Arsip Tag: dekranas

Agregator Diharapkan Mampu Perluas Pasar Kriya dan Home Decor Hingga Go Global

Jakarta:(Globalnews.id) – Agregator diharapkan mampu berperan penting dalam mendongrak bisnis UMKM hingga naik kelas termasuk dalam mendorong akses pembiayaan, juga menghubungkan UMKM ke pasar yang lebih luas bahkan hingga go global.

Salah satunya di sektor kriya dan home decor, fungsi agregator menjadi pendukung UMKM di sektor tersebut sangat diperlukan agar produk UMKM dapat diterima di pasar mancanegara. Namun sayang, selama ini keberadaan agregator khususnya untuk kriya dan home decor masih belum optimal.

Suzana Teten Masduki mewakili Bidang Pendanaan Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional) mengatakan, sektor kriya menjadi salah satu pilar perekonomian nasional yang bertahan dan menjadi penopang termasuk saat pandemi COVID-19. Sektor kriya juga merupakan sektor padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja dan cenderung memiliki potensi kemudahan bahan baku karena Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat besar di tanah air.

“Maka penting bagi agregator untuk mendukung bisnis model UMKM kriya. Hari ini kita berdiskusi mengenai fungsi agregator, bagaimana men-scale-up UMKM kriya agar terus tumbuh,” kata Suzana dalam talkshow bertajuk ‘Scale-up Usaha Kriya Memanfaatkan Agregator’ pada event Kriyanusa di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (15/9).

Ia menekankan, tugas dan fungsi lembaga pemerintah serta beberapa agregator berperan besar dalam menunjang UMKM naik kelas. Namun di sisi lain pelaksaan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang mewajibkan kementerian/lembaga/pemerintah daerah (K/L/PD) mengalokasikan sedikitnya 40 persen anggaran belanja untuk produk UMKM belum sepenuhnya dioptimalkan. Oleh karena itu, peran agregator sangat penting untuk mendukung implementasi aturan tersebut.

Bagi UMKM sendiri, penting juga dalam menjaga kualitas produksi. Bahkan, bukan hanya kualitas yang menjadi problem dasar UMKM di banyak sektor, tapi juga kuantitas dan kapasitas. “Ketika kualitas sudah terstandardisasi agar bisa diterima pasar domestik dan global, dari sisi kuantitas juga harus mampu memenuhi permintaan. Sebaliknya jika kapasitasnya ada, kualitas jangan sampai kurang,” ujar Suzana.

Dari sisi masyarakat, semua orang juga harus aware dan memiliki kepercayaan kepada produk UMKM lokal yang menjadi kekuatan untuk perekonomian bangsa ini. “Yang saya ingin tekankan kepercayaan dan brand value UMKM kriya oleh masyarakat. Bagaimana para pelaku UMKM bisa membangun kepercayaan kepada brand lokal ini,” katanya.

Suzana menegaskan semua pihak termasuk asosiasi, agregator, dan Pemerintah harus berkolaborasi untuk memberikan kontribusi menaikkan nilai dan kualitas produk UMKM kriya.

“Saya punya data di Indonesia masih kecil sekali pemakaian kriya lokalnya, hanya 15 persen secara nasional (dari ekonomi kreatif). Padahal pasar domestik dari Aceh hingga Papua potensinya luar biasa. Banyak persoalan yang ada terkait dengan UMKM salah satunya karena kita belum bangga dengan produk kita sendiri. Seharusnya, produk UMKM jangan sampai kalah dengan produk asing,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran Smesco Indonesia Wientor Rah Mada mengatakan, permintaan kriya dari pasar luar negeri terus meningkat dalam tiga tahun rata-rata sebesar 9 persen. Di ASEAN, tercatat Indonesia menempati posisi ke-3 terbesar dan di dunia industri kriya Indonesia berada di posisi ke-15, dengan posisi pertama ditempati oleh India.

“Jika Indonesia dibandingkan dengan India, sebenarnya India secara jumlah tak terpaut jauh. Di mana posisi Indonesia ke-15 mencapai 1,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) sementara India di posisi satu di angka 4 miliar dolar AS. Artinya masih bisa kita kejar, dan memang pasar luar negeri sedang bertumbuh dengan pesat di sektor kriya,” kata Wientor.

Ia mengatakan, keunggulan sektor kriya terlihat pada narasi di balik produknya, sehingga hal ini menjadi pasar yang sangat potensial yang digarap oleh para pelaku industri kriya di Indonesia. “Seperti Du Anyam misalnya, produk yang dihasilkan UMKM punya karakter sendiri-sendiri,” katanya.

Wientor menegaskan, para pelaku UMKM Kriya harus fokus pada penciptaan inovasi produknya. UMKM tidak perlu melakukan hal-hal yang tidak menjadi keahliannya kemudian untuk urusan perluasan pasar dan pembiayaan misalnya, bisa ditangani dan didampingi oleh agregator.

Seperti misalnya terkait logistik yang selama ini menjadi hambatan para pelaku UMKM kriya yang ingin melakukan ekspor. Pemerintah terus mengupayakan solusi agar logistik menjadi lebih murah yakni dengan memusatkan logistik di kawasan timur Indonesia, sehingga harga produk bisa lebih bersaing.

Di Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) juga dikembangkan program agregator melalui factory sharing hingga pembiayaan KUR Klaster yang melibatkan agregator untuk mendampingi UMKM. Hal ini diharapkan mampu memudahkan UMKM dari sisi pembiayaan, proses produksi, hingga akses pasar.

Co-Founder Krealogi dan Du Anyam Hanna Keraf menuturkan, dari sisi kreativitas dan SDA, UMKM kriya Indonesia tak diragukan lagi. Hadirnya Du Anyam, juga mencerminkan potensi perempuan di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang apabila diarahkan ternyata mendatangkan nilai ekonomi yang tinggi, padahal sebagian besar dari mereka telah memiliki keahlian menganyam sejak kecil.

“Ke depan kita harus mampu membawa potensi kearifan lokal ini menjadi sumber ekonomi yang terus berkembang yang menjadi bargaining position bagi produk UMKM sehingga pasarnya menjadi semakin besar dan luas,” katanya.

Lantas Hanna pun menekankan dua permasalahan utama yang selama ini dihadapi para pelaku UMKM kriya yakni dari sisi produktivitas dan logistik. Di mana kontinyuitas produksi para pelaku UMKM harus terus tersedia secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pasar, dengan tetap mengedepankan kualitas produk. “Kuantitas, kualitas, dan time to deliver yang tepat menjadi tiga faktor utama yang harus dimiliki oleh para pelaku UMKM kriya,” ujarnya.

