Arsip Tag: Asdep Jaringan usaha kemenkopukm sutarmo

Selain Lewat Ekosistem Digital, KemenKopUKM Dorong Promosi Produk UMKM Melalui Pameran dan Expo

Purworejo:(Globalnews.id) – Selain lewat e-commerce yang merupakan pintu masuk ekosistem digital, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendorong promosi produk UMKM melalui promosi langsung dalam bentuk kegiatan pameran atau expo.

“Setelah lebih dari dua tahun kita terdampak pandemi. Sekarang, seiring dengan menurunnya penularan COVID-19, pemerintah telah mengizinkan kembali masyarakat untuk melakukan pertemuan, beraktivitas sosial dan ekonomi, termasuk penyelenggaraan UKM Bisnis Festival dan Expo Kabupaten Purworejo yang dilaksanakan di alun-alun Kutoarjo ini,” kata Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Sutarmo yang mewakili Deputi Bidang Usaha Mikro dalam sambutannya pada acara pembukaan Purworejo UKM Bisnis Festival & Expo 2022, di Alun-alun Purworejo beberapa hari yang lalu.

Hadir dalam pembukaan Expo tersebut, Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti, Kadinas KUMKM dan Perdagangan Purworejo Gatot Suprapto, Perangkat Daerah Purworejo, perwakilan PT Permodalan Nasional Madani, Pengelola dan Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM Purworejo, dan peserta serta pengunjung Purworejo UKM Bisnis Festival dan Expo.

Purworejo UKM Bisnis Festival dan Expo 2002 yang diikuti 50 stand UMKM ini berlangsung pada 10-12 Desember 2022 dan merupakan wujud sinergi antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Pemerintah Kabupaten Purworejo

“Salah satu upaya meningkatkan daya saing UMKM adalah dengan mendorong mereka masuk ke pasar digital, terutama melalui pemanfaatan e-commerce,” kata Sutarmo.

Melalui e-commerce pelaku UMKM dapat meningkatkan akses informasi, pemasaran, dan jejaring usahanya untuk masuk ke pasar domestik maupun global. KemenKopUKM sendiri menargetkan 30 juta UMKM on boarding digital di tahun 2024.

Sutarmo menekankan selain mendorong UMKM untuk masuk ke pasar digital, Pemerintah juga memfasilitasi UMKM untuk mengenalkan produknya secara langsung kepada masyarakat melalui pameran atau expo produk.

“Indonesia memiliki beragam potensi unggulan daerah yang dikemas menjadi produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Produk-produk tersebut harus didukung dengan pameran agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Pameran dapat menjadi ajang media promosi,” ucapnya.

Karena itu, KemenKopUKM sangat mendukung adanya UKM Bisnis Festival dan Expo Kabupaten Purworejo ini, yang diharapkan dapat membawa dampak ekonomi secara luas bagi masyarakat Purworejo, khususnya bagi pelaku usaha mikro.

Terlebih, adanya pameran atau expo produk yang dirancang secara baik dapat menjadi peluang yang sangat luas bagi pemasaran produk usaha mikro.

“Kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama berbagai pihak baik dari tim penyelenggara maupun panitia setempat yang telah mendukung pelaksanaan kegiatan ini. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi peserta expo, tetapi juga bagi kemajuan perekonomian Kabupaten Purworejo dan nasional secara keseluruhan,” ucap Sutarmo.

Lanjut Sutarmo, selain dukungan pada event UKM Bisnis Festival dan Expo, KemenKopUKM juga mendukung pengembangan UMKM dan koperasi di Kabupaten Purworejo dalam program-program lainnya, salah satunya adalah melalui pendirian PLUT-KUMKM Kabupaten Purworejo.

PLUT-KUMKM merupakan lembaga yang dibentuk untuk memberikan pendampingan dan pemberdayaan kepada koperasi dan UMKM secara komprehensif dan terpadu untuk meningkatkan produktivitas, nilai tambah, dan daya saing.(Jef)

KemenKopUKM: Usaha Mikro Kawasan Pariwisata Magelang Harus Tingkatkan Kualitas Produk

Magelang:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendorong pelaku usaha mikro kawasan pariwisata Magelang harus meningkatkan kualitas produk melalui bimbingan peningkatan mutu agar semakin berdaya saing tinggi.

