Arsip Tag: Deputi bidang kewirausahaan siti Azizah

KemenKopUKM Rilis Kriteria Lembaga Inkubator Untuk Tingkatkan Kewirausahaan

Jakarta:(Globalnews.id)- Target Rasio Kewirausahaan Indonesia pada tahun 2021 sebesar 3,55% dan pada tahun 2024 sebesar 3,95 %. Ini setara dengan 11,2 juta orang atau 17,45% dari seluruh pelaku UMKM.

Selain itu, dalam rangka mendukung penumbuhan wirausaha produktif, telah ditargetkan pertumbuhan wirausaha sebesar 2,5% di tahun 2021 dan 4% pada 2024, serta penumbuhan 50 startup pada 2021 dan 500 startup di 2024.

Hal itu dipaparkan Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (6/12).

“Salah satu strategi KemenKopUKM adalah menyelenggarakan program inkubasi sebagai model pengembangan kewirausahaan di Indonesia,” tandas Azizah.

Menurut Azizah, penumbuhan wirausaha melalui model inkubasi, merupakan amanah UU Cipta Kerja Klaster UMKM BAB V Pasal 99, 100 dan 101 serta PP Nomor 7/2021 BAB VII Pasal 132 tentang penyelenggaraan inkubasi.

Untuk itu, lanjut Azizah, pihaknya merilis beberapa kriteria yang harus dipenuhi lembaga inkubator. Diantaranya, ada SK Pendirian yang ditandatangani Rektor/Direktur bila berasal dari Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta.
“SK Pendirian bagi Inkubator Bisnis berasal dari Kepala/Ketua Lembaga, bila berasal dari Kementerian/Lembaga,” kata Azizah.

Kemudian juga ada Akte Notaris Lembaga Pendiri Inkubator untuk inkubator yang berasal dari koperasi yang setidaknya di dalam menyebutkan klausul pendidikan,pelatihan, bimbingan dan konsultasi;

“Adanya surat legitimasi terkait ruangan yang diperuntukan bagi Inkubator Bisnis,” ujar Azizah.

Selain itu, harus memiliki ruang usaha tenant inwall, ruang pelatihan, ruang rapat dan ruangan workshop bagi tenant, mempunyai Standard Operating Procedure (SOP) dalam menjalankan proses inkubasi.

“Contoh, SOP Penerimaan dan Penyeleksian Calon Tenant, SOP Kelulusan tenan, SOP Pemantauan Tenant Pasca Inkubasi, dan sebagainya,” jelas Azizah.

Kriterian lainnya, wajib membuat program kerja jangka pendek dan menengah dalam menjalankan organisasi inkubator, wajib mempunyai tenaga pendamping/tenaga mentoring yang memiliki keahlian yang berkaitan dengan proses inkubasi secara intensif, wajib membuat Log Book (Coaching Log) sebagai buku catatan mentoring selama pendampingan tenant, hingga wajib mempunyai Akses Pemodalan Bisnis (Fund Raising).

Tak hanya itu, lanjut Azizah, harus ada fasilitasi untuk akses ke lembaga perbankan dan non bank. Harus ada fasilitasi untuk akses ke lembaga pemerintahan, hingga fasilitasi akses pendanaan ke investor.

“Yang tak kalah penting adalah menyediakan jejaring bagi kepentingan tenant dengan lembaga keuangan atau lembaga pendanaan lainnya, industri atau angle investor, temu bisnis reguler; Business matching, dan sebagainya,” pungkas Azizah. (Jef)

Sinergi KemenKopUKM dan Perguruan Tinggi Ciptakan Enterpreneurship Melalui Inkubasi

Jakarta:(Globalnews.id)- Dalam implementasi pelaksanaan inkubasi serta pengenalan kewirausahaan sejak dini, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), berkolaborasi dan bersinergi dengan dunia pendidikan seperti perguruan tinggi. Utamanya, untuk menjaring dan menumbuhkan minat dan bakat entrepreneurship di kalangan mahasiswa dan anak muda.

Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah, dalam konferensi pers secara daring terkait Wirausaha Muda Produktif, di Jakarta, Jumat (3/12).

Menurut Azizah, itu juga sejalan dengan semangat dalam mengimplementasikan produk akademik, seperti hasil riset terkait product development sebagai bagian dari hasil pembelajaran mahasiswa di dunia akademik ke dalam ekosistem usaha dan bisnis yang sustainable.
Lebih dari itu, KemenKopUKM juga bersinergi dengan inkubator (existing) dalam lingkup perguruan tinggi. Diharapkan dapat mendorong pengembangan lembaga inkubator secara merata di setiap perguruan tinggi.

