Arsip Tag: Dirut LPDB Supomo

Dikelola Secara Profesional, Koperasi Mudah Dapatkan Pembiayaan Dana Bergulir

Sebagai lembaga yang berfokus menyediakan permodalan kepada koperasi, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus gencar menyalurkan dana bergulir kepada koperasi.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menjelaskan, dalam menyalurkan dana bergulir, LPDB-KUMKM selalu berpegang teguh pada aturan maupun regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Seperti kriteria dan persyaratan koperasi penerima dana bergulir LPDB-KUMKM sudah ditetapkan dengan jelas, mulai dari baik dari sisi tata kelola organisasi, manajemen, hingga bisnis,” ujar Supomo.

Adapun, kriteria utama koperasi penerima pinjaman atau pembiayaan dana bergulir diantaranya berbadan hukum koperasi, memiliki sertifikat Nomor Induk Koperasi (NIK), status kantor yang jelas baik dari sisi kepemilikan atau sewa.

“Kemudian, memiliki usaha produktif, untuk mitra eksisting itu dari sisi kinerja pengembalian harus kategori lancar dan tidak ada tunggakan dari pinjaman atau pembiayaan sebelumnya,” kata Supomo.

Supomo menambahkan, untuk persyaratan lengkap terkait pengajuan pinjaman atau pembiayaan dana bergulir dapat diakses di website https://www.lpdb.id.

Selain melalui website atau media sosial, informasi terkait persyaratan, dan teknis pengajuan pengajuan pinjaman atau pembiayaan bisa memanfaatkan layanan Satuan Wilayah (Satwil) dari LPDB-KUMKM yang tersedia di Provinsi Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

*Salurkan Dana Bergulir di Provinsi Riau*

Seperti di Pekanbaru, Provinsi Riau, salah satu mitra LPDB-KUMKM yakni Koperasi Karyawan Minyak Caltex (KKMC) mendapat penyaluran dana bergulir dengan pola syariah sebesar Rp60 miliar yang digunakan untuk modal kerja dan investasi.

Keberhasilan KKMC mendapatkan pembiayaan dana bergulir ini karena koperasi dikelola secara profesional dan memenuhi seluruh persyaratan yang diberikan oleh LPDB-KUMKM.

“KKMC ini memiliki potensi dimana, operasional koperasi dikelola secara profesional memenuhi persyaratan seperti kesehatan koperasi, tata kelola koperasinya, transparansi. Di era sekarang ini memang LPDB-KUMKM modelnya maju bersama dengan koperasi,” kata Supomo saat kunjungan kerja ke Kantor Pusat KKMC di Rumbai, Pekanbaru, Riau.

Supomo berharap, kedepan kerja sama antara LPDB-KUMKM dengan KKMC bisa berlangsung jangka panjang, dan memberikan manfaat bagi anggota koperasi, serta para pelaku UMKM di Provinsi Riau.

“Harapan saya LPDB-KUMKM bersama-sama KKMC ini agar bermitra untuk jangka panjang, dan KKMC ini yang bisa kami support perkuatan permodalannya daripada koperasinya,” pungkas Supomo.

Sementara itu, Ketua Koperasi KKMC Kurniawan menjelaskan, pihaknya mendapatkan informasi mengenai dana bergulir dari Dinas Koperasi dan UMKM Pekanbaru, Riau, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Satuan Wilayah LPDB-KUMKM, dan Direktorat Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM.

“Kami langsung follow-up
dengan Satwil, dan kami intens untuk mengetahui bagaimana proses dan persyaratannya, dan itu kami dijelaskan lengkap. Kalau proses waktunya relatif, dan memang karena kami pengajuan lebih dari Rp5 miliar, maka kami perlu persyaratan berupa laporan audit oleh akuntan publik, setelah laporan audit itu kami dapatkan, semua prosesnya sangat cepat sekali, dan dikejar kencang,” ungkap Kurniawan.

Kurniawan menjelaskan, KKMC koperasi yang dibentuk sejak tahun 1984, dan saat ini telah memiliki jumlah anggota sebanyak 2.504 anggota, dengan total aset mencapai Rp746 miliar.

“Aset kami per Juni 2022 ini sudah Rp746 miliar, dan di bulan Juli sudah Rp800 miliar aset kami. Harapan kami kerja sama antara LPDB dengan Koperasi ini menjadi panjang tidak haya memberikan modal kerja tetapi juga membantu kami dalam operasional
kami dalam hal monitoring dan evaluasi, sehingga kami semakin dipercaya oleh anggota, karena semua ini kami lakukan untuk para anggota koperasi,” pungkas Kurniawan.(Jef)

Perkuat Ekonomi Berbasis Klaster, LPDB-KUMKM Gandeng PUM Netherlands

Den Haag:(Globalnews.id)Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) melakukan kolaborasi dengan Progamma Uitzending Manajer (PUM) Netherlands Senior Experts untuk pengembangan ekonomi berbasis klaster di Indonesia.

Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama antara LPDB-KUMKM, PUM Netherlands Senior Experts oleh Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, dan Managing Director PUM Andy Wehkamp di Kantor Pusat PUM Netherlands Senior Experts, Bezuidenhoutseweg, Den Haag, Belanda.

Dalam kunjungan ke Belanda, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo didampingi oleh Direktur Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM Ari Permana, dan juga Setia Irawan Ketua Kopontren Al-Ittifaq, serta Presiden Direktur Alif Learning Center (ALEC) Irvan Saidikin.

Kolaborasi ini dilakukan dalam rangka peningkatan ekonomi berbasis klaster atau keunggulan dari masing-masing daerah atau wilayah di Indonesia melalui badan hukum koperasi.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menjelaskan, kunjungan ke Belanda saat ini bertujuan untuk mengenal lebih dalam program kerja dari PUM Netherlands Senior Experts yang memiliki fokus pada pengembangan ekonomi dan bisnis dari negara berkembang untuk menciptakan dampak positif perekonomian, lingkungan, dan masyarakat.

“Ke Belanda ini dalam rangka berkenalan dengan PUM, dan melakukan kerja sama yang lebih, dan mempunyai komitmen yang tinggi dengan PUM dalam rangka pengembangan UMKM yang ada di Indonesia,” ujar Supomo di Den Haag, Belanda, Senin (18/7/2022).

Menurutnya, sebagai lembaga negara yang diberikan amanah berupa program pendampingan, kolaborasi dengan PUM ini menjadi langkah strategis yang dilakukan oleh LPDB-KUMKM karena melibatkan mitra strategis dan sudah terbukti kinerjanya.

Tercatat, selama ini PUM Netherlands Senior Experts telah melakukan pendampingan kepada mitra LPDB-KUMKM yakni Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq untuk pengembangan teknis budi daya, etika bisnis, dan juga pemasaran untuk sektor pertanian.

