Arsip Tag: Budaya Digital

“Keluarga di Era Digital Hadapi Tantangan”

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Keluarga di era digital menghadapi banyak tantangab. Orang tua dituntut mengenali media digital dan memanfaatkanya untuk kepentingan proses pendidikan anak. Pemahaman orang tua tentang nilai dari dunia digital menjadi hal pokok yang harus disadari.

Sebab, perkembangan teknologi tidak dapat dielakkan, untuk itu kita harus mengelola serta diperlukan kecerdasan dan kesadaran dalam memahami dunia digital. Salah satu contoh, ketidaktahuan dalam bermedia sosial di era digital saat ini dapat menjadi bumerang, karena jejak digital akan tertinggal

Hal itu dikatakan Sayid Iskandarsyah, Praktisi Media, Ketua PWI DKI Jakarta dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema Keluarga di Era Digital, Minggu, 22 Mei 2022. Hadir sebagai Pembicara Anggota Komisi I DPR RI Dede Indra Permana, Dirjen Aptika Kemkominfo Semual Abrijadi Pangerapan dan Presenter Zahra Shalimah.

“Perkembangan era digital juga terus berjalan tanpa bisa dihentikan. Karena sebenarnya masyarakat sendiri yang meminta dan menuntut segala sesuatu menjadi lebih praktis dan efisien,” kata Sayid.

Dia menjelaskan kemajuan teknologi memberikan pengaruh signifikan terhadap tatanan kehidupan keluarga dan masyarakat. Hadirnya teknologi mengubah budaya perilaku dan komunikasi para anggota keluarga.

Hal ini bisa terjadi lantaran di era sekarang masing-masing anggota keluarga sibuk dengan gawai. Perilaku tersebut juga menggeser nilai kepedulian dan komunikasi antar anggota keluarga. Bahkan rentan terhadap informasi yg menyesatkan.

Senada dengan Sayid, Presenter Zahra Shalimah mengatakan orang tua harus mengikuti digitalisasi, melek tekhnologi. Karena Fungsi orang tua dalam keluarga di era digital sebagai pemegang kebijaksanaan, pemegang control, seyogyanya orang tua harus belajar mengikuti kecepatan kemajuan teknologi, harus dan pasti bisa.

Dia menjelaskan keluarga/individu yang masuk ketegori minim akses internet ini memiliki potensi tertinggal. Di sisi lain, anggota keluarga merasa semakin independent sehingga berpotensi semakin menjauh karena hampir semua dilakukan di kamar masing-masing. “Era digital berpotensi menghilangkan batas antara kehidupan kerja dan keluarga,” katanya.

Anggota Komisi I DPR RI Dede Indra Permana SH pada webinar itu mengatakan era digital telah memudahkan proses komunikasi dan membawa perubahan dan mendukung kegiatan masyarakat. “Era digital seperti inilah yang mau tidak mau harus dihadapi,” katanya.

Selama Pandemi Covid-19, berkat internet, masyarakat tetap bisa saling berkomunikasi. Mendekatkan yang jauh namun jangan yang dekat malah menjauh. Untuk itu, diperlukan kemauan untuk belajar tentang dunia digital.”Tetapi ingat, harus melindungi data pribadi kita di dunia internet,” katanya.(jef)

“Jejak Gigital Jadi Bahan Pertimbangan Rekruitmen Karyawan”

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Jejak digital aktif bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perekrutan calon pegawai atau karyawan sebuah perusahaan, lembaga pemerintahan, calon penerima beasiswa, promosi jabatan dan sebagainya.

Bahkan jejak digital menciptakan dan menggambarkan kepribadian kita di mata orang lain, melalui apa yang kita posting dan komentari pada media sosial. saat ini, sebagian besar orang mengganggap apa yang terjadi pada seseorang di media sosial merupakan jati diri mereka sebenarnya.

Hal itu dikatakan Dr. Harry Nenobais, Akademisi Universitas Moestopo dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema waspada Jejak Digital dan Karier Masa Depanmu, Jumat, 20 Mei 2022. Hadir sebagai Pembicara Anggota Komisi I DPR RI Dede Indra Permana, Dirjen Aptika Kemkominfo Semual Abrijadi Pangerapan dan Praktisi Komunikasi dan Akademisi Institut Stiami Wulan Furie.

Dia menjelaskan berdasarkan data tahun 2021, sebanyak 70% perusahaan melakukan penelitian online saat merekrut pegawai dan 66 % melihat jejak digital di Facebook. Kemudian 70% manajer menolak kandidat berdasarkan informasi yang didapatkan dari online.

“Sebanyak 85% manajer dipengaruhi jejak digita positif saat mengambil keputusan. Di dunia Pendidikan, sekitar 38% jejak digital negatif tutup peluang masuk perguruan tinggi pilihan, dan 33% perguruan tinggi meneliti jejak digital calon mahasiswa,” katanya.

Dia menjelaskan saat ini, pengguna internet di Indonesia saat ini sekitar 202 juta orang yang berarti 73,7 % dari jumlah penduduk Indonesia yang 270-an juta dengan jumlah generasi Z (1997-2012) atau generasi digital mencapai 27,94% dari total penduduk Indonesia. “Di masa pandemi covid-19, pekerjaan, berinetraksi dan pelayanan lebih banyak dilakukan secara online,” katanya.

Akademisi Institut Stiami Wulan Furie mengatakan adanya tantangan budaya di era digital yakni berkurangnya nilai-nilai budaya Indonesia karena media digital menjadi panggung seolah olah budaya asing.

Selain itu, katanya, adanya kecenderungan terhadap kebebasan berekspresi yang kebablasan juga seringkali berdampak pada berkurangnya toleransi dan penghargaan pada perbedaan. Bahkan maraknya pelanggaran hak cipta dan karya intelektual.

“Termasuk meningkatnya provokasi yang dapat memecah belahkan bangsa, hanya dengan satu unggahan., meningkatnya kejatahatan seksual online,” kata presenter kondang ini.

Dia mengingatkan pentingnya membangun image positif melalui media sosial antara lain dengan menggunakan nama dan foto asli, unggah prestasi dan karyamu, follow akun-akun inspiratif dan perluas jaringan dan aktif berinteraksi.

Pada kesempatan yang sama, Dede Indra Permana SH, Anggota Komisi I DPR RI menjelaskan sebaiknya dalam memilah dan memilih untuk berkegiatan di media sosial, harus menggunakan tata nilai yang baik.

Jangan sampai kita sering merekam yang kurang baik. Jangan asal mengeshare berita yang belum tentu benar karena harus dicek dulu kebenaranya. “Apakah itu berita hoaks atau bukan, atau berita propaganda atau tidak. Jangan sampai percaya dengan berit tersebut,” katanya.(Jef)

Dunia Digital Bisa Membuat Hidup Lebih Produktif

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)- Perkembangan dunia digital adalah sesuatu yang tidak mungkin ditarik mundur, bahkan sekalipun selangkah. Kita harus jalani dengan cara meloncat karena saking cepatnya perkembangan dunia digital.

“Kita harus bukan hanya mengikuti saja perkembangannya tapi juga bagaimana bisa hidup lebih baik, lebih produktif, lebih baik dan lebih bermakna dengan dunia digital,” kata Anggota Komisi I DPR RI Junico Siahaan dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator Saring Sebelum Sharing, Kamis, 21 April 2022.

Dalam webinar hasil kerja sama Kementerian Kominfo dan DPR RI, khususnya Komisi I tersebut, mantan presenter tersebut menjelaskan dari sekitar 277 juta jiwa penduduk Indonesia, mayoritas didominasi generasi milenial yang lahir diatas tahun 1981.

Sedangkan pengguna cellular di Indonesia mencapai 370,1 juta jiwa atau 133,3 persen dari penduduk Indonesia. Adapun pengguna internet mencapai 204,7 juta jiwa atau 73,7% dari total penduduk Indonesia. Dan pengguna media sosial mencapai 191,4 juta jiwa atau 68,9% dari total penduduk Indonesia.

Nico menjelaskan saat ini lebih banyak orang yang mulai sadar untuk mencari berita dan informasi-informasi dari sumber-sumber online yang terpercaya. Karena memang, dunia digital memiliki peluang dan tantangan sekaligus.

Tantangan ke depan adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang siap. “Tantangan Indonesia di era digital adalah SDM yang belum siap, infrastruktur yang belum memadai, regulasi yang belum memadai dan masih terjadinya kesenjangan digital,” katanya.

Yossie Mokalu, praktisi komunikasi mengatakan digital teknologi memberikan suasana yang berbeda karena digital teknilogi membentuk rasa terkoneksi, tetapi sesungguhnya kita tetap memiliki jarak.

Dia menjelaskan jika kita bisa menggunakan digital teknologi dengan baik, kita akan memiliki kesempatan dan kemampuan untuk mengejar dan bersaing dengan negara lain bahkan menjadi pemimpin dalam global society.

Personel Grup Band Project Pop itu menjelaskan untuk menjadi bangsa digital, tidak serta merta dapat terwujud. Salah satunya adalah melalui percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi.

Pada tahun 2024, akan ada 78.391 titik akses internet lewat BTS yang akan diselesaikan pembanggunanya oleh pemerintah agar seluruh wilayah Indonesia dapat terakses oleh internet. “Tetapi semua itu perlu diimbangi dengan literasi digital,” katanya.

Gina Fita, News Anchor Televisi Indonesia menjelaskan proses menyaring informasi yang dilakukan oleh media televisi agar informasi yang disajikan televisi terhindar dari informasi berbau hoax.

“Ada berbagai macam proses berjenjang untuk menyaring informasi sebelum disampaikan ke publik.Tahapan proses dimulai dari reporter, kemudian sampai ke produser, executive producer, manager hingga ke pemimpin redaksi,” katanya.(Jef)

“Wabah Covid-19 Tingkatkan Budaya Digital”

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID)–Wabah Covid-19 yang berlangsung selama dua tahun lebih memberikan hikmah tersendiri terhadap masyarakat yakni dengan meningkatkan manfaat dunia gital dalam menyokong kehidupan sehari-hari.

“Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus mengikuti perkembangan dunia digital. Baik umur 60-an maupun umur 18-an tahun, kita harus mengikuti dunia digital,” kata Anggota Komisi I DPR RI Dede Indra Permana saat tambil sebagai Keynote Speaker pada Webinar Ngobrol Bareng Legislato (15/4).

Webinar dengan tema Kreatif dan Produktif di Dunia Digital juga menghadirkan narasumber itu menghadirkan narasumber Creative Director PT Kreasi Komunika Gitamedia Andra Nuryadi dan Konsultan Bisnis Anggi Anggraeni K.

“Hal-hal yang bersifat positif dari pemanfaatan dunia digital adalah produk-produk hasil kerajinan masyarakat yang memang layak untuk dijual dan tampilkan di dunia digital. Juga produk-produk UMKM seperti garmen, dan hijab, bisa dijual melalui media sosial,” katanya.

Masyarakat, katanya, perlu menjaga data pribadi dan jangan sampai disebarluarkan karena data pribadi bisa dimanfaatkan oleh orang lain untuk kejahatan. “Pastikan jika kita masuk mall dan lainnya, harus pastika n data pribadi benar-benar berada di tangan yang tepat,” ujarnya.

Sebab, problematika dunia digital dan media sosial adalah banyaknya berita-berita tidak benar atau bohong. Jangan sampai masyarakat terprovokasi dengan berita bohong. “Jangan juga terlalu senang dengan undian-undian berhadiah yang belum tentu benar,” tegasnya.

Creative Director PT Kreasi Komunika Gitamedia Andra Nuryadi mengatakan Digital platform adalah ruang terbuka yang borderless menjadi tempat di mana arus informasi dapat diakses oleh semua orang.

“Produk berbasis digital memungkinkan melintas batas, mudah di-update, dan mengakomodir proses kolaborasi beberapa jenis kreativitas,” katanya.

Digital platform membuka ruang penyimpanan dan pengolahan data dari berbagai produk ekonomi kreatif dengan kemudahan sistem pencarian. Digital platform memberi jaminan atas hak kekayaan intelektual para kreator dan memungkinkan monetisasi dalam format yang lebih up date.

Tips sukses di dunia digital antara lain buatlah brand sendiri, itulah merk “dagang” yang memudahkan audiens mengenal Anda, miliki web atau blog sendiri sebagai toko utama, isi dan update dengan konten.

Anggi Anggraeni K. Konsultan Bisnis mengatakan bisnis digital semakin mencari orang yang kreatif. “Kreativitas telah menjadi salah satu faktor pendorong terpenting dari lingkungan bisnis digital saat ini,” katanya.

Dia menjelaskan bisnis semakin mencari orang kreatif yang dapat menawarkan solusi baru dan out-of-the-box untuk masalah yang ada. Perusahaan menjalani proses transformasi digital dengan semakin mengubah cara mereka menggunakan teknologi digital dan mengembangkan model bisnis digital baru yang membantu menciptakan dan menangkap nilai.(Jef)