Arsip Tag: MenkopUKM Teten masduki

MenKopUKM : ASEAN Harus Meningkatkan Daya Saing Demi Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi Domestik dan Regional

Bali:(globalnews.id) – Negara-negara di ASEAN memiliki potensi pasar yang sangat menjanjikan bagi dunia usaha tak terkecuali bagi UMKM. Dengan populasi sebesar 679 juta jiwa atau 8 persen dari total penduduk dunia, maka perlu bagi ASEAN untuk meningkatkan daya saing demi kepentingan pertumbuhan ekonomi domestik dan kawasan. 

Hal tersebut disampaikan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam acara Opening Ceremony 6Th ASEAN IB Summit di Nusa Dua, Bali, Rabu (23/8). Penyelenggaraan Event 6Th ASEAN IB Summit berlangsung sejak tanggal 23-25 Agustus 2023 di Bali.

“ASEAN memiliki pasar yang besar. Begitu pula dengan kekayaan sumber daya alam, potensi industri pariwisata, dan jumlah penduduk yang signifikan. ASEAN harus berpihak pada pelaku UMKM agar memiliki peluang dan kesempatan bersaing yang setara dengan industri besar,” tegasnya.

MenKopUKM melanjutkan, pertumbuhan ekonomi sebagian negara ASEAN berada di atas rata-rata pertumbuhan dunia, yakni diperkirakan mencapai 5 persen di tahun 2024. Atas dasar itulah ASEAN kerap menjadi target dari produk crossborder di luar ASEAN. “ASEAN harus berpihak kepada pelaku UMKM agar memiliki peluang dan kesempatan bersaing yang setara dengan industri besar dan ASEAN harus bersatu agar menjadi pusat produksi dunia bagi UMKM,” ujar Teten.

ASEAN juga dikatakan perlu memberikan peluang sinergi ekspor impor produk barang dan jasa antar sesama negara dan menyediakan data yang akurat dari dan untuk UMKM.

“Kita juga perlu memperkuat ekosistem digital bagi UMKM dimulai dari peningkatan literasi digital, equal playing field dalam e-commerce, tidak adanya praktik predatory pricing dari produk impor legal maupun ilegal sampai dengan menghadirkan akses keuangan yang mudah berbasiskan rekam data transaksi untuk credit scoring,” ucap MenKopUKM.

Peningkatan kapasitas dan kualitas UMKM baik dari produk hingga model bisnis juga dikatakan menjadi hal penting. Lalu diperlukan juga peningkatan sinergi, tidak terbatas hanya kepada pelaku UMKM namun juga industri besar di semua negara anggota ASEAN dengan memoderasi peran sebagai produsen, manufaktur, dan trading hub regional.

Menteri Teten menekankan, ASEAN juga harus memastikan masyarakatnya berpihak pada produk lokal dan regional karena ASEAN didominasi oleh kelas menengah yang yang tumbuh pesat dan berdaya beli tinggi. “Kami meyakini bahwa Asia Tenggara sangat relevan untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia,” katanya.

Hal tersebut sesuai dengan napas dari Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 dengan tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. ASEAN harus memastikan penciptaan wirausaha muda dan UMKM masa depan yang berbasiskan kreativitas dan teknologi dengan bisnis yang inklusif sesuai konsensus global, lahir, dan tumbuh pesat menjadi pemain kelas dunia.

Indonesia, dalam konsultasi dengan ASEAN Coordinating Committee on Micro, Small and Medium Enterprises, dan dukungan dari United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific dan Organisation for Economic Co-operation and Development, serta dukungan dari World Benchmarking Alliance, telah mengembangkan “Rencana Aksi untuk Promosi Bisnis Inklusif di ASEAN (2023-2027)”. Rencana Aksi adalah dokumen yang menguraikan area prioritas saat kita maju dengan agenda Inclusive Business di ASEAN.

“Untuk lebih menandai komitmen kami, hari ini, Indonesia juga menjadi tuan rumah Sesi Tingkat Tinggi Tertutup dengan Kementerian yang Bertanggung jawab atas Pengembangan UMKM di Negara Anggota ASEAN. Kami bertukar pengalaman tentang bagaimana mempromosikan Inclusive Business di negara masing-masing, dan mengadopsi sebuah Pernyataan Bersama Menteri tentang “Deklarasi mengenai Promosi Model Bisnis Inklusif: Memberdayakan UMKM untuk Pertumbuhan yang Adil”,” ucap Menteri Teten.

Memiliki kekayaan terhadap Sumber Daya Alam (SDA) saja tidak cukup. ASEAN kata MenKopUKM, harus menjadi kawasan yang mampu mengolah dan menciptakan nilai tambah atas sumber dayanya.

Hilirisasi kekayaan SDA tersebut dapat dilakukan dengan transfer teknologi, yang memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisir sampai dengan menghilangkan dampak negatif terhadap lingkungan. 

“UMKM harus hadir dalam proses hilirisasi tersebut agar dapat memberikan dampak lebih luas bagi sebanyak-banyaknya pihak,” ujar Teten.

Dalam event yang dihadiri oleh 250 delegasi dari 10 negara ASEAN tersebut, disampaikan MenKopUKM, Indonesia juga mengajak para Negara anggota ASEAN untuk bersama-sama meningkatkan komitmen implementasi dari bisnis inklusif ini. 

Indonesia saat ini sedang fokus mendorong kebijakan dan program antara lain hilirisasi UMKM untuk substitusi impor, industrialisasi yang berbasis bahan baku unggulan lokal, komitmen pengadaan barang dan jasa Pemerintah pada UMKM sebesar 40 persen, dan penciptaan 1 juta wirausaha baru pada tahun 2024 melalui Program Kewirausahaan Nasional.

Maka dari itu Indonesia mendorong terbangunnya ASEAN Micro and Small Enterprises Financing Institution (AMSEF) dengan tujuan menekankan pentingnya kolaborasi bersama di antara Negara Anggota ASEAN untuk meningkatkan keterjangkauan finansial bagi UMKM.

“Inti dari inisiatif ini adalah pembentukan sebuah lembaga khusus di tingkat ASEAN, yang berdedikasi untuk pemberdayaan dan bantuan keuangan, dengan tujuan utama untuk mendorong inklusivitas bisnis. Inisiatif tersebut saat ini sedang dalam pertimbangan dan diskusi pada kelompok kerja yang membidangi UMKM ASEAN yaitu ASEAN Coordinating Committee on Micro Small and Medium Enterprises,” sebutnya.

Kemudian Menteri Teten juga mengusulkan, Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UMKM (LLP-KUMKM) atau SMESCO Indonesia sebagai ASEAN IB Center yang mengambil peran sebagai hub dari Center of Excellence, pusat layanan unggul bagi UMKM.

“SMESCO Indonesia akan memberikan layanan promosi dan pemasaran bukan hanya untuk UMKM Indonesia, tapi juga bagi UMKM negara-negara ASEAN dengan bekerja sama dengan lembaga terkait dari masing-masing negara,” kata Menteri Teten.

SMESCO juga akan berfungsi sebagai platform informasi pasar, mendukung promosi dan distribusi produk, memperkuat jaringan pemasaran, menghadirkan konsultasi serta inkubasi usaha.

“Sehingga kita dapat bersama-sama mengkoordinasikan berbagai program, mendorong kebijakan, memberikan pelatihan dan advokasi bagi UMKM di ASEAN agar semakin hijau dan maju,” harapnya.