Pihaknya meyakini, ke depan program pendampingan LPDB-KUMKM akan semakin kuat dan berkualitas karena memiliki pendekatan ekonomi berbasis klaster yang disesuaikan dengan karakteristik iklim, sosial, dan budaya. “Harapan saya ke depan harus tumbuh berkembang bersama-sama,” jelas Supomo.

*Perkuat Ekosistem Bisnis Kopontren*

Selain kolaborasi pengembangan ekonomi berbasis klaster di Indonesia, LPDB-KUMKM, dan PUM Netherlands Senior Experts juga menandatangani komitmen bersama perkuatan ekosistem bisnis daripada mitra LPDB-KUMKM yakni Kopontren Al-Ittifaq.

Dengan adanya komitmen bersama ini, LPDB-KUMKM akan terus melaksanakan pendampingan dari sisi kelembagaan koperasi dan juga dari sisi pembiayaan koperasi, sedangkan PUM akan melakukan pendampingan dari sisi transfer knowledge seperti budi daya, penanganan pasca panen, hingga alur distribusi ke modern market.

Diharapkan ekosistem bisnis Kopontren Al-Ittifaq akan semakin berkembang dan memiliki pondasi yang kuat dari hulu hingga hilir yang dikolaborasikan dengan mitra-mitra strategis, dan dampaknya Kopontren Al-Ittifaq mampu meningkatkan supply atau permintaan produk sayur dan pertanian dari modern market.

Supomo menambahkan, dalam kunjungan ke Belanda, LPDB-KUMKM juga bertemu dengan pemegang saham terbesar Superindo yang merupakan salah satu offtaker terbesar dari produk pertanian Kopontren Al-Ittifaq.

“Kami juga melakukan pertemuan dengan pemegang saham terbesar Superindo yakni Albert Heijn , dimana Superindo merupakan buyer terbesar yang membeli produk sayur dan buah dari Ittifaq,” ungkap Supomo.

Dari pertemuan tersebut diharapkan ke depan Superindo bisa meningkatkan permintaan produk hortikultura dari Kopontren Al-Ittifaq dan berdampak pada peningkatan pendapatan petani dan anggota koperasi yang terlibat didalam ekosistem tersebut.

“Harapan kami kolaborasi ini dapat berjalan dengan baik, bisa tumbuh dan berkembang bersama-sama meningkatkan potensi dan daya saing koperasi maupun UMKM di Indonesia,” pungkas Supomo.(Jef)

KSPPS Firdaus Berkah Bersama Nikmati “Sentuhan” Pemerintah Melalui LPDB-KUMKM

Samarinda:(Globalnews.id)-Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Firdaus Berkah Bersama (KSPPS Firdaus Berkah Bersama) merupakan koperasi asal kota Samarinda Kalimantan Timur yang telah berdiri sejak tahun 2006. Koperasi ini bergabung menjadi mitra Lembaga Pengelola Dana Bergulir, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) sejak tahun 2012 dan hingga kini memiliki 1 (satu) kantor pusat dan 487 anggota.

Melalui visi “Menjadi Lembaga Keuangan Yang Mandiri dan Terpercaya Berdasarkan Syariah”, koperasi yang diketuai oleh Siswaya telah memperoleh pembiayaan dana bergulir sebanyak 2 (dua) kali, yakni pada tahun 2012 dengan plafond sebesar Rp1 miliar dan klasifikasi lunas, serta pada tahun 2022 dengan plafond sebesar Rp3 miliar.

Manager KSPPS Firdaus Berkah Bersama Muhajirah Saleh atau yang kerap dipanggil Ira mengatakan, setelah pinjaman pertama yang digulirkan LPDB-KUMKM ke koperasi pada tahun 2012, para pengurus sempat ingin mengajukan kembali pinjaman ke LPDB-KUMKM pada tahun 2015. Namun proposal pengajuan ditolak oleh pusat dikarenakan adanya berbagai kekurangan dokumen yang tidak bisa dipenuhi sehingga koperasi gagal memperoleh “suntikan” modal dari LPDB-KUMKM.

“Di tahun 2022, permohonan anggota semakin meningkat, sehingga pengurus memerlukan tindakan nyata untuk memenuhi kebutuhan anggota. Di sisi lain, para pengurus hampir menyerah dan tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengajukan kembali pinjaman ke LPDB-KUMKM karena persyaratan yang dianggap rigid (kaku). Namun saya terus memberi semangat kepada para pengurus untuk mengajukan pembiayaan ke LPDB-KUMKM, dengan memohon pembinaan dari LPDB-KUMKM serta Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda,” jelas Ira.

Sejumlah arahan dan bimbingan diberikan LPDB-KUMKM serta Dinas Koperasi dan UKM kepada koperasi, lanjut Ira, akhirnya membuahkan hasil. Tepat pada tanggal 24 Juni 2022, koperasi mendapatkan kepercayaan Kembali dari LPDB-KUMKM memperoleh dana bergulir sebesar Rp3 miliar. Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 menciptakan kendala baru, yaitu mempengaruhi usaha dan kemampuan bayar anggota. KSPPS Firdaus Berkah Bersama juga melakukan upaya restrukturisasi dan reschedule pembayaran terhadap beberapa anggota agar usaha koperasi tetap terus berjalan.

“Kami merasa sangat terbantu dengan adanya fasilitas pembiayaan dari LPDB-KUMKM. Setelah mendapat suntikan dana bergulir, perlahan-lahan usaha anggota mulai bergerak, produktif, dan berangsur pulih. Bukan hanya pinjaman yang kami dapatkan, namun juga kehadiran nyata pemerintah kami rasakan dalam bentuk pendampingan dan pembinaan. LPDB-KUMKM terus mendampingi kami dalam melengkapi syarat-syarat mandatori untuk kebutuhan pengajuan pembiayaan. Inilah yang memang kami butuhkan, yakni dari sisi pembinaan hingga ke sisi perkuatan permodalan,” tutur Ira.

Koperasi yang mengubah badan usaha dari konvesional ke syariah pada tahun 2020 ini memiliki harapan untuk menambah kantor cabang di berbagai kabupaten dan kota. Sebanyak 50 persen anggota usahanya bergerak di sektor perdagangan, 30 persen bergerak di sektor jasa, dan 20 persen lainnya adalah pelaku konsumtif menggantungkan harapan kepada pemerintah.

“Dana LPDB-KUMKM membantu koperasi karena memiliki tarif layanan yang sangat murah. Harapannya, usaha anggota dapat terus meningkat sehingga koperasi juga dapat meluaskan usaha dengan membuka beberapa kantor cabang, serta menambah jumlah tenaga kerja yang kini hanya berjumlah 7 (tujuh) orang. Saya bangga bermitra dengan LPDB-KUMKM yang terus membantu koperasi yang membutuhkan perkuatan modal untuk pengembangan usaha anggota,” harap Ira.