Selain itu biaya logistik yang mahal, juga menjadi hal yang dipertimbangkan untuk bisa melakukan ekspansi produk dalam menangkap segmen pasar yang tepat. Untuk itu, diperlukan berbagai kebijakan serta inovasi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

“Biaya logistik yang kami kirim dari Port Larantuka ke Tanjung Priok lebih mahal dari Tanjung Priok ke Hong Kong. Hal ini jelas menjadi kendala. Untuk itu kami mengatasinya dengan melakukan inovasi produk, sehingga produk yang dikirim bisa maksimal dari sisi bentuk dan ukuran, kontainer pun menjadi maksimal dengan harga yang ditawarkan,” kata Hanna.

Sampai sejauh ini Du Anyam fokus pada penyediaan produk kriya untuk berbagai keperluan termasuk coorporate gift, hotel, perusahaan, kelembagaan, dan pemerintah. Saat ini mereka juga menjadi agregator bagi 1.400 perajin di tiga provinsi yakni Kalimantan Selatan (Kalsel), Papua, dan NTT. Bersama dengan sister company Krealogi, Du Anyam membawahi 10.000 UMKM di hampir 200 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.(Jef)

KemenKopUKM dan Dekranas Berkolaborasi Dongkrak Target Rasio Kewirausahaan 4 Persen

Medan:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) berkolaborasi memperkuat komitmen untuk mendongkrak rasio kewirausahaan nasional yang ditargetkan mencapai 4 persen pada 2024.

Suzana Teten Masduki mewakili Bidang Pendanaan Dekranas mengatakan, kolaborasi KemenKopUKM dengan Dekranas sudah terjalin dengan baik dari beberapa tahun sebelumnya. Hal ini karena didorong keselarasan visi dan misi kedua pihak dalam membangun serta mengembangkan para pelaku usaha di Indonesia.

Maka untuk melanjutkan kolaborasi tersebut, tahun ini KemenKopUKM turut serta mendukung rangkaian HUT Dekranas yang ke-43 yang puncaknya diselenggarakan di Medan, Sumatera Utara. Di mana dalam kesempatan tersebut hadir Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Ketua Umum Dekranas Wury Ma’ruf Amin, pengurus Dekranas, Dekranasda Provinsi, maupun pengurus Dekranasda Kabupaten/Kota se-Indonesia.

Peringatan yang dihadiri 1.496 undangan dari seluruh Indonesia ini ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ibu Negara. Selain itu, secara resmi Iriana Joko Widodo membuka Pelatihan Wirausaha Baru dan meninjau Expo HUT ke-43 Dekranas di Lapangan Benteng.

“Komitmen kami juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai peningkatan rasio kewirausahaan menjadi 4 persen yang tertuang dalam mandat KemenKopUKM yang tertuang di Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional,” ucap Suzana dalam keterangannya.

Ia menjelaskan, sejumlah kegiatan yang diikutsertakan ke dalam rangkaian acara HUT Dekranas yang didukung KemenKopUKM di antaranya, Inkubator/Bootcamp Peningkatan Kapasitas Start-Up dan Entrepreneur-Hub tingkat universitas di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya Universitas Sumatera Utara (USU) yang didukung penuh oleh Civitas Akademika USU, Dekranas, dan Pemerintah Kota Medan.

Suzana mengatakan, kegiatan tersebut memiliki fokus masing-masing yang dapat menyasar dua tipe wirausaha. Inkubator/Bootcamp diarahkan untuk pelaku usaha berbasis teknologi atau start-up. Sehingga, peserta bootcamp adalah mereka yang produk dan jasanya berpilar pada penggunaan teknologi digital.

Sementara itu, untuk Entrepreneur Hub, ini adalah wadah untuk pelaku usaha yang lebih umum, jadi bisa masuk hanya dengan ide, dan keluar dengan kerangka bisnis, bisnis model yang siap dijalankan dan dikembangkan.

“Saya rasa visi besar yang ingin kami tanamkan adalah, pola pikir bahwa berwirausaha itu bukanlah hal yang asing lagi, terutama bagi anak-anak muda di Indonesia. Bahwa ada cara-cara, ada wadah di mana mereka bisa belajar, bahkan scale up bisnisnya,” ujar Suzana.

Sementara itu, Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas Endang Budi Karya sangat mengapresiasi terlaksananya kegiatan Workshop Enterpreneur Hub dan Kick Off Peningkatan Kapasitas Start-up di Sumut, yang diinisiasi oleh KemenKopUKM dalam rangka memeriahkan HUT Dekranas ke-43.

Dekranas kata Endang, merupakan lembaga independen sebagai wadah segenap pemangku kepentingan seni kerajinan di Indonesia. Untuk itu, dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Dekranas punya fungsi untuk menggali, melindungi, melestarikan, membina para pelaku seni berbasis warisan untuk kesejahteraan perajin.

“Di usianya yang ke-43 tahun, Dekranas diharapkan terus produktif, semakin besar peran dan fungsinya. Salah satunya melalui inisiasi berbagai kegiatan workshop dan lainnya,” ucap Endang.

Usia 43 tahun katanya, merupakan perjalan panjang yang telah dilalui. Berbagai program telah didedikasikan untuk mensejahterahkan perajin. Diharapkan kegiatan tersebut diterapkan secara kesinambungan, khususnya sektor kewirausahaan.

Endang menegaskan, sektor kerajinan salah satu sektor yang memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang di Indonesia. Dalam menciptakan sektor usaha baru, Pemerintah harus memberikan dukungan memadai, seperti akses pendanaan, baha baku, pendampingan, serta teknologi dalam mengembangkan suatu usaha.

Senada disampaikan, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan, kolaborasi Dekranas dan KemenKopUKM salah satunya dengan digelar Entrepreneur Hub Medan antara lain menghadirkan dialog interaktif bersama Menteri Koperasi dan UKM dengan jumlah peserta 1.000 orang sebagai agenda pembuka.

“Sama seperti Enterpreneur Hub yang sudah dijalankan di kota lain, di Medan kami melibatkan pihak lain dalam melakukan pendampingan terhadap 150 orang yang terdiri dari pelaku usaha yang bergerak diberbagai sektor seperti agri, kecantikan, kuliner, fesyen, dan kreatif digital,” ujarnya.

