Arsip Tag: Cerita wastra

Rumah Tenun Magelang: Sebuah Narasi Dari Mulai Menanam, Memanen, Hingga Menjadi Tenun

Jakarta:(Globalnews.id)- Rumah Tenun Magelang memang bukan sekadar rumah tenun biasa. Di dalamnya, ada cerita kain tenun yang dinarasikan, dimulai dari petani yang menanam, memanen, produksi, hingga jadi sebagai tenun.

Rumah Tenun Magelang, yang berada di Tonoboyo Bandongan, Kabupaten Magelang, memang hadir dengan membawa konsep eduwisata dari bahan serat alam yang diolah dan dibuat menjadi kerajinan interior bernilai tinggi.

“Kami melakukan edukasi kepada masyarakat tentang serat alam,” tandas Rif Fatka Ridwan dari Rumah Tenun Magelang, dalam diskusi panel Cerita Kriya bertajuk Membangun Ekosistem Hulu-Hilir Untuk Memastikan Bisnis UMKM yang Berkelanjutan, di Gedung Art Bali, Bali Collection, The Nusa Dua, beberapa waktu lalu.

Karena mitra Rumah Tenun Magelang adalah petani tanaman serat, maka komunikasi dengan petani terus dilakukan secara intensif.

“Tujuannya agar hasil yang diharapkan sesuai. Karena, dengan perawatan yang tidak maksimal, hasil yang didapat juga tidak akan sesuai,” ungkap Rif Fatka.

Menariknya lagi, mitra penyeratan suwi dan sambung serat adalah para ibu-ibu dengan jumlah ratusan orang.

Bahkan, Rif Fatka menunjuk produk Tirai Uyang yang diproduksi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dengan bahan serat alam, sebagai produk unggulan Magelang. Sekitar 90% produk, diekspor keluar negeri, terutama Amerika Serikat

“Sudah dijual di mancanegara, seperti di Amerika Serikat lewat butik,” kata Rif Fatka.

Selain Tirai uyang, ada juga produk Wallcovering dan karpet, serta hasil produk lainnya. “Bahan bakunya adalah serat alam, yang banyak ditemui di sekitar kita. Seperti Rami, Abaca, Kudzu, Eceng Gondok, dan sebagainya,” imbuh Rif Fatka.

Di masa pandemi Covid-19, Rumah Tenun Magelang tetap bisa survive. Bahkan, akan meluaskan sayap hingga menembus pasar Eropa.
“Secara rutin, kami diskusi dengan buyer untuk proses produksi, desain, dan juga kendala,” jelas Rif Fatka.

Menurut Rif Fatka, antara buyer dan pihak penjual saling mengunjungi untuk mengembangkan produk ke depan.

“Kami juga mendapatkan berbagai macam penghargaan dari Amerika Serikat,” ungkap Rif Fatka.
Memang, kesuksesan Rumah Tenun Magelang tidak diraih dengan mudah. Penuh perjuangan untuk mewujudkan hingga menjadi seperti sekarang.

Rif Fatka pun bercerita, Rumah Tenun Magelang didirikan pada 1988 oleh Saryanto Sarbini, Aryantie Saryanto, dan Sri Susilodewi Aryadini. Awalnya, hanya sebagai supplier untuk perkantoran dan hotel.

“Produk didapatkan dari perajin di Majalaya dan Pekalongan,” ucap Rif Fatka.

Setelah usaha semakin berkembang, pada 1992, Rumah Tenun Magelang memutuskan untuk memproduksi sendiri. Bahkan, tak butuh waktu lama, pada 1993 melalui Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) memulai kerjasama dengan pembeli luar negeri.

Tahun 1996, berkembang lagi menjadi suplier bagi perusahaan-perusahaan.

“Seiring dengan mendapatkan buyer dan produksi berjalan lancar, kami memutuskan untuk membangun Rumah Tenun Magelang seperti terlihat sekarang ini,” pungkas Rif Fatka.(Jef)

KemenKopUKM Gandeng Dekranas Gelar Cerita Kriya Dorong Pengembangan UMKM Daerah

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) kembali bersinergi dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menggelar kegiatan bertema Cerita Kriya yang akan berlangsung pada 8-11 September 2022 di Bali dan rencananya akan dibuka oleh Ketua Umum Dekranas Wury Ma’ruf Amin.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM selaku Ex Officio Dekranas Siti Azizah dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (30/8), mengatakan sinergi yang akan dilakukan bersama dengan Bidang Pendanaan Dekranas ini memiliki beberapa agenda penting untuk mendorong pengembangan UMKM khususnya di daerah.

“Kegiatan ini akan terangkai dengan berbagai agenda seperti pendampingan untuk pengembangan kapasitas pelaku UKM di bidang manajerial SDM UKM dan mendorong pelaku UKM menuju pasar ekspor melalui kemitraan dengan agregator. Kami juga melakukan pendampingan pembuatan NIB bagi usaha mikro dan banyak lagi yang akan tersaji nantinya,” ucapnya.

Lebih lanjut, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong percepatan transformasi informal ke formal usaha mikro, mendorong percepatan penyaluran KUR, dan pengembangan UMKM kriya. Selain itu juga peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknis pelaku usaha mikro sektor ekonomi kreatif dalam menghasilkan produk berkualitas sehingga produk tersebut memiliki daya saing untuk berkompetensi di pasar domestik.

