Jakarta:(Globalnews.id)-Kebangkitan kinerja usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tahun ini tergolong cukup potensial. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) memastikan solusi layanan perbankan lebih lengkap guna menstimulasi kenaikan kelas sekaligus mendorong go global UMKM nasional.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menuturkan pandemi telah memukul banyak segmen ekonomi khususnya UMKM. Namun, segmen UMKM ini justru menunjukkan pemulihan kinerja yang lebih cepat dan mampu menjadi motor pemulihan bagi ekonomi nasional. Terlebih, segmen ini memiliki kontribusi ekonomi yang besar yakni lebih dari 60% dan penyerapan tenaga kerja hingga 97%.
Tahun ini, BNI pun menyiapkan berbagai solusi perbankan disertai dengan program pembinaan dan pendampingan yang diharap dapat membantu pelaku UMKM naik kelas sekaligus mampu menembus pasar ekspor.
“Kami tentunya melihat UMKM ini sebagai sebuah peluang pemulihan ekonomi. Terlebih sebagai agen pembangunan pemerintah kami juga didorong untuk meningkatkan rasio kredit UMKM hingga 30%,” sebutnya.
Royke menjelaskan, BNI saat ini fokus pada penciptaan ekosistem yang produktif dalam mengembangkan segmen UMKM. Debitur UMKM ini digabungkan dengan satu ekosistem yang berhubungan dengan pelaku usaha sejenis sehingga dapat saling mendukung pertumbuhan kinerja masing-masing.
Ekosistem ini pula dihubungkan dengan berbagai platform digital yang disiapkan BNI, sehingga diharapkan dapat membuat interlink antar ekosistem UMKM, dan mampu menjawab permintaan-permintaan besar.
Dari sisi permintaan, BNI juga termasuk bank pelat merah yang mendukung Pasar Digital (PaDi) UMKM. BNI aktif memperbesar pengadaan barang dan jasanya dari para pelaku UMKM, dan hal ini menjadi pasar yang cukup potensial bagi para pelaku UMKM untuk membangun usaha lebih berkelanjutan.
BNI Xpora
Dengan mandat sebagai bank global Indonesia, Royke menuturkan BNI juga fokus pada pengembangan potensi pasar di luar negeri dengan BNI Xpora. Program ini ditujukan untuk mengoptimalkan pekerja migran sekaligus diaspora Indonesia yang jumlahnya mencapai 8 juta. Dalam program ini, BNI mendukung pekerja migran serta diaspora untuk menjadi agen pembangunan bagi pelaku UMKM dalam negeri.
“BNI pun aktif mendorong pelaku UMKM dalam negeri untuk membangun kapabilitas serta kapasitas usahanya dalam menjawab permintaan luar negeri dengan 7 Xpora Hub yang tersebar di Sumatra, Jawa, Bali, dan Sulawesi,” imbuhnya.
Royke menuturkan tahun ini BNI juga akan mengakuisisi sebuah bank yang ke depannya akan diubah menjadi Bank Digital. Entitas ini akan didorong untuk dapat lebih berani menjawab permintaan kredit suku bunga rendah dengan memanfaatkan berbagai inovasi teknologi terbaru.
“Bank Digital ini kami buat di luar sistem yang BNI punya saat ini dengan harapan dapat memiliki sebuah ekosistem yang lebih kondusif bagi UMKM untuk naik kelas,” sebutnya.
*Di luar itu, Royke menyampaikan BNI juga memiliki program Smart City, Smart Farming, dan Smart Fishing. Ketiga program ini merupakan pengejawantahan upaya BNI untuk mendorong pelaku UMKM lebih adaptif dengan perkembangan dan layanan digital perbankan.*
*“Kami berharap dengan program ini, transaksi jual beli pelaku UMKM dapat lebih banyak, dan pangsa pasarnya pun menjadi lebih besar, ”tuturnya.(Jef)
Jakarta:(Globalnews.id)-Lompatan kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 2021 mendapat apresiasi dari pemerintah sebagai pemegang saham pengendali. Perusahaan pelat merah dengan mandat Bank Internasional asal Indonesia ini pun terus didorong untuk memperkuat posisinya dalam melakukan ekspansi bisnis global, sambil membantu memulihkan ekonomi berkelanjutan pasca Pandemi Covid – 19.
Adapun, kinerja BNI tersebut adalah mencatat laba bersih tahun 2021 sebesar Rp 10,89 triliun, tumbuh 232,2% year on year (yoy), atau tiga kali lipat dari profit tahun 2020. Pencapaian Laba bersih ini dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) yang tumbuh kuat 14,8% yoy sehingga mencapai Rp 31,06 triliun.
Pertumbuhan kredit yang sehat sebesar 5,3% yoy menjadi Rp 582,44 triliun, yang didukung juga oleh Net Interest Margin (NIM) yang tangguh di level 4,7%. Pendapatan berbasis komisi (FBI) mampu dikerek dengan pertumbuhan 12,8% yoy. BNI mempercayai bahwa masih terdapat ruang untuk terus tumbuh kedepannya.
Pertumbuhan kredit ditopang oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 729,17 triliun atau tumbuh 15,5% yoy, dan membawa BNI pada situasi likuiditas yang sangat mencukupi dan jauh melampaui pertumbuhan kredit tahun lalu.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyampaikan, BNI mampu menorehkan kinerja sangat positif di tengah masa pandemi yang belum sepenuhnya pulih. Hal ini membuktikan keandalan manajemen dan BNI Hi-movers dalam melakukan transformasi guna terus mencari ceruk-ceruk pertumbuhan ekonomi yang semakin dinamis.
“Dengan capaian ini, BNI diharapkan menjadi katalisator pemulihan ekonomi nasional baik di masa pandemi maupun pasca pandemi. Kami pun tetap berharap BNI menjadi BUMN yang sehat dan dikelola dengan bersih lagi transparan sebagai dasar good corporate governance,” katanya dalam BNI Business Meeting 2022 di Jakarta, Sabtu (29 Januari 2022).
Erick berharap BNI dapat terus meningkatkan fokusnya dalam mendorong ekspansi bisnis internasional. Terlebih, momentum pertumbuhan ekonomi global tahun ini diproyeksi lebih kuat sehingga banyak peluang pertumbuhan baru yang dapat dioptimalkan oleh pelaku usaha korporasi sekaligus UMKM.
