Arsip Tag: Digitalisasi

ASDP Terus Perkuat Digitalisasi, Masyarakat Kian Mudah Beli Tiket via Ferizy

Jakarta:(Globalnews.id)- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus berkomitmen untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para pengguna jasa melalui inovasi layanan pembelian tiket secara online. Melalui website trip.ferizy.com, pengguna dapat melakukan pemesanan tiket dengan cepat dan praktis, tanpa harus antre di loket fisik. Layanan ini juga mendukung berbagai metode pembayaran, yang memudahkan masyarakat dalam memilih opsi yang paling sesuai dengan preferensi pengguna jasa.

Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengungkapkan salah satu keuntungan dari pembelian tiket secara online. “Dengan adanya layanan pembelian melalui trip.ferizy.com di daerah-daerah, pengguna jasa mendapatkan kemudahan akses di mana saja dan kapan saja, serta beragam pilihan pembayaran yang tersedia, termasuk mobile banking dan e-wallet. Bagi pengguna yang tidak memiliki akses ke mobile banking, pembayaran dapat dengan mudah dilakukan di gerai ritel terpercaya seperti Alfamart, Indomaret, serta Kantor Pos. Dengan sistem ini, pengguna jasa dapat lebih fleksibel dalam mengatur perjalanan mereka, baik untuk perorangan maupun kelompok,” jelasnya.

Shelvy juga menjelaskan, seperti halnya layanan transaksi elektronik lainnya, biaya administrasi berlaku tergantung pada metode pembayaran yang dipilih oleh pengguna jasa. Biaya ini merupakan standar umum yang diberlakukan oleh mitra penyedia jasa pembayaran dan bukan merupakan bagian dari harga tiket. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 19 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tiket Angkutan Penyeberangan secara Elektronik yang telah ditetapkan untuk mendukung digitalisasi layanan publik. Pada pasal 6 tercantum, dalam hal pembayaran tiket pada lintas penyeberangan menggunakan fasilitas yang bekerjasama dengan penyelenggara jasa sistem pembayaran, biaya layanan tambahan dapat dikenakan kepada pengguna jasa dan dipungut bersamaan dengan transaksi pembelian tiket secara elektronik.

ASDP juga terus berkomitmen menciptakan kondisi pelayanan di pelabuhan yang aman dan nyaman bagi pengguna jasa melalui program “Say No to Calo” yang bertujuan melindungi pengguna jasa dari praktek percaloan, diantaranya ketidaknyamanan penumpang karena mendapatkan tiket dengan harga yang melambung sangat tinggi dari harga resmi. Selain itu, banyak pengguna jasa yang melaporkan mengalami kerugian saat membeli tiket via calo dan boarding pass tidak dapat digunakan saat masuk ke pelabuhan.

“Kami menyarankan masyarakat untuk melakukan pemesanan tiket secara mandiri melalui trip.ferizy.com dan memanfaatkan berbagai metode pembayaran resmi, seperti virtual account dari berbagai bank dan e-wallet, untuk memastikan transaksi yang aman dan transparan. Kami juga ingin menegaskan agar pengguna jasa menghindari pembelian tiket melalui perantara atau calo. Hal ini penting untuk menghindari biaya tambahan yang tidak perlu dan potensi risiko lainnya. Pembelian melalui jalur resmi tidak hanya lebih hemat, tetapi juga memastikan pengguna jasa mendapatkan layanan yang sesuai,” tegas Shelvy.

Untuk mendukung pengalaman perjalanan yang lebih baik, ASDP juga telah mengimplementasikan sistem tiket terpadu di beberapa pelabuhan, termasuk Pelabuhan Bastiong yang berada di Ternate, Maluku Utara. Sistem ini dirancang untuk memastikan proses pembelian tiket yang lebih cepat, transparan, dan efisien. Di sisi lain, di beberapa pelabuhan yang masih belum dikelola langsung oleh ASDP, tarif tiket dapat berbeda mengikuti aturan yang berlaku di masing-masing wilayah.

Digitalisasi penyeberangan pun telah dilaksanakan di 2 pelabuhan, yakni Pelabuhan Bastiong dan Pelabuhan Rum, khususnya di 5 Lintasan per tanggal 25 Juli 2024. Kelima lintasan tersebut, yakni Bastiong – Sofifi, Bastiong – Rum Tidore, Bastiong – Sidangole, Bastiong – Bitung, Bastiong – Kayoa – Moti – Makian – Babang.

Pentingnya peranan ASDP angkutan penyeberangan di Provinsi Maluku Utara dimana terdapat _demand_ yang tinggi terhadap angkutan logistik berupa hasil bumi dari Maluku Utara berupa biji Kopra, kelapa, pala, cengkeh, ubi kayu, ayam kampung, dan ikan. Begitu pula dengan produksi ubi jalar, sapi potong, pisang kepok, cabai rawit, dan pisang raja merupakan salah satu potensi bisnis yang diandalkan dalam penyeberangan.

Selain itu muatan truk juga mengangkut material bangunan, sembako, kebutuhan alat rumah sakit, perkantoran, rumah tangga dan lain sebagainya yang berpengaruh dalam pembanguan daerah. “Dengan terus mengedepankan kualitas pelayanan dan keamanan, ASDP turut mendukung perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dengan terus berkontribusi dalam menghubungkan masyarakat dan pasar di wilayah 3T,” jelas Shelvy.

Pelabuhan Bastiong-Ternate, Pelabuhan Rum di Tidore, dan Sidangole yang dimiliki oleh ASDP menghubungkan wilayah Maluku Utara mulai dari Kota Ternate, Halmahera Selatan, Halmahera Tengah, Halmahera Utara, dan Sulawesi utara dengan 24 lintasan penyeberangan dan total Armada sebanyak 12 unit kapal.