Selain itu, akan dilakukan juga penguatan permodalan koperasi dalam rangka mendukung akses permodalan anggota koperasi dan pelaku UMKM oleh LPDB-KUKM, penguatan literasi digitalisasi keuangan, peningkatan kualitas KUMKM utamanya terkait pembuatan laporan keuangan, mendorong sinergi dalam mengembangkan produk unggulan daerah, meningkatkan kapasitas SDM wirausaha sektor kriya potensial ekspor, dan wirausaha mampu bertransformasi ke arah digital pengelolaan keuangannya.

Harapannya, dengan diselenggarakannya kegiatan ini, pelaku UMKM dan koperasi dapat melakukan transformasi, mengembangkan produk, dan meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan serta menciptakan wirausaha baru yang berorientasi digital.

“Semoga kegiatan yang akan berlangsung nanti akan sukses dan mendapatkan manfaat bagi pelaku UMKM dan masyarakat,” ucap Siti Azizah.(Jef)

KemenKopUKM dan Dekranas Kolaborasi Tingkatkan Citra Produk Kriya Indonesia

Bali:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersinergi dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menggelar kegiatan bertajuk Cerita Kriya yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia UMKM di bidang kriya atau pengrajin di Provinsi Bali serta meningkatkan citra produk kerajinan hasil karya para pengrajin, sehingga produknya bersaing di pasar lokal maupun global.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam acara Sinergi Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bertajuk Cerita Kriya di Tanjung Benoa, Bali, Selasa (9/8), mengatakan perekonomian Bali mengalami kontraksi paling berat akibat pandemi COVID-19 dan mengalami pemulihan ekonomi yang sempat melambat.

“Hal ini disebabkan karena perekonomian Bali didominasi oleh satu sektor yakni pariwisata,” kata Menteri Teten.

Pengalaman tersebut mendorong inisiatif diversifikasi perekonomian Bali melalui pengembangan beberapa sektor keunggulan di antaranya sektor berbasis kreativitas, kultural, dan sumber daya seperti kriya, wellness produk, hingga kuliner.

“Masyarakat Bali yang sudah lama dikenal sebagai masyarakat yang kreatif, terampil, dan tekun diyakini mampu menghasilkan produk kriya yang berkualitas dan disukai oleh pasar internasional,” ucap MenKopUKM Teten Masduki.

Lebih lanjut, Menteri Teten menambahkan posisi Bali sebagai destinasi wisata favorit wisatawan dapat digunakan sebagai lokasi memasarkan produk dan mempelajari selera pasar dunia.

Selain itu, menurutnya pengembangan UKM produk kriya juga harus dilakukan berbasis riset pasar, sistematis, dan berkesinambungan dengan fokus pada agregator kecil dan menengah melibatkan buyer representatif dan lembaga pembiayaan ekspor.

“Promosi produk kriya Bali melalui kegiatan pameran baik skala nasional maupun internasional di Bali perlu dilakukan secara rutin,” ucap Menteri Teten.

Dia menegaskan pelaku UMKM akan sulit beradaptasi dan mengembangkan usahanya jika berjalan sendiri-sendiri dan harus menentukan strategi pasar karena sumber daya yang terbatas. Selain itu, UMKM juga perlu berkolaborasi dan melakukan spesialisasi produksi.

Sejalan dengan itu, peran Dekranas dikatakannya sangat strategis dalam mendorong kemajuan UMKM. Dekranas pun memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM untuk mempresentasikan karya mereka, mengembangkan branding dan manajemen usaha, kemudahan pendanaan, serta mengajak UMKM untuk memiliki tanggung jawab sosial terhadap kelestarian lingkungan dan kecintaan akan produk lokal.

Di tempat yang sama, Bidang Pendanaan Dekranas Suzana Teten Masduki menyampaikan bahwa Provinsi Bali merupakan salah satu juara penghasil kriya atau kerajinan tangan terbaik. Banyak karya indah dan bernilai estetika tinggi yang telah dibuat oleh pelaku kreatif Bali dan menjadi produk kebanggaan Indonesia.

Namun, ketika pandemi melanda, terjadi pergeseran tren dan selera pasar. Sejalan dengan itu, tantangan dan peluang bagi sektor kriya selama pandemi juga dikatakan banyak berubah.

“Untuk menjawab kebutuhan tersebut, dibutuhkan inovasi dan kreativitas. Sektor kriya harus mampu menjawab kebutuhan pasar Indonesia hingga internasional.
Untuk membangun ekosistem ekonomi inklusif yang berkelanjutan, kita mendorong para pelaku kreatif untuk membangun bisnis model yang lebih modern,” kata Suzana.

Dia pun menekankan bahwa sinergi yang dilakukan KemenKopUKM dan Dekranas pun menghadirkan serangkaian pelatihan dengan model jemput bola yang bertujuan untuk memberikan penguatan kewirausahaan, memperkuat ekosistem ekonomi digital dari hulu ke hilir.

Suzana menegaskan sinergi ini merupakan upaya dan ikhtiar bersama, terlebih dengan adanya momentum Presidensi G20 yang merupakan kesempatan terbuka untuk membangun dan mentransformasi sektor kriya Indonesia.

“Sehingga dari sisi pelaku usaha harus siap, sama-sama kita memanfaatkan Presidensi G20 ini dengan baik. Bukan hanya menjadi tuan rumah, tapi juga menjadi pemenang,” ucapnya.