Erick berpendapat emiten berkode BBNI ini tergolong berhasil menciptakan sebuah ekosistem pertumbuhan antara UMKM dan diaspora, seperti di United Arab Emirates (UAE). Kedepannya dapat menjadi model andalan yang dapat diduplikasi di banyak wilayah operasional global BNI.
“Seperti bagaimana kami lihat di UAE, kita berhasil mengkolaborasikan diaspora dan UMKM. Ini merupakan upaya untuk terus menciptakan lapangan kerja bagi semua masyarakat Indonesia di luar negeri. Tentu ini juga menjadi salah satu langkah guna mendukung ekspansi kinerja ekonomi kita,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Erick berpendapat BNI memiliki potensi untuk mengoptimalkan momentum Presidensi G20 Indonesia 2022. BNI akan menjadi jembatan untuk merealisasikan berbagai proyek ekonomi berkelanjutan baru. Momentum G20 juga dapat dimanfaatkan BNI untuk melakukan _showcasing_ layanan globalnya.
“Semoga dengan kondisi ekonomi makro yang lebih baik serta kinerja 2021 yang positif ini dapat menjadi modal BNI dalam menjawab semua ekspektasi pemangku kepentingan. BNI juga harus melakukan transformasi, dan inovasi guna meningkatkan kapabilitas dalam kinerjanya. Tentu juga dalam core value AKHLAK,” imbuhnya.
*Waspada dan Optimis dalam satu nafas*
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi kinerja manajemen BNI yang telah mampu menutup kinerja tahun 2021 dengan peningkatan kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga yang sangat positif.
Menurutnya, kinerja BNI tersebut menunjukkan kemampuan BNI untuk menjaga kepercayaan kepada pemerintah dengan tata kelola yang sangat baik dalam operasionalnya. Upaya efisiensi juga dilakukan dengan sangat baik dan hati-hati sehingga meningkatkan daya saing BNI dalam mendukung pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
“Makanya kalau BNI dapat hasil impressive itu hasil kerja keras insan BNI semuanya. Ini patut mendapat tepuk tangan. Itu adalah hasil dari fokus dan upaya yang dilakukan manajemen. Kami pun berharap semua insan BNI punya semangat untuk terus melakukan perbaikan di semua lini. Tidak boleh ada pengecualian. Waspada dan Optimis dalam satu nafas. Fleksibel tetapi tidak kehilangan fokus,” katanya.
Lebih jauh Sri Mulyani melanjutkan, pemerintah telah berusaha mengelola fungsi APBN untuk menjaga dampak buruk akibat pandemi dan membuat ekonomi kembali bergerak dengan sangat efisien. Defisit fiskal tergolong reasonable dibandingkan dengan negara lain, yang bisa mencapai sekitar 20% terhadap PDB negaranya seperti India dan Brazil. Sementara Indonesia dapat menjaga level defisitnya lebih rendah dengan pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
“Ini saatnya semua korporasi termasuk BNI kembali keluar dan meningkatkan kinerja ekonomi. APBN perlahan mundur untuk memulihkan kondisinya. Pemerintah tengah mempersiapkan exit policy dan bersama-sama dan keluar dari extra ordinary policy selama 2 tahun lalu. Exit Policy ini yang akan menjadi salah satu pembahasan penting di G20. Itu sebabnya kita perlu membangun komunikasi yang baik untuk menciptakan desain pemulihan yang terkoordinasi,” imbuhnya sembari menambahkan bahwa jika pemerintah dan dunia usaha bersama – sama memulihkan perekonomian maka itu sejalan dengan misi Presidensi G20 Indonesia, yaitu Recover Stronger, Recover Together.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menuturkan, upaya peningkatan kualitas kredit dilakukan dengan sangat baik. Rasio kredit bermasalah berada pada 3,7% dan loan at risk berada pada 23% per akhir tahun lalu dan terus menunjukkan tren penurunan. Hal ini pun menjadi momentum bagi perseroan untuk lebih aktif mendorong pemulihan ekonomi nasional.
“Adanya perbaikan NPL dan LaR tersebut menunjukkan bahwa ruang untuk terus tumbuh masih sangat terbuka,” ujarnya.
Dengan program transformasi yang telah direncanakan sangat matang, BNI juga telah mampu memperkuat daya saing dan ruang peningkatan margin dengan menekan banyak sisi beban operasional.
BNI juga telah mampu meningkatkan modal pada tahun lalu dengan penerbitan Alternatif Tier I Capital sekitar Rp 8,6 triliun sehingga membuat rasio kecukupan modal terkerek hingga posisi 19,7%, dari akhir 2020 yang tercatat 16,8%.
Royke menuturkan BNI adalah bank yang mendapat mandat menjadi bank global guna mendorong pelaku usaha dalam negeri meningkatkan penetrasi pasar luar negeri. BNI juga diharapkan mampu menjadi investment consultant bagi pelaku usaha global negeri untuk berinvestasi di Indonesia.
“Tentunya, kami sangat terima kasih dari support pemerintah. Dari kebijakan dan dukungan. Kami bisa mencapai kinerja keuangan ini tentunya tidak lepas dari dukungan Kementerian Keuangan, Pemerintah dan stakeholder lainnya,” imbuh Royke. (Jef)
Jakarta:(Globalnews.id)-Lompatan kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 2021 mendapat apresiasi dari pemerintah sebagai pemegang saham pengendali. Perusahaan pelat merah dengan mandat Bank Internasional asal Indonesia ini pun terus didorong untuk memperkuat posisinya dalam melakukan ekspansi bisnis global, sambil membantu memulihkan ekonomi berkelanjutan pasca Pandemi Covid – 19.
Adapun, kinerja BNI tersebut adalah mencatat laba bersih tahun 2021 sebesar Rp 10,89 triliun, tumbuh 232,2% year on year (yoy), atau tiga kali lipat dari profit tahun 2020. Pencapaian Laba bersih ini dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) yang tumbuh kuat 14,8% yoy sehingga mencapai Rp 31,06 triliun.