“Kegiatan ini sebagai implementasi dari mandat Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2021 tentang kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan UMKM. Sudah saatnya pelaku usaha mikro khususnya di kawasan pariwisata untuk bangkit dan naik kelas,” kata Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Sutarmo saat membuka kegiatan Bimbingan Peningkatan Mutu Produk Usaha Mikro di Kawasan/Klaster Pariwisata, Magelang, Jumat (19/8).

Turut hadir dalam pelatihan yang diikuti pelaku usaha mikro di kawasan Pariwisata Magelang dan sekitarnya itu, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Magelang Basirul Hakim.

Sutarmo menjelaskan, upaya pemerintah dalam memulihkan perekonomian salah satunya dengan mendorong UMKM naik kelas, khususnya di kawasan pariwisata ini, sejalan dengan kebutuhan pelaku usaha yang terdampak pandemi COVID-19.

Dalam hal ini, UMKM memiliki berbagai peran, seperti meningkatkan devisa negara, mendorong kondisi ekonomi yang lebih merata, membuka lapangan pekerjaan, memenuhi kebutuhan masyarakat secara akurat, dan memacu pertumbuhan ekonomi terutama saat krisis.

“Bagi pelaku usaha, terus beradaptasi dan melakukan kreasi dengan pendekatan digital kini sudah merupakan keniscayaan. Bila pelaku usaha mampu beradaptasi, bahkan mampu menemukan peluang baru untuk pertumbuhan usahanya atau naik kelas, maka merekalah yang mampu tetap survive di era digital ini,” ucap Sutarmo.

Untuk itu, kata Sutarmo, pendampingan yang berkesinambungan bagi UMKM khususnya yang bergerak di bidang makanan dan minuman mulai dari hulu hingga hilir, sangatlah penting dilakukan.

Sutarmo mencontohkan masalah keamanan pangan. Sepanjang rantai pangan sejak pengolahan, pemrosesan, distribusi, hingga pangan siap dikonsumsi menjadi sangat penting.

“Untuk itulah kegiatan ini juga mengundang berbagai pihak yang terlibat dalam rantai pasok produk pangan, seperti BPOM, BPJPH, dan praktisi kemasan,” ucapnya.

*Dua Kunci Sukses*

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Magelang Basirul Hakim mengatakan ada dua kunci sukses usaha mikro, yaitu optimalisasi marketing yang andal dengan pemanfaatan jangkauan pemasaran serta manajemen keuangan yang baik.

“Saat ini ada 106.000 UMKM di Kabupaten Magelang, untuk itu pelaku usaha yang hadir saat ini merupakan orang-orang pilihan yang mendapat nilai lebih dengan mengikuti kegiatan ini, karena akan diberikan ilmu mengenai peningkatan mutu produk,” kata Basirul.

Harapannya, setelah pelatihan ini, pelaku usaha mikro di Kabupaten Magelang dapat memanfaatkan jaringan pemasaran yang sudah banyak saat ini.

“Lalu untuk manajemen keuangan, dapat menggunakan LAMIKRO yang juga merupakan salah satu produk unggulan dari Kementerian Koperasi dan UKM, sehingga kelak dalam pembukuannya usaha mikro tidak lagi secara tradisional dengan mencatat di buku, tetapi bisa menggunakan teknologi yang sudah disiapkan oleh KemenKopUKM ini,” kata Basirul.(Jef)

Kolaborasi KemenKop UKM dan Diskopdagperin Kabupaten Kuningan Dorong Usaha Mikro Untuk Bangkit melalui Festival Ramadhan

Kuningan:(Globalnews.id)– Momentum Bulan Suci Ramadhan dapat dijadikan batu loncatan yang tepat untuk kembali membangkitkan semangat ekonomi ditengah pandemi covid-19.