“Sehingga, tujuan dalam penciptaan wirausaha muda, produktif, inovatif dan mampu menyerap tenaga kerja, dapat tercapai,” imbuh Azizah.

Tahun 2021 ini, lanjut Azizah, kegiatan inkubasi dilakukan bersinergi dengan 7 lembaga inkubator, 25 inkubator pada perguruan tinggi dan 3 badan usaha.

“Dari sinergi tersebut, telah dilaksanakan fasilitasi inkubasi dan pendampingan pada 1290 wirausaha dan minimal menghasilkan 50 startup unggulan,” papar Azizah.

Sementara untuk memperkuat inisiatif yang telah dilakukan dan akan dilakukan, Kementerian Koperasi dan UKM telah menyusun Rancangan Peraturan Presiden tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional.

“Perpres ini dirancang dengan semangat perbaikan kualitas pertumbuhan ekonomi, iklim usaha yang baik, perluasan kesempatan kerja dan peningkatan daya saing,” ucap Azizah.

Sehingga, perlu didorong percepatan penumbuh-kembangan wirausaha yang inovatif dan berkelanjutan.

Selain itu, Rperpres ini juga disusun dalam rangka mensinergikan dan memperkuat koordinasi program lintas sektor antara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah sehingga dapat menjadi kebijakan tunggal yang menjadi pedoman bersama;
“Dalam lampiran Rperpres juga terdapat wirausaha tematik. Yaitu, kewirausahaan memiliki karakteristik yang beragam sesuai dengan motif, karakteristik pelaku, skala usaha dan bidang usahanya yang terdiri dari wirausaha sosial, wirausaha teknologi, wirausaha pemuda, hingga wirausaha perempuan serta tak terkecuali wirausaha desa dengan kelompok sasaran masyarakat umum, calon wirausaha, wirausaha pemula dan wirausaha mapan,” pungkas Azizah. (Jef)

KemenkopUKM Bakal Revitalisasi PLUT Gianyar Menjadi Level Premium di Tahun 2022

Gianyar:(Globalnews.id)- Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM Kabupaten Gianyar, Bali, yang dibangun pada 2014, bakal dikembangkan melalui penambahan segala sarana dan prasarana yang ada di sana.

Berdasarkan hasil evaluasi Kementerian Koperasi dan UKM, Bappenas, serta Kementerian Keuangan, PLUT Gianyar mendapat DAK Fisik Penugasan Tematik Destinasi Prioritas Pariwisata dan Sentra IKM Bidang UMKM sebesar Rp3.9 miliar yang dialokasikan untuk Revitalisasi Gedung PLUT dan Fasilitasi Sarana Prasarana.
Selain itu, untuk menunjang peningkatan daya saing koperasi, UMK dan wirausaha, KemenkopUKM Tahun 2022 akan mengalokasikan DAK Non Fisik Peningkatan Kapasitas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil (PK2UMK) berupa pelatihan bagi koperasi, UMK dan wirausaha sebesar Rp404,2 juta.

“Pengalokasian ini bertujuan untuk mewujudkan PLUT KUMKM Gianyar menjadi PLUT Premium,” ungkap Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah, pada acara Temu Konsultasi Penguatan Peran dan Fungsi PLUT KUKM Sebagai Pusat Konsultasi dan Pendampingan Koperasi, UMK, dan Wirausaha, di Kabupaten Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu.

Dengan begitu, lanjut Azizah, PLUT Gianyar dapat memberikan 9 layanan, seperti tempat layanan konsultasi bisnis dan pendampingan usaha dari para konsultan/pendamping, ruang kerja bersama/coworking space, sarana pelatihan teknis dan manajerial bagi para calon wirausaha sesuai bidangnya, serta promosi dan pemasaran produk melalui galeri dan digital.

Layanan lainnya adalah sebagai tempat inkubasi bisnis bagi pelaku koperasi, UMK dan wirausaha untuk naik kelas, penyediaan fasilitas lainnya yang mendukung penumbuhkembangan kewirausahaan, pendaftaran usaha pada sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik, hingga kurasi pelaku dan produk UMKM dan Wirausaha.

