Arsip Tag: Pengembangan KUMKM

Dukung Digitalisasi dan Kebangkitan UMKM, KemenKopUKM Kerjasama dengan Grab

Jakarta:(Globalnews.id)- Dalam rangka memperkuat digitalisasi UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM dan PT GrabTeknologi Indonesia (Grab) melakukan penandatanganan nota kesepahaman sinergi dukungan untuk kebangkitan usaha mikro kecil, dan menengah berbasis digital di Indonesia.

MoU ditandatangani langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dan Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi.

MenKopUKM Teten Masduki menegaskan, Saat ini sinergi dan kolaborasi merupakan hal penting untuk pemulihan ekonomi nasional. Apalagi menurutnya, UMKM menjadi tumpuan.

“Saya mengpreaiasi MoU ini. Ini bisa menjadi jembatan akselerasi pemulihan ekonomi nasional dan menjadi andil angka pertimbuhan ekonomi nasional,” tegas MenKopUKM Teten Masduki, di Kantor Grab Indonesia, Gama Tower Jakarta, Kamis (11/11/2021).

Hadir President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, Pimpinan Grab Indonesia, Stafsus MenKopUKM Fiki Satari, Asisten Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Desti Anna sari.

Menteri Teten mengatakan, saat ini di Indonesia sebanyak 16.4 juta UMKM telah terhubung kedalam ekosistem digital atau naik lebih dari 100 persen dibanding sebelum pandemi terjadi Ia mentargetkan, pada tahun 2024, 30 juta UMKM terhubung dengan ekonomi digital.

“Sinergi diharapkan menjadi pemulihan ekonomi nasional. Targetnya pada 2024 ada 30 jt UMKM terhubung ekonomi digital. Yang dibidik usaha mikro onboard,” katanya.

Sementara itu, President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengaku senang dengan terwujudnya keejasama tersebut.

“Hari ini saya senang, karena dipercaya Pemerintah sebagai mitra. Kami apresiasi MenKopUKM dan jajaran, sebagai dukungan kebangkitan mikro kecil mennegab berbasis digital,” katanya.

Sedangkan Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi menjelaskan, pihaknya akan memberikan pelatihan untuk mendukung produktivitas dan daya saing.

“Kami akan memberikan pelatihan, ketrampilan UMKM di tanah air agar memiliki daya saing,” ujarnya.

MoU KemenKopUKM dengan Grab bertujuan untuk memperkuat komitmen jangka panjang dalam memperluas cakupan digitalisasi UMKM tanah air, dengan peningkatan soft skill pengusaha mikro untuk berkompetisi di era digital.

Selain itu, memberikan mereka kesempatan untuk berkembang serta menciptakan dampak yang lebih positif bahkan hingga di kota-kota tier kedua dan daerah terpencil, termasuk lansia, penyandang disabilitas, dan pengusaha mikro perempuan. Hal ini bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi di Indonesia.

Kolaborasi ini sejalan dengan misi GrabForGood, yang berupaya untuk menghadirkan sebuah solusi teknologi dan berkolaborasi bersama pihak pemerintah dan pihak swasta untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui platform Grab.

Nota kesepahaman ini merupakan perpanjangan dari nota kesepahaman yang telah kedua belah pihak tanda tangani di September 2020, di mana Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta Grab Indonesia saling bersinergi untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah untuk bertransformasi digital.(Jef)

MenkopUKM: Pengembangan KUMKM Butuh Cara Baru yang Luar Biasa dengan Memanfaatkan Iptek


BANDA ACEH:(Globalnews.id)- Dalam situasi yang tidak menentu seperti sekarang ini, Koperasi dan UMKM dituntut untuk dapat beradaptasi. Diperlukan cara-cara baru yang luar biasa (Extraordinary) dengan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, cara-cara kreatif dan inovatif dalam
pengembangan Koperasi dan UMKM.

MenkopUKM Teten Masduki menegaskan hal itu dalam acara Silaturahmi Bisnis Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (Silabis ISMI) ke 12 di Banda Aceh. “Saya memberikan apresiasi kepada Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia atas terlaksananya kegiatan
Silaturahmi Bisnis ke-12 di Aceh dan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kementerian Koperasi dan UKM tentang Pengembangan Teknologi Inovasi dan Kewirausahaan Bagi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,” ungkap Teten usai membuka secara daring, Silabis ISMI ke 12, di Banda Aceh, Rabu (16/6/2021).

Hadir dalam kesempatan itu, SeskemenkopUKM Arif Rahman Hakim, Ketua Umum ISMI Ilham Akbar Habibie, Staf Ahli MenkopUKM Luhur Pradjarto, Walikota Banda Aceh Aminullah Usman, Bupati Aceh Barat Daya Akmal Ibrahim, Ketua ISMI Provinsi Aceh Nurkholis, dan peserta Silabis dari Selindo.

Pada kesempatan diskusi, SesKemenkopUKM Arif Rahman Hakim menegaskan bahwa, sinergi antara pemerintah dan ekspertis dan juga para pakar yang tergabung dalam ISMI seperti saat ini sangat
diperlukan untuk mengakselerasi pelaksanaan program pemberdayaan dan pengembangan koperasi dan UKM. “Tahun ini, Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan 2,5 juta sektor informal untuk bertransformasi ke formal. Melalui kemudahan perizinan, sertifikasi, standarisasi dan pemasaran diharapkan usaha mikro sebagai ekonomi subsisten yang menyerap kurang lebih 97% lapangan pekerjaan mampu bertahan dan tetap produktif,” jelasnya.

Sedangkan dari sektor usaha kecil dan menengah, kami mendorong peningkatan kontribusi ekspor ke level 15,2% di tahun ini. Dalam hal ini, peran konsolidator, agregator dan enabler sangat kani butuhkan untuk memperluas pasar ekspor produk UKM unggulan yang saat ini mulai kembali menggeliat.

Lebih lanjut, Arif Rahman Hakim mengatakan peningkatan rasio kewirausahaan harus dilakukan jika ingin menjadi negara maju. “Di 2021, kami menargetkan sebesar 3,55%. Tak kalah penting, di tahun 2021 mampu melahirkan 100 koperasi modern terutama koperasi di sektor pangan,” ujarnya.
Di samping itu, lanjut nya, untuk memperluas pasar produk UMKM
dan Koperasi, 40% anggaran belanja kementerian dan lembaga harus dialokasikan untuk membeli produk
UMKM dan koperasi. Untuk itu produk-produk UMKM harus berkualitas dan berkelanjutan sehingga dapat
memenuhi pesanan- pesanan sebagaimana yang diharapkan pada belanja barang oleh Pemerintah. Keberadaan pendamping maupun kurator sangat diperlukan untuk mendampingi para pelaku UKM dan
koperasi dalam memproduksi barang-barangnya.

“Tentu target-target besar ini tidak dapat dicapai tanpa
kolaborasi dengan berbagai pihak. Pendampingan dan
pemberdayaan berkelanjutan, riset-riset yang produktif, serta peningkatan literasi dan pengetahuan Koperasi dan UMKM adalah sumbu kemajuan,” aku SesKemenkopUKM.
Oleh karena itu, menurut ia, kerja sama yang dijalin dengan Ikatan
Saudagar Muslim se-Indonesia, melalui program Teknologi dan Inovasi Kewirausahaan (TEKNOSA) bagi Koperasi dan UMKM, dan dengan jaringannya yang luas di harapkan mampu menjadikan Usaha Kecil Menengah naik kelas, dan melahirkan Koperasi Modern yang mampu berfungsi sebagai agregator bagi UMKM.

Kombinasi Teknosan

Dalam kesempatan yang sama, Ketum ISMI lllham Akbar Habibie mengatakan struktur perekonomian Indonesia saat ini, kurang seimbang dan kurang adil, dimana terlalu banyak jumlah pengusaha UMKM yang mencapai minimal 95 persen dari seluruh sektor lapangan usaha.
“Saya melihat perlu ada keberpihakan, perlu lebih banyak berjuang untuk pengusaha kecil yang khususnya Muslim, karena itulah ISMI didirikan,” kata putra Presiden RI ke-4 B.J.Habibie itu.

Menurut Ilham Habibie, dalam perjalanannya membela pengusaha kecil, salah satu kelemahan UMKM adalah mereka tidak memiliki kemampuan yang cukup dalam melakukan go inovasi. “Yang dimaksud disini adalah produk yang unggul, yang memiliki nilai tambah atau value added. Bahan baku atau materi boleh sama namun yang satu ada nilai tambah, sehingga harganya lebih mahal. Memberikan nilai tambah ini kata kuncinya adalah teknologi, dengan masuknya teknologi inovasi, suatu produk bisa menjadi sesuatu yang canggih dan bernilai lebih mahal” kata Ilham Habibie.

“Nah, kami selalu menekankan dan mengkombinasikan yang dinamakan Teknosan, yaitu kombinasi antara teknologi, inovasi dan kewirausahaan. Wirausaha, itu intinya kan usaha yang tujuannya agar produk ini bisa berkesinambungan atau berkelanjutan. Dan
dengan memperkuat UMKM juga bisa meningkatkan lapangan pekerjaan untuk lebih banyak orang,” kata Ilham Habibie.

Ilham menambahkan, dengan latar belakang itu, ISMI berupaya melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholder seperti KemenkopUKM maupun Perguruan Tinggi untuk memperkuat teknologi inovasi dan kewirausahaan di kalangan UMKM khususnya yang tergabung dalam ISMI.

Sebelumnya Walikota Banda Aceh Aminullah Usman yang juga ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Provinsi Aceh, mengatakan, Banda Aceh memiliki wilayah yang tidak terlalu luas dibanding kota lain di Provinsi Aceh. “Dengan luas hanya 61 km dan penduduk 260 ribu jiwa, perekonomian Banda Aceh kebanyakan dari sektor perdagangan dan wisata,” kata Walikota Aminullah.

Walikota Aminullah menjelaskan, sektor perdagangan yang mayoritas pelakunya adlah UMKM, mampu tumbuh dalam beberapa tahun terakhir ini. “Pada 2017 jumlah UMKM di kota Banda Aceh baru 8.551, pada saat ini sudah tumbuh menjadi
15.500 unit atau naik 82 persen dalam rentang waktu empat tahun.

Sebagai kota wisata, Banda Aceh juga memiliki banyak destinasi wisata, seperti Masjid Raya Baiturahman yang pada 2018 meraih anugerah sebagai pesona wisata halal di Indonesia. Selain itu ada museum Tsunami yang juga mendapatkan penghargaan sebagai pesona wisata unik se Indonesia.

“Untuk kulinernya, masakan Aceh sudah diakui sangat enak, demikian juga dengan kopinya yang sudah terkenal. Dan untuk lebih mempopulerkan kopi Aceh, kami berencana menggelar kontes kopi di Banda Aceh,” tambahnya.(Jef)