Sementara, kapal ASDP yang melayani di 5 lintasan yang saat ini sudah menerapkan digitalisasi adalah KMP. Tuna, KMP. Maming, KMP. Baronang, KMP. Gorango, KMP. Portlink VIII, dan KMP. Lompa.

ASDP terus berupaya memberikan solusi terbaik bagi para pengguna jasa agar dapat menikmati layanan penyeberangan dengan lebih mudah dan nyaman. Sejak diluncurkan pada 2020, Ferizy telah mengalami pertumbuhan pengguna yang signifikan, mulai dari 438.105 pengguna di tahun pertama hingga mencapai lebih dari 2,5 juta pengguna hingga September 2024. Saat ini, layanan digital ASDP telah diterapkan di 47 pelabuhan di seluruh Indonesia, memungkinkan pengguna membeli tiket hingga H-60 sebelum keberangkatan.

ASDP juga menyediakan berbagai metode pembayaran, mulai dari transfer bank hingga e-wallet seperti LinkAja, OVO, dan DANA, guna memberikan fleksibilitas bagi pengguna jasa.(jef)

Perkuat Digitalisasi melalui Ferizy, ASDP Siap Hadapi Peak Season Natal dan Tahun Baru 2025

Jakarta:(Globalnews.id) — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mempersiapkan diri untuk menghadapi lonjakan penumpang selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, yang diprediksi berlangsung dari 15 Desember 2024 hingga 7 Januari 2025. Dalam rangka memastikan kelancaran operasional selama masa sibuk ini, ASDP fokus pada optimalisasi layanan reservasi tiket ferry secara online melalui aplikasi Ferizy.

Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin, menekankan pentingnya keberhasilan penerapan sistem online ticketing yang telah terbukti pada arus balik Angkutan Lebaran sebelumnya, dengan lebih dari 98,2% pemudik tiba tepat waktu di Pelabuhan Bakauheni. “Kami mendorong masyarakat untuk membeli tiket secara online via Ferizy, minimal H-1 sebelum keberangkatan, serta tiba di pelabuhan sesuai jadwal yang tertera di tiket,” kata Shelvy.

Digitalisasi ini, menurutnya, membantu distribusi arus penumpang lebih merata dan mempercepat proses pelayanan, mengurangi antrean, serta memastikan pencatatan manifes yang lebih akurat. Tren peningkatan penggunaan aplikasi Ferizy juga menunjukkan bahwa masyarakat semakin percaya terhadap kemudahan dan keandalan platform pemesanam tiket via online berbasis aplikasi maupun website ini.

Sejak diluncurkan pada 2020, Ferizy telah mengalami pertumbuhan pengguna yang signifikan, mulai dari 438.105 pengguna di tahun pertama hingga mencapai lebih dari 2,5 juta pengguna hingga September 2024. Saat ini, layanan digital ASDP telah diterapkan di 47 pelabuhan di seluruh Indonesia, memungkinkan pengguna membeli tiket hingga H-60 sebelum keberangkatan.

ASDP juga menyediakan berbagai metode pembayaran, mulai dari transfer bank hingga e-wallet seperti LinkAja, OVO, dan DANA, guna memberikan fleksibilitas bagi pengguna jasa.

*Terapkan E-Ticketing di Cabang Surabaya*

Sementara itu, ASDP memperluas layanan e-ticketing di Cabang Surabaya, termasuk Pelabuhan Bawean, Paciran, dan Gresik, mulai 8 Oktober 2024. Melalui situs trip.ferizy.com, ASDP memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin memesan tiket penyeberangan. “Dengan digitalisasi ini, pengguna jasa tidak perlu khawatir kehabisan tiket karena dapat memesan jauh hari sebelum keberangkatan. Ketika tiba di pelabuhan, pengguna yang telah memiliki tiket dipastikan bisa berangkat,” ujarnya.

ASDP mengoperasikan 6 kapal di Surabaya, dengan total 9 lintasan, termasuk 3 lintasan perintis. Berdasarkan data periode 1 Januari hingga 31 Agustus 2024, lintasan Gresik-Bawean mencatat kenaikan jumlah penumpang sebesar 40% menjadi 20.167 orang, sementara kendaraan mengalami kenaikan 11% menjadi 2.758 unit.

Sementara di lintasan Kalianget-Kangean, jumlah penumpang tercatat mencapai 12.282 orang, dengan penurunan 12% pada kendaraan roda dua, dan peningkatan 24% untuk kendaraan roda empat. Jumlah truk logistik di lintasan ini juga naik 35%, mencapai 1.426 unit.(jef)

Menuju Era Baru, ASDP Tingkatkan Keamanan dan Kemudahan Layanan Penyeberangan melalui Digitalisasi Ferizy

JAKARTA:(Globalnews.id)-PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus berinovasi dengan mengakselerasi digitalisasi layanan, diantaranya pemesanan tiket online di aplikasi ferizy dan website trip.ferizy.com, dan penerapan manajemen armada kapal untuk mengoptimalisasi kemudahan dan kenyamanan lebih bagi para penumpang.

Pada semester pertama tahun 2024, ASDP mencatatkan pencapaian signifikan dengan melayani 5,89 juta penumpang dan 11,42 juta kendaraan, berkat implementasi digitalisasi di 33 pelabuhan seluruh Indonesia yang mempermudah akses dan transaksi layanan penyeberangan.

Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengungkapkan bahwa digitalisasi layanan menjadi salah satu prioritas utama perusahaan dalam meningkatkan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan. Manajemen berkomitmen untuk menghadirkan pelayanan prima, khususnya kelancaran akses transportasi penyeberangan dan kenyamanan pengguna jasa demi memastikan kepentingan umum terlayani dengan baik.

“Sebagai contoh, transformasi digital yang kami lakukan tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan pengalaman dengan memberikan kemudahan pembelian tiket kapal ferry dimana saja dan kapan saja,” ujarnya.