Sementara itu, Chair dari ASEAN Economic Ministers (AEM) Jerry Sambuaga mengatakan adanya keselarasan antara pencapaian 2 Priority Economy Deliverables Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 dengan tujuan dari IB Summit.

“Pencapaian dua prioritas ekonomi keketuaan Indonesia untuk ASEAN yaitu penandatanganan protokol kedua amandemen AANZFTA yang mengenalkan bab baru UMKM dan Kerangka Negosiasi Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang berkontribusi signifikan untuk mempromosikan digitalisasi UMKM sejalan dengan semangat dengan agenda IB Summit,” tegas Jerry.

Selanjutnya, United Nations-Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN-ESCAP) Armida Salsiah Alisjahbana turut menyampaikan pentingnya transformasi bentuk usaha terhadap bisnis inklusif dalam mendukung misi sosial dan lingkungan.

“Bisnis Inklusif berbeda dari bisnis biasa karena mereka turut memprioritaskan kepentingan manusia dan lingkungan di samping keuntungan, dan itu merupakan akselerator penting jika kita ingin tetap pada jalur utama pencapaian SDGs. ESCAP berkomitmen untuk mengarusutamakan bisnis inklusif,” ungkap Armida.

Deputy Director General, Department of SME Promotion, Ministry of Industry and Commerce Laos Toulakham Phomsengsavanh menambahkan, “Peningkatan kesadaran di antara para pemangku kepentingan adalah syarat mendasar untuk mendorong bisnis inklusif yang mendorong pada terjalinnya kolaborasi promosi antar bisnis inklusif di tingkat nasional dan regional”

Sementara itu, Direktur Integrasi Pasar Sekretariat ASEAN, Dr Le Quan Lan, mewakili Sekretaris Jenderal ASEAN Dr. Kao Kim Hourn, turut menyambut hangat Rencana Aksi untuk Promosi Bisnis Inklusif di ASEAN (2023-2027) yang baru saja disepakati oleh ASEAN yang dipandang dibentuk pada waktu yang tepat, seiring dengan upaya persiapan untuk mengatasi perubahan dalam lanskap ekonomi dunia. Kemudian, beliau memberikan rekomendasi terkait implementasi Rencana Aksi untuk mempromosikan inklusivitas dalam pendekatan ASEAN dalam mengatasi prioritas utamanya, khususnya dalam bidang digitalisasi, ekonomi hijau, dan ketahanan rantai pasok.

Mendukung usulan Indonesia dalam memprakasasi terbentuknya AMSEF, World Benchmarking Alliance, lembaga yang melakukan benchmarking perusahaan-perusahaan paling berpengaruh di dunia, menyatakan bahwa pendanaan untuk UMKM masih sangat terbatas sehingga transformasi bentuk usaha menjadi bisnis inklusif masih menjadi tantangan.

“Dari penilaian yang kami lakukan terhadap 400 lembaga keuangan terbesar yang terdiri dari perbankan, manajer asset, dan perusahaan asuransi, hanya 23% menyatakan telah melakukan pembiayaan untuk UMKM. Sehingga ini adalah usulan yang sangat bijak bagi ASEAN untuk memiliki sumber pembiayaan khusus bagi pelaku UMKM di Kawasan,” ujar Dio Herdiawan Tobing, Kepala Kebijakan Publik untuk Asia, World Benchmarking Alliance.(jef)

MenKopUKM : Komitmen Komunitas ASEAN Dorong Pertumbuhan Ekonomi Yang Inklusif

Bali:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengapresiasi seluruh pihak dan peserta dari negara-negara di ASEAN, yang turut mendukung terselenggaranya Side Event of The 6Th ASEAN Inclusive Business Summit.

“Kehadiran bersama di side event tersebut, menandakan komitmen komunitas ASEAN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan membangun masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan untuk semua pihak,” ucapnya saat memberikan closing remarks dalam agenda Side Event of 6Th ASEAN Inclusive Business Summit 2023 yang mengusung tema ‘Collaboration For A More Inclusive ASEAN’ di Nusa Dua, Bali, Selasa (22/8).

Menurut Menteri Teten, salah satu tantangan dalam mempromosikan model Bisnis Inklusif (IB) utama di ASEAN adalah kurangnya kesadaran mengenai bisnis inklusif secara luas.

“Untuk itu, acara ini dapat meningkatkan kesadaran, memfasilitasi kemitraan strategis, dan menggerakkan sumber daya untuk mengatasi masalah ini,” katanya.

Hasil dari acara ini mencerminkan tonggak kritis dalam perjalanan kita menuju praktik bisnis inklusif dan bertanggung jawab. Ketika kita berusaha untuk memperkuat keterlibatan Organisasi Masyarakat Sipil dan Organisasi Hak Perempuan dalam mempengaruhi komitmen dan kebijakan.

Ia mengatakan, semua pihak harus mengakui peran penting yang mereka mainkan dalam mempromosikan tanggung jawab sosial dan lingkungan, kesetaraan gender, dan pemberdayaan masyarakat.

“Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menjadi tulang punggung ekonomi kita. Mereka mewakili semangat wirausaha, mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan diversifikasi ekonomi,” kata MenKopUKM.

Untuk itu, penting bagi semua pihak untuk memberdayakan entitas usaha ini, memastikan mereka memiliki akses terhadap sumber daya, teknologi, dan pengetahuan, serta menciptakan lingkungan yang memfasilitasi pertumbuhan mereka.

Inklusivitas dalam bisnis berarti merangkul keragaman dan memberikan kesempatan bagi komunitas yang terabaikan untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam kegiatan ekonomi.

“Dengan mempromosikan prinsip-prinsip bisnis inklusif, kita dapat memastikan manfaat dari pertumbuhan ekonomi mencapai seluruh lapisan masyarakat kita, terutama mereka yang telah terabaikan secara historis,” yakin Teten.

MenKopUKM menegaskan, semua pihak yang terlibat untuk mendorong pendekatan kolaboratif, melibatkan pemerintah, pelaku sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, dan organisasi yang memperjuangkan hak perempuan.

Bersama-sama dapat menciptakan kebijakan dan inisiatif yang mengatasi tantangan di zaman ini. Seperti perubahan iklim, ketimpangan, dan kemiskinan.

“Kemitraan antara sektor publik dan swasta menjadi kunci dalam mendorong inovasi, memanfaatkan sumber daya, dan meningkatkan praktik bisnis inklusif dan bertanggung jawab,” tegas Menteri Teten.

Melalui acara ini, MenKopUKM turut mengajak berbagai pihak untuk berkomitmen terhadap nilai-nilai inklusivitas dan tanggung jawab.

“Mari kita berjuang untuk menciptakan lanskap bisnis di mana setiap entitas-usaha, besar atau kecil, berperan dalam menciptakan ASEAN yang lebih adil, berkelanjutan, dan makmur bagi semua,” ucap Teten.

MenKopUKM turut menantikan aksi nyata dalam membentuk kebijakan dan inisiatif untuk masa depan masyarakat ASEAN. Bersama-sama, dapat membangun wilayah ASEAN yang tidak hanya mencapai pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, tetapi juga memastikan manfaat dari pertumbuhan ini dapat dirasakan secara adil oleh seluruh warganya.