Harapannya, KSPPS Firdaus Berkah Bersama dapat menjadi pembuka jalan bagi koperasi-koperasi lain di Provinsi Kalimantan Timur khususnya kota Samarinda agar mendapatkan akses pembiayaan dari LPDB-KUMKM. Selain itu, KSPPS Firdaus Berkah Bersama berharap dapat menjadi contoh bagi koperasi-koperasi lain dalam mengupayakan akses dana murah LPDB-KUMKM, juga terus bersinergi dengan Dinas Koperasi dan UKM dan LPDB-KUMKM agar terus dibina dan dibimbing dari sisi kelembagaan.

*Maksimalkan Tugas Pemerintah*

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, LPDB-KUMKM yang merupakan satuan kerja Kementerian Koperasi dan UKM dibidang pembiayaan bertugas mengelola dana bergulir untuk perkuatan permodalan bagi koperasi dan UMKM (KUMKM). Dalam mengoptimalkan penyaluran dana bergulir dapat membantu dan memaksimalkan tugas pemerintah dalam perkuatan usaha KUMKM, salah satunya melalui kehadiran Satuan Wilayah (satwil) LPDB-KUMKM.

“Kami memiliki 5 (lima) satwil LPDB-KUMKM di daerah, yaitu Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Khusus untuk Provinsi Kalimantan Timur, Satwil Jawa Tengah menjadi cakupan wilayahnya. Dengan melibatkan Satwil LPDB-KUMKM di daerah, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi/Kabupaten/Kota, lembaga penjamin, lembaga hukum negara, serta keterlibatan pihak-pihak lain menjadi upaya LPDB-KUMKM dalam pemberdayaan KUMKM guna mendapatkan akses pembiayaan, akses informasi, dan akses penjaminan yang lebih luas lagi,” jelas Supomo.

Supomo menambahkan, untuk penyaluran dana bergulir di Provinsi Kalimantan Timur dari tahun 2008 hingga 30 Juni 2022 mencapai Rp336,7 miliar, dengan penyaluran melalui pola konvensional sebesar Rp296,2 miliar dan pola syariah sebesar Rp40,5 miliar. Sementara penyaluran dana bergulir di Provinsi Kalimantan Timur per tahun 2022 telah mencapai Rp3 miliar yang disalurkan kepada 1 (satu) mitra koperasi yaitu KSPPS Firdaus Berkah Bersama.

“Saya berharap koperasi-koperasi di Provinsi Kalimantan Timur dapat memanfaatkan dana bergulir LPDB-KUMKM. Melalui transformasi digital LPDB-KUMKM yaitu e-proposal, calon mitra LPDB-KUMKM dapat mengajukan pinjaman/pembiayaan secara online. Hal ini tentu memudahkan koperasi dalam mengakses dana bergulir LPDB-KUMKM tanpa perlu datang ke kantor pusat di Jakarta,” ujar Supomo.

Supomo menambahkan, LPDB-KUMKM berkomitmen meningkatkan penyaluran pembiayaan dana bergulir kepada koperasi potensial di Provinsi Kalimantan Timur khususnya melalui kegiatan sosialisasi, bimbingan teknis, maupun kegiatan lainnya yang menyentuh langsung para pelaku usaha KUMKM. Harapannya, sinergi dan kerja sama LPDB-KUMKM dengan berbagai pihak dapat memudahkan pelaku usaha KUMKM di Kalimantan Timur dalam mengakses pinjaman/pembiayaan LPDB-KUMKM, sehingga bersama-sama dapat mendukung pemerintah dalam menghadapi fase pemulihan ekonomi nasional.(Jef)

Prinsip “Hidup Bersama” Ala Koperasi Bunga Rama Sulbar

Pemerintah melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus mendorong momentum pemulihan ekonomi masyarakat seiring kian terkendalinya pandemi Covid-19. Dengan tetap mewaspadai risiko peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia, LPDB-KUMKM sebagai Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian Koperasi dan UKM terus berkomitmen untuk mendukung kemajuan koperasi di Indonesia khususnya dalam menyalurkan pinjaman/pembiayaan ke mitra-mitra koperasi di Indonesia.

Tercatat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat tahun 2018 ada total 955 koperasi di Sulawesi Barat, dengan 702 koperasi aktif dan 253 koperasi tidak aktif. Sedangkan total penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM di Provinsi Sulawesi Barat sejak awal penyaluran pada tahun 2008 hingga Juni 2022 berjumlah Rp14,325 miliar, dan khusus untuk Kabupaten Polewali Mandar telah tersalurkan dana bergulir sebesar Rp13,7 miliar.

Salah satu mitra LPDB-KUMKM di Provinsi Sulawesi Barat yaitu Koperasi Serba Usaha (KSU) Bunga Rama. KSU Bunga Rama pada tahun 2020 memperoleh pinjaman LPDB-KUMKM sebesar Rp2,2 miliar yang disalurkan secara bertahap yakni sebesar Rp1,1 miliar pada Juli 2020 untuk tahap pertama dan Rp1,1 miliar pada Mei 2021 untuk tahap kedua. Koperasi yang berlokasi di Kabupaten Polewali Mandar ini, pada tahun 2015 pernah mendapatkan pinjaman LPDB-KUMKM dengan plafond pinjaman sebesar Rp800 juta dan lunas pada tahun 2018.

KSU Bunga Rama merupakan koperasi yang bergerak disektor usaha simpan pinjam dan berdiri pada tahun 2004. Koperasi ini memiliki 1 (satu) kantor pusat dan 5 (lima) kantor cabang di 2 (dua) Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan, yaitu kantor cabang Wonomulyo, Pinrang, Polewali, Pare-pare, dan Makale Toraja. Hingga tahun 2022, koperasi yang diketuai oleh Salmon ini telah memiliki total karyawan sebanyak 31 orang, dengan jumlah anggota sebanyak 233 orang.

Sekretaris KSU Bunga Rama Medi Buttu menjelaskan bahwa selama wabah pandemi Covid-19, situasi pasar di Polewali Mandar menjadi sangat sulit dan tidak terkendali. Hal ini dikarenakan adanya perubahan kondisi pasar dimana pasar sepi akibat masyarakat takut untuk keluar rumah. Bersyukur di tahun 2020 KSU Bunga Rama mendapat penguatan modal dari LPDB-KUMKM, sehingga koperasi memutuskan untuk membuat kebijakan yang disebut istilah konversi atau pencadangan.

“Untuk anggota tentu merasakan dampak dan manfaat yang cukup signifikan, karena bisa memperoleh pinjaman yang lebih besar lagi dengan adanya LPDB-KUMKM dari yang sebelumnya hanya bisa meminjam dengan nominal yang kecil. Sehingga kendati situasi pandemi, usaha anggota bisa terkendali karena dana bergulir dari pusat,” jelas Medi.