Pertumbuhan kredit yang sehat sebesar 5,3% yoy menjadi Rp 582,44 triliun, yang didukung juga oleh Net Interest Margin (NIM) yang tangguh di level 4,7%. Pendapatan berbasis komisi (FBI) mampu dikerek dengan pertumbuhan 12,8% yoy. BNI mempercayai bahwa masih terdapat ruang untuk terus tumbuh kedepannya.
Pertumbuhan kredit ditopang oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 729,17 triliun atau tumbuh 15,5% yoy, dan membawa BNI pada situasi likuiditas yang sangat mencukupi dan jauh melampaui pertumbuhan kredit tahun lalu.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyampaikan, BNI mampu menorehkan kinerja sangat positif di tengah masa pandemi yang belum sepenuhnya pulih. Hal ini membuktikan keandalan manajemen dan BNI Hi-movers dalam melakukan transformasi guna terus mencari ceruk-ceruk pertumbuhan ekonomi yang semakin dinamis.
“Dengan capaian ini, BNI diharapkan menjadi katalisator pemulihan ekonomi nasional baik di masa pandemi maupun pasca pandemi. Kami pun tetap berharap BNI menjadi BUMN yang sehat dan dikelola dengan bersih lagi transparan sebagai dasar good corporate governance,” katanya dalam BNI Business Meeting 2022 di Jakarta, Sabtu (29 Januari 2022).
Erick berharap BNI dapat terus meningkatkan fokusnya dalam mendorong ekspansi bisnis internasional. Terlebih, momentum pertumbuhan ekonomi global tahun ini diproyeksi lebih kuat sehingga banyak peluang pertumbuhan baru yang dapat dioptimalkan oleh pelaku usaha korporasi sekaligus UMKM.
Erick berpendapat emiten berkode BBNI ini tergolong berhasil menciptakan sebuah ekosistem pertumbuhan antara UMKM dan diaspora, seperti di United Arab Emirates (UAE). Kedepannya dapat menjadi model andalan yang dapat diduplikasi di banyak wilayah operasional global BNI.
“Seperti bagaimana kami lihat di UAE, kita berhasil mengkolaborasikan diaspora dan UMKM. Ini merupakan upaya untuk terus menciptakan lapangan kerja bagi semua masyarakat Indonesia di luar negeri. Tentu ini juga menjadi salah satu langkah guna mendukung ekspansi kinerja ekonomi kita,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Erick berpendapat BNI memiliki potensi untuk mengoptimalkan momentum Presidensi G20 Indonesia 2022. BNI akan menjadi jembatan untuk merealisasikan berbagai proyek ekonomi berkelanjutan baru. Momentum G20 juga dapat dimanfaatkan BNI untuk melakukan _showcasing_ layanan globalnya.
“Semoga dengan kondisi ekonomi makro yang lebih baik serta kinerja 2021 yang positif ini dapat menjadi modal BNI dalam menjawab semua ekspektasi pemangku kepentingan. BNI juga harus melakukan transformasi, dan inovasi guna meningkatkan kapabilitas dalam kinerjanya. Tentu juga dalam core value AKHLAK,” imbuhnya.
*Waspada dan Optimis dalam satu nafas*
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi kinerja manajemen BNI yang telah mampu menutup kinerja tahun 2021 dengan peningkatan kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga yang sangat positif.
Menurutnya, kinerja BNI tersebut menunjukkan kemampuan BNI untuk menjaga kepercayaan kepada pemerintah dengan tata kelola yang sangat baik dalam operasionalnya. Upaya efisiensi juga dilakukan dengan sangat baik dan hati-hati sehingga meningkatkan daya saing BNI dalam mendukung pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
“Makanya kalau BNI dapat hasil impressive itu hasil kerja keras insan BNI semuanya. Ini patut mendapat tepuk tangan. Itu adalah hasil dari fokus dan upaya yang dilakukan manajemen. Kami pun berharap semua insan BNI punya semangat untuk terus melakukan perbaikan di semua lini. Tidak boleh ada pengecualian. Waspada dan Optimis dalam satu nafas. Fleksibel tetapi tidak kehilangan fokus,” katanya.
Lebih jauh Sri Mulyani melanjutkan, pemerintah telah berusaha mengelola fungsi APBN untuk menjaga dampak buruk akibat pandemi dan membuat ekonomi kembali bergerak dengan sangat efisien. Defisit fiskal tergolong reasonable dibandingkan dengan negara lain, yang bisa mencapai sekitar 20% terhadap PDB negaranya seperti India dan Brazil. Sementara Indonesia dapat menjaga level defisitnya lebih rendah dengan pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
“Ini saatnya semua korporasi termasuk BNI kembali keluar dan meningkatkan kinerja ekonomi. APBN perlahan mundur untuk memulihkan kondisinya. Pemerintah tengah mempersiapkan exit policy dan bersama-sama dan keluar dari extra ordinary policy selama 2 tahun lalu. Exit Policy ini yang akan menjadi salah satu pembahasan penting di G20. Itu sebabnya kita perlu membangun komunikasi yang baik untuk menciptakan desain pemulihan yang terkoordinasi,” imbuhnya sembari menambahkan bahwa jika pemerintah dan dunia usaha bersama – sama memulihkan perekonomian maka itu sejalan dengan misi Presidensi G20 Indonesia, yaitu Recover Stronger, Recover Together.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menuturkan, upaya peningkatan kualitas kredit dilakukan dengan sangat baik. Rasio kredit bermasalah berada pada 3,7% dan loan at risk berada pada 23% per akhir tahun lalu dan terus menunjukkan tren penurunan. Hal ini pun menjadi momentum bagi perseroan untuk lebih aktif mendorong pemulihan ekonomi nasional.
“Adanya perbaikan NPL dan LaR tersebut menunjukkan bahwa ruang untuk terus tumbuh masih sangat terbuka,” ujarnya.
Dengan program transformasi yang telah direncanakan sangat matang, BNI juga telah mampu memperkuat daya saing dan ruang peningkatan margin dengan menekan banyak sisi beban operasional.
BNI juga telah mampu meningkatkan modal pada tahun lalu dengan penerbitan Alternatif Tier I Capital sekitar Rp 8,6 triliun sehingga membuat rasio kecukupan modal terkerek hingga posisi 19,7%, dari akhir 2020 yang tercatat 16,8%.
