Arsip Tag: Asdep pengembangan SDM perkoperasian Nasrun

KemenKopUKM Lakukan Pelatihan Perkoperasian bagi Penyandang Disabilitas

Bogor:(Globalnews.id)- Menyambut Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2022, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melakukan pelatihan dan pembekalan perkoperasian bagi masyarakat penyandang disabilitas melalui Koperasi Menggapai Harapan Sejahtera bekerja sama dengan Kantor Staf Kepresidenan.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional, KemenKopUKM Nasrun mengatakan pembekalan tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang literasi koperasi, manajemen Koperasi, tata kelola koperasi dan usaha koperasi, sehingga Koperasi Menggapai Harapan Sejahtera dapat dikelola sesuai dengan prinsip dasar koperasi.

“Ditambah dengan peranan Koperasi Menggapai Harapan Sejahtera selain sebagai lembaga bisnis juga sebagai lembaga sosial yang berperan dalam pemberdayaan para penyandang disabilitas,” ucap Nasrun di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (3/12).

Selain itu, pengurus Koperasi Menggapai Harapan Sejahtera diharapkan juga dapat berperan aktif dalam membina masyarakat penyandang disabilitas agar kemudian bergabung dalam koperasi, dan terbentuk koperasi untuk komunitas penyandang disabilitas.

Pemberdayaan masyarakat disabilitas melalui koperasi dinilai sangat tepat, sehingga pemberdayaan dapat dilakukan melalui koperasi, dan kebutuhan permodalan bisa diperluas lewat koperasi, digelar pelatihan vocational bagi anggota koperasi, sehingga masyarakat disabilitas pada akhirnya mampu mandiri.

Selanjutnya, Nasrun menyampaikan Good Cooperative Governance (GCG) atau tata kelola kelola koperasi yang baik dan benar merupakan keharusan dalam upaya membangun transparansi dan akuntabilitas serta trust bagi anggota.

“Untuk masyarakat disabilitas koperasi dengan model multipihak bisa dikembangkan yakni kelompok pertama adalah masyarakat disabilitas, kelompok kedua adalah masyarakat peduli kaum disabilitas, dan kelompok ketiga adalah para donator sebagai pemodal dalam koperpasi multipihak,” ucapnya.

Nasrun yakin koperasi mampu mengurangi angka kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan, apabila koperasi tersebut dikelola layaknya korporasi. Dan untuk menuju koperasi modern atau modernisasi koperasi ada tiga hal yakni Pilar Kelembagaan, Pilar Usaha, dan Pilar Keuangan.

“Muaranya adalah korporasi koperasi dan masuk dalam ekosistim digital dan bisnisnya hulu sampai hilir,” kata Nasrun.

Konsep Koperasi Model Multi Pihak relevan untuk diimplementasikan pada Koperasi Menggapai Harapan Sejahtera. “Selepas pelatihan ini diharapkan terjadi perubahan yang signifikan pada tata kelola dan bisnis koperasi menjadi lebih baik serta usaha-usaha anggota koperasi tumbuh,” kata Nasrun.

Nasrun menambahkan, koperasi saat ini harus melayani para anggota secara digital bukan lagi tradisional dan koperasi juga harus menyediakan pinjaman murah kepada anggota yang kurang beruntung secara ekonomi yang bersumber dari dana titipan dari pihak ketiga yang secara ekonomi lebih bagus, sehingga azas kekeluargaan, gotong royong, dan tolong menolong dapat diwujudkan.

“Di samping itu adanya platform digital dapat menghubungkan produk produk pelaku UMKM anggota koperasi langsung kepasar yang lebih luas dan lebih cepat, serta suatu cara mendapatkan margin keuntungan yang lebih, dengan memangkas mata rantai penjualan,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Ketua Koperasi Menggapai Harapan Sejahtera Muhammad Nasihin mengaku sangat senang dengan acara ini karena akan memberikan dampak yang baik untuk koperasi sekaligus mempersiapkan kualiatas SDM perkoperasian dari komunitas disabilitas.

“Didasari semangat untuk membangun kesadaran masyarakat Indonesia bahwa koperasi memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Selain peningkatan ekonomi anggota, koperasi diharapkan juga menjadi lembaga sosial dan lembaga pendidikan bagi anggota dan masyarakat. Potensi besar yang dimiliki koperasi dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan anggotanya, tentu harus dibarengi dengan mindset entrepreneurship dari pengurus dan pengelola koperasi, untuk selalu meningkatkan kreativitas dan inovasi,” ucap Nasihin.