Salah satu inovasi utama ASDP ini telah diterapkan di 33 pelabuhan. Dengan sistem ini, penumpang dapat memesan tiket secara mudah dan cepat tanpa harus antre di loket. Digitalisasi ini bahkan sudah merambah ke wilayah Indonesia Timur, dimana pada awal Juli 2024 ini tercatat 5 pelabuhan telah terdigitalisasi yakni Pelabuhan Bolok-Kupang, Pelabuhan Larantuka-Flores, Pelabuhan Aimere-Ngada, Kalabahi-Pulau Alor, dan Pelabuhan Waingapu-Sumba.

Pada Kamis (18/7) lalu, tiket ferry perjalanan melalui lintasan Bira-Pamatata yang menghubungkan Makasar dan Selayar juga telah dapat dibeli secara online. Dengan penerapan ini diharapkan dapat mempermudah mobilisasi masyarakat dan logistik daerah.

Selain itu, ASDP juga memperkenalkan digitalisasi pada berbagai aspek operasionalnya. Misalnya, penggunaan teknologi untuk manajemen armada kapal, pemantauan kondisi pelabuhan secara real-time, dan pengelolaan logistik yang lebih efisien. Teknologi ini membantu ASDP dalam mengoptimalkan rute perjalanan, mengurangi biaya operasional, dan memastikan keselamatan serta keamanan penumpang.

“Penerapan manajemen kapal saat ini telah menggunakan aplikasi monitoring armada, dimana data _acquisition_ jadi jauh lebih cepat dan terorganisir. Harapannya data kita olah menjadi informasi dan informasi tersebut mampu menjadi keputusan operasional,” ungkap Shelvy lagi.

Digitalisasi juga berdampak positif pada efisiensi bisnis ASDP. Dengan meningkatnya produksi pengguna jasa, ASDP mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp 2,560 triliun pada semester I-2024, meningkat 9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba yang dibukukan juga mencapai Rp 356 miliar, menunjukkan efektivitas dari berbagai inovasi digital yang diterapkan.

“Sebagai bentuk komitmen kami menghubungkan masyarakat dan pasar, kami akan terus memperluas dan mengembangkan inisiatif digital untuk memastikan optimalisasi pelayanan prima,” jelasnya.

ASDP juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan melalui evaluasi berjangka dan respon terhadap aspirasi pelanggan, seperti pengadaan access bridge yang menghubungkan terminal eksekutif dan reguler di Pelabuhan Utama milik ASDP di Merak dan Bakauheni yang memberikan kenyamanan lebih bagi pengguna jasa yang berjalan kaki tanpa perlu melewat jalur yang biasa dilewati kendaraan.

“Kami selalu berusaha untuk mendengar dan memahami kebutuhan pelanggan kami. Digitalisasi adalah salah satu cara kami untuk memastikan bahwa layanan yang kami berikan selalu relevan dan memuaskan,” ujar Shelvy menandaskan.

Dengan langkah-langkah inovatif ini, ASDP tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga menetapkan standar baru dalam layanan penyeberangan di Indonesia. Transformasi digital yang dilakukan ASDP diharapkan akan terus memberikan dampak positif bagi industri dan perekonomian nasional.(jef)

Digitalisasi Sektor ESDM Beri Solusi Efesiensi hingga Berbagai Kemudahan

JAKARTA:(Globalnews.id)– Pelaku sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) mengakui, implemtasi digitalisasi menjadi solusi peningkatan efisiensi dan produktifitas bagi operasional perusahaan.

Head of Investor Relations PT Bukit Asam Tbk (PT BA), Aldy Partama Iswardi mengungkapkan, dahulu PT BA termasuk perusahaan pertambangan konvesional yang terbilang minim memanfaatkan teknologi dalam operasional bisnisnya. Namun, sejak harga batubara semakin berfluktuasi bahkan sempat jatuh di tahun 2016, perseroan terpacu melakukan inovasi dan efesiensi.

“Tahun itu minyak dan batubara salin melengkapi. Jika harga minyak turun maka batu bara pun ikut turun. Setahun kemudian, tahun 2017, kami mampu recover duluan. Saat itu kita terlena sehingga digitalisasi tertunda-tunda. Baru di 20219, ketika harga batubara kembali turun, kami memastikan untuk digitalisasi,” ujarnya, dalam EITS Discussion Series: “Urgensi Digitalisasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral” di Jakarta, Rabu, 24 Juli 2024.

Menurut Aldy, tertundanya digitalisasi sektor ESDM terutama batubara karena industri ini lekat dengan teknologi dan efisiensi yang rendah. Selain itu, mayoritas produsen merasa berada di zona nyaman, dan mereka terlena.

Dia menyebut, saat ini penerapan konsep safety dan security pada kegiatan pertambangan sangat ketat. Jika terjadi hal-hal membahayakan, maka akan jadi sorotan publik. Dengan bantuan teknologi dan AI, kini manajemen mampu melakukan pengawasan lebih terhadap proses produksi hingga meminimalisir kecelakaan.

“Tujuan digitalisasi di PT BA adalah menigkatkan efektifitas dan priduktifitas perusahaan. Ketika harga dan efisiensi tidak mampu dikontrol, maka satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah digitalisasi,” ujarnya.

Untuk itu, PT BA telah membuat aplikasi yang diberinama CISEA (Corporate Information System and Enterprise Application) sebuah supper-apps yang didesain khusus mendukung produtifitas pada seluruh komponen bisnis seperti HR Information, Suplay Chain Management, Financial Information, dan Personal Imployee Information.

Pada kesempatan yang sama, VP Digital Enhacment & Tecnology PT Pertamina Patra Niaga, Sylvia Grace Yuvenna mengungkapkan, digitalisasi di sektor ESDM tidak dapat ditunda lagi. Lantas dirinya berbagi pengalaman tentang sejumah manfaat digitalisasi yang diperoleh perusahaannya.