“Dengan demikian pendekatan berbasis ekosistem ini, kami berharap ada banyak kesempatan-kesempatan terbuka untuk terus memajukan para pelaku usaha di Indonesia. Semoga pelatihan yang diberikan KemenKopUKM dengan Dekranas dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi pesertanya dalam menghadapi goncangan ke depan,” kata Suzana.

Gubernur Bali Wayan Koster pun mengapresiasi langkah KemenKopUKM dan Dekranas untuk kembali membangkitkan UMKM khususnya sektor kriya di Bali. Dia pun mengakui bahwa selama ini Bali masih bergantung pada sektor pariwisata yang berkontribusi sekitar 45 persen pada PAD.

Namun, dari pengalaman yang terjadi sektor ini terbukti sangat rentan terhadap bencana baik bencana alam maupun yang tak terduga, seperti halnya pandemi COVID-19.

“Maka kami jalankan transformasi ekonomi baru, agar tidak bergantung satu sektor saja. Ada 6 sektor yang akan kami kembangkan ke depan pertanian, kelautan dan perikanan, UMKM dan koperasi, sektor industri dengan branding Bali, ekonomi digital, dan pariwisata. Pada 2023 kami akan tancapkan lagi lebih progresif karena kekayaan kami ini ada di UMKM, ekonomi kreatif dan ekonomi digital,” ucap Wayan.

Dalam acara ini juga diserahkan secara simbolis Program Strategis kepada 19 UMKM yang mewakili, meliputi penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada 5 UMKM dengan total Rp850 juta, dana bergulir LPDB KUMKM kepada 5 koperasi dengan total Rp19,85 triliun, penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) kepada 5 Usaha Mikro, dan fasilitasi standardisasi dan sertifikasi produk kepada 4 UKM.(Jef)

KemenKopUKM dan Dekranas Hadirkan Pelatihan dan Bimbingan Bagi UMKM di Labuan Bajo

Labuan Bajo:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bersinergi menghadirkan pelatihan dan bimbingan kepada pelaku UMKM di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Suzana Teten Masduki dari Bidang Pendanaan Dekranas mengatakan kegiatan yang berlangsung dari 21-24 Juli 2022 ini bertujuan untuk mengembangkan produk unggulan Labuan Bajo yang menjadi salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas Indonesia.

“Kegiatan ini berisikan rangkaian acara kolaborasi dengan tema Cerita Kriya, yang bertujuan mengembangkan para pelaku usaha khususnya pengembangan produk unggulan kriya khas Labuan Bajo,” ungkap Suzana dalam acara Cerita Kriya, Pengrajin Berdaya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jumat (22/7).

Lebih lanjut, Suzana menegaskan Indonesia boleh berbangga perannya dalam Presidensi G20 tahun 2022 ini. Namun, hal yang lebih membanggakan adalah semangat UMKM dalam menyambut dan mengambil bagian dalam perhelatan besar tersebut.

“Saya telah melihat UMKM yang memproduksi terutama kriya untuk _merchandise_ G20 dan memiliki kualitas yang baik dan indah,” ujar Suzana.

Dengan kualitas seperti ini, Suzana yakin _demand_ atau permintaan akan kriya karya Indonesia tidak akan berhenti di sini saja. Namun juga siap, menyambut pemulihan ekonomi dengan kembalinya pengunjung ke Labuan Bajo.

“Itulah mengapa kami mengambil tema Cerita Kriya tahun ini. Meskipun sudah berkembang luar biasa, kita masih harus terus memperbaiki beberapa hal agar perkembangannya hingga layak ekspor dan menjadi pilar ekonomi Labuan Bajo dan NTT secara keseluruhan,” katanya.

“Dengan G20, ini adalah tahun yang tepat dan terbaik untuk menggenjot kualitas produksi, manajemen, hingga akses pendanaan bagi UMKM Kriya, terutama di Labuan Bajo dan NTT secara keseluruhan. Tempat yang indah luar biasa ini, banyak lahir kriya dengan filosofi dan _craftmanship_ yang memukau. Lebih dari sanggup untuk memukau dunia,” ucap Suzana.

Di tempat yang sama, Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Eddy Satriya menambahkan tujuan kegiatan ini juga untuk meningkatkan kapasitas di bidang produksi, pemasaran, pembiayaan, dan manajemen usaha koperasi dan UMKM di sektor kriya di Kabupaten Manggarai barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Adapun rangkaian kegiatan acara ini antara lain Bimbingan Teknis Pengawasan Koperasi, Sosialisasi Pembentukan Koperasi kepada Kelompok Usaha Produktif Masyarakat, Pelatihan Vocational bagi Usaha Mikro di Sektor Pariwisata, Bimbingan Peningkatan Mutu Produk Usaha Mikro di Kawasan/Klaster Pariwisata, Sosialisasi KUR, dan Open Desk Pendampingan Penerbitan Legalitas Usaha Berupa Nomor Induk Berusaha (NIB).

Selain itu, acara lainnya ialah Pelatihan Vocational Design dan Branding Produk UKM Bersama, Bimbingan Teknis Kewirausahaan Penunjang Pariwisata Daerah, Fasilitasi Financial Matching bagi Wirausaha, Fasilitasi Literasi Digitalisasi Keuangan, Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan Terintegrasi dengan SIDT-KUMKM, Sinergitas Pengembangan Produk Lokal Unggulan, serta Workshop Kewirausahaan Pengembangan Produk Unggulan Daerah.