“Termasuk layanan meningkatkan sinergi dengan K/L, OPD, perguruan tinggi, asosiasi dan pemangku kepentingan lainnya dalam rangka pendampingan dan peningkatan kemitraan usaha,” papar Azizah.

Oleh karena itu, Azizah berharap  Pemkab Gianyar bersama seluruh stakeholder terkait, ke depannya dapat memenuhi arah kebijakan dan target yang dibebankan. Hal lainnya adalah perhatian pemerintah daerah dalam pemberdayaan dan pengembangan koperasi, UMKM, dan wirausaha, meningkat dari tahun sebelumnya.

“Baik dari segi kebijakan maupun alokasi melalui APBD termasuk operasional PLUT KUMKM sebagaimana telah dinyatakan Bupati Gianyar dan Ketua DPRD Kab. Gianyar berupa surat pernyataan sebagai salah satu persyaratan pengusulan DAK Fisik dimaksud,” ungkap Azizah.

Bagi Azizah, pencapaian PLUT KUMKM sebagai PLUT Premium, tidak hanya sekadar gedung yang layak dan sehat bagi koperasi dan UMKM yang didukung sarana dan prasaran yang lengkap. Tetapi juga, harus premium dalam banyak hal.

Diantaranya, kelembagaan minimal berbentuk Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD), pengelola dan Konsultan Pendamping memiliki kompetensi sesuai bidangnya, serta memiliki cantolan/tautan dalam RPJMD dan Renstra.

Termasuk penganggaran untuk operasional PLUT KUMKM yang mencakup pengeluaran rutin kantor, honorarium konsultan di atas UMK, kegiatan teknis bagi koperasi dan UMKM berupa sosialisasi, bimbingan teknis, magang dan pelatihan termasuk berbasis kompetensi.

“Juga, dapat memenuhi target yang telah ditetapkan, baik berupa capaian output, immediate outcome atau target antara, dan outcome,” tandas Azizah.

Azizah berharap dengan revitalisasi PLUT KUKM, pendampingan yang dilakukan dapat mempercepat tumbuhnya koperasi dan UMKM tangguh dari Kabupaten Gianyar.

“Itu selaras dengan harapan Menteri Koperasi dan UKM dalam menciptakan wirausaha mandiri, berbasis teknologi dan berkelanjutan dalam pemenuhan capaian target rasio kewirausahaan sebesar 3,95 dan pertumbuhan wirausaha sebesar 4% pada tahun 2024 sesuai target RPJMN 2020-2024 dapat tercapai,” pungkas Azizah.(Jef)

Peringatan Hari Pahlawan, KemenKopUKM Berharap Terwujudnya Koperasi Kreatif pada Kupang Online Festival Tahun 2021

JAKARTA:(Globalnews id)- Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu usaha yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Setidaknya 84.42% pelaku ekraf mengaku terdampak akibat pandemi. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menetapkan, tahun 2021 menjadi momen pembangunan berkelanjutan terkait ekonomi kreatif. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri telah menetapkan 2021 sebagai Tahun Ekonomi Kreatif pada Sidang Majelis Umum PPB, November 2019 di New York.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, potensi ekonomi kreatif Indonesia secara GDP mencapai 7,44% dari total ekonomi nasional sekitar Rp1.100 triliun dan menyerap 14,28% tenaga kerja. Menurutnya, ada 8,2 juta perusahaan industri kreatif dengan nilai ekspor 20 miliar USD (Rp285 T), atau meningkat 3,23% dari tahun sebelumnya.

“Ini membuktikan pentingnya kolaborasi dalam peningkatan perekonomian masyarakat seperti pada Kupang Online Festival. Pelaku ekraf berpotensi muncul sebagai lokomotif pemulihan ekonomi nasional. Dikarenakan ekraf bermodalkan kekayaan intelektual serta penciptaan nilai tambah,” tegas MenKopUKM Teten Masduki yang diwakili oleh Deputi Kewirausahaan KemenKopUKM, Siti Azizah, dalam acara Kupang Online Festival Tahun 2021, di Jakarta, Rabu (10/10/2021).

Hadir Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo, Walikota Kupang Jefirstson R. Riwu Kore, Ketua DPRD Kupang Yeskial Loudoe, Ketum ICCN Fiki Satari, Kepala Perwakilan BI Kupang I Nyoman Ariawan Atmaja, dan Kadis Pariwisata Kupang Josefina M.D. Getha.