Dia mencotohkan, ketika Mudik Lebaran (Idul Fitri), saat lalu lintas sangat padat. Sebelum ada digitalisasi di SPBU, pihaknya butuh upaya lebih keras sekedar mengetahui stok BBM dan pengaturan jadwal distrubusinya. Berbeda dengan kondisi saat ini dimana sistem Pertamina Patra Niaga telah terkoneksi dengan ribuan SPBU di seluruh Indonesia, maka hal itu mudah saja dilakukan.

“Sistem kami telah terkoneksi dengan ribuan SPBU, tidak bisa dibayangkan jika tidak ada teknologi ini, kita tidak bisa tahu data stok dan sales di SPBU, akan sangat menyulitkan,” ujarnya.

Menurut Sylvia, digitalisasi termasuk di industri minyak dan gas (Migas) adalah sebuah proses yang tidak akan pernah berhenti. Industri ESDM mau tidak mau harus bisa mengikuti perkembangan teknologi itu sendiri jika tidak ingin tertinggal.

Digitalisasi di semua sektor tidak akan pernah berhenti, sebuah never-ending process, dan harus tetap bisa catch up, kalo ga bisa ditinggalkan kosumen, mereka bisa pindah ke kompetitior. “Tujuan digitalisasi kita adalah simplifikasi proses, otomasi proses. Ini gunanya untuk meningkatkan efesiensi oprasional, proses, dan biaya,” tuturnya.

Corporate Strategy & Research Division Head PT Antam Tbk, Ulil Amril Nizhamut menambahkan, dalam menghadapi digitalisasi, pihaknya telah menyiapkan roadmap tersendiri. Menurutnya transporasi digital di sektor Migas akan sangat memberikan kontribusi yang signifikan.

“Di internal kami, implementasi digital transformation ini bisa berpotensi menurukan biaya operasional dan meningkatkan revenue,” pungkas Ulil Amril.

Saatnya Digitalisasi Sektor ESDM Dipercepat

JAKARTA:(Globalnews.id)- Digitalisasi adalah sebuah keniscayaan bagi seluruh lini kehidupan tak terkecuali sektor etenergi dan sumber daya mineral (ESDM). Bahkan di sektor ESDM Indonesia, digitalisasi mendesak segera dilakukan guna menjawab tantangan produksi yang maksimal namun tetap efisien. Sehingga, sektor ESDM dapat berkontribusi lebih terhadap pertumbuhan perekonomian nasional.

Hal itu mengemuka dalam EITS Discussion Series II: “Urgensi Digitalisasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral”, di Jakarta, Rabu, 24 Juli 2024. Hadir sebagai pembicara adalah Vice President (VP) Digitalisasi SKK Migas, Rendra Utama; dan Direktur SDM & Penunjang Bisnis Pertamina Hulu Energi, Wisnu Bahriansyah;

Kemudian, Vice Presidence (VP) Digital Enhancement & Technology Pertamina Patra Niaga, Sylvia Grace Yuvenna; Head of Investor Relations PT Bukit Asam Tbk, Pratama Iswardi; Corporate Strategy & Research Divison Head PT Antam Tbk, Ulil Amri Nizhamul; Vice President Digitalisasi Kelistrikan PT PLN (Persero), Agus Trisusanto; Pemaparan Materi oleh Pakar Digital Marketing, Andreas Agung.

Direktur Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hendra Iswahyudi, mengungkapkan kesiapan pemerintah menghadapi perkembangan teknologi digital yang cukup pesat serta urgensi digitalisasi di sektor ESDM.

“Kementerian ESDM telah menyusun arsitektur aplikasi, infrastruktur dan keamanan digital dengan mengimplementasikan big data analysis, serta artificial intelegent (AI),” ujar Hendra, saat keynote speech.

Arsitektur aplikasi khusus tersebut diproyeksikan dapat mendukung operasional serta pelayanan publik di sektor migas, mineral, batu bara, energi baru terbarukan, dan ketenagalistrikan. Selain itu, Kementrian ESDM juga mempersiapkan dukungan infrastruktur dan kemanan yang memadai.

“Hal ini semua digunakan untuk memastikan kanal akses maupun aplikasi bagi implementasi layanan administrasi pemerintahan yang dapat digunakan oleh umum,” imbuhnya.

Menurut VP Digitalisasi SKK Migas, Rendra Utama, digitalisasi di sektor ESDM khususnya minyak dan gas (migas) adalah hal nyata terjadi di depan mata yang harus segera dilakukan karena tidak dapat dihindari.

Rendra menyoroti tantangan dan peluang penerapan digitalisi bagi sektor ESDM ini. Tantangan di industri migas yang ada adalah harga minyak bumi, gas dan batubara yang fluktuatif, sumber cadangan energi yang menurun serta Infrastuktur sudah tua.

“Tantangan di industri oil dan gas adalah bagaimana bisa mempertahankan dan meningkatkan industri dengan tetap menjaga cost efficiency semaksimal mungkin. Untuk ini AI bisa menjadi solusinya,” jelasnya.

Kehadiran teknologi digital dan AI akan dapat membantu industri menekan cost baik saat produksi. Pertanyannya, bagaimana industri ESDM bisa memaksimalkan benefit dari digitalisasi ini.

“Digitalisasi relatif baru, kita sambut, jangan antipati, digitalisasi ada aspek positif dan negatif, ada pro dan kontra, tetap cari tahu aspek negatifnya sehinggi bisa hindari dampak negatifnya,” ujarnya.

Direktur SDM & Penunjang Bisnis PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Whisnu Bahriansyah menegatakan fokus digitaliasi PHE ada empat poin; Pertama, proses dan suber daya manusia yang harus bisa di digitalisasikan.

“People itu, bagaimana caranya orang teknik, production, operation bisa mengerti IT dan sama hal nya mereka yang di IT mengerti proses produksi. “ini jika tidak terlaksana akan digitalisasinya tidak akan jalan,” ujarnya.

Kedua, secure and residence system dimana pihaknya berupaya mempertahankan keamanan dari infrastruktur migas yang ada. Ketiga, pemusatan dan analisa data.