Royke menuturkan BNI adalah bank yang mendapat mandat menjadi bank global guna mendorong pelaku usaha dalam negeri meningkatkan penetrasi pasar luar negeri. BNI juga diharapkan mampu menjadi investment consultant bagi pelaku usaha global negeri untuk berinvestasi di Indonesia.
“Tentunya, kami sangat terima kasih dari support pemerintah. Dari kebijakan dan dukungan. Kami bisa mencapai kinerja keuangan ini tentunya tidak lepas dari dukungan Kementerian Keuangan, Pemerintah dan stakeholder lainnya,” imbuh Royke. (Jef)
Jakarta:(Globalnews.id)- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil membuat lompatan pemulihan kinerja positif pada tahun buku 2021. Laba bersih tahun 2021 tercatat Rp 10,89 triliun, tumbuh 232,2% year on year (yoy), atau tiga kali lipat dari profit tahun 2020.
Direktur Utama BNI, Bapak Royke Tumilaar menyampaikan kinerja BNI 2021 tercatat sanggat menggembirakan di mana laba bersih tersebut mampu melampaui ekspektasi pasar. Pencapaian Laba bersih ini dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) yang tumbuh kuat 14,8% yoy sehingga mencapai Rp31,06 triliun.
Pencapaian ini bahkan menjadi yang tertinggi yang pernah dihasilkan BNI, lebih tinggi dari pendapatan operasional sebelum pandemi. Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui monitoring, penanganan dan kebijakan yang efektif membuat cost of credit membaik menjadi 3,3%.
Peningkatan pendapatan operasional bank dihasilkan dari pertumbuhan kredit yang sehat sebesar 5,3% yoy menjadi Rp 582,44 triliun; Net Interest Margin (NIM) yang tangguh di level 4,7%; serta pendapatan berbasis komisi (FBI) yang pada akhir tahun 2021 tercatat tumbuh 12,8% yoy. BNI mempercayai bahwa masih terdapat ruang untuk terus tumbuh kedepannya.
“Kami menutup tahun 2021 dengan peningkatan laba bersih tiga kali lipat dari perolehan 2020 dan kami yakin itu sudah berada di atas ekspektasi pasar. Kami pun sepenuhnya memahami bahwa ada ruang untuk peningkatan lebih baik lagi depan,” katanya.
Royke melanjutkan pendorong utama kredit selama tahun 2021 adalah penyaluran di sektor Business Banking terutama pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta yang tumbuh 7,6% yoy menjadi Rp 180,4 triliun; segmen Large Commercial yang tumbuh 10,4% yoy menjadi Rp 40,9 triliun; segmen kecil juga tumbuh 12,9% yoy dengan nilai kredit Rp 95,8 triliun. Secara keseluruhan kredit di sektor Business Banking ini tumbuh 4,5% yoy menjadi Rp 482,4 triliun.
Sementara di sektor Consumer, kredit terbesar yang tumbuh adalah kredit payroll, yaitu naik 18,3% yoy menjadi Rp 35,8 triliun; kemudian kredit kepemilikan rumah (mortgage) tumbuh 7,7% yoy menjadi Rp 49,6 triliun. Secara keseluruhan kredit consumer tumbuh 10,1% yoy menjadi Rp 99 triliun.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini memaparkan peran pendapatan non bunga juga tergolong semakin kuat pada pencapaian 2021. FBI pada akhir tahun 2021 tumbuh 12,8% yoy menjadi sebesar Rp 13,64 triliun. FBI tahun 2021 didukung oleh Fee Consumer dan Fee Business Banking yang masing – masing tumbuh 6,0% dan 10,7% yoy, sehingga menandai pemulihan yang kuat dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan kredit ditopang oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 729,17 triliun atau tumbuh 15,5% yoy, dan membawa BNI pada situasi likuiditas yang sangat mencukupi dan jauh melampaui pertumbuhan kredit tahun lalu.
Penghimpunan DPK ini menguat di Kuartal 4 Tahun 2021, meskipun suku bunga simpanan terus menurun. Bekal DPK tersebut membuat BNI memiliki cadangan likuiditas yang tangguh dan siap digunakan jika permintaan kredit meningkat atau pasar obligasi berubah menjadi lebih baik tahun 2022.
“Dana murah atau CASA BNI juga masih mendominasi DPK, yaitu terjaga pada level 69,4% dari seluruh DPK. CASA terdongkrak hingga 17,1% yoy menjadi Rp 506,06 triliun. Pertumbuhan dana murah ini mendorong perbaikan Cost of Fund dari 2,6% pada akhir tahun 2020 menjadi 1,6% tahun 2021,” imbuhnya.
*Champion API Open Banking*
Dalam kesempatan tersebut, Direktur IT & Operasi BNI YB Hariantono menuturkan tahun lalu merupakan periode pembuktian BNI dalam melakukan ekspansi bisnis digital, salah satu Product Champion BNI adalah API Open Banking. BNI Open API tercatat telah memiliki 443 jenis layanan, yang merupakan jumlah terbanyak di antara bank peers. BNI Open API juga telah memiliki lebih dari 4.000 mitra.
Selain melalui Open API, BNI memiliki solusi layanan transaksi yang terintegrasi untuk nasabah bisnis dan institusi, termasuk UMKM, yaitu BNIDirect. Layanan BNIDirect meliputi manajemen pembayaran, manajemen koleksi, manajemen likuiditas, audit dan reporting, hingga layanan Garansi Bank dan ekspor-impor seperti L/C dan trade.
Karena keandalannya, BNIDirect juga digunakan oleh digital clients seperti e-commerce dan fintech. Total digital clients BNIDirect telah mencapai 321, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat 198 klien. Adapun total transaksi BNIDirect sepanjang 2021 telah mencapai 494,3 juta transaksi dengan pertumbuhan 115,3% yoy, dengan nilai transaksi mencapai Rp 4.615 triliun naik 14,2% yoy.
“Product Champion dari layanan digital BNI berikutnya adalah BNI Mobile Banking. Penggunanya telah menembus 10,81 juta dengan pertumbuhan 38,9% yoy. Nilai transaksi telah mencapai 615 triliun naik 31,9% yoy dengan jumlah transaksi dalam satu tahun penuh 434 juta naik 43,4% yoy,” ujarnya.