*Rekomendasi Komunitas ASEAN*

Organisasi Masyarakat Sipil dan Organisasi Hak Perempuan (WROs) menyampaikan 8 rekomendasi. Pertama, Deputy Director of PRAKARSA Victoria Fanggidae mengatakan kepada Pemimpin ASEAN untuk bekerja bersama dengan komunitas, petani skala kecil, perempuan pemilik usaha untuk menjalankan dan mengembangkan model bisnis yang disesuaikan dengan konteks di wilayah tersebut.

“Khususnya dengan melibatkan mereka dalam proses pembuatan kebijakan, untuk memperkuat peran dan kapasitas koperasi dalam rantai nilai,” kata Victoria.

Selanjutnya, Victoria menyampaikan, kepada Pemimpin ASEAN untuk menerapkan kebijakan praktik Bisnis Inklusif dan Bertanggung Jawab yang mengintegrasikan komunitas rentan dan berpenghasilan rendah ke dalam rantai nilai bisnis.

Ketiga Kepada Pemimpin ASEAN untuk melibatkan Organisasi Masyarakat Sipil secara bermakna, terutama dalam membentuk alat pengukuran dampak yang transparan dan terstandarisasi serta kerangka pelaporan.

“Keempat, Kepada Pemimpin ASEAN untuk mendirikan mekanisme pendanaan jangka panjang dan khusus atau instrumen keuangan yang menyediakan modal terjangkau untuk inisiatif bisnis inklusif dan bertanggung jawab,” tuturnya.

Kelima, Kepada Pemimpin ASEAN untuk memperkuat komitmen Negara Anggota ASEAN untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi sektor swasta, wiraswasta, dan komunitas untuk mengadopsi dan berbagi inovasi teknologi di seluruh Kawasan.
Keenam, Kepada Pemimpin ASEAN untuk mendorong kerja sama lintas kementerian sektor dan lembaga pemerintah untuk memberikan dukungan terhadap care economy yang akan meningkatkan dan memperluas partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi.

“Kepada Pemimpin ASEAN untuk memperkuat kualitas dan ketersediaan data tentang Usaha Kecil Menengah (UKM) dan care economy agar data tersebut dapat digunakan untuk mendorong pengakuan care work dan untuk pertimbangan pembuatan kebijakan di tingkat nasional maupun regional,” ucapnya.

Terakhir, Kepada Pemimpin ASEAN untuk melaksanakan inisiatif uji coba di berbagai negara untuk mendorong model bisnis inklusif dan bertanggung jawab yang disesuaikan dengan konteks negara-negara ASEAN.

Dalam kesempatan tersebut, juga disampaikan sejumlah rekomendasi lain dari 59 Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dari berbagai negara ASEAN yang berkumpul di Nusa Dua Bali dalam acara side event tersebut. Event ini diinisiasi oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Perkumpulan Prakarsa, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Asosiasi Pendamping Usaha Kecil Perempuan (ASPPUK), dan Oxfam di Indonesia.

Berbagai rekomendasi telah dihasilkan dari rangkaian diskusi yang dihadiri oleh 93 peserta dari Indonesia, Kamboja, Singapura, Laos, Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar, dan Timor Leste tersebut dan dituangkan pada Komunike yang diserahkan langsung pada MenKopUKM.

Sementara itu, Direktur Regional Oxfam di Asia John Samuel menambahkan, langkah ini juga perlu dilakukan dengan menyertakan pengalaman OMS dan praktik terbaik dalam mempromosikan kolaborasi dan pembelajaran lintas negara dalam Inclusive Business Knowledge Hub yang akan diinisiasi oleh pemerintah Indonesia dalam ASEAN IB Summit ke-6 tahun 2023.

“Selain itu, untuk memastikan prinsip bisnis inklusif ini terealisasikan di ASEAN, kita semua perlu memastikan adanya pelibatan dan partisipasi yang bermakna dari berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari Pemerintah, sektor swasta, OMS, Organisasi Pendukung Hak-Hak Perempuan, petani, nelayan, serta careworker dan caregiver,” ucapnya.(Jef)

MenKopUKM: IKOPIN University Harus Berperan dalam Studi dan Inovasi Model Bisnis Koperasi

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengharapkan Universitas Koperasi Indonesia (IKOPIN University) bisa lebih banyak berperan dalam mengembangkan koperasi di Indonesia dalam bentuk model-model bisnis yang bisa diimplementasikan di tanah air.

“Saya merasa senang dan memberikan apresiasi serta ucapan selamat setelah IKOPIN berubah menjadi IKOPIN University, ini harus dikelola betul. Saya senang kalau kita bisa bersama-sama, IKOPIN bisa turut kembangkan pemikiran koperasi. Jadi nanti mungkin harus ada studi dari IKOPIN terkait perkembangan koperasi di dunia,” ucap MenKopUKM Teten Masduki saat menerima audiensi jajaran rektorat IKOPIN University di Jakarta, Kamis (10/8).

Dalam arahannya MenKopUKM menjelaskan, Indonesia diprediksi menjadi negara maju, dimana pendapatan per kapita akan tumbuh minimum mencapai 12.000 dolar AS dari yang sebelumnya 4.500 dolar AS. “Dalam hal ini dunia pendidikan bukan sekadar menciptakan lulusan yang menjadi pencari kerja, melainkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja. Kita ini ada sekitar 3,5 juta orang lulusan pendidikan formal yang masuk ke bursa kerja per tahun, dimana 1,7 juta diantaranya adalah sarjana,” kata MenKopUKM.

Namun dengan pertumbuhan ekonomi 5 persen saja, hanya mampu menyerap sebanyak 2 juta orang. Artinya ada sekitar 1,5 juta yang menganggur. Sekitar 97 persen lapangan kerja terserap pada segmen usaha mikro di sektor informal, karena itu pihaknya diminta Presiden agar segera melakukan hilirisasi selain mineral.

“Presiden fokus dengan hilirisasi. Dengan melakukan hilirisasi berbasis perkebunan pertanian, dan kelautan yang juga melibatkan koperasi dan UMKM, maka akan melahirkan lapangan kerja yang lebih berkualitas,” kata MenKopUKM.

MenKopUKM juga menyampaikan sudah berkeliling ke berbagai kampus untuk menjalin kerja sama dalam mencetak 1 juta entrepreneur baru. “Saya melihat, koperasi harus ada model bisnisnya. Maka dari itu saya minta IKOPIN bisa membuat studi-studi tentang perkembangan koperasi di dunia, yang nantinya bisa diterapkan di Indonesia,” ucap MenKopUKM.

MenKopUKM menambahkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani/peternak hingga mampu menyuplai kebutuhan pangan daerah dan nasional, maka harus dikonsolidasikan dalam sebuah wadah koperasi.

“Saat ini kita sudah konsolidasikan petani pisang di Tenggamus Lampung, juga di Bener Meriah Aceh yang setelah dikonsolidasikan banyak petani pisang mampu berlahan 1000 hektare. Kemudian di Koperasi Pondok Pesantren Al It-tifaq di Ciwidey Bandung yang mewadahi dan mengonsolidasikan sekitar 1200 petani sayur mayur. Sekarang kita bangun koperasi nelayan, sawit, hortikultuta, industri, pabrik-pabrik minyak makan merah yang dikelola oleh koperasi,” ujar MenKopUKM.

Karena itulah, banyak dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) manajer koperasi untuk ditempatkan di pabrik tersebut. “Kami harapkan IKOPIN juga bisa menyiapkan SDM-nya termasuk SDM sebagai Pengawas Koperasi. IKOPIN juga bisa siapkan kajian-kajian terutama di koperasi-koperasi sektor pangan. IKOPIN saya minta fokus memperkuat koperasi pangannya,” kata MenKopUKM.

Dalam kesempatan itu Rektor IKOPIN Agus Pakpahan dalam audiensinya menyampaikan perkembangan IKOPIN University setelah ditetapkan sebagai Universitas pada awal 2022, dan juga turut melaporkan rencana IKOPIN University ke depan.

“Kami ingin bertukar pikiran, kami juga mendengarkan arahan Menteri dipadukan dengan apa yang IKOPIN sudah rencanakan, artinya kita banyak pekerjaan rumah di IKOPIN untuk mewujudkan apa yang Menteri harapkan,” kata Rektor Agus.

Agus menjelaskan, pekerjaan rumah yang dimaksud berkaitan dengan sistem pembiayaan, hilirisasi, kemudian ada juga yang berkaitan dengan sistem-sistem baru yang dibutuhkan.

“Implifikasinya, IKOPIN akan mempersiapkan hal-hal yang penting untuk mempercepat proses tercapainya apa yang Menteri sudah pikirkan, disesuaikan dengan apa yang telah kami pikirkan di IKOPIN,” kata Rektor Agus.

Menurut Agus, koperasi potensinya sangat besar mulai dari sawit, padi, kemudian hortikultura, peternakan, dan seterusnya. “Paling tidak di bidang pertanian ini akan kami kembangkan koperasi-koperasinya. Termasuk juga di bidang pendidikan, di bidang pengawasan koperasi, bagaimana pengawasan koperasi itu ada ilmunya. Kami akan kembangkan itu di IKOPIN supaya nanti terjadi sinergi antara IKOPIN sebagai tempat pendidikan, tempat pelatihan dengan masalah di lapangan,” ucap Agus.

Rektor Agus menambahkan, saat ini IKOPIN University juga sedang membantu APKASINDO dalam proses pendirian koperasi produsen petani kelapa sawit di Provinsi Riau, yang rencananya akan mengonsolidasi sekitar 100.000 anggota petani kelapa sawit.

“Hal ini merupakan peluang besar bagi koperasi untuk berkiprah dan memberikan manfaat terbesar bagi anggotanya. Kehadiran Kementerian Koperasi dan UKM bersama IKOPIN University sangat diharapkan untuk menjaga agar tujuan pendirian koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya dapat terwujud dengan baik,” ucap Agus.(Jef)

Peringati Hari UMKM Nasional, KemenKopUKM Gelar Serangkaian Acara

Jakarta:(Globalnews.id) – Sebagai upaya menyiapkan UMKM tanah air yang tangguh dan adaptif, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama dengan Pemerintah Kota Surakarta menggelar Hari UMKM Nasional 2023 bertajuk Transformasi UMKM Masa Depan.

Hari UMKM Nasional tahun ini akan berisi rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai stakeholder dan ribuan UMKM terkurasi yang berlangsung pada 10-13 Agustus 2023 dan tersebar di Solo Raya. Berbagai rangkaian tersebut antara lain UMKM Expo, workshop dan talkshow bersama Google Indonesia dan YouTube, live shopping bersama Tokopedia, hingga road to Indonesia Start-Up Ecosystem Summit (ISES).

Sedangkan puncak perayaan Hari UMKM Nasional sendiri digelar pada 12 Agustus 2023 di Pamedan Mangkunegaran dan akan dihadiri langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, yang sekaligus akan melaunching tiga program integrasi Pemerintah Pusat dan Daerah, yakni Transformasi Formal Usaha Mikro, Blangkon Jateng, dan Inkubasi Kewirausahaan.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengungkapkan, perayaan Hari UMKM Nasional tahun ini menjadi momentum bagi pelaku UMKM di tanah air untuk unjuk gigi melalui ekosistem UMKM masa depan, baik melalui digitalisasi, kolaborasi hasil riset dan inovasi, hingga masuk ke dalam hilirisasi.

“Kita perlu menyiapkan UMKM untuk masuk hilirisasi nasional bukan hanya dengan tekonologi rendah, agar dapat menaikkan kualitas lapangan pekerjaan yang 97 persen di antaranya disediakan oleh UMKM, oleh karenanya level mereka harus dinaikkan,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten juga menambahkan, transformasi UMKM masa depan juga ditandai dengan masuknya UMKM pada platform digital. Hal tersebut sejalan dengan target pemerintah dalam mendorong 30 juta UMKM onboarding, di mana saat ini lebih dari 22 juta UMKM sudah masuk ke dalam ekosistem digital.

Dalam menyiapkan UMKM masuk ke dalam ekosistem digital, KemenKopUKM juga berkolaborasi dengan Google Indonesia dan YouTube untuk memberikan pelatihan bersama kreator digital, hingga memberikan hibah iklan pada pelaku UMKM terkurasi.

Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf mengungkapkan, sejak 2017 Google telah melatih lebih dari dua juta pemilik usaha di seluruh negeri melalui program-program seperti Gapura Digital, Women Will, dan berbagai kemitraan dengan pemerintah.

“Survei kami menunjukkan bahwa lebih dari 75 persen peserta Gapura Digital dan Women Will percaya bahwa keterampilan pemasaran digital mereka telah meningkat. Selain itu, terkait video, 73 persen pemilik bisnis kecil mengatakan kepada kami bahwa YouTube sangat penting bagi pertumbuhan bisnis mereka. Kami berkomitmen untuk terus memberikan akses ke peluang yang sama dan membantu lebih banyak UMKM berkembang,” ujar Randy.

Sedangkan dalam upaya mendukung UMKM onboarding pada ekosistem digital, KemenKopUKM bersama Tokopedia melaksanakan live shopping untuk mendukung produk unggulan UMKM pada platform marketplace.

Wakil Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Hilmi Adrianto menyampaikan, Tokopedia sebagai perusahaan teknologi Indonesia sekaligus bagian dari grup GoTo terus berupaya membantu tumbuh kembang pelaku UMKM lewat pemanfaatan teknologi. Mengingat saat ini sudah ada lebih dari 14 juta penjual di Tokopedia dan hampir 100 persen pelaku UMKM.

“Untuk mendorong produk UMKM makin menjadi pilihan masyarakat, Tokopedia melakukan berbagai upaya. Salah satunya, live shopping produk unggulan UMKM bersama KemenKopUKM di Tokopedia PLAY pada puncak perayaan Hari UMKM Nasional 2023. Tokopedia sangat mengapresiasi KemenKopUKM atas kolaborasi ini dan berharap bisa mendorong digitalisasi lebih banyak pelaku UMKM tanah air,” kata Hilmi.(Jef)

KemenKopUKM dan Sido Muncul Bangun Kemitraan Strategis Petani Rempah dengan Usaha Besar

Semarang:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama PT Sido Muncul Tbk, sepakat menerapkan tiga langkah untuk membangun kemitraan strategis antara petani rempah dengan usaha besar salah satunya PT Sido Muncul sebagai produsen jamu.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, upaya ini merupakan tindak lanjut penandatanganan kerja sama pengembangan UMKM antara KemenkopUKM dengan PT Sido Muncul Tbk beberapa waktu lalu.

Kerja sama yang disepakati mencakup kesepakatan petani rempah dan koperasi petani dengan Sido Muncul sebagai offtaker bagi produk rempah yang dihasilkan para petani.

“Para petani dan koperasi petani menjadi rantai pasok industri atau supply chain, khususnya untuk Sido Muncul,” kata MenkopUKM Teten Masduki usai berdialog dengan para petani rempah dan koperasi petani, di kawasan pabrik Sido Muncul, Kabupaten Semarang, Selasa (8/8).

Di acara yang dihadiri Bupati Semarang Ngesti Nugraha, Menteri Teten menambahkan, bila produk petani sudah terjamin mutunya maka semakin mudah untuk diserap offtaker, di samping pihak perbankan juga lebih ringan dalam memberikan pembiayaan di tingkat onfarm (petani). Misalnya, melalui KUR Kluster yang plafondnya bisa mencapai Rp500 juta.

“Koperasi petani juga kita perkuat permodalannya lewat dana bergulir LPDB-KUMKM. Bisa sebagai offtaker, atau untuk membeli mesin-mesin pengolahan rempah dan herbal agar berstandar Sido Muncul,” kata MenkopUKM.

Kerja sama juga mencakup soal pemberian akses bagi para petani untuk bisa memanfaatkan hasil riset dan penelitian rempah Sido Muncul di Pusat Penelitian Rempah Indonesia (PPRI) dan pembibitan (Nursery).

“Para petani memiliki akses untuk mendapatkan benih atau bibit unggul,” kata Menteri Teten.

Selain itu, Sido Muncul akan menjadi Bapak Angkat bagi pelaku UMKM, khususnya yang bergerak di sektor makanan dan minuman herbal (jamu).

Kerja sama dengan Sido Muncul ini juga sampai di level pengemasan dan uji stabilitas.

“Sehingga, bisa terukur secara ilmiah kapan kadaluarsa produknya. Maka, standar produk UMKM tidak kalah dengan industri pabrikan,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten memastikan bahwa akan tercipta kerja sama bantuan teknis dan pendampingan dari Sido Muncul agar produk UMKM berstandar industri dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

MenkopUKM pun meyakini kerja sama seperti ini akan memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM, karena menciptakan konsep kemitraan usaha besar (industri berbahan baku lokal) dan UMKM dari mulai penyediaan bahan baku hingga masuk rantai pasok industri.

“Model bisnis seperti ini yang bakal memperkuat fondasi industri nasional. Seperti halnya di Jepang, bahan baku industri otomotif di sana dipasok oleh UMKM,” kata MenkopUKM.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat menambahkan, dalam kerja sama tersebut, KemenkopUKM berperan sebagai koordinator, sedangkan Sido Muncul dalam hal memegang peran teknis produksi dari pengolahan bahan baku hingga pengemasan.

“Hasil riset dan penelitian rempah yang kami lakukan di Sido Muncul akan dibagikan kepada koperasi-koperasi petani untuk dimanfaatkan,” ucap Irwan.

Lebih dari itu, para UMKM pelaku usaha makanan dan minuman (khususnya yang berbahan baku herbal/rempah) akan mendapatkan bantuan teknis produksi, hingga cara pengemasan, termasuk uji stabilitas produk yang dilakukan di laboratorium Sido Muncul.

Irwan berharap pengalaman Sido Muncul yang melakoni usaha herbal sejak 1951 ini bisa dijadikan sebagai referensi dalam kerja sama seperti ini.

“Para pelaku UMKM juga bisa belajar langsung dalam hal proses produksi di Sido Muncul. Harapannya, kelas produk UMKM bisa meningkat, sehingga kepercayaan masyarakat juga ikut naik,” ujar Irwan. (Jef)

Kunjungi METI, MenKopUKM Dorong Penguatan Kerja Sama UMKM Indonesia-Jepang

Tokyo, Jepang :(Globalnews.id)– Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menemui Wakil Menteri Parlemen METI (Ministry of Economy, Trade and Industry) Jepang Nagamine Makoto untuk memperkuat kerja sama kedua negara di bidang UMKM dan koperasi.

MenKopUKM Teten Masduki mengatakan, Jepang adalah salah satu mitra utama dan strategis bagi Indonesia.

“Kerja sama Indonesia dan Jepang di bidang koperasi dan UMKM sudah berlangsung cukup lama sejak tahun 1978. Kami berharap kerja sama ini dapat ditingkatkan dan dapat memberikan manfaat lebih kepada kedua negara,” kata MenKopUKM Teten Masduki di Tokyo, Jepang, Rabu (2/8).

Dalam prioritas kebijakan Indonesia, kata Menteri Teten, Presiden Jokowi menetapkan kebijakan substitusi impor melalui afirmasi 40 persen belanja barang dan jasa Pemerintah dan BUMN untuk produk UMKM. Serta kemudahan pembiayaan UMKM dengan meningkatkan rasio kredit perbankan untuk UMKM dari sekitar 21 persen saat ini menjadi 30 persen pada 2024.

“Kami juga melanjutkan hilirisasi komoditas unggulan oleh UMKM. Seperti rumput laut, perikanan (termasuk udang, kepiting, dan sidat), natural ingradient, bio farmaka, buah-buahan, bambu, kelapa, kelapa sawit, dan peningkatan nilai tambah bagi komiditas unggulan tersebut,” katanya.

Selain itu, mengembangkan start-up dan melakukan digitalisasi UMKM. Terakhir, peningkatan kemitraan dan akses pasar UMKM masuk ke dalam rantai pasok global.

Untuk itu, bersama dengan METI, Menteri Teten berharap dukungan METI agar inisiatif kerja sama yang telah dijajaki selama di Jepang, termasuk bersama IFC, Small and Medium Enterprise-Organization for Small & Medium Enterprises and Regional Innovation, Japan (SMRJ), Pemerintah Kota Gamagori dan sejumlah industri di Jepang dapat ditindaklanjuti bersama.

“Sehingga terwujud kerja sama konkrit yang menguntung para pelaku UMKM di Indonesia dan Jepang,” kata Teten.

Diketahui, sejak di Jepang MenKopUKM bersama jajarannya, sudah melakukan sejumlah pertemuan yang sangat relevan dengan perkembangan dan prioritas Pemerintah di Indonesia.

Di antaranya, pertemuan dengan Japan Financial Corporation (JFC), di mana JFC dan KemenkopUKM akan membentuk tim teknis membahas skema pembiayaan gabungan Indonesia dan Jepang untuk pengembangan kemitraan UMKM di sektor perikanan dan pertanian. “Termasuk pertukaran informasi guna mendukung kemudahan akses pembiayaan bagi pelaku UMKM,” sebut MenKopUKM.

Kemudian bersama SMRJ, saat ini tengah berlangsung CEO Business Matching antara 44 UKM Indonesia dengan 118 Pelaku Usaha Jepang. “Kita sepakati agar tahun depan terus ditingkatkan jumlah UMKM-nya. Dapat dilakukan di Indonesia, dan sektor -sektornya terus diperluas,” kata Teten.

Selanjutnya dengan Marusen Suisan, yang merupakan importir udang dari Tarakan, Indonesia. Pada Agustus ini, rencananya akan dilakukan pertemuan di Indonesia, dan menjajaki perluasan kemitraan dengan pembudidaya udang di Indonesia.

Lalu bersama Nagasaka Unagi Farm, KemenKopUKM sepakat untuk melakukan penguatan SDM melalui pengiriman tenaga terampil untuk magang dan pengembangan budidaya sidat.

Selain itu, pertemuan dengan Wali Kota Gamagori, juga dilakukan pengembangan sister city sekaligus penguatan sektor UMKM di kedua kota. Setelah pertemuan tersebut, pihak MenKopUKM bersama jajaran juga akan bertemu Tokyo SME Center dan perusahaan pengolahan rumput laut.

*Kolaborasi Smesco*

Pada pertemuan dengan Tokyo SME Center, MenKopUKM mengatakan, memiliki Smesco sebagai lembaga pemasaran koperasi dan UKM Indonesia. Bahkan Indonesia juga sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan SMRJ.

Indonesia saat ini sedang melakukan hilirisasi produk tambang, Indonesia tidak akan mengirim raw material. Kemudian kebijakan substitusi impor untuk pengadaan barang Pemerintah, 40 persen APBN untuk membeli produk lokal. Dengan lokal konten 100 persen untuk perusahaan besar.

“Kami mengajak SME Jepang untuk join venture dengan UKM indonesia. Kerja sama dengan Tokyo SME dengan Smesco. Indonesia rangking enam start-up di dunia. Penting untuk dikerjasamakan dengan start-up di jepang,” kata Menteri Teten.

Turut mendampingi, Direktur Bisnis dan Pemasaran LLP-KUKM atau Smesco Wientor Rah Mada mengatakan, Smesco sebagai lembaga di bawah KemenKopUKM, mendukung segala proses yang dilakukan ke depannya. Karena saat ini SME Support Jepang pun sudah memiliki desk di Indonesia.

“Kita bisa bekerja sama transfer teknologi dan pengetahuan untuk SME. Seperti adanya SME Support Center, mampu membantu UKM lokal Jepang. Misalnya apakah ada tren tertentu untuk bersama-sama mengejar pasar internasional,” kata Wientor.(Jef)

MenKopUKM: Kerja Sama Pintu Incubator dan Prancis Perkuat Industri Fesyen Indonesia

Jakarta:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki meyakini kerja sama inkubator fesyen pertama di Indonesia, Pintu Incubator, dengan industri fesyen Prancis akan mampu mendorong dunia fesyen tanah air menjadi semakin kuat.

“Ini menjadi satu tahap bagi industri fesyen kita menuju pasar dunia,” ucap MenKopUKM Teten Masduki pada acara konferensi pers Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) di Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta, Senin (24/7).

Menteri Teten menambahkan, kolaborasi dengan industri fesyen Prancis menjadi peluang yang sangat baik karena sampai saat ini Prancis masih menjadi kiblat fesyen dunia. “Di sisi lain, para desainer Prancis juga melihat Indonesia memiliki kekayaan wastra-wastra berbasis kebudayaan. Ini yang bisa mereka manfaatkan untuk perkembangan produk fesyennya,” ucap MenKopUKM.

MenKopUKM mengakui, untuk bisa masuk ke pasar dunia khususnya Eropa, pelaku UKM wastra (kain) perlu ada pendampingan, khususnya kepada para desainer Indonesia, agar bisa memanfaatkan keunggulan wastra-wastra agar memenuhi standar pasar Eropa. “Jadi, perlu semacam kemampuan untuk beradaptasi dengan pasar di sana,” ucap Menteri Teten.

Oleh karena itu, MenKopUKM mengapresiasi eksistensi Pintu Incubator dalam mendampingi para pelaku fesyen dalam negeri untuk go global. “Karena, tidak mudah, misalnya untuk bisa tampil di Trade Show di Paris. Harus tahu persis trade fesyen dunia, juga harus tahu persis apa keunggulan kita,” ucap Menteri Teten.

Sehingga, kata MenKopUKM, Indonesia bisa memanfaatkan pasar global menjadi bagian dari UKM dalam mendorong dan meningkatkan kualitas produk fesyen sesuai dengan perkembangan global.

Misalnya, narasi sustainable atau bahan ramah lingkungan, serta eksplorasi Wastra Nusantara sebagai keunggulan domestik. “Itu dari sisi market demand-nya,” ucap Menteri Teten.

MenKopUKM pun mengapresiasi keberadaan lembaga-lembaga inkubator swasta seperti Pintu Incubator, untuk memperkuat fondasi industri fesyen Indonesia.

Namun Menteri Teten berharap pelaku industri fesyen lokal juga menggarap pasar domestik dan tidak semata fokus pada pasar di luar negeri. Sebab, market nasional juga merupakan pasar yang cukup besar. Apalagi, perkembangan kelas menengah di Indonesia juga tumbuh dengan pesat.

“Bahkan, saat ini, kekuatan ekonomi dunia tengah bergeser ke Asia. Jadi, brand-brand lokal mestinya menjadi pemain utama di pasar Asia, selain tentunya di dalam negeri,” kata Menteri Teten.

Sementara Chairman JF3 Soegianto Nagaria menyebutkan, JF3 2023 bukan merupakan ajang kompetisi, melainkan wadah untuk memajukan brand-brand fesyen lokal dan nasional untuk dipromosikan hingga ke pasar global.

“Seiring dengan perkembangan industri mode global yang terus bergerak maju pascapandemi, JF3 mengajak seluruh pihak untuk turut memberikan kontribusi dan aspirasi menentukan arah baru, akan dibawa kemana industri fesyen Indonesia,” kata Soegianto.

Dalam kesempatan yang sama, Advisor JF3 dan inisiator program Pintu Incubator Thresia Mareta menjelaskan bahwa Pintu Incubator adalah kolaborasi antara JF3, Lakon Indonesia, dan Kedutaan Besar Prancis, melalui Institut Francais d’Indonesie (IFI), yang sudah memasuki tahun kedua.

Lebih dari 500 brand lokal telah melakukan registrasi untuk mengikuti program Pintu Incubator 2023. Setelah melalui proses kurasi, terpilih sebanyak 12 brand yang akan mengikuti proses inkubasi selanjutnya.

Program tersebut tidak hanya melibatkan mentor dari para profesional di Indonesia, tapi juga pakar mode dan pelaku bisnis mode dari Prancis. “Ada tujuh desainer asal Prancis yang sedang highlight di negerinya, hadir di JF3,” kata Thresia Mareta.

Dengan begitu, kata Thresia Mareta, diharapkan terjadi transfer pengetahuan dan bisa saling belajar antara desainer fesyen Indonesia dan Prancis. “Hubungan kolaborasi yang saling menguntungkan, karena mereka juga tertarik untuk mempelajari keunikan ragam fesyen di Indonesia,” katanya.

Lebih dari itu, Thresia Mareta menekankan juga bahwa para desainer Indonesia butuh banyak masukan terkait ekosistem pasar global. Mulai dari produk standar internasional, hingga seperti apa sosok industri dan bisnisnya.

Melalui kerja sama ini, Thresia meyakini akan memiliki kesempatan bekerja sama dengan ekosistem mode global, seiring dengan membawa JF3 berkembang lebih profesional menjadi bagian dari ekosistem industri mode global. “Dan pada saat yang bersamaan, kita bisa saling mempromosikan karya, sekaligus memperkenalkan perajin, pelaku UMKM mode Indonesia,” ujar Thresia. (Jef)

MenkopUKM Sebut Banyak Brand Fesyen Lokal Telah Memperluas Pangsa ke Pasar Global

Jakarta:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyebutkan bahwa saat ini telah banyak brand lokal yang telah memperluas pangsa hingga ke pasar global, contohnya, Erigo, Eiger, Buttonscarves, dengan produk customnya yang unik dan menjadi tren baru fesyen.

“Momentum ini harus dimanfaatkan untuk menguasai pasar domestik dan global,” kata MenKopUKM Teten Masduki pada acara Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2023 di Jakarta, Jumat malam (21/7).

Di acara yang dihadiri Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono itu, Menteri Teten menambahkan, narasi custom dapat memberikan keunikan dan nilai tambah, karena harga produk custom umumnya lebih tinggi dibandingkan barang produksi massal. “Selain itu, pelaku fesyen harus dapat menciptakan fesyen-fesyen terbaru sesuai dengan tuntutan zaman,” ujar MenKopUKM.

Misalnya, produk yang ramah lingkungan (sustainable) dan mengedepankan penggunaan wastra Indonesia.

Bagi MenKopUKM, acara ini sebagai upaya mendorong UKM fesyen untuk terus mengembangkan ide, pemikiran, hingga kualitas produk fesyennya sebagai salah satu produk industri kreatif. “UMKM Fesyen merupakan salah satu pilar utama ekonomi nasional,” ucap Menteri Teten.

Industri fesyen memiliki nilai kontribusi 61,5 persen dari total ekspor ekonomi kreatif Indonesia. “Mengingat besarnya kontribusi dari sektor ekonomi kreatif termasuk fesyen, maka saya menilai sangat penting bagi pelakunya untuk meningkatkan kapasitas diri, baik terkait kualitas dan kapasitas produksi, hingga manajemen dan bisnisnya,” kata Menteri Teten.

Oleh karena itu salah satunya, kata MenkopUKM, pada 2022 lalu, KemenKopUKM mendukung 5 UKM dengan talenta terbaik Indonesia di ajang Premiere Classe yang merupakan bagian dari Paris Fashion Week.

“Saya berharap melalui kegiatan ini desainer dapat mempromosikan wastra terbaik Indonesia, meningkatkan kualitas produk, sehingga produk wastra Indonesia mampu bersaing di pasar internasional,” kata Menteri Teten.

Berbagai kegiatan yang melibatkan desainer, pelaku bisnis mode dan pengrajin, menjadi program utama JF3 Fashion Festival. Hal ini dilakukan sebagai wujud komitmen JF3 dan para partnernya untuk terus mendukung kebangkitan industri mode tanah air.

Dalam kesempatan yang sama, Chairman JF3 Soegianto Nagaria mengajak berbagai pihak yang memiliki kepedulian tinggi untuk mendukung eksistensi industri mode Indonesia.

Seiring dengan perkembangan industri mode global yang terus bergerak maju pascapandemi, JF3 mengajak seluruh pihak untuk turut memberikan kontribusi dan aspirasi menentukan arah baru, akan dibawa kemana Industri Fashion Indonesia.

Soegianto optimistis dengan penyelenggaraan JF3 di lokasi yang baru. Tahun ini, JF3 memperluas jangkauan dengan menyelenggarakan acara di dua lokasi, yaitu Summarecon Mall Kelapa Gading dan Summarecon Mall Serpong.

“Kami percaya lokasi baru ini memiliki potensi pasar yang sangat baik, sehingga akan memberikan dampak bisnis lebih besar bagi para pelaku bisnis mode yang terlibat,” ujar Soegianto.(Jef)

MenkopUKM Optimis Indonesia Bisa Jadi Pusat Ikan Hias Tropik Dunia

Tangerang:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki meyakini Indonesia bisa menjadi pusat ikan hias tropik dunia karena potensi SDM dan ekosistem budidayanya yang besar.

“Saya kira, kita juga perlu menjadikan ikan hias sebagai satu keunggulan ekonomi nasional berbasis keunggulan domestik,” ucap MenKopUKM, Teten Masduki, pada penutupan acara Nusantara Aquatic (Nusatic) 2023: Indonesia Ornamental Fish and Aquatic Plant Show 2023 dengan tema The Aquarium Fish Industry Moving Forward After Covid-19, di ICE BSD, Tangerang, Banten, Minggu sore (16/7).

Menteri Teten mengatakan Indonesia juga banyak memiliki pemijah atau breeder yang ulung dan paham benar cara memijah ikan hias. Bahkan, semua jenis ikan hias di dunia, bisa dipijahkan di Indonesia. “Kita tinggal meningkatkan standardisasi produk, yang akan kita lakukan bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan,” ucapnya.

Dari sisi bisnisnya, Menteri Teten berharap para breeder jangan lagi berbisnis dalam skala usaha kecil dan sendiri-sendiri. “Yang kecil-kecil akan kita konsolidasi dan agregasi, sehingga skala ekonominya membaik dengan memperbaiki standar produknya. Untuk itu, kami akan dorong mereka untuk berkoperasi,” kata MenKopUKM.

Terkait masalah pembiayaan, MenKopUKM menyebutkan ada skema pembiayaan KUR Kluster bagi para breeder hingga mencapai Rp500 juta. Belum lagi, ada perkuatan permodalan dana bergulir dari LPDB-KUMKM. “Dalam posisi seperti ini, Nusatic sebagai ekosistem besarnya. Dan saya yakin itu bisa menghidupkan ekonomi rakyat,” kata Menteri Teten.

Meski begitu, MenKopUKM mengingatkan agar Indonesia jangan hanya menjadi market bagi produk dari luar. “Jangan sampai pasar kita direbut produk dari luar. Kita akan perbaiki dari sisi hulunya, dari sisi para breeder-nya, pemasarannya, hingga menciptakan offtaker,” ucap MenKopUKM.

Menteri Teten juga berharap ajang akbar Nusatic seperti ini harus lebih disiapkan secara lebih matang agar bisa menjadi kalender event dunia. Seperti misalnya festival fesyen di Jember, Jatim, yang bahkan bisa masuk dalam kalender event dunia.

“Event seperti ini juga diharapkan menjadi ekosistem yang baik bagi industri ikan hias nasional,” kata MenKopUKM.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Nusatic Sugiarto Budiono menjelaskan, event yang sudah digelar sejak 2016 ini menjadi pameran dan kontes Ikan hias serta Aquatic Plants yang terbesar di dunia dengan menghadirkan lebih dari 15 ribu ekor ikan hias.

“Dengan digelarnya Nusatic 2023 yang cakupannya internasional, saya berharap ikan-ikan hias khas Indonesia bisa dikenal di seluruh dunia,” kata Sugiarto.

Di samping itu, kata Sugiarto, event yang diikuti 14 komunitas ikan hias seluruh Indonesia ini, juga diikuti peserta dari Jepang, India, Srilanka, Malaysia, dan China.

“Tak hanya itu, ada juga kegiatan kontes ikan hias. Ada delapan jenis ikan hias yang dilombakan, yakni ikan Koi, Koki, Louhan, Arwana, Betta, Discus, Guppy dan Killifish, juga ada kontes aquascape terbaik,” kata Sugiarto.(Jef)

KemenKopUKM Kembangkan Pilot Project Koperasi Modern Petani Padi di Tuban

Tuban:(Globalnews.id)- Melalui sistem korporatisasi petani, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mengembangkan pilot project koperasi modern yang mewadahi para petani padi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Tuban, Jawa Timur, dalam upaya memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.

“Dengan model bisnis corporate farming tersebut, diharapkan ketersediaan pangan di tanah air terus dipenuhi,” kata Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki.

MenKopUKM mengatakan, kebutuhan beras dalam negeri per tahunnya mencapai 30 juta ton, namun sebagian di antaranya masih harus dipenuhi dari impor. Untuk itu Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajarannya agar meningkatkan produksi padi di tingkat petani agar terwujud swasembada padi. Presiden sempat melakukan tanam padi serentak di Kawasan Daulat Pangan (KDP) SPI (Serikat Petani Indonesia) di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Tuban pada April 2023, menandai concern yang tinggi terkait persoalan ketersediaan pangan.

“Presiden mengapresiasi penggunaan pupuk organik yang dilakukan oleh SPI selama 3 tahun dengan kurang lebih 1.000 hektare yang semuanya organik. Dan biaya untuk pupuknya yang biasanya per hektare bisa sampai Rp5 juta-Rp6 juta per hektare, di Kawasan KDP hanya antara Rp100 ribu sampai Rp500 ribu per hektare,” kata MenKopUKM dalam acara Panen Raya, bersama SPI sekaligus Perayaan Ulang Tahun SPI dan Hari Koperasi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Tuban, Jawa Timur, Sabtu (8/7).

Menteri Teten mengatakan, seiring dengan program tanam padi serentak di Kawasan Daulat Pangan SPI oleh Presiden Jokowi tersebut, kawasan Tuban juga menjadi pilot project bagaimana petani padi yang tak lagi bertani sendiri-sendiri, namun bergabung dengan koperasi petani secara modern dalam model bisnis korporatisasi petani.

“Untuk petani padi kami ingin Tuban menjadi contoh sukses nantinya. Sudah ada juga petani sayur yang sukses membangun korporatisasi petani di Ciwidey, Jawa Barat, dimana koperasi itu mewadahi 1.200 petani sayur yang produknya berhasil masuk ke ritel modern atau supermarket,” katanya.

Melalui koperasi petani kata Menteri Teten, begitu panen tiba, petani yang membutuhkan dana tunai bisa menjual hasil panen ke koperasi. Sementara koperasi senantiasa mampu menampung dan membeli hasil petani karena terbantu secara likuiditas permodalannya oleh LPDB-KUMKM.

“Kami membantu membangun model bisnisnya melalui koperasi, dan dibantu dengan mesin RMU (Rice Milling Unit)-nya dengan mengelola minimal 1.000 hektare sebanyak anggota 250 petani padi. Sehingga keuntungannya bisa dinikmati langsung oleh petani bukan pedagang. Maaf jika pedagang dan tengkulak terganggu, supaya rezeki mereka nggak hilang jadi lebih baik gabung ke koperasi,” ujarnya.

MenKopUKM menegaskan, proses dari hulu ke hilir produksi pertanian idealnya memang harus dikuasai petani. “Saya diminta Presiden Jokowi bagaimana mengembangkan petani padi lewat koperasi, sehingga ke depan kita harus membangun ekosistem sirkulasi petani,” katanya.

Tercatat, produksi gabah dan beras Jatim pada 2022 capaiannya tertinggi di Indonesia. Yang diiringi dengan Nilai Tukar Petani (NTP) dengan indeks di atas 100, yang mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani atau produsen pangan sebagaimana data BPS, 2022. Sebagai provinsi penghasil padi terbesar dengan luas potensi panen sampai dengan April 2023 mencapai 828,72 ribu ha, Jawa Timur memegang peran vital dalam menjaga ketersediaan pangan nasional.

“Produktivitas beras Jatim sangat diandalkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan warga Jatim saja, tapi juga diandalkan untuk memenuhi atau menyuplai kebutuhan 16 provinsi lain di Indonesia Bagian Timur,” ujar Teten.

Kabupaten Tuban termasuk lima besar produsen padi terbesar di Jawa Timur, dimana pada 2022 memiliki luas panen sebesar 85.288 hektare dan produksi padi sebesar 498.939 ton gabah kering giling (GKG) atau setara beras 288.097 ton beras. Produktivitas padi rata-rata di Tuban sebesar 5,85 ton/ha di atas rata-rata produktivitas padi Jawa Timur yang sebesar 5,63 ton/ha. Pada saat ini rata-rata harga Gabah Kering Panen di Kabupaten Tuban sebesar Rp5.200, Gabah Kering Giling sebesar Rp6.400, dan harga beras medium Rp10.500.

Di kesempatan yang sama, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky menegaskan, fungsi entitas koperasi sangat menguntungkan bagi para petani. Misalnya saat ada kendala pupuk, dengan bergabung ke koperasi maka petani anggota koperasi akan mendapat kemudahan untuk mengakses pupuk.

“Kita patut bersyukur, bukan hanya sekadar proses tanam sesuai arahan Presiden Jokowi. April ditanam, Juli langsung bisa panen. Bahkan kita bisa panen dan tanam dari dua kali hingga empat kali. Panen kali ini pun kita sukses hasil panen dari semula 5 ton menjadi 6 ton, hama pun juga berkurang,” katanya.

Ke depan, koperasi diharapkan mampu mengelola lahan 1.000 ha dan pada akhirnya mampu menyejahterakan anggotanya. “Dibanding dijual ke pengepul keuntungan hanya 1 kali, semakin sering bertransaski di koperasi maka akan mendapat Sisa Hasil Usaha (SHU), itu keuntungan dari koperasi yang diberikan kepada anggota. Koperasi akan terus dibantu permodalannya agar menjadi solusi petani, dalam menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Sehingga manfaat koperasi ini konkret bagi masyarakat,” kata Halindra.

Sementara itu, Ketua SPI Henry Saragih mengatakan, program tanam Daulat Pangan SPI ini juga dalam rangka mengantisipasi adanya badai El-Nino tahun ini. Selain juga mendorong peningkatan penggunaan pupuk organik dan pengurangan pupuk kimia.

“Dari sebanyak 1.000 ha tanam padi dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia sekitar 20-40 persen menggunakan pupuk organik. Saat kemarau pun tak membuat sawah kering, dan jauh dari hama. Hasil panen meningkat dibanding musim tanam kedua tahun lalu,” kata Henry.

Pihaknya, kata Henry, juga aktif melakukan pendidikan pertanian untuk mengedukasi cara bertani tanpa pupuk kimia. Pestisida juga sudah bisa diatasi produknya tak menurun tapi baik. “Supaya membangun koperasi petani yang kuat di Tuban, kami telah memulainya sejak tahun 2010. Diharapkan petani bergabung dengan koperasi,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, juga dilakukan dialog antara Menteri Teten dengan para petani. Petani Desa Senori Ernan salah satunya, mengungkapkan adanya koperasi bagi petani yang akan memberikan angin segar bagi para petani di Senori, terlebih dengan semakin berasnya kebutuhan beras seiring bertambahnya jumlah penduduk.

Sementara itu, Darwanto, petani anggota koperasi di Desa Senori sangat berharap agar koperasi dapat membantu petani untuk memperluas jaringan pasarnya.

“Kami berharap koperasi bisa membuat usaha petani lebih modern dan petani semakin sejahtera,” kata Darwanto.(Jef)