Arsip Tag: MenkopUKM Teten masduki

RI minta Bantuan Teknologi, Belanda Silahkan Banjiri Pasar Indonesia

Belanda:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki melakukan kunjungan kerja ke Belanda dengan misi untuk memperkuat kerja sama ekonomi, perdagangan di bidang UMKM dan peningkatan kapasitas perusahaan rintisan di Indonesia yang selama ini sudah terjalin dengan sangat baik.

Pada kunjungannya tersebut, MenKopUKM Teten Masduki menghadiri forum The Netherland Trade, Tourism, & Investment (TTI) Forum yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Indonesia untuk Belanda dan dilanjutkan pertemuan bilateral dengan dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerja sama Pembangunan Belanda, Liesje Schreinnemacher, guna membahas peluang kerja sama antara Indonesia-Belanda.

Forum TTI digelar oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Belanda di Den Haag dan dihadiri oleh 150 pelaku bisnis dari Belanda dan Indonesia. Menurut Menteri Teten, forum ini menjadi sarana strategis untuk menggali potensi kerja sama yang lebih erat antar kedua negara.

MenKopUKM Teten di Belanda, Selasa (28/5), menegaskan, Belanda telah menjadi mitra dagang dan investasi yang strategis bagi Indonesia.

“Keberhasilan kerja sama ini perlu ditingkatkan dan direplikasi karena masih banyak sektor yang berpeluang besar untuk dapat dikembangkan secara bersama terutama di sektor UMKM, startup, hingga perkoperasian di Indonesia, salah satu yang paling potensial adalah sektor agroculture dan aquaculture,” kata MenKopUKM Teten Masduki.

Selain itu, keberhasilan Belanda dalam mengembangan sektor pertanian dengan teknologi tinggi sehingga dapat meningkatkan produktivitas lahan juga menjadi perhatian MenkopUKM. Secara khusus juga disampaikan mengenai peluang kerjasama dengan perusaan lokal Indonesia agar dapat memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam belanja pengadaan Pemerintah Indonesia di bidang teknologi peralatan pertanian, perikanan dan perkebunan.

“Bagi kami di Indonesia, kerjasama yang dilakukan akan menjadi peluang untuk transfer pengetahuan mengenai teknologi terbaru di bidang agri-tech, sementara bagi perusahaan Belanda akan mempunyai kesempatan produknya dipasarkan di Indonesia,” kata Menteri Teten.

Pada pertemuan bilateral yang dilakukan dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Belanda, Liesje Schreinnemacher; dibahas peluang kerjasama pada bidang floating solar, airport solutions dan hilirisasi untuk transisi energi. Disampaikan juga, saat KemenKopUKM sedang fokus melakukan pembinaan terhadap 500 startup dari 2560 startup untuk siap go global.

“Kami perlu dukungan baik pendanaan maupun pembinaan lebih lanjut dan berharap dapat bekerja sama dengan Pemerintah Belanda untuk mengembangkan para startup,” kata MenKopUKM Teten.

Kunjungan juga membahas kerjasama stratejik dengan Rabo Foundation untuk bidang sustainable financing serta meninjau langsung upaya peningkatan kapasitas beberapa inkubator startup, yang merupakan hasil Kerjasama dengan PUM Belanda.(jef)

Didorong Terus untuk Sinergi dan Inovasi, Sudahkah PLUT KUMKM Jadi Andalan Produk Unggulan Daerah?

Biak Numfor,Papua: (Globalnews.id)- Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM, sebagai salah satu program unggulan KemenKopUKM, dari waktu kewaktu terus didorong untuk melakukan sinergi dan inovasi. Pertanyaannya, sudahkah PLUT menjadi andalan bagi produk unggulan daerah, karena beberapa PLUT hanya ramai kalau ada acara atau seremonial, namun setelah itu hanyalah gedung yang tidak banyak aktivitas di dalamnya.

Kali ini, Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya aktivitas Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM bekerja sama dan bersinergi dengan banyak komunitas bisnis untuk mengembangkan inovasi produk, market, jejaring, dan model bisnis, agar dapat dengan maksimal mengembangkan komoditas unggulan daerah.

“Pelaku UMKM bersama PLUT harus terus melakukan dan mengembangkan inovasi produk dan model bisnis, karena persaingan usaha sudah semakin ketat. Jadi, manfaatkan keberadaan gedung PLUT ini sebaik mungkin,” kata MenkopUKM, Teten Masduki, saat berdialog dengan pelaku UMKM di gedung PLUT KUMKM Biak Numfor, Kompleks Pasar Panir Fandoi, Distrik Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor, Papua, Selasa (7/5).

MenkopUKM mencontohkan keberhasilan MBloc di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, dalam bersinergi dengan komunitas bisnis hingga mampu menjadikan gedung tua dan kusam menjadi berdaya saing.

“Saat ini, MBloc menjadi tempat yang artistik dan nyaman untuk anak-anak muda, tak kalah dengan mal-mal besar di Jakarta. Pengunjung perharinya sudah mencapai 14 ribu orang,” kata Menteri Teten.

Selain MBloc, ada juga PosBloc dan Sarinah yang 100 persen memasarkan produk-produk berkualitas dari UMKM.

Artinya, kata MenkopUKM, produk UMKM bisa juga bergengsi tak kalah dengan pusat-pusat perbelanjaan modern tergantung kemasannya. “Produk UMKM itu banyak yang unggul. Maka, harus dikelola dengan baik agar tidak kalah dengan brand-brand besar,” ucap Menteri Teten.

MenkopUKM juga merujuk sejarah keberhasilan Google, Facebook, dan Twitter, yang dimulai dari co-working space, tempat kumpulnya anak-anak muda menjadi ide bisnis kemudian terhubung ke pembiayaan dan investor.

MenkopUKM berharap, PLUT dijadikan sebagai tempat belajar dan wadah bertemunya ide-ide kreatif (working space).

