Arsip Tag: Reza Damanik

Hadapi Ancan Resesi Global,KemenkopUKM Fokus 3 Hal Perkuat KUMKM

Malang:(Globalnews.id) – Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan M. Riza Damanik mengungkapkan tahun ini Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) fokus pada 3 program utama untuk perkuat koperasi dan UMKM menghadapi ancaman resesi global, yakni mendorong pengembangan koperasi dan UMKM di sektor riil, mengembangkan kemitraan strategis, dan memperkuat hilirisasi.

“KUMKM sektor riil, khususnya sektor pangan, pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan menjadi unggulan domestik kita ke depan. Terbukti di tengah pandemi punya daya tahan dan mampu menyerap lapangan kerja lebih luas. Optimalisasi pasar domestik menjadi kunci,” kata Riza saat mewakili Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada acara Seminar Nasional Ketahanan Ekonomi Nasional di Tengah Ancaman Resesi Global, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (22/1).

Di acara yang juga dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Riza menyebutkan fokus kedua adalah penguatan ekosistem kemitraan usaha. “Kemitraan akan terus kami kembangkan, diantaranya menghubungkan para pelaku UMKM, petani atau nelayan misalnya, dengan akses tehadap input produksi, peningkatan kapasitas, akses pembiayaan maupun pasar,” ucap Riza.

Ketiga, memperkuat hilirisasi dari produk-produk UMKM yang berbasis pada bahan baku keunggulan daerah. “Salah satunya melalui pembangunan Rumah Produksi Bersama di beberapa daerah,” kata Riza.

Di Sulawesi Utara, misalnya, tahun lalu mulai dibangun Rumah Produksi Bersama untuk hilirisasi komoditi kelapa, agar para petani tidak hanya menjual kelapa utuh ke pasar. Tapi, bisa mengolahnya sehingga mendapat nilai yang lebih baik.

“Sabut kelapa, tempurungnya, daging kelapa, hingga air kelapa, semua memiliki nilai tinggi. Model bisnisnya juga kita lengkapi dengan kemitraan rantai pasok untuk memastikan tiap-tiap produk turunan tersebut terserap,” kata Riza.

Contoh lain, kata Riza, di Sumut ada Rumah Produksi Bersama untuk pengolahan cabai, di NTT untuk pengolahan sapi, serta di Garut untuk pengolahan produk kulit.

“Kami optimistis, UMKM kita akan jauh lebih siap dalam menghadapi ancaman isu resesi ekonomi tahun ini ketimbang di awal pandemi,” ujar Riza.

Potensi Agraria

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Malang HM Sanusi menyampaikan, Kabupaten Malang memiliki kondisi topografis dan geografis yang kompleks. Hal tersebut sekaligus menjadikan Kabupaten Malang sebagai salah satu wilayah dengan bentang alam serta potensi agraria yang begitu luar biasa.

“Hal ini tentunya sangat mendukung pembangunan sektor pertanian yang merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Kabupaten Malang, yang di dalamnya mencakup tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura,” kata Sanusi.

Sanusi menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Malang dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan, secara langsung juga telah memberikan dampak positif.

Dimana selama 8 tahun terakhir, Kabupaten Malang telah mengalami surplus pangan pada komoditas beras. Selain memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, saat ini Kabupaten Malang juga telah berkontribusi terhadap pasar pangan internasional melalui ekspor komoditas buah pisang, alpukat, dan manggis. “Selain itu, juga ada kopi, bawang merah, susu dan sayuran seperti kubis, cabai rawit,” kata Sanusi.(Jef)

KemenKopUKM Bersama Yayasan PEKKA Berdayakan Ekonomi Perempuan

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkolaborasi dengan Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) untuk mendukung pengembangan ekonomi perempuan di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Kerakyatan Riza Damanik di Jakarta, Jumat (11/11) mengatakan, usai menerima audiensi pengurus PEKKA dari 27 provinsi se Indonesia. Dalam pertemuan ini, para anggota PEKKA menyampaikan insiaitif dan keinginan untuk berkolaborasi dengan KemenKopUKM dalam hal pemberdayaan perempuan.

“Kolaborasi dalam pendampingan dan penguatan kapasitas ekonomi UMKM maupun koperasi. Hal ini sangat bagus dan juga sejalan dengan prioritas Kementerian Koperasi sekarang, yakni untuk pengembangan usaha perempuan, anak muda dan produk ramah lingkungan,” kata Riza Damanik.

Lebih lanjut, Riza menambahkan agenda KemenKopUKM tahun 2022 adalah pemulihan dan tranformasi UMKM nasional. Untuk itu, sebagian besar program prioritas KemenKopUKM tahun 2022 langsung menyasar anak muda, perempuan, serta fokus untuk mendukung pengembangan usaha yang ramah lingkungan berbasis keunggulan lokal.

Menurutnya, peluang perempuan di sektor UMKM saat ini sangatlah besar dan perlu dioptimalkan. Hal ini didukung dengan data di mana saat ini sekitar 64 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan.

Yayasan PEKKA fokus pada pemberdayaan perempuan kepala keluarga untuk menjamin dan meningkatkan penghidupan serta aktif dalam kegiatan sosial-kemasyarakatan. Didukung oleh Program MAMPU, PEKKA beroperasi di 27 provinsi dan sekitar 129 desa/kelurahan.(Jef)

MenKopUKM: Sarjana Kelautan Harus Berkontribusi dalam Evolusi Kewirausahaan

Bitung:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan sarjana kelautan harus mampu mengoptimalkan sumber daya perikanan dan kelautan serta berkontribusi nyata dalam evolusi kewirausahaan di Indonesia.

MenKopUKM Teten Masduki dalam Pelantikan Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) Sulawesi Utara Periode Tahun 2022-2027 di Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (24/9), mengatakan Indonesia memiliki sumber daya kelautan yang luar biasa dan telah menjadi keunggulan domestik.

“Kalau Norwegia punya salmon. Kita punya banyak komoditas yang lain ada tuna, udang vaname, rumput laut, dan lainnya. Karena itu, penting bagi para sarjana untuk mengembangkan riset budidaya di sektor kelautan ini. Supaya memang dengan riset ini bisa kita kuasai sumber daya kelautan kita. Ini harus kita kembangkan,” kata MenKopUKM.

Menurut Teten, Indonesia bisa mencontoh Australia, Inggris, Korea Selatan, atau negara lain yang perguran tingginya turut berperan dalam evolusi usaha mikro atau informal ke usaha berbasis inovasi teknologi sains yang sumbernya berasal dari perguruan tinggi.

Peran perguruan tinggi melalui program semacam KKN menurut dia, akan sangat membantu UMKM dalam implementasi teknologi modern termasuk onboarding digital mulai dari pendaftaran dan penjualan secara online, pemasaran produk, hingga cara menggunakan kode QR sebagai pembayaran.

Bahkan, perguruan tinggi bersama pemerintah sudah saatnya membangun platform khusus guna mempertemukan para pelaku usaha sejenis untuk berbagi ide, inovasi produk, hingga pelatihan untuk meningkatkan skala bisnis. Program ini di sejumlah tempat terbukti mampu meningkatkan penjualan hingga 61,5 persen.

“Jadi sarjana harus mendorong evolusi kewirausahaan. Kita harus mulai mengembangkan produk yang dapat bersaing. Sarjana Iskindo harus punya keinginan memakmurkan negeri ini berbasis sektor kelautan. Saya optimistis bisa kita lakukan,” katanya.

Menteri Teten menegaskan, peluang untuk mengembangkan sektor kelautan masih luas di Indonesia. Saat ini, investor yang berminat pada sektor kelautan baru mencapai 4 persen. Hal ini dikatakannya, menunjukkan bahwa Indonesia bagaikan raksasa yang masih tertidur di sektor perikanan.

“Para Sarjana Kelautan dituntut mengambil peran lebih, utamanya membuka lapangan pekerjaan bagi kelas menengah di sektor kelautan dan perikanan yakni, yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan lebih luas, menghasilkan inovasi teknologi yang menciptakan nilai tambah produk, dan adaptif dengan perubahan,” kata Menteri Teten.

Di tempat yang sama, Staf Khusus MenKopUKM sekaligus Ketua Umum Iskindo Riza Damanik mengatakan bahwa Iskindo sudah melahirkan 35 ribu sarjana kelautan di seluruh Indonesia dari 60 lebih perguruan tinggi.

Sarjana ini juga dikatakan merupakan SDM unggul yang siap memajukan sektor kelautan Indonesia.

“Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) Sulawesi Utara Periode Tahun 2022-2027 dapat memajukan nelayan dan koperasi. Di Indonesia harusnya ada koperasi yang mendunia di sektor perikanan. Kita berharap Iskindo Sulut punya peran strategis,” kata Riza.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Iskindo Sulawesi Utara Franky Manumpil menambahkan pihaknya siap berkontribusi pada negara untuk menunjang program pemerintah, seperti membantu menyukseskan program ekonomi biru dan ekonomi masyarakat wilayah pesisir.

“Kami berkomitmen membangun Sulut yang menjadi pintu gerbang ke Asia Pasifik. Kami sudah mendirikan koperasi yang diharapkan dapat berkontribusi kepada masyarakat nelayan, namanya Koperasi Selekan. Semoga ke depan bisa berkembang pesat,” kata Franky.(Jef)

KemenKopUKM Gandeng ISKINDO Kembangkan Korporasi Nelayan Melalui Wadah Koperasi


Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui Deputi Bidang Perkoperasian melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO). Kerja sama ini merupakan salah satu bentuk sinergi dalam rangka pengembangan sumber daya ekonomi kelautan dan perikanan melalui program korporasi nelayan melalui wadah koperasi.

Ruang lingkup kerja sama ini meliputi perumusan kajian strategis pengelolaan sumber daya ekonomi kelautan dan perikanan, pemetaan program strategis untuk mendukung program korporasi di sektor kelautan dan perikanan melalui koperasi, sinergi pendampingan dan peningkatan kapasitas, kapabilitas sumber daya manusia, usaha dan kelembagaan koperasi, dan fasilitasi peningkatan akses pembiayaan, peningkatan produktivitas dan akses pemasaran hasil produksi nelayan pada koperasi nelayan.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan bahwa potensi kelautan dan sektor maritim yang selama ini masih tertidur harus segera dibangkitkan. Peningkatan produktivitas sektor kelautan, menurutnya harus diarahkan untuk menghapus kemiskinan ekstrem di pesisir, penciptaan sumber daya manusia kelautan yang unggul, serta penciptaan lapangan kerja sehingga mampu meningkatkan kemakmuran masyarakat.

“Semua itu hanya bisa terwujud jika kolaborasi dan kemitraan baik pemerintah, akademisi, dunia usaha dalam hal ini UMKM dan usaha besar, masyarakat, serta kerja sama antar negara,” ungkap MenKopUKM secara virtual dalam acara Rakernas III ISKINDO sekaligus penandatangan MoU antara ISKINDO dengan KemenKopUKM di Gedung SMESCO, Jakarta, Kamis (24/2).

Lebih lanjut, Menteri Teten menegaskan bahwa dengan perubahan yang serba cepat dan penuh ketidakpastian baik karena covid-19, maupun ancaman yang mungkin lebih besar ke depan seperti perubahan iklim, maka diskursus ekonomi biru perlu menjadi isu strategis yang dibahas dan diturunkan dalam program dan kegiatan ISKINDO.

Menurutnya, saat ini KemenKopUKM tengah mengembangkan korporatisasi nelayan berbasis koperasi. Program ini dikatakan dapat bersinergi dengan ISKINDO agar koperasi sektor perikanan dan kelautan dapat lebih berkembang.

“Sinergi dengan ISKINDO diharapkan dapat memperkaya keragaman model bisnis, dan pemanfaatan inovasi teknologi lebih maju kepada koperasi-koperasi perikanan dan kelautan di Indonesia,” tegas Menteri Teten.

Di tempat yang sama, Ketua Umum ISKINDO M. Riza Damanik menuturkan bahwa laut sebagai potensi besar di Indonesia belum mampu mengisi peran sebagai kekuatan ekonomi nasional Indonesia.

Pada kepentingan itu, menurutnya seluruh pihak perlu menghidupkan inovasi dan teknologi agar pengelolaan sumber daya laut Indonesia dapat lebih baik lagi.

“ISKINDO ini organisasi profesi yang punya alumni sekitar 35 ribu. Tiap tahun ada 3 ribu sarjana kelautan yang keluar dari 61 perguruan tinggi. Ini SDM unggul yang kita harapkan dapat menggerakan sektor kelautan kita ini. Kami tengah melakukan ragam upaya untuk mengonsolidasikan gagasan sekaligus mengubahnya menjadi aksi kolaboratif. Inilah semangat Rakornas kita tahun ini,” ujar Riza.

Sementara itu, Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksdya TNI Aan Kurnia mengatakan bahwa Indonesia meruoakan negara kepulauan yang besar serta kaya sumber daya alam dan memiliki posisi strategis secara geografis sehingga memiliki peluang maritim yang besar.

Beragam peluang yang dimiliki ialah pemanfaatan sumber daya alam dan investasi yang tinggi sehingga dapat menopang pembangunan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional Indonesia.

“Saya berharap acara ini dapat membangun kesamaan paradigma antar peserta sehingga dapat memiliki motivasi bersama, sehingga menghasilkan solusi alternatif yang dapat diimplementasikan kepada pemerintah, sekaligus memberikan wawasan kepada masyarakat secara umum,” ucap Aan.

Dalam kesempatan ini, Mantan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro ikut memberikan inspiring session berkaitan dengan konsep smart maritime untuk mengusung inovasi dan teknologi guna memajukan sektor kelautan dan maritim Indonesia.

Menurutnya, smart maritime harus dibaca sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan produktivitas dari kegiatan di sektor maritim itu sendiri. Produktivitas ini sangat penting karena menunjukkan kemampuan Indonesia untuk meningkatkan produksi dengan sumber daya yang terbatas.

“Artinya dengan sumber daya yang ada, kita bisa menghasilkan produksi yg lebih besar. Itulah esensi dari produktivitas dan ini menjadi penentu ketika kita bersaing. Tidak sekadar total produksi dan income, tapi yang paling penting produktivitas. Karena ini akan menghadirkan profit yang lebih besar. Upaya peningkatan ini harus menggunakan inovasi dan teknologi menggunakan transformasi digital,” pungkas Bambang.(Jef)