Arsip Tag: LPDB KUMKM

LPDB-KUMKM Dukung Pengembangan Komoditas Pertanian di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara

Jakarta:(Globalnews.id)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) siap mendukung pengembangan ekosistem komoditas pertanian yakni cabai merah melalui koperasi di Kabupaten Bara, Provinsi Sumatera Utara.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo saat menerima audiensi Bupati Kabupaten Batu Bara Zahir bersama Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara Arif Hanafiah di Kantor LPDB-KUMKM, Jakarta, Rabu (13/4/2022).

“Ini bagus karena ada komitmen dari pemerintah daerah bahwa sebenarnya kalau sudah jalan bisnis ini, sudah matching dan ekosistemnya jalan, mereka tidak ragu lagi untuk mengeluarkan APBD-nya untuk membuat pabriknya, yang istilahnya factory sharing, jadi dia akan berjalan (ekosistem),” ujar Supomo.

Supomo menjelaskan, pemerintah daerah Kabupaten Batu Bara dapat mendukung ekosistem komoditas cabai dengan mengucurkan dana APBD untuk pembangunan pabrik pengolahan cabai.

Sedangkan LPDB-KUMKM bisa masuk kepada kebutuhan modal kerja dari koperasi yang menaungi para petani-petani cabai.

“LPDB-KUMKM akan masuk untuk working capitalnya atau modal kerja, memang yang terjadi di Kabupaten Batu Bara
ini supply chainnya bagus tetapi di hilirnya ini belum bagus,” kata Supomo.

Supomo menegaskan, LPDB-KUMKM dalam memberikan pembiayaan dana bergulir saat ini harus memastikan pembiayaan tersebut sesuai prinsip Trisukses LPDB yakni tepat penyaluran, tepat pengembalian, dan tepat pemanfaatan.

“Kami dalam memberikan pembiayaan harus ada analisa bisnisnya yang jelas dan lengkap, mulai dari tahap produksi, offtakernya, hingga para pengurus koperasinya, jadi kami jelas untuk memberikan pembiayaan ini, dan ini ayo kita kolaborasikan bersama,” tegasnya.

*Factory Sharing Komoditas Cabai*

Sementara itu, Bupati Kabupaten Batu Bara Zahir menjelaskan, saat ini Kabupaten Batu Bara merupakan wilayah sentra produksi cabai merah terbesar di Provinsi Sumatera Utara, setelah Kabupaten Karo.

“Kami bangun klaster bersama cabai merah karena ini pengaruh utama terhadap inflasi, dan saat ini saya ke LPDB-KUMKM mengharapkan koperasi di wilayah kami bisa mendapatkan permodalan dari LPDB-KUMKM,” kata Zahir.

Menurutnya, selain untuk pengendalian laju inflasi, pengembangan factory sharing ini juga dalam rangka membebaskan para petani cabai dari jeratan para tengkulak yang cenderung dominan memainkan harga cabai saat panen raya dan juga memberikan permodalan dengan bunga yang tinggi.

“Ini juga merupakan cara sebagai upaya melepaskan petani dari jeratan tengkulak, dan kami butuh pendampingan dari sisi pembelinya atau marketnya dari LPDB-KUMKM, ketika semua sudah inline dari hulu ke hilir, LPDB-KUMKM bisa masuk memberikan pembiayaan kepada koperasinya,” jelas Zahir.

Zahir berharap dengan dilakukannya audiensi dengan LPDB-KUMKM maka akan memberikan sinergi program komoditas pertanian yang lebih baik dan berkembang.

“Kami berharap pembinaan terhadap pencari buyer, jadi nanti ditemukan siapa offtakernya, kita punya jenis produk pertanian yakni cabai merah dan kita minta pendampingan dari LPDB-KUMKM untuk mencari siapa offtakernya, sehingga nanti bukan hanya untuk Kabupaten Batu Bara tetapi juga di Provinsi Sumatera Utara.(Jef)

LPDB-KUMKM Dorong Proses Pengalihan Dana Bergulir di Jawa Timur

Surabaya:(Globalnews.id)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus mendorong proses pengalihan dana bergulir yang disalurkan LPDB-KUMKM pada periode 2000 hingga 2007.

Untuk Provinsi Jawa Timur sendiri, total dana bergulir yang terserap pada periode 2000 hingga 2007 mencapai Rp379,52 miliar.

Sedangkan progress pengalihan ke rekening LPDB-KUMKM secara keseluruhan di Provinsi Jawa Timur baru mencapai 18,85 persen yakni sebesar Rp71,53 miliar dari total plafon yang dikucurkan kurang lebih sebesar Rp. 379,52 miliar.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, kedepan agar perbankan dan juga dinas koperasi dan UKM untuk membantu proses pengalihan dana yang masih di rekening penampungan atas nama koperasi ke rekening LPDB-KUMKM.

“Sehingga koperasi yang sudah lunas dan masih berjalan dengan baik dapat juga memiliki kesempatan untuk mengakses pembiayaan dari LPDB-KUMKM,” ujar Supomo saat Rapat Koordinasi Pengalihan Dan Bergulir di Kediri, Jawa Timur.

Supomo menambahkan, untuk penyaluran dana bergulir di Provinsi Jawa Timur sampai dengan 18 Maret 2022 sudah mencapai Rp2,44 triliun yang disalurkan kepada 603 mitra.

Selain itu, lanjut Supomo LPDB-KUMKM memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan pengalihan dana bergulir dari koperasi yang menerima bantuan program Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2000–2007 ke LPDB-KUMKM yang merupakan amanat dari Kementerian Koperasi dan UKM kepada LPDB-KUMKM.

Sementara itu, Direktur Keuangan LPDB-KUMKM Ahmad Nizar menambahkan, berdasarkan pencatatan data Nilai Realisasi Bersih (NRB) terdapat potensi pengalihan dana bergulir pada koperasi penerima program yang diundang saat ini, kurang lebih sebesar Rp5,88 miliar untuk Provinsi Jawa Timur.