Menurut Siti Azizah, untuk Entrepreneur Hub Semarang KemenKopUKM sedang melakukan pendampingan terhadap 100 peserta dari 18 perguruan tinggi. Sedangkan untuk Entrepreneur Hub Jakarta, pihaknya sedang melakukan pendampingan kepada 100 peserta dari lima perguruan tinggi, dan Entrepreneur Hub Malang sedang melakukan pendampingan 100 peserta dari satu perguruan tinggi. Dengan melibatkan pihak-pihak lain ini, program Entrepreneur Hub diharapkan dapat bertahan bahkan berkembang secara organik.

“Proses pendampingan ini akan berjalan beberapa bulan. Nantinya kami akan mengundang lembaga pembiayaan, termasuk perbankan, modal ventura, hingga investor untuk mendanai bisnis yang dijalankan oleh para peserta,” katanya.(Jef)

Kriya Nusa 2022 Jadi Panggung Pertunjukan Karya Wastra dan Ajang Perias Disabilitas Unjuk Gigi

Jakarta :(Globalnews.id) – Setelah sukses dengan penyelenggaraan Cerita Wastra di tahun 2021 dan Cerita Kriya pada tahun 2022, Kementerian Koperasi dan UKM bersama dengan Dewan Kerajinan Nasional, Smesco Indonesia, dan Perempuan Tangguh Indonesia berkolaborasi untuk menggelorakan semangat berkarya bagi perajin lokal melalui Pagelaran Tari Wastra Nusantara dan Tata Rias oleh kaum disabilitas dalam Pameran Kriya Nusa 2022.

“Kami mempersembahkan tarian budaya Indonesia dari barat hingga timur, dengan wastra dan kriya yang dipentaskan untuk mendorong semangat bangkit bagi perajin lokal,” kata Anggota Bidang Pendanaan Dekranas Suzana Ramadhani saat meninjau Pameran Kriya Nusa di Jakarta Convention Center, Minggu (25/09).

Pameran Kriya Nusa menjadi upaya untuk menggairahkan kembali para pelaku usaha, khususnya para perajin untuk terus berkarya. Melalui pagelaran tari wastra nusantara ini juga tersirat misi untuk mempresentasikan keragaman budaya Indonesia melalui kain atau karya wastra.

Selain menampilkan berbagai karya wastra melalui tari wastra nusantara, acara ini juga menjadi ajang bagi para perias disabilitas binaan Perempuan Tangguh Indonesia untuk unjuk gigi. Di mana perias disabilitas tersebut berkesempatan merias para penari yang tampil, sekaligus membuka jasa lukis wajah (face painting) bagi pengunjung yang hadir dengan tarif suka rela.

“Saya bahagia bisa merasakan dirias oleh anak-anak (disabilitas), tidak terlihat kekurangan sedikitpun, bahkan mereka memiliki kekuatan tersendiri untuk mempercantik diri saya,” kata Suzana setelah merasakan pengalaman dirias langsung oleh penata rias disabilitas PTI.

Lebih lanjut, Suzana menegaskan masyarakat di tanah air tidak boleh melupakan karya dari teman-teman disabilitas dan memberikan ruang pada mereka untuk berkarya dengan setara dalam upaya mendukung inklusifitas. Sebab anak-anak disabilitas bukanlah masyarakat terpinggirkan, melainkan sama seperti masyarakat pada umumnya dengan karya yang tidak kalah baiknya.

“_No one left behind_, itu prinsipnya, tidak ada satupun orang yang tertinggal dalam kemajuan bangsa Indonesia,” kata Suzana.

Pada kesempatan yang sama, salah satu perias disabilitas PTI Nanda Afrieza mengaku bahagia dan bersyukur bisa dipercaya untuk terlibat dalam acara sebesar ini.

“Ini pengalaman yang luar biasa buat saya, karena ini pertama kali saya merias (penari) dengan banyak glitter, apalagi banyak orang yang melihat, hingga membuat saya agak sedikit gugup tapi saya bisa mengatasinya,” kata Nanda menceritakan pengalamannya usai merias para penari wastra nusantara.

Nanda berharap melalui acara ini, dirinya bisa lebih dikenal dan akan banyak mendapatkan pekerjaan merias. Nanda bahkan berharap suatu saat ia mampu membuat usaha rias sendiri yang melibatkan para disabilitas.(Jef)

Mendulang Untung Ekologi dan Ekonomi dari Serumpun Bambu

Jakarta:(Globalnews.id)- Siapa yang menyangka, ternyata tanaman bambu memiliki banyak keutamaan termasuk dari sisi ekologis, misalnya, ketika bambu seperti halnya mangrove dan gambut, mampu memulihkan lahan kritis.

Bambu juga mampu menyimpan air, dimana satu rumpun bambu mampu menyimpan 5 ribu liter air per musim hujan. Air yang kemudian dilepaskan kembali ke tanah pada musim kemarau itu mampu menyerap karbondioksida. Bahkan satu hektare hutan bambu mampu menyerap dan menahan 50 ton karbon dioksida setiap tahunnya.

Bambu juga bisa tumbuh di lahan miring serta menstabilkan lahan rawan longsor. Dengan demikian, bambu menjadi tanaman yang tepat untuk upaya restorasi lahan kritis, perlindungan Daerah Aliran Sungai (DAS), mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta pencegahan bencana.

Dari sisi ekonomi, bambu dapat dibudidayakan sebagai tanaman pelestari secara berkelanjutan. Dengan metode Hutan Bambu Lestari (HBL) bambu dapat dipanen secara reguler tanpa mengurangi fungsi hutan bambu sebagai daerah tutupan hijau serta konservasi air.

Lebih dari itu, kemampuan bambu dalam menyimpan air menciptakan sebuah lingkungan kondusif bagi budidaya tanaman pangan dan produktif lainnya.

Bambu juga dapat diolah menjadi beraneka ragam produk, termasuk produk-produk yang selama ini telah akrab dengan tradisi masyarakat lokal di Indonesia.

“Bambu adalah tanaman ajaib. Dan bambu adalah kayu masa depan. Oleh karena itu, kami dari organisasi nirlaba, yakni Yayasan Bambu Lestari, dengan 30 tahun pengalaman dalam memanfaatkan bambu sebagai solusi ekologi dan solusi ekonomi,” kata Monica Tanuhandaru dari Yayasan Bambu Lestari (YBL).