Berbicara mengenai usaha dari para anggota, Medi memaparkan bahwa anggota KSU Bunga Rama terdiri dari berbagai macam sektor. Di antaranya, 6 enam persen usaha anggota adalah pertanian, 60 persen lagi perdagangan, sisanya bergerak disektor jasa dan industri seperti usaha konstruksi. Dengan total 230 anggota dan calon anggota pada tahun 2020 seluruhnya mendapatkan fasilitas pinjaman dari LPDB-KUMKM.

Medi juga menjelaskan mengenai angka kemacetan atau non-performing loan (NPL). Pada tahun 2019, NPL koperasi sebesar 1,14 persen, namun saat pandemi Covid-19 tahun 2020 NPL naik menjadi 1,43 persen, dan kemudian di tahun 2021 angka kemacetan turun menjadi 0,14 persen. Tingginya angka NPL di tahun 2020 diakibatkan oleh wabah Covid-19 yang menghardik usaha anggota, namun karena ada suntikan dana LPDB-KUMKM pada tahun berikutnya angka NPL bisa terkendali kembali.

Kendati masih belum stabilnya kondisi usaha anggota akibat pandemi, namun KSU Bunga Rama berupaya tetap fokus dan patuh terhadap kewajiban pembayaran dan berharap koperasi dapat semakin maju dan mandiri. Pada Juni 2021 lalu, ada penambahan cabang di Makale Toraja Sulawesi Selatan yang mana dipilih karena sebelumnya telah dilakukan penjajakan wilayah atas dasar unsur emosional dan kultur, serta diiringi dengan penguatan tim dari kantor cabang setempat.

Medi berpesan agar LPDB-KUMKM terus difasilitasi oleh pemerintah, sehingga dapat memajukan koperasi baik di daerah yang sudah berkembang maupun daerah yang belum berkembang. Ketika LPDB-KUMKM hadir di KSU Bunga Rama pada saat pandemi, berbagai kebijakan dapat dipikirkan oleh koperasi untuk kepentingan anggotanya meskipun dalam situasi yang sulit.

“Prinsip koperasi adalah bagaimana kita bisa hidup bersama. Pertanyaannya adalah bagaimana ekonomi anggota bisa hidup? Tentu koperasi bisa hidup jika usaha anggota hidup. Oleh karena itu, LPDB-KUMKM harus terus hadir untuk dapat membantu usaha koperasi dan UMKM seperti kami. Dengan begitu, perekonomian bisa tetap terkendali kendati menghadapi situasi yang sulit,” pesan Medi.

Dengan kehadiran LPDB-KUMKM, Medi memiliki kesan tersendiri yang tidak akan dilupakan. KSU Bunga Rama mendapatkan banyak edukasi mengenai bagaimana tertib administrasi dan pelaporan koperasi. Sehingga LPDB-KUMKM memberi kesan mendisipilinkan bagi koperasi penerima dana bergulir.

“Hal ini sangat baik dan benar-benar membantu koperasi. Selain itu, KSU Bunga Rama sangat bangga dan bersyukur diberikan kesempatan memperoleh fasilitas pinjaman LPDB-KUMKM terutama saat pandemi Covid-19. KSU Bunga Rama menjadi satu-satunya koperasi yang mewakili wilayah Polewali Mandar Sulawesi Barat. Tentu hal ini sangat membanggakan bagi kami koperasi yang berada jauh di Indonesia Bagian Tengah,” ujar Medi.

Tingkatkan Efektifitas Penyaluran LPDB-KUMKM

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis terus dilakukan guna meningkatkan penyaluran dan efektifitas dana bergulir yang tepat sasaran, tepat pemanfaatan, dan tepat pengembalian. Untuk kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis diutamakan untuk wilayah yang masih rendah penyerapan dana bergulir.

“Khusus di tahun 2022, LPDB-KUMKM memiliki strategi penyaluran yakni fokus pada koperasi sektor riil. Selain itu, koperasi-koperasi yang belum pernah mendapatkan permodalan dari LPDB-KUMKM atau mitra-mitra baru akan menjadi target utama penyaluran pinjaman/pembiayaan,” kata Supomo.

Untuk dapat menjangkau daerah-daerah yang selama ini belum maksimal penyerapan dan rendah penyaluran, LPDB-KUMKM berupaya sejalan dengan program Kementerian Koperasi dan UKM, di antaranya program koperasi rumah bersama, koperasi modern, koperasi multipihak, dan lainnya. Terkait program KemenkopUKM, Supomo menjelaskan hal ini dilakukan agar wilayah sebaran yang dibiayai LPDB-KUMKM semakin menyebar dari tahun sebelumnya.(Jef)

Tumbuhkan Ekonomi Anggota Koperasi, LPDB-KUMKM Berikan Pelatihan Petani Vanili di KSP Balo’ Toraja

Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus mengintensifkan perannya sebagai lembaga negara yang tidak hanya fokus pembiayaan dana bergulir tetapi juga pendampingan dan inkubasi kepada koperasi maupun UMKM.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, akselerasi perekonomian masyarakat yang merupakan anggota koperasi dan pelaku UMKM terus ditingkatkan melalui pelatihan, pendampingan, dan program inkubasi.

“Dampaknya perekonomian masyarakat bisa ditingkatkan melalui kelembagaan koperasi, jadi fungsi ekonomi daripada koperasi bisa berjalan maksimal yang memberikan nilai tambah dari anggota untuk anggota,” ujar Supomo dalam keterangannya, Kamis (9/6/2022).

Adapun salah satu pendampingan, dan pelatihan yang dilakukan oleh LPDB-KUMKM yakni bekerja sama dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Balo’ Toraja untuk pelatihan budidaya komoditi vanili untuk para petani anggota KSP Balo’ Toraja.

Perlu diketahui, KSP Balo’ Toraja merupakan mitra LPDB-KUMKM di Sulawesi Selatan sejak tahun 2010 hingga sekarang. Koperasi yang berdiri sejak tahun 1941, telah memiliki 1 (satu) kantor pusat serta 50 kantor cabang. Selama 12 tahun bermitra, LPDB-KUMKM telah menyalurkan pinjaman dana bergulir kepada KSP Balo’ Toraja dengan total sebesar Rp201 miliar.

Supomo mengatakan, pihaknya selalu mendukung bagi koperasi yang ingin meningkatkan kompetensi daripada sumber daya manusia koperasi itu sendiri termasuk para anggotanya.

“Salah satu yang menjadi tujuan yang namanya koperasi simpan pinjam, tidak hanya memberikan simpan pinjam saja, tetapi juga memberikan pendampingan kepada anggotanya. Tidak semua KSP mau berjibaku menangkap kebutuhan dari anggota untuk mengembangkan usaha-usaha sektor riilnya,” tambah Supomo.