“Dan Biak memiliki bahan baku kelas premium yang bisa dikembangkan. Salah satunya, ikan tuna yang bisa dijadikan bahan baku sushi dan sashimi,” kata Menteri Teten.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus MenkopUKM Fiki Satari menambahkan, semangat berkolaborasi harus terus digelorakan untuk menggali dan mengembangkan potensi ekonomi di suatu daerah.

“Keberadaan gedung PLUT KUMKM jangan terjebak menjadi milik pemerintah, harus fleksibel. Harus kita optimalkan bersama. Terutama, harus dimanfaatkan pelaku UMKM untuk membangun dan mengembangkan produk unggulan daerah,” kata Fiki yang juga sebagai Ketua Umum Indonesia Creative Cities Network (ICCN).

Fiki menginginkan kehadiran PLUT harus mampu menghubungkan para pelaku UMKM di PLUT seluruh Indonesia, baik dari sisi produk bahan baku, pemasaran produk, dan sebagainya. “Contoh, kita sudah bekerja sama dengan 134 hotel berbintang seluruh Indonesia. Mereka itu bisa sebagai offtaker dari produk-produk yang dihasilkan UMKM,” ujar Fiki.(jef)

MenKopUKM Pastikan Tak Ada Kebijakan Batasi Jam Operasional Warung Rakyat

Jakarta:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki memastikan bahwa tidak ada rencana, arahan, ataupun kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) yang membatasi jam beroperasi warung ataupun toko kelontong milik rakyat.

Hal tersebut dijelaskan MenKopUKM Teten Masduki dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (30/4). Menteri Teten juga menjelaskan, bahwa pihaknya telah telah meninjau Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 13 Tahun 2018 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan, dan mendapati kesimpulan bahwa tidak ditemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam.

“Dalam Perda tersebut, pengaturan terkait jam operasional justru berlaku bagi pelaku usaha ritel modern, minimarket, hypermarket, departement store, serta supermarket, dengan batasan jam operasional tertentu,” ujar Menteri Teten.

“Saya justru mengapresiasi warung-warung kelontong yang selama ini banyak membantu masyarakat karena produk yang dijual adalah produk lokal, lengkap, dan jam operasionalnya fleksibel,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten juga menegaskan, bahwa pihaknya akan mengevaluasi kebijakan daerah yang kontraproduktif dengan kepentingan UMKM, termasuk evaluasi program dan anggaran pemerintah daerah untuk mendukung UMKM.

Menteri Teten menegaskan, KemenKopUKM justru mendorong dan mendukung agar pemerintah daerah melakukan pengaturan jam operasional dan lokasi usaha bagi pasar ritel modern di daerahnya masing-masing. Dengan begitu, menurut Menteri Teten yakin akan tercipta iklim usaha yang lebih baik dan sehat bagi pelaku UMKM.

“Sedangkan terhadap pernyataan pejabat di Kementerian Koperasi dan UKM sebagaimana dikutip sejumlah media saya sudah lakukan evaluasi dan memastikan agar ke depan tidak terulang lagi pernyataan yang menimbulkan kegaduhan, serta jelas keberpihakannya kepada kepentingan pelaku UMKM.” tutur Menteri Teten.

Sejalan dengan PP Nomor 7 Tahun 2021, KemenKopUKM juga terus berkomitmen melindungi warung rakyat dan UMKM dari ekspansi ritel modern dengan mendorong implementasi dari kebijakan afirmasi 40 persen belanja pemerintah untuk UMKM, 30 persen ruang berjualan pada infratruktur publik untuk UMKM, dengan harga sewanya (sekurang-kurangnya) 30 persen lebih murah dari harga pasar yang berlaku.

“KemenKopUKM juga mengajak pasar ritel modern menjadi bagian dari ekosistem penguatan UMKM di sekitarnya melalui kemitraan strategis untuk menyerap produk lokal dan memberi ruang khusus bagi UMKM,” kata Menteri Teten.

Hal tersebut, menurut Menteri Teten sejalan dengan program KemenKopUKM untuk memberdayakan UMKM di tanah air, salah satunya melalui SMESCO Indonesia yang telah bekerja sama dengan berbagai pihak membuka seluas-luasnya akses promosi dan penjualan bagi produk UMKM.

Pemberdayaan UMKM juga dilakukan oleh KemenKopUKM dengan memberikan berbagai kemudahan, mulai dari kemudahan dalam akses pembiayaan melalui KUR Klaster, hingga kemudahan perizinan dan sertifikasi bagi UMKM.(jef)

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

Bali :(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG) menjadi forum yang sangat strategis untuk mengadvokasi berbagai tantangan serius yang dihadapi UKM.

Tantangan tersebut mencakup permasalahan akses pembiayaan, akses pemasaran, entrepreneurship, hingga penciptaan ekosistem digital di sektor UKM.

“Kami mengajak seluruh delegasi APEC SMEWG untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dalam menghadapi berbagai tantangan baik di kawasan APEC atau global. Hal ini penting dilakukan karena sektor UKM selama ini menjadi tulang punggung bagi perekonomian,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam sambutannya pada pembukaan 57th APEC SMEWG di Merusaka Hotel, Nusa Dua, Bali, Rabu (24/4).

Menurut Menteri Teten, forum 57th APEC SMEWG memiliki arti penting bagi ekonomi anggota APEC, khususnya bagi Indonesia karena ajang ini menyediakan platform kolektif untuk mengatasi tantangan bersama dalam pengembangan UKM.

57th APEC SMEWG digelar pada 24-25 April 2024 di Bali dihadiri oleh 19 delegasi dari 21 ekonomi anggota APEC. Dalam forum ini Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mewakili Indonesia berperan sebagai focal point sekaligus sebagai tuan rumah.

Menteri Teten menegaskan berdasarkan data dari IMF (International Monetery Fund), kegiatan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik berkontribusi terhadap sekitar dua pertiga pertumbuhan ekonomi global. Rantai pasok dari kegiatan ekonomi di kawasan APEC ini salah satunya ditopang oleh sektor UMKM.

