Arsip Tag: Dirut LPDB Supomo

LPDB-KUMKM Dorong Proses Pengalihan Dana Bergulir di Jawa Timur

Surabaya:(Globalnews.id)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus mendorong proses pengalihan dana bergulir yang disalurkan LPDB-KUMKM pada periode 2000 hingga 2007.

Untuk Provinsi Jawa Timur sendiri, total dana bergulir yang terserap pada periode 2000 hingga 2007 mencapai Rp379,52 miliar.

Sedangkan progress pengalihan ke rekening LPDB-KUMKM secara keseluruhan di Provinsi Jawa Timur baru mencapai 18,85 persen yakni sebesar Rp71,53 miliar dari total plafon yang dikucurkan kurang lebih sebesar Rp. 379,52 miliar.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, kedepan agar perbankan dan juga dinas koperasi dan UKM untuk membantu proses pengalihan dana yang masih di rekening penampungan atas nama koperasi ke rekening LPDB-KUMKM.

“Sehingga koperasi yang sudah lunas dan masih berjalan dengan baik dapat juga memiliki kesempatan untuk mengakses pembiayaan dari LPDB-KUMKM,” ujar Supomo saat Rapat Koordinasi Pengalihan Dan Bergulir di Kediri, Jawa Timur.

Supomo menambahkan, untuk penyaluran dana bergulir di Provinsi Jawa Timur sampai dengan 18 Maret 2022 sudah mencapai Rp2,44 triliun yang disalurkan kepada 603 mitra.

Selain itu, lanjut Supomo LPDB-KUMKM memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan pengalihan dana bergulir dari koperasi yang menerima bantuan program Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2000–2007 ke LPDB-KUMKM yang merupakan amanat dari Kementerian Koperasi dan UKM kepada LPDB-KUMKM.

Sementara itu, Direktur Keuangan LPDB-KUMKM Ahmad Nizar menambahkan, berdasarkan pencatatan data Nilai Realisasi Bersih (NRB) terdapat potensi pengalihan dana bergulir pada koperasi penerima program yang diundang saat ini, kurang lebih sebesar Rp5,88 miliar untuk Provinsi Jawa Timur.

Nizar berharap kepada bank pelaksana agar membantu dan mempermudah proses pengalihan dana bergulir dari rekening atas nama Koperasi ke rekening LPDB-KUMKM.

“Adapun kegiatan pengalihan tahun 2022 ini, kami masih tetap melaksanakan dengan skema melalui pendekatan dan bekerjasama dengan dinas yang membidangi Koperasi dan UKM Kabupaten/Kota dan Satgas LPDB-KUMKM, guna optimalisasi pengalihan dana bergulir ke rekening LPDB-KUMKM,” jelasnya.

*Permudah Akses Pembiayaan*

Menurut Supomo, di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai ini, koperasi dan UMKM merupakan sektor usaha yang paling terdampak, dan juga paling teratas mampu bertahan di tengah pandemi.

“Koperasi dan UMKM telah memberikan kontribusi bagi kelangsungan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, seperti
kondisi sekarang paling kena dampak pandemi, tetapi paling bisa bertaha,” kata Supomo.

Dengan itu, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM tak tinggal diam dengan menerbitkan aturan berupa Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 04 Tahun 2020 tetang penyaluran dana bergulir 100 persen kepada koperasi, dan program pendampingan melalui inkubator wirausaha LPDB-KUMKM.

“LPDB-KUMKM diberikan mandat agar fokus pembiayaan kepada koperasi, dengan ini akses pembiayaan lebih mudah, murah, dan ramah dalam rangka meningkatkan kemampuan berusaha koperasi dan UMKM,” ungkap Supomo.

Diharapkan dengan alternatif instrumen pembiayaan melalui LPDB-KUMKM koperasi dapat tumbuh dan berkembang serta dapat memenuhi kebutuhan permodalan anggota.

Kemudian, meningkatkan perekonomian masyarakat melalui koperasi, mendorong percepatan kegiatan ekonomi sektor riil dan produktif masyarakat. dan mendidik masyarakat gerakan koperasi untuk bertanggung jawab terhadap pinjaman permodalan oleh pemerintah.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dinas maupun mitra perbankan atas sinergi dan kerja sama dalam proses pengalihan dana bergulir ini berjalan dengan baik,” pungkas Supomo.(Jef)

LPDB-KUMKM Dukung Pengembangan Ekosistem Bisnis Komoditas Bambu NTT Melalui Koperasi

NTT:(Globalnews.id)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) siap mendukung penuh pengembangan bisnis pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) bambu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Adapun program pengembangan komoditas bambu di NTT ini merupakan sinergi program antar Kementerian dan Lembaga, mulai dari Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Koperasi dan UKM, Pemerintah Provinsi NTT, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT, dan Yayasan Bambu Lestari (YBL).

Program pengembangan tersebut dalam rangka mendukung ekonomi hijau (Green Economy) di wilayah Provinsi NTT yang mencangkup 200 Desa Bambu Agroforestri Industri Rakyat Berbasis Desa, Pemberdayaan Perempuan, Konservasi, restorasi lahan kritis, dan mitigasi perubahan iklim dengan pendekatan Hutan Bambu Lestari dalam rangka mendukung ekonomi hijau (green economy) dan Strategi Nasional Pengembangan Bambu Terintegrasi (2021-2031).

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, Kementerian Koperasi dan UKM melalui LPDB-KUMKM siap mendukung pengembangan ekosistem komoditas bambu di Provinsi NTT melalui pembentukan badan hukum koperasi sebagai wadah yang menaungi para mama-mama bambu yang merupakan motor penggerak dalam ekosistem bambu di NTT.

“Memang ini luar biasa, saat ini pabrik desa pengolahan bambu belum terkonsolidasikan, dan masih sendiri-sendiri menjadi kurang kuat, akan sangat baik jika dikolaborasikan bersama dalam satu badan koperasi, oleh karena itu kami LPDB-KUMKM bisa langsung masuk melalui pembiayaannya,” ujar Supomo.