Eddy menyampaikan dalam acara ini, dilaksanakan pula Penyerahan Simbolis Program Strategis Kementerian Koperasi dan UKM, yaitu Simbolis Penyerahan Kredit Usaha Rakyat dan Penyerahan Simbolis Pemberian Pinjaman LPDB-KUMKM melalui KSP KOPDIT Suka Damai.

“Untuk mendukung Labuan Bajo sebagai Destinasi Super Prioritas diperlukan sinergitas semua pihak dalam rangka pengembangan produk-produk kreatif dan produk unggulan daerah termasuk produk kriya. Oleh karena itu, diharapkan dengan sinergitas tersebut dapat mewujudkan koperasi dan UMKM yang berkualitas, berdaya saing, dan berkontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Eddy.

Sementara itu, Wakil Bupati Kabupaten Manggarai Barat Yulianus Weng mengapresiasi dilaksanakannya kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini pun langsung bersentuhan dengan pelaku UMKM.

Yulianus menambahkan bahwa dalam masa jabatannya ini pertama kalinya ada Kementerian yang memberikan pelatihan secara komplit dari hulu ke hilir dari produksi, perizinan, pembiayaan, hingga pemasaran dan pendampingan.

“Perlu kami sampaikan bahwa kami pun mendukung gas full untuk pelaku UMKM baik pembinaan, modal, dan pemasaran produk. Melalui Dekranasda, kami juga melatih 10 UMKM di beberapa kecamatan dan hasil karya mereka yakni berupa topi dan selendang yang kemudian dibeli oleh Dekranasda serta Pemerintah Kabupaten untuk diberikan kepada tamu. Jadi UMKM tidak perlu lagi pikirkan pemasaran hasil produknya,” kata Yulianus Weng.(Jef)

Sinergi Dekranas dan KemenkopUKM Kembangkan Pengrajin Wastra Lombok NTB

Mandalika:(Global news.id) –  Rangkaian sinergi program antara Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dengan Kementerian Koperasi dan UKM di lima destinasi wisata super prioritas, berlanjut di Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Ini adalah rangkaian sinergi terakhir tahun 2021 setelah dilaksanakan di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, Borobudur Magelang, Danau Toba Sumatera  Utara, dan Likupang Sulawesi Utara. 

Sinergi antara Dekranas dan Kemenkop UKM ditujukan untuk melaksanakan berbagai program peningkatan sumber daya pengrajin wastra agar lebih berdaya saing dan mampu bertahan dalam kondisi era baru.

“Saya mengapresiasi sepenuhnya kegiatan Sinergi Program/Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM Bersama Dekranas  yang berkomitmen untuk mendorong usaha mikro, kecil dan menengah agar lebih berdaya saing dan mampu bertahan dalam kondisi era baru. Kegiatan ini merupakan wujud peran aktif Dekranas untuk berpartisipasi dalam mendorong perekonomian Indonesia,” kata Ketua Dekranas Bidang Manajemen Usaha Suzana Teten Masduki, dalam sambutan acara Sinergi Program/Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM Bersama Dekranas yang membawa tema “Wastra Lombok Sumbawa”, Selasa (26/10/2021) di Mandalika, Nusa Tenggara Barat.

Turut hadir Duta Besar Republik Indonesia untuk Slovakia  Adityawidi Adiwoso Asmady,  Duta Besar Chile untuk Indonesia Gustavo Ayeres,  Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Argentina untuk Indonesia Gustavo Arturo Torres,  Konsul Kehormatan Monaco untuk Indonesia Karlina Damiri, Gubernur Nusa Tenggara Barat yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Lalu Gita Ariadi, Ketua Dekranasda Provinsi Nusa Tenggara Barat,  Niken Zulkiflimansyah, Deputi Usaha Kecil dan Menengah Kemenkop UKM Hanung Harimba, Deputi Usaha Mikro Eddy Satriya, serta Deputi Kewirausahaan Siti Azizah.

Suzana menyampaikan bahwa Dekranas turut berperan dalam pengembangan wastra dengan mendorong para pelaku UMKM untuk membentuk kelembagaan koperasi. Karena melalui koperasi, pengrajin wastra akan memiliki daya tawar, akses permodalan yang mudah ke lembaga pembiayaan, serta pengembangan pasar.

“Jika pengrajin wastra berjalan sendiri-sendiri akan lambat untuk berkembang. Oleh karena itu Kelembagaan koperasi berfungsi menjadi agregator, mengakses modal,   serta menjangkau pasar yang lebih luas. Sehingga produsen wastra tidak lagi berpikir bagaimana menjual produknya karena fungsi itu dilaksanakan koperasi. Pengrajin hanya berpikir tentang kualitas produk dan model yang harus dikembangkan,”  ujar Suzana.

Suzana juga menuturkan terkait perlunya promosi wastra terus menerus pada berbagai platform digital untuk menyasar pasar anak muda. Dikatakan, anak muda ternyata menyukai wastra dengan caranya sendiri. Hal tersebut terbukti dengan kompetisi foto wastra melalui media sosial yang menghimpun lebih dari 3.000 foto wastra dengan peserta mayoritas anak muda.

“Peran anak muda untuk mengembangkan wastra sangat perlu, agar wastra sebagai warisan bangsa terus berlanjut dan menjadi kebanggan anak bangsa,” tutur Suzana.