Ia membagikan pengalamannya tentang bambu dalam diskusi panel Cerita Kriya bertajuk Membangun Ekosistem Hulu-Hilir Untuk Memastikan Bisnis UMKM yang Berkelanjutan, di Gedung Art Bali, Bali Collection, The Nusa Dua, beberapa waktu lalu.

Bekerja sama dengan masyarakat pedesaan, YBL pun memanfaatkan bambu untuk menangani isu-isu lingkungan utama seperti perubahan iklim dan lahan kritis.

“Dan pada saat yang sama, menciptakan perbaikan ekonomi bagi masyarakat desa, sembari memperjuangkan inklusi sosial dan kesetaraan gender. Intinya, kami bekerja untuk bambu rakyat,” kata Monica.

Terlebih lagi, di Indonesia, ada 350 lebih bambu endemik, dimana di dunia ada 1.500 bambu, sebanyak 167 jenis di antaranya berasal dari Indonesia. “Bahkan, di Papua, masih ada jenis bambu yang belum kita kenal,” kata Monica.

Tak pelak, dengan potensi besar seperti itu, langkah Yayasan Bambu Lestari untuk menggarap bambu, semakin melaju. Bahkan, secara global, telah diidentifikasi lebih dari 1500 produk berbasis bambu, dari produk bangunan dan furnitur, hingga tekstil dan makanan.

“Permintaan akan bambu terus meningkat. Pasar global untuk bambu dan produk-produk olahan bambu nilainya kini ditaksir telah melebihi 70 miliar dolar AS,” kata Monica.

Maka, tak usah heran, bila Monica menyebut YBL berproduksi dari hutan, pabrik, sampai ke kebutuhan manusia. “Saat ini, sudah digunakan dan terus dikembangkan dengan teknologi,” ujar dia.

Ia juga mengungkapkan bambu bisa jadi bahan baku industri, sebagai velg.

*Mama Bambu*

Merespons semakin berkembangnya potensi bambu kini, Yayasan Bambu Lestari memperluas cabangnya di lima provinsi. Tercatat ada 1,2 juta juta bambu yang sudah tertanam dan akan menambah 1 juta bibit dengan kelompok perempuan dengan istilah Mama Bambu.

Program Mama Bambu menghadirkan dampak ekonomi dan bertujuan merawat bumi, dengan memberikan akses pemanfaatan lahan perhutanan sosial. Dalam arti, menanam bambu sama dengan menanam air, bibit bambu akan ditanam di lahan kritis, hingga Mama Bambu yang menanam 2,5 juta bibit dalam waktu 4 bulan.

Mama Bambu diajarkan melihat sumber bibit, menanam, dan mengelola secara bestari. Rumah produksinya, bekerja sama dengan Du’Anyam, Bambu Boss, dan yang lainnya.

“Bekerja dengan kelompok perempuan atau Mama Bambu, membutuhkan usaha kelekatan yang tinggi. Sebab, mereka menanam bambu seperti merawat anaknya. Dinyanyikan dan disayang, jika tanaman bambu mati mereka sedih,” kata Monica.

Bagi Monica, alasan bekerja sama dengan Mama Bambu, agar mereka mendapatkan pencaharian, dan secara status sosial bisa lebih didengar orang lain di sekitarnya.

“Mama Bambu diharapkan dapat membangun koperasi bibit, setelah 5 bulan ditanam membangun kapasitas produksi kerajinan, dan seterusnya,” kata Monica.(Jef)

Dekranas dan KemenKopUKM Sinergi Koneksikan Perajin Kriya Dan Wastra Hulu Ke Hilir Wujudkan Ekosistem Bisnis

Bali:(Globalnews.id) – Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bersama Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersinergi mengembangkan UMKM daerah dari mulai perajin di bidang kriya, wastra, dan penyandang disabilitas agar terhubung ke dalam ekosistem bisnis dari hulu ke hilir.

Ajang yang mengangkat tema Cerita Kriya ini turut menggandeng WhatsApp dan Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI).

Dalam acara yang digelar untuk sekaligus dapat mengaktivasi Bali Collection ini, KemenKopUKM menghadirkan berbagai program dan kegiatan, mulai dari perluasan akses program KUR, dana bergulir dari LPDB KUMKM, pendampingan untuk pengembangan kapasitas pelaku UKM di bidang manajerial SDM, business matching UKM anggota koperasi, pembuatan NIB bagi pelaku usaha mikro, hingga peluncuran chatbot WhatsApp Tumbuh JagoWAn.

Tidak kalah penting, Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki dan Ketua Umum Dekranas Wury Ma’ruf Amin juga meluncurkan katalog UMKM yang dapat diakses di UKMJagoWAn.id. Chatbot dan WhatsApp katalog ini adalah hasil kolaborasi antara Kementerian Koperasi dan UKM, WhatsApp Indonesia melalui UKMINDONESIA.ID, dan didukung oleh Dekranas. Teknologi ini diharapkan dapat memudahkan pelaku usaha terutama pengrajin dalam mengakses materi edukasi dari mana dan kapan saja, serta potensi multiplier effect dari program ini.

Ketua Umum Dekranas Wury Ma’ruf Amin menyambut baik dan mengapresiasi setinggi-tingginya atas kontirbusi berbagai pihak dalam mengembangkan industri kerajinan nasional. Wury menegaskan, Dekranas merupakan lembaga independen bersifat nirlaba yang menghimpun semua pemangku kepentingan yang bersinergi untuk mengembangkan produk kerajinan yang sebagian besar di-drive oleh UMKM.

“Sehingga mereka bisa menggali potensi produk yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, serta mendapat kesempatan untuk berusaha dan menjadi pendapatan masyarakat. Dekranas bersama KemenKopUKM mengembangkan identitas bangsa melalui wastra dan kriya,” ujar dalam sambutannya di acara pembukaan Cerita Kriya bertajuk Perajin Berdaya, Indonesia Bangkit yang diselenggarakan di di Gedung Art Bali, Bali Collection, The Nusa Dua, Kamis (8/9).

Turut hadir MenkopUKM Teten Masduki, Anggota Dekranas Bidang Pendanaan Suzana Teten Masduki, dan beberapa anggota Dekranas lainnya, Gubernur Bali I Wayan Koster, Ketua Dekranasda Bali Putri Suastini Koster, Dirut LPDB-KUMKM Supomo, Dirut LLP-KUMKM (Smesco) Leonard Theosabrata, serta jajaran Deputi KemenKopUKM.