PHE berupaya menstandarisasi dan menyatukan data disuatu tempat sehingga analisa dapat dilakukan dengan mudah. “Kelima, teknologi update, bagaimana kita menerapkan teknologi yang tepat guna, efesiesi penerapan teknologi,” pungkas Whisnu. (jef)

Digitalisasi Sebuah Keniscayaan dalam Menjaga Pertumbuhan Pembiayaan Properti

Jakarta:(Globalnews.id)- Dalam rangka menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan kredit properti, PT Bank Cental Asia (BCA) Tbk BCA terus melakukan akselerasi kinerja dengan memanfaatkan teknologi digital.

Upaya tersebut membuahkan hasil menggembirakan. Lihat saja, kinerja Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BCA mampu tumbuh sangat baik. Sejak optimalisasi layanan melalui digital, portofolio KPR BCA meningkat signifikan dari Rp52,949 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp87,901 triliun di tahun 2018.

Demikian paparan Haryanto T. Budiman, Managing Director – Consumer Banking BCA dalam diskusi URBAN FORUM BANKING & PROPERTY OUTLOOK 2023, yang digelar secara daring pada Selasa (14/3/2023). Bahkan, lanjut Heryanto, dalam tiga tahun terakhir, periode 2020-2022, kredit KPR BCA terus menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Pada 2020 tercatat Rp90,150 triliun, di 2021 Rp97,530 triliun, dan di akhir 2022 sebesar Rp108,299 triliun. “Jadi, sejak pemanfaatan digitalisasi, portofolio KPR BCA tumbuh dengan sehat dan dengan cepat,” kata Haryanto.

Menurutnya, pertumbuhan tersebut tidak lain adalah hasil dari proses digitaliasi yang terjadi. Dalam digitalisasi ini, ada tiga komponen yang terkait. Pertama, terkait dengan customer. Kedua adalah proses. Ketiga terkait dengan mitra-mitra penunjang.

Sejak masa pandemi BCA melakukan digital event yakni melakukan expo secara online. Hal ini memberikan hasil yang sangat baik. Saat ini, BCA melakukan proses KPR secara hybrid.

Pemanfaatan digitalisasi juga dilakukan dengan menggunakan website rumahsaya.bca.co.id. Di situs ini banyak dijelaskan bagaimana seharusnya kta membeli dan memilih properti di daerah-daerah tertentu. Kemudian juga ada penjelasan-penjelasan mengenai simulasi KPR.

“Di situs ini juga bisa dilakukan konsultasi dengan tim BCA, bisa dilihat juganharga rumahnya, dan bisa diketahui juga apakah lokasi bisa dijangkau dengan transportasi publik,” ujar Heryanto.

Ia mengungkapkan, sepanjang Januari-Februari2023 total visitor rumahsaya.bca.co.id mencapai 508.621 visitor. Sedangkan melalui situs expo.bca.co.id mencapai 557.225 visitor. “Sebesar 74 persen aplikasi KPR BCA di Jakarta berhasil disetujui melalui proses online. Artinya, digitalisasi telah membuahkan hasil yang sangat bermanfaat bagi BCA maupun bagi masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Heliantopo, pada acara yang sama mengatakan, seluruh lembaga internasional memiliki konsensus bahwa pertumbuhan ekonomi global di tahun 2023 akan melambat dibandingkan dengan tahun 2022.

Hal menarik adalah, entitas swasta memiliki proyeksi yang lebih pesimistis dibandingkan dengan lembaga multilateral. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar lebih khawatir terhadap kondisi tahun 2023.

“Perlambatan pertumbuhan ekonomi global tidak mungkin dihindari. Akan tetapi Indonesia lebih baik dibandingkan dengan kondisi berbagai negara lain. Indonesia masih mendapatkan manfaat dari kenaikan harga komoditas energi, dan pada saat yang sama sektor manufaktur masih dalam proses ekspansif walaupun menunjukkan tren penurunan,” tutur Heliantopo di acara.

Sebagai negara yang sudah masuk ke dalam negara kelas menengah, rasio KPR terhadap PDB di Indonesia masih sangat kecil, hanya mencapai 2,99 persen di tahun 2022. “Bandingkan dengan Malaysia yang sudah mencapai 38,48 persen di tahun yang sama, atau India yang sudah mencapai 6,58 persen,” paparnya.

Walaupun demikian, kilahnya, tidak sedikit alokasi dana fiskal yang sudah disalurkan oleh pemerintah ke sektor perumahan. Untuk itu, Heliantopo memberikan lima pesan utama terkait kondisi makroekonomi dan pembiayaan perumahan. Pertama, ketidakpastian global masih tinggi, dan saat ini diperparah dengan kemungkinan terjadinya bank run di Amerika.

Kedua, di tengah ketidakpastian global, ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh, tetapi akan mengalami perlambatan. Ketiga, Bank Indonesia akan tetap menjalankan kebijakan yang agresif demi menjaga inflasi inti dan nilai tukar.

Keempat, BPD dan BPR memiliki peran penting untuk memperluas jangkauan penyaluran KPR. Kelima, regulasi yang melindungi dan mendisiplinkan seluruh pemangku kepentingan di sektor perumahan perlu ditingkatkan.

Sedangkan Ketua Umum Asosiasi Srikandi Developer dan Pengusaha Properti Indonesia (SRIDEPPI) Risma Gandhi mengatakan, untuk menjaga momentum pertumbuhan, di industri properti tentunya harus melihat apa yang harus dilakukan agar kondisi bisnis properti aman, terjaga, terkendali.

Ke depan, lanjut Risma, para developer akan mengalami kenaikan suku bunga, akan menghadapi susahnya user yang lolos di SLIK OJK, kemudian menghadapi rumah FLPP atau subsidi yang juga belum ada kenaikan harga, jadi masih mengacu pada harga lama. sedangkan harga membangun sebuah rumah itu sudah mengalami kenaikan yang signifikan.