Ia juga berharap melalui forum internasional tersebut dapat melahirkan gagasan dan ide bersama untuk meningkatkan daya saing UKM di tengah kemajuan teknologi yang pesat.

“Di forum ini kami saling bertukar wawasan, praktik terbaik dan strategi yang bertujuan memberdayakan UKM untuk berkembang dalam lanskap global yang terus berkembang, dengan sesi berbagi khusus yang berfokus pada strategi pemulihan pandemi di antara anggota APEC,” kata MenKopUKM Teten Masduki.

MenKopUKM Teten Masduki percaya melalui forum APEC SMEWG dapat menjadi platform utama dari berbagai pihak untuk berbagi praktik-praktik terbaik dari masing-masing anggota. Dia berharap para delegasi yang hadir dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk terlibat dalam dialog aktif dan meningkatkan kolaborasi di kawasan APEC untuk mendorong kemajuan UKM.

“Di forum ini, kita harus manfaatkan kesempatan untuk memperkuat kemitraan, mendorong kolaborasi, dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi UKM di kawasan (APEC),” kata MenkopUKM Teten Masduki.

Di hadapan para delegasi, MenKopUKM Teten Masduki menyatakan bahwa saat ini Indonesia sedang membangun industri manufaktur skala menengah berbasis komoditas. Untuk itu program industrialisasi dan hilirisasi sedang dilakukan melalui pembangunan rumah produksi bersama (RPB) yang terus digalakkan untuk mencapai target tersebut.

“Upaya ini merupakan solusi untuk mewujudkan industri manufaktur skala menengah yang dapat mengatasi masalah urbanisasi, meningkatkan pertumbuhan industri, memperluas lapangan kerja berkualitas, dan menjaga kelestarian sumber daya alam,” kata MenKopUKM Teten Masduki.

Di tempat yang sama Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesmenKopUKM) Arif Rahman Hakim menambahkan, dalam forum 57th APEC SMEWG ini dijadwalkan sejumlah agenda sharing session yang membahas seputar praktik sukses dari masing-masing anggota dalam upaya menumbuhkembangkan sektor UKM. Dari forum tersebut diharapkan Indonesia dapat mengambil peran untuk mendorong kinerja ekspor produk UKM.

“Tentu kita ingin pelaku UKM kita bisa lebih berdaya saing, lebih mandiri, dan mempunyai kemampuan akses terhadap teknologi dan bisa menyediakan lapangan kerja yang lebih produktif,” kata Arif Rahman Hakim.

Arif Rahman Hakim menegaskan beberapa produk UKM nasional di sektor perikanan, perkebunan dan pertanian saat ini semakin mampu bersaing dengan anggota APEC. Dia berharap ke depan melalui forum resmi ini, peluang ekspor produk olahan perikanan, perkebunan, dan pertanian semakin terbuka lebar.

“Produk kita terutama yang berbasis lokal cukup bagus seperti hasil olahan perkebunan, pertanian, dan perikanan sudah mampu menambah devisa,” kata Arif Rahman Hakim.(jef)

Indonesia Perlu Lahirkan Entrepreneur dan Wujudkan Ekonomi Baru Berbasis Inovasi dan Teknologi

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menekankan Indonesia perlu melahirkan lebih banyak entrepreneur dan mewujudkan ekonomi baru melalui pendekatan inkubasi berbasis inovasi dan teknologi untuk menghasilkan produk baru yang kompetitif.

“Di negara maju seperti Jepang dan Korsel, UMKM menjadi bagian dari ‘Supply Chain Industry’ atau rantai pasok industri,” kata MenkopUKM, Teten Masduki, pada acara Kick-Off bjbPreneur, di Jakarta, Kamis (1/2).

Menteri Teten pun mengajak asosiasi-asosiasi dalam pengembangan UMKM mulai melirik penggunaan inovasi dan teknologi. Karena, untuk melahirkan entrepreneur baru, maka harus memiliki kompetensi inovasi dan teknologi.

“Ini yang kita harus bangun. Ini yang sedang kita pelajari di berbagai negara tentang startup. Dari situ saya punya catatan, kita tidak memiliki ekosistem yang cukup untuk mengembangkan startup berbasis inovasi dan teknologi. Kita belum memiliki itu, karena harus menghubungkan riset dari BRIN dan perguruan tinggi, serta pembiayaan,” kata Menteri Teten.

Sebab, Menteri Teten menyebut, UMKM tidak mungkin ada lompatan teknologi kalau tidak tergabung dalam industri (rantai pasok). “Yang ideal, bagaimana UMKM sebagian besar harus menjadi bagian dari rantai pasok industri. Industri maju UMKM-nya juga ikut maju,” kata MenkopUKM.

Menurut MenkopUKM, Indonesia memiliki potensi menjadi negara maju dengan minimum pendapatan perkapita 13.000 dolar AS. Kalau tidak ada perubahan, tidak mungkin bisa mencapai pendapatan itu untuk menuju 2045. “Yang kita butuhkan adalah bagaimana kita ada lompatan untuk ke arah sana,” kata Menteri Teten.

Oleh karena itu, MenkopUKM berharap muncul entrepreneur baru yang terdidik dari kampus. “Kita perlu pendekatan entrepreneur seperti ini, tidak bisa hanya pelatihan-pelatihan sepintas. Kita harus pilih telur yang bagus untuk dierami dan dibesarkan,” kata Menteri Teten.

Dan untuk mengembangkan lembaga inkubator di kampus, MenkopUKM ingin agar hal ini ditekankan oleh kampus-kampus. “Survei kami menyebutkan 72 persen mahasiswa ingin menjadi entrepreneur. Ini sedang didiskusikan untuk dikembangkan bersama para rektor perguruan tinggi,” kata Menteri Teten.

Lebih dari itu, MenkopUKM menekankan investasi asing harus bermitra dengan UMKM. Perusahaan besar mencari startup yang bisa bekerja sama dengan mereka, bukan mengambil alih yang kecil.

Terkait digitalisasi, MenkopUKM mengatakan akan terus mendorong upaya UMKM go digital. “Jangan, mereka hanya jualan saja. Hanya payment saja, tidak menggunakan IoT di hulu. Jadi, tidak melahirkan ekonomi baru,” kata Menteri Teten.

Lebih dari itu, Menteri Teten juga terus mendorong digital ekonomi agar tidak dikuasai platform global. “Digital ekonomi kita harapkan tidak hanya berjualan di e-commerce, tapi juga meningkatkan penggunaan aplikasi digital untuk mengagresi usaha kecil,” ucap MenkopUKM.

Di KemenKopUKM, ada yang namanya Entrepreneur Hub, yang akan bekerja sama dengan Korsel, Jepang, dan Belanda. “Ada 500 startup yang docking di kami, kita inkubasi untuk lebih ke hulu agribisnis dan aquaculture,” kata Menteri Teten.

*Agribisnis dan Aquaculture*

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Komersial dan UMKM Bank BJB Nancy Adistyasari menyatakan, strategi Bank BJB dalam mengembangkan UMKM sejalan dengan KemenkopUKM, dimana fokusnya pada upaya menumbuhkan UMKM di sektor agribisnis dan aquaculture.

“Selain itu, kami menerapkan pola kemitraan, dan saat ini sudah ada 80 offtaker di bidang agribisnis. Sehingga, ini tentu sejalan dengan strategi yang sudah dijalankan KemenkopUKM,” kata Nancy.

Nancy menambahkan, program bjbPreneuer merupakan upaya pengembangan UMKM yang dibantu Bank BJB untuk tumbuh dengan mengembangkan inovasi dan bisa meningkatkan daya saing.

“Kegiatan yang diikuti sekitar 2000 peserta ini, kami harapkan bisa memacu pengusaha baru dan berusia muda. Karena yang penting bagaimana kita mengembangkan jiwa entrepreneur sejak dini,” kata Nancy.

Sebab, kata Nancy, program bjbPreneur yang dilaksanakan pada Februari-Mei 2024 ini merupakan strategi pemberdayaan untuk melakukan pengembangan kompetensi dan penciptaan pengusaha baru.

Bank BJB juga bekerja sama dengan 100 perguruan tinggi yang tersebar di 5 wilayah kantor Bank BJB, yakni Universitas Parahiyangan Bandung (Wilayah 1), Universitas Esa Unggul Jakarta (Wilayah 2), Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon (Wilayah 3), Universitas Bina Nusantara Tangerang (Wilayah 4), dan Universitas 11 Maret Solo/UNS (Wilayah 5).

“Fokus kita di tiga pilar, yaitu Womenpreneur, Agripreneur, dan Digipreneur,” kata Nancy.

Nancy pun menjelaskan, dari 2000 peserta bjbPreneur, pihaknya melakukan pelatihan daring sebanyak 500 orang. Di sini, ada pembelajaran, riset, branding, digitalisasi, dan inovasi khususnya tentang pembangunan berkelanjutan.

Tahap berikutnya, masuk dalam tahap mentoring, dimana ada 100 peserta yang mendapatkan pendampingan secara langsung. “Kami mempertajam untuk melakukan ekspor, kurasi, dan memastikan pelatihan yang sebelumnya bisa terimplementasi dengan baik,” kata Nancy.

Selanjutnya, akan ada 20 UMKM yang masuk ke tahap penjurian. “Yang kita harapkan dari 20 orang yang terpilih, bisa menularkan semangat baru untuk berinovasi, berkembang, dan berusaha,” ujar Nancy.(Jef)

Indonesia-Belanda Jajaki Kerja Sama Pengembangan Start-up Pertanian dan Manufaktur

Den Haag, Belanda:(Globalnews.id) – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menjajaki kerja sama dengan lembaga inkubator asal Belanda, World Startup, untuk meningkatkan pengembangan ekosistem start-up di bidang pertanian, akuakultur, dan manufaktur.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki pada saat kunjungan kerja ke World Startup di Den Haag, Belanda, Rabu (24/01) mengatakan, kekayaan sumber daya alam Indonesia bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

“Dengan kekayaan alam yang melimpah, Pemerintah Indonesia secara konsisten mendorong program hilirisasi. Jadi hasil sumber daya alam tidak lagi dijual secara mentah,” kata MenKopUKM Teten Masduki.

Ia menjelaskan untuk saat ini, pemerintah Indonesia telah melakukan pembatasan ekspor terhadap hasil sumber daya alam Indonesia.

“Kami harus terus meningkatkan produksi, apabila produksi kami hancur, pengangguran pasti meningkat, daya beli menurun dan pasar lesu. Padahal 73 persen lapangan kerja disediakan UKM,” kata Menteri Teten.

Untuk menciptakan ekonomi baru pada program hilirisasi, kata Menteri Teten, eksplorasi digitalisasi dari hulu ke hilir harus dilakukan. Sebagai contoh dengan penggunaan IoT (Internet of Things) dalam pengembangan komoditas unggulan domestik untuk memperkuat strategi hilirisasi.

“Ekonomi digital untuk UKM bukan hanya on board di e-commerce atau membuat pelatihan literasi digital. Mulai dari teknologi finansial, sampai platform pengadaan barang dan jasa Pemerintah juga harus mendorong digitalisasi UKM,” ujar MenKopUKM.

Menteri Teten menambahkan, pihaknya juga telah melaksanakan program Inkubasi wirausaha (start-up), bermitra dengan 20 lembaga inkubator bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sedangkan untuk tahun 2024, kata Menteri Teten, KemenKopUKM akan menjajaki kerja sama dengan World Startup untuk mengoptimalkan proses dan hasil ataupun output dari program inkubasi usaha.

“Kami ingin belajar dari Belanda tentang cara mempromosikan UKM inovatif melalui peran Inkubator Bisnis dan Teknologi,” kata MenKopUKM.

Di tempat yang sama, CEO World Startup Gerrit Jan Van ‘t Veen mengatakan, World Startup telah berhasil membangun ekosistem kewirausahaan secara berkelanjutan selama kurang lebih 10 tahun.

“Kami membangun kondisi yang menginspirasi bagi para calon wirausaha dan mitra mereka untuk tumbuh berkembang sebagai wirausaha dan mempercepat transisi global menuju masyarakat yang berkelanjutan dan adil melalui program kewirausahaan,” ujar Gerrit Jan Van ‘t Veen.

Ia juga menekankan siap berkolaborasi dan bertukar pikiran untuk membantu mengembangkan kewirusahaan di Indonesia.

“Tentu kita bisa bertukar pikiran dengan pemerintah Indonesia (KemenKopUKM) terkait pengembangan kewirausahaan yang telah kita jalani selama ini,” ujar Gerrit Jan Van ‘t Veen.(Jef)

Pahlawan Digital UMKM 2023 Cetak Start-up Baru Penghela UMKM di Sektor Hulu

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkolaborasi bersama Staf Khusus Presiden RI Putri Tanjung sukses menggelar Pahlawan Digital 2023 yang melahirkan tiga juara start-up digital, yakni juara pertama dimenangkan oleh Chickin, juara kedua diraih oleh Jala, dan Elevarm menjadi juara ketiga.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki memberikan apresiasi kepada para inovator atas inisiatif dan kontribusinya dalam mengembangkan UMKM di sektor hulu melalui start-up digital, sebagai salah satu upaya untuk memanfaatkan potensi ekonomi digital.

“Pemerintah melihat ekonomi digital sebagai ekonomi baru, karena itu pemerintah ingin perkembangan ekonomi digital bukan hanya di hilir, tapi juga berkembang di sisi hulunya, yakni di sektor produksi,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Awarding Night Pahlawan Digital UMKM 2023 di Jakarta, Selasa malam (19/12).

Ketiga start-up digital yang berhasil keluar menjadi juara masing-masing memiliki visi dalam memberdayakan UMKM di sektor hulu. Yakni Chickin sebagai aplikasi yang menyediakan sistem manajemen pertanian untuk mendukung petani berkegiatan di ladang. Kemudian Jala yang membantu meningkatkan produktivitas petani udang melalui solusi end to end, serta Elevarm sebagai perusahaan agriteknologi yang berfokus pada sektor hulu melalui pemberdayaan petani.

Ketiganya terpilih menjadi yang terbaik dari 10 inovator muda digital lainnya setelah mengikuti rangkaian kegiatan pitching day. Masing-masing juara berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp100 juta bagi juara satu, Rp75 juta untuk juara dua, dan juara tiga mendapatkan Rp50 juta.

Menurutnya, hari ini pengembangan ekonomi digtal lebih banyak dilakukan di hilir dan dilakukan oleh swasta. Oleh karena itu Menteri Teten ingin transformasi digital dapat diupayakan semaksimal mungkin pada sektor agriculture dan aquaculture yang menjadi kekuatan ekonomi Indonesia bahkan ASEAN.

“Terutama di sektor aquaculture dan agriculture, di mana kedua sektor ini UMKM paling banyak terlibat, kita tahu small producers dan small farmers membutuhkan teknologi aplikasi digital untuk mengagregasi skala usaha mereka, serta menghubungkan mereka dengan market dan pembiayaan, maupun dengan teknologi produksi yang modern,” kata Menteri Teten.

Lebih lanjut, Menteri Teten juga menginginkan penerapan teknologi pada sektor hulu UMKM di tanah air dapat terus ditingkatkan untuk menunjang produktivitas dan kualitas produk dalam negeri. “Kita ingin penggunaan Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan Smart Factory justru meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk kita,” tutur Menteri Teten.

Menteri Teten berharap, melalui penguatan ekosistem digital, nantinya ekonomi digital sebagai ekonomi baru dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi PDB nasional.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno juga mendukung inisiatif kesepuluh inovator pada program Pahlawan Digital UMKM 2023, sekaligus berpesan agar ke depan mereka mampu berkolaborasi dengan berbagai pihak.

“Teman-teman 10 pahlawan digital ini telah berhasil scale-up dan kita harus fasilitasi lebih banyak lagi, karena UMKM yang akan membawa bangsa naik kelas menuju Indonesia emas 2045, ke depan juga bisa berkolaborasi dengan berbagai elemen pentahelix,” ujar Menteri Sandiaga.

Selain itu, Menteri Sandiaga juga berpesan agar para pelaku UMKM tidak berhenti melakukan pelatihan, pemasaran, dan permodalan, yang diyakininya menjadi kunci agar UMKM bisa naik kelas. “Apabila UMKM memiliki kemampuan untuk terdigitalisasi melalui Pahlawan Digital ini, akan lebih banyak yang naik kelas,” kata Menteri Sandiaga.

Senada disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi yang menyatakan bahwa transformasi digital adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindarkan, termasuk bagi UMKM yang menjadi kekuatan ekonomi suatu negara.

“Kajian kita dengan konsultan ternama dunia menunjukkan bahwa sektor pertanian di Amerika dan Belanda yang menggunakan teknologi digital mampu meningkatkan produktivitas 30 persen. Ini menunjukkan bahwa teknologi penting untuk meningkatkan produktivitas,” ungkap Menteri Budi.

Sementara itu, Inisiator Pahlawan Digital sekaligus Staf Khusus Presiden RI Putri Tanjung mengakui, para inovator yang hadir pada acara tersebut mampu menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi UMKM. “Semua bisnisnya bersifat lokalis, sangat membantu UMKM di market yang spesifik, itu yang ingin kita perbanyak,” kata Putri.

Putri Tanjung mengungkapkan, proses seleksi para finalis Pahlawan Digital UMKM 2023 dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal, pertama adalah background dan konsistensi founder, kedua adalah potensi pertumbuhan bisnis, ketiga berkaitan dengan sustainability dan profitability, serta terakhir adalah seberapa besar impact yang diberikan terhadap UMKM.(Jef)

Menteri Teten: TikTok dan GoTo Harus Mematuhi Regulasi serta Melindungi UMKM Dalam Negeri

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengingatkan platform asal China, TikTok untuk mematuhi regulasi dan mengutamakan UMKM di Indonesia setelah menyepakati kemitraan strategis dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia yang diumumkan pada Senin (11/12/2023).

Menteri Teten menekankan agar TikTok dan GoTo mematuhi regulasi yang ada di Indonesia, khususnya Permendag Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE). “TikTok dan GoTo harus ikut mengembangkan program pemerintah, memberdayakan UMKM kita dan membangun bisnis model yang berkelanjutan,” kata Menteri Teten.

Beberapa kebijakan dalam Permendag Nomor 31 Tahun 2023 yang menurut Menteri Teten harus dipatuhi TikTok dan GoTo, pertama adalah tentang kebijakan multichannel di e-commerce, yakni kepatuhan dengan aturan pemisahan e-commerce dari media sosial.

⁠”Kedua, TikTok dan GoTo dilarang untuk memberi ruang bagi barang dumping di negara asalnya, atau barang impor dengan harga ekspor yang lebih rendah dibanding negara asalnya. Oleh karena itu, para merchant yang menjual produk impor harus dilengkapi dokumen importasi supaya tidak menjual barang ilegal,” ucap Menteri Teten.

Ketiga, Menteri Teten juga meminta TikTok dan GoTo tidak menjual barang impor yang dokumennya tidak lengkap. “Barang impor yang dijual di online harus memiliki izin edar dari BPOM, punya SNI, dan memiliki sertifikasi halal. Semua itu perlu dilengkapi untuk melindungi konsumen di Indonesia,” kata MenKopUKM.

Keempat, TikTok dan GoTo diminta untuk tidak menjual barang yang harganya berada di bawah harga pokok penjualan (HPP) dalam negeri. Tujuannya adalah untuk melindungi UMKM produsen dalam negeri.

“Kelima, platform online termasuk TikTok dan GoTo tidak boleh menjual produk sendiri. Ini untuk menghindari adanya diskriminasi terhadap brand atau produk lokal yang dijual di platform mereka,” katanya.

Lebih lanjut, persoalan TikTok yang berinvestasi pada Tokopedia menurut Menteri Teten adalah urusan Business to Business (B2B) antara TikTok dan GoTo, di mana investasi pada e-commerce memang diperbolehkan, termasuk investasi asing. “Kami hanya mengingatkan terkait komitmen dari pihak GoTo yang telah disampaikan pada kami sebelumnya, bahwa mereka memang ingin memprioritaskan produk UMKM,” kata Menteri Teten.

TikTok sebelumnya menghentikan operasional TikTok Shop di Indonesia pada Rabu (4/10/2023) setelah pemerintah melalui Permendag Nomor 31 Tahun 2023 melarang platform dengan model bisnis socio-commerce memfasilitasi transaksi pembayaran di dalam sistem elektroniknya sendiri.

Dalam pengumuman resminya, GoTo mengungkapkan bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan dikombinasikan di bawah PT Tokopedia. Fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia secara resmi akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia. TikTok menginvestasikan lebih dari 1,5 miliar dolar AS sebagai komitmen jangka panjang untuk mendukung operasional Tokopedia.(Jef)

MenKopUKM Orasi Ilmiah di USK Aceh Suarakan Perjuangan Ekonomi Rakyat

Banda Aceh:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki memastikan, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) telah melakukan berbagai upaya dalam mendukung koperasi dan UMKM bertumbuh agar menjadi bagian dari rantai pasok industri tak hanya berjaya di dalam tapi juga di luar negeri.

“Kita harus terus mengutamakan pembangunan ekonomi rakyat, yang seharusnya pula menjadi agenda yang kita tuju. Kalau suara Menteri Koperasi dan UKM, berarti suara perjuangan ekonomi rakyat,” kata MenKopUKM Teten Masduki saat menyampaikan Orasi Ilmiah di Sidang Terbuka Dalam Rangka Milad Ke-62 di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, Aceh, Jumat (8/12/2023).

Dalam orasi ilmiahnya yang bertajuk ‘Pembangunan SDM Unggul Berwawasan Entrepreneurship Berbasis Transformasi Digital dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045,’ MenKopUKM mengatakan, setelah sawit, dalam 10 tahun terakhir lahir ekonomi baru yaitu, penciptaan digitalisasi ekonomi yang hingga hari ini sudah masuk pada Electric Vehicle (EV). Namun sayangnya, transformasi digital Indonesia belum terarah dan lebih banyak berkembang di sektor jasa dan pembiayaan.

“Di satu sisi, sebesar 97 persen lapangan pekerjaan kita diciptakan oleh UMKM, tetapi 80 persen kredit perbankan tanah air dinikmati oleh usaha besar. Pengarusutamaan pembangunan ekonomi rakyat harus menjadi agenda yang harus terus kita perjuangkan,” ujar Menteri Teten.

MenKopUKM menambahkan, pekerjaan rumah bangsa Indonesia yakni memanfaatkan bonus demografi dengan menghadirkan pelaku usaha dan ekonomi baru untuk menciptakan lapangan kerja baru yang lebih berkualitas dan melakukan evolusi.

“Karena itu, sudah tepat kalau Pemerintah mencanangkan kebijakan industrialisasi. Melakukan hilirisasi di dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambah dan diperluas ke sektor agrikultur, akuakultur, dan agrimaritim yang melibatkan banyak pelaku usaha mikro dan kecil,” ucap Menteri Teten.

Untuk itu, KemenKopUKM kata Menteri Teten, turut mendukung kehadiran kampus bukan hanya menjadi tempat pembelajaran semata, tetapi juga untuk mengembangkan riset terutama yang terkait hilirisasi produk unggulan Sumber Daya Alam (SDA) di daerah.

Indonesia sebagai produsen sawit terbesar dunia yang menghasilkan 50 juta ton CPO memiliki potensi mengolah banyak turunan produk hilir dari sawit, tapi Indonesia baru memproduksi CPO dan minyak goreng. Sumber daya laut Indonesia juga yang sangat kaya, tapi investasi besar di sektor ini masih relatif kecil.

Potensi buah tropis untuk pasar global juga belum diminati pekebun secapa optimal. Begitu juga potensi hilirisasi rumput laut untuk substitusi impor gandum, pengganti plastik, dan pupuk masih terbuka lebar.

Di Paris misalnya, banyak brand parfum dunia di produksi dengan sebesar 95 persen bahannya dari Indonesia. Menurut MenKopUKM, mestinya, industri fragrance Indonesia ini tumbuh sehingga tidak perlu impor. “Itu menjadi tantangan kita. Tapi saya tidak khawatir, melalui kolaborasi riset, USK diharapkan bisa menjadi wadah bagi ahli dalam pengembangan hilirisasi minyak nilam di Aceh,” katanya.

Selain itu, melalui kolaborasi bersama dengan perguruan tinggi, dapat menyiapkan talenta-talenta muda berkelas dunia. “Mengembangkan kelas menengah yang lebih kuat dan inovatif, melahirkan entrepreneur muda yang kompetitif untuk menjadi penggerak pembangunan nasional jangka panjang,” kata Menteri Teten.

Tak hanya itu, Menteri Teten juga menekankan pentingnya pengembangan usaha dengan model factory sharing atau Rumah Produksi Bersama. Di mana dengan model pengembangan ini, berbagai komoditas unggulan nasional di setiap daerah bisa dikelola secara optimal.

“Di Rumah Produksi Bersama ini, para pelaku UMKM bisa membuat barang setengah jadi atau barang jadi dengan maklon dan alat bersama. Ini yang sedang kami uji cobakan di berbagai daerah. Salah satunya juga rencana pembangunan Rumah Produksi Bersama di Aceh,” kata MenKopUKM.

Dengan membangun Rumah Produksi, menjadikan UMKM bagian dari supply chain industri. “Saya kira seperti minyak nilam nantinya bukan hanya sebagai bahan parfum saja, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan kosmetik maupun farmasi. Dengan cara ini, produk UMKM bisa setara dengan industri,” tuturnya.

Menteri Teten menyampaikan, biasanya selama ini Pemerintah hanya memberikan bantuan berupa alat sederhana. Kalau seperti itu, menurutnya, sulit membuat UMKM memiliki produk sekelas industri.

“Maka saya ubah di KemenKopUKM tak lagi membagi-bagikan bantuan alat. Karena kalau pengadaan alat itu yang diuntungkan pejabat saja. Pengadaan sudah ada tapi alatnya tidak bermanfaat. Maka dengan Rumah Produksi Bersama untuk UMKM bisa maklon di dalamnya. Para petani bisa mengolah nilam di sana,” katanya.

Begitu juga yang ada di Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Rumah Produksi dibangun untuk pengolahan kelapa. KemenKopUKM bekerja sama dengan Universitas Samratulangi (Unsrat) diharapkan menjadi ahli industrialisasi pengolahan kelapa.

Lalu bersama Universitas Hasanudin (Unhas) juga dibangun Rumah Produksi untuk pengolahan rumput laut menjadi bahan setengah jadi, sebagai bahan utama produk dalam industri kesehatan. “Nanti kami piloting obat kumur pertama di dunia dari rumput laut,” katanya.

Di kesempatan yang sama, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof Marwan mengatakan, semangat entrepreneurship semakin tumbuh di tengah meningkatknya daya saing di Indonesia. Dalam Milad ke-62, USK telah meraih banyak peningkatan, khususnya saat menuju visi sociopreneur yang inovatif, mandiri, dan terkemuka di tingkat global.

Salah satunya, USK aktif mengembangkan riset dan inovasi, dengan mendukung dosen hingga mahasiswa dalam mengembangkan diri dan memenangkan hibah riset. Tercatat, keberhadilan dosen USK memenangkan sebanyak 95 hibah riset ilmiah.

“USK mendorong semangat inovasi dan kreativitas bagi mahasiswa, dengan harapan lulusan tak hanya diterima kerja tetapi menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan potensi lokal Aceh, meningkatkan nilai tambah, nilai perekonomian masyarakat Aceh, sehingga bisa turut meningkatkan daya saing bangsa,” tuturnya.

Hal ini yang memotivasi USK dalam mendorong kegiatan mahasiswanya melalui berbagai kegiatan dan program kewirausahaan. Di antaranya, USK sudah meluncurkan program 1.000 wirausaha muda, Wirausaha Merdeka, Program Pembinaan Wirausaha, Entrepreneurship Lounge, dan berbagai koperasi dengan mitra lainnya.(Jef)

Rampungkan Ajang Entrepreneur Hub 2023, MenKopUKM Ajak Mahasiswa Tak Takut Mulai Bisnis

Bandung:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menutup dan merampungkan rangkaian acara Entrepreneur Hub 2023 setelah memasuki tahap glorifikasi final sebagai fase akhir dari ajang penumbuhan jiwa kewirausahaan dan wadah bertemunya para kolaborator yang dapat mendukung pengembangan kewirausahaan.

“Ajang Entreprenuer Hub diglorifikasi secara berkelanjutan untuk mendorong terciptanya wirausaha baru di kalangan generasi muda, terutama para mahasiswa,” kata Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki acara Entrepreneur Hub, Wirausaha Mudah #savelocalbusiness, di Universitas Katholik Parahyangan (Unpar) Bandung, Senin (4/12).