Wury berharap, sinergitas antar pemangku kepentingan ini menciptakan wirausaha baru dengan melakukan promosi perluasan pasar produk kerjainan baik online maupun offline. Kerajinan sebut Wury, merupakan subsesktor industri yang berciri khas indonesia yang memiliki kerarifan lokal pariwisata berbahan baku lokal.

Bahkan subsektor kerajinan ini mampu mencatatkan nilai ekspor hingga 49 persen atau mencapai 916 juta dolar Amerika Serikat setara Rp 13,65 triliun dibandingkan dengan pencapaian tahun 2020 sebesar 829 juta dolar AS (Rp 12,35 triliun). Sumbangan subsektor kerajinan terhadap PDB tahun 2020 mencapai hingga Rp 166,3 triliun dengan jumlah perajin atau bekerja di dalamnya sebanyak 3,9 juta orang.

Wury juga mendukung hadirnya chatbot WhatsApp, website serta katalog UMKM yang dapat diakses di UKMJagoWAn.id bagi para UMKM. Ia berharap, kemudahan teknologi menjadi langkah nyata transformasi perajin kriya dan wastra masuk ke platform digital. “Saya optimis, produk kerajinan nasional kita makin menguasai pasar di dalam maupun luar negeri,” pungkasnya.

Senada, MenKopUKM Teten Masduki mengatakan pelaku UMKM di daerah khususnya para perajin kriya, wastra, dan penyandang disabilitas didorong agar terhubung ke dalam ekosistem bisnis yang berkelanjutan. Dengan begitu, teman-teman disabilitas dapat menjadi pelaku usaha yang berdaya dan khususnya perajin yang dapat naik kelas dan mampu menjadi kekuatan ekonomi daerah dan kebanggaan nasional di pasar global.

“Melalui Program Cerita Kriya diharapkan dapat tercipta ekosistem inklusif antara UMKM perajin kriya dengan agregator yang memiliki peran untuk menkonsolidasikan proses bisnis, seperti konsolidator produksi (factory sharing), rumah pengemasan bersama, on boarding digital, memahami tren pasar sehingga dapat melakukan ekspor untuk pasar dunia,” kata MenKopUKM.

Lebih jauh, Menteri Teten menyampaikan program ini diyakini dapat mendukung perluasan ekosistem digital sebagai program pemberdayaan UMKM perajin dan penyandang disabilitas produktif.

“Kegiatan bersama WhatsApp Indonesia dan Yayasan Perempuan Tangguh Indonesisa ini, adalah salah satu bentuk kolaborasi dalam rangka mendorong terbentuknya ekosistem digital bagi kalangan UMKM pengrajin dan penyandang disabilitas. Hal ini sejalan dengan target dari Presiden Jokowi agar sebanyak 30 juta UMKM dapat terhubung dengan ekonomi digital pada 2024,” kata Menteri Teten.

Untuk itu MenKopUKM mendorong sektor swasta seperti WhatsApp maupun Yayayan PTI yang menggandeng perajin disabilitas menjadi penyedia platform yang semakin mendorong produk di sektor ini masuk dalam value chain kriya tingkat dunia.

“Peran Dekranas sangat penting mendorong UMKM melalui pelatihan serta pendampingan, pemberian NIB, hingga kemudahan usaha lainnya seperti penyerahan KUR. Di mana keseluruhan upaya mendorong sektor kriya dan wastra lebih modern, resilien, dan penggerak pasar yang dinamis,” tegasnya.

Hadir dalam kesempatan yang sama, Direktur Global untuk Dampak Sosial WhatsApp, Clair Deevy, menambahkan WhatsApp berkomitmen untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam memberdayakan UKM untuk go digital dan scale up (mengembangkan usaha).

“Kami percaya UKM di Indonesia memiliki kapasitas digital dan siap mengambil bagian dalam ekosistem ekonomi digital Indonesia. UKM yang dapat berinteraksi dan memasarkan produk secara online diharapkan dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya di pasar yang semakin kompetitif,” kata Deevy.

Clair menyampaikan, dengan diluncurkannya chatbot WhatsApp Tumbuh JagoWAn, UMKM dari Sabang sampai Merauke diharapkan dapat belajar berbagai bahan untuk go digital dan scale up, hingga mendapatkan sertifikasi, kapan saja sesuai ketersediaan waktu, dan gratis.

Selanjutnya, UMKM yang sudah terlatih dan berkembang dapat mengajukan diri untuk ditampilkan di website terkurasi UKMJagoWAn.id yang bertujuan menyediakan wadah keberlanjutan dari pelatihan, memperluas akses pasar UMKM, dan membantu promosi UMKM lokal Indonesia, tuturnya.

Cerita Kriya diselenggarakan di Gedung Art Bali, Bali Collection, The Nusa Dua, yang terletak di dalam kawasan Nusa Dua, Bali.

Kawasan The Nusa Dua merupakan kompleks pariwisata terintegrasi yang dikelola oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ITDC, BUMN pariwisata yang juga mengembangkan kawasan The Mandalika di Lombok NTB. Sebagai sebuah kompleks pariwisata kelas dunia, The Nusa Dua telah banyak dipercaya menjadi tempat penyelenggaran event-event internasional.(Jef)

KemenKopUKM dan Dekranas Gandeng Yayasan PTI Dukung Perluas Ekosistem Digital UMKM Disabilitas

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkolaborasi dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) serta Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) mendukung perluasan ekosistem digital sebagai program pemberdayaan UMKM penyandang disabilitas.

KemenKopUKM menjalin kolaborasi tersebut dalam rangka mendorong terbentuknya ekosistem digital bagi kalangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sebelumnya Pemerintah menargetkan sebanyak 30 juta UMKM telah terakselerasi dengan ekonomi digital pada 2024.

Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM (LPDB-KUMKM) Supomo dalam keterangan resminya, Selasa (6/9) menyatakan, pihaknya siap memberikan dukungan termasuk kolaborasi program bagi para pelaku UKM disabilitas. Ia mengatakan, pihaknya sangat berkepentingan untuk mendukung teman-teman pelaku ekonomi disabilitas agar bisa tumbuh dan berkembang.

“Kami siap bersinergi serta mendukung pembiayaan melalui badan hukum koperasi sesuai persyaratan yang ada,” ujarnya.