Nizar berharap kepada bank pelaksana agar membantu dan mempermudah proses pengalihan dana bergulir dari rekening atas nama Koperasi ke rekening LPDB-KUMKM.

“Adapun kegiatan pengalihan tahun 2022 ini, kami masih tetap melaksanakan dengan skema melalui pendekatan dan bekerjasama dengan dinas yang membidangi Koperasi dan UKM Kabupaten/Kota dan Satgas LPDB-KUMKM, guna optimalisasi pengalihan dana bergulir ke rekening LPDB-KUMKM,” jelasnya.

*Permudah Akses Pembiayaan*

Menurut Supomo, di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai ini, koperasi dan UMKM merupakan sektor usaha yang paling terdampak, dan juga paling teratas mampu bertahan di tengah pandemi.

“Koperasi dan UMKM telah memberikan kontribusi bagi kelangsungan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, seperti
kondisi sekarang paling kena dampak pandemi, tetapi paling bisa bertaha,” kata Supomo.

Dengan itu, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM tak tinggal diam dengan menerbitkan aturan berupa Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 04 Tahun 2020 tetang penyaluran dana bergulir 100 persen kepada koperasi, dan program pendampingan melalui inkubator wirausaha LPDB-KUMKM.

“LPDB-KUMKM diberikan mandat agar fokus pembiayaan kepada koperasi, dengan ini akses pembiayaan lebih mudah, murah, dan ramah dalam rangka meningkatkan kemampuan berusaha koperasi dan UMKM,” ungkap Supomo.

Diharapkan dengan alternatif instrumen pembiayaan melalui LPDB-KUMKM koperasi dapat tumbuh dan berkembang serta dapat memenuhi kebutuhan permodalan anggota.

Kemudian, meningkatkan perekonomian masyarakat melalui koperasi, mendorong percepatan kegiatan ekonomi sektor riil dan produktif masyarakat. dan mendidik masyarakat gerakan koperasi untuk bertanggung jawab terhadap pinjaman permodalan oleh pemerintah.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dinas maupun mitra perbankan atas sinergi dan kerja sama dalam proses pengalihan dana bergulir ini berjalan dengan baik,” pungkas Supomo.(Jef)

LPDB-KUMKM Dorong Pengembangan Ekosistem Sapi Perah Unpad jadi Percontohan

Bandung:(Globalnews.id)– Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) mendorong Universitas Padjajaran (Unpad) bersama koperasinya terus memperluas pengembangan ekosistem sapi perah hingga bisa menjadi percontohan atau pilot project bagi perguruan tinggi dan koperasi di Tanah Air.

“LPDB siap memberikan dukungan penuh kepada Unpad, lewat koperasinya yang baru dibentuk, baik dalam aspek permodalan, sebagai integrator maupun pengembangan model bisnisnya,” Kata Dirut LPDB, Supomo, di SPLP Unpad, Arjasari, Bandung, Senin (21/3/2022).

Supomo saat Panen Perdana Jagung untuk Pakan Ternak Sapi Perah KPBS Pengalengan itu menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan realisasi dari Program Pengembangan Ekosistem Sapi Perah di KPBS Pangalengan, yang diinisiasi LPDB-KUMKM bersama Unpad dan KPBS Pengalengan sejak Juli 2021 lalu dan resmi dimulai penanaman benih jagung di lahan milik Unpad Arjasari pada 8 Desember 2021.

Pada lahan yang dijadikan demplot jagung di tanah seluas 1,3 hektare itu diperkiraan menghasilkan panen di kisaran 65 ton jagung. Jumlah produksi jagung ini ke depan akan terus bertambah sejalan dengan komitmen pihak Unpad bersama koperasinya untuk memperluas areal tanam dan mengembangan lima varietas unggulan jagung khusus pakan ternak.

“Kita dorong koperasi Unpad yang melakukan langsung pengembangan komoditas jagung ini, bahkan bisa membuat Silase jagung dengan KPBS Pangalengan sebagai offtaker-nya,” Ucap Supomo.

Supomo mengaku senang berkolaborasi dalam pengembangan ekosistem ini bersama Unpad dan KPBS Pengalengan. Hal ini lantaran hasil riset perguruan tinggi bisa langsung bermanfaat bagi masyarakat dan sektor-sektor yang membutuhkan, dalam hal ini peternak sapi perah.

“Riset yang menghasilkan ya disini, sekali riset langsung membuahkan hasil dan mampu mengoptimalisasi produksi. Mudah-mudahan ini bisa menjadi piloting, karena pasti daerah lain banyak yang mau ikut meniru. Tidak hanya masyaarakat, perguruan tinggi lain pun pasti mau ikutan mencontoh,” katanya.

Lebih lanjut, Supomo juga mengusulkan Unpad untuk mengembangkan ternak sapi perah, dengan target penjualan bibitnya untuk peternak lokal. Hal ini juga bisa menjadi antisipasi jika terjadi oversupply jagung dan permintaan pakan dari peternak yang menurun.

“Sapi indukan bis akita impor dari New Zealand atau Australia, kita pelihara disini nanti anakan atau bibitnya bisa kita jual ke peternak di KPBS Pengalengan untuk pengganti sapi-sapi perah yang sudah tidak produktif. LPDB siap support ini, termasuk impor sapi indukan melalui koperasi,” katanya.

Ditempat yang sama, Dekan Fakultas Pertanian Unpad, Meddy Rachmadi menyampaikan komitmennya untuk meningkatan kerjasama dengan LPDB-KUMKM dan KPBS Pengalengan dalam Pengembangan Ekosistem Sapi Perah.

Saat ini, kata Meddy, Unpad sedang menyiapkan uji coba lima varietas unggulan jagung khusus pakan ternak yang belum dilepas. Selain itu juga akan menambah areal tanam jagung untuk meningkatkan produksi. “Kami sangat komitmen untuk pengembangan ini, apalagi disampaikan Dirut LPDB-KUMKM tadi bahwa pasar atau marketnya sudah tersedia,” kata Meddy.

Sementara itu, Ketua Pengurus KPBS Pangalengan, Aun Gunawan mengungkapkan, bahwa potensi pasar susu sangat besar, namun Indonesia baru bisa memenuhinya secara mandiri sebanyak 20 persen dari kebutuhan. Pun begitu dengan permintaan dari negara lain saat ini sedang meningkat.

Ia berharap dengan pengembangan jagung pakan ternak ini bisa meningkatkan produktivitas sapi perah khususnya di peternak KPBS Pangalengan. Apalagi, diungkap Aun, persoalan pasokan jagung sebagai pakan ternak selama ini terus berulang.

“Saya bersyukur dengan adanya panen jagung di lahan Unpad Arjasari ini bisa membantu peternak sapi di KPBS Pangalengan memenuhi kebutuhan pakan ternak, karena sapi perah itu sasarannya jagung tidak bisa yang lain. Pernah kita coba sorgum sebagai alternatif saat pasokan jagung sulit didapat dan mahal, tetapi tidak berhasil,”

Ia juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan LPDB-KUMKM, Kementerian Koperasi dan UKM berserta Dinas Koperasi Kabupaten dan Kota Bandung atas perhatiannya terhadap peternak sapi perahan.(Jef)

Dengan Koperasi Obor Mas, LPDB-KUMKM Dukung Penuh Program Ketahanan Pangan di NTT

NTT (Globalnews.id)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) siap mendukung penuh program ketahanan pangan melalui koperasi di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, LPDB- KUMKM tengah diberikan target oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki untuk menyalurkan pembiayaan dana bergulir kepada koperasi sektor rill sebanyak 40 persen dari target total penyaluran tahun 2022 sebesar Rp1,8 triliun.

Menurut Supomo, dengan target penyaluran kepada koperasi sektor riil sebesar 40 persen, saat ini LPDB-KUMKM tengah gencar terlibat dan sinergi program ketahanan pangan melalui koperasi.

“LPDB-KUMKM sekarang diberikan amanah oleh pemerintah untuk terlibat dalam program ketahanan pangan seperti pertanian, peternakan, dan perikanan,” ujar Supomo di Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, Sabtu (14/3/2022).

Seperti di Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, LPDB-KUMKM bersama dengan pemerintah daerah dan KSP Kopdit Obor Mas tengah mengembangkan program ketahanan pangan berbasis koperasi, selain untuk menjaga kebutuhan pangan tercukupi dengan produksi hasil sendiri, program ini juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Indonesia ini negara kepualauan yang luas, akses logistik tentu akan memakan biaya, jika kebutuhan pangan tercukupi dari wilayah NTT sendiri dan tidak tergantung daerah lain, akan sangat baik, selain dari sisi harga murah, juga bisa memberikan dampak ekonomi berupa kesejahteraan,” kata Supomo.

Dalam kunjungan ke Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo bersama dengan Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Krisdianto juga melakukan diskusi dengan Wakil Bupati Kabupaten Sikka, Kopdit Obor Mas, Dinas Pedagangan, Koperasi dan UKM, Dinas Pertanian dan Dinas Kelautan dan Perikanan serta para pelaku UMKM di Kabupaten Sikka untuk membuat dan mewujudkan ekosistem bisnis yang mendukung ketahan pangan.

“Ayo bersama-sama kita kolaborasi munculkan komoditi unggulan dahulu, pasti kami support, pengembangan bisnis era sekarang ini sangat diperlukan, LPDB-KUMKM siap mensupport, siap mendampingi semuanya, LPDB-KUMKM tidak memberikan janji, tetapi kami memberikan bukti,” tambah Supomo.

Supomo menyakini, sebagai koperasi yang sudah berpengalaman di Indonesia Timur, KSP Kopdit Obor Mas akan mampu mendukung program ketahanan pangan yang digulirkan oleh pemerintah.

“Alhamdulillah-nya Kopdit Obor Mas ini ada di Indonesia Timur, jadi ini pengembangan inovasi dan kreativitas yang sangat baik dengan tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bersama-sama LPDB-KUMKM pasti kita akan dukung, karena memang ketahanan pangan inilah andalan di Indonesia,” jelas Supomo.

*Pastikan Dana Bergulir Tepat Sasaran*

Tak hanya itu, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo juga melakukan kunjungan kepada anggota-anggota KSP Kopdit Obor Mas yang memiliki usaha sektor pertanian, dan peternakan.

Kunjungan tersebut dalam rangka memastikan penyaluran dana bergulir sesuai dengan prinsip Tri Sukses yakni Sukses Penyaluran, Sukses Pemanfaatan, dan Sukses Pengembalian yang telah disalurkan kepada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kopdit Obor Mas, dan juga mendorong terwujudnya program ketahanan pangan melalui koperasi di wilayah NTT.

Seperti anggota KSP Kopdit Obor Mas KCU Ende, Marselinus Doa yang memiliki usaha pada sektor peternakan dan pertanian mengatakan, pihaknya sebagai pelaku usaha merasa terbantu dengan pembiayaan dari KSP Kopdit Obor Mas dalam mengembangkan usahanya.

“Saya sangat berterimakasih karena kami orang di desa bisa dapat pembiayaan untuk kembangkan usaha. Melalui usaha ini saya bisa kembalikan pinjaman, buka lapangan kerja untuk orang lain dan ongkos anak sekolah,” ujar Marselinus.

General Manager (GM) KSP Kopdit Obor Mas, Leonardus Frediyanto mengatakan, hingga saat ini non performing loan (NPL) untuk pembiayaan LPDB-KUMKM yang disalurkan oleh KSP Kopdit Obor Mas masih nol persen. Artinya semua anggota yang memanfatkan dana bergulir masih lancar mengembalikannya.

“Anggota yang pinjam uang betul- betul menggunakan usaha produktif, uang tetap berputar dan target kita untuk meningkatkan kesejahteraan anggota tercapai,” pungkasnya.(Jef)

LPDB-KUMKM Dukung Pengembangan Ekosistem Bisnis Komoditas Bambu NTT Melalui Koperasi

NTT:(Globalnews.id)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) siap mendukung penuh pengembangan bisnis pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) bambu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Adapun program pengembangan komoditas bambu di NTT ini merupakan sinergi program antar Kementerian dan Lembaga, mulai dari Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Koperasi dan UKM, Pemerintah Provinsi NTT, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT, dan Yayasan Bambu Lestari (YBL).

Program pengembangan tersebut dalam rangka mendukung ekonomi hijau (Green Economy) di wilayah Provinsi NTT yang mencangkup 200 Desa Bambu Agroforestri Industri Rakyat Berbasis Desa, Pemberdayaan Perempuan, Konservasi, restorasi lahan kritis, dan mitigasi perubahan iklim dengan pendekatan Hutan Bambu Lestari dalam rangka mendukung ekonomi hijau (green economy) dan Strategi Nasional Pengembangan Bambu Terintegrasi (2021-2031).

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, Kementerian Koperasi dan UKM melalui LPDB-KUMKM siap mendukung pengembangan ekosistem komoditas bambu di Provinsi NTT melalui pembentukan badan hukum koperasi sebagai wadah yang menaungi para mama-mama bambu yang merupakan motor penggerak dalam ekosistem bambu di NTT.

“Memang ini luar biasa, saat ini pabrik desa pengolahan bambu belum terkonsolidasikan, dan masih sendiri-sendiri menjadi kurang kuat, akan sangat baik jika dikolaborasikan bersama dalam satu badan koperasi, oleh karena itu kami LPDB-KUMKM bisa langsung masuk melalui pembiayaannya,” ujar Supomo.

Menurut Supomo, pengembangan komoditas bambu di NTT ini sudah berjalan sangat baik mulai dari hulu sampai dengan hilirnya, hanya saja perlu dilakukan inovasi dan pengembangan agar potensi ekonomi dari komoditas bambu ini bisa semakin meningkat dan memberikan efek ekonomi yang nyata bagi masyarakat NTT.

Dengan dibentuknya badan hukum koperasi, Supomo meyakini bahwa ekosistem yang sudah berjalan selama ini bisa dikonsolidasikan lebih baik lagi, terutama dari sisi pengembangan pabrik pengolahan bambu yang terintegrasi.

“Bareng-bareng kita bentuk komunitas yakni kelembagaan dalam bentuk badan hukum koperasi dan kami akan support. Kalau dari segi bisnis ini sudah sangat baik, tinggal merapikan saja, dan ini saya kira bisa dilaksankan tahun ini juga,” kata Supomo.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha LPDB-KUMKM Jarot Wahyu Wibowo menambahkan, melalui Program Bambu Lestari ini LPDB-KUMKM memiliki peranan penting mulai dari hulu, tengah, sampai dengan hilirnya.

Dengan peran LPDB-KUMKM diharapkan bisa meningkatkan potensi pengembangan ekonomi masyarakat melalui komoditas bambu, saat ini LPDB-KUMKM diharapkan bisa mengisi kekosongan di sisi tengah, yakni intervensi ekonomi melalui koperasi. Pada tahap ini LPDB-KUMKM bisa memberikan pendampingan pembentukan koperasi dan juga memberikan pembiayaan dana bergulir kepada koperasi untuk memberikan nilai tambah pada produk bambu yang dihasilkan.

“Jadi intervensi LPDB-KUMKM diharapkan mampu memberikan nilai tambah. Ke depan, bambu yang dipanen masyarakat bukan hanya sekedar bahan baku mentah berupa bambu lonjoran, tetapi bisa berupa barang setengah jadi yakni menjadi strip bambu atau bahkan barang jadi,” ujar Jarot.

Jarot menjelaskan, saat ini tengah disusun antara Dekranasda NTT, Pemda NTT Bupati Ngada, Bupati Nagekeo, dan YBL untuk mendesain bagaimana peningkatan proses bisnis dan ekosistem yang akan dibuat di desa bambu ini melalui koperasi,” tambahnya.

Kemudian usulan lain dari LPDB-KUMKM dalam program ini adalah untuk membangun integrated area development, sebab tidak hanya komoditas bambu yang bisa dikembangkan, ada juga potensi lain yang ada di Kabupaten Ngada dan Nagekeo yang bisa menjadi produk unggulan di NTT.

Menurut Jarot, LPDB-KUMKM sebagai lembaga pembiayaan kepada koperasi tengah intensif dilibatkan oleh pemerintah dalam sinergi program pengembangan ekonomi masyarakat.

“Melihat adanya sinergi ini, dan LPDB-KUMKM mendapat peran yang sangat strategis dimana kami menjadi eksekutifnya melalui pembiayaan. Ini adalah hal yang luar biasa untuk menjadi akselerator, dan ke depannya akan semakin banyak lagi sinergi seperti ini,” kata Jarot.(Jef)

Dirut LPDB-KUMKM Lakukan Monev Pada Koperasi Kopi di Aceh

Takengon, Aceh Tengah:(Globalnews.id)- Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM Supomo melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Aceh pada 23-27 Februari 2022. Selain mendampingi Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Supomo juga melakukan monitoring dan evaluasi (monev) kepada empat koperasi yang merupakan mitra LPDB-KUMKM penerima dana bergulir.

Keempat koperasi tersebut adalah Koperasi Bersama Mandiri Sejahtera (Bahtera) di Kabupaten Bener Meriah, dan tiga koperasi lainnya berada di Aceh Tengah, yakni Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan, Koperasi Produsen Arinagata, dan Koperasi Kopi Wanita Gayo (Kokowagayo).

“Semuanya merupakan koperasi yang bergerak di sektor pengolahan dan perdagangan kopi. Seperti kita tahu, kopi merupakan produk unggulan dari Provinsi Aceh yang harus terus kita kembangkan,” kata Supomo.

Hal ini dikarenakan potensi Koperasi dan UMKM di Serambi Mekah ini sangat besar. Bahkan, beberapa koperasi dan UMKM potensial di produk kopi sudah melakukan ekspor ke Amerika (Starbucks).

Menurut Supomo, dalam melakukan monev kali ini, pihaknya ingin mengetahui secara detail seperti apa business plan ke depan dari para mitra LPDB-KUMKM, khususnya yang berada di Aceh.

Supomo kembali menekankan bahwa LPDB-KUMKM harus hadir. Karena, dirinya tidak ingin koperasi berutang kepada rakyat yang dalam hal ini adalah petani kopi. “Koperasi sebagai offtaker pertama, harus membeli secara cash dari petani,” tegas Supomo.

Untuk itu, lanjut Supomo, dana bergulir digelontorkan ke koperasi-koperasi tersebut untuk memperkuat permodalannya. “Jangan sampai, pembayaran kepada petani menunggu pembayaran dari importir kopi atau buyer di luar negeri,” imbuh Supomo.

Dari monev di Aceh, Supomo menjelaskan kinerja keempat koperasi kopi tersebut bagus. “Ini juga merupakan salah satu fungsi LPDB-KUMKM yaitu melakukan pendampingan kepada para mitra,” tukas Supomo.

Seperti diketahui, KBQ Baburrayyan telah mendapatkan dua kali pinjaman dari LPDB-KUMKM sejak tahun 2011 hingga 2020 dengan rincian pinjaman pertama dicairkan pada 5 Mei 2011 sebesar Rp2miliar, dan pinjaman kedua sebesar Rp10 miliar yang dicairkan secara bertahap. Yaitu, pada 31 Oktober 2019 sebesar Rp2 miliar, dan pencairan tahap kedua pada 7 Juli 2021 sebesar Rp8 miliar.

Bantuan dana itu menjadikan KBQ Baburrayyan sebagai salah satu koperasi pemasok biji kopi untuk gerai kopi asal Amerika Serikat.

Pada awalnya, KBQ Baburrayyan bergerak di bidang simpan pinjam, kemudian beralih dan bergerak bidang sektor riil yaitu bidang processing atau mengolah biji kopi dari awal pemetikan hingga pengeringan, juga bidang perdagangan kopi.

Koperasi lainnya, Kokowagayo bahkan kelasnya sudah mendunia dan telah malang-melintang di pasar internasional. Kokowagayo menjadi satu-satunya koperasi wanita di kawasan Asia Tenggara yang masuk dalam organisasi petani kopi wanita internasional berbasis di Peru, Amerika Selatan. Yaitu, Organic Product Trading Company (OPTCO) Cafe Femenino.

Sementara Koperasi Produsen Arinagata yang mendapat suntikan dana bergulir sebesar Rp1,25 miliar pada tahun 2021, memiliki anggota sebanyak 335 petani dan mengelola lahan kopi seluas 2.700 hektar yang tersebar di Aceh Tenggara dan Bener Meriah (Takengon). Produk kopi yang dihasilkan juga sudah menembus pasar AS.
(Jef)

Koppas Srinadi Bali Manfaatkan Dana Bergulir LPDB-KUMKM Dorong Perekonomian Masyarakat

Bali:(Globalnews.id)- Penyaluran dana bergulir oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus ditingkatkan, termasuk disalurkan kepada koperasi-koperasi sektor riil yang bersentuhan langsung perekonomian masyarakat.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, pada tahun 2022 ini LPDB-KUMKM ditargetkan mampu meningkatkan porsi pembiayaan kepada koperasi sektor riil sebesar 40 persen.

Pada tahun 2021 jumlah mitra koperasi yang mendapatkan pinjaman dana bergulir sebanyak 192 unit, dimana 25 persen merupakan koperasi sektor riil.

“Tahun 2020 sektor riil hanya 2 persen, 2021 kita sudah 13,5 persen tapi untuk jumlah koperasi sektor riilnya itu sudah hampir 25 persen dari 192. Untuk itu, tahun 2022 ditargetkan oleh Pak Menteri untuk sektor riil harus mencapai 40 persen,” kata Supomo.

Menurut Supomo, peningkatan porsi pembiayaan koperasi sektor riil bukan tanpa alasan, sebab koperasi sektor riil mampu menjadi akselerator perekonomian masyarakat mulai dari sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan pariwisata.

“Sekarang ini banyak sekali potensi ekonomi masyarakat dari sektor riil bahkan banyak produk-produk yang dihasilkan mampu menembus pasar ekspor, dengan inilah kami diminta pemerintah untuk mendukung perekonomian melalui koperasi sektor riil,” kata Supomo.

Selain itu, peningkatan pembiayaan kepada koperasi sektor riil juga untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.

“Dengan adanya covid-19 semua bisnis terdampak, kami sebagai kepanjangan tangan pemerintah perlu hadir melayani dan memberikan pembiayaan yang mudah, murah, dan cepat untuk memulihkan perekonomian nasional,” paparnya.

Seperti di Provinsi Bali, Koperasi Pasar (Koppas) Srinadi Klungkung Bali telah mendapatkan manfaat penyaluran dana bergulir dari LPDB-KUMKM untuk mengembangkan bisnis dan melayani usaha para anggotanya.

Koperasi yang berdiri sejak tahun 1985 ini memiliki jumlah anggota sebanyak 13 ribu anggota, dengan jumlah pegawai sebanyak 200 orang. Koppas Srinadi juga memiliki jumlah aset sebesar Rp248 miliar pada tahun 2021.

Ketua Koppas Srinadi Ngakan Made Nata mengatakan, Koppas Srinadi berdiri berdasarkan potensi perekonomian masyarakat yang luar biasa yakni yang berada di Pasar Galiran Kabupaten Klungkung, sebab pasar ini merupakan pasar terbesar di Bali dengan jumlah pedagang mencapai ribuan.

“Koppas Srinadi bergabung dengan LPDB-KUMKM bukan dari tahun ini, kami sudah jauh bermitra dengan LPDB-KUMKM sejak tahun 2012 bersinergi,” ujar Ngakan.

Ngakan menjelaskan, pihaknya mengetahui instrumen pembiayaan LPDB-KUMKM yang cepat, mudah, dan murah dari teman-teman gerakan koperasi di Bali yang sudah lebih awal mendapatkan pinjaman dari LPDB-KUMKM.

“Dari sisi keringanan pasti ada di LPDB-KUMKM, terutama dari sisi bunga yang sangat bisa bersaing dan ini yang membuat kami bermitra dengan LPDB-KUMKM,” ungkapnya.

Tercatat Koppas Srinadi telah mendapatkan pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM sebanyak 3 (tiga) kali, pada tahun 2012 mendapatkan dana dari LPDB-KUMKM sebesar Rp5 miliar dengan status lunas.

Kemudian, pada tahun 2015 mendapatkan dana dari LPDB-KUMKM sebesar Rp4 miliar dengan status lunas. Dan pada tahun 2021 mendapatkan dana dari LPDB-KUMKM sebesar Rp3 miliar dengan status lancar.

Pemanfaatan Dana Bergulir

Dari sisi pemanfaatan dana bergulir, Koppas Srinadi menggunakan pembiayaan dana bergulir untuk sektor riil mulai dari lini usaha toko swalayan bangunan, kemudian unit usaha simpan pinjam kepada para anggotanya.

“Dengan dana LPDB-KUMKM kami gunakan untuk pembiayaan anggota dalam mengembangkan usaha sektor riil, dengan hadirnya covid-19 ini juga membantu likuiditas kami dalam melayani anggota, pinjaman kepada anggota jadi bisa kami tingkatkan,” ungkapnya.

Ngakan berharap, LPDB-KUMKM agar terus membantu gerakan koperasi untuk tumbuh dan berkembang, sebab persoalan utama bisnis koperasi saat ini adalah akses permodalan setelah masalah sumber daya manusia.

“Harapan kami agar LPDB-KUMKM terus melayani dan membantu gerakan koperasi di seluruh Indonesia,” pungkas Ngakan.(Jef)

LPDB-KUMKM Gencarkan Pembiayaan Dana Bergulir

Jakarta:(Globalnews.id)- Dalam rangka memperkuat ekosistem bisnis koperasi di Indonesia, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus gencar menyalurkan dana bergulir kepada koperasi-koperasi di seluruh Indonesia.

Tercatat, berdasarkan data sampai dengan 9 Februari 2022, LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp80,3 miliar yang disalurkan kepada 8 mitra koperasi konvensional, dan 6 mitra koperasi syariah.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, sinergi maupun kolaborasi antar lembaga maupun Pemerintah Daerah terus diintensifkan agar penyaluran dana bergulir dapat berjalan optimal.

“Tentu kami dalam menyalurkan dana bergulir harus sesuai dengan prinsip kami, yakni tri sukses, sukses penyaluran, sukses pemanfataan, dan sukses pengembalian,” ujar Supomo di Jakarta.

Menurut Supomo, meski masih dalam tahap awal, saat ini pihaknya terus mendorong penyaluran dana bergulir yang ditargetkan sepanjang 2022 mencapai Rp1,8 triliun.

“Saya optimis target kuartal I ini bisa selesai, sehingga bisa menyalurkan lebih banyak lagi dan nantinya di penghujung akhir tahun ini dapat mencapai target kembali,” tegas Supomo.

Dalam memperkuat ekosistem bisnis koperasi, LPDB-KUMKM melakukan berbagai upaya, mulai dari kolaborasi dan sinergi program pengembangan ekonomi masyarakat melalui koperasi bersama dengan pemerintah daerah, antar lembaga negara maupun kementerian.

Supomo menjelaskan, berbagai kolaborasi dan sinergi yang tengah dijalankan diantaranya perkuatan desa wisata di Bali dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kemudian sinergi program klaster pangan di Kabupaten Nganjuk.

“Terbaru kami juga melakukan kolaborasi bersama PT Mitratani Dua Tujuh dalam pengembangan koperasi sektor riil komoditas edamame,” kata Supomo.

Menurut Supomo, dengan semangat New LPDB-KUMKM, bukan hanya fokus pada penyaluran dana bergulir tapi juga perkuatan ekosistem bisnis koperasi yang menjadi mitra-mita LPDB-KUMKM.

“Ini disambut positif oleh para koperasi-koperasi mitra kami, jadi LPDB-KUMKM bukan hanya hit and run pembiayaan, tetapi juga pendampingan agar usaha dan bisnis koperasi bisa sustainable, dan berimbas pada usaha anggota-anggotanya yang merupakan pelaku UMKM,” kata Supomo.

Bidik Koperasi Sektor Riil

Kemudian, dengan target pembiayaan kepada koperasi sektor riil sebesar 40 persen, LPDB-KUMKM membidik pembiayaan kepada koperasi sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan.

Tercatat, sepanjang tahun 2021 lalu, jumlah mitra koperasi yang mendapatkan pembiayaan dana bergulir sebanyak 192 unit, dimana 25 persen merupakan koperasi sektor riil.

“Melalui pendanaan dari kami kepada koperasi produktif tersebut, kami harapkan bisa memberikan peningkatan kesejahteraaan bagi para petani, nelayan, dan UMKM yang bergerak dalam sektor produktif. Hal ini masih kami jalankan melalui skema korporatisasi petani agar sektor produktif bisa lebih maju, dan berkembang,” kata Supomo.

Sebab dengan korporatisasi pertanian, merupakan cara pemerintah dalam mengatasi ketergantungan bahan pangan impor dan meningkatkan ketahanan pangan, serta dalam menjaga laju inflasi agar tetap terkendali.

“Korporatisasi pertanian merupakan program untuk mewujudkan ketahanan pangan, hal ini dilakukan dengan mendorong bergabungnya para petani ke koperasi. Jadi ya, kami dari LPDB-KUMKM akan terus berperan dan terlibat dalam program koporatisasi petani ini kedepannya,” ungkap Supomo.(Jef)

LPDB-KUMKM Siap Lakukan Pendampingan Koperasi Potensial

JAKARTA:(Global ews.id)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian Koperasi dan UKM terus gencar melakukan penyaluran dana bergulir kepada koperasi di seluruh Indonesia.

Dalam menyalurkan dana bergulir, LPDB-KUMKM juga mengedepankan prinsip pelayanan termasuk pendampingan kepada koperasi agar bisa dan mampu mengajukan proposal pembiayaan kepada LPDB-KUMKM.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, banyak koperasi di Indonesia memiliki potensi yang besar sebagai wadah pengembangan ekonomi melalui pelaku UMKM, namun dari sisi tata kelola kelembagaan dan manajemen bisnis perlu adanya peningkatan.

“Kita melihat koperasi-koperasi di wilayah Lampung banyak memiliki potensi-potensi terutama di bidang pertanian yang bisa ditingkatkan, dan sekarang sedang proses pembinaan koperasinya bersama dinas provinsi. Untuk bisa mengakses dana bergulir perlu adanya pendampingan kelembagaan, dan juga tata kelola, sehingga bisa mengakses langsung ke LPDB-KUMKM,” ujar Supomo.

Supomo menambahkan, dalam menjalankan fungsi pendampingan kepada koperasi potensial, LPDB-KUMKM melakukan koordinasi dengan dinas-dinas koperasi maupun UMKM di daerah hingga melalui lembaga inkubator yang tergabung dalam Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM.

Tercatat, untuk tahun 2022 Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM diikuti oleh 8 lembaga inkubator bisnis yakni, Inotek Foundation, Cubic Inkubator Bisnis, Alif Learning Center, Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya.

Kemudian, Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi Universitas Airlangga, Siger Innovation Hub, Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana, dan Inkubator Unit Bisnis LPPM Universitas Negeri Semarang.

“Jadi strateginya LPDB-KUMKM untuk daerah serapan rendah kita melakukan koordinasi dengan dinas daerah dan di Lampung ini juga kami melakukan kerja sama dengan lembaga inkubator Siger Hub dimana mereka menginkubasi tenant-tenant atau calon mitra LPDB-KUMKM,” kata Supomo.

Menurut Supomo, pendampingan terus dijalankan LPDB-KUMKM kepada koperasi potensial dalam rangka menjaring mitra-mitra baru, dan juga meningkatkan perekonomian masyarakat melalui koperasi.

“Mereka (koperasi) memang memerlukan pendampingan karena ini akan menjadi cikal bakal yang bagus, memiliki komitmen yang kuat, dan visi misi yang sama, sehingga nantinya akan terbentuk ekosistem yang baik dimana koperasi menjadi aggregator para anggota-anggotanya yang mempunyai usaha untuk dapat dikembangkan dan ditingkatkan lagi dari sisi perekonomiannya,” tambah Supomo.

*Kabupaten Tanggamus Siap Kolaborasi*

Sementara itu, Bupati Kabupaten Tanggamus Dewi Handajani bersama jajaran melakukan audiensi kepada LPDB-KUMKM dalam rangka menggali informasi terkait teknis mekanisme penyaluran dana bergulir, dan siap melakukan kolaborasi maupun sinergi program pengembangan koperasi dan UMKM.

“Maksud kedatangan kami kesini dengan harapan koperasi-koperasi yang ada di Kabupaten Tanggamus ini bisa mendapatkan pembiayaan karena memang Kabupaten Tanggamus memiliki potensi yang sangat luar biasa termasuk UMKM yang ada,” kata Dewi.

Menurut Dewi, saat ini tercatat Kabupaten Tanggamus memiliki 95 koperasi aktif, dan diharapkan terus bertambah dari sisi jumlah, termasuk meningkat dari sisi tata kelola kelembagaan, manajemen bisnis, serta mampu mengajukan pembiayaan dana bergulir kepada LPDB-KUMKM.

“Kami melakukan audiensi terkait teknis penyaluran dana bergulir, dan ini menambah wawasan serta motivasi kami dalam membina koperasi yang ada di Kabupaten Tanggamus ini. Diharapkan penyaluran dana bergulir di wilayah Tanggamus ini bisa meningkat dan membantu para pelaku UMKM yang ada yang tergabung dalam wadah koperasi,” jelasnya.

Sebab, lanjut Dewi, jika koperasi-koperasi di wilayah Kabupaten Tanggamus bisa mengajukan pembiayaan dana bergulir dan mampu memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan menjadi peluang yang besar untuk pengembangan koperasi dan UMKM.

“Saya mendorong bagaimana produk Kabupaten Tanggamus bisa lebih berkembang melalui pembiayaan dari koperasi dan juga permodalan dari LPDB-KUMKM, kedepan juga bisa koperasi-koperasi mengajukan pembiayaan ke LPDB-KUMKM dan ini adalah kesempatan peluang juga bagi masyarakat kami agar lebih meningkatkan usahanya melalui koperasi,” pungkasnya.(Jef)

Dukung Pemulihan Ekonomi Masyarakat Terdampak Erupsi Semeru, KemenkopUKM dan LPDB-KUMKM Serahkan Donasi

Lumajang:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) siap terlibat dalam upaya pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Semeru di Desa Sumber Mujur, Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Bersama Kementerian Koperasi dan UKM serta lembaga terkait lainnya, secara simbolis dilakukan penyerahan donasi sebesar Rp443.798.500 kepada pemerintah Kabupaten Lumajang.

Dana bantuan tunai tersebut terkumpul dari beberapa pihak yakni LPDB-KUMKM bersama dengan Unit Kegiatan Pegawai (UKP), Unit Pengumpul Zakat (UPZ) LPDB-KUMKM, mitra koperasi LPDB-KUMKM, Bank Syariah Indonesia (BSI), KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera, PPK-BLU, KORPRI, dan Dharma Wanita Persatuan KemenkopUKM.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mengaku ikut berempati atas musibah yang dialami masyarakat di kaki Gunung Semeru. Untuk itu, secara simbolis pihaknya menyerahkan bantuan tunai tersebut kepada Bupati Lumajang, Thoriqul Haq. Teten menegaskan bahwa pihaknya juga akan ikut membantu pemulihan ekonomi masyarakat Lumajang yang terdampak erupsi melalui beberapa program strategis yang saat ini sedang disusun bersama pihak terkait.