Menurut Supomo, pengembangan komoditas bambu di NTT ini sudah berjalan sangat baik mulai dari hulu sampai dengan hilirnya, hanya saja perlu dilakukan inovasi dan pengembangan agar potensi ekonomi dari komoditas bambu ini bisa semakin meningkat dan memberikan efek ekonomi yang nyata bagi masyarakat NTT.

Dengan dibentuknya badan hukum koperasi, Supomo meyakini bahwa ekosistem yang sudah berjalan selama ini bisa dikonsolidasikan lebih baik lagi, terutama dari sisi pengembangan pabrik pengolahan bambu yang terintegrasi.

“Bareng-bareng kita bentuk komunitas yakni kelembagaan dalam bentuk badan hukum koperasi dan kami akan support. Kalau dari segi bisnis ini sudah sangat baik, tinggal merapikan saja, dan ini saya kira bisa dilaksankan tahun ini juga,” kata Supomo.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha LPDB-KUMKM Jarot Wahyu Wibowo menambahkan, melalui Program Bambu Lestari ini LPDB-KUMKM memiliki peranan penting mulai dari hulu, tengah, sampai dengan hilirnya.

Dengan peran LPDB-KUMKM diharapkan bisa meningkatkan potensi pengembangan ekonomi masyarakat melalui komoditas bambu, saat ini LPDB-KUMKM diharapkan bisa mengisi kekosongan di sisi tengah, yakni intervensi ekonomi melalui koperasi. Pada tahap ini LPDB-KUMKM bisa memberikan pendampingan pembentukan koperasi dan juga memberikan pembiayaan dana bergulir kepada koperasi untuk memberikan nilai tambah pada produk bambu yang dihasilkan.

“Jadi intervensi LPDB-KUMKM diharapkan mampu memberikan nilai tambah. Ke depan, bambu yang dipanen masyarakat bukan hanya sekedar bahan baku mentah berupa bambu lonjoran, tetapi bisa berupa barang setengah jadi yakni menjadi strip bambu atau bahkan barang jadi,” ujar Jarot.

Jarot menjelaskan, saat ini tengah disusun antara Dekranasda NTT, Pemda NTT Bupati Ngada, Bupati Nagekeo, dan YBL untuk mendesain bagaimana peningkatan proses bisnis dan ekosistem yang akan dibuat di desa bambu ini melalui koperasi,” tambahnya.

Kemudian usulan lain dari LPDB-KUMKM dalam program ini adalah untuk membangun integrated area development, sebab tidak hanya komoditas bambu yang bisa dikembangkan, ada juga potensi lain yang ada di Kabupaten Ngada dan Nagekeo yang bisa menjadi produk unggulan di NTT.

Menurut Jarot, LPDB-KUMKM sebagai lembaga pembiayaan kepada koperasi tengah intensif dilibatkan oleh pemerintah dalam sinergi program pengembangan ekonomi masyarakat.

“Melihat adanya sinergi ini, dan LPDB-KUMKM mendapat peran yang sangat strategis dimana kami menjadi eksekutifnya melalui pembiayaan. Ini adalah hal yang luar biasa untuk menjadi akselerator, dan ke depannya akan semakin banyak lagi sinergi seperti ini,” kata Jarot.(Jef)

Koppas Srinadi Bali Manfaatkan Dana Bergulir LPDB-KUMKM Dorong Perekonomian Masyarakat

Bali:(Globalnews.id)- Penyaluran dana bergulir oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus ditingkatkan, termasuk disalurkan kepada koperasi-koperasi sektor riil yang bersentuhan langsung perekonomian masyarakat.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, pada tahun 2022 ini LPDB-KUMKM ditargetkan mampu meningkatkan porsi pembiayaan kepada koperasi sektor riil sebesar 40 persen.

Pada tahun 2021 jumlah mitra koperasi yang mendapatkan pinjaman dana bergulir sebanyak 192 unit, dimana 25 persen merupakan koperasi sektor riil.

“Tahun 2020 sektor riil hanya 2 persen, 2021 kita sudah 13,5 persen tapi untuk jumlah koperasi sektor riilnya itu sudah hampir 25 persen dari 192. Untuk itu, tahun 2022 ditargetkan oleh Pak Menteri untuk sektor riil harus mencapai 40 persen,” kata Supomo.

Menurut Supomo, peningkatan porsi pembiayaan koperasi sektor riil bukan tanpa alasan, sebab koperasi sektor riil mampu menjadi akselerator perekonomian masyarakat mulai dari sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan pariwisata.

“Sekarang ini banyak sekali potensi ekonomi masyarakat dari sektor riil bahkan banyak produk-produk yang dihasilkan mampu menembus pasar ekspor, dengan inilah kami diminta pemerintah untuk mendukung perekonomian melalui koperasi sektor riil,” kata Supomo.

Selain itu, peningkatan pembiayaan kepada koperasi sektor riil juga untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.

“Dengan adanya covid-19 semua bisnis terdampak, kami sebagai kepanjangan tangan pemerintah perlu hadir melayani dan memberikan pembiayaan yang mudah, murah, dan cepat untuk memulihkan perekonomian nasional,” paparnya.

Seperti di Provinsi Bali, Koperasi Pasar (Koppas) Srinadi Klungkung Bali telah mendapatkan manfaat penyaluran dana bergulir dari LPDB-KUMKM untuk mengembangkan bisnis dan melayani usaha para anggotanya.

Koperasi yang berdiri sejak tahun 1985 ini memiliki jumlah anggota sebanyak 13 ribu anggota, dengan jumlah pegawai sebanyak 200 orang. Koppas Srinadi juga memiliki jumlah aset sebesar Rp248 miliar pada tahun 2021.