Hal tersebut juga berkenaan dengan agenda Dekranas bertemakan Cerita Kriya yang akan diselenggarakan di Bali pada 8 September 2022. Bali memang dipilih menjadi tempat untuk menggelar program pemberdayaan UMKM bagi penyandang disabilitas.

Selain merupakan destinasi favorit wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, Bali dianggap sebagai tempat yang tepat untuk memasarkan produk kriya UMKM. Harapannya, produk-produk kerajinan UMKM dapat bersaing di pasar lokal dan semakin dikenal luas secara global.

Bukan cuma itu, Bali juga dipilih sebagai bentuk dukungan agar kondisi perekonomian masyarakat setempat yang sempat terpukul akibat pandemi COVID-19 dapat segera pulih kembali. Kemudian pertimbangan lainnya, lantaran di Bali juga banyak pelaku UKM penyandang disabilitas yang potensial.

Terkait dengan program pemberdayaan UMKM bagi penyandang disabilitas, Komunitas PTI yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, dan pemberdayaan UMKM disabilitas memberikan tambahan soft skill berupa pelatihan, bimbingan teknis, sosialisasi, Forum Group Discussion (FGD), dan forum konsultasi untuk mengasah kapasitas dan sumber daya UKM disabilitas.

Ketua Umum PTI Myra Winarko berharap dapat bersinergi dengan para pihak. Tentunya agar tercipta koperasi dan UKM disabilitas yang berkualitas, mempunyai daya saing, serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerahnya, dan membuka peluang kerja bagi 31 juta kaum disabilitas di Indonesia.

“Sebagai inkubator, PTI juga berusaha membuka link bisnis bagi para pelaku usaha UMKM penyandang disabilitas,” kata Myra.

Selain membina, kaum disabilitas diharapkan dapat melangkah secara berkesinambungan untuk tujuan pembangunan berkelanjutan, No One Left Behind. “Lulusan pelatihan PTI ini ada yang sudah mandiri, dan ada pula yang sudah dapat masuk pasar kerja sebagai tenaga profesional,” ucapnya.

Selanjutnya dalam rangka upaya pembinaan dan pemasaran secara digital bagi UMKM penyandang disabilitas, PTI berencana akan menggandeng beberapa perusahaan besar, untuk membuat platform agar bisa memberikan pelatihan-pelatihan pada disabilitas sehingga dapat masuk ke dunia digital secara mandiri.(Jef)

KemenKopUKM Gandeng Dekranas dan WhatsApp Luncurkan Training Chatbot Akselerasi Transformasi Digital

Jakarta:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui sinergi dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menggelar acara bertemakan Cerita Kriya yang akan diselenggarakan di Bali pada 8-11 September 2022 seiring kerja sama dengan WhatsApp dan UKM Indonesia dalam mengakselerasi kemampuan digital UMKM akan meluncurkan Chatbot Pelatihan Tumbuh Jagowan.

“Kerja sama ini dimaksudkan untuk mendukung akselerasi digitalisasi UMKM di Indonesia, sekaligus mendorong pemulihan ekonomi dalam negeri,” kata Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki di Jakarta, Senin (5/9).

Situs UKMJagowan.id diluncurkan untuk memudahkan masyarakat Indonesia dalam menemukan berbagai brand UMKM yang berkualitas dari berbagai daerah di satu tempat.

Ia berterima kasih kepada semua pihak terkait khususnya WhatsApp dan UKM Indonesia atas kerja sama dan dukungan terhadap pencapaian target pemerintah untuk mendorong akses pasar bagi UMKM di Indonesia.

“Program-program ini penting untuk memastikan pelaku UMKM agar mendapat dukungan yang tepat serta dapat memetik manfaat dari perubahan perilaku konsumen ke ranah daring, termasuk dalam berbelanja,” ucap MenKopUKM.

Terkait penambahkan target Pemerintah Indonesia untuk mendorong digitalisasi 30 juta UMKM pada tahun 2024, Menteri Teten mengatakan sejauh ini sekitar 19 juta pelaku UMKM telah go digital.

“Dengan jutaan masyarakat Indonesia yang telah menggunakan WhatsApp dalam kesehariannya, pemanfaatan platform ini tentu menjadi langkah yang patut diambil untuk membawa UMKM ke ranah digital,” katanya.

Lewat kerja sama antara KemenKopUKM, WhatsApp, dan UKM Indonesia telah berhasil dilatih lebih dari 400 fasilitator UMKM yang terafiliasi dengan KemenKopUKM. Para fasilitator ini akan melatih pelaku UMKM lainnya guna membantu digitalisasi usaha dan mendapatkan peluang akses pasar lebih luas.

Chatbot Pelatihan Tumbuh Jagowan didesain untuk menyederhanakan dan membuat pelatihan agar lebih mudah diakses oleh pelaku UMKM dari pelosok Indonesia.

Para pelaku UMKM dapat berlatih sendiri dengan menggunakan berbagai modul yang mencakup berbagai topik, seperti digital marketing yang efektif, cara mengoptimalkan WhatsApp Business untuk promosi produk dan mendorong penjualan, cara memanfaatkan berbagai kanal untuk digitalisasi usaha, dan cara mendapatkan sertifikasi untuk ekspor.

Di akhir pelatihan, peserta akan dievaluasi dan pelaku UMKM yang memenuhi syarat dapat mendapat dukungan promosi di UKMJagowan.id.

Direktur untuk Dampak Sosial WhatsApp Clair Deevy mengatakan, WhatsApp sangat bangga dapat bekerja sama dengan KemenKopUKM Indonesia dalam memfasilitasi digitalisasi UMKM di Indonesia.

“Kami akan terus mendukung target pemerintah untuk mengintegrasi 30 juta UMKM ke platform digital pada tahun 2024,” ucapnya.(Jef)

KemenKopUKM Gandeng Dekranas Gelar Cerita Kriya Dorong Pengembangan UMKM Daerah

Jakarta:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) kembali bersinergi dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menggelar kegiatan bertema Cerita Kriya yang akan berlangsung pada 8-11 September 2022 di Bali dan rencananya akan dibuka oleh Ketua Umum Dekranas Wury Ma’ruf Amin.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM selaku Ex Officio Dekranas Siti Azizah dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (30/8), mengatakan sinergi yang akan dilakukan bersama dengan Bidang Pendanaan Dekranas ini memiliki beberapa agenda penting untuk mendorong pengembangan UMKM khususnya di daerah.