“Tadi saya sudah lihat rencana besar pembangunan perumahan relokasi bagi masyarakat terdampak ini. Nanti ada pusat tempat usaha bagi UMKM, ada pasar, ada kandang ternak terpadu dan lainnya. Nah ini menurut saya konsep yang sangat baik. Kami akan coba koordinasi dengan Pak Bupati mengenai model bisnisnya bagaimana mengelola ekonomi kawasan menjadi terintegrasi,” kata Teten dalam kunjungan kerjanya ke Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (22/1/2022).

Teten mengapresiasi kerja cepat yang dilakukan oleh semua pihak lintas Kementerian/Lembaga termasuk dari pemerintah daerah dalam upaya rekonstruksi, relokasi dan recovery perekonomian masyarakat yang terdampak erupsi. Kedepan, pihaknya siap memberikan dukungan khususnya untuk pemulihan ekonomi.

“Sekarang ini tahap transisi ke rekonstruksi, nanti kami dari Kementerian di masa relokasi mulai akan mulai intervensi untuk pengembangan usaha warganya baik melalui koperasi atau dalam bentuk usaha lainnya,” pungkasnya.

Di tempat yang sama Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, menambahkan dengan bantuan yang dihimpun bersama pihak-pihak terkait tersebut diharapkan dapat membantu meringankan beban pemerintah daerah dalam upaya rekonstruksi, relokasi dan recovery perekonomian masyarakat terdampak erupsi.

“LPDB-KUMKM bersama dengan gerakan koperasi yang telah menjadi mitra sangat bersimpati dengan erupsi Semeru, makanya kita kumpulkan dana untuk kita berikan ke Pak Bupati di sini salah satunya untuk merecovery ekonomi warga terdampak,” ujar Supomo.

Supomo menegaskan, bahwa pihaknya juga sangat siap membantu pemerintah Kabupaten Lumajang untuk membuat konsep pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat terdampak. Desain pembangunan ekonomi bagi masyarakat yang akan direlokasi menjadi satu hal terpenting agar kedepan saat relokasi telah siap, masyarakat bisa kembali hidup normal lebih cepat.

“Di masa rekonstruksi dan relokasi untuk masyarakat itu juga tidak boleh lepas dari pemberdayaan ekonominya, sehingga LPDB-KUMKM untuk saat ini berperan sebagai partner diskusi untuk membuat desain pemulihan ekonomi untuk masyarakat nanti,” sambungnya.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang erupsi Semeru mengakibatkan 48 korban jiwa meninggal dunia, 10.565 jiwa warga mengungsi, dan terdapat 151 titik lokasi pengungsian di Kabupaten Lumajang. Dari sisi kerusakan fasilitas umum, terdapat 1.027 rumah huni penduduk mengalami kerusakan, 1 fasilitas kesehatan, 24 fasilitas pendidikan, 19 fasilitas ibadah, 1 jalur penghubung, dan 2 kilometer jalan mengalami kerusakan.

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihaknya khususnya dari KemenkopUKM dan LPDB-KUMKM atas bantuan yang diberikan. Dikatakan bahwa pihaknya akan memaksimalkan seluruh bantuan dari berbagai pihak untuk melakukan recovery kehidupan masyarakat terdampak. Setidaknya akan ada 2.000 warga akan direlokasi untuk tahap awal agar mereka mendapatkan tempat tinggal yang layak dan permanen.

“Total yang sudah kita persiapkan kan 2.000, jadi betul bahwa masa recovery ekonomi untuk masyarakat itu kita butuh diintervensi. Misalnya, ada beberapa saran agar nanti ada subsidi konsumtif dalam rentang waktu 2-3 bulan karena masyarakat masih menata ekonominya mau apa. Nah disitu kami bisa beri subsidi untuk masyarakat,” ucap Thoriqul Haq.

Peresmian Rumah Kita Berdaya

Dalam rangkaian kunjungan kerja MenkopUKM, Teten Masduki dan Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo ke Lumajang tersebut juga dilakukan peresmian Rumah Kita Berdaya. Rumah Kita Berdaya merupakan salah satu tempat untuk pemberdayaan UMKM di Kabupaten Lumajang. Selain sebagai tempat display promosi produk unggulan UMKM, Rumah Kita Berdaya ini juga menjadi tempat untuk meningkatkan kapasitas dan sumber daya UMKM.

Teten berharap Rumah Kita Berdaya dapat menjadi wadah bagi UMKM di Lumajang dalam mengembangkan usahanya dengan membentuk koperasi terlebih dahulu. UMKM perlu memanfaatkan fasilitas yang dibangun pemerintah ini untuk mengenalkan produk-produk unggulannya melalui Rumah Kita Berdaya tersebut.

“Ini sangat baik sekali untuk menjadikan Rumah Kita Berdaya menjadi pusat pengembangan dan promosi produk unggulan UMKM di Lumajang. Saya kira banyak sekali produk unggulan di sini mulai dari produk hortikultura hingga agricultur,” ulas Teten.

Sementara itu Direktur Utama LPDB-KUMKM, Supomo menyatakan siap menjadikan Rumah Kita Berdaya sebagai aggregator bagi pengembangan usaha UMKM setelah statusnya berubah menjadi koperasi. Selain suntikan pembiayaan, LPDB-KUMKM juga akan mendampingi anggota koperasi agar produk-produknya bisa terhubung ke pasar yang lebih luas.

“LPDB tidak cukup hanya memberikan pembiayaan saja, tapi juga akan mengkurasi koperasi ini supaya mengagregasi UMKM yang ada di Lumajang ini bisa terhubung ke market. LPDB akan masuk disini, kan mereka pasti butuh pembiayaan, nah pembiayaan itu disatukan di Rumah Kita Berdaya ini,” ujar Supomo.(Jef)