“Ini tiga isu sensitif yang dihadapi bisnis properti terutama untuk meenjaga program rumah pemerintah berjalan dengan baik. Tiga isu ini butuh campur tangan pemerintah, karena menyangkut keberlangsungan program FLPP,”ujar Risma.

Menurutnya, semenjak pandemi banyak regulasi yang menurutsaya harus mengikuti masanya, yaitu sudah tidak relevan dengan kondisi sekarang. Salah satunya adalah mengenai SLIK OJK, yang tidak ada standar nilai nominal maupun jenis pinjamannya. Sehingga diperlukan cara baru, intrumen baru, juga regulasi baru untuk mengakomodir semua perubahan.

“Kalau menggunakan cara lama dipastikan KPR bersubsidi akan tumbang, karena tingkat kerentanan MBR milenial sangat rentan terhadap jebakan pinjaman online dan transaksi online kredit. Indikator kenapa kita harus mengasumsikan seperti itu, karena di 2022 FLPP tidak semua terserap,” ujarnya.

Tahun ini, kata Risma, serapan Januari-Februari juga tidak optimal. ini bukan karena tidak ada demand, tapi demand sudah rontok pada saat verfikasi SLIK OJK.

“Ini masalah kita bersama, baik perbankan, developer OJK. Sehingga perlu adanya regulasi relevan dan proses edukasi yang harus berjalan. OJK juga harus memitigasi jeratan pinjaman online yang menimpa kaum milenial. Kemudian ada juga permasalahan apakah rumah bersubsidi sudah tepat sasaran atau belum,” tuturnya.

Founder and CEO Epic Property M. Gali Ade Nofrans menjelaskan peluang industri properti di 2023. Antara lain, pembangunan infrastruktur transportasi masih menjadi faktor utama pendorong kenaikan harga properti di Jabodetabek.

Kemudian, pencarian properti kelas menengah atas meningkat dan kebutuhan penerapan teknologi baru dalam bidang properti.
“Peluang lainnya adalah Respon terhadap kebijakan subsidi terkait properti dari pemerintah, hal ini didasarkan survey bahwa 43 persen responden berencana mempercepat rencana beli rumah karena subsidi PPN, 35 mengincar rumah dengan harga lebih tinggi karena subsidi PPN, dan baru 17 persen responden yang merasakan manfaat rumah subsidi,” kata Nofrans.

Ia pun berharap pemerintah memberikan insentif Pajak berupa Pelonggaran uang muka kredit pemilikan properti hingga nol persen serta Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga sebesar 50 persen.

“Selain itu pemerintah pun diharapkan memberikan kemudahan Perijinan Proses Transaksi & Sosialisasi, serta dari sektor perbankan diharapkan ada promo bunga KPR dengan kemudahan skema bayar, khususnya promo bunga KPR, dapat memacu peningkatan transaksi yang terjadi di industri properti,” pungkas Nofrans.(Jef)

Koperasi Mino Saroyo Hubungkan 14 Unit Usaha Secara Digital

Jakarta:(Globalnews.id) – Koperasi Mino Saroyo di Cilacap Jawa Tengah menjadi salah satu model koperasi modern yang telah ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM).

Penetapan model koperasi modern ini merupakan rangkaian tahapan yang dilakukan oleh KemenKopUKM dalam mencapai target 500 koperasi modern pada 2024.

Ketua Koperasi Perikanan Mino Saroyo Untung Jayanto mengatakan setelah menjadi salah satu model koperasi modern, koperasinya mengalami berbagai transformasi dari berbagai aspek, di antaranya digitalisasi yang menghubungkan 14 unit usaha Koperasi Mino Saroyo. Salah satu proses digitalisasi yang dinilai sangat berhasil, yakni usaha Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

“Semua unit usaha kami sudah online dengan digitalisasi. Lewat digitalisasi sangat menguntungkan, salah satunya kami dapat dengan cepat melakukan proses bongkar muat kapal di TPI hingga sampai proses penjualannya,” kata Untung dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (2/3).

Untung menjelaskan, saat kapal nelayan tiba di pelabuhan tempat pelelangan ikan, ikan hasil tangkapan langsung dibongkar dari kapal, dan disusun dalam per jenis ikan, selanjutnya ditimbang dan langsung dilakukan lelang. Dalam proses inilah, sistem digitalisasi berjalan. Pencatatan jenis ikan, volume, dan pembelian dengan mudah dan cepat dilakukan.

“Seperti berbelanja di supermarket, datanya direkam sangat cepat dan struk belanjanya segera didapat oleh nelayan, buyer, dan TPI. Proses bongkar juga berjalan cepat. Dulu sebelum pakai sistem digital, seluruh pencatatannya secara manual. Bayangkan lamanya mencatat itu semua. Nelayan pun sangat senang memakai aplikasi ini,” kata Untung.

Digitalisasi diakuinya menjadikan proses lelang sangat efisien, hal itu membantu penanganan kualitas ikan lebih terjaga karena pengiriman ikan ke cold storage lebih cepat. Dengan sistem aplikasi ini juga, seluruh transaksi anggota tercatat secara real time, misalnya setiap transaksi nelayan di TPI, langsung dapat dipotong 1 persen ke dalam simpanan nelayan di koperasi. Simpanan tersebut akan dicairkan setiap 15 hari sebelum hari raya.
“Seluruh aktivitas anggota dapat diketahui secara real time di aplikasi,” kata Untung.

Untung mengatakan, dalam membangun sistem digitalisasi, Koperasi Mino Saroyo mendapat pendampingan dari KemenKopUKM. Bahkan lewat aplikasi ini, KemenkopUKM dapat mengetahui profil koperasi Mino Saroyo, termasuk berapa omzet koperasi.