*Segmen Hijau Positif*
Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada mengatakan kinerja pembiayaan segmen hijau BNI juga tercatat sangat positif pada 2021. Portofolio hijau tercatat Rp 172,4 triliun atau 29,6% dari total portofolio kredit BNI.
Pembiayaan hijau ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil dengan total portofolio mencapai Rp 117 triliun. Adapun, selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan, serta pengelolaan polusi dan pengelolaan limbah.
“Kinerja pembiayaan hijau yang positif serta didukung kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, serta praktik Tata Kelola Perusahaan yang unggul, mendorong peningkatan rating ESG BNI dari MSCI menjadi A sejak November 2021. Rating A saat ini menjadi yang tertinggi di antara perbankan Indonesia, sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pioneer dalam implementasi keuangan berkelanjutan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir menyampaikan kredit korporasi pada tahun 2021 membukukan pertumbuhan yang positif di mana pertumbuhan tersebut dikontribusikan oleh beberapa sektor ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan yang positif antara lain manufacturing, konstruksi, FMCG, transportasi, dan telekomunikasi.
“Pada tahun ini, kami tetap konsisten untuk ekspansi pada sektor resilience dan sustainable seperti FMCG, Telekomunikasi, dan lainnya. Strategi BNI pada segmen kredit korporasi tersebut antara lain melalui ekspansi kredit yang selektif dengan Fokus pada Top Tier korporasi di industri yang resilience dan sustainable serta memberikan solusi perbankan yang komprehensif kepada client,” ujarnya.
Silvano berpendapat memasuki tahun 2022 terdapat tiga tema kunci ekonomi yang telah masuk ke dalam antisipasi pelaku industri perbankan. Pertama, momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh optimisme terhadap keberlangsungan program vaksinasi dalam rangka penanganan pandemi.
Kedua, laju inflasi yang kami perkirakan meningkat pada kisaran 2%-4%. Implikasi dari kedua hal ini adalah proyeksi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi serta kualitas aset yang terus membaik. Selain itu, sebagai dampak Tapering AS, kami memproyeksikan suku bunga acuan BI (BI 7 days RR) akan naik ke level 3,5%-4% di tahun ini.
“Namun, BNI telah menetapkan Langkah strategis untuk mengoptimalkan dana berbiaya murah (CASA) dalam mendukung ekspansi bisnis yang lebih agresif kepada pelaku industri utama di sektor-sektor ekonomi unggulan,” sebutnya.(Jef)
Cianjur:(Globalnews.id)-ndonesia memiliki jaringan pekerja migran sangat kuat yang tersebar di seluruh dunia. Pekerja migran ini tak hanya memberi manfaat kepada negara yang mereka tinggali, tetapi juga Indonesia. Tak sedikit pula keluarga di Indonesia selalu mendapat kiriman remitansi yang sangat kuat untuk menyambung dan bahkan meningkatkan taraf hidup.
Atas pertimbangan penugasan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) di bisnis internasional, Menteri BUMN Republik Indonesia Erick Thohir kembali mendorong perseroan untuk memberikan apresiasi kepada para pekerja migran. Kali ini, BNI bersama Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia berkolaborasi dalam mengapresiasi keluarga dari pekerja migran untuk membantu pencukupan kebutuhan pendidikan, pembukaan usaha hingga kebutuhan peningkatan literasi keuangan.
Apresiasi tersebut diserahkan langsung secara simbolis oleh Erick Thohir di Kota Cianjur, Jawa Barat, Minggu (23/1/2022). Dalam seremoni yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat ini, Direktur Hubungan Lembaga BNI Sis Apik Wijayanto dan Deputi Bidang Penempatan dan Perlindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah – Inspektur Jenderal Polisi Achmad Kartiko ikut pula mendampingi penyerahan tabungan secara simbolis tersebut.
Erick Thohir menuturkan pemerintah menempatkan pekerja migran sebagai pahlawan devisa yang membantu pertumbuhan ekonomi nasional dari luar negeri. Pemerintah pun terus mendorong seluruh agen pembangunan negeri khususnya BNI sebagai bank dengan keunggulan internasional untuk mendorong bisnis sekaligus kegiatan sosialnya untuk mendukung ekonomi berkelanjutan.
“BNI belum lama ini memberi apresiasi guru honorer, kemarin juga apresiasi perawat dan bidan, maka hari ini BNI hadir untuk memberi apresiasi untuk kepada keluarga migran Indonesia dan disertai dengan komitmennya untuk membantu pembiayaan dan pendampingan,” sebutnya.
Erick berharap dengan apresiasi ini seluruh keluarga migran dapat lebih termotivasi untuk mengangkat derajat para pejuang devisa Tanah Air.
Dengan segala keterbatasannya, Erick menyampaikan seluruh BUMN kedepannya akan didorong untuk tak hanya menyalurkan CSR tetapi membuat program ini lebih tepat sasaran untuk mengatasi permasalahan lebih spesifik dan berkesinambungan.
“Ini adalah perjalanan kehidupan yang kita saling menjaga. Maka dari itu, kami terus mendorong pekerja migran itu pun naik tingkat profesional. Itulah kenapa BNI sebagai bank internasional mendukung pekerja migran termasuk diaspora. Bukan tidak mungkin pekerja migran jadi diaspora dan bahkan menjadi pengusaha di luar negeri,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Hubungan Lembaga BNI Sis Apik Wijayanto menuturkan BNI adalah bank yang diarahkan oleh pemerintah untuk dapat menjadi bank dengan kapabilitas bisnis Internasional unggul. Perseroan pun terus menguatkan peran sebagai agent of development, termasuk mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan masyarakat Indonesia di luar negeri.
Dalam upaya tersebut, perseroan telah memiliki program pemberdayaan khusus yakni Keluarga Migran Indonesia (KAMI) bersama BNI. Program ini kami harapkan dapat menjadi modal dalam membangun kapabilitas dan kapasitas para pekerja Migran Indonesia seluruh Indonesia.