Di tempat yang sama, Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Hanung Harimba mengatakan melalui sinergi bertemakan Wastra Lombok Sumbawa ini diharapkan mampu meningkatkan citra produk kerajinan hasil karya pengrajin di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sehingga Wastra Lombok Sumbawa dapat bersaing di pasar lokal maupun global.

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia UMKM Pengrajin di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing produk kerajinan unggulan daerah yang berbasis kearifan lokal dan dapat terus dikembangkan secara berkelanjutan,” ungkap Hanung. 

Sementara itu Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui sambutannya yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Lalu Gita Ariadi mengapresiasi sinergi yang dilakukan oleh Dekranas dengan Kemenkop UKM. Khususnya terkait dengan pengembangan UMKM Pengrajin Wastra yang kali ini dilaksanakan di Mandalika sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas sekaligus termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Dukungan dari berbagai Kementerian/Lembaga kepada Mandalika sebagai KEK juga diberikan oleh Kemenkop UKM, salah satunya melalui Bazaar UMKM Mandalika. Selain itu, dukungan juga diberikan oleh Dekranasda melalui pengembangan sentra-sentra di Kawasan Mandalika yang menjadi bentuk kepedulian terhadap kekayaan Wastra,” sambut Lalu.

Ketua Dekranada Provinsi Nusa Tenggara Barat Niken Zulkiflimansyah juga mengungkapkan dukungan serta apresiasinya pada sinergi ini. kegiatan yang memiliki tujuan untuk membantu pengrajin dalam mengelola usaha Wastra ini diharapkan dapat terus terjalin kedepannya.

“Budaya Wastra bukan hanya di Pulau Lombok tetapi juga di Sumbawa. Sehingga saya berharap kegiatan semacam ini dapat terus terjalin dan berkelanjutan agar seluruh daerah mendapat kesempatan yang sama terkait pengmbangan usaha mulai dari sisi produk hingga teknik pemasarannya,” pungkas Niken. (Jef)

Sinergi KemenkopUKM-Dekranas Kembangkan Ekosistem UMKM Berbasis Koperasi Modern di Likupang

Likupang:(Globalnews.id)– Upaya mendorong perekonomian Indonesia melalui pengembangan ekosistem Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah berbasis Koperasi modern terus dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM melalui sinerginya dengan Bidang Manajemen Usaha Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).

Menurut Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas Suzana Teten Masduki, Sinergi ini menjadi salah satu peran Dekranas dalam memberdayakan UMKM melalui pelatihan-pelatihan secara online dan offline, baik secara langsung ke UMKM maupun melalui wadah Koperasi.

“Pelaku UMKM kita masih banyak yang jalan sendiri-sendiri sehingga tidak memiliki posisi tawar dalam penguasaan pasar, akses permodalan, dan pemanfaatan teknologi. Seharusnya UMKM juga sudah menjadi anggota Koperasi untuk membangun kekuatan bisnis dan sejahtera bersama-sama,” ujar Suzana saat membuka acara Sinergi Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Bidang Manajemen Usaha Dekranas di Likupang, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Senin (18/10/2021).

Turut hadir dalam acara tersebut Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Jabatan Fungsional, Deputi Bidang Perkoperasian KemenkopUKM Nasrun Siagian, Bupati Minahasa Utara Joune Ganda, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulawesi Utara Ronald Sorongan, Kepala Dinas Tenaga Kerja Minahasa Utara Marthen Sumampouw, Ketua Dekranasda Provinsi Sulawesi Utara Rita Dondokambey, serta Ketua Dekranasda Kabupaten Minahasa Utara Rizya Ganda Davega.

Lebih lanjut Suzana juga mengatakan bahwa Dekranasda berperan dalam mendorong para pelaku UMKM untuk membentuk kelembagaan berbasis koperasi yang berfungsi sebagai aggregator agar para pelaku UMKM tidak lagi khawatir bila barang hasil produksi belum terjual sepenuhnya.

“Koperasi dan UMKM harus saling bergandengan tangan, bergotong royong, dan itulah ciri dan tradisi bangsa Indonesia,” imbuhnya.

Melalui kegiatan ini Dekranas juga ingin mendorong para pelaku UMKM untuk masuk pada ekosistem digital, mulai dari manajemen keuangan hingga teknik pemasaran yang memanfaatkan marketplace dan berbagai macam media sosial, sehingga UMKM mampu menjangkau akses pasar lebih luas di segala penjuru.

Di tempat yang sama, Asisten Deputi pengembangan Sumber Daya Manusia dan Jabatan Fungsional, Deputi Bidang Perkoperasian Nasrun Siagian menyampaikan sinergi ini diharapkan mampu mendorong UMKM khususnya wastra untuk masuk pasar global dan go digital.

“Melalui pelatihan-pelatihan seperti Koperasi Modern terkait dengan modernisasi bidang usaha dan keuangan berbasis digital, diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan keahlian pelaku UMKM dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran produk UMKM,” tutur Nasrun.

Sementara itu Bupati Minahasa Utara Joune Ganda menyambut baik Sinergi yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM  dengan Dekranas. Terlebih Likupang sebagai salah satu daerah destinasi wisata super prioritas nasional perlu diimbangi dengan kualitas UMKM yang baik di sekitarnya.

“Kegiatan ini menjadi satu keuntungan dan nilai tambah bagi pelaku usaha dan koperasi, terutama terkait dengan penguatan dan pemberdayaan digitalisasi KUKM, literasi keuangan serta akses pembiayaan pelaku usaha di Minahasa Utara khususnya Likupang,” ungkap Joune.