Direktur Pengembangan Usaha LPDB-KUMKM Jarot Wahyu Wibowo menambahkan, LPDB-KUMKM hadir mendampingi KSP Balo’ Toraja dalam memberikan akselerasi kepada para anggotanya untuk mendapatkan kompetensi yang sesuai, daya saing yang kuat, dan pelatihan budidaya komoditi vanili yang baik.

“Kami tidak hanya melakukan hari ini, tetapi kami juga sudah melakukan pendampingan dan pelatihan untuk para manajer dan kepala cabang terkait analisa usaha dan juga sudah dilakukan pelatihan terkait penilaian jaminan,” ujar Jarot.

Dalam pelatihan petani komoditi vanili ini, LPDB-KUMKM melibatkan berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Sulawesi Selatan, Pemda Kabupaten Tana Toraja, Persatuan Petani Vanili Seluruh Bali, Program Rikolto Indonesia (NGO dari Belgia), dan juga International Trader Advisor-MEOD PTE LTD.

“Harapannya ke depan, dengan pelatihan ini bisa juga dibentuk koperasi produsen yang menjadi offtaker produk para petani, dan KSP Balo’ Toraja sebagai pembina utama mendampingi dari sisi mendapatkan akses pasar dan jangan putus sekadar budidaya, tetapi ada kepastian tanam dan ada pasarnya, jadi hulu ke hilir lengkap,” papar Jarot.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Tana Toraja Theofilus Allorerung mengatakan, pelatihan yang diberikan kepada 80 orang petani anggota KSP Balo’ Toraja harus dimanfaatkan dengan baik untuk peningkatan kualitas, mutu, dan produktivitas produk vanili.

“Budidaya vanili ini memang gampang-gampang susah, dan sudah 10 tahun ini memang sudah kami budidayakan tetapi memang belum komprehensif dari hulu ke hilir. Oleh karena itu saya berharap pelatihan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya karena sektor pertanian ini harus mengutamakan kualitas produksinya perlu ditingkatkan dengan baik, tanpa kualitas produksi maka harga akan dipermainkan oleh pasar,” kata Theofilus.

Menurutnya, saat ini merupakan era pasar bebas, yang diperlukan peningkatan daya saing dari sisi tata kelola manajemen usaha, maupun kompetensi petani itu sendiri.

“Sekarang ini eranya pasar terbuka, kalau kita melalui koperasi akan mudah melakukan negosiasi dengan pasar, tetapi kalau berkoperasi pasti kuat,” tambahnya.(Jef)

Dugaan Kasus Korupsi Dana Bergulir Fiktif Tahun 2012-2013, LPDB-KUMKM Kooperatif dan Dukung Penuh Proses Hukum

Jakarta:(Globalnews.id)– Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) mendukung penuh upaya proses hukum yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap penyaluran dana bergulir di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 sampai dengan 2013.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, pihaknya mendukung penuh upaya aparat penegak hukum dalam proses penyidikan terkait penyaluran dana bergulir periode tahun 2012 sampai dengan 2013.

“Kami mengapresiasi apa yang dilakukan oleh aparat penegak hukum saat ini, dan kami mendukung penuh upaya ini. Serta semua proses dijalankan secara transparan terkait apa saja yang dibutuhkan oleh KPK dalam penyidikan ini,” ujar Supomo di Jakarta, Senin (6/6/2022).

Supomo menegaskan, LPDB-KUMKM saat ini telah melakukan transformasi proses bisnis, mulai dari sisi tata layanan, akuntabilitas, digitalisasi informasi maupun inovasi dalam mendukung proses bisnis LPDB-KUMKM sehingga lebih profesional, akuntabel, dan berkelanjutan.

“Berbagai upaya telah kami lakukan untuk proses bisnis LPDB-KUMKM yang lebih baik, seperti e-proposal, cash management system (CMS), geodinas, corporate card, hingga digitalisasi kearsipan,” kata Supomo.

Adapun layanan e-proposal merupakan fasilitas pengajuan, dan pemantauan proposal pengajuan pembiayaan agar lebih transparan, dan bisa secara real time dilakukan pemantauan oleh para calon mitra LPDB-KUMKM. Dengan digitalisasi e-proposal tersebut akan sangat membantu dan memudahkan para pelaku usaha yang akan mengajukan pinjaman dana bergulir, tanpa perlu harus datang ke kantor pusat LPDB-KUMKM.

Sedangkan untuk cash management system (CMS) adalah inovasi LPDB-KUMKM dari sisi keuangan untuk mendukung transaksi cashless untuk seluruh pembayaran pelaksanaan belanja dengan CMS. Kemudian, ada juga penggunaan Corporate Card untuk transaksi operasional semua pegawai LPDB-KUMKM, termasuk penggunaan GeoTagging sebagai Aplikasi Perjalanan Dinas Tanpa Kertas (GeoDinas).

“Kemudian dari sisi tata kelola kearsipan kami juga melakukan pembenahan dengan menandatangani Komitmen Bersama Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA). Menjalankan Good Corporate Governance (GCG) yang tidak bisa ditawar lagi. Itu sudah mutlak. Sehingga dengan semakin berkembangnya LPDB-KUMKM, kami membutuhkan sistem kearsipan yang baik. LPDB-KUMKM berkomitmen terus bertransformasi melakukan penyempurnaan seiring dengan langkah-langkah ke depan,” tegas Supomo.(Jef)

LPDB-KUMKM Siap Perkuat Ekosistem Bisnis KSP CU Keling Kumang

Sintang:(Globalnews.id)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) siap memperkuat ekosistem bisnis dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Credit Union (CU) Keling Kumang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Adapun perkuatan ekosistem bisnis KSP CU Keling Kumang ini akan dilakukan oleh LPDB-KUMKM melalui anak usaha KSP Keling Kumang yang bergerak di sektor riil yakni Koperasi Konsumen Keling Kumang Union yang merupakan hasil pemecahan entitas usaha baru (spin-off) dari KSP CU Keling Kumang.

Untuk memastikan ekosistem bisnis dari anak usaha KSP CU Keling Kumang berjalan dengan baik, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo bersama Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Krisdianto, serta Kepala Divisi Bisnis III LPDB-KUMKM Arief Hartanto melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pusat KSP CU Keling Kumang.

Kemudian, rangkaian kunjungan dilanjutkan dengan meninjau 3 (tiga) anak perusahaan KSP CU Keling Kumang, yakni Koperasi Konsumen Keling Kumang Union, Koperasi Jasa Ladja Tampun Juah, dan Koperasi Produsen Keling Kumang Agro. Ketiga koperasi tersebut tersebar di wilayah Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat.

Dalam kegiatan tersebut, Supomo mengatakan bahwa kunjungan ke KSP CU Keling Kumang ini merupakan rangkaian lanjutan dan upaya tindak lanjut dari kunjungan kerja Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki beberapa waktu lalu ke Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.