Ketua Koppas Srinadi Ngakan Made Nata mengatakan, Koppas Srinadi berdiri berdasarkan potensi perekonomian masyarakat yang luar biasa yakni yang berada di Pasar Galiran Kabupaten Klungkung, sebab pasar ini merupakan pasar terbesar di Bali dengan jumlah pedagang mencapai ribuan.

“Koppas Srinadi bergabung dengan LPDB-KUMKM bukan dari tahun ini, kami sudah jauh bermitra dengan LPDB-KUMKM sejak tahun 2012 bersinergi,” ujar Ngakan.

Ngakan menjelaskan, pihaknya mengetahui instrumen pembiayaan LPDB-KUMKM yang cepat, mudah, dan murah dari teman-teman gerakan koperasi di Bali yang sudah lebih awal mendapatkan pinjaman dari LPDB-KUMKM.

“Dari sisi keringanan pasti ada di LPDB-KUMKM, terutama dari sisi bunga yang sangat bisa bersaing dan ini yang membuat kami bermitra dengan LPDB-KUMKM,” ungkapnya.

Tercatat Koppas Srinadi telah mendapatkan pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM sebanyak 3 (tiga) kali, pada tahun 2012 mendapatkan dana dari LPDB-KUMKM sebesar Rp5 miliar dengan status lunas.

Kemudian, pada tahun 2015 mendapatkan dana dari LPDB-KUMKM sebesar Rp4 miliar dengan status lunas. Dan pada tahun 2021 mendapatkan dana dari LPDB-KUMKM sebesar Rp3 miliar dengan status lancar.

Pemanfaatan Dana Bergulir

Dari sisi pemanfaatan dana bergulir, Koppas Srinadi menggunakan pembiayaan dana bergulir untuk sektor riil mulai dari lini usaha toko swalayan bangunan, kemudian unit usaha simpan pinjam kepada para anggotanya.

“Dengan dana LPDB-KUMKM kami gunakan untuk pembiayaan anggota dalam mengembangkan usaha sektor riil, dengan hadirnya covid-19 ini juga membantu likuiditas kami dalam melayani anggota, pinjaman kepada anggota jadi bisa kami tingkatkan,” ungkapnya.

Ngakan berharap, LPDB-KUMKM agar terus membantu gerakan koperasi untuk tumbuh dan berkembang, sebab persoalan utama bisnis koperasi saat ini adalah akses permodalan setelah masalah sumber daya manusia.

“Harapan kami agar LPDB-KUMKM terus melayani dan membantu gerakan koperasi di seluruh Indonesia,” pungkas Ngakan.(Jef)

LPDB-KUMKM Dorong Koperasi Sektor Riil Agar Menjadi Aggregator Bagi Anggotanya

Tanggamus:(Globslnews.id) – Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) Supomo melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Kegiatan “jemput bola” ini merupakan upaya LPDB-KUMKM untuk mendapatkan mitra potensial khususnya pelaku koperasi agar dapat mengakses dana bergulir LPDB-KUMKM.

Turut hadir, Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Krisdianto dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung Samsurijal Ari, serta dihadiri oleh pengurus dan anggota dari Koperasi Tani Hijau Makmur dan Koperasi Sarana Bangun Lampung (Sabalam) Lampung.

Menurut Supomo, kunjungan kerja ini selain upaya jemput bola, juga dalam rangka menindaklanjuti beberapa pertemuan dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dan memfollowup rencana pengajuan pembiayaan dari Koperasi Tani Hijau Makmur dan Koperasi Sabalam. Keduanya merupakan koperasi yang bergerak di sektor riil budidaya pisang mas Lampung dan pisang cavendish, dengan offtakernya yaitu PT The Great Giant Pineapple (PT. GGP).

Sementara itu, lanjut Supomo, Koperasi Sabalam adalah koperasi dengan budidaya porang, dengan offtakernya di Gresik dan Surabaya yaitu PT. Rajawali, mereka yang nantinya akan menunjang untuk kepentingan ekspor.

“Keduanya sudah kami tinjau di lapangan, budidayanya bagus, kerja sama dengan offtakernya juga bagus, sehingga inilah yang kita harus ciptakan bahwa koperasi berperan sebagai aggregator dari petani-petani yang ada di Lampung,” sambung Supomo.

Terkait prospek mitra potensial di Lampung, Supomo menjelaskan bahwa bersama Kepala Dinas Koperasi dan UKM di Provinsi Lampung, telah meninjau beberapa mitra potensial, dimana setelah melihat selain dua koperasi itu ternyata banyak koperasi-koperasi potensial di Lampung khususnya dibidang pertanian yang dapat ditingkatkan.

“Saat ini mereka sedang dalam proses pembinaan bersama dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung karena masih memerlukan pendampingan dari sisi kelembagaan dan tata kelolanya, sehingga nantinya dapat memenuhi syarat dalam mengakses dana bergulir LPDB-KUMKM,” jelas Supomo.

Mengenai strategi LPDB-KUMKM untuk mendapatkan mitra koperasi khususnya untuk daerah yang wilayah serapan dana bergulirnya masih rendah, Supomo menerangkan bahwa LPDB-KUMKM terus melakukan koordinasi dengan Dinas-Dinas Koperasi dan UKM Provinsi/Kabupaten/Kota. Khususnya untuk wilayah Lampung, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Inkubator Siger Hub dimana mereka menginkubasi tenant-tenant calon mitra LPDB-KUMKM.

“Saya melihat langsung hasil inkubasi tenant-tenant daripada Siger Hub, sehingga itulah potensi untuk pengembangan koperasi dan UKM yang ada di Lampung,” terang Supomo.

Dengan melihat calon mitra LPDB-KUMKM yang mayoritas merupakan kalangan milenial berusia muda dan berjiwa kreatif, Supomo memiliki kesan bahwa mereka memiliki visi yang luar biasa untuk pemberdayaan UKM-UKM di Provinsi Lampung, sehingga perlu di-grab dan dikumpulkan jadi satu untuk berkumpul dalam wadah koperasi.

“Mereka memang memerlukan pendampingan karena ini akan menjadi cikal bakal yang bagus, memiliki komitmen yang kuat, dan visi misi yang sama, sehingga nantinya akan terbentuk ekosistem yang baik dimana koperasi menjadi aggregator para anggota-anggotanya yang mempunyai usaha untuk dapat dikembangkan dan ditingkatkan lagi dari sisi perekonomiannya,” pesan Supomo.

*Mengunjungi Kebon Porang*

Dalam kesempatan yang sama, Supomo dan jajaran serta Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung Samsurijal Ari, melanjutkan kegiatan dengan mengunjungi kebon porang dari anggota Koperasi Sarana Bangun Lampung (Sabalam) di Tanggamus Provinsi Lampung.

Selain melihat potensi koperasi dalam bisnis mengembangkan tanaman porang dan pembibitan buah alpukat, kegiatan dilanjutkan dengan berdiskusi dengan pengurus dan anggota Koperasi Tani Hijau Makmur. Setelah itu, rombongan juga meninjau proses pengemasan pisang mas Lampung yang dikerjakan oleh PT The Great Giant Pineapple (PT. GGP) selaku offtaker yang bekerja sama dalam teknologi pengemasan dan pemenuhan syarat ekspor.

Supomo berharap, dengan adanya kunjungan kerja ini kedua mitra potensial di Provinsi Lampung ini dapat mengakses pembiayaan murah dari LPDB-KUMKM. “Sehingga ke depan, usaha mereka dapat terus bertumbuh, baik dari sisi produksi maupun skala bisnis, yang akhirnya ke depan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota, peningkatan produktivitas koperasi, serta yang terutama adalah peningkatan ekonomi nasional,” tutup Supomo.(Jef)

Perkuat Permodalan Koperasi, LPDB-KUMKM Targetkan Penyaluran Dana Bergulir Rp1,8 Triliun di 2022


JAKARTA:(Globalnews.id)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) menargetkan penyaluran dana bergulir pada tahun 2022 sebesar Rp1,8 triliun. Jumlah ini meningkat dari tahun 2021 yang hanya sebesar Rp1,6 triliun.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, untuk mencapai target penyaluran dana bergulir tersebut, ada sejumlah strategi yang diterapkan.

Antara lain dengan melakukan transformasi bisnis proses, bekerja sama antar Badan Layanan Umum (BLU), serta melakukan venture capital approach.

“Kami juga terus melakukan transformasi untuk mewujudkan yang namanya transparansi, akuntabel. Contoh, cash management system, ridi online dan e-proposal. Itu semua dalam rangka efektifitas, transparansi dan akuntabel,” kata Supomo dalam Konferensi Pers Awal Tahun 2022 dengan tema “Performa Dana Bergulir LPDB-KUMKM 2021 dan Outlook LPDB-KUMKM 2022 di Jakarta.

LPDB-KUMKM juga menargetkan penyaluran dana bergulir kepada koperasi sektor riil meningkat menjadi 40 persen dari jumlah koperasi yang disasar pada tahun 2022. Pada tahun 2021 jumlah mitra koperasi yang mendapatkan pinjaman dana bergulir sebanyak 192 unit, dimana 25 persen merupakan koperasi sektor riil.

“Tahun 2020 sektor riil hanya 2 persen, 2021 kita sudah 13,5 persen tapi untuk jumlah koperasi sektor riilnya itu sudah hampir 25 persen dari 192. Untuk itu, tahun 2022 ditargetkan oleh Pak Menteri untuk sektor riil harus mencapai 40 persen. Namanya kita ditarget kita akan berusaha semaksimal mungkin dengan berbagai macam strategi,” katanya.

Untuk diketahui realisasi penyaluran dana bergulir pada tahun 2021 mencapai Rp1,641 triliun, atau melebihi jumlah target pemerintah sebesar Rp1,6 triliun. Rinciannya yakni pola konvensional sebesar Rp813 miliar, dan pola pembiayaan syariah sebesar Rp828 miliar.

“Tahun ini merupakan tahun yang paling berat bagi LPDB karena di dalamnya itu ada PPKM darurat. Itu hampir tiga bulan kita tidak bisa apa-apa, tetapi dengan semangat yang luar biasa dari jajaran LPDB akhirnya kita bisa mewujudkan target ini,” ucap Supomo.

LPDB-KUMKM juga menekan angka kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) dari 1,24 persen menjadi 1,15 persen pada tahun 2021. Penyaluran dana bergulir dinilai sangat efektif membantu koperasi dalam menghadapi masa sulit akibat pandemi Covid-19.

“Jadi LPDB mempunyai kontribusi pada saat pandemi ini. Kehadiran LPDB di tengah para pelaku koperasi dan UKM itu ternyata bermanfaat. Kalau tidak bermanfaat pasti koperasi itu akan macet,” ungkap Supomo.

Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Krisdianto mengungkapkan sejumlah kendala saat menyalurkan pinjaman dana bergulir kepada koperasi. Di antaranya adanya penerapan PPKM oleh pemerintah.

“Kendala terutama pada saat PPKM yang ketat. Kami kesulitan, dan dari mitranya sendiri untuk kita bisa survei harus online, tapi online itu kami perlu kehati-hatian. Kita tidak serta-merta bisa memproses seperti normal kita melakukan OTS secara offline,” ungkap Krisdianto.

“Koperasi sendiri beberapa ada yang minta ditangguhkan waktu sampai kondisi PPKM normal kembali, karena mereka khawatir kalau masih diproses LPDB dan disetujui dan dicairkan, mereka tidak sanggup untuk menyalurkan karena mereka khawatir kondisi di anggotanya takut diberikan dana terus tidak kembali,” tutupnya.