Menurut Siti Azizah, koperasi kreatif menjadi semakin relevan dengan milenial, karena sangat inklusif serta berperan sebagai agregator. Pihaknya tengah mendorong terciptanya koperasi kreatif film, melalui pembiayaan dari LPDB-KUMKM.

“Contoh koperasi kreatif yang sedang kita dorong tercipta saat ini adalah koperasi kreatif film, motor kustom, hingga koperasi desain. Pembiayaan dibantu melalui LPDB-KUMKM yang saat ini menyalurkan 100% dana bergulir melalui koperasi,” katanya.

Ia menjelaskan, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, UKM Kreatif optimis menjadi pahlawan ekonomi di era digitalisasi.

“Hari ini tepat tanggal 10 November, kita memperingati sebagai Hari Pahlawan dan tepat kalau saat ini kita sematkan UKM kreatif menjadi pahlawan ekonomi di era digitalisasi, dan saya mengucapkan selamat atas terselenggaranya Kupang Online Festival Tahun 2021,” ujarnya.

KemenKopUKM berharap kegiatan ini dapat tercipta ide-ide brilian serta kolaborasi strategis dalam pengembangan ekraf Indonesia, serta pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.

Sementara itu Ketua Umum ICCN sekaligus Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Kreatif, Fiki Satari mengatakan, Kupang adalah hub strategis bagi potensi pariwisata NTT, apalagi merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Ekonomi Kreatif NTT dengan kain tenun memiliki potensi luar biasa.

“Ekonomi Kreatif merupakan potensi luar biasa khususnya sektor kriya dengan tenunnya,” katanya.

Menurutnya, ekosistem ekonomi kreatif NTT akan menjadi ujung tombak perekonomian, mulai dari menjahit, SDM hingga industri telah beradaptasi dengan teknologi.

“Dengan Ekosistem ekraf. Menjahit, SDM unggul sampai dengan industri telah adaptasi teknologi. Dapat lebih berdaya, bahkan menjadi ujung tombak perekonomian NTT,” tambahnya.

Ia berharap, penguatan pemberdayaan komunitas kreatif ditingkatkan, karena memiliki peran strategis. “Kita sedang mengenalkan sinergi dengan pemangku kepentingan kreatif,” tegasnya.(Jef)

Dukung Pemasaran Secara Digital, KemenKopUKM Pertemukan Pelaku Usaha Wastra dengan Platform E-Commerce


Bali – Kementerian Koperasi dan UKM mempertemukan para pelaku usaha sektor wastra di 5 Destinasi Superprioritas (DSP) dengan pelaku e-commerce yakni Blibli dan Tokopedia. Hal ini dilakukan agar para pelaku usaha sektor wastra dapat memasarkan produk mereka di platform e-commerce.

“Kita berharap bantuan sektor swasta untuk membangkitkan sektor wastra Indonesia. Maka dari itu kita pertemukan pelaku usaha dengan platform untuk menemukan kolaborasi dan sinergi,” ungkap Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah dalam Focus Group Discussion Pelaku Wastra, E-commerce, Bali Based Entrepreneur Network BNI Xpora, Sinergi KemeKopUKM dengan Dewan Kerajinan Nasional di 5 Destinasi Wisata Superprioritas, Nusa Dua, Bali, Jumat (29/10).

Tidak hanya mampu memasarkan di platform online, Siti Azizah juga berharap dari pihak e-commerce untuk membuat kebijakan terkait harga. Pasalnya, menurut dia tantangan dalam berjualan di platform online juga terjadi dalam hal harga, di mana banyak produk wastra yang memiliki harga yang berbeda-beda.

“Banyak produk wastra yang banting harga, jadi diharapkan akan ada juga kebijakan terkait harga. Mudah-mudahan dari hasil diskusi ini dapat menghasilkan hal-hal yang bermanfaat dan bisa diimplementasikan,” lanjutnya.

Dari pihak pelaku usaha wastra, pelaku wastra di Labuan Bajo memaparkan bahwa mereka memiliki kain tenun songket dan tenun ikat yang memiliki ciri khas berwarna gelap. Variasi warna ini dikatakan merupakan representasi dari warna keagungan dan pengucapan rasa syukur kepada Tuhan.

Sementara itu, pelaku usaha wastra di Danau Toba dapat menghasilkan kain tenun yang memiliki kekuatan dari proses pembuatannya. Maka dari itu, kain tenun dari pelaku usaha wastra di Danau Toba disebut dengan kain yang bercerita.