Lebih lanjut, menurut Untung, Koperasi Mino Saroyo juga tengah merancang untuk melakukan digitalisasi anggota koperasi. Hal itu ditujukan agar anggota koperasi yang berjumlah 8441 orang tergabung dalam sebuah sistem database.

“Kami juga sedang merencanakan membuat kartu anggota elektronik, sehingga mudah membaca aktivitas usaha anggota, mulai dari kebutuhan penggunaan BBM, produksi, dan sebagainya,” kata Untung.

Pendataan ini ditargetkan dapat selesai dalam tahun ini dengan demikian, sistem digitalisasi Koperasi Mino Saroyo menjadi lengkap baik dari sisi usaha maupun keanggotaan.

Koperasi Mino Saroyo memiliki 14 unit usaha antara lain, 8 unit TPI, 7 unit SPDN, Warung Serba Ada, Unit Simpan Pinjam, Unit Cold Storage, dan lainnya. Anggota koperasi Mino Saroyo diantaranya adalah para nelayan dan pemilik kapal.

Khusus untuk SPDN, digitalisasi menggunakan sistem yang dibangun oleh Pertamina, yakni My Pertamina. Namun, pendataan tersebut tetap terhubung dengan aplikasi yang dimiliki oleh Koperasi Mino Saroyo.

Koperasi Mino Saroyo berhasil mencapai tangkapan ikan sebanyak 11,8 juta pada 2022, meningkat dari tahun 2021 yang mencapai 8 juta kg ikan. Mino Saroyo juga mencatatkan volume usaha sebesar Rp263 miliar pada 2022, naik dari tahun 2021 yang besarnya Rp232 miliar.

Program modernisasi koperasi merupakan agenda prioritas 2020 – 2024 Kementerian Koperasi dan UKM 2020-2024. Proses modernisasi terbagi menjadi empat tahap, yakni fase pemodelan, replikasi, fase masifikasi, dan pemantapan, serta pengembangan lanjutan.

Ada enam pendekatan sebagai indikator koperasi modern, yaitu terhubung dengan offtaker, manajemen bisnis (professional), akses pemasaran, akses pembiayaan, adopsi teknologi dan informasi, serta membangun ekosistem.(Jef)

KemenkopUKM Fokus Empat Hal Penting untuk Tingkatkan Mutu dan Digitalisasi UMKM

Wonosobo:(Globalnews.id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) fokus pada empat hal penting untuk meningkatkan mutu dan digitalisasi UMKM yakni memberbanyak bekal untuk literasi digital, mendorong dan membantu solusi untuk menyiapkan kapasitas produksi, mendorong peningkatan mutu dan kualitas produk, serta membuka akses pasar

“Ini sejalan dengan PP 7/2021, pemberian kemudahan, pelindungan, dan pemberdayaan bagi koperasi dan UKM agar dapat lebih optimal, komprehensif, dan terkoordinasi dengan baik,” kata Deputi Bidang Usaha Mikro KemenkopUKM Yulius secara daring pada acara Peningkatan Digitalisasi Teknologi Produktivitas dan Mutu Usaha Mikro dengan sehat dan penuh kebaikan, di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (1/3).

Yulius menambahkan, PP tersebut diharapkan mampu mendorong koperasi dan UMKM agar semakin tangguh, kuat, serta dapat menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

“Dukungan yang terus diberikan kepada UMKM, terutama kepada usaha mikro, tentunya dengan harapan agar setiap tahun semakin banyak usaha mikro yang naik kelas menjadi usaha kecil dan semakin banyak usaha kecil yang berkembang menjadi usaha menengah,” kata Yulius.

Khusus bagi pelaku usaha mikro, kata Yulius, pemerintah juga telah melakukan berbagai intervensi kebijakan, baik dari sisi hulu (supply) maupun hilir (demand). Dari sisi hulu, stimulus diberikan berupa KUR, KUR Klaster, kemudahan perizinan berusaha, pendampingan peningkatan mutu dan kualitas produk, meningkatkan peran PLUT KUMKM, serta pendampingan manajemen usaha melalui digitalisasi.

“Sementara dari sisi hilir, pemerintah membuka dan memperluas akses pasar produk usaha mikro, baik secara offline maupun online,” ucap Yulius.

Lebih dari itu, pemerintah juga terus mendorong pelaku UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital. “Target pemerintah pada tahun 2024, 30 juta UMKM dapat terhubung ke ekosistem digital,” kata Yulius.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Wonosobo Bagyo Sarastono mengatakan, kegiatan ini merupakan sarana peningkatan kapasitas SDM pelaku UKM terkait literasi digital, peningkatan manajemen usaha melalui keuangan digital, serta kualitas kemasan produk.

“Saya berharap kegiatan ini dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh demi kemajuan usaha mikro di Wonosobo,” ujar Bagyo.(Jef)

MenKopUKM: Model Bisnis Berbasis Sains dan Teknologi Jadi Kunci Evolusi UMKM di Era Digital

Jakarta:(Globalnews.id)– Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menegaskan perlunya UMKM untuk berevolusi dengan menciptakan produk-produk berbasis sains dan inovasi teknologi agar mampu bersaing di era digital.

“Banyak ide-ide yang keren dengan model bisnis yang bagus, inovatif, dan kekinian, dan saya melihat di era digital model bisnis seperti ini yang nantinya akan tumbuh,” kata MenKopUKM Teten Masduki saat menjadi pembicara di acara Entrepreneur Festival di Jakarta, Selasa (22/11).

Menteri Teten menambahkan, inovasi di bidang sains dan teknologi akan menjadi keunggulan Indonesia, termasuk agar UMKM tidak melulu bergelut pada teknologi rendah tanpa adanya inovasi.

Menurutnya saat ini banyak anak muda yang sudah memiliki inisiatif dalam mengembangkan platform digital, tetapi lupa mengembangkan produknya. Oleh sebab itu desain making harus dilakukan untuk merespons berbagai masalah yang terjadi di kalangan masyarakat menjadi sebuah inovasi usaha.

