Semua tulisan dari globalnewsid

MenKopUKM dan Menteri BUMN Dorong Perekonomian Jabar Melalui Eksplorasi Sumber Daya Alam dan Kebudayaan

Bandung :(Globalnews.id)-Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Menteri BUMN Erick Thohir menantang Jawa Barat untuk membuat roadmap atau peta jalan guna mendorong perekonomian melalui eksplorasi sumber daya alam dan kebudayaan yang ada di Jabar.

“Ayo kita buktikan dan bergotong royong membuat strategi kebudayaan untuk meningkatkan ekonomi. Jabar ini sangat kaya. Punya banyak hal yang bisa dieksplorasi,” ujar Teten  ketika berbincang dengan wisatawan dan seniman Jabar, Bandung, Sabtu (9/10) malam.

Menurut Teten, daerah-daerah di Jabar harus mencontoh apa yang dilakukan oleh Banyuwangi di Jawa Timur yang saat ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal maupun internasional.

“Banyuwangi itu tadinya menjadi daerah yang paling miskin. Tapi Bupati Banyuwangi (periode 2010-2021) Abdullah Azwar Anas memutar otak. Dia mengeksplorasi tempat wisata yakni Gunung Ijen, di sana itu terdapat kawah biru yang hanya ada dua di dunia yakni di Banyuwangi dan Kanada. Turis pun berdatangan dan membuat Banyuwangi berkembang,” ungkapnya

Tidak hanya itu, Bupati Banyuwangi juga memihak kepada rakyat kecil. Hal ini dilakukan dengan melarang pembangunan hotel yang berasal dari investasi asing dan juga pengembangan UMKM Banyuwangi khususnya di tempat wisata.

Untuk menjaga arus wisatawan, acara festival budaya digelar dua hari sekali yang dilakukan oleh seniman dan budayawannya.

Menurutnya, hal ini perlu dicontoh oleh Jabar yang memiliki tempat wisata dan kebudayaan yang berlimpah di setiap Kabupaten/Kota.

Di tempat yang sama, Erick Thohir menuturkan bahwa Jabar memiliki sumber daya alam dan kebudayaan yang luar biasa. Namun, Jabar dikatakan belum memiliki strategi untuk menjadikan Jabar unggul dengan potensi yang ada.

“Jabar ini penduduknya besar, sumber daya alam banyak, dan kebudayaan yang sangat luar biasa. Tapi Jabar nggak punya lokomotifnya. Jadi, coba silakan sama-sama bikin roadmap kekuatan bisnis dan budayanya apa yang bisa kita sama-sama realisasikan,” ujar Erick.

Tisna Sanjaya yang merupakan perwakilan seniman Jabar mengakui bahwa Jabar memang tidak memiliki strategi budaya untuk memajukan kesejahteraan budayawan dan seniman serta memajukan ekonominya.

“Bandung itu luar biasa dan punya komunitas seni yang banyak. Tapi apa yang kurang, strategi budayanya nggak ada. Sehingga simpul-simpun seni itu berjalan sendiri-sendiri. Kalau mau ada perubahan harus ada cara baru. Jadi bukan hanya untuk seni. Seni harus punya jaringan dalam berbagai lini. Sebetulnya Jabar itu bukan kalah, tapi kurang eksplorasi,” kata Tisna.

Sementara itu, pengusaha nasional Arifin Panigoro menekankan bahwa acara bincang-bincang dengan seniman dan budayawan Jabar ini dilakukan untuk membahas mengenai keresahan yang dialami oleh mereka di era pandemi dan juga globalisasi ini.

Menurutnya, pernyataan dari MenKopUKM dan Menteri BUMN menjadi cambuk bagi Jabar untuk mengeksplorasi kekayaan budaya dan sumber daya alam untuk memajukan Jabar. “Saya kira kita bisa membuat strategi untuk Jabar berkembang lebih jauh lagi,” pungkas Arifin.(Jef)

Piala Thomas & Uber 2020, BNI Berada Dibalik Kemenangan Tim Indonesia

Jakarta:(Globalnews.id)-Piala Thomas dan Uber 2020 telah berjalan dengan kemenangan Tim Thomas dan Uber Indonesia pada laga perdana mereka di Denmark, Sabtu dan Minggu (9 – 10 Oktober 2021). PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berada dibalik kemenangan squad Piala Thomas dan Uber Indonesia ini, yang diharapkan dapat memboyong dua piala yang dinanti-nantikan tersebut ke tanah air. Bank BUMN ini memastikan Indonesia hadir dalam kompetisi bulutangkis beregu paling bergengsi dan historikal tersebut.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar di Jakarta, Minggu (10 Oktober 2021) mengatakan, Indonesia memiliki sejarah yang membanggakan dalam mengukir prestasi di kompetisi Piala Thomas dan Uber. Untuk itu, BNI akan senantiasa memberikan dukungan dan semangat untuk Putra – Putri Indonesia yang berlaga di ajang Piala Thomas & Uber.

“Pada kesempatan ini kita yakin Tim Thomas & Uber Cup Indonesia siap memberikan yang terbaik untuk membawa pulang Trophy Thomas & Uber kembali ke Tanah Air. Selamat Berjuang, Indonesia bisa ! Indonesia Juara !” ujarnya.

Pada laga perdananya, Minggu dinihari waktu Indonesia barat, Tim Thomas menghentikan Tim Alzajair dengan catatan waktu yang cepat dan sempurna, 5 – 0. Tim Thomas Indonesia terdiri atas Jonatan Christie, Shesar Hiren Rhustavito, Chico Aura Dwi Wardoyo, lalu pasangan Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, serta pasangan Leo Rolly Carnando dan Daniel Marthin.

Adapun Tim Uber Indonesia mengalahkan Tim Jerman dengan skor nyaris sempurna, 4 – 1, pada Sabtu, waktu Indonesia barat, pada babak penyisihan. Tim Uber Indonesia mengandalkan Gregoria Mariska Tunjung, Putri Kusuma Wardani, Ester Nurumi Tri Wardoyo. Lalu di nomor ganda, Indonesia menurunkan pasangan-pasangan terbaiknya Greysia Polii dan Apriyani Rahayu sebagai ujung tombak serta pasangan Ribka Sugiarto dan Siti Fadia Silva Ramadhanti.

Setelah mendukung para peraih Medali Emas bulutangkis pada Olimpiade Tokyo 2020, BNI juga mengantarkan para atlet berjuang pada kompetisi Sudirman Cup di kota Vantaa-Finlandia, 26 September – 3 Oktober 2021. BNI memberikan dukungan lengkap dalam mengembangkan prestasi pebulutangkis nasional agar terus berprestasi secara konsisten dikancah internasional.

Dukungan BNI terhadap bulutangkis ini didorong oleh catatan prestasi cabang olahraga ini yang kerap mengarumkan nama Indonesia di dunia, sehingga perlu dipastikan regenerasi atlet setiap saat. Dukungan ini dikolaborasikan antara BNI dengan Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) selama 4 tahun ke depan, mulai dari tahun 2021 hingga 2024.

Seperti yang ditegaskan sebelumnya oleh Menteri BUMN Erick Thohir, keseriusan BNI menjadi sponsor utama terhadap perbulutangkisan nasional tersebut sejalan dengan visi misi cabang olahraga Bulutangkis untuk selalu berusaha mengharumkan nama Bangsa Indonesia di setiap kompetisi tingkat dunia. Misi internasional Bulutangkis tersebut sejalan dengan mandate yang ditetapkan kepada BNI untuk menjadi Bank Nasional yang bertarap Global atau Lembaga Keuangan yang unggul di masa mendatang.

Hingga akhir tahun 2021, BNI berkomitmen mendukung tim bulutangkis Indonesia pada rangkaian turnamen internasional, yaitu Pertama, Sudirman Cup. Kedua, Thomas & Uber Cup di Aahrust Denmark pada 9 – 17 Oktober 2021. Ketiga, Indonesia Open di Nusa Dua Bali.(Jef)

Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia Gelar Grand Final Lomba Inovasi Perpustakaan Perguruan Tinggi 2021


Jakarta:(Globalnews id)-Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) menyelenggarakan Grand Final Lomba Inovasi Perpustakaan Perguruan Tinggi (ALIA) 2021 dengan tema Smart Library for Library for Smart Society During Pandemic. Kegiatan ini bertujuan memberikan apresiasi kepada Perpustakaan yang menunjukkan inovasi dan kreativitasnya dalam penyelenggaraan perpustakaan sehingga perpustakaan dapat semakin berperan dalam membentuk masyarakat yang berkemajuan dan menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi selama pandemi Covid-19.

Walaupun kendala yang dihadapi perpustakaan, sejatinya perpustakaan memiliki keunggulan yakni informasi yang disediakan dijamin kesahihannya. Informasi yang disediakan telah melalui seleksi yang dilakukan oleh pustakawannya.

Yang diperlukan disini adalah bagaimana perpustakaan dapat menjadi pilihan masyarakat dalam mencari informasi. Kreativitas pengelola perpustakaan yang akan melahirkan inovasi memberdayakan perpustakaan untuk kepentingan masyarakat.

Bahkan penyedia konten yang semula menjadi kompetitor dalam penyediaan informasi dapat menjadi relasi menuju masyarakat yang berkemajuan dalam masa pandemi COVID-19 ini.

FPPTI berharap kegiatan ini memberikan motivasi perpustakaan dalam meningkatkan kualitas pengelolaan perpustakaan melalui inovasi dan kreativitas layanannya selama masa pandemi COVID-19.

ALIA 2021 diikuti oleh perpustakaan yang mewakili FPPTI wilayahnya. Presentasi 6 (enam) finalis dilakukan dengan urutan sebagai berikut Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung mewakili FPPTI wilayah Lampung, Universitas Pelita Harapan, wakil FPPTI wilayah DKI Jakarta, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, wakil FPPTI wilayah Jawa Barat, IAIN Pontianak, wakil FPPTI wilayah Kalimantan Barat, Universitas Ciputra mewakili FPPTI wilayah Jawa Timur, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, wakil FPPTI wilayah DIY.

Proses penjurian berlangsung cukup ketat. Para Juri ALIA 2021 terdiri dari unsur pendidik prodi perpustakaan, unsur praktisi, dan pakar di bidang kepustakawanan di Indonesia. Mereka adalah Bapak Drs. Ida Fajar Priyanto, Ph.D. (Universitas Gadjah Mada); Ibu Dra. Wina Erwina, M.A (Universitas Padjajaran Bandung); Ibu Munawaroh, S.S., M.Sc. (Universitas Hayam Wuruk, Surabaya); Ibu Anastasia Tri Susiati, M.A. (Universitas Atmajaya Yogyakarta); Bapak Dr. Iskandar, S.Sos., M.M. (Universitas Hasanuddin, Makassar); Ibu Mariyah, S.Sos., M.Hum. (Universitas Indonesia); Bapak Amirul Ulum, MIP (Universitas Ubaya); Bapak Dhama Gustiar Baskoro, M.Pd. (Universitas Pelita Harapan) dan Ibu Dr. Purwani Istiana, SIP., M.A.(Universitas Gadjah Mada).

Dewan Juri akan menentukan tiga finalis sebagai pemenang pertama, kedua dan ketiga. Karya inovasi yang mereka bawakan adalah Pojok baca Aksa, Information Literacy Smart Class, OALIB, SIPANDAWA, UCL Magnifies dan Content Creator.

Keputusan pemenang ALIA 2021 akan disampaikan pada acara Semiloka Nasional Kepustakawanan Indonesia ke-6, bersamaan dengan HUT ke-21 FPPTI, 12 Oktober 2021 yang diselenggarakan secara daring.

Ketua Umum FPPTI periode 2020 – 2023, Ibu Mariyah, S.Sos., M.Hum. dalam sambutannya menyampaikan bahwa ALIA 2021, para finalis telah melalui tahapan seleksi di tingkat wilayah masing-masing dan juga telah melalui tahap desk evaluationsebelum sampai pada tahap akhir Grand Final.

Beliau juga menyampaikan bahwa ALIA 2021 merupakan salah satu bentuk apresiasi bagi Perpustakaan Perguruan Tinggi yang telah mengembangkan inovasinya dan memiliki dampak bagi masyarakat yang dilayani, khususnya sivitas akademika dan masyarakat secara umum.

Pelaksanaan kegiatan ALIA 2021 ini tidak dapat berjalan tanpa adanya dukungan dari Perpustakaan anggota Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Untuk itu kontribusi dari seluruh anggota FPPTI Wilayah sangat diharapkan.

Semoga kegiatan ALIA 2021 ini menjadi bagian kontribusi FPPTI dalam meningkatkan inovasi perpustakaan di lingkungan perguruan tinggi sekaligus akan memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia. (Jef)

Aplikasi Perseroan Perorangan Diluncurkan,Pembayaran Lewat BNI


Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly (kanan), Direktur Treasury & International BNI Henry Panjaitan (kanan), dan Pemimpin Divisi Hubungan Kelembagaan I Ahmad Salman Somantri (kiri) pada peluncuran aplikasi Perseroan Perorangan di Badung, Bali, Jumat (8 Oktober 2021)

Jakarta:(Globalnews id)- Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) menunjuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menjadi salah satu bank partner dalam implementasi aplikasi Perseroan Perorangan. Aplikasi perseroan perorangan dari Kemenkumhan memudahkan pelaku usaha dalam melakukan pendaftaran, perubahan, dan menyampaikan laporan keuangan.

Aplikasi tersebut diluncurkan di Badung, Bali pada Jumat (8 Oktober 2021). Hadir pada peluncuran tersebut Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly beserta jajaran Kemenkumham, Gubernur Bali I Wayan Koster, serta Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan.

Yasonna H. Laoly mengatakan, aplikasi Perseroan Perorangan diharapkan dapat menjadi simbol kebangkitan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia menuju UMK yang berdaya saing tinggi dan berkelas dunia. Aplikasi tersebut dirancang user friendly sehingga para pelaku usaha dari segala lapisan dapat menggunakannya tanpa memerlukan bantuan orang lain.

“Sebagai bagian dari pemerintah, Kementerian Hukum dan HAM turut berupaya membantu sektor usaha, khususnya UMK, melalui hadirnya bentuk badan hukum baru, yaitu perseroan perorangan yang merupakan sebuah terobosan dan yang pertama di dunia,”ujar Yasonna.

Melalui aplikasi perseroan perorangan ini, pelaku UMK dapat memiliki badan usaha yang berbadan hukum hanya dengan 3 (tiga) langkah, yaitu buat akun personal, isi form pendaftaran dan cetak bukti pendaftaran. Selain itu, aplikasi Perseroan Perorangan ini juga terkoneksi dengan sistem Online Single Submission (OSS) sehingga para pelaku usaha dapat langsung melanjutkan proses perizinan hingga mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB).

Melalui berbagai kemudahan yang diberikan dalam pendirian badan hukum perseroan perorangan, pelaku UMK dan generasi milenial diharapkan dapat mengubah mindset dan lebih percaya diri untuk menjadi pelaku usaha sehingga bisa membuka lapangan kerja yang lebih banyak untuk membantu pemulihan perekonomian nasional setelah terkena dampak pandemi covid-19.

Henry Panjaitan juga menyampaikan bahwa BNI mendukung penuh peluncuran aplikasi Perseroan Perorangan dengan memberikan kemudahan pembayaran pendaftaran melalui berbagai e-channel BNI. Selain itu, BNI senantiasa mendorong para wirausaha baru untuk terus meningkatkan kapabilitas, termasuk dalam hal digitalisasi untuk memperluas usahanya sampai mancanegara.

“BNI juga telah memiliki Xpora yang merupakan one stop solution yang memungkinkan pelaku UMKM untuk Go Productive, Go Digital, dan Go Global. Xpora akan memanfaatkan keberadaan Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) BNI untuk mempertemukan para pelaku UMKM Indonesia dengan para potential buyer di luar negeri,” ujar Henry.

KemenkopUKM Menanti Persetujuan Presiden Terkait Koperasi Multi Pihak

Bogor:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM tengah menanti persetujuan Presiden Jokowi untuk menghadirkan koperasi multi pihak. Koperasi model tersebut salah satu model koperasi baru yang belum pernah ada di Indonesia, tapi sudah puluhan tahun dilakukan di negara lain.

“Kita sudah siapkan Permen-nya (Peraturan Menteri, red.). Menteri Koperasi dan UKM sudah menyampaikan surat ke Presiden, mudah-mudahan dalam waktu dekat akan disetujui,” ungkap Deputi Bidang Perkoperasian KemenkopUKM Ahmad Zabadi, dalam Pelatihan Manajemen Koperasi bertema Penerapan Nilai Dasar dan Jatidiri Koperasi di kawasan Puncak, Bogor, Sabtu (9/10).

Zabadi menjelaskan, sebelum diterbitkan setiap Permen itu, harus mendapat persetujuan dari Presiden RI. Terutama, untuk bermain di sektor strategis dan bersifat lintas sektor. “Karena, memang koperasi multi pihak ini dianggap model koperasi yang bersinggungan dengan berbagai pihak. Sehingga, dibutuhkan persetujuan Presiden RI,” ujar Zabadi.

Zabadi menambahkan, pembahasan rumusan dalam Permen berlangsung cukup lama karena juga melibatkan kementerian lain, seperti Kemenkumham, Setneg, dan pihak-pihak lain terkait harmonisasi.

“Alhamdulilah, sudah selesai dan sudah disetujui untuk menjadi Permen. Sekarang tinggal menunggu persetujuan Presiden RI. Begitu setuju, tinggal menjadi Permen,” ulas Zabadi.

Zabadi mengilustrasikan kejayaan Koperasi Taksi (Kosti) di era 1990-an. Kosti bergerak di sektor transportasi taksi dengan sistem kepemilikan usaha dengan sistem owner, operator, dan driver.

Pada zaman itu, lanjut Zabadi, Kosti menjadi role model sehingga lahirlah perusahaan taksi lain seperti Putra, Cempaka, dan sebagainya, yang meniru cara Kosti. “Setiap driver merupakan pemilik unit mobil taksi. Jadi, setiap lima tahun, para driver pasti dapat mobil baru,” kata Zabadi.

Saat itu, Kosti didirikan merupakan gabungan antara profesional dan orang orang yang punya komitmen untuk mengembangkan suatu transportasi berbasis owner operator. Kemudian, berjalan bagus karena koperasi dimenej secara profesional oleh profesional.

Sayangnya, ungkap Zabadi, pada 1999 terjadi eforia dari para supir taksi yang juga merasa berhak menjadi pengurus koperasi. Akhirnya, dari pihak supir taksi mengirim orang untuk maju pemilihan ketua koperasi dalam RAT.

“Karena one man one vote, jumlah mereka lebih banyak, tiba-tiba seorang driver menjadi pimpinan perusahaan. Hingga akhirnya kejayaan Kosti pun runtuh,” papar Zabadi.

Contoh lain adalah Koperasi Fontera dan Barcelona yang menerapkan sistem Koperasi Multi Pihak. “Dengan cara ini, orang-orang yang punya modal bisa masuk. Saya bisa bayangkan koperasi multi pihak ini diterapkan di koperasi-koperasi pasti akan eksis,” imbuh Zabadi.

Jadi, koperasi yang sudah ada bisa berubah menjadi multi pihak. Karena, dengan adanya pihak-pihak yang bergabung, lalu bikin akte baru. “Ini dimaksudkan supaya dengan cara ini koperasi punya kesempatan untuk menghimpun sumber daya yang lebih besar,” pungkas Zabadi.(Jef)

Agar Survive, Koperasi Harus Dikelola Sebagai Entitas Bisnis yang Transparan, Akuntabel dan Adanya Kepercayaan

Jakarta:(Global news.id)- Untuk bisa survive di masa sekarang, koperasi harus dikelola sebagai entitas bisnis, akuntabel, transparan dan adanya kepercayaan khususnya dari anggota kepada pengurus.

Karena itu peningkatan kapasitas dan kompetensi pengurus koperasi sudah merupakan keharusan dalam pengelolaan koperasi yang harus dikelola sebagai entitas bisnis modern, transparan, akuntabel dan adanya trust,” kata Deputi Perkoperasian KemenKopUKM Ahmad Zabadi saat pelatihan Manajemen Koperasi di Cisarua – Bogor, Sabtu (9/10).

Zabadi menekankan, mengurus koperasi adalah mengurus entitas bisnis, jangan lagi memperlakukan koperasi sebagai ormas atau lembaga sosial. Sebagai entitas bisnis tentunya harus dikelola secara professional dengan strategi bisnis yang feasible.

Untuk itu, papar Zabadi, peran Pengurus sangatlah menentukan, dan menjadi kunci keberhasilan koperasi. Pengurus adalah representasi dari anggota yang mempercayakan pengelolaan koerasi kepada pengurus. Pengurus harus mempunyai startegi bisnis terlebih menghadapi era digitaliasasi 4.0, mau tidak mau suka tidak suka untuk menghadapi persaingan bisnis koperasi harus masuk dalam ekosistem bisnis digital, tidak lagi gaptek.

Pelatihan terhadap pengurus koperasi sangat penting untuk mengembangkan usahanya menuju koperasi modern baik itu dari aspek usaha, aspek kelembagan, aspek keuangan, dan teknologi informasi.

Menurut Zabadi, koperasi adalah solusi menuju demokrasi ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, namun manajemennya mengikuti manajemen kontemporer seperti pengelolaan perusahaan besar.

Salah satu strategi bisnis menuju koperasi sebagai entitas bisnis modern, kata dia, adalah koperasi dapat melakukan merger atau istilah dalam perkoperasian amalgamasi. “Lebih baik jumlah anggotanya yang banyak, bukan jumlah koperasinya yang banyak. Koperasi sedikit tapi dengan skala ekonominya besar,” jelas Zabadi.

Deputi Zabadi tidak memungkiri bahwa salah satu kelemahan koperasi dalam mengembangkan produk adalah permodalan dan pemasaran. Oleh karena itu, koperasi dapat saja merekrut anggota dari luar komunitas, seperti koperasi Forwakop yang dapat saja merekrut wartawan dari luar Forwakop.

Zabadi mengatakan, model koperasi seperti itu disebut koperasi Multi Pihak, dimana koperasi seperti ini sudah puluhan tahun dilakukan di banyak negara. Ia mengatakan, saat ini KemenKopUKM sudah menyiapkan permen yang harus disetujui presiden. Hal ini penting mengingat koperasi seperti ini bersifat lintas sektor, karena bersinggungan dengan berbagai pihak.

Jadi, menurut Zabadi, koperasi yang sudah ada bisa berubah karena dengan adanya pihak-pihak yang bergabung dengan akte baru. Ini dimaksudkan supaya koperasi punya kesempatan untuk menghimpun sumber daya dan dana yang lebih besar dengan cara seperti selama ini.

Daya Saing SDM Koperasi

Asisten Deputi Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional KemenKopUKM Nasrun Siagian menambahkan, kualitas dan daya saing SDM koperasi menjadi satu keharusan. Karena, peningkatan kualitas dan kapasitas SDM menjadi salah satu faktor penentu untuk pengembangan koperasi.

Nasrun mengungkapkan, pihaknya diberikan target untuk membangun 100 koperasi moderen tahun 2021. Artinya, untuk mewujudkan koperasi modern, harus menyiapkan SDM yang berpendidikan modern dan berjiwa modern, dengan cara meng-upgrade SDM yang saat ini melalui pelatihan dan pelatihan. “Mustahil akan terwujud 100 koperasi modern kalau tidak dipersiapkan SDM yang handal dan profesional,” kata Nasrun.

Nasrun mendukung lahirnya koperasi multi pihak sebagai jawaban dari orang-orang yang ragu dengan koperasi. Ia menegaskan, koperasi itu harus ada orang-orang atau voluntir, dalam istilah sehari-hari yaitu orang yang mewakafkan dirinya mengembangkan koperasi. “Saya yakin kalau nanti permenkopnya jadi, akan tumbuh koperasi-koperasi yang besar,” papar Nasrun. (Jef)

KemenkopUKM Ungkap Penyebab Utama Koperasi Banyak Yang Tiarap dan Tersangkut Masalah Hukum

Bogor:(Globalnews.id) Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) menyatakan siap mendukung koperasi-koperasi di Indonesia untuk tumbuh lebih besar. Diakui saat ini masih banyak koperasi yang tidak menjalankan prinsip koperasi dengan baik sehingga di tengah jalan banyak yang tiarap ataupun tersangkut masalah hukum. Maka tak heran jika kualitas koperasi tidak seimbang dengan kuantitas koperasi yang ada di Indonesia.

Deputi Bidang Perkoperasian, Ahmad Zabadi, mengatakan banyaknya koperasi yang pada akhirnya tidak bertahan dan hanya tinggal nama saja karena sejak awal pendirian koperasi tidak dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi. Menurutnya beberapa kasus koperasi yang akhirnya gulung tikar karena pendiriannya dilakukan atas dasar keinginan pengurus untuk mendapatkan bantuan pemerintah. Padahal prinsip pendirian koperasi yang benar harusnya pendirian koperasi harus didasarkan pada keinginan tumbuh bersama dengan memaksimalkan potensi masing-masing anggota.

“Koperasi kalau dibentuk hanya untuk mudah mendapatkan bantuan pemerintah itu salah, sebab koperasi harus didasarkan pada kebutuhan sendiri, self help. Semua harus atas kesadaran anggota untuk menghimpun seluruh sumber daya yang ada untuk tumbuh maju bersama,” kata Zabadi dalam Pelatihan Manajemen Koperasi bertema Penerapan Nilai Dasar dan Jatidiri Koperasi di kawasan Puncak, Bogor, Sabtu (9/10/2021).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah koperasi aktif di Indonesia tahun 2020 lalu sebanyak 127.124 unit. Apabila ditambah dengan jumlah koperasi pasif (tidak aktif) angkanya jauh lebih besar. Rata-rata dalam setiap tahunnya, KemenkopUKM membubarkan hampir 81.686 koperasi karena terindikasi tidak aktif.

Dijelaskan Zabadi, koperasi yang pasif juga dipicu oleh sikap ekslusifisme dari pengurus sehingga keanggotaan lebih tertutup. Padahal rata-rata koperasi besar yang ada di Indonesia adalah yang memiliki jumlah anggota besar. Apabila masuknya anggota baru dibatasi dan dipersulit, maka hampir dapat dipastikan roda perjalanan koperasi tersebut tidak akan sehat bahkan berpotensi besar gulung tikar.

Zabadi berharap Koperasi Forsema milik forum wartawan yang “ngepos” di KemenkopUKM dapat membuka diri dengan memasukkan sebanyak mungkin wartawan untuk bisa bergabung dalam koperasinya. Praktik baik sudah dibuktikan oleh koperasi-koperasi besar seperti Koperasi Benteng Mikro Indonesia (BMI), Koperasi Kospin Jasa, Koperasi Obor Mas dan lainnya. Diketahui jumlah anggota dari masing-masing koperasi tersebut telah mencapai ribuan orang.

“Kekuatan pertama yang mereka himpun adalah rekrutmen anggota. Bayangkan Forsema itu berhimpun dengan ribuan wartawan maka akan kuat dan dengan bisnis yang berkaitan dengan bisnis media,” lanjut Zabadi.

Selanjutnya, kunci sukses sebuah koperasi bisa tetap bertahan dan eksis adalah pengelolaan yang baik dan terbuka. Semua keputusan strategis terkait bisnis yang dijalankan harus didasarkan pada keputusan anggota yang dilakukan melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT). Tanpa RAT yang rutin dilakukan maka menjadi salah satu ciri koperasi tersebut tidak sehat.

“Suka atau tidak suka kalau koperasi mau besar maka pengelolaannya harus berbasis skala ekonomis, transparan dan akuntabel. Ini jadi suatu keniscayaan yang harus dijalankan oleh pengurus,” sambungnya.

Sementara itu untuk meningkatkan layanan kepada anggotanya, Zabadi berharap agar koperasi-koperasi yang sudah besar dapat melakukan spin off. Sementara itu untuk koperasi yang masih kecil diharapkan dapat melakukan amalgamasi atau merger agar kekuatan dan sumber daya yang dimiliki bisa disatukan sehingga berpeluang menjadikan koperasi lebih berdaya saing.

“Strategi daya saing koperasi adalah dengan amalgamasi atau merger. Koperasi itu juga harus mampu mencapai skala ekonomi sebab kalau tidak nanti akan ditelan oleh korporasi. Kita dorong untuk mereka untuk spin off khususnya untuk koperasi besar,” pungkas dia. (Jef)

KOMINFO DUKUNG GERAKAN WISATA SEHAT KOTA YOGYAKARTA



Yogyakarta :(Globalnews.id)-Dikenal dengan wisata alam, kebudayaan sejarah dan kuliner yang sangat istimewa, Yogyakarta menjadi destinasi wisata yang selalu menarik untuk dikunjungi wisatawan. Namun sektor pariwisata ini menjadi salah satu sektor yang sangat tedampak karena adanya pembatasan sosial dan karantina wilayah.

Gerakan Wisata Sehat yang diinisiasi Organisasi Bina Berkarya menjadi salah satu solusi yang ditawarkan untuk membangkitkan kembali industri wisata termasuk para pelaku UMKM yang mendukung industri tersebut.

Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kemkominfo mendukung Gerakan Wisata tersebut dengan menyelenggarakan webinar Penerapan Literasi Digital dan Pemanfaatan Teknologi pada Desa Wisata Budaya dalam Momentum Kebiasaan Baru Pariwisata, Sabtu 9 Oktober 2021.

Hadir dalam kesempatan tersebut Heroe Poerwadi (Wakil Walikota Yogyakarta), Septriana Tangkary, (Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemkominfo), GKR Bendara (Ketua Badan Promosi Pariwisata Provinsi DIY), dan Satya Bilal (Pendiri Bina Berkarya). Webinar ini juga menghadirkan narasumber Yudi Syahrial (Koordinator Informasi dan Komunikasi Maritim Kemkominfo) , Wahyu Hendratmoko (Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta) dan Desideria Murti (Edukator Pariwisata Travelxism sebagai narasumber).

Dalam sambutannya, Heroe Poerwadi menyampaikan bahwa selain menyusun protokol kesehatan. Yogyakarta juga memiliki gerakan Yogya untuk Yogya, yaitu bagaimana warga Yogya bisa menghidupi ekonomi Yogyakarta itu sendiri dan program Yogya Untuk Semuanya, agar melalui banyak koridor, wisatawan kembali menuju kota Yogya.

Sementara menurut Septriana Tangkary, salah satu upaya pemerintah mendorong pariwisata dan pemulihan ekonomi adalah percepatan vaksinasi kepada masyarakat. “Mari kita gerakkan vaksinasi door-to-door sehingga per bulan Desember 2021 dapat mencapai 80% sehingga dan pariwisata dapat dijalankan dengan nyaman dan tenang,“ jelasnya.

GKR Bendara yang juga hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pariwisata merupakan magnet sebuah daerah, namun saat pandemi ini seolah berhenti sejenak untuk beristirahat. Namun, pelaku pariwisata tidak menyerah melainkan memanfaatkan momentum kebiasaan baru untuk memulihkan ekonomi daerah. “Sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan kebudayaan saling bersinergi untuk saling gandeng gendong, seperti slogan kota Yogyakarta. Momentum kebiasaan baru pariwisata dilakukan dengan peningkatan literasi digital dan pemanfaatan teknologi salah satunya pada kampung wisata.” terangnya.

Dalam sesi diskusi panel, Yudi Syahrial (Koordinator Informasi dan Komunikasi Maritim) menyampaikan bahwa pemerintah tetap optimis untuk fokus pada Empat Pilar Pembangunan Pariwisata dan mewujudkan perkuatan fasilitas Tiga A pariwisata, yaitu Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas. “Kita harus tetap optimis pariwisata akan bangkit kembali, terutama dengan kekhasan kota Yogyakarta sebagai salah satu pilihan destinasi wisata utama di Indonesia.”

Wahyu Hendratmoko (Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta) juga menyampaikan kesiapan Yogyakarta untuk mendukung Gerakan Wisata Sehat. “Yogyakarta memiliki dua lokomotif pembangunan yaitu pariwisata dan pendidikan. Keduanya mengalami dampak besar dari pandemi Covid-19, yang biasanya mendapatkan kunjungan sebanyak 4 juta jiwa, hingga Oktober 2021, hanya 200-300 ribu orang.
Karena itu, pemerintah kota Yogyakarta harus terus melakukan inovasi baru karena setiap kunjungan, wisatawan selalu menginginkan hal yang berbeda.” jelasnya.

Mengakhiri diskusi, Desideria Murti, Edukator Pariwisata Travelxism, menyampaikan bahwa wisatawan mancanegara kini memilih waktu liburan yang lama (length of stay). Karena itu saat ini pariwisata harus memberikan pengalaman cerita yang lengkap dan menarik dengan identitas unik (storynomic tourism). Budaya harus menjadi aset yang direpresentasikan ulang menjadi wisata, ekraf, lalu storynomic.

“Ada geliat baru dari dalam dan luar negeri, yaitu new form of tourism and lifestyle, di mana terdapat penerapan CHSE yang baik, disertai kelengkapan tempat pariwisata, di mana wisatawan dapat melakukan aktivitas kerja dan wisata (work, stay, live, learn).” terangnyanya.

Webinar ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo dengan melibatkan lebih 300 orang peserta secara daring.(Jef)

KemenkopUKM Latih Usaha Mikro Sektor Pariwisata Pulau Tidung

Jakarta:(Globalnews.id)–Kementerian Koperasi dan UKM memberi pelatihan bidang e-commerce bagi usaha mikro di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Kemenkop UKM menargetkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha mikro di sektor pariwisata, khususnya di bidang pemasaran online sekaligus mendorong transformasi usaha mikro ke arah digital.

“Kami harapkan pelatihan ini dapat membantu meningkatnya kemampuan usaha mikro  menghadapi digitalisasi terlebih dalam situasi pandemi Covid-19. Usaha mikro harus bangkit, jangan sampai terlempar dari usaha mereka,” kata Deputi Bidang Usaha Mikro, Kemenkop UKM Eddy Satriya, yang membuka Pelatihan   E-Commerce Bagi Usaha Mikro di Sektor Pariwisata, di Pulau Tidung, Sabtu (09/10/2021).

Eddy mengatakan pandemi Covid-19 membuat banyak aktivitas dunia usaha menurun.   Hal yang sama terjadi pada pelaku usaha Pulau Tidung yang mengandalkan sektor ekonomi pariwisata. Karena itu, Kemenkop UKM hadir membantu pelaku usaha mikro Pulau Tidung dengan pelatihan agar tetap dapat berproduksi dan kreatif di tengah kesulitan.

“Apapun kondisinya, di pulau kecil atau pulau besar harus tetap survive.  Apa yang bisa  dilakukan, baik  produk kerajinan, kuliner untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Eddy seraya meminta semua peserta pelatihan usaha mikro manfaatkan secara semakimal pengetahuan dan informasi dari nara sumber. 

Eddy juga mengatakan pelaku usaha mikro dapat mengakses berbagai program di Kemenkop UKM mulai dari perijianan, sertifikasi halal, bantuan layanan hukum dan lain-lain.
  
Usai membuka pelatihan, Eddy mengunjungi dua penerima Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) Pulau Tidung.   Mutasiyah , pelaku usaha kuliner  yang menerima dua kali BPUM pada 2020 dan 2021 mengatakan BPUM sangat membantu menambah  modal, stok bahan baku dan membantu kelangsungan selama ini.

“Mendapat BPUM membantu saya selama pandemi, bisa berproduksi lagi.  Kami sangat harapkan pariwisata Kepuluan Seribu segera pulih segera ,” kata   Ahmad Kosasih, UKM Pengrajin Batok yang juga menerima BPUM 2 kali, pada 2020 dan 2021.

Para peserta pelatihan sangat mengharapkan pariwisata segera kembali pulih karena menjadi sumber ekonomi masyarakat Kepulauan Seribu. Pelatihan e-commerce ini dinilai sangat membantu untuk mempersiapkan bangkit dan bergeraknya usaha mereka jika pariwisata sudah pulih.

Jumlah peserta yang mengikuti Pelatihan sebanyak 30 orang usaha mikro di Sektor Pariwisata di wilayah Kepulauan Seribu.  Pelatihan  dilaksanakan selama  tiga  hari,  8 – 10 Oktober 2021 bertempat di Tidung Village dan dilaksanakan sesuai dengan standar protokol kesehatan Covid-19.

Peserta pelatihan ini mendapat materi Strategi Pemasaran Digital dan Riset Pasar, People & Big Data serta Marketing Mix, Jenis-Jenis Iklan dan Platform Iklan, Social Media Marketing, Pengenalan Media Online dan Persiapan Penjualan Online, Pembuatan Konten Online & Pengelolaan Penjualan Online, serta Praktek Online di Marketplace. Materi akan disampaikan oleh 2 orang Instruktur yang merupakan praktisi e-commerce.(Jef)

MANDAYA ROYAL HOSPITAL BERKOLABORASI DENGAN THE CLINIC – CLEVELAND CLINIC (USA) DAN ROYAL BROMPTON (UK) UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PERAWATAN KESEHATAN BERKUALITAS TANPA HARUS KE LUAR NEGERI


Tangerang:(Globalnews.id)- Belakangan ini Menko Investasi dan juga Meneg BUMN menenggarai bahwa tidak sedikit devisa negara yang terbang ke luar negeri hanya untuk keperluan berobat masyarakat. Persoalan bertambah rumit dalam situasi pandemi ini, dimana mereka terkendala oleh pembatasan perjalanan antar negara.

Mandaya Hospital Group telah memikirkan persoalan pelayanan kesehatan yang berkualitas jauh sebelum pandemi. Dan saat ini Rumah Sakit yang didesain khusus untuk bisa bersaing dengan Rumah Sakit mancanegara telah hadir di kawasan barat Jakarta dengan nama Mandaya Royal Hospital Puri (MRHP).

Dari pengamatan, memang Rumah Sakit ini tidak main-main dalam merekrut tenaga medis. Saat ini telah bergabung 169 tenaga dokter spesialis dan sub-spesialis, di mana sekitar 60 dokter merupakan lulusan atau telah memperoleh training di Luar Negeri. Rumah Sakit ini juga berkolaborasi dengan The Clinic –
Cleveland Clinic — Rumah Sakit ranking kedua terbaik di AS versi US News & World Report dan kedua di dunia dalam peringkat Rumah Sakit Terbaik Dunia Newsweek, 2021 — dan dengan Royal Brompton & Harefield Hospital, Rumah Sakit terbaik di bidang Jantung di Inggris versi Newsweek. Dengan demikian
secara medis, MRHP layak dipersandingkan dengan Rumah Sakit di Luar Negeri.

Frank McGillin, CEO dari The Clinic – Cleveland Clinic, dalam sambutan pembukaan MRHP mengatakan senang dapat bermitra dengan MRHP, berkolaborasi untuk membuat tinjauan medis secara virtual untuk dapat mendukung kebutuhan klinis pasien Indonesia yang mencari tambahan kejelasan seputar kondisi medisnya yang kompleks.

Hal senada diungkapkan David Shrimpton, Direktur Pelaksana Perawatan Spesialis Royal Brompton & Harefield Hospital (RB&HH) yang mengharapkan dapat bekerja sama dengan rekan-rekan di Mandaya
Hospital Group untuk membangun layanan jantung khusus. David memperkirakan ini akan menjadi kemitraan yang sukses antara kedua institusi.

MRHP yang dibangun dengan disain arsitektur dan interior modern namun tetap mengadopsi kearifan lokal, ingin memberikan pengalaman yang berbeda kepada pasien dan keluarganya. “Kami telah melakukan re-thinking dan re-design atas konsep apa itu Rumah Sakit” ungkap DR. Edhijanto W. Taufik,
Pendiri Mandaya Hospital Group.

Menurut Edhijanto, Rumah Sakit yang ada saat ini sering menciptakan kesan horror dan “sakit”. “Kami merombak semua itu dengan mengawinkan model Rumah Sakit dengan Model Mall, Hotel, dan Residence, sehingga tercipta kesan yang lebih ramah, nyaman, relax, dan homey,“
tutur Edhi. “Dan jangan lupa bahwa ketika ke Rumah Sakit, pasti pasien didamping oleh keluarganya, nah kenyamanan keluarganya ini sering tidak diperhitungkan dalam mendisain Rumah Sakit.”

Bagi kalangan yang memilih berobat ke Luar Negeri, tentu ada alasan tertentu untuk melakukan itu. “Kepercayaan dan pelayanan,” tutur Dr. Ben Widaja, MBChB, President Director Mandaya Hospital Group, saat menjelaskan alasan pasien memilih berobat ke mancanegara. “Kami melakukan investasi yang sangat
besar dalam peralatan dan teknologi medis canggih, termasuk sistem informasi dan digitalisasi untuk bisa
sejajar, bahkan melebihi RS di Luar Negeri. Tanpa peralatan yang canggih mustahil kita bisa bersaing
dengan mereka. Kami membangun SMART HOSPITAL.”

Sering dikatakan kalau orang bisa membeli peralatan canggih selama ada uang, lalu bagiamana dengan “the man behind the gun”-nya? Dr. Ben menuturkan bahwa dengan keseriusan dalam merancang Rumah Sakit yang memfokuskan pada pengalaman pasien dan keluarganya, lalu didukung oleh peralatan yang
lengkap dan canggih, ternyata menarik minat para dokter senior untuk ikut membangun MRHP melawan hegemoni negeri jiran dalam pelayanan Kesehatan.

“Mereka, para senior, sepaham dan punya semangat membara bersama kami untuk bisa mengalahkan RS Luar Negeri dalam hal pelayanan kesehatan yang berkualitas,” ungkap Dr. Ben sambil mengepalkan tangan.

Dr. Anastina Tahjoo, MARS , CEO Mandaya Hospital Group mengatakan bahwa MRHP benar-benar secara tegas konsep Patient-Centered Care, perawatan yang berpusat pada pasien, bukan berpusat pada
penyakit. Pasien diperhatikan secara utuh sebagai manusia, baik penyakit yang dialaminya, pengaruh penyakitnya kepada organ-organ yang lain, kondisi kesehatan mentalnya, kondisi keuangannya, sehingga
team medis dan keluarga pasien bisa membuat rencana pengobatan secara bersama-sama.

Pada kesempatan yang sama, Dr. Essy Osman, MM , CEO MRHP, menekankan pentingnya menjaga agar pasien dan keluarganya memperoleh pengalaman yang berbeda dan luar biasa sejak menginjakkan kaki di Rumah Sakit sampai kembali ke rumah lagi.

“Kami menyiapkan team yang kami beri nama Patient Experience Officer, di mana tugas mereka mendampingi pasien dan keluarganya selama berada di MRHP
dan memastikan mereka memperoleh pengalaman hebat,” pungkas Dr. Essy.

Mengenai makanan di Rumah Sakit, titik yang sering menimbulkan keluhan ketidakpuasan, Adrian Widaya
MSc, Direktur Mandaya Hospital Group, mengatakan bahwa dari awal masuk pasien diperlakukan sebagai orang sehat dengan makanan normal, kecuali dokter menghendaki lain. “Dengan cara pandang berbeda ini, pada akhirnya membuat pasien happy, dan memang mereka perlu asupan energi yang memadai untuk
bisa cepat sembuh, untuk itu kami menempatkan Chef hotel bintang 5 untuk memastikan makanan pasien dan keluarganya enak,” Adrian menjelaskan.

Banyak masyarakat yang kemudian memberikan MRHP julukan sebagai Rumah Sakit Sultan karena kemewahannya, namun apakah benar Rumah Sakit ini bertarif mahal? Edhijanto mengatakan bahwa
MRHP tidak akan membebani pasien dengan tindakan- tindakan yang tidak perlu. Bahkan setiap tindakan akan didiskusikan terlebih dahulu manfaat dan akibat-akibatnya dengan keluarga pasien.

“Dari segi pentarifan, kami bukan yang paling mahal, bahkan tarif kami lebih miring dibandingkan Rumah Sakit lain
yang setara. Ini sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang kami anut,” Edhijanto memastikan. (Jef)