Dari pelaku usaha wastra di Borobudur memiliki produk Batik Magelang dengan beragam motif. Mulai dari motif candi wajik, bambu, batu merapi dan masih banyak lainnya dihasilkan oleh pelaku usaha wastra di sana.

Lain halnya dengan pelaku usaha wastra di Mandalika atau lebih tepatnya pengrajin kain di Lombok yang dikatakan mengandalkan motif yang sederhana. Produk kain yang dihasilkan pun merupakan kain tenun dari daerah Bali, Sumbawa dan Lombok.

Lalu, pelaku usaha wastra di Likupang tengah berjuang untuk membangkitkan kain tenun yang sudah lama punah. Kain tenun tersebut terbuat dari serat pisang abaka.

Dari 5 DSP tersebut, kesulitan yang dihadapi ialah pemasaran melalui platform online. Maka dari itu, mereka berharap Blibli dan Tokopedia dapat menjadi platform yang mampu memasarkan produk usaha wastra mereka.

Dari Blibli menegaskan bahwa pihaknya menyediakan berbagai bantuan kepada pelaku usaha wastra untuk memasarkan produknya, di antaranya ialah photo shoot gratis dengan model profesional, mengangkat cerita dari produk wastra, video profil pelaku usaha wastra, dan akan menyediakan halaman khusus berisi produk wastra dari 5 DSP.

Selanjutnya, pihak Tokopedia berkomitmen untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku usaha untuk menjual di platform mereka. Pasalnya, literasi digital dikatakan menjadi hal yang penting untuk diketahui oleh para pelaku usaha wastra.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata berharap diskusi ini dapat menjadi sebuah jawaban dari permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku usaha wastra di 5 DSP.

Selain itu, diharapkan juga akan tercapai kesepakatan antara para pelaku usaha wastra dengan para pelaku e-commerce, khususnya dalam hal pemasaran produk.

“Kita sudah diskusi dan diharapkan hari ini ada kesepakatan dari pelaku wastra di 5 DSP dengan pelaku e-commerce,” pungkas Leo.(Jef)

KemenKopUKM Dorong Terbentuknya Ekosistem Wirausaha Berbasis Digital

Jakarta:(Globalnews.id)— Kementerian Koperasi dan UKM berkolaborasi dengan Lewi’s Collective Market menggelar Pelatihan dan Pendampingan Online bagi pelaku usaha. Pelatihan yang diadakan bertujuan untuk membentuk suatu ekosistem wirausaha berbasis teknologi digital.

“Ini sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan wirausaha untuk memperkuat ekonomi nasional,” kata Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah saat membuka pelatihan tersebut belum lama ini.

Turut hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini, yakni Chief Commercial Officer iSeller Kevin Ventura, Business Development Director Panenmaya Academy Abdi R. Sastrawinata, serta Founder Lewi’s Organic Lewi Cuaca.

Siti Azizah memaparkan program pengembangan kewirausahaan yang diarahkan untuk beragam kelompok sasaran, antara lain masyarakat umum, calon wirausaha, wirausaha pemula, dan wirausaha mapan.

Menurutnya, dukungan seperti memasyarakatkan kewirausahaan, meningkatkan kualitas ide wirausaha, mendorong pencapaian skala usaha ekonomi, hingga mendorong ekspansi bisnis untuk melakukan ekspor atau substitusi impor perlu dilakukan.

“Dengan maksud agar memberikan dampak pada pengurangan tingkat pengangguran terbuka, pengurangan kemiskinan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” terang Siti Azizah.

Ia melanjutkan bahwa inkubasi wirausaha melalui lembaga mitra menjadi backbone dalam proses penciptaan ekosistem wirausaha.

“Pelaksanaan fasilitas inkubasi wirausaha melalui inkubator, diikuti dengan dukungan konsultasi bisnis dan pendampingan usaha, peningkatan kapasitas pendamping, penyiapan wirausaha masuk ke dalam rantai pasok, serta pameran hasil inkubasi merupakan rangkaian inisiatif untuk mendorong pertumbuhan wirausaha dan memperkuat ekonomi nasional,” katanya.

Program Pelatihan dan Pendampingan Online ini dibuka dengan pelatihan hybrid yang diikuti oleh sekitar 30 orang peserta UMKM yang hadir secara offline dan ratusan peserta webinar online dari beragam sektor usaha.