*Gelar Rapid Antigen Massal*

Sementara itu, dalam rangka upaya tindakan preventif penularan covid-19, LPDB-KUMKM memulai tahun 2022 ini melakukan rapid antigen massal kepada seluruh pegawai dan tenaga alih daya LPDB-KUMKM.

Upaya tersebut sebagai upaya LPDB-KUMKM dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Kegiatan rapid antigen dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan dari Klinik Pratama LPDB-KUMKM.

“Ini merupakan ikhtiar kami agar tetap sehat, tetap bisa menjalani aktivitas melayani koperasi di seluruh Indonesia,” tambahnya.

LPDB-KUMKM juga menghadirkan para pelaku UMKM kuliner di sekitar lokasi kantor untuk menyediakan makan siang bagi seluruh pegawai LPDB-KUMKM.

“Upaya ini bagian dari dukungan LPDB-KUMKM terhadap pelaku UMKM agar tetap tumbuh, berkembang di masa pandemi covid-19,” pungkas Supomo.(Jef)

Sukses dan Tepat Sasaran di 2021, LDPB KUMKM Targetkan Penyaluran Dana Bergulir Rp 1,8 Triliun di 2022

Jakarta:(Globalnews.id)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) berhasil membukukan laba bersih Rp 135 Miliar selama tahun 2021. Itu melebihi yang ditargetkan yaitu Rp 125 Miliar. Hal itu bisa diraih LPDB dengan menyalurkan Rp 1,641 T dari target 1,6 T selama 2021.

“Alhamdulillah, ini berkat kerjasama dan semangat yang luar biasa baik antar semua komponen LPDB, untuk itu kami mengucapkan teima kasih yang luar biasa kepada para Direksi, para Kadiv dan seluruh pegawai LPDB KUMKM,” kata Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo didampingi segenap direksi LPDB KUMKM, kepada para wartawan, saat menyampaikan paparan performa Dana Bergulir LPDB-KUMKM dan Outlook LPDB-KUMKM 2022, senin (3/1/2022) di Jakarta.

Dari dana bergulir Rp 1,641 T itu masing- masing disalurkan untuk konvensional Rp 813 M dan syariah 828 M, dengan 192 mitra koperasi.

Meski di masa pandemi, namun LPDB KUMKM malah mampu menekan Non Performing Loan (NPL) dari 1,24 persen di tahun 2020 menjadi 1,15 persen di tahun 2021. Artinya jauh dibawah toleransi maksimum NPL 5 persen kepada LPDB.

NPL itu juga memberi arti bahwa penyaluran yang lancar dengan kredit macet yang relatif kecil itu, masyarakat koperasi mampu bertahan di masa krisis, bahkan bisa berkembang dan memberikan manfaat pada anggota koperasi serta masyarakat sekitar.

Dengan prestasi selama 2021 tersebut, kontribusi LPDB KUMKM di masa pandemi kepada mitra adalah 98,85% efektif, serta membantu perekonomian nasional.
“Kondisi ini juga membuktikan bahwa Koperasi juga jalan, terbukti mereka nyicilnya lancar,” tegas Supomo.

Untuk tahun 2022, jelas Supomo, LPDB-KUMKM diberi target penyaluran sebesar Rp 1,8 T dan november 2022 harus sudah selesai. Dana tersebut juga ditargetkan untuk koperasi sektor riil sebesar 40 persen, sebagian besar atau 60 persen masih kepada Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

Supomo menambahkan, meski capaian gemilang telah diraih, LPDB KUMKM terus mencari terobosan dan peluang market baru untuk menjalankan program pemerintah. Antara lain kerja sama antar BLU, dengan mulai melakukan venture capital aproach terutama untuk mencari koperasi sektor riil/ koperasi produksi. (Jeff)

LPDB-KUMKM Telah Salurkan Dana Bergulir Rp1,294 Triliun kepada 163 Mitra

Jakarta:(Globalnews.id)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp1,294 triliun kepada 163 mitra sampai dengan 19 November 2021.

Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo dalam keterangan persnya, Jumat, 19 November 2021, mengatakan pihaknya telah menyalurkan dana bergulir melalui dua skema yakni pola konvensional dan pola syariah.

“Pola Konvensional sebesar Rp669 miliar kepada 104 Mitra dan Pola Syariah sebesar Rp624 miliar kepada 59 Mitra,” katanya.

Penyaluran dana bergulir secara akumulasi sejak 2008 sampai dengan 2021, kata Supomo tercatat telah mencapai angka sebesar Rp13,621 triliun, kepada 3.126 mitra.

Dari angkat itu terinci Pola Konvensional sebesar Rp10,630 triliun dan Pola Syariah sebesar Rp3,226 triliun.

Supomo menambahkan, LPDB-KUMKM pada tahun 2020 juga melaksanakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan dua pola penyaluran yakni pola konvensional dan pola syariah. Pola Konvensional sebesar Rp724 miliar, kepada 41 mitra dengan penerima manfaat sebanyak 58.050.

Sedangkan Pola Syariah sebesar Rp567 miliar kepada 43 mitra dengan penerima manfaat sebanyak 60.733. “Dan total Penyaluran Dana PEN sebesar Rp1,292 triliun kepada 84 mitra dengan peneriman manfaat sebanyak 118.783,” katanya.

Di sisi lain LPDB-KUMKM juga melaksanakan program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM dengan berkerja sama 8 lembaga incubator di seluruh Indonesia, dengan rincian Provinsi Jawa Barat, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Pusat Inkubator Bisnis Oorange Universitas Padjajaran, Cubic Inkubator Bisnis.

Kemudian di Provinsi Lampung, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Siger Innovation Hub, di Provinsi Jawa Timur, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya, Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi Universitas Airlangga, dan Provinsi Bali, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Inkubator Bisnis LPPM Univesitas Udayana.