Sis Apik menuturkan BNI sudah mengalokasikan dana CSR senilai Rp 5 miliar ditujukan bagi program pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ini. Sebagai bentuk komitmen tersebut, BNI kembali menyelenggarakan program apresiasi pekerja migran di Cianjur.
“Program ini kami fokuskan pada 3 (tiga) agenda yakni bantuan dana pendidikan anak-anak pekerja migran, peningkatan keterampilan para pekerja migran, serta program bantuan usaha bagi para purna pekerja migran yang akan balik ke tanah air,” sebutnya.
Sis Apik menerangkan pada kesempatan ini BNI akan memberikan bantuan peningkatan keterampilan bagi pada calon pekerja migran yang akan pergi ke luar negeri. Program pengembangan diri dapat menjadi modal bagi para pekerja migran nanti untuk berkompetisi di pasar tenaga kerja luar negeri.
“Kami pun berharap para pekerja migran ini menjadi saluran untuk mempromosikan Indonesia sekaligus menjadi agen perubahan dengan membawa pengalaman kerja yang berguna saat pulang ke Tanah Air,” imbuhnya. (Jef
Sukabumi:(Globalnews.id)-Tenaga perawat dan bidan merupakan tenaga kesehatan yang selalu siap siaga di garda terdepan khususnya dalam melewati badai pandemi yang hampir berjalan 2 tahun ini. Mereka kerap menghadapi risiko dalam menjalankan tugas kemanusiaannya, mulai dari sakit hingga risiko yang mengancam jiwanya.
Atas pertimbangan program CSR BUMN di bidang kesehatan, Menteri BUMN Republik Indonesia Erick Thohir mendorong BUMN untuk memberikan apresiasi kepada para tenaga kesehatan tersebut. Kali ini, BUMN yang merealisasikan mandat tersebut dalam mengapresiasi tenaga kesehatan adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), terutama tenaga kesehatan di daerah – daerah yang jauh dari fasilitas kesehatan.
BNI kali ini menyerahkan apresiasi kepada ratusan tenaga perawat dan bidan yang tersebar di 17 wilayah BNI. Apresiasi tersebut diserahkan langsung secara simbolis oleh Erick Thohir di Kota Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (22/1/2022).
Dalam seremoni yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat ini, Direktur Hubungan Lembaga BNI Sis Apik Wijayanto ikut pula mendampingi penyerahan tabungan secara simbolis tersebut. Acara tersebut diikuti pula oleh perwakilan perawat dan bidan dari 17 wilayah operasional BNI secara virtual.
Erick Thohir menuturkan, perhatian BUMN terhadap para perawat dan bidan oleh BNI ini merupakan salah bagian dari upaya memperkuat CSR BUMN menjadi lebih tepat sasaran.
“Hari ini sesuai dengan Program CSR BUMN, kami juga ingin agar tenaga kesehatan tidak merasa terlupakan setelah Covid – 19. Saya minta BNI membantu para perawat dan bidan yang sudah sangat berjasa dalam membantu jutaan masyarakat indonesia tidak hanya dari virus Covid, tetapi juga penyakit lainnya yang membahayakan kesehatan dan nyawa,” katanya.
Erick berharap apresiasi ini dapat memperbaiki kerisauan para tenaga perawat dan bidan selama ini. Seluruh BUMN termasuk BNI ke depannya akan didorong untuk tak hanya menyalurkan CSR tetapi membuat program ini lebih tepat sasaran untuk mengatasi permasalahan lebih spesifik dan berkesinambungan.
“Kami ingin menjaga kegiatan seperti ini terus terjaga. Jangan sampai kita hanya datang ketika minta tolong dan lupa saat pandemi selesai. Dari hati yang terdalam, saya mengucapkan terimakasih atas perjuangan tenaga perawat dan bidan yang memastikan kesehatan masyarakat. Bagi saya, perawat dan bidan adalah pahlawan dalam upaya pemerintah memerangi pandemi,” imbuh Erick.
Direktur Hubungan Lembaga BNI Sis Apik Wijayanto mengatakan langkah ini merupakan komitmen BNI dalam berperan proaktif guna mendukung terwujudnya ekonomi berkelanjutan. Kali ini, BNI menyelenggarakan program apresiasi tenaga perawat dan bidan khususnya yang bertugas di daerah-daerah.
“Kami harap dana apresiasi ini dapat menjadi penyemangat bagi para tenaga kesehatan untuk melayani masyarakat Indonesia yang masih belum banyak memiliki kemampuan dan akses kesehatan cukup,” katanya.
Sis Apik menuturkan saat ini Indonesia kembali menghadapi tantangan yang cukup berat yakni potensi penyebaran varian baru virus omicron. Bahkan, belum ada informasi pasti bagaimana efek varian baru ini, tetapi penyebarannya akhir-akhir ini mulai meningkat.
“Kami berharap para perawat dan bidan di desa-desa ini dapat lebih siap siaga untuk selalu membantu masyarakat tak hanya menjaga tetapi juga meningkatkan kesehatannya,” imbuhnya. (Jef)
Jakarta:(Globalnews.id)- Kinerja ekonomi pada 2022 diproyeksi akan lebih kuat seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat, efek dari pemulihan pandemi Covid – 19. Tahun Macan Air ini pun diperkirakan dapat menjadi momentum perbankan untuk mendongkrak kinerja fungsi intermediasi sambil menjalankan berbagai aksi korporasi yang mendongkrak kinerja jangka panjang.
Adapun pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,2% pada tahun ini. Kredit pun diperkirakan akan tumbuh di kisaran 6% hingga 8% seiring dengan kebijakan perbankan di Indonesia yang akomodatif dalam mendukung stabilitas ekonomi. Di sisi lain, indikator Purchasing Manager Index (PMI) yang angkanya terus bertahan diatas 50 pada kuartal 4 tahun lalu, menunjukkan aktivitas manufaktur sedang dalam tahap ekspansi.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Royke Tumilaar menyampaikan, BNI telah menyiapkan rencana strategis baik organik maupun anorganik dalam menjawab potensi ekspansi ekonomi pada tahun ini. BNI akan tetap menjaga pertumbuhan kredit lebih kuat di atas rata-rata bank peer sambil menjalankan beberapa aksi korporasi seperti penerbitan surat utang, saham, serta akuisisi bank.
