Arsip Tag: Entrepreneur

MenKopUKM Ajak Mahasiswa Universitas Merdeka Ciptakan 1 Juta Pengusaha Baru Melalui Program Entrepreneur Hub

Malang:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengajak mahasiswa Universitas Merdeka Malang untuk mengambil bagian dalam upaya mencetak 1 juta pengusaha muda baru melalui program Entrepreneur Hub.

“Kita ingin mencetak 1 juta pengusaha muda baru karena Presiden Jokowi mau menyiapkan fondasi bagi Indonesia untuk menjadi empat kekuatan ekonomi dunia di 2045. Indonesia akan menjadi empat kekuatan besar setelah Amerika Serikat, Tiongkok, dan India,” kata MenKopUKM Teten Masduki saat berdialog dengan mahasiswa Universitas Merdeka dalam program Entrepreneur Hub yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) di Malang, Rabu (15/03).

Menteri Teten menjelaskan, untuk menjadi negara maju, tidak hanya menyiapkan infrastruktur dan sumber daya manusia, melainkan juga pengusaha yang inovatif.

Untuk itu, melalui ajang Entrepreneur Hub diharapkan dapat menumbuhkan ekosistem kewirausahaan di kalangan mahasiswa, serta diharapkan akan menjadi kekuatan pembangunan ekonomi dan sebagai agent of change dengan cara menjadi wirausaha dan mampu menciptakan lapangan kerja.

“Jadi kampus harus berubah. Harus mengubah mindset kurikulum bagaimana menciptakan wirausaha bukan sarjana calon pegawai pemerintah atau swasta,” ujar MenKopUKM.

Ia juga menambahkan dengan bonus demografi Indonesia yang cukup besar, kampus bisa menjadi wadah dalam mencetak wirausaha muda yang berbasis perguruan tinggi.

Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Merdeka Malang Anwar Sanusi mengatakan, Entrepreneur Hub bisa menjadi solusi dari pemerintah dan universitas untuk menciptakan ekosistem kewirausahaan.

“Ini menjadi bukti negara hadir membangun pilar kemajuan dan kemandirian bangsa, dan kami berterima kasih kepada KemenKopUKM yang telah memberikan program pendampingan kewirausahaan,” ucap Anwar Sanusi.

Ia juga berpendapat mahasiswa turut berbangga dapat terlibat dalam program ini.

“Saya yakin akan muncul sosok pemberani yang percaya diri menjadi wirausaha yang akan menopang kemandirian negara,” ujar Anwar Sanus.

Entrepreneur Hub merupakan program KemenKopUKM yang bertujuan untuk pengembangan ekosistem kewirausahaan dalam rangka menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa.

Pada ajang kali ini para pelaku UMKM yang terlibat dalam ajang Entrepreneur Hub akan menjadi mentor bagi 150 mahasiswa.

Selain itu, KemenKