Arsip Tag: Ciptakan Wirausaha Unggul

50 Wirausaha Terpilih “Entrepreneur Development 2023” Siap Berkolaborasi Dengan Mitra Strategis

Jakarta:(Globslnews.id)- Program Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) yaitu Entrepreneur Development 2023 kini telah memasuki tahapan networking day yang mempertemukan 50 wirausaha terpilih dengan para mitra strategis yang terdiri dari 10 kementerian atau lembaga (K/L) dan 50 stakeholder.

“Melalui kegiatan ini diharapkan tercipta peluang kerja sama antara para mitra strategis terkait pembiayaan, legalitas, digital marketing, perluasan pasar, dan pengembangan produk dalam rangka keberlanjutan usaha sesuai dengan kebutuhan wirausaha,” ungkap Deputi Bidang Kewirausahaan, KemenKopUKM, Siti Azizah dalam rilisnya di Jakarta, Minggu (05/11).

Menurutnya, KemenKopUKM telah melakukan evolusi program yang awalnya berupa ajang bertukar pengalaman menjadi ajang pencapaian target jangka pendek untuk scale up usaha.

Peserta Networking Day telah melalui serangkaian program yang diawali sejak Februari 2023 dengan peserta awal 2.300 wirausaha.

Tujuan dari penyelenggaraan Networking Day adalah menghubungkan wirausaha dengan mitra strategis sesuai dengan kebutuhan keberlanjutan usaha dan menciptakan multiplier effect yang lebih besar untuk lingkungan dan sosial dengan sasaran untuk menumbuhkembangan wirausaha inovatif, kreatif, berbasis teknologi, berkelanjutan dan menciptakan lapangan pekerjaan, juga meningkatkan rasio kewirausahaan nasional.

Dari networking day tersebut berhasil terjalin inisiasi keberlanjutan wirausaha dengan beberapa mitra strategis yang terlibat, antara lain aspek pembiayaan dengan Bank Nano Syariah (Sinarmas Group), Bank BJB, Alami Group, Bizhare, dan Aspire; aspek legalitas dengan KontrakHukum; dan aspek digital marketing dengan Boleh Dicoba Digital.

Kemudian aspek perluasan pasar dengan Pendopo – Kawan Lama, Evermos, Universitas Parahyangan, Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), Telkomsel Corporate Accelerator (TINC), dan Business & Export Development Organization (BEDO); Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Pepito Supermarket, Artisan Brand Management AMATI Indonesia, PT Iam Jaya Perkasa, Kumpul, dan Andalin.

Lalu aspek pengembangan produk dengan Asosiasi Alih Teknologi dan Pengembangan Bisnis Indonesia (ALTEK), Kementerian Pertanian, Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), Koalisi Ekonomi Membumi, dan Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia Jakarta.

“Sebanyak 50 wirausaha terpilih Networking Day memiliki keunggulan sebagai wirausaha inovatif di sektor agrobisnis, jasa dan teknologi, serta kriya. Mereka melakukan showcase dan presentasi bisnis untuk kemudian mengikuti seleksi sehingga terpilih 30 wirausaha terbaik untuk mengikuti kegiatan Appreciation Day yang akan dilaksanakan pada bulan November 2023,” ucap Siti Azizah.(Jef)

MenKopUKM: IDM 2023 Tawarkan Berbagai Kemudahan untuk Jadi Wirausaha

Jakarta:(Globalnews.id)– Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan ajang Indonesia Digital MeetUp 2023 (IDM) 2023 yang secara khusus mengusung tema Festival Wirausaha Muda menawarkan berbagai kemudahan untuk menjadi wirausaha.

“Jadi kalau kita masuk ke sini, untuk memulai bisnis sepertinya cukup punya ide bisnis saja. Seluruh ekosistem yang ada di acara ini bisa membantu kita untuk memulai bisnis,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam acara IDM 2023, Festival Wirausaha Muda di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis (5/10).

MenKopUKM menjelaskan, saat ini sudah banyak berkembang aplikasi digital yang bisa membantu masyarakat dalam memulai berbisnis.

“Banyak sekali aplikasi digital yang bisa membantu memudahkan orang memulai bisnis, dari mulai menyediakan perusahaan maklon, jasa pengiriman, hingga perluasan akses pasar yang jangkauannya luas. Sudah banyak enabler yang bisa membantu produksi, pembiayaan, dan kemudahan lainnya, itulah kenapa kita buat program wirausaha mudah,” ujar Menteri Teten.

Menteri Teten menambahkan, UMKM perlu berevolusi agar tidak sekadar tumbuh dan berkembang.

“Evolusi UMKM dimaksudkan agar UMKM bukan sekadar usahanya berkembang. Produk yang diciptakan harus berdaya saing, melahirkan entrepreneur baru dari kalangan anak muda, yang aware dengan teknologi, bisnis model inovatif, relevan, dan tidak menjadi kompetitor bagi pedagang yang ada. Jangan investasi baru hanya memodernisasi model lama ke model baru,” jelas Menteri Teten.

Untuk itu, kata MenKopUKM, pemerintah saat ini berupaya melakukan transformasi digital yang juga mampu memperkuat bisnis tak hanya kuat di sektor hilir, tetapi juga di hulu.

“Di hilir sudah terlalu banyak, digitalisasi jangan kemudian diturunkan artinya hanya bagaimana berjualan di online saja. Bukan lagi bicara apa itu seller, afiliator, bukan itu,” katanya.

MenKopUKM menyebutkan, aplikasi unicorn e-Fishery misalnya, mereka sukses memperbesar bisnis pertambakan ikan dengan menggunakan AI sehingga menghasilkan produk yang sangat besar, bahkan bisa menyuplai pasar di dalam negeri hingga ekspor.

“Jika sudah teragregasi, memudahkan pembiayaan dan buyer untuk masuk,” katanya.

Senada, Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LLP-KUMKM) atau Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, IDM23 diselenggarakan di Gedung Smesco Indonesia pada 5-6 Oktober 2023. IDM menjadi satu-satunya event di Indonesia yang menawarkan berbagai solusi digital bagi UKM yang ingin scaling-up bisnisnya.

“Rangkaian Exhibition Day di IDM 23 akan menjadi tempat showcasing ekosistem kemudahan berwirausaha untuk mendukung target pencapaian rasio 4 persen jumlah wirausahawan pada 2024, sekaligus menuju Indonesia Emas Tahun 2045,” ucapnya.

Terdapat 80 booth/tenant perusahaan yang menawarkan beragam jenis kemudahan yang akan didapat oleh pengunjung. Terdiri dari Kemudahan Perizinan (Zona 1) yang berisikan Pusat Layanan UKM Smesco (kemudahan badan usaha, BPOM, Halal, Haki Merek, dan lain-lain).

Kemudahan Produksi (Zona 2), berisi perusahaan makloon seperti kosmetik, perawatan kulit, minuman kecantikan, minuman kesehatan, herbal, makanan dan minuman, pakaian, sepatu, dan lain-lain. Di dalamnya termasuk perusahaan kemasan, label, dan desain kemasan.

Kemudian Kemudahan Logistik (Zona 3), berisi aggregator logistik, perusahaan ekspedisi, transportasi, warehousing.

Kemudahan marketing (Zona 4) berisikan marketing agency, live streaming agency, SEO company, programmatic ads, kelas online, dan lainnya.

Kemudahan Enabler-Platform SAAS (Zona 5) berisikan perusahaan hosting/domain, CRM platform, ticketing platform, checkout platform. Kemudahan pembiayaan (Zona 6), berisikan perbankan, koperasi, dan digital bank.(Jef)

KemenkopUKM Terus Tumbuhkan Wirausaha By Design Melalui Ekosistem Kewirausahaan

Surakarta:(Globalnews.id) – Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) Siti Azizah menekankan pentingnya untuk terus menumbuhkan wirausaha by design melalui ekosistem kewirausahaan melalui
program Entrepreneur Hub untuk mencapai dua tujuan utama.

Pertama, terfasilitasinya 200 pelaku usaha di Solo untuk bertransformasi menjadi wirausaha by desain dengan bisnisnya yang bertumbuh melalui beragam kegiatan seperti workshop, mentoring, match making, dan sebagainya. Kedua, terbangunnya sebuah ekosistem kewirausahaan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya wirausaha di Solo.

“Program Entrepreneur Hub yang diinisiasi KemenkopUKM disambut dengan baik oleh seluruh pihak terkait. Hal ini terbukti dari banyaknya pemerintah daerah yang mengintegrasikan program pengembangan kewirausahaannya ke dalam Entrepreneur Hub,” kata Azizah pada acara Entrepeneur Hub 2023, yang merupakan rangkaian acara hari UMKM nasional di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (9/8).

Azizah menambahkan dalam menyukseskan program Entrepreneur Hub, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak terkait, baik dari kalangan BUMN, swasta, maupun komunitas wirausaha yang secara voluntary juga mengintegrasikan diri sebagai kolaborator program.

Untuk itu pihaknya melibatkan banyak elemen, mulai dari unsur pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, perbankan, entitas swasta, serta komunitas wirausaha.

“Ke depan, saya berharap akan semakin banyak pihak yang akan bergabung sebagai kolaborator. Pasalnya, pengembangan kewirausahaan nasional tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah semata,” kata Azizah.

Oleh karena itu, kata Azizah, pihaknya mendesain Entrepreneur Hub sebagai program kolaboratif yang mengintegrasikan seluruh sumberdaya para pihak ke dalam satu gerak langkah yang terpadu dan konvergen pada satu visi bersama.

“Tujuannya, untuk terwujudnya wirausaha mapan dengan usaha yang innovatif dan berkelanjutan di tanah air,” kata Azizah.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Walikota Surakarta Teguh Prakosa menyatakan bahwa ide kreatif dan inovatif dari para wirausaha muda dapat menciptakan ekosistem kewirausahaan yang mandiri.

“Ekosistem itu dibangun oleh semangat kewirausahaan yang sama, dan tidak bisa berjalan sendiri. Kalau itu bisa tercipta, dengan bonus demografi yang kita miliki, maka Indonesia Emas di tahun 2045 dapat tercapai. Bahkan, Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi ketiga dunia,” kata Teguh.

Terkait pangsa pasar, Teguh menegaskan tidak harus ekspor, melainkan pasar domestik yang juga terbilang sangat besar. “Artinya, untuk menguasai pasar dalam negeri, sektor hulu hingga hilir harus sudah selesai di dalam negeri,” kata Teguh.

Teguh mencontohkan produk jamur, jangan ekspor jamur, tapi jamur yang sudah diolah menjadi makanan dengan aneka rasa, dengan kemasan yang bagus dan menarik.

“Kita, khususnya kalangan muda, harus berpikir kreatif dan inovatif untuk membangun ekosistem kewirausahaan,” ujar Wakil Walikota Solo.(Jef)

KemenkopUKM Tingkatkan Akses Pembiayaan Berbasis Ekosistem Klaster Wirausaha Melalui EFF 2023

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) kembali menyelenggarakan Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) tahun 2023 yang akan fokus pada pengembangan ekosistem kewirausahaan dengan meningkatkan akses pembiayaan berbasis ekosistem klaster wirausaha.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan, melalui EFF 2023 KemenKopUKM akan memperkuat akselerasi wirausaha dan start-up dalam mendapatkan akses pembiayaan dan permodalan.

“Kami memiliki beberapa inovasi dari tahun sebelumnya, dengan berkerja sama empat Corporate Akselerator (CA) yang berpengalaman dan memiliki latar belakang sebagai akselerator untuk para wirausaha dan start-up,” ucap Deputi Bidang Kewirausahaan Siti Azizah, pada acara EFF 2023 dengan tema Acceleration Day: Akselerasi Percepatan Pembiayaan Wirausaha, di Jakarta, Senin (17/7).

Upaya ini kata Azizah, diharapkan dapat mengakselerasi lebih cepat lagi akses pembiayaan dan permodalan bagi para wirausaha.