“Kegiatan ini akan terangkai dengan berbagai agenda seperti pendampingan untuk pengembangan kapasitas pelaku UKM di bidang manajerial SDM UKM dan mendorong pelaku UKM menuju pasar ekspor melalui kemitraan dengan agregator. Kami juga melakukan pendampingan pembuatan NIB bagi usaha mikro dan banyak lagi yang akan tersaji nantinya,” ucapnya.

Lebih lanjut, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong percepatan transformasi informal ke formal usaha mikro, mendorong percepatan penyaluran KUR, dan pengembangan UMKM kriya. Selain itu juga peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknis pelaku usaha mikro sektor ekonomi kreatif dalam menghasilkan produk berkualitas sehingga produk tersebut memiliki daya saing untuk berkompetensi di pasar domestik.

Selain itu, akan dilakukan juga penguatan permodalan koperasi dalam rangka mendukung akses permodalan anggota koperasi dan pelaku UMKM oleh LPDB-KUKM, penguatan literasi digitalisasi keuangan, peningkatan kualitas KUMKM utamanya terkait pembuatan laporan keuangan, mendorong sinergi dalam mengembangkan produk unggulan daerah, meningkatkan kapasitas SDM wirausaha sektor kriya potensial ekspor, dan wirausaha mampu bertransformasi ke arah digital pengelolaan keuangannya.

Harapannya, dengan diselenggarakannya kegiatan ini, pelaku UMKM dan koperasi dapat melakukan transformasi, mengembangkan produk, dan meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan serta menciptakan wirausaha baru yang berorientasi digital.

“Semoga kegiatan yang akan berlangsung nanti akan sukses dan mendapatkan manfaat bagi pelaku UMKM dan masyarakat,” ucap Siti Azizah.(Jef)

Kirtania Wayang Kamasan Ingin Jadi Wadah Lestarikan Warisan Leluhur

Bali:(Globalnews.id)- Melestarikan warisan budaya merupakan tugas bagi seluruh lapisan masyarakat agar kebudayaan tidak terkikis dan dilupakan. Namun nyatanya, generasi muda banyak yang tidak tertarik untuk melanjutkan warisan budaya ini.

Berkaca dari permasalahan tersebut, senimal asal Bali Komang Kirtania mendirikan Kirtania Wayang Kamasan sebagai wadah untuk melestarikan lukisan wayang kamasan yang telah menjadi warisan turun temurun.

“Wayang kamasan ini merupakan warisan leluhur turun-temurun yang harus dijaga karena anak-anak muda banyak yang mulai tidak tertarik atau tidak berminat untuk menjadi pelukis. Kirtania melihat bahwa harus ada anak muda yang melihat peluang ini dengan memberikan tempat agar warisan budaya ini tetap terjaga dan ada regenerasi,” ungkapnya di Desa Kamasan, Klungkung, Bali, Rabu (10/8).

Lebih lanjut, Komang bercerita kondisi saat ini bahwa jumlah pelukis awalnya berjumlah empat orang pada tahun 2017. Namun, saat ini sudah 18 orang yang bergabung dengan rentang usia 60-70 tahun.

Dia pun menambahkan bahwa awal mulanya para pelukis ini tidak mau untuk melakukan hal tersebut. Namun, lama-kelamaan karena melihat progres penjualan yang menjanjikan, mereka pun jadi tertarik.

“Produk lukisan yang kami hasilkan antara lain keben yang digunakan untuk upacara adat, kipas tangan untuk salon, totebag, dan suvenir dengan bahan baku dari bambu dari Kabupaten Bangli dan Kabupaten Buleleng,” ujar Komang.

Melukis wayang kamasang pun rupanya telah berubah dari masa ke masa. Dari dulunya menggunakan batu alam, saat ini menggunakan akrilik.

Komang pun bercerita bahwa omzet dari hasil penjualan lusikan wayang kamasan mencapai Rp20 juta per bulan, di mana harga yang dipatok berkisar dari Rp75 ribu untuk produk kipas bambu, sampai di atas Rp10 juta untuk lukisan. Beragam produk mereka pun sudah dapat dibeli oleh masyarakat luas di marketplace yakni Shopee.

Dia pun menambahkan bahwa kendala dan tantangan terberat yang dialami oleh mereka ialah kekurangan sumber daya manusia, sementara itu permintaan untuk produk mereka sangat banyak.

“Ke depan saya berharap untuk membuat sanggar lukis guna menjaga keberlangsungan dan punya regenerasi sumber daya manusia,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Suzana Teten Masduki mewakili Bidang Pendanaan Dekranas Indonesia menambahkan, agar ada diversifikasi produk, perlu dilakukan pelatihan teknikal terhadap tahap akhir dari produk tersebut.

“Hal ini perlu dilakukan agar tampilan produk tidak biasa saja, bisa lebih cantik dan menarik serta rapi. Jadi harus diperbaiki kualitas sehingga harga juga bisa bersaing,” ucap Suzana.

Dalam kunjungan kali ini, hadir pula 4 UKM di Klungkung yang berdiskusi bersama Suzana dan Smesco Indonesia antara lain pelaku UKM yang memproduksi kipas, alat yoga (bandana, celana, baju), aksesoris (bros, anting, cincin), dan tas wayang.

Suzana menekankan para pelaku UKM sektor kriya ini membutuhkan pelatihan penjualan online. Hal ini karena sulitnya para pengrajin untuk onboarding digital di antaranya saat membuat _landing page_.

Sementara itu, Direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Wientor Rah Mada menegaskan Smesco Indonesia sebagai salah satu BLU yang bertugas sebagai Lembaga Layanan Pemasaran KUKM selalu berupaya membuka akses pasar seluas-luasnya bagi produk UKM.

Salah satunya adalah dengan membangun Smesco Fulfillment Center yang merupakan sebuah warehouse sistem yang menjadi solusi logistik bagi para pelaku UKM dalam mendistribusikan produknya ke pasar dengan biaya murah. Pelaku UKM dari seluruh Indonesia dapat mengirimkan produknya ke market dengan ongkos kirim flat rate hanya Rp9.000 se-Jawa.

Untuk mendukung digitalisasi UKM, Smesco Indonesia melakukan pendataan pelaku usaha di Indonesia secara digital melalui dataukm.smesco.go.id. Tercatat saat ini telah terdaftar sebanyak 76.000 UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia.