“Tentunya kami optimistis kinerja tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu. Terlebih proyeksi pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5% hingga 5,5% tahun ini. Ini saatnya untuk pemulihan ekonomi. Ini saatnya kita ambil momentum ekonomi agar tidak ketinggalan dari recovery-nya negara lain, ” katanya.
Royke memaparkan, pertumbuhan kredit BNI tahun ini akan tetap di atas rata-rata industri. Sebagai bank pelat merah yang mendapat penugasan ekspansi bisnis global, BNI akan fokus mendorong nasabah meningkatkan penetrasi bisnis internasional.
Tahun ini, BNI pun akan meningkatkan upayanya dalam menggarap segmen UMKM khususnya untuk dapat naik kelas dengan menembus pasar ekspor dengan program pembinaan serta kemitraan bisnis di BNI Xpora.
Adapun, beberapa aksi korporasi yang akan dilakukan di 2022 adalah penerbitan green bond yang ini sangat sesuai langkah BNI sebagai salah satu pelopor green banking di Indonesia. Perseroan juga mempunyai rencana penerbitan saham baru untuk memperkuat permodalan dalam mendukung ekspansi jangka panjang.
“Kami juga ada rencana akuisisi satu bank untuk dijadikan bank digital. kita punya klien dan partner yang cukup besar sebagai penyumbang ekosistem untuk melengkapi portofolio kami khususnya UMKM,” katanya. (Jef)
Malang:(Globalnews.id)- Di tengah perjuangan para guru dalam mengajar dan mendidik siswa di sekolah – sekolah, terdapat guru – guru yang berjuang di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal atau daerah 3T. Tidak hanya itu, mereka juga masih berstatus honorer. Atas perjuangan para Guru Honorer inilah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan apresiasi atas dedikasi mereka dalam mencerdaskan anak bangsa.
Peran tenaga pendidik ini sangat krusial karena pengabdian sangat bernilai dalam meningkatkan pengetahuan serta nilai dan etika dari generasi muda Indonesia.
Dalam program ini, sebanyak 3.638 guru honorer telah terpilih untuk mendapatkan Apresiasi dari BNI dalam bentuk tabungan. Guru honorer ini mulai dari jenjang Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Program ini pun mencakup guru honorer baik dari sekolah Negeri maupun swasta dengan total alokasi anggaran senilai Rp 18,19 miliar.
Apresiasi tersebut diserahkan langsung secara simbolis oleh Menteri BUMN Erick Thohir kepada beberapa guru honorer di Malang, Jawa Timur, Sabtu (15/1/2022). Dalam seremoni yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat ini, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar ikut pula mendampingi penyerahan tabungan secara simbolis tersebut. Acara tersebut diikuti pula oleh perwakilan Guru Honorer dari 22 provinsi secara virtual.
Erick Thohir menuturkan, perhatian BUMN terhadap para guru Honorer merupakan bagian dari 3 program kepedulian yang saat ini tengah didorong oleh Kementerian BUMN dalam pemanfaatan CSR. Ketiga program tersebut adalah Kepedulian Terhadap Pendidikan, Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), serta Lingkungan Hidup.
“Saya minta BNI membantu para Guru Honorer, yang sudah berusia diatas 50 tahun, namun masih berbakti menjadi guru di daerah 3T. Karena para guru itu belum tersentuh apresiasi BUMN sebelumnya,” ujarnya.
Erick pun menambahkan, apresiasi ini diharapkan akan memperbaiki kerisauan para Guru Honorer selama ini. Erick juga berharap apresiasi ini berkelanjutan. “Dari hati yang terdalam, saya mengucapkan terimakasih atas perjuangan para guru yang memastikan pendidikan tetap berlanjut. Ini penting karena pendidikan adalah kunci dari kesuksesan. Bagi saya, Guru adalah pejuang,” ujar Erick.
Program apresiasi untuk guru honorer di daerah 3T ini merupakan bentuk kepedulian BUMN terhadap pengabdian yang dijalankan di tengah banyak keterbatasan. Ini pun termasuk dalam usaha pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan nasional, sehingga dapat mewujudkan Indonesia yang memiliki generasi emas.
Sementara itu, Royke Tumilaar menyampaikan, guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang berjuang meningkatkan pengetahuan generasi muda Indonesia. Mereka berjuang melawan segala keterbatasan di kawasan yang penuh tantangan, tetapi tetap berusaha menjaga kualitas Pendidikan bagi anak – anak didiknya.
Hal tersebut merupakan pengabdian luar biasa yang layak untuk mendapatkan perhatian dari semua pihak.
Oleh karena itu, dalam rangka mendukung program pendidikan pemerintah, BNI berupaya proaktif untuk berpartisipasi dalam membantu peningkatan kualitas pendidikan. Pemberian apresiasi dalam bentuk tabungan juga merupakan bagian dari upaya meningkatkan Literasi Keuangan dikalangan guru. (Jef)
Jakarta:(Globalnews id)- Cabang olahraga bola voli di Indonesia berkembang dengan sangat pesat sehingga melahirkan banyak talenta atlet berbakat. Seluruh pemangku kepentingan termasuk pelaku usaha berupaya memberi dukungan terbaik guna mengakselerasi tren perkembangan salah satu cabang olahraga favorit di nusantara ini.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) pun berkomitmen untuk melanjutkan dukungannya terhadap bola voli nasional. Perseroan yang konsisten dalam mendorong atlet go internasional ini, memperkenalkan Tim Putra BNI 46 baru yang akan berlaga di Proliga 2022.
Pada Kompetisi Proliga tahun 2020 berada di rangking 1 sebelum pertandingan Proliga 2020 diberhentikan karena pandemi virus corona (Covid – 19).
Pada musim kompetisi Proliga kali ini, Jakarta BNI 46 diperkuat oleh pemain-pemain nasional dan asing profesional. Pemain asing yang diboyong kali ini berasal dari Cuba dan Jepang.
Untuk mengisi posisi Pelatih, BNI kembali mengundang Pelatih Tim Nasional Indonesia pada ajang Asian Games 2018 di Jakarta, yaitu Samsul Jais. Samsul Jais didukung pula oleh dua Assistant Coach I W Wahyu dan Assistant Coach 2 Deny Saputra. Serta dengan dukungan Manajer Tim Sukandar.