Sementara keempat CA tersebut adalah LBS Urun Dana, Arqam, Siger Hub, dan MBN Consulting. Detailnya, program akselerasi wirausaha dari LBS Urun Dana melalui unit bisnis bisnismaaliyyah dan advicee ini merupakan upaya untuk meningkatkan kelayakan bisnis wirausaha.

Tujuannya, agar dapat diminati investor crowd-funding dalam bentuk pendanaan sukuk maupun saham, dengan tahapan akselerasi berupa open call, webinar, bootcamp, mentoring, dan listing pendanaan dalam platform.

Kemudian, Arqam merupakan lembaga akselerator dari Hijra Group yang mendukung UMKM Indonesia melalui pembinaan, pelatihan keterampilan bisnis yang sistematis, dan berbagai dukungan dan bimbingan lainnya bagi UMKM terpilih.

Sedangkan Siger Innovation Hub adalah lembaga inkubator berbasis koperasi pertama di Indonesia, yang berkantor pusat di Lampung. Siger Hub menginkubasi start-up, koperasi, dan UMKM yang menjadi wadah pengembangan bisnis.

CA berikutnya, MBN Academy, merupakan suatu program yang dirilis untuk membantu para pelaku UMKM dalam tahapan naik kelas bisnis dengan tujuan dapat melakukan ekspansi bisnis lebih meluas lagi serta berkesinambungan.

Program MBN ini memiliki visi untuk menaikkan kelas UMKM melalui digitalisasi bisnis. Sehingga, mempermudah transisi UMKM dalam proses pengembangan usaha.

“Inovasi lainnya, dalam percepatan pertumbuhan rasio kewirausahaan nasional, EFF 2023 difokuskan kepada ekosistem klaster wirausaha yang saling terintegrasi dalam supply chain dan telah memiliki offtaker sebagai konsolidator ekosistem klaster wirausaha,” kata Azizah.

Azizah menjelaskan, proses scouting ekosistem klaster wirausaha EFF 2023, telah dimulai sejak Januari 2023 dengan pendekatan 2 metode. Pertama, fasilitasi dengan pola jemput bola langsung kepada wirausaha atau start-up yang potensial. Metode kedua, open call (walk in) untuk menjaring ekosistem klaster wirausaha baru.

Dari proses scouting terjaring kurang lebih 22 ekosistem klaster wirausaha potensial. Keberhasilan dari kegiatan ini mencakup proses fase scouting, fase akselerasi, dan sampai kepada fase deals (penyerahan pembiayaan dan permodalan).

Azizah berharap ini akan menjadi momentum semakin banyaknya wirausaha potensial yang terintegrasi ke dalam ekosistem klaster yang meningkat kapasitas bisnisnya melalui peningkatan akses pembiayaan dari lembaga perbankan atau non-bank.

Lebih dari itu, Azizah pun berkomitmen melakukan akselerasi dengan bank penyalur KUR untuk mendanai ekosistem klaster mitra binaan.

“Pembiayaan KUR klaster, akan menjadi insentif lebih untuk para pelaku start-up dan wirausaha pemula dalam mengembangkan ekosistemnya. Dengan tingkat suku bunga yang rendah sebesar 6 persen, diharapkan terjadi peningkatan kapasitas bisnis dari para pelaku usaha,” kata Azizah.

Sedangkan untuk equity fund, Azizah tidak membatasi jenis usahanya. Namun, Azizah berharap akan tetap terjadi kesepakatan dalam penyertaan saham yang bertujuan untuk akselerasi pelaku usaha itu sendiri.

“Dimana kita ketahui, rata-rata pelaku usaha di start-up atau wirausaha belum memiliki aset yang cukup untuk menjadi agunan dalam pengajuan pendanaan ke perbankan,” kata Azizah.(Jef)

Agripreneur Dorong Berkembangnya Hilirisasi Pertanian Sekaligus Ciptakan Wirausaha Unggul

Bogor:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menegaskan Indonesia memiliki keunggulan dari sektor pertanian dan keunggulan ini perlu dikembangkan lebih lanjut, salah satunya melalui penciptaan wirausaha berbasis agrikultur yang diberi nama agripreneur yang berpotensi mendorong berkembangnya hilirisasi pertanian sekaligus menciptakan wirausaha unggulan.

