Arsip Tag: Papua dan Papua barat

Pemerintah Berkomitmen Dorong UMKM Papua Tumbuh dan Berkembang

Jakarta:(Globalnews.id)- Pemerintah berkomitmen mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah/Ultra Mikro (UMKM/UMi) lokal Papua tumbuh dan berkembang.

Demikian ditegaskan Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate dalam sambutannya secara virtual di puncak acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dengan tema “Binar Digital Papua” di GOR Cenderawasih, Jayapura, Papua, Rabu (24/8).

Tanah Papua yang membujur di kawasan paling timur Indonesia, dipandang Johnny menyimpan berbagai keindahan alam dan kekayaan budaya yang memesona. Kondisi tersebut menjadikan Papua menyimpan banyak potensi yang dapat menjadi unggulan dalam bidang fesyen, kuliner, dan kriya.

“Di tengah momentum pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai angka 5,44 persen (year on year/yoy) di kuartal dua tahun ini, UMKM/UMi perlu terus didorong pertumbuhannya,” kata Menkominfo Johnny.

Kondisi ini pulalah yang mendorong pemerintah memilih Kota Jayapura sebagai tuan rumah Puncak Bangga Buatan Indonesia bertajuk “Binar Digital Papua”. Gelaran kegiatan tersebut pun akan mendorong pelaku UMKM/UMi di Papua tetap adaptif di era pandemi saat ini.

“Sejak Mei 2020, Bapak Presiden Joko Widodo meresmikan Gernas BBI yang merupakan wujud dukungan Pemerintah terhadap produk dalam negeri, terkhusus produk-produk hasil UMKM/UMi agar mampu bersaing di masa pandemi COVID-19,” ungkap Menkominfo.

Karena itulah, Menkominfo menegaskan Gernas BBI memiliki misi untuk mendorong penguatan branding dan pemanfaatan teknologi digital bagi produk-produk artisan lokal, sekaligus mendorong konsumen untuk membeli produk-produk UMKM/UMi dalam negeri.

Acara puncak Gernas BBI “Binar Digital Papua” diramaikan dengan pameran produk UMKM, pertunjukan tarian budaya Papua, artis Papua, fashion show, peresmian Binar Digital Papua, dan lainnya.

Festival Kopi Papua yang diinisiasi Bank Indonesia (BI) juga meramaikan puncak Gernas BBI di depan GOR Cenderawasih, Jayapura. Festival berlangsung sejak 23-27 Agustus 2022.

Pembukaan acara puncak Gernas BBI Rabu (24/8) diawali dengan pertunjukan Tarian Tifa dari Sanggar Hen Tecahi Abepura dan Tarian Pangkur Sagu oleh Sanggar Papua Melanesia. Pembukaan acara ditandai dengan pemukulan Tifa.

Acara ini juga dihadiri secara online oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menkominfo Johnny G. Plate, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Kemudian secara offline hadir, Gubernur Papua Lukas Enembe yang diwakili Asisten Bidang Umum Sekretariat Daerah Papua, Y. Derek Hegemur, Staf Ahli Mendagri, Asisten Deputi Pengembangan SDM UKM Kemenkop UKM, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo R. M. Manuhutu, dan Kepala Grup Perlindungan Konsumen DPUPK Bank Indonesia.

Hadir pula Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo, Usman Kansong, Staf Khusus Menkominfo, Philip Gobang, Direktur Informasi Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Septriana Tangkary.(Jef)

Meski Banyak Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi, Daya Saing Digital Papua dan Papua Barat Masih Rendah

Jakarta:(Globalnews.id)-Pembangunan infrastruktur diberbagai bidang mulai dirasakan masyarakat Provinsi Papua dan Papua Barat, termasuk di bidang telekomunikasi. Pemerintah pusat, perlahan tapi pasti terus berusaha mengikis sedikit demi sedikit kesenjangan digital yang terjadi di Indonesia.

Data tahun 2019-2020 pada kuartal 2 tercatat pengguna internet aktif di Indonesia yang berjumlah 196,71 juta jiwa atau sebesar 73,7 % dari total penduduk 266,91 juta jiwa sebagian besar berada di Pulau Jawa dan Sumatera. Pulau Jawa sebagai pulau terpadat memiliki tingkat penetrasi internet mencapai 41,7% dan Sumatera 16,2%. Kondisi ini berbanding terbalik dengan wilayah lainnya; Kalimantan 4,6%, Sulawesi 5,1%, Bali dan Nusa Tenggara 3,9%, serta Maluku dan Papua yang hanya 2,2% saja.

Kementerian Komunikasi dan Informatika lewat Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menggarap program konektivitas digital, khususnya di wilayah 3T (terdepan, teluar, tertinggal). Hal ini sejalan dengan Inpres No.9 tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraaan di Provinsi Papua dan Papua Barat.

“Untuk 2 provinsi ini memiliki rencana aksi cepat yang terfokus pada pembangunan jaringan back bone Palapa Ring Timur, BTS 4G, dan akses internet. Ke depannya akan makin lengkap dengan kehadiran satelit multifungsi SATRIA dan solusi ekosistem digital untuk pengembangan SDM setempat,” demikian diungkapkan Kadiv Infrastruktur Lastmile Backhaul BAKTI, Feriandi Mirza dalam Webinar Mediasila “Percepatan Pembangunan Akses Telekomunikasi di Papua, Sudah Sejauh Apa?”, yang diselenggarakan BAKTI Kominfo, Rabu (8/12/2021).

Palapa Ring Timur yang dibangun sepanjang 7003 km mengusung teknologi radio microwave untuk wilayah pegunungan dan fiber optic di darat dan laut. Kombinasi teknologi ini diterapkan mengingat kondisi alam Papua yang sangat beragam dengan luas daratan dan banyaknya pegunungan tinggi. Saat ini jaringan Palapa Ring sudah melalui 41 kota/kabupaten di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Terkait pembangunan infrastruktur BTS, BAKTI akan membangun 5.204 BTS 4G di kedua provinsi ini selama kurun waktu 2021-2022 yang terbagi dalam 3 paket pembangunan. Program ini mendongkrak jauh ketersediaan BTS yang sebelumnya hanya terdapat 457 BTS seluruh wilayah Papua. Total anggaran yang disediakan tahun 2021 ini khusus untuk pembangunan BTS mencapai 11—12 triliun rupiah yang bersumber dari pendanaan pnbp non blu dan Rupiah Murni.

“BAKTI masih mengacu para program awal 1 desa 1 BTS. Kondisi Papua memang ‘istimewa’ dengan kondisi geografis dan sebaran penduduknya. Mungkin 1 BTS di beberapa desa akan terasa kurang karena penduduknya yang tinggal terpencar. Namun, paling tidak untuk sementara ini di setiap desa sudah terbangun BTS. Harapannya, ini merupakan trigger sehingga kelak dapat menarik operator untuk membangun BTS tambahan di wilayah tersebut jika sudah banyak permintaan dari masyarakat,” jelas Feriandi.

Pada kesempatan yang sama Kadis Kominfo Papua, Jeri Agus Yudianto harapan akan adanya akses telekomunikasi yang lebih baik sudah lama dirasakan oleh masyarakat Provinsi Papua dan Papua Barat.

“Jika dahulu internet hanya dianggap hiburan semata, kini sudah menjadi gaya hidup. Sudah banyak anak muda lokal yang membuat komunitas influencer, gamer, dan aktif membuat konten. Masyarakatpun semakin cepat protes ke kantor kami jika ada kendala internet. Ini jauh berbeda dengan kondisi dahulu yang tidak begitu peduli jika pengerjaan perbaikan jaringan lama dilakukan. Sepertinya internet sudah mulai jadi kebutuhan utama,” ujarnya.

Jeri menambahkan bahwa, dirinya sudah tinggal selama lebih dari 20 tahun di Papua, dan paham betul bagaimana perkembangan telekomunikasi di daerahnya. Setelah tahun 2019, wilayah di bagian tengah Papua mulai merasakan kehadiran internet, meski cakupannya masih terbatas di ibu kota kabupaten saja.

“Ini berkat kehadiran jaringan Palapa Ring Timur yang melengkapi teknologi satelit/VSAT dan jaringan kabel bawah laut SMPCS (Sulawesi Maluku Papua Cable System) warisan Telkom. Ke depannya desa-desa pun akan terhubung lewat BTS 4G yang tersebar merata,” tegasnya.

Pada kesempatan terpisah Direktur Sumber Daya dan Administrasi BAKTI Kominfo, Fadhilah Mathar menjelaskan, terkait akses internet untuk layanan publik di Provinsi Papua dan Papua Barat, BAKTI menggunakan solusi teknologi fiber optic di 47 titik dan VSAT di 1.189 titik lokasi. Kehadiran layanan publik ini paling besar dimanfaatkan untuk sektor pedidikan, kesehatan, dan kantor pemerintahan. Penambahan lokasi baru akses internet di tahun 2021 untuk kedua provinsi ini mencapai 1.882 lokasi di Papua dan 211 lokasi di Papua Barat.

Banyaknya pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Provinsi Papua dan Papua Barat yang terjadi selama tahun 2021 ini belum berhasil mendongkrak daya saing digitalnya jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Meski nilai dari setiap parameter di Ev-Digital Competitiveness Index-nya menunjukan adanya peningkatan, namun Papua masih memegang posisi juru kunci di peringkat 34 dan Papua Barat di posisi 30.

“Membangun infrastruktur di Papua memang tidak mudah. Tantangan alam yang ‘istimewa’ melebihi daerah lain di Indonesia membutuhkan komitmen dan kerja ekstra yang harus dilakukan bersama antara pemerintah pusat, yang diwakili oleh BAKTI Kominfo, dan pemerintah daerah. Harapannya ke depan masyarakat Papua juga dapat merasakan manfaat kehadiran telekomunikasi seperti daerah lain, bukan hanya manfaat dasar saja tapi juga manfaat turunan seperti peningkatan ekonomi pemberdayaan UMKM lokal,” pungkas Fadhilah.(Jef)