“Bersamaan dengan semangat dan keberkahan Bulan Suci Ramadhan, KemenKop UKM dan Diskopdagperin Kabupaten Kuningan berkolaborasi dengan memberikan kesempatan bagi pelaku usaha mikro untuk bergabung dan memeriahkan Festival Ramadhan 2022,” ungkap Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Sutarmo, pada pembukaan Festival Ramadhan yang diadakan di Taman Kota Kuningan, Jawa Barat, Senin (18/4).

Lebih dari itu, lanjut Sutarmo, di dalam Festival Ramadhan 2022 ini akan diadakan juga berbagai kegiatan sosial dan hiburan yang dapat dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Kuningan. Rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat membuahkan hasil yang positif yang dapat menjadikan kekuatan bagi Pemulihan Ekonomi Nasional.

Menurut Sutarmo, kegiatan ini diharapkan juga terjalin kemitraan antar pelaku usaha serta masuknya pelaku usaha mikro dalam rantai pasok nasional dan global yang merupakan kunci UMKM naik kelas, peningkatan penjualan, promosi produk UMKM dan membuka lapangan kerja baru.

“Kegiatan Festival Ramadhan 2022 di Kabupaten Kuningan ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan KemenKop UKM dan Diskopdagperin Kabupaten Kuningan, dimana sebelumnya telah dilakukan kegiatan Bimtek Usaha Mikro untuk masuk pada e-commerce dan laman Bela Pengadaan LKPP.” Tegas Sutarmo.

Momentum inilah bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap UMKM yang harus disikapi sebagai peluang ekonomi oleh pelaku usaha mikro, khususnya yang ada di Kabupaten Kuningan,” pungkas Sutarmo. Dalam mengembangkan UMKM perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak baik pemerintah pusat, daerah, dan swasta tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kuningan U. Kusmana dalam laporannya menyampaikan tujuan digelarnya Festival Ramadhan 2022 pada tanggal 18-30 April 2022 ini adalah untuk memberikan kesempatan bagi UMKM untuk melakukan kegiatan pemasaran di tempat yang sangat strategis, yaitu Taman Kota, meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat, meningkatkan kesadaran sosial masyarakat, dan meningkatkan prestasi masyarakat. Acara festival Ramadhan diikuti 200 pelaku UMKM dari berbagai Asosiasi/Komunitas yang ada di Kabupaten Kuningan

Pada kesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Kuningan H. Acep Purnama dalam sambutannya menyambut baik kolaborasi antar KemenKop UKM dan Diskopdagperin Kabupaten Kuningan terutama untuk pemulihan ekonomi. Pelaku UMKM memiliki posisi yang strategis dalam menumbuh kembangkan ekonomi di tengah-tengah pandemi covid-19 ini. Untuk itu, Pemda berkewajiban untuk memberikan perhatian, membuka ruang dan memperluas jaringan.
“Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan ini merupakan bukti kekuatan UMKM untuk mampu tumbuh dan berkembang disegala guncangan,” ujar Bupati Kuningan. (Jef)

Kolaborasi KemenKopUKM dan Bappenas Perkuat Usaha Rotan Trangsan

Sukoharjo;(Globalnews.id) – Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rotan terbesar di dunia. Ada sekitar 40 jenis rotan komersial yang dihasilkan di Indonesia. Sebagian besar rotan Indonesia dijual untuk pasar ekspor dalam bentuk kerajinan, yang umumnya dilakukan pelaku usaha besar/eksportir.

Pemerintah mengharapkan agar Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat memegang peranan yang lebih besar dalam produksi dan pemasaran produk rotan, termasuk pelaku UMKM rotan dari Desa Trangsan. Desa Trangsan telah lama menjadi sentra kerajinan rotan terbesar di Jawa Tengah. Sebagian besar warga disana mengandalkan pembuatan kerajinan rotan sebagai mata pencaharian utama.

Hal tersebut disampaikan Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro, Deputi Bidang Usaha Mikro, Kementerian Koperasi dan UKM Sutarmo, pada pembukaan acara Bimbingan Peningkatan Mutu Produk dan Perluasan Jaringan Pemasaran Usaha Mikro pada Komoditas/Klaster Rotan di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (10/3).

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Sukoharjo Iwan Setiyono, Direktur Pengembangan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi Bappenas Ahmad Dading yang hadir secara daring, serta 60 orang pengrajin rotan yang tergabung dalam KSU Trangsan Manunggal.

Sutarmo mengakui, adanya pandemi Covid-19, sangat berdampak terhadap kelangsungan perekonomian Indonesia, termasuk pelaku UMKM komoditas rotan di Desa Trangsan.

“Berkurangnya aktifitas masyarakat yang menyebabkan turunnya daya beli. Sehingga, omset para pelaku UMKM juga menurun drastis, selain itu terdapat penghentian aktivitas operasional pelabuhan di negara tujuan ekspor rotan juga menjadi salah satu kendala UMKM furniture dan kerajinan,” imbuh Sutarmo.

Sudah saatnya, lanjut Sutarmo, para pengrajin rotan harus melek digital, salah satunya melalui pencatatan laporan keuangan yang baik dan benar melalui platform digital, yaitu melalui aplikasi LAMIKRO. Dalam hal pembiayaan untuk pengembangan usaha saja. Banyak UMKM kita yang masih terkendala dalam pencatatan laporan keuangan, sehingga kesulitan dalam proses pembiayaannya.

“Selain itu, diperlukan juga inovasi produk yang dihasilkan yang sesuai dengan minat pasar saat ini. Sehingga produk kerajinan kita harus selalu mengikuti tren pasar yang sedang diminati,” papar Sutarmo.

“Dengan mulai dibuka kembali perdagangan luar negeri, perhelatan internasional di Indonesia seperti moto GP Mandalika dan kegiatan G20, hal ini merupakan peluang dan pangsa pasar yang sangat besar bagi para pelaku usaha,” tandas Sutarmo.

Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen untuk mempercepat akselerasi tingkat adopsi digital bagi UMKM dalam hal pemasaran dan terus mendukung dalam penciptaan inovasi produk khususnya berbahan baku Rotan.

“Hal ini tentu tidaklah mudah, maka dirasa sangatlah perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak. Melalui program Pengelolaan Terpadu UMK yang diinisiasi oleh Bappenas,” tukas Sutarmo.

Pada kesempatan yang sama, Ahmad Dading menjelaskan melalui Major Project (MP) Pengelolaan Terpadu UMK akan dibangun Rumah Produksi Bersama (Factory Sharing) Rotan di Sukoharjo.

Adanya Major Project diharapkan dapat mengatasi beragam permasalahan UMKM pengrajin rotan, seperti masalah bahan baku furniture dan kerajinan. Melalui Major Project diharapkan akan menguatkan UMKM dari sisi hulu, produksi dan sisi pemasaran, pembiayaan serta kelembagaan.

“Major Project ini merupakan kombinasi sempurna pengelolaan UMK yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM, yang didukung oleh beberapa kedeputian didalamnya juga dari Kementerian/Lembaga lainnya,” ujar Ahmad Dading.

Untuk tahun 2022 MP Pengelolaan Terpadu UMK akan difokuskan pada pengembangan Komoditas Rotan (Jawa Tengah), Nilam (Aceh), Biofarmaka (Kalimantan Timur), Sapi (NTT) dan Kelapa (Sulut).

“Untuk tahun depan juga akan ditambah lagi lokus Major Project ini, diharapkan dapat merata sesuai dengan kebutuhan,” ungkap Ahmad Dading.

Iwan Setiyono selaku Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Sukoharjo menyampaikan apresiasi atas kolaborasi program Pengelolaan Terpadu UMK, antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Bappenas.

“Karena di masa yang sulit ini, dengan adanya program ini, membantu bagi masyarakat khususnya UMKM di Kabupaten Sukoharjo,” ucap Iwan Setiyono.(Jef)

Kolaborasi KemenKopUKM dan Grab Perkuat Ekosistem Ekonomi Digital di Sumut

Medan:(Globalnews.id) – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif menurunkan tingkat pengangguran, UMKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hal itu dikatakan Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro, Deputi Bidang Usaha Mikro, Kementerian Koperasi dan UKM, Sutarmo, pada acara Bimbingan Teknis Perluasan Jaringan Pemasaran Melalui E-Commerce, di Medan, Sumatera Utara, Jumat (14/1).

Namun, di depan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara Suherman dan Public Affairs Manager Sumatra Territory PT Grab Teknologi Indonesia Teddy Firman Supardi, Sutarmo mengakui, sejak pandemi Covid-19, sangat berdampak terhadap kelangsungan perekonomian Indonesia, termasuk pelaku UMKM.

“Berkurangnya aktifitas masyarakat yang menyebabkan turunnya daya beli. Sehingga, omset para pelaku UMKM juga menurun drastis,” imbuh Sutarmo.

Hanya saja, lanjut Sutarmo, pengembangan usaha mikro melalui digitalisasi usaha dapat menjadi salah satu solusi meningkatkan penjualan produk di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

“Kebijakan berinteraksi jarak jauh atau social distancing dalam rangka mengurangi penyebaran Covid-19 bisa dimanfaatkan pelaku usaha mikro untuk meningkatkan usahanya melalui pemanfaatan teknologi,” papar Sutarmo.

Menurut Sutarmo, pembatasan sosial masyarakat selama pademi Covid-19 meningkatkan ceruk pasar e-commerce, terutama pada sektor ritel dan grosir. Tercatat pada 2020, penjualan e-commerce meningkat 26% atau sebesar Rp36 triliun dibandingkan tahun 2019.

Selain itu, terdapat 51% konsumen baru yang pertama kali melakukan belanja secara daring saat diberlakukannya PSBB. Selanjutnya, jumlah pengguna e-commerce di Indonesia saat ini mencapai 129 juta pengguna, namun pelaku usaha yang go digital baru 13,7 juta (21%) dari total 64 juta pelaku UMKM.

“Hal ini merupakan peluang dan pangsa pasar yang sangat besar bagi para pelaku usaha,” tandas Sutarmo.

Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen untuk mempercepat akselerasi tingkat adopsi digital bagi UMKM. Pemerintah menargetkan setidaknya sebanyak 30 juta UMKM bergabung pada platform digital sampai dengan tahun 2024.

“Hal ini tentunya tidak mudah. Tantangan yang dihadapi UMKM terutama terkait kesiapan baik dari sisi produk maupun SDM. Selain itu, upaya untuk meningkatkan literasi manfaat masuk ke ekositem digital dan inkubasi untuk mengakselerasi kesiapan UMKM perlu dilakukan secara intensif,” jelas Sutarmo.

Untuk mewujudkan hal-hal tersebut, tentunya diperlukan sinergitas dan kolaborasi antar stakeholders.

Salah satunya berkolaborasi dengan PT Grab Teknologi Indonesia untuk mengembangkan usaha mikro melalui teknologi digital yang sudah dilakukan sejak tahun kemarin. “Itu bukti komitmen kami dalam pendampingan onboarding, maka dilakukanlah perjanjian kerjasama pada 2021,” imbuh Sutarmo.

Tak hanya itu, Kementerian Koperasi dan UKM pun terus membagikan dan mengembangkan empat hal penting kepada para pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Diantaranya, pemberian literasi digital, mendorong dan membantu solusi untuk menyiapkan kapasitas produksi, mendorong peningkatan mutu dan kualitas produk, serta membuka akses pasar bagi para pelaku UMKM.

Sutarmo berharap, para pelaku usaha dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan dan mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat untuk mendukung dan mengaplikasikannya dalam keseharian kegiatan berusaha.

“Kami juga terus menghimbau para pelaku usaha untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi pemerintah, sebagai upaya untuk mendorong tercapainya Herd Immunity nasional, dimana dibutuhkan 70% penduduk atau sekitar 181,5 juta penduduk Indonesia memperoleh vaksinasi,” ungkap Sutarmo.

Menciptakan Ekosistem

Sementara itu, Public Affairs Manager Sumatra Territory PT Grab Teknologi Indonesia Teddy Firman Supardi menambahkan, KemenkopUKM dan Pemprov Sumut menjadi mitra strategis dalam mengembangkan UMKM.

“Kami juga banyak melakukan inisiatif strategi bersama. Terutama membantu penanganan pandemi dan juga mengembalikan kegiatan ekonomi di Sumut. Kita akan terus tingkatkan kolaborasi strategis seperti ini,” kata Teddy.

Menurut Teddy, Grab bukan hanya menjadi platform super-app terkemuka di Asia Tenggara. Grab juga telah bertransformasi menciptakan ekosistem bagi ekonomi digital bagi masyarakat Indonesia. Khususnya, bagi para mitra dan pengguna aplikasi Grab.

Saat ini, lanjut Teddy, Grab not just a ride hailing company. Tapi, Grab sudah berubah menjadi super-app digital economy company. “We have mobility services, deliveries, food and beverage, Grab for business, dan juga financial services,” ujar Teddy.

Teddy memberikan contoh bagaimana digitalisasi menjadi bridging towards social and economic mobility. Studi yang dilakukan pada 2019 menunjukkan bahwa hampir 40 merchant Grab dapat menambah 1-2 pekerja.

“Dampak ini tidak hanya dari sisi ekonomi, tapi lagi-lagi kita ditunjukkan bagaimana ekosistem ekonomi digital dapat menjadi pendorong mobilitas sosial,” tukas Teddy.

Teddy menyebutkan bahwa Grab sangat mengapresiasi kegiatan yang meningkatkan literasi para pelaku UMKM. “Karena bagian penting dari pengembangan digitalisasi bukan hanya infrastruktur, tapi bagaimana kita meningkatkan kualitas pengetahuan para pelaku UMKM,” pungkas Teddy.(Jef)

KemenKopUKM Bagikan Masker Bagi Pedagang Pasar di Jakarta Agar Tetap Disiplin Prokes

Jakarta:(Globalnews.id)- Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya meminta para pelaku usaha mikro dan pedagang pasar tetap disiplin menerapkan Protokol Kesehatan secara ketat. “Penerapan prokes jangan kendor, karena pendemi belum usai,” tegas Eddy, pada acara pembagian paket masker kain bagi pelaku usaha mikro pedagang pasar wilayah DKI Jakarta, di Kantor Pusat Perumda Pasar Jaya, Jakarta, Selasa (28/12).

Pasalnya, lanjut Eddy, pasar merupakan wilayah yang rentan terhadap serangan pandemi. “Saya berharap pembagian masker ini bisa menambah cadangan masker yang dimiliki para pedagang pasar,” kata Eddy.

Menurut Eddy, pembagian masker ini sebagai langkah melanjutkan upaya pemerintah dalam mempertahankan pelaku usaha mikro, khususnya pedagang pasar, agar bisa bertahan di tengah serbuan pandemi Covid-19.

“Karena usaha mikro itu merupakan kondisi riil ekonomi bangsa kita. Oleh karena itu, harus kita jaga, bantu, dan kembangkan,” imbuh Eddy.

Sementara itu, Asdep Pengembangan Rantai Pasok KemenkopUKM Sutarmo menambahkan, dalam pengadaan masker ini, pihaknya melibatkan 10 agregator penghasil alat kesehata dan Alat Pelindung Diri (APD) yang telah terdaftar di LPSE KemenkopUKM.

“Mereka ini berperan dalam mengkonsolidasikan masker produksi usaha mikro. Mulai dari pembelian bahan baku, standar mutu, proses produksi, pengemasan, hingga distribusi. Setiap agregator bermitra dengan kurang lebih 20 pelaku usaha mikro,” jelas Sutarmo seraya menyebutkan, masing-masing agregator memproduksi sebanyak 15.538 pcs. Sehingga, total masker yang akan dibagikan sebanyak 155.380 pcs.

Adapun jumlah pasar yg memperoleh bantuan sebanyak 10 pasar, (5 pasar d wilayah DKI dan 5 pasar lainnya d Wil Kota; Depok, Bekasi, Tangerang, Tangsel dan Bogor

Dalam kesempatan yang sama, Dirut Perumda Pasar Jaya Arif Nasrudin mengungkapkan bahwa pihaknya mengelola pasar tradisional terbesar di Indonesia, bahkan Asia. “Ada sekitar 100 ribu pedagang pasar yang tersebar di 154 lokasi di Jabotabek,” kata Arif.

Bantuan masker ini, lanjut Arif, akan melengkapi apa yang sudah dilakukan Pasar Jaya dalam hal menjaga protokol kesehatan di seluruh pasar tradisional yang ada di Jabotabek. “Meski level PPKM sudah turun, namun kita tetap tegas menerapkan prokes. Harus terus disosialisasikan agar para pedagang pasar tidak lengah dan terlena,” tukas Arif.

Arif berharap pandemi segera berlalu karena dampaknya begitu berat dirasakan para pedagang pasar. “Ekonomi memang sudah mulai bergerak kembali. Namun, kita harus paham, saat ini kita memasuki era New Normal,” pungkas Arif.

*Jakarta, 28 Desember 2021*
*Humas Kementerian Koperasi dan UKM*
*Medsos resmi: @Kemenkopukm*

Jakarta – Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya meminta para pelaku usaha mikro dan pedagang pasar tetap disiplin menerapkan Protokol Kesehatan secara ketat. “Penerapan prokes jangan kendor, karena pendemi belum usai,” tegas Eddy, pada acara pembagian paket masker kain bagi pelaku usaha mikro pedagang pasar wilayah DKI Jakarta, di Kantor Pusat Perumda Pasar Jaya, Jakarta, Selasa (28/12).

Pasalnya, lanjut Eddy, pasar merupakan wilayah yang rentan terhadap serangan pandemi. “Saya berharap pembagian masker ini bisa menambah cadangan masker yang dimiliki para pedagang pasar,” kata Eddy.

Menurut Eddy, pembagian masker ini sebagai langkah melanjutkan upaya pemerintah dalam mempertahankan pelaku usaha mikro, khususnya pedagang pasar, agar bisa bertahan di tengah serbuan pandemi Covid-19.

“Karena usaha mikro itu merupakan kondisi riil ekonomi bangsa kita. Oleh karena itu, harus kita jaga, bantu, dan kembangkan,” imbuh Eddy.

Sementara itu, Asdep Pengembangan Rantai Pasok KemenkopUKM Sutarmo menambahkan, dalam pengadaan masker ini, pihaknya melibatkan 10 agregator penghasil alat kesehata dan Alat Pelindung Diri (APD) yang telah terdaftar di LPSE KemenkopUKM.

“Mereka ini berperan dalam mengkonsolidasikan masker produksi usaha mikro. Mulai dari pembelian bahan baku, standar mutu, proses produksi, pengemasan, hingga distribusi. Setiap agregator bermitra dengan kurang lebih 20 pelaku usaha mikro,” jelas Sutarmo seraya menyebutkan, masing-masing agregator memproduksi sebanyak 15.538 pcs. Sehingga, total masker yang akan dibagikan sebanyak 155.380 pcs.

Jumlah pasar yg memperoleh bantuan sebanyak 10 pasar, (5 pasar d wilayah DKI dan 5 pasar lainnya d Wil Kota; Depok, Bekasi, Tangerang, Tangsel dan Bogor

Dalam kesempatan yang sama, Dirut Perumda Pasar Jaya Arif Nasrudin mengungkapkan bahwa pihaknya mengelola pasar tradisional terbesar di Indonesia, bahkan Asia. “Ada sekitar 100 ribu pedagang pasar yang tersebar di 154 lokasi di Jabotabek,” kata Arif.

Bantuan masker ini, lanjut Arif, akan melengkapi apa yang sudah dilakukan Pasar Jaya dalam hal menjaga protokol kesehatan di seluruh pasar tradisional yang ada di Jabotabek. “Meski level PPKM sudah turun, namun kita tetap tegas menerapkan prokes. Harus terus disosialisasikan agar para pedagang pasar tidak lengah dan terlena,” tukas Arif.

Arif berharap pandemi segera berlalu karena dampaknya begitu berat dirasakan para pedagang pasar. “Ekonomi memang sudah mulai bergerak kembali. Namun, kita harus paham, saat ini kita memasuki era New Normal,” pungkas Arif.(Jef)