Ada pula di Provinsi Kalimantan Barat, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Pusat pengembangan Inovasi dan Inkubator Bisnis Teknologi Universitas Tanjungpura dan Provinsi Papua, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Pusat Inkubator Bisnis Universitas Ottow Geissler Papua.

Supomo menambahkan LPDB-KUMKM sudah melakukan transformasi digital dalam mendukung tata kelola bisnis proses yang ramah lingkungan, efisien, dan cepat.

Beberapa yang telah dilakukan di antaranya E-proposal LPDB-KUMKM, dimana dilaksanakan transformasi digital guna mendukung Green Business Process mulai dari Proposal Online atau e-proposal.

“Kami juga mengembangkan Online Disbursement System. Reformasi Pengelolaan Keuangan dengan transaksi online pembayaran melalui Online Disbursement System,” katanya.

Kemudian Cash Management System dimana Transaksi Cashless dilakukan untuk seluruh pembayaran pelaksanaan belanja dengan menggunakan Cash Management System; Geodinas dimana GeoTagging diterapkan sebagai Aplikasi Perjalanan Dinas Tanpa Kertas (GeoDinas); dan Ridi Online berupa Manajemen Inkubasi Online untuk Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM dengan RIDI Platform.(Jef)

LPDB-KUMKM, BLU Garda Terdepan Pemulihan Ekonomi Nasional

Jakarta :(Globalnews.id) – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) ikut berpartisipasi dalam gelaran Badan Layanan Umum (BLU) EXPO Tahun 2021.

BLU EXPO 2021 diselenggarakan dari tanggal 16 November sampai dengan 18 November 2021 secara virtual dengan melibatkan seluruh BLU.

Acara ini memiliki tema besar yaitu “BLU Berstratregi Pulihkan Ekonomi”. Sesuai dengan tema yang diangkat, satker BLU harus dapat menghadirkan strategi-strategi yang extraordinary guna memulihkan ekonomi Indonesia melewati tantangan yang luar biasa untuk bangkit dari krisis akibat pandemi.

Dalam pembukaan BLU EXPO 2021, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, BLU Kementerian Koperasi dan UKM dalam hal ini LPDB-KUMKM menjadi garda terdepan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Tahun 2020 ini kita didominasi oleh BLU, terutama bidang kesehatan, namun juga BLU-nya Pak Teten Masduki (Menteri Koperasi dan UKM) menjadi frontliner untuk memberikan bantuan sosial dan bantuan sektor produktif,” kata Sri Mulyani.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, selama pandemi covid-19 LPDB-KUMKM terus melakukan penyaluran dana bergulir kepada koperasi di seluruh Indonesia, hal ini dilakukan untuk memberikan dukungan secara permodalan kepada koperasi maupun pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang merupakan anggota koperasi.

“Sekarang memang waktu yang tepat untuk sama-sama bangkit, baik sektor UMKM maupun sektor usaha lain. Kami LPDB-KUMKM melakukan penyaluran dana bergulir kepada koperasi sektor produktif atau sektor riil, sebab dengan kondisi krisis ekonomi yang terjadi, UMKM menjadi salah satu yang terdampak, dan sektor produktif yang perlu menjadi perhatian besar, agar pemulihan ekonomi nasional terwujud,” kata Supomo saat acara Talkshow BLU Expo 2021 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (18/11).

Menurut Supomo, LPDB-KUMKM terus bergerak dengan merapkan lima strategi percepatan yang dilakukan diantaranya, perluasan penyaluran melalui komunitas, melakukan fleksibilitas layanan dengan memberikan tarif murah, pemberian grace period.

Kemudian, fokus kepada koperasi sektor riil dibidang pertanian, perikanan, dan peternakan, melakukan pengembangan skema venture approach untuk mendorong koperasi dibidang pangan atau berbasis ekspor, dan optimalisasi peran koperasi besar untuk memberikan multiplier effect.

“Berbagai strategi ini kami lakukan untuk mempercepat penyaluran dana bergulir, dan dipastikan tersalurkan dengan baik, serta tepat sasaran melalui koperasi. Sebab dengan melalui koperasi, penyaluran dana bergulir akan lebih tepat sasaran, karena kami BLU LPDB-KUMKM yang berpusat di Jakarta, tidak mungkin menjangkau UKM satu per satu, akan lebih efektif melalui koperasi, agar koperasinya bangkit, UKM naik kelas, dan ekonomi tumbuh,” papar Supomo.

Tersalurkan Tepat Sasaran

Supomo memaparkan, terdapat beberapa contoh penyaluran dana bergulir dari LPDB-KUMKM yang tepat sasaran dan memerikan dampak ekonomi yang luas. “Sebagai contoh kami menyalurkan kepada Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan di Takengon, Kabupaten Aceh, Tengah Provinsi Aceh, sebesar Rp10 miliar.

Merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang sektor riil, yaitu bidang processing atau mengolah biji kopi dari awal pemetikan hingga pengeringan, juga bidang perdagangan kopi,” jelas Supomo.

Saat ini, jumlah anggota mencapai 4.260 petani kopi organik dengan luas lahan seluas 5.590 hektare yang tersebar di dua kabupaten, yaitu di Kabupaten Aceh Tengah dengan 3.064 anggota dan luas lahan 3.509 hektare, serta di Kabupaten Bener Meriah dengan 1.196 anggota yng memiliki lahan seluas 2.079 hektare.

“Dengan pembiayaan ini Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan terus menjalankan usahanya, dan melayani anggotanya yang merupakan petani kopi, dan melakukan ekspor kopi ke Amerika. Salah satu pasar ekspor kopi KBQ Baburrayyan adalah Starbucks Coffee Company yang berkantor pusat di Seattle, AS,” papar Supomo.