“UMKM yang terdaftar akan mendapatkan berbagai informasi terkait program dan pelatihan yang Smesco adakan. Laman ini diharapkan mampu menjadi basis data UMKM yang akurat, mutakhir, dan terpadu,” kata Wientor.(Jef)

KemenKopUKM dan Dekranas Kolaborasi Tingkatkan Citra Produk Kriya Indonesia

Bali:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersinergi dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menggelar kegiatan bertajuk Cerita Kriya yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia UMKM di bidang kriya atau pengrajin di Provinsi Bali serta meningkatkan citra produk kerajinan hasil karya para pengrajin, sehingga produknya bersaing di pasar lokal maupun global.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam acara Sinergi Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bertajuk Cerita Kriya di Tanjung Benoa, Bali, Selasa (9/8), mengatakan perekonomian Bali mengalami kontraksi paling berat akibat pandemi COVID-19 dan mengalami pemulihan ekonomi yang sempat melambat.

“Hal ini disebabkan karena perekonomian Bali didominasi oleh satu sektor yakni pariwisata,” kata Menteri Teten.

Pengalaman tersebut mendorong inisiatif diversifikasi perekonomian Bali melalui pengembangan beberapa sektor keunggulan di antaranya sektor berbasis kreativitas, kultural, dan sumber daya seperti kriya, wellness produk, hingga kuliner.

“Masyarakat Bali yang sudah lama dikenal sebagai masyarakat yang kreatif, terampil, dan tekun diyakini mampu menghasilkan produk kriya yang berkualitas dan disukai oleh pasar internasional,” ucap MenKopUKM Teten Masduki.

Lebih lanjut, Menteri Teten menambahkan posisi Bali sebagai destinasi wisata favorit wisatawan dapat digunakan sebagai lokasi memasarkan produk dan mempelajari selera pasar dunia.

Selain itu, menurutnya pengembangan UKM produk kriya juga harus dilakukan berbasis riset pasar, sistematis, dan berkesinambungan dengan fokus pada agregator kecil dan menengah melibatkan buyer representatif dan lembaga pembiayaan ekspor.

“Promosi produk kriya Bali melalui kegiatan pameran baik skala nasional maupun internasional di Bali perlu dilakukan secara rutin,” ucap Menteri Teten.

Dia menegaskan pelaku UMKM akan sulit beradaptasi dan mengembangkan usahanya jika berjalan sendiri-sendiri dan harus menentukan strategi pasar karena sumber daya yang terbatas. Selain itu, UMKM juga perlu berkolaborasi dan melakukan spesialisasi produksi.

Sejalan dengan itu, peran Dekranas dikatakannya sangat strategis dalam mendorong kemajuan UMKM. Dekranas pun memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM untuk mempresentasikan karya mereka, mengembangkan branding dan manajemen usaha, kemudahan pendanaan, serta mengajak UMKM untuk memiliki tanggung jawab sosial terhadap kelestarian lingkungan dan kecintaan akan produk lokal.

Di tempat yang sama, Bidang Pendanaan Dekranas Suzana Teten Masduki menyampaikan bahwa Provinsi Bali merupakan salah satu juara penghasil kriya atau kerajinan tangan terbaik. Banyak karya indah dan bernilai estetika tinggi yang telah dibuat oleh pelaku kreatif Bali dan menjadi produk kebanggaan Indonesia.

Namun, ketika pandemi melanda, terjadi pergeseran tren dan selera pasar. Sejalan dengan itu, tantangan dan peluang bagi sektor kriya selama pandemi juga dikatakan banyak berubah.

“Untuk menjawab kebutuhan tersebut, dibutuhkan inovasi dan kreativitas. Sektor kriya harus mampu menjawab kebutuhan pasar Indonesia hingga internasional.
Untuk membangun ekosistem ekonomi inklusif yang berkelanjutan, kita mendorong para pelaku kreatif untuk membangun bisnis model yang lebih modern,” kata Suzana.

Dia pun menekankan bahwa sinergi yang dilakukan KemenKopUKM dan Dekranas pun menghadirkan serangkaian pelatihan dengan model jemput bola yang bertujuan untuk memberikan penguatan kewirausahaan, memperkuat ekosistem ekonomi digital dari hulu ke hilir.

Suzana menegaskan sinergi ini merupakan upaya dan ikhtiar bersama, terlebih dengan adanya momentum Presidensi G20 yang merupakan kesempatan terbuka untuk membangun dan mentransformasi sektor kriya Indonesia.

“Sehingga dari sisi pelaku usaha harus siap, sama-sama kita memanfaatkan Presidensi G20 ini dengan baik. Bukan hanya menjadi tuan rumah, tapi juga menjadi pemenang,” ucapnya.

“Dengan demikian pendekatan berbasis ekosistem ini, kami berharap ada banyak kesempatan-kesempatan terbuka untuk terus memajukan para pelaku usaha di Indonesia. Semoga pelatihan yang diberikan KemenKopUKM dengan Dekranas dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi pesertanya dalam menghadapi goncangan ke depan,” kata Suzana.

Gubernur Bali Wayan Koster pun mengapresiasi langkah KemenKopUKM dan Dekranas untuk kembali membangkitkan UMKM khususnya sektor kriya di Bali. Dia pun mengakui bahwa selama ini Bali masih bergantung pada sektor pariwisata yang berkontribusi sekitar 45 persen pada PAD.

Namun, dari pengalaman yang terjadi sektor ini terbukti sangat rentan terhadap bencana baik bencana alam maupun yang tak terduga, seperti halnya pandemi COVID-19.

“Maka kami jalankan transformasi ekonomi baru, agar tidak bergantung satu sektor saja. Ada 6 sektor yang akan kami kembangkan ke depan pertanian, kelautan dan perikanan, UMKM dan koperasi, sektor industri dengan branding Bali, ekonomi digital, dan pariwisata. Pada 2023 kami akan tancapkan lagi lebih progresif karena kekayaan kami ini ada di UMKM, ekonomi kreatif dan ekonomi digital,” ucap Wayan.

Dalam acara ini juga diserahkan secara simbolis Program Strategis kepada 19 UMKM yang mewakili, meliputi penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada 5 UMKM dengan total Rp850 juta, dana bergulir LPDB KUMKM kepada 5 koperasi dengan total Rp19,85 triliun, penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) kepada 5 Usaha Mikro, dan fasilitasi standardisasi dan sertifikasi produk kepada 4 UKM.(Jef)