Ketua Dekranasda Provinsi Sulawesi Utara Rita Dondokambey juga mengungkapkan Dekranasda Provinsi Sulawesi Utara terus mendukung kinerja pemerintah dalam mengembangkan ekonomi sektor kerakyatan, khususnya dalam pengembangan bidang agrokompleks seperti pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan yang menjadi produk unggulan.

“Sinergitas dan Kolaborasi seperti ini diperlukan untuk peningkatan daya saing dan kreatifitas produk-produk unggulan di daerah. Sehingga momen ini dapat kita manfaatkan untuk menciptakan upaya yang terintegrasi dan sinkron antara Kemenkop UKM dengan Dekranas mulai dari pusat hingga daerah,” Pungkas Rita.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Cerita Wastra yang merupakan kerjasama antara Dekranas dengan Kemenkop UKM, Kemendikbud, swasta, dan komunitas yang bertujuan untuk memperkenalkan Wastra sebagai kain tradisional dan memberikan dampak positif bagi para pengrajin Wastra.(Jef)

Sinergi KemenKopUKM dan Dekranas Tingkatkan Kreativitas Wirausaha Produktif dan Ekosistem Wastra Nusantara Melalui Cerita Wastra

Magelang:(Globalnews.id)– Kementerian Koperasi dan UKM kembali bersinergi dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dalam meningkatkan kreativitas bagi para wirausaha produktif.

Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas Suzana Teten Masduki menyampaikan, sinergi ini merupakan wujud peran aktif Dekranas untuk mendorong tingkat entrepreneur di dalam negeri.

“Dekranas turut berperan dalam pengembangan Wastra yakni dengan mendorong para pelaku UMKM untuk membentuk kelembagaan koperasi yang berfungsi sebagai agregator, sehingga pelaku UMKM tidak lagi khawatir bila barang hasil produksi belum terjual sepenuhnya,” kata Suzana saat membuka secara resmi Sinergi Program Kementerian Koperasi dan UKM dengan Bidang Manajemen Usaha Dekranas di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (12/10/2021).

Turut hadir dalam acara tersebut Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah Ema Rachmawati, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, dan Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh.

Suzana menuturkan, selama satu tahun lebih, pandemi mendorong pelaku koperasi & UMKM untuk beradaptasi dan bertransformasi.

“Dekranas mendorong para pelaku UMKM nasional untuk memanfaatkan dunia digital dalam mempromosikan produknya karena digitalisasi sangat penting pada masa pandemi Covid-19 ini,” jelas Suzana.

Melalui kegiatan ini, Dekranas ingin mendorong akses pasar dengan membuka peluang untuk bekerja sama, menjadi influencer yang handal, serta membantu menjembatani para pelaku UMKM dan stakeholder lainnya dalam mempromosikan kerajinan nasional melalui platform digital.

Di tempat yang sama, Deputi Bidang Kewirausahaan Siti Azizah mengatakan sinergi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian pelaku UMKM khususnya di sektor wastra, dalam memanfaatkan teknologi digital terkait pemasaran produk UMKM.

“Diharapkan dengan adanya pelatihan dan pendampingan pada acara ini, para peserta mempunyai keahlian tentang wastra dengan kualitas dan desain motif yang bervariasi tetapi tetap mempertahankan identitas kearifan lokal serta menguasai manajemen pemasaran baik offline maupun online,” ujar Siti Azizah.

Selain itu sinergi ini juga diharapkan mampu mengembangkan produk-produk kreatif lokal unggulan, serta memberikan kontribusi pada pariwisata yang berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi, sehingga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif di Provinsi Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Magelang.

Sementara itu Bupati Magelang yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Asisten Daerah II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Iwan Sutiarso, menyampaikan bahwa perlu kearifan lokal untuk mengelola sumber daya baik alam atau manusia tanpa meninggalkan budaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara luas.

“Pembinaan potensi di daerah wisata khususnya para pengrajin sebagai pelaku utamanya mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasar yang semakin ketat,” imbuh Iwan.

Ketua Dekranasda Jawa Tengah Siti Atikoh juga berharap dengan adanya Borobudur sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas, yang didukung dengan pelatihan-pelatihan semacam ini, bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha di Jawa Tengah untuk berkolaborasi dan bersinergi agar naik kelas.

“Harapannya para pelaku usaha di sini tidak hanya jadi penonton, tetapi melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan ini bisa naik kelas dan siap dipasarkan secara global,” harap Siti Atikoh.

Adapun acara sinergi tersebut meliputi rangkaian kegiatan seperti seperti Sosialisasi KUR, Pelatihan Vocational untuk Usaha Mikro Sektor Pariwisata, Pelatihan E-commerce, Pelatihan Marketing, Coaching Clinic, Bimtek Kewirausahaan, Pelatihan Manajemen Ekspor, dan program strategis lainnya.(Jef)

KemenKopUKM dan Bank Indonesia Hadirkan Pusat Wastra Nusantara

JAKARTA:(GLOBALNEWS.ID- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Bank Indonesia (BI) bersinergi meluncurkan Pusat Wastra Nusantara (PWN) pada Jumat (30/7/2021) secara virtual. PWN merupakan etalase (showcase) wastra (kain nusantara) berkualitas yang berasal dari UMKM binaan 46 Kantor Perwakilan BI.

