Arsip Tag: Smesco hub timur

MenkopUKM: Smesco Hub Timur Perluas Pasar UMKM Indonesia Timur Hingga ke Mancanegara

Nusa Dua, Bali:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengatakan Smesco Hub Timur didirikan untuk tujuan menghidupkan ekonomi di wilayah Indonesia Timur melalui perluasan pasar UMKM hingga ke mancanegara.

“Dan pada saat yang sama, melalui SMEs Investment Dashboard, juga bisa diperluas investasi untuk pengembangan bisnis UMKM,” kata MenkopUKM Teten Masduki pada acara launching Smesco Hub Timur dan SMEs Investment Dashboard di sela-sela ajang Xendit Pasar Nusa Dua ke-2, di Nusa Dua, Bali, Jumat (30/9).

Menteri Teten menjelaskan, alasan Bali yang dipilih sebagai hub, karena merupakan jendela Indonesia untuk masuk ke pasar global. “Nantinya, semua berharap bisnis Bali tidak lagi semata sektor pariwisata. Bali bisa menjadi pintu untuk perdagangan Indonesia masuk ke pasar dunia,” kata MenkopUKM.

Di samping itu, kata Menteri Teten, sebetulnya ide mendirikan Smesco Hub Timur sudah ada jauh hari sebelum Indonesia memegang Presidensi G20. “Sekarang kita jadikan momentum untuk memperkenalkan Smesco Hub Timur ke negara-negara G20,” ujar Menteri Teten.

MenkopUKM juga menyebutkan untuk event G20 ini pihaknya diberi tugas untuk mengelola side event di kawasan Bali Collection, Nusa Dua. “Ini untuk menyiapkan showcase produk-produk UKM artisan yang sudah dikurasi dengan baik dan sudah layak masuk pasar dunia,” kata Menteri Teten.

Maka, kata Menteri Teten, Bali Collection akan menampilkan UKM-UKM yang sudah unggul. “Kita juga sudah mengaktifkan kembali Pasar Nusa Dua di atas lahan seluas 8 hektare. Kita ramaikan kembali Bali Collection untuk para tamu G20,” kata MenkopUKM.

Upaya membangkitkan kembali Pasar Nusa Dua sudah dimulai sejak Mei 2022. Harapannya, akan banyak UKM yang menjadi tenant di dalamnya. “Saya juga berharap, Bali Collection menjadi pasar UMKM yang berkualitas dan berkelas,” kata MenkopUKM.

Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata menambahkan, Smesco Hub Timur merupakan program inisiatif dari KemenkopUKM dengan Smesco Indonesia yang bertujuan sebagai investment hub.

Di dalamnya dilengkapi SMEs Investment Dashboard, yaitu aplikasi sistem informasi pendataan UKM, riset (Business Intelligence), monitoring, dan evaluasi untuk para UKM seluruh Indonesia. Terutama, UKM Indonesia bagian Timur.

“Kombinasi ini menjadikan Smesco Hub Timur sebagai wadah yang memiliki powerful database untuk mendukung para pelaku UKM dalam mendapatkan investasi yang selama ini sangat dibutuhkan untuk mengembangkan usahanya,” kata Leonard.

Dari kolaborasi antara Smesco Indonesia dan Xendit, serta dukungan dari Koalisi Ekonomi Membumi (KEM), Leonard berharap dapat menjalin koneksi yang kuat antara para pebisnis, komunitas, serta entitas bisnis lainnya.

“Sehingga, dapat terbentuk ekosistem yang mampu mendukung perluasan akses pasar para pelaku UKM Indonesia agar bisa go global. Dan tentunya, dengan mengimplementasikan ekosistem investasi hijau yang berbasis SDGs dan ESG untuk para pelaku UKM Indonesia,” kata Leonard.

Smesco Hub Timur ini juga diharapkan menjadi tempat provinsi atau daerah Indonesia Timur melakukan displai atau showcase produk di dalamnya sehingga busa mendorong potensi dan mengoptimalkan promosi produk unggulannya.

“Alasan Bali dipilih sebagai lokasi dikarenakan Smesco ingin memiliki satu titik kumpul. Sehingga, memudahkan semua pihak. Bali juga merupakan lokasi yang mudah untuk menarik perhatian atau menarik keinginan orang-orang berkunjung,” kata Leonard.

Sementara itu, Direktur Xendit Group (PT Sinar Digital Terdepan) Mikiko Steven menyebutkan, ada hikmah di balik pandemi COVID-19. Yaitu, bisa melihat adanya adopsi akselerasi teknologi, khususnya di kalangan pelaku UMKM. “Di mana adopsi teknologi itu kita gunakan dengan sebaik-baiknya untuk memajukan ekonomi digital Indonesia,” kata Mikiko.

Mikiko juga mengakui UMKM telah menjadi penyelamat bagi Xendit selama pandemi, karena cepatnya adopsi pembayaran digital di Indonesia. “Oleh karena itu, sudah menjadi tugas Xendit sebagai salah satu unicorn Indonesia untuk terus mendukung UMKM dalam mengedepankan usaha transformasi digital dan inklusi keuangan untuk pengembangan ekonomi di Indonesia,” kata Mikiko.

Dijelaskan, Xendit adalah perusahaan teknologi finansial yang menyediakan solusi pembayaran dan menyederhanakan proses pembayaran untuk bisnis di Indonesia, Filipina, dan Asia Tenggara. Mulai dari UMKM, startup, e-commerce, hingga perusahaan besar.

Xendit juga memungkinkan bisnis untuk menerima pembayaran, menjalankan marketplace dan banyak lagi, melalui platform integrasi yang mudah dan didukung layanan pelanggan selama 24 jam.

*Eksplorasi Investasi*

Dalam kesempatan yang sama, investor bernama Benny Albert mengaku selama ini sulit menemukan UMKM di Timur Indonesia yang cocok untuk dijadikan mitra investasi. “Dengan adanya Smesco Hub Timur dan SMEs Investment Dashboard, saya berharap bisa menemukan UMKM-UMKM itu, terutama di Bali ini,” kata Benny.

Tujuannya, kata Benny, agar dirinya bisa mengeksplorasi investasi dan membantu UMKM lebih cepat berkembang, serta bisa merekrut lebih banyak tenaga kerja lagi.

Hal senada diungkapkan investor lainnya, Adi Haryo Pratomo. Menurut Adi, selama menjadi investor bagi UMKM, salah satu tantangan beratnya adalah mencari UMKM yang mau dan bisa dijadikan mitra investasi. “Padahal, potensi UMKM di Indonesia sangatlah besar,” kata Adi.

Adi mencontohkan, ketika dirinya ke Jepang, banyak yang menilai kualitas produk kerajinan asal Indonesia tidak kalah dengan Italia dan Jepang. “Tapi, mereka tidak tahu caranya bagaimana menemukan UMKM yang produknya siap dibawa ke luar negeri,” kata Adi.

Maka, Adi mengaku senang ketika ada Smesco Hub Timur dan SMEs Investment Dashboard. “Nanti, saya bisa bilang di luar negeri, kalau mau mencari produk kerajinan tingkat dunia, ada di Smesco Hub Timur,” kata Adi.

Selain itu, kata Adi, concern lainnya investor di luar negeri adalah soal monitoring UMKM. Karena, setelah mereka mendapat suplai tapi saat mau expansi kesulitan. “Mereka tidak tahu UMKM ini siap atau tidak untuk growth, butuh modal atau tidak, dan sebagainya,” katanya.

“Saya senang dengan adanya SMEs Investment Dashboard. Ini tidak hanya ada tempat, tapi bakal ada juga kesinambungan ke depannya,” ujar Adi.

Adi meyakini, ini merupakan awal mula dari kerja sama jangka panjang antara investor, Smesco Indonesia, KemenkopUKM, Pemda, dan lain-lain. “Sehingga, nanti seluruh kerajinan tangan Indonesia tidak hanya tingkat domestik melainkan dunia,” kata Adi.(Jef)

MenKopUKM: Banjar Creative Space Jadi Tempat Aktivitas Produktif Ekonomi Masyarakat

Badung:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyambut baik penggunaan balai banjar di Kabupaten Badung, Bali sebagai aktivitas produktif ekonomi masyarakat. Hal itu diwujudkan dengan pendirian Banjar Creative Space (BCS) sebagai pusat kreatif yang akan membangkitkan ekonomi masyarakat Kabupaten Badung.

“Balai banjar yang biasa digunakan sebagai sentra giat adat-budaya, sosial, dan keagamaan adalah pusat aktivitas masyarakat, sehingga sangat tepat juga dimanfaatkan pula untuk aktivitas produktif ekonomi warga,” ungkapnya dalam acara Pengukuhan Pengurus Komunitas Kreatif Banjar Samuan sekaligus Penandatanganan MoU Dengan Ekosistem Pendukung BCS di Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (30/10/2021).

Menurut Teten, sebanyak 4.600 balai banjar yang terdata di seluruh Provinsi Bali merupakan potensi jejaring infrastruktur dan sumber daya manusia untuk pengembangan UMKM.

Dengan adanya BCS, anak-anak muda kreatif yang ada di banjar dapat memaksimalkam potensi mereka untuk belajar, berlatih, berkreasi, berkolaborasi, dan membangun bisnisnya.

“Keberadaan Banjar Creative Space ini sangat penting untuk membangkitkan industri kreatif mengingat saat ini di Bali industri pariwisata sedang mengalami tantangan besar. Dari banjar juga harapannya akan muncul produk-produk unggul yang bisa di-scale up untuk didorong masuk ke pasar nasional dan internasional,” kata Teten.

Teten berharap, adanya BCS ini dapat menjadi motor yang mengakselerasi transformasi digital UMKM Badung. Pasalnya, di tengah pandemi dan di era disrupsi digital, kemampuan digital UMKM menjadi sangat krusial untuk dikembangkan.

Menurutnya, perlu ada pendekatan ekosistem dari hulu ke hilir untuk transformasi digital yakni mulai dari pelatihan, pendampingan, factory sharing, pembiayaan, dan akses pasar.

“Saya meyakini ini akan menjadi role model. Ini juga bisa menjadi inspirasi pemanfaatan banjar, pusat aktivitas warga untuk menghadirkan dampak bagi kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

Selain itu, Teten juga mengundang anak-anak muda kreatif di BCS untuk terus mengembangkan produk UMKM lokal dan nantinya dapat kolaborasikan dengan Smesco Hub Timur.

“Smesco Hub Timur di ITDC Nusa Dua ini menjadi ikhtiar untuk membantu produk-produk unggul Bali dan Indonesia timur masuk pasar ekspor. Produk berbasis agro, produk khas kesukuan, produk spa dan herbal akan menjadi produk prioritas yang difasilitasi oleh Smesco Hub Timur,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menegaskan dengan adanya BCS, pihaknya siap mendukung program dari KemenKopUKM untuk mengembangkan UMKM hingga nantinya sukses melakukan ekspor.

“Inisiatif ini saya harapkan ke depan dapat membuat BCS menjadi penggerak ekonomi masyarakat di Kabupaten Badung. Semoga kami bisa jadi role model pemanfaatan fasilitas untuk ekonomi kreatif,” ujar Nyoman.

Penggagas BCS sekaligus Ketua Badung Economic Art Creative Hub (BEACH) Inda Trimafo Yudha menambahkan bahwa BCS merupakan bukti bahwa pihaknya bekerja keras untuk membangun ekosistem kreatif di Bali.

“Balai banjar akan dilengkapi dengan jaringan internet fiber optic yang tercover ke seluruh wilayah Badung. Ini potensi yang harus dimaksimalkan karena balai sejauh ini hanya dipakai untuk kegiatan keagamaan. Tidak setiap hari dipakai. Oleh karena itu, kami bicara dengan para pengurus banjar untuk membangun creative space,” tutur Inda.

Menurutnya, ada tiga hal yang akan dilakukan di BCS nantinya. Pertama ialah memunculkan UMKM yang kreatif, salah satunya melalui Smesco Hub Timur yang menjadi jendela untuk ekspor ke pasar nasional dan global.

“BCS ini menjadi pembibitan menuju Smesco Hub Timur,” ujarnya.

Kedua, BCS juga akan mencetak talenta kreatif dan ketiga, BCS dapat menjadi tempat bagi anak-anak SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi untuk belajar daring dengan fasilitas yang ada.(Jef)

KemenKopUKM Resmikan Smesco Hub Timur untuk Optimalkan Potensi Produk UMKM di Wilayah Timur Indonesia

Bali:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM meresmikan Smesco Hub Timur di Nusa Dua, Provinsi Bali yang diharapkan dapat mengotimalkan potensi produk UMKM di wilayah timur Indonesia. Tak tanggung-tanggung, ditargetkan nilai ekspor dari Smesco Hub Timur ini mencapai US$ 15 juta di tahun 2024.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa Smesco Hub Timur ini menjadi sangat krusial. Pasalnya, Indonesia Wilayah Timur dikatakan memiliki banyak keunggulan domestik yang sangat layak untuk bersaing di level nasional maupun global.

“Indonesia Wilayah Timur ini memiliki keragaman sumber daya budaya, dari narasi hingga tradisi. Kekayaan sumber daya alam, bahan baku yang tidak hanya melimpah, namun padat nutrisi. Selaras dengan narasi healthness and well being dan juga keunggulan SDM yang memiliki potensi untuk terus berkembang,” ungkapnya dalam Penutupan Cerita Wastra, Sinergi KemenKopUKM dengan Dekranas di 5 Destinasi Super Prioritas, Nusa Dua, Bali, Jumat (29/10/2021).

Smesco Hub Timur ini memiliki luas sebesar 800 meter persegi dan akan menjadi pusat trading dan investasi untuk Wilayah Timur Indonesia.

Teten berharap, Smesco Hub Timur dapat mengambil peran sebagai katalisator, mengakselerasi dan mengamplifikasi potensi UMKM Wilayah Timur Indonesia untuk mendunia.

Selain itu, melalui Bali-based Entrepreneur Network (BEN) yang merupakan komunitas kewirausahaan sekaligus pengelola Smesco Hub Timur, Teten percaya dapat tercipta sumber-sumber ekonomi baru yang potensial untuk Bali dan Indonesia Timur di masa depan.

“Semoga sinergi ini dapat terus bergulir, membesar, dan tentu saja memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteran masyarakat luas,” kata Teten.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata menambahkan, pendirian dari Smesco Hub Timur bertujuan untuk bangkit secara bisnis, pariwisata dan kebudayaan.

“Dengan adanya Smesco Hub Timur, akan didirikan investment hub dan showcase UMKM dan kita ingin Bali bangkit secara bisnis, tourism, dan budaya,” ujar Leo.

“Saya ingin ajak teman-teman Bali agar bangkit dan mengundang investment dari luar maupun lokal untuk UMKM naik kelas sehingga nanti Bali punya fundamental berbasis bisnis,” lanjutnya.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menuturkan bahwa Smesco Hub Timur ini diharapkan dapat memberikan keseimbangan pada perekonomian di Bali.

“Akibat Covid-19, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Bali mengalami kontraksi yang signifikan. Namun dengan adanya UMKM kita bisa bangkit lagi saat ini. Saya harap Bali mampu bangkit dan menyusul provinsi lainnya khususnya dengan dukungan dari UMKM,” tegas Tjokorda.

Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta juga menyambut baik pendirian Smesco Hub Timur di Bali sebagai sentra hub ekspor untuk kawasan indonesia Timur. “Terlebih dengan keberadaan Smesco sebagai lembaga resmi yang bertugas membantu akses pemasaran bagi UMKM. Saya optimis dengan adanya ini, UMKM Bali akan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian,” ucap Nyoman. (Jef)