Tercatat, hingga 17 November 2021 LPDB-KUMKM telah melakukan penyaluran dana bergulir sebesar Rp1,294 triliun, dengan komposisi penyaluran kepada koperasi konvensional sebesar Rp669 Miliar, dan koperasi syariah sebesar Rp624 Miliar.

Sementara itu, dengan hadirnya LPDB-KUMKM dalam gelaran BLU Expo 2021 dapat meningkatkan kerja sama dan sinergi program antar BLU di Indonesia, guna memberikan dampak pada perekonomian nasional.

BLU EXPO tahun 2021 diharapkan menjadi sarana promosi produk dan layanan BLU kepada masyarakat serta mendapatkan calon mitra usaha.

Sesuai dengan tema BLU EXPO 2021 “BLU Berstrategi Pulihkan Ekonomi” BLU diharapkan memikirkan strategi baru yang tidak business as usual dalam memberikan layanan kepada masyarakat khususnya dalam menghadapi kondisi extraordinary seperti saat ini.

Dengan fleksibilitas yang dimiliki, BLU diharapkan mampu memberikan dampak peningkatan kinerja layanan dan keuangan yang siginifikan.(Jef)

Sinergi LPDB-KUMKM dan Perbankan Percepat Rekonsiliasi Data Rekening Dana Bergulir Periode 2000-2007


Nusa Dua:(Globalnews id)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) mengadakan rekonsiliasi data rekening dana bergulir di perbankan nasional untuk memenuhi amanat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 129 tentang Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU), serta rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Dimana BLU diminta untuk melaksanakan rekonsiliasi dengan perbankan tempat rekening pengelolaan dana bergulir dibuka.

“Tujuannya, untuk tercapainya kesesuaian saldo, perhitungan jasa giro dan imbal hasil atas penempatan dana yang telah dilaksanakan LPDB-KUMKM,” kata Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, pada acara Rekonsiliasi Rekening dengan Perbankan Triwulan III Tahun 2021, bersama mitra-mitra perbankan pusat maupun daerah, di Nusa Dua, Bali, Kamis (28/10).

Di acara yang dihadiri sekitar 30 Bank termasuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh Indonesia, Supomo mengatakan, kerja sama LPDB-KUMKM dengan perbankan tidak hanya sebatas penempatan dana atau penyaluran dana bergulir, namun juga melaksanakan pengalihan dana bergulir program Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2000-2007.

“Kami harapkan kerja sama ini dapat lebih kita tingkatan melalui pertukaran informasi potensi dana yang dapat dikembalikan, pemindahbukuan angsuran pokok koperasi penerima program yang masih ada di rekening koperasi ke rekening LPDB-KUMKM,” papar Supomo.

Dalam kesempatan itu, Supomo juga menyampaikan apresiasi kepada mitra perbankan LPDB-KUMKM yang telah menjalankan peran strategis dalam mendukung LPDB-KUMKM, baik dalam proses penyaluran dana bergulir kepada mitra LPDB-KUMKM, maupun dalam kegiatan operasional LPDB-KUMKM.

“Perlu kami sampaikan, kebijakan penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM saat ini hanya melalui koperasi.  Kebijakan ini ditujukan sebagai stimulus bagi koperasi dan UKM untuk menggerakkan perekonomian di daerah. Selain itu, LPDB-KUMKM juga menjalankan program inkubator dan pendampingan,” imbuh Supomo.

*Sudah Dialihkan Rp950 Miliar*

Sementara Direktur Keuangan LPDB-KUMKM Ahmad Nizar menambahkan, total dana bergulir periode 2000-2007 yang memiliki potensi kembali sebesar Rp1,2 triliun. Hingga saat ini, yang sudah bisa dialihkan sekitar Rp950 miliar, atau kurang lebih sebesar 80%. “Bahkan, dana tersebut sudah digulirkan kembali,” tandas Nizar.

Nizar mengungkapkan, kerja sama antara LPDB-KUMKM dengan mitra perbankan, tidak hanya sebatas penempatan dana. Namun, ada kerjasama cash management system (CMS), virtual account (VA), penyaluran dana bergulir, dan sebagai bank pelaksana program Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2000-2007.

Menurut Nizar, pertemuan ini bertujuan agar tercapai kesesuaian data saldo, perhitungan jasa giro, dan bunga deposito antara LPDB-KUMKM dengan mitra perbankan. Dengan begitu, pencatatan data saldo LPDB-KUMKM menjadi lebih akuntabel.

“Kami harap mitra perbankan dapat memenuhi data dukung dan dokumen yang diperlukan untuk kelancaran acara rekonsiliasi data perbankan ini,” ujar Nizar. Masalahnya, dari sekitar 15 ribu lebih koperasi yang mendapat dana bergulir periode 2000-2007, tidak sedikit koperasi yang sudah bubar dan tidak aktif. Bahkan, para pengurusnya juga sudah tidak diketahui lagi keberadaannya. Untuk koperasi yang masih aktif, apakah masih ada potensi pengembalian atau tidak, itu harus dipastikan, pungkas Nizar.

Nizar berharap, adanya kesepahaman antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Koperasi dan UKM terkait seberapa besar potensi dana tersebut yang masih bisa dikembalikan. Selain itu, Nizar berharap, mitra perbankan dapat lebih meningkatkan kerja sama dan perannya dalam pemindahbukuan angsuran pokok koperasi penerima program ke rekening LPDB-KUMKM.

“Ini sejalan dengan Keputusan Menteri Koperasi dan UKM yang mengamanatkan pengalihan dana bergulir dari program Kementerian Koperasi dan UKM ke LPDB-KUMKM,” jelas Nizar.(Jef)

Peresmian Alif Learning Center (ALEC) di Ciwidey Bandung, Dukungan LPDB-KUMKM Terhadap Korporatisasi Petani di Kopontren Al Ittifaq

Bandung:(Globalnews.id)-Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bersama Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Arifin Panigoro, Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir, dan Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo meresmikan Alif Learning Center (ALEC) di Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Ciwidey Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (10/10).