Peluncuran PWN adalah bentuk sinergi dan komitmen antara KemenKopUKM bersama BI dalam mendukung serta mengembangkan UMKM dan ekonomi kreatif di Indonesia. PWN hadir dalam platform daring melalui situs www.pusatwastranusantara.co.id, sementara showcase PWN secara fisik berlokasi di lantai dasar Gedung Smesco Indonesia, Jakarta.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan, PWN diharapkan mampu membantu mempersiapkan UKM masa depan, future SME yang berbasis kreativitas dan teknologi, termasuk Future Fashion yang salah satu pilar wastra nusantara. PWN hadir sebagai bentuk terobosan kolaborasi antar-Kementerian/Lembaga untuk mendorong implementasi kebijakan yang dapat dirasakan secara nyata terutama di tengah pandemi Covid-19.

“Semoga Pusat Wastra Nusantara ini dapat melahirkan banyak ide brilian, inovasi model bisnis terkait wastra nusantara, dan karya keren, yang tentunya relevan dengan generasi muda kita untuk juga mencintai kekayaan budaya asli nusantara. Secara khusus, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia yang telah mendukung penuh dan mensponsori pembangunan Pusat Wastra Nusantara di Gedung Smesco ini,” tegas Teten.

Deputi Gubernur BI, Doni P. Joewono, dalam kesempatan acara menyampaikan pengembangan PWN sebagai kanal pemasaran dan media promosi diharapkan dapat memberikan manfaat bagi UMKM, serta menjadi rujukan bagi pecinta wastra, sarana edukasi bagi masyarakat umum, dan sebagai media untuk memperluas kanal pemasaran produk UMKM. Dari sisi pembiayaan, berdasarkan data terakhir Juni 2021 untuk kredit UMKM telah menunjukan sinyal positif dengan pertumbuhan sebesar 2,35%, lebih tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. BI juga senantiasa berupaya untuk mendukung sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal bagi UMKM juga masyarakat melalui QR Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai standar sistem pembayaran QR Code di Indonesia. Hingga minggu ke-3 Juli 2021 terdapat 8,1 juta merchant yang terdaftar menggunakan QRIS dan 86% nya merupakan UMKM.

Direktur Utama Smesco Leonard Theosabrata menambahkan, hadirnya Pusat Wastra Nusantara di Smesco sudah sangat sejalan dengan agenda Smesco sebagai pusat layanan UKM. PWN memperkaya khasanah Smesco sebagai center of excellences, di mana Smesco saat ini memiliki program Sparc Campus untuk mepersiapkan generasi UKM masa depan menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 and beyond – dengan menerapkan standar baru dalam proses penciptaan produk dan karya inovatif khas Indonesia.

“Diharapkan Pusat Wastra Nusantara akan menjadi episentrum kebangkitan ekonomi bagi pelaku UMKM kain tradisonal dan pelibatan designer milenial yang akrab dengan dunia digital akan menghasilkan sasaran cakupan konsumen yang kita sasar akan lebih global,” ujar Leonard Theosabrata.

Melalui pembinaan yang dilakukan dari hulu hingga hilir, terintegrasi, dan bersinergi dengan stakeholders serta otoritas terkait, KemenKopUKM dan Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk mendorong pengembangan UMKM wastra yang kini telah mencapai 179 UMKM dari seluruh Indonesia untuk dapat menghasilkan produk bernilai tinggi dan mendorong akses pasar melalui berbagai pameran dan kegiatan seperti Karya Kreatif Indonesia dan juga PWN.(Jef)

Perluas Pasar Wastra Khas Labuan Bajo, Sinergi Dekranas-KemenkopUKM Gelar Pelatihan UMKM Wastra Go Digital

Labuan Bajo:(Globalnews.id)-Wastra dalam bahasa Sansekerta berarti kain merupakan salah satu kerajinan dan kebudayaan dari Labuan Bajo. Wastra Labuan Bajo lebih sering dikenal dengan nama Songke merupakan tenun yang indah berasal dari kapas asli, yang kemudian ditenun dengan menggunakan alat tradisional.

“Benang pada kain tenun ikat umumnya memiliki beragam warna dalam satu helai benang, tergantung dari proses pencelupan atau pewarnaannya,” kata Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas Suzana Teten Masduki, saat memberikan sambutan pada pelatihan ‘UMKM Wastra Go Digital’, hasil kolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM di Labuan Bajo, Kab. Manggarai Barat, Selasa (09/06/2021).

Pelatihan ini, imbuhnya, bertujuan mengembangkan para pelaku usaha khususnya pengembangan produk unggulan wastra khas Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Beragam motif pada kain tenun yang sarat akan makna ini lanjutnya, menjadikan kain tradisional tersebut semakin indah dan bernilai jual tinggi.

“Keindahan wastra khas Labuan Bajo, Songke dan wastra lainnya harus terus dilestarikan dan dikembangkan. Berbagai inovasi produk berbahan dasar kain tenun sudah banyak dikembangkan sehingga menambah nilai jual produk tersebut. Kain tenun tidak hanya dibuat sebatas untuk produk pakaian saja, namun bisa diolah menjadi produk lain seperti tas, sepatu, dan aksesoris lainnya,” harap Suzana.

Meski demikian, menurutnya, kendala masih sering dihadapi oleh pengrajin kain tenun, salah satunya akses pasar wastra yang tidak mudah, ditambah dengan situasi pandemi yang masih melanda.