Kegiatan lalu dilanjutkan dengan pendampingan usaha secara online yang berlangsung selama 4 (empat) minggu secara intensif. Tidak sampai di situ, upaya monitoring perkembangan bisnis peserta akan dilakukan hingga tahap implementasi.

Program kali ini dikolaborasikan dengan event Lewi’s Collective Market yang membuka kesempatan wirausaha bergabung memanfaatkan lokasi dan jaringan Lewi’s Organic.(Jef)

Kolaborasi Indonesia dan Korea Mendukung Future SMEs

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia bersama dengan Ministry of SMEs and Start-up Korea dan ASEM SMEs Eco-Innovation Center (ASEIC) bekerjasama dalam Ecothon Indonesia 2021. “Ini kompetisi model bisnis tipe hackathon untuk mendorong startup tahap awal dengan solusi Sustainable Consumption and Production,” kata Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop dan UKM Siti Azizah, dalam rilisnya di Jakarta, kemarin.

Diantara 17 tujuan pembangunan berkelanjutan PBB, Ecothon fokus pada SDG 12: SCP (Sustainable Consumption and Production) / Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan.

“Konsep SCP menghubungkan proses ekonomi dengan linkungan dan sumber daya alam serta menyediakan instrumen kebijakan untuk mendorong produksi usaha yang lebih bersih dan konsumsi yang bertanggungjawab,” jelas Azizah.

Menurut Azizah, lebih dari 140 team startup mendaftar, kemudian disaring menjadi 35 team untuk mendapatkan kesempatan kursus e-learning dan dikurasi kembali menjadi 14 team yang mengikuti online Ecothon berupa kegiatan lebih dari 36 jam, mendapatkan coaching dan mentoring bersama expert lokal maupun skala internasional yang diakhiri dengan Demo Day.

“Ecothon Indonesia 2021 merupakan program skala internasional yang mendukung perkembangan eco-entrepreneurship di Indonesia untuk menjadi lebih inovatif, berdaya saing global dan berkelanjutan,” ucap Azizah.

Azizah sebagai salah satu juri pada acara final demo day Ecothon Indonesia, menyampaikan apresiasi dan ketertarikannya pada seluruh 14 team yang merupakan wirausaha muda inovatif yang sangat potensial dan harus terus di dorong untuk menjadi wirausaha mapan.

6 juri yang menjadi juri dalam acara final Demo Day Ecothon 2021 di Indonesia adalah. Ir. Siti Azizah, MBA, Deputi Bidang Kewirausahaan; Rebecca Koo, Team Leader ASEM SMEs Eco-Innovation Center; Kartika Anggraeni, International SCP Expert; Atika Benedikta, Angel Investment Network Indonesia (ANGIN); Sunhee Jung, Good Neighbors Global Impact Foundation; dan Arif Fajar Utomo, New Energy Nexus.

Biki yang menerapkan metode konservasi alam untuk melindungi buah dan sayuran agar lebih tahan lama, ditetapkan menjadi pemenang pertama. Untuk pemenang kedua ditetapkan Carbon Addons, yang menawarkan software untuk mengimbangi emisi karbon dari pembelian online melalui pembiayaan publik secara sukarela. Kausa, sebagai startup yang bergerak di fashion aksesoris yang menggunakan bahan-bahn recycle dan mengkombinasikan dengan budaya ditetapkan sebagai pemenang ketiga.

Selain ketiga pemenang tersebut, diputuskan Pemenang Spesial SCP yaitu Almagot Indonesia yang memproduksi maggot di dalam box untuk mengurai sampah rumah tangga, dan Mycelife yang memproduksi kemasan biodegradable dengan memanfaatkan komposit miselium dari jamur.

Gambaran pemenang Ecothon ini adalah gambaran Future SMEs Indonesia, banyak muncul ide-ide inovatif dan kreatif khususnya dari generasi muda Indonesia, dan ini harus terus support. “Startup harus pantang menyerah dan terus semangat mengejar mimpinya,” pungkas Azizah.(Jef)

Akselerasi Pencapaian Target Rasio Kewirausahaan, MenkopUKM Lantik Deputi Kewirausahaan

Jakarta:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melantik Siti Azizah sebagai Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (Deputi Bidang Kewirausahaan) Kementerian Koperasi dan UKM.