ALEC merupakan wadah inkubasi untuk mendukung keberlangsungan bisnis koperasi dalam bidang pertanian, serta menjadi inkubator pertama yang berbadan hukum koperasi.

Turut hadir dalam peresmian tersebut, Presiden Direktur ALEC Irpan Sadikin, Ketua Kopontren Al Ittifaq Setia Irawan, serta sejumlah kepala daerah setempat. Inkubasi yang dilakukan ALEC akan difasilitasi LPDB-KUMKM mulai tahun 2022 dengan target 50 tenant atau pondok pesantren (petani) yang diperkirakan dalam 3 tahun ke depan Kopontren Al Ittifaq dapat memenuhi kebutuhan sayur mayur dan buah di Jawa Barat dan DKI Jakarta sebanyak 37,8 ton per hari dan memenuhi permintaan market dengan total 47,3 ton per hari dengan memfasilitasi sebanyak 98 pondok pesantren.

Supomo selaku Direktur Utama LPDB-KUMKM mengatakan, perkembangan market Al Ittifaq saat ini sudah luar biasa, permintaan besar, sehingga kita harus bertahap memenuhi kebutuhan marketnya. Hal ini dikarenakan, pertanian bukan seperti kue yang bisa langsung dicetak dan terlihat hasilnya, melainkan harus matang disiapkan dari sisi SDM yakni petani, juga dari sisi komoditi dan teknologinya. Di sini lah LPDB-KUMKM harus bertahap dan siap dalam membangun proses tersebut.

“Hal ini bukan yang terakhir, melainkan awal yang baru. Kita harus support maksimal sesuai dengan arahan Bapak Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Bapak BUMN Erick Tohir, serta Watimpres Bapak Arifin Panigoro. Bahkan hal ini dijadikan contoh bagi pertanian di Indonesia, yaitu korporatisasi pertanian dan holding melalui pesantren,” kata Supomo.

Terkait peningkatan Al Ittifaq ke depan, lebih lanjut Supomo menjelaskan, LPDB-KUMKM akan selalu hadir mendampingi dari sisi bisnis dan kelembagaan koperasi sehingga dibentuklah Alif Learning Center (ALEC), sehingga market bukan hanya disupport dari sisi Ittifaq sendiri, namun juga dari pesantren-pesantren lain agar kemitraan dapat berkembang. “Yang perlu kita lembagakan di antaranya cara bercocok tanam dan cara budi dayanya agar sama dan seragam dapat diserap oleh market,” jelas Supomo.

Selain dukungan kelembagaan, LPDB-KUMKM juga melakukan bimbingan teknis (bimtek) secara langsung, baik pendampingan secara administratif, maupun pendampingan dari sisi bisnis. Sementara, untuk pendampingan dari sisi budi dayanya, Ittifaq bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) Jepang dan Progamma Uitzending Manajer (PUM) Belanda.

Inkubator ALEC itu sendiri telah berdiri dan terdaftar di Kementerian Koperasi dan UKM sejak bulan September 2021. Inkubator ini didesign untuk pengembangan bisnis utama Kopontren Al Ittifaq dan akselerasi perluasan jaringan kerja sama dengan 98 pondok pesantren untuk memasok sayur mayur yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2023.

Sementara itu, Presiden Direktur ALEC Irpan Sadikin mengatakan, inkubasi sektor pertanian sangat diperlukan, sebab para tenant langsung diberikan materi dan juga cara praktik yang benar, mulai dari pendampingan teknik budidaya, manajemen usaha, hingga tahapan marketing usaha.

“Dengan adanya ALEC, kami berharap dapat meningkatkan skill petani baik dari segi teknik budidaya maupun manajemen sehingga dapat meningkatkan produktivitas, kualitas serta dapat menjaga kontinuitas produk,” kata Irpan.

Terbukti, selama ini Kopontren Al-Ittifaq telah membantu memasarkan produk pertanian dengan menggunakan konsep (B2B) business to business dengan berbagai modern market.

Hal inilah yang membuktikan bahwa produk pertanian lokal jika dikembangkan secara baik mulai dari hulu hingga hilir maka memberikan ekosistem yang saling menguntungkan.

“Produk pertanian yang sudah kami hasilkan sudah masuk ke modern market seperti Superindo, Yogya, AEON, Pasar Induk, dan beberpa restaurant ternama di Bandung,” ungkapnya.

Dirinya berharap, Kopontren Al-Ittifaq bisa terus berkomitmen untuk menjadi offtaker bagi para tanant ALEC kedepan.

Tambahan Modal LPDB-KUMKM

Selain kehadiran ALEC yang diharapkan dapat mempercepat akselerasi pengembangan koperasi sekaligus meminimalkan risiko terhadap pembiayaan yang di berikan LPDB-KUMKM, dalam kesempatan yang sama, dilaksanakan pula penyerahan persetujuan pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM kepada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq. Hal ini sebagai wujud peran serta LPDB-KUMKM dalam mendukung ekosistem korporatisasi pertanian khususnya berbasis pondok pesantren.

Kopontren Al Ittifaq merupakan koperasi sektor riil yang berdiri sejak tahun 1997 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan bergerak disektor agribisnis dengan komuditas utama sayur mayur. Koperasi ini telah mendapatkan pembiayaan dari LPDB-KUMKM sejak tahun 2020 sebesar Rp6,3 miliar, dan di tahun ini kembali disetujui penambahan fasilitas pembiayaan dari LPDB-KUMKM sebesar Rp12 miliar. Pembiayaan dana bergulir ini diperuntukkan sebagai modal kerja agribisnis dan investasi pembangunan greenhouse.

Tercatat, Kopontren Al Ittifaq telah memiliki aset sebesar Rp49 miliar berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2020, dengan total anggota sebanyak 1.374 orang dan jumlah pegawai sebanyak 33 orang.(Jef)