Menurutnya, LPDB-KUMKM sebagai kepanjangan tangan pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan kepada koperasi-koperasi di seluruh Indonesia, termasuk berkunjung ke koperasi-koperasi potensial yang belum menjadi mitra LPDB-KUMKM seperti KSP CU Keling Kumang.

“Kami sengaja datang kesini bersama Tim Bisnis LPDB-KUMKM untuk melihat secara langsung kondisi lapangan. Dengan begitu, kami dapat mengetahui apa yang bisa kami follow up dari KSP CU Keling Kumang ini,” kata Supomo di Kantor KSP CU Keling Kumang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Rabu (18/5/2022).

Sebagai salah satu KSP terbesar di Provinsi Kalimantan Barat, Supomo mengakui bahwa dari sisi kinerja KSP CU Keling Kumang sudah berjalan dengan baik. Selain itu, dari sisi citra atau image, koperasi ini juga telah dikenal baik oleh masyarakat di Kalimantan Barat.

“Setelah kami keliling, KSP CU Keling Kumang ini bagus, baik sisi image maupun kinerja. Kami juga telah mengkonfirmasi ke beberapa instansi disini, memang koperasi ini tercatat memiliki image yang baik, sehingga Tim LPDB-KUMKM datang untuk menganalisa seluruh unit usahanya dan mendapatkan hasil positif (baik),” kata Supomo.

Setelah melakukan kunjungan lapangan, LPDB-KUMKM melalui Direktorat Bisnis akan melakukan verifikasi maupun analisa bisnis terhadap dokumen-dokumen maupun legalitas dari anak usaha KSP CU Keling Kumang.

“Kunjungan lapangan sudah dilakukan, maka dilanjut dengan pengecekan dokumen-dokumen yang diperlukan serta legalitasnya. Saya kira ini adalah prospek yang baik untuk bisnis LPDB-KUMKM dan KSP CU Keling Kumang untuk maju bersama,” lanjut Supomo.

Dalam pertemuan tersebut, Supomo menegaskan bahwa LPDB-KUMKM siap mendukung pengembangan bisnis sektor riil daripada anak usaha KSP CU Keling Kumang untuk tumbuh dan berkembang dalam memajukan perekonomian masyarakat.

“Untuk sektor simpan pinjam tidak kami support dulu untuk saat ini, namun untuk sektor riil-nya mudah-mudahan bisa kami dukung dari segi perkuatan permodalan,” kata Supomo.

Hal ini dilatarbelakangi, salah satu spin-off KSP CU Keling Kumang yakni Koperasi Konsumen Keling Kumang Union bergerak dalam bisnis sektor riil yakni penyediaan sarana produksi pertanian (saprotan) dari petani kelapa sawit, pembibitan, hingga pusat Demontration Plot (Demplot) yang merupakan metode penyuluhan pertanian yang ditujukan kepada petani.

“Itu semua perlu didukung dari sisi pembiayaan, oleh sebab itu LPDB-KUMKM hadir untuk mensupport. Koperasi membutuhkan modal kerja yang tidak sedikit untuk perputaran bisnisnya, dan kami bisa memperkuat ekosistem bisnis yang sudah terbentuk,” jelas Supomo.

Sebagai informasi, sejak Maret 2021, Keling Kumang Group (KKG) bertransformasi menjadi Gerakan Credit Union Keling Kumang dengan menjadikan KSP CU Keling Kumang menjadi induk dari semua Gerakan termasuk spin-off (pemecahan entitas usaha baru) KSP CU Keling Kumang.(Jef)

Kolaborasi dengan PUM Belanda, Inkubator ALEC Perkuat Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM

Jakarta:(Globalnews.id)- Program Inkubator Wirausaha Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus diperkuat dengan kerja sama antar pihak yakni antara Inkubator Alif Learning Center (ALEC) dengan Progamma Uitzending Manajer (PUM) Netherlands Senior Experts.

PUM Netherlands Senior Experts merupakan salah satu lembaga non pemerintah dari Belanda yang konsen terhadap pengembangan UMKM dan kewirausahaan di berbagai negara termasuk Indonesia.

Direktur Utama LPDB-KUMKM, Supomo menyambut baik kerja sama yang dilakukan oleh ALEC sebagai salah satu inkubator yang tergabung dalam Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM Tahun 2022 yang juga merupakan Inkubator Wirausaha dari mitra LPDB-KUMKM yakni Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq.

Menurut Supomo, perkembangan model bisnis agrikultur daripada Kopontren Al-Ittifaq sudah sangat baik dan menjadi role model atau contoh pengembangan bisnis pondok pesantren dengan prinsip syariah dengan badan hukum koperasi di Indoesia.

“Inilah pengembangan model bisnis yang berkesinambungan antara aspek hulu hingga hilir, fungsi ekonomi dari pada koperasi menjadi optimal, dan fungsi pembinaan dijalankan melalui lembaga inkubator. Bahkan hal ini dijadikan contoh bagi pertanian di Indonesia, yaitu korporatisasi pertanian dan holding melalui pesantren,” ujar Supomo di Jakarta.

Selain itu, dengan tergabung Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM, maka Inkubator Alif Learning Center bisa terus berkembang, dan melakukan inkubasi kepada koperasi-koperasi maupun tenant-tenant untuk meningkatkan kapasitas bisnis atau usahanya dan diharapkan kedepan bisa mengakses pembiayaan dana bergulir dari LPDB-KUMKM.

“Sektor pertanian bukan seperti kue yang bisa langsung dicetak dan terlihat hasilnya, melainkan harus matang disiapkan dari sisi SDM yakni petani, juga dari sisi komoditi dan teknologi budidayanya dan sidang sangat tepat bekerja sama dengan PUM Belanda, dan ini semakin memperkuat program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM,” kata Supomo.

Terkait peningkatan kapasitas bisnis dari Kopontren Al-Ittifaq ke depan, lebih lanjut Supomo menjelaskan, LPDB-KUMKM akan selalu hadir mendampingi dari sisi bisnis dan kelembagaan koperasi sehingga dibentuklah Alif Learning Center (ALEC), sehingga akses pasar bukan hanya disupport dari sisi Ittifaq sendiri, namun juga dari pesantren-pesantren lain agar kemitraan dapat berkembang.

“Yang perlu kita lembagakan di antaranya cara bercocok tanam dan cara budi dayanya agar sama dan seragam dapat diserap oleh market,” jelas Supomo.

Selain dukungan kelembagaan, LPDB-KUMKM juga melakukan bimbingan teknis (bimtek) secara langsung, baik pendampingan secara administratif, maupun pendampingan dari sisi bisnis.