*Susunan Tim*
Berikut susunan terbaru Tim Putra BNI 46. Yang berada pada posisi outside hitter antara lain Sigit Ardian, Muhammad Melgis Nur Amal, Rifaldi Azhar, Takahiro Tozaki, dan Yohanes Dedi Prasasti.
Pemain di middle blocker ada Osmany, Rian Irawan, RD Ahmad Gumilar, dan Muhammad Alfian Taofik Aji Nugroho.
Sementara itu, pemain di posisi opposite adalah Dimas Saputra Pratama, Ahmad Dwi Setiangga, dan Riko Arnanda Pratama. Adapun, setter Mahendra Rikha Buana, dan I Kadek Juliadi, sedangkan libero adalah Veleg Dhany Ristan dan Muhammad Syaifudin Najib.
Direktur Human Capital dan Kepatuhan BNI Bob Tyasika Ananta menyampaikan BNI merupakan perusahaan yang konsisten dan berkomitmen dalam mendukung olah raga voli di Indonesia. Hal ini terbukti dari keikutsertaan BNI dalam kompetisi Proliga sejak tahun 2002 s/d saat ini serta bentuk dukungan lain untuk tim nasional bola voli.
Pada Kompetisi Proliga tahun 2020, Tim Jakarta BNI 46 menyelesaikan pertandingan Proliga sampai dengan penyisihan putaran 2 dengan posisi rangking 1.
Namun sangat disayangkan kompetisi harus diberhentikan karena pandemi virus corona (covid 19). Setelah hampir 2 tahun penggemar bola voli merindukan ada kompetisi nasional bola voli, akhir pada tahun 2022 ini Proliga Indonesia kembali digelar.
“Tahun ini, kami berharap dengan dukungan berkesinambungan ini, Tim BNI 46 dapat terus berkembang dan meningkatkan kemampuannya, dan cabang olahraga ini bisa semakin berkembang sehingga dapat melahirkan atlet-atlet juara internasional lebih banyak,” katanya.
Bob melanjutkan materi Tim Jakarta BNI 46 tahun ini memiliki kemampuan yang lebih baik dari susunan sebelumnya. Terlebih, tim saat ini banyak darah-darah muda yang energik dan memiliki rasa haus untuk kemenangan lebih tinggi untuk mengalahkan lawan-lawannya.
Tentunya kami berharap tim baru ini bisa mencetak prestasi terbaik di ajang bergengsi bola voli nasional tahun ini. BNI juga berharap ajang ini menjadi awal untuk berbagai ajang kompetisi Bola Voli lainnya untuk diselenggarakan kembali guna meningkatkan kembali semangat pengembangan olahraga ini.
“Semoga apa yang telah dan akan kita lakukan dapat membawa Tim Jakarta BNI menjadi Juara pada Proliga tahun 2022,” imbuhnya.(Jef)
Jakarta:(Globalnews.id)-Pertumbuhan ekonomi mulai banyak mendorong perusahaan korporasi merealisasikan proyek-proyek besar pada akhir tahun ini. Hal ini pun menjadi peluang untuk perbankan meningkatkan pembiayaan khususnya secara sindikasi.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) terus mendorong pembiayaan sindikasi di tengah-tengah Pandemi Covid-19 seiring dengan kecukupan modal, likuiditas serta besarnya potensi pembiayaan korporasi berkualitas tinggi.
Corporate Secretary BNI Mucharom menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan pada kisaran 3,7% hingga 4,5% akan menjadi modal optimisme pemulihan perekonomian nasional dan ekspektasi pelaku ekonomi di 2021.
Kondisi tersebut diharapkan memberikan dampak terhadap kinerja industri perbankan. Dimana, Pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan masih relatif tinggi di tengah pandemi, dan di sisi kredit sudah mulai alami pertumbuhan positif sejak pertengahan 2021. Termasuk antara lain pertumbuhan pada kredit sindikasi yang dapat terangkat seiring dengan optimisme perbaikan kinerja pelaku usaha korporasi swasta.
“Kami cukup yakin dengan bekal kapasitas dan kecakapan Perseroan dalam menciptakan peluang-peluang baru kerja sama kredit sindikasi ke depan. Hal ini sejalan dengan strategi bisnis kami yang fokus pada penyaluran kredit debitur korporasi Top Tier. Proyek hijau atau green loan juga terus menunjukkan kebutuhan pembiayaan ticket size besar sekaligus berkualitas sehingga menjadi motor pendorong kinerja kredit sindikasi BNI,” katanya.
Adapun, hingga kuartal III 2021 pembiayaan sindikasi BNI masih berjalan sesuai dengan pipeline. BNI telah menyelesaikan beberapa kesepakatan sindikasi strategis termasuk pembiayaan proyek Tol Cijago (Tol Cinere – Jagorawi).
Sejauh ini, BNI telah melakukan closing sejumlah new deals dengan total sekitar ekuivalen Rp57 triliun, dimana porsi BNI sendiri mencapai Rp20 triliun atau sekitar 35% yang didominasi oleh sektor konstruksi sebesar 38,5%, sektor perindustrian 22,1%, sektor listrik gas dan air 15,8% dan sektor pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 13,2%
Tahun depan, BNI berharap pertumbuhan kredit akan sejalan dengan target di industri perbankan. Pembiayaan sindikasi pun akan menjadi salah satu pendorong pencapaian target di masa pemulihan ekonomi yang lebih baik pada tahun depan.
Mucharom menuturkan bahwa penyaluran kredit sindikasi perseroan tak sebatas pembiayaan. BNI kerap menjadi Lead Arranger sehingga mendorong percetakan fee based income (FBI) yang signifikan dimana hingga kuartal IV 2021 diperkirakan akan tercapai 112% dari target.
BNI juga proaktif melanjutkannya dengan berbagai kerja sama tambahan seperti cash management dan pembiayaan konsumer dengan mitra debitur kredit sindikasi.
“Kami pun melihat potensi bisnis pembiayaan di sektor-sektor yang menunjukkan pemulihan secara cepat pasca pandemi Covid-19 antara lain kesehatan, telekomunikasi, konstruksi, infrastruktur, energi dan manufaktur,” imbuhnya.(Jef)