Kampus Unpar menjadi lokasi glorifikasi final sebagai tahap akhir pelaksanaan Entrepreneur Hub 2023. Glorifikasi sudah dilaksanakan di Kampus Undiknas, Denpasar pada 13 Oktober 2023 dan di Universitas Hasanuddin, Makassar pada 19 Oktober 2023.

“Upaya ini untuk mewujudkan visi kami dalam mencetak wirausaha by design. Kami juga mengajak para mahasiswa untuk memulai bisnis dengan memperkuat ide bisnisnya,” kata MenKopUKM.

Menteri Teten percaya, saat ini brand lokal sudah banyak dilirik oleh investor asing. Seperti sepatu lokal yang sukses berkolaborasi dengan produk luar negeri. “Ini meyakinkan dan kembali memberikan semangat agar produk dalam negeri bisa bersaing dengan produk luar negeri, kuncinya adalah kolaborasi dan jangan takut memulai,” ucap Teten.

Ia mengatakan, platform Entrepreneur Hub yang diinisiasi Kementerian Koperasi dan UKM sebagai amanat dari Perpres Nomor 2 Tahun 2022, untuk memfasilitasi para pihak bertemu dalam satu platform. Terutama mereka yang sedang mengembangkan ide dalam menumbuhkan usaha dengan basis potensi lokal.

“Dengan hal-hal tersebut, saat ini untuk menjadi wirausaha menjadi sangat mudah sehingga peluang untuk meraih kesuksesan tanpa batas sedemikian terbuka,” katanya.

Selain kecanggihan teknologi, program dan kebijakan Pemerintah yang mendukung, warga Jawa Barat terutama di kalangan anak muda, juga diuntungkan dengan kondisi lokal yang kondusif untuk mengelaborasi kreativitas dan inovasi.

“Entrepreneur Hub membantu mengembangkan mahasiwa untuk menjadi pebisnis. Bantuan pembiayaan dan enabler telah tersedia, sehingga diharapkan Unpar juga mampu menciptakan wirausaha baru dan menjadi pabrik entrepreneur,” kata MenKopUKM.

MenKopUKM mengatakan, dalam survei terkini, sebanyak 72 persen anak muda di Indonesia ingin menjadi pebisnis bukan lagi jadi karyawan atau pegawai, begitu juga di Asia tenggara.

Namun di sisi lain yang perlu diperhatikan adalah jangan hanya menciptakan entrepeneur namun ciptakanlan ekononomi baru. “Saya telah berbicara dengan beberapa rektor terkait keinginan menciptakan wirausaha baru dan ekonomi baru. Jangan lagi kehadiran wirausaha menjadi pesaing UMKM kecil lainnya,” ucap MenKopUKM.

Tak hanya itu, transformasi digital juga dinilainya harus terarah. Transformasi digital banyak bergerak di sektor hilir, jasa, dan pembiayaan. “Teknologi harus melahirkan ekonomi baru jangan hanya menambah pedagang-pedagang baru. Kita juga tidak mau banyaknya e-commerce luar negeri membakar uang dengan memberikan subsidi ongkir, sehingga terjadi apa yang kita sebut predatory pricing. Barang dijual semurah-murahnya, sehingga UMKM tak bisa bersaing,” katanya.

*Pengembangan Ide Bisnis*

Dalam kesempatan yang sama, MenKopUKM juga melakukan dialog dengan para mahasiswa yang menjadi peserta di Entrepreneur Hub yang digelar di Unpar.

Beberapa di antaranya, pemilik usaha tas dan aksesoris Fold and Flare, Ellen, yang tercatat sebagai mahasiswi semester tujuh. Ia menjalani usahanya selama setahun. Saat ini ia mampu meraih omzet hingga Rp20 juta per bulan.

Kemudian, pemilik usaha kopi Badja Coffee, Jeki Kurniawan, yang sukses meraih penghargaan atas kreasinya memberikan model bisnis tak hanya sekadar waralaba tetapi juga menjadi bisnis ramah lingkungan dengan berdagang kopi menggunakan sepeda listrik.

MenKopUKM mengatakan, mahasiswa jangan takut untuk memulai bisnis. “Jika ide sejak awal diperkuat, maka mudah dihubungkan dengan banyaknya enabler. Begitu juga dengan pembiayaan yang sudah banyak tersedia. Seperti di industri fesyen dan sepatu, rata-rata mereka belum punya pabrik tetapi bisa mengembangkan produk untuk riset dengan maklon,” katanya.

Sementara itu, Rektor Unpar Tri Basuki Joewono mengatakan, Unpar berusaha melakukan sesuatu yang relevan. Semua yang dilakukan diusahakan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai dan berdampak. Unpar pun dipercaya untuk menyelenggarakan Entrepreneur Hub di Jawa Barat.

“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Hal ini menegaskan komitmen peran serta Unpar dalam mengembangkan pola pikir kewirausahaan. Terutama dalam pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Tri.

Komitmen Unpar ditujukan dengan didirikan pusat studi pengembangan UMKM. Unpar juga memiliki inkubator bisnis dalam mengembangkan kewirausahaan mahasiswa dan telah menjadi bagian Global Entrepreneur Monitor sejak 2013 dalam rangka penguatan riset kewirausahaan kampus.

“Unpar bersama ILO juga telah mengembangkan modul score plus yang telah diterapkan berbagai UMKM di Jawa Barat. Kerja sama PLUT Jabar, Yayasan Dana Bakti Astra, dan berbagai ekosistem kewirausahaan, mulai dari 1.000 start-up kewirausahaan, Sevenpreneur, dan berbagai platform pengembangan lainnya,” katanya.

Bahkan, Unpar menjadikan mata kuliah kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib berbagai program studi. Pola pikir berwirausaha dibangun sejak semester awal dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempresentasikan ide bisnisnya kepada kampus.

Sepanjang 2023, Entrepreneur Hub telah dilaksanakan di 21 kota/kabupaten di 15 provinsi di Indonesia, dengan total sebanyak 2 ribu peserta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.(Jef)