*Kerja Sama Strategis*

Sementara itu, Irvan Sadikin, Chief Financial Officer (CFO) Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al Ittifaq mengatakan, kerja sama dengan PUM Belanda sudah terjalin erat sejak tahun 2017 lalu antara Kopontren Al-Ittifaq dengan PUM Belanda.

“Kemudian di tahun 2019 kami juga berkunjung langsung ke belanda untuk melihat dan belajar bagaimana pengelolaan bisnis proses sektor pertanian dari hulu ke hilir terkait . Dan tahun 2020 Al-Ittifaq membentuk Alif Learning Center (ALEC) dan kerja sama itu berlanjut hingga melakukan remote coaching atau pelatihan jarak jauh terhadap para tenant inkubator Alec mulai dari semangat kewirausahaan, manajemen prngembangan bisnis, hingga teknik budidaya pertanian dengan total 16 pertemuan dengan para ahli dari PUM Belanda dan Alif Learning Center,” ungkap Irvan.

Kemudian, pada 2022 ini dengan tergabungnya Inkubator ALEC ke dalam Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM semakin memperkokoh kerja sama tersebut dalam hal pendampingan dan transfer knowledge.

“Dengan PUM Belanda, dan juga LPDB-KUMKM, serta Bank Indonesia, kerja sama ini ditargetkan para pondok pesantren mitra dari Kopontren Al-Ittifaq mendapatkan pelatihan dan pendampingan yang lengkap dari para ahli. Goalsnya dari kerja sama ini adalah memberikan pelatihan dan pendampingan secraa lengkap termasuk perdagangan agar para tenant inkubator ALEC dan juga mitra Kopontren Al-Ittifaq bisa meningkatkan kapasitas bisnisnya dan menjadikan kemandirian ekonomi pesantren menjadi terwujud,” papar Irvan.

Irvan berharap, kedepan kemdirian ekonomi pesantren bisa terwujud dan membuktikan diri bahwa ekonomi pondok pesantren juga bisa berkembang dengan pesat dengan sentuhan teknologi terkini, dan manajemen bisnis yang baik dan optimal.

“Harapannya kedepan bagaimana kedepan pesantren bisa berkembang secara bisnis dan juga berkembang dari sisi pengetahuan dengan teknologi terkini, dan juga berkesinambungan,” ujar Irvan.

*Kunjungan Bisnis*

Kemudian, pada pertengahan Tahun 2022, Kopontren Al-Ittifaq, bersama Inkubator ALEC, LPDB-KUMKM, dan juga Bank Indonesia akan melakukan lawatan bisnis ke Belanda.

Lawatan ke negara kincir angin tersebut untuk melakukan bussiness deals antara Kopontren Al-Ittifaq dengan perusahaan pembibitan terbesar di dunia, dan juga mengaktifkan kegiatan vokasi yakni pembelajaran di Belanda.

“Vokasi ini untuk memperdalam secara lengkap dan menyeluruh terkait manajemen bisnis dan budidaya pertanian. Jadi kunjungan bisnis dan transfer knowledge ini untuk memperdalam pengembangan bisnis pertanian dari hulu hingga hilir,” jelas Irvan.(Jef)

Kehadiran LPDB-KUMKM Nyata Manfaatnya Bagi Koperasi dan UMKM

Jakarta:(Globalnews.id)–Penyaluran dana bergulir dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) melalui koperasi merupakan salah satu upaya dalam menjangkau permodalan UMKM di seluruh Indonesia, sehingga melalui koperasi yang telah diberi permodalan tersebut pada akhirnya dapat menjangkau UMKM diseluruh  daerah.

Pada tahun 2022 LPDB-KUMKM menyasar koperasi-koperasi sektor riil di daerah, khususnya wilayah yang masih rendah penyaluran dan terutama koperasi-koperasi baru yang belum merasakan manfaat bermitra dengan LPDB-KUMKM. Salah satu caranya adalah dengan gencar mencari mitra baru. Selain memberikan dukungan permodalan, LPDB-KUMKM juga akan mengoptimalisasi program inkubator wirausaha.

Strategi ini merupakan upaya menjaring mitra-mitra baru, khususnya pelaku UMKM yang nantinya akan diinkubasi untuk bergabung dalam wadah koperasi, sehingga kedepan seluruh koperasi di Indonesia dapat merasakan manfaat dari pembiayaan LPDB-KUMKM, ungkap Dirut LPDB-KUMKM, Supomo, dalam keterangan tertulisnya (24/4).

Menurut Supomo, LPDB-KUMKM bermitra dengan koperasi-koperasi di seluruh Indonesia termasuk Koperasi Produsen Osseda Faolala di Kota Gunungsitoli, Kepualauan Nias, Sumatera Utara.

“Harapannya adalah dana bergulir dapat sukses disalurkan, sukses dimanfaatkan, dan sukses dikembalikan, sesuai dengan prinsip Tri Sukses LPDB-KUMKM,” ujar Supomo.

Selain itu, Supomo juga mengatakan bahwa LPDB-KUMKM mengedepankan prinsip pelayanan termasuk pendampingan kepada koperasi agar bisa dan mampu mengajukan proposal pembiayaan kepada LPDB-KUMKM. Ia berharap koperasi-koperasi  yang memiliki potensi besar dapat meningkatkan tata kelola kelembagaan dan manajemen bisnisnya khususnya sebagai wadah pengembangan ekonomi melalui pelaku UMKM.

Diketahui salah satu mitra dari LPDB-KUMKM yang berada diwilayah minim penyaluran adalah Koperasi Konsumen Osseda Faolala yang memiliki usaha pengembangan produk Virgin Coconut Oil (VCO) atau yang lebih dikenal dengan nama Osse-Co, training centre dan usaha simpan pinjam. Koperasi Konsumen Osseda Faolala merupakan koperasi pertama di Pulau Nias yang menjadi mitra LPDB-KUMKM.

Menurut pengakuan Amani Lahagu, General Manager di Koperasi Konsumen Osseda Faolala, koperasinya telah merasakan manfaat nyata atas kehadiran LPDB-KUMKM.

“Sejak bulan Juni tahun 2021, kami sudah menjadi mitra LPDB-KUMKM dengan jumlah modal pinjaman sebesar Rp5 milyar dan dalam jangka waktu pengembalian selama 60 bulan,” ujar Amani.

Amani mengungkapkan, modal dari LPDB-KUMKM tersebut seluruhnya disalurkan untuk mendukung permodalan usaha anggota yang bergerak dibidang UMKM. Dengan adanya penambahan modal usaha tersebut, terlihat jelas kemajuannya, ungkap Amani.

Menurutnya, modal usaha tersebut dialurkan kepada 339 orang anggota dengan penyaluran yang berpariasi. Mulai dari Rp6 juta hingga Rp20 juta, tergantung klasifikasi usaha mereka, lanjut Amani menjelaskan.