Siti Azizah dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Republik (Keppres) Indonesia Nomor 113/TPA Tahun 2021 tanggal 5 Agustus 2021. Siti Azizah menggantikan Deputi sebelumnya yakni Victoria Br Simanungkalit, yang sudah memasuki masa purnatugas.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam sambutannya mengatakan, penataan struktur organisasi di tubuh Kementerian Koperasi dan UKM terus dilakukan demi memastikan pelaksanaan program-program strategis yang ditetapkan bisa berjalan dengan baik. Dengan begitu diharapkan target untuk menumbuhkembangkan sektor UMKM bisa tercapai.

“Diangkatnya Siti Azizah diharapkan mampu mempercepat rencana strategis Kementerian Koperasi dan UKM dalam meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia menjadi 4% pada tahun 2020-2024. Rasio kewirausahaan Indonesia relatif tertinggal, masih di bawah Thailand 4,26%, Malaysia 4,74%, dan Singapura 8,76%,” kata MenkopUKM dalam sambutannya, Kamis (19/8).

MenkopUKM meminta agar pejabat yang baru dilantik bisa cepat menyesuaikan dan bisa memberikan energi baru dalam upaya mencapai target-target pemerintah di sektor koperasi dan UKM. Teten juga berpesan agar masing-masing pejabat di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM mengintensifkan koordinasi dan kolaborasi sehingga setiap program bisa berjalan dengan baik.

“Saya harap Bu Siti Azizah bisa membawa kultur baru di Kementerian Koperasi dan UKM. Silahkan melakukan deregulasi, debirokratisasi, atau lainnya tapi intinya cari cara yang mempermudah dalam menjalankan tugas bukan mempersulit, tapi tentu tanpa mengabaikan akuntabilitas,” kata Teten Masduki dalam sambutannya.

Teten juga meminta seluruh pejabat di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM menjalankan fungsi organisasi yang baik dan tidak kaku sebagaimana yang diterapkan pada sektor swasta. Menurutnya cara-cara pengorganisasian semacam ini juga sudah diterapkan di tingkat menteri. Pembagian-pembagian tugas yang tidak kaku dan mengedepankan koordinasi akan mempercepat pencapaian target dari sebuah program. Apabila diperlukan, Teten mengizinkan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) khusus untuk menjalankan sebuah program dengan melibatkan antar-kedeputian.

“Jadi di swasta itu diterapkan menajemen matriks, pembagian kerja mereka tak lagi kaku. Saya masih menangkap pembagian kerja antardeputi masih ada yang kaku. Saya targetkan secara spesifik sebaiknya dibentuk gugus tugas sendiri yang melibatkan antardeputi antardepartemen saat menjalankan sebuah program,” imbuh Teten.

Teten berharap ada akselerasi nyata yang bisa dilakukan untuk mempercepat pencapaian target Kementerian Koperasi dan UKM dalam meningkatkan kewirausahaan. Walaupun diakui bahwa untuk menciptakan wirausaha baru penuh dengan tantangan.  Tentunya tantangan ini harus disikapi dengan kerja keras, cerdas, dan ikhlas melalui stategi yang tepat, cepat, dan akurat.

“Untuk mencapai target rasio kewirausahaan nasional dengan tantangan era pandemi yang cukup panjang ini tentunya diperlukan kepemimpinan yang baik, mengetahui dirinya dengan baik, belajar dari pengalaman, saling membangun koordinasi dengan orang lain, dan mampu menyesuaikan diri dalam perubahan,” tutup Teten.

Sementara itu di waktu yang sama, Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah menegaskan bahwa dirinya akan bekerja maksimal dan penuh tanggung jawab. Dengan pengalamannya sebagai wirausahawan dan juga pernah berkecimpung di industri pembiayaan serta asuransi, dia optimis bisa membantu masyarakat untuk menjadi wirausahawan yang tangguh terutama di tengah pandemi seperti saat ini. Dia berjanji akan menggunakan tugas dan jabatannya untuk didedikasikan pada upaya pencapaian target peningkatan rasio kewirausahaan.

“Saya rasa sudah disampaikan tugas dan target kita sampai 2024. Tentunya saya perlu melihat sampai di mana teman-teman dari Deputi Kewirausahaan ini sudah bekerja dan sampai di mana target yang sudah dicapai. Saya akan membantu mereka kalau ada yang belum tercapai. Insya Alllah tahun depan akan lebih baik dari tahun ini,” pungkas Siti Azizah. (Jef)