“Kita bisa menciptakan lapangan kerja berkualitas dengan menghadirkan entrepreneur baru dengan produk berbasis riset. Selain membangun infrastruktur, modernisasi birokrasi, SDM, pembangunan demokrasi, dan paling penting Indonesia perlu menyiapkan entrepreneur,” ucap MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Entrepreneur Hub Dialog Interaktif MenKopUKM bersama Agripreneur di Bogor, Jawa Barat, Senin (10/7).

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PDB pada triwulan I 2023 sebesar 11,8 persen, dengan tren pertumbuhan yang positif sebesar 4,73 persen per kuartal.

Selain itu, Global Food Security Index (GFSI) mencatat bahwa indeks ketahanan pangan Indonesia tahun 2022 berada di peringkat 69 dari 113 negara dengan mengalami peningkatan di level 60,2 atau naik 1,69 persen dibandingkan tahun 2021.

Lebih lanjut, Menteri Teten menambahkan bahwa saat ini pihaknya membidik persentase entrepreneur sebanyak 3,47 persen. Menurutnya untuk menjadi negara maju, persentase wirausaha sebuah negara minimal harus mencapai 4 persen.

Dalam hal ini, menurutnya Indonesia harus berhasil mencetak 1 juta wirausaha agar dapat mencapai persentase yang ditargetkan.

“Kita harus memikirkan bagaimana caranya mencetak 4 persen entrepreneur baru ini karena kita membutuhkan sekitar 1 juta lagi entrepreneur baru. Maka kita ingin menggandeng kampus sebagai pabrik entrepreneur salah satunya IPB. Supaya pebisnis baru memulai dengan inovasi produk yang berbasis riset dan teknologi,” kata Menteri Teten.

Salah satunya langkah nyata yang dapat dikembangkan terkait agripreneur yaitu bersama dengan IPB University. Kolaborasi ini difokuskan pada pentingnya inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan dalam memajukan industri agribisnis serta mendukung perkembangan agripreneur.

Melalui kolaborasi bersama dengan IPB melalui STP-IPB diharapkan dapat tercipta langkah-langkah untuk menjawab berbagai tantangan terkait ketahanan pangan, penciptaan nilai tambah melalui pengembangan produk olahan baru. Pengemasan yang menarik, dan pemasaran yang cerdas berbasis teknologi. Misalnya menjadi produk perawatan kulit, produk kesehatan, dan minyak atsiri.

Para peserta yang tergabung dalam Entrepreneur Hub Agripreneur diharapkan dapat terus mengembangkan diri dan mendapatkan pendampingan pengembangan usaha dari IPB melalui STP-IPB. Sehingga dalam beberapa waktu ke depan, para agripreneur tersebut usahanya dapat naik kelas.

Di tempat yang sama, Wakil Walikota Bogor Dedie A. Rachim menambahkan, Bogor tercatat memiliki 76 ribu UMKM. Namun, yang terdaftar secara resmi untuk mengurus perizinan baru mencapai sekitar 1.000 UMKM.

Menurutnya, saat ini dibutuhkan wirausaha yang terdaftar secara resmi guna ikut meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bogor. Dia berharap acara ini bisa menjadi jawaban untuk mengatasi persoalan tersebut.

“Semoga acara ini akan semakin meningkatkan pertumbuhan wirausaha di Bogor,” ujar Dedie.

Sementara itu, Rektor IPB University Arif Satria mengatakan bahwa sebanyak 43 persen mahasiswa baru di IPB berminat untuk menjadi wirausaha. Untuk mewujudkan mimpi para mahasiswa ini, pihaknya menyiapkan berbagai program agar IPB dapat menjadi inkubator yang mampu melahirkan wirausaha baru di Indonesia.

“Kita akan bina para mahasiswa ini melalui berbagai program yang kami kembangkan. Salah satunya Science Techno Park ini yang kami gunakan untuk mengembangkan teknologi, tempat untuk riset, start up center, dan lainnya,” ucap Arif.(Jef)