Amani juga menerangkan, terkait hal penyaluran tersebut mereka menerapkan sistem dengan beberapa persyaratan yang diantaranya sudah terdaftar sebagai anggota minimal 1 tahun, memiliki usaha, mempunyai track record yang baik serta memiliki agunan.

“Persyaratan itu sangat penting untuk meminimalisir resiko kemacetan dalam pengembalian modal, terbukti sampai sekarang kami belum menemukan kendala” tandas Amani.

Dengan keberhasilan tersebut dan merasakan dampak positif dari penyaluran dana bergulir tersebut, Amani menegaskan koperasinya akan kembali melakukan pengajuan pembiayaan dana bergulir kepada LPDB-KUMKM.

“Setelah melakukan pelunasan,  kami berencana akan membuat pengajuan dengan jumlah yang lebih besar agar semua anggota dapat merasakan manfaat secara  langsung dari LPDB-KUMKM ” tandas Amani.

Anggota Binaan Koperasi Konsumen Osseda Faolala

Kantor pusat Koperasi Konsumen Osseda Faolala memberi kepercayaan kepada kantor cabangnya di wilayah Nias Selatan 1 untuk mengelola dana dengan jumlah Rp911 juta.

“Adapun, penempatan dana itu seluruhnya disalurkan kepada anggota  yang bergerak disektor UMKM sesuai dengan kriteria yang sudah disepakati,” ujar Irawati Zebua, Kepala Cabang Koperasi Konsumen Osseda Faolala untuk wilayah Nias Selatan 1.

Irawati mengatakan, setelah koperasi yang dikelolanya mendapat pinjaman dana dari LPDB-KUMKM, antusias masyarakat untuk bergabung menjadi anggota mengalami peningkatan yang signifikan. Saat ini, kata Irawati, jumlah anggota untuk wilayah Nias Selatan 1 ada berkisar 1.500 orang dan kemungkinan besar menurutnya akan terus mengalami peningkatan.

Menurut Irawati, salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan tersebut dikarenakan bunga pinjaman anggota yang lebih kecil. Dari yang sebelumnya 2%, sekarang menjadi 0,9 %, dan Ia mengakui bahwa bunga kecil itu baru bisa diterapkan setelah bermitra dengan LPDB-KUMKM.

Senada dengan itu, Suci Hati Saoyiago yang merupakan salah satu anggota binaan Koperasi Konsumen Osseda Faolala yang memiliki usaha dibidang menjahit mengatakan bahwa Ia sangat terbantu dengan dana pinjaman berbunga kecil yang disalurkan oleh koperasinya.

Suci yang sudah 3 tahun menjadi anggota koperasi mengaku mendapat tambahan modal pinjaman sebesar Rp20 juta, kini Ia sudah memiliki usaha tambahan yakni usaha jual sembako setelah mendapat penambahan modal.

“Sebelumnya penghasilan saya dari menjahit hanya sekitar Rp2,5 juta/bulan, sekarang bisa bertambah menjadi Rp.4-5 juta/bulan dan dengan bunga yang relatif kecil, saya tidak pernah sekalipun terlambat dalam pengembalian modal”  tandas Suci.

Tak jauh berbeda dengan Suci, anggota Produsen Osseda Faolala, yang berada di wilayah Nias Selatan 2, Liami Lase mengaku sangat terbantu dengan modal pinjaman berbunga yang lebih murah dari yang sebelumnya yang diberlakukan koperasinya.

Dengan modal pinjaman sebesar Rp10 juta, Liami dapat memberi tambahan modal usaha suaminya untuk menjalankan usaha dibidang kerajinan tangan dari tanah liat, meski Liase mengakui membutuhkan modal yang lumayan besar untuk membeli peralatan pendukung yang harganya lumayan mahal. karena saat ini Ia mengaku kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar. (Jef)

Salurkan Rp 500,3 Miliar di Triwulan1 2022, LPDB KUMKM Mulai Garap Ekosistem Pertanian di Kopontren

JAKARTA:(GlOBALNEW.ID)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) hingga triwulan pertama 2022 berhasil menyalurkan dana bergulir sebanyak Rp500,3 miliar dengan rincian Rp300 miliar disalurkan melaui pola konvensional dan 203 miliar melalui pola syariah.

“Penyaluran pada triwulan 1/2022 ini melebihi target yang ditetapkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebesar Rp450 miliar,” kata Direktur Utama LPDB KUMKM, Supomo usai acara Berkah Ramadhan di Jakarta, Kamis (21/4).

Seharusnya, kata Supomo, pada triwulan pertama 2022 penyaluran bisa mencapai Rp600 miliar. Namun, karena pada Februari lalu ada kendala Covid-19 varian Omicron yang cukup tinggi maka penyaluran agak terganggu. “Tapi Alhamdullilah masih di atas target Kemenkeu,” katanya.

Supomo optimistis target penyaluran dana bergulir hingga tahun sebesar Rp1,8 triliun dapat tercapai. Salah satunya penyaluran dana bergulir ke koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) khususnya pesantren yang memiliki santri diatas 10 ribu santri

“Di pesantren rata-rata juga bergerak di sektor riil. Salah satu Kopontren yang sukses dibina adalah Kopontren Al Ittifaq Bandung yang kini memasok kebutuhan sayur2an di ritel modern.

LPDB KUMKM telah menyalurkan bantuan dana bergulir kepada Kopontren Al-Ittifaq sebesar Rp6,2 miliar pada 2020 dan Rp6,8 miliar pada tahun ini.

Bantuan ini dimanfaatkan oleh Kopontren Al-Ittifaq untuk pengembangan investasi baik dari areal tanam, teknologi pertanian modern, pelatihan dan perluasan rantai pasok dengan melibatkan pesantren-pesantren di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Lampung.

“Tambahan bantuan dana bergulir ini diberikan untuk penguatan Kopontren secara permodalan, mengingat permintaan modern market yang terus meningkat dari sebelumnya hanya 2 ton per hari menjadi 7 ton per hari untuk seluruh komoditas,” ungkapnya.

Selain permodalan, LPDB-KUMKM disebutkan Supomo, juga memberikan pendampingan, mulai dari laporan keuangan, teknik, hingga marketingnya untuk memperluas market.

“Sesuai arahan Pak Menteri Koperasi dan UKM, LPDB-KUMKM tidak boleh asal memberikan pembiayaan, tetapi harus melakukan pendampingan dan membantu plan bisnis hingga memastikan setiap koperasi penerima dana bergulir berkembang dan berdaya saing,” ucap Supomo.

Sejumlah Ponpes dengan jumlah santri banyak sudah dibidik untuk dijadikan ekosistem ekonomi pertanian, diantaranya Ponpes Nurul Jadid Paiton, Probolinggo dan Tambak Beras Jombang, ketiganya berada di provinsi Jawa Timur.(Jef)