Nasihin berharap acara ini dapat memberikan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam mengembangkan koperasi. (Jef)

KemenKopUKM Lakukan Coaching Business Anggota Koperasi di Yogyakarta

Yogyakarta:(Globalnews.id)– Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) terus meningkatkan upaya untuk mewujudkan lebih banyak koperasi modern, baik dari sisi kelembagaan maupun keanggotaan sehingga dilaksanakan berbagai pelatihan termasuk coaching business kepada anggota koperasi.

Asisten Deputi Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional KemenKopUKM Nasrun Siagian, beberapa hari lalu dalam acara coaching business kepada UKM anggota Koperasi di Yogyakarta, mengatakan KemenKopUKM kembali menggelar pelatihan bisnis bagi anggota koperasi di DI Yogyakarta dengan tujuan meningkatkan kualitas dan mengembangkan produk UMKM anggota koperasi.

“Koperasi sebagai soko guru ekonomi Indonesia, sehingga eksistensi koperasi menjadi sangat strategis, apalagi koperasi sebagai entitas bisnis diberikan keleluasan oleh Undang-Undang untuk berbisnis segala sektor (multipurpose), juga mendapat alokasi 40 persen produk koperasi dan UMKM dalam belanja langsung oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Namun, peluang tersebut belum dimanfaatkan oleh koperasi secara optimal,” kata Nasrun.

Turut hadir dalam acara tersebut Anggota DPR-RI Komisi VI Subardi, Kepala Bidang Perkoperasian, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi D.I Yogyakarta Yadi Yusuf, dan Kepala Bidang Pengembangan SDM Perkoperasian, Wisnu Gunadi.

Nasrun mengatakan agar UMKM menjadi kuat perlu bergabung dalam wadah koperasi, sehingga koperasi dapat mengonsolidasikan anggotanya untuk pengembangan usaha, melakukan fungsi pendampingan/mentoring, serta koperasi hadir menjadi offtaker pertama terhadap produk anggotanya hingga mencari mitra (market) sebagai offtaker kedua.

Koperasi juga harus melakukan pemetaan (mapping) terhadap produk anggotanya, melakukan pengelompokan, klastering, dan membentuk sentra-sentra produk UMKM di bawah konsolidasi koperasi.

“Hal ini memang tidak mudah, tetapi itulah fungsi lembaga koperasi terhadap anggotanya, anggota sebagai pemilik, pengawas, pengguna jasa, dan penerima manfaat, sehingga terbangun simbiose mutualisme atau hubungan kausalistik antara anggota dengan koperasi,” kata Nasrun.

Bahkan, untuk meminimalisir permasalahan pengelolaan keuangan di koperasi, Kementerian Koperasi dan UKM memperkuat Pengawas Koperasi dengan menggandeng Pusdiklatwas BPKP dalam Pendidikan dan Pelatihan Kompetensi Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi dalam rangka menyiapkan tenaga pengawas yang professional, berkarakter/berintegritas.

Anggota Komisi VI-DPR-RI Subardi, yang pernah menjadi pengurus koperasi pada 1998, mengakui bahwa koperasi peranannya dalam ekonomi kerakyatan sangat relevan, karena azasnya kekeluargaan dan ada kepentingan ekonomi yang sama.

Subardi mengatakan Yogyakarta adalah gudangnya UMKM di 3 sektor yaitu pertanian/pangan, herbal, dan kerajinan (handicraft). Melalui koperasi sebagai wadah untuk mengonsolidasikan tiap sektor itu, sehingga tidak berjalan sendiri-sendiri dan dapat naik kelas.

“Jika berjalan sendiri-sendiri UMKM sulit naik kelas, satu sama lain akhirnya saling bersaing, dan kerja sama tidak ada,” kata Subardi.

Lebih lanjut Subardi menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Koperasi dan UKM yang melakukan kegiatan coaching business dan program pendampingan. Ia pun setuju dengan program pendampingan, agar tidak lepas setelah pelatihan, karena selama ini setelah dilatih cenderung ditinggalkan akhirnya tingkat efektivitas dan keberhasilan pelatihan menjadi rendah.

“Sebagai wujud kepedulian kami terhadap pengembangan koperasi dan UMKM saat ini kami sedang menyiapkan lahan 1 hektare untuk tempat koperasi mengembangkan sektor pangan, herbal, dan kerajinan tangan. Lahan ini sebagai tempat pelatihan, praktik UMKM di Yogyakarta. Semoga izinnya cepat keluar,” kata Subardi.(Jef)