“Saya senang hari ini ketika melihat banyak anak muda yang sudah mampu mengembangkan produk dengan menjawab keresahan atau masalah yang terjadi di masyarakat, menjadi inovasi dan mengembangkannya,” kata Menteri Teten.

Lebih lanjut, Menteri Teten mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia memiliki market digital terbesar keempat dunia dengan total 270 juta, sekaligus menjadi kekuatan ekonomi terbesar setelah Amerika, China, dan India.

“Peluang tersebut yang mestinya harus mampu kita tangkap, agar pasar digital di tanah air tidak hanya dikuasai oleh produk luar, tetapi bisa diambil alih dan dimaksimalkan oleh produk-produk dalam negeri,” ujar Menteri Teten.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengungkapkan, Entrepreneur Festival menjadi momen penghargaan, apresiasi dan ajang keberlanjutan bagi para peserta Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri 2022.

“Kami berharap acara hari ini menjadi wadah semua pihak untuk dapat berkolaborasi, berkonsultasi, dan memperluas jaringan usaha agar tercipta lebih banyak wirausaha yang inovatif, resilien, dan tangguh,” kata Siti Azizah.

Evaluasi Program

KemenKopUKM bekerja sama dengan Katadata Insight Center sebagai research partner dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri. Head of Katadata Insight Center Adek Roza menyampaikan mayoritas peserta menunjukkan kepuasan atas program tersebut.

“Hasil survei menunjukkan adanya tingkat kepuasan sebesar 94,8 persen, bahkan 93,9 persen peserta mengalami kemajuan dalam usahanya,” kata Adek.

Melalui survei itu, Adek juga menyampaikan rekomendasi agar kedepan, program Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri dapat terkoneksi dengan program KemenKopUKM lainnya, seperti pembiayaan wirausaha hingga pengembangan ekosistem bisnis.

Salah satu peserta Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri Awanda Rizki dari CV Wiranda juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada KemenKopUKM karena sudah menjadi wadah bagi wirausaha muda untuk mengembangkan bisnisnya.

“Saya sangat berterima kasih, karena melalui program ini saya mendapatkan banyak materi tentang bisnis, khususnya tentang bagaimana cara agar bisnis saya dalam mengembangkan produk-produk pertanian bisa berjalan dan sustain,” kata Awanda.(Jef)

KemenKopUKM Ajak UMKM Optimalkan Pembayaran Elektronik Respons Tantangan di Era Digital

Bali:(Globalnews.id)– Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendorong pelaku UMKM tanah air untuk mampu memaksimalkan sistem pembayaran elektronik pada berbagai platform, sebagai salah satu upaya dalam menjawab tantangan transformasi digital.

Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari dalam Talk Show bertajuk Pemanfaatan dan Penggunaan Uang Elektronik dalam Lingkup Kegiatan Usaha UMKM yang menjadi rangkaian Future SMEs Village sebagai side event gelaran presidensi G20 Indonesia di Bali Collection, Nusa Dua, Bali beberapa waktu yang lalu menyampaikan, terdapat tujuh pendekatan dalam mendefinisikan UMKM digital, yakni akses pasar, akses bahan baku, back office, logistik, kapasitas dan kualitas, serta pembayaran digital.

“Uang elektronik sebetulnya bukan hanya menjadi alat transaksi, tetapi lebih dari itu juga bisa dijadikan sebagai alat tracing terkait dengan perputaran usahanya,” kata Fiki.

Selain sistem pembayaran elektronik, Fiki menyatakan terdapat empat tantangan utama UMKM dalam digitalisasi, antara lain literasi digital, kualitas produk, kapasitas produksi, dan akses pasar.

Terlebih saat ini dari 64 juta pelaku UMKM di tanah air, sebanyak 20,2 juta di antaranya sudah masuk ke dalam ekosistem digital, sedangkan 40 juta lainnya masih terus didorong untuk segera onboarding.

Tidak berhenti di situ, Fiki juga menjelaskan bahwa tantangan lain dari UMKM adalah keberlanjutannya, ia menyampaikan data dari survei yang dilakukan oleh KemenKopUKM bersama salah satu platform e-commerce menyebutkan, success rate UMKM masuk e-commerce hanya sebesar 4 persen.

“Jadi dari 1000 yang didampingi, hanya 400 yang buka akun, dari 400 hanya 40 yang berhasil transaksi pertama, padahal seharusnya isunya adalah adanya repeat order,“ kata Fiki.

Sebagai salah satu platform layanan keuangan digital dalam negeri, Fiki berharap Link aja mampu menjadi mitra strategis Pemerintah untuk program digitalisasi UMKM. “LinkAja juga harus membantu UMKM agar tidak hanya terhubung dengan produk-produk digital seperti agen platform besar, tetapi juga bisa membantu menjual produk digitalnya, seperti NFT salah satunya,” ujar Fiki.

Pada kesempatan yang sama, Chief Marketing Officer LinkAja Muhammad Rendi Nugraha menyampaikan, untuk akses ke transaksi financial atau digital payment, LinkAja sebagai salah satu uang elektronik yang didukung oleh BUMN dan Pemerintah selalu mengutamakan UMKM.

“Terdapat dua hal yang konsisten kami lakukan, pertama menyediakan akses penerimaan transaksi digital melalui kerja sama dengan Bank Indonesia untuk memperkenalkan payment elektronik berupa QRis di offline store UMKM. Dan yang kedua adalah bekerja sama dengan KemenKopUKM dalam memberikan edukasi kepada UMKM, utamanya pada literasi digital dengan pelatihan, webinar, site visit untuk menjelaskan apa kelebihan transaksi digital,” kata Rendi.

Rendi juga menegaskan, pihaknya akan terus konsisten dalam memberikan dukungan kepada UMKM, bahkan siap untuk menjadi katalis uang elektronik yang akan terlibat jauh dalam mendorong UMKM naik kelas.(Jef)