“Oleh karena itu, digitalisasi pemasaran bisa menjadi strategi jitu untuk memperluas akses pasar kain tenun yang salah satunya dengan terhubung ke marketplace atau e-commerce,” tutur Suzana.

Sementara itu Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi dalam sambutannya mengatakan, masyarakat Manggarai Barat ingin menjadi pelaku di semua sektor, sehingga tidak hanya sektor pariwisata yang premium, tapi pola pikir dan pola usaha serta yang lain juga premium.

“Dengan kegiatan KemenkopUKM ini, kami berharap para pelaku UKM di sini bisa berdaya saing dengan para pelaku usaha dari manapun di kabupaten ini,” ujar Edi.

Kegiatan seperti ini diharapkan, tidak berhenti sampai di sini. Ia berharap semua pihak untuk terus mendorong dan mendukung kegiatan-kegiatan semacam ini terus diadakan.

Di tempat yang sama, Ketua Dekranasda Trince Yuni Endi meminta, para pengrajin lokal untuk terus berinovasi meningkatkan hasil tenun dan berkreasi untuk memberi sentuhan baru yang mengikuti perkembangan jaman. “Sebagai Ketua Dekranasda Manggarai Barat mengucapkan terima kasih karena Labuhan Bajo dipilih sebagai tempat pelatihan ‘UMKM Wastra Go Digital’, semoga memberikan dampak baik bagi penenun kami dalam memasarkan produksi,”  harap Trince.

Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Mikro Eddy Satriya mengatakan Sinergi ini merupakan kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat dan merupakan wujud upaya Kedeputian dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan UMKM, masyarakat dan generasi milenial menggali potensi.

Pelatihan-pelatihan yang diberikan pada kesempatan ini antara lain pelatihan usaha mikro, pelatihan literasi keuangan dan pembiayaan, sosialisasi pembentukan koperasi dan lain-lain.(Jef)

Cerita Wastra Gelar Kompetisi Foto Daring Kebaya dan Kain Tradisional

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menggelar program Cerita Wastra Tingkat Provinsi. Program ini telah diluncurkan secara daring dengan dihadiri oleh Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas Suzana Teten Masduki, dan Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata.

Cerita Wastra merupakan kegiatan dalam rangka memperkenalkan wastra (kain tradisional) yang sarat akan makna budaya nusantara, dalam bentuk kompetisi foto daring kebaya dan kain tradisional. Program ini juga melibatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, swasta, komunitas seni-budaya lainnya.

“Cerita Wastra tidak berhenti di kompetisi foto di sosial media saja, Cerita Wastra bekerja sama dengan Kemendikbud menghasilkan video dokumenter mengenai pengrajin Wastra Indonesia hingga busana nasional, pembuatan film dokumenter pengrajin Wastra khusus di destinasi pariwisata super prioritas,” kata Suzana Teten Masduki dalam jumpa pers daring, Jumat (19/3/2021).

Suzana mengajak elemen pemerintah daerah dan Dekranasda dari seluruh provinsi untuk bergerak bersama dalam program Cerita Wastra 2021 dengan harapan dapat memberi dampak positif bagi pengrajin Wastra tradisional dan berpartisipasi dalam upaya melestarikan budaya nusantara.

“Cerita Wastra 2021 kami hadirkan dengan semangat yang sama mempopulerkan Wastra Indonesia menjadi bagian dari busana keseharian untuk semua umur dan kalangan. Harapannya dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat cerita tentang Wastra budaya lokal yang dimiliki masing-masing daerah,” katanya.

Suzana mengatakan Cerita Wastra bermula dari kompetisi foto di sosial media yang mengedepankan pendekatan kontemporer untuk kalangan anak muda mengenai Wastra Indonesia dengan tema Aku dan Kain. Cerita Wastra mengajak masyarakat Indonesia untuk berfoto dengan menceritakan kisah di balik Wastra Indonesia serta pengrajin yang menghasilkan Wastra tersebut.

“Kami laporkan kegiatan ini sudah diikuti kurang lebih dari 1600 peserta di dari seluruh Indonesia. Kami hadirkan untuk mempopulerkan, menghadirkan kebanggaan kita bersama untuk menggunakan dan mengeksplorasi Wastra tradisional Indonesia. Siapa pun bisa bergabung, justru ini menjadi daya tarik tersendiri ketika melihat banyak ibu-ibu rumah tangga, anak-anak muda hadiri menuturkan kisah tentang Wastra oleh mereka,” ucap Suzana.

Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata menjelaskan bahwa Cerita Wastra adalah program 360 yang inklusif kolaboratif antara KemenkopUKM dan satkernya, Kemendikbud, swasta dan komunitas, dengan narasi kebudayaan dan kearifan lokal.

Tujuan digelarnya Cerita Wastra antara lain; Mempopulerkan kembali Wastra menjadi bagian dari busana keseharian khususnya untuk generasi muda, Meningkatkan kesadaran dan kecintaan mengenai Wastra masing-masing daerah, Mempromosikan UMKM pengrajin Wastra, serta produk lokal kepada publik, maupun Merayakan keberagaman Indonesia melalui Wastra.

“Kita ingin mengangkat salah satu kekayaan Indonesia yang lebih spesifik dalam hal ini adalah Wastra dan budayanya, serta menghadirkan platform Wastra yang sudah dimulai beberapa bulan yang lalu,” kata Leo.(Jef)