandung. Dengan menjaga kualitas air yang didapatkan langsung dari reservoir milik Perhutani di Gunung Manglayang,  Al Ma’soem digemari masyarakat terutama di Jawa Barat, Banten, sebagian Jawa Tengah dan Jabodetabek.

“Awal berdirinya AMDK Al Ma’soem ini melalui perjalanan panjang, awalnya dengan menjadi distributor Produk AMDK di tahun 1999 kemudian di tahun 2001 mencoba menjual maklon di tempat lain dan akhirnya pada akhir tahun 2003 atau awal 2004, kami memiliki Pabrik AMDK sendiri, tentunya menjadi keunggulan tersendiri dalam memahami dan mengelola industri AMDK,” jelas Evan Agustianto Direktur PT  Muawanah Al Ma’soem, saat menerima kunjungan SesKemenKopUKM Arif R Hakim, di Bandung, beberapa hari yang lalu.

Evan menjelaskan, pihaknya menggunakan konsep ekonomi berbagi dalam mendirikan pabrik AMDK ini yaitu dengan menggandeng sejumlah Ormas keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhamadiyah, Persis, MUI (Majelis Ulama Indonesia),  PUI (Persatuan Umat Islam) juga perguruan tinggi seperti UIN  Gunung Jati dan Universitas Padjajaran (UNPAD).

“Dengan keyakinan usaha ini akan membawa berkah, kami memulainya dari skala UKM dulu di lahan seluas 1.500 meter persegi di Cileunyi, yang akhirnya dilakukan pengembangan lahan pabrik menjadi 2 hektare seperti sekarang ini,” jelas Evan.

Dari skala UKM ini, produksi AMDK terus berkembang hingga mencapai 8 juta liter perbulan saat ini dengan variasi kemasan mulai dari 240 mm (gelas)  330mm 600mm  1.500 mm sampai galon. “Alhamdulillah, AMDK Al Ma’soem juga sudah dicicip Bapak Presiden Jokowi, maupun mantan Wapres pak Jusuf Kalla yang bahkan saat itu sudah masuk menjadi minuman resmi Istana Wapres.

Dengan menggabungkan mesin-mesin modern dan padat karya, saat ini jumlah karyawannya mencapai 200 tenaga kerja anak muda yang diambil dari wilayah dan pesantren sekitar pabrik pengemasan. “Saat ini kami bersiap membuka pabrik baru di Majalengka yang nantinya akan memasok AMDK ke Jabar bagian timur dan sebagian Jawa Tengah,” kata Evan.

Libatkan UMKM dan Jadi Tempat Magang

SesKemenKopUKM Arif R Hakim memberikan apresiasi atas keberhasilan PT Muawanah Al Ma’soem yang mampu berkembang dari skala UKM menjadi usaha besar seperti saat ini terbukti dengan omzetnya yang mencapai lebih dari Rp70 miliar.

“Dengan skala usaha yang semakin besar, Al Ma’soem diharapkan mampu memberikan penguatan pada UMKM sekitar baik sebagai offtaker maupun tempat magang bagi UMKM,” kata Arif R Rahman.

Dengan demikian, keberadaan Al Mas’oem akan memberikan manfaat bagi UMKM sekitar untuk ikut berkembang secara beriringan.

Evan menjawab, prinsip ekonomi berbagi yang diterapkan di PT Muawanah Al Ma’soem tidak hanya dalam pendirian pabrik AMDK, namun juga dalam pemasarannya yang melibatkan UMKM sampai Pondok Pesantren (Ponpes).  “Dalam hal pemasaran kami menerapkan prinsip keagenan dimana melibatkan Ponpes, masjid maupun UMKM tentunya dengan harga yang sangat bersaing agar bisa menikmati berkah dari Al Ma’ soem,” kata Evan.

Pabrik AMDK Al Ma’soem juga membuka diri terhadap UMKM, Ponpes maupun, remaja Masjid maupun lembaga pendidikan, untuk menjadi tempat magang pembuatan AMDK. “Diharapkan setelah menimba ilmu disini, mereka yang magang bisa menjadi wirausaha di tempat asalnya,” kata Evan.

Evan menambahkan, meskipun skalanya UKM namun jika dikelola secara bersama-sama dan dengan penerapan TI, akan mampu bersaing dengan perusahan besar. “Demikian juga di bisnis AMDK ini, meski persaingan ketat namun pasar yang ada masih sangat luas dan kami bisa membuktikan itu, perusahan lokal pribumi dengan konsep ekonomi berbagi mampu bersaing dengan usaha besar,” tegas Evan.

Evan yang juga Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (ASPADIN) Jawa Barat,  DKI Jakarta dan Banten ini mengawal kiprahnya menjadi  pengusaha AMDK sejak 2004 sampai sekarang. Menjadi pengusaha AMDK,  diakuinya mempunyai banyak tantangan,  selain juga manfaat yang dirasakan selama menggeluti profesi sebagai pengusaha AMDK / Ketua ASPADIN. Selain relasi yang bertambah, Evan juga sering bertemu dengan orang-orang yang bergerak di sektor yang ia tekuni,  sehingga Evan bisa mengetahui positioning perusahaannya,  maupun peluang serta tantangan apa yang dihadapi dalam situasi terkini.

Evan Agustianto mengungkapkan pula bahwa, orang yang paling berjasa dalam kehidupan serta kariernya adalah kedua orang tuanya, serta keluarga tokoh pendiri Ma’soem Group,  yakni Alm. Bapak H. Nanang Iskandar Ma’soem dan H. Entang Rosadi Ma’soem.

Penggemar warna putih dan biru ini mengatakan pula bahwa, prospek usaha AMDK sampai saat ini masih menjanjikan,hal ini bisa terlihat dari perusahaan-perusahaan nasional yang bergerak di sektor retail,  mereka melebarkan usahanya ke bidang AMDK. Faktor yang menyebabkan timbulnya persaingan usaha AMDK di Indonesia,  didorong oleh jumlah industri yang cukup banyak dan penyebarannya belum merata,  serta lebih banyak terpusat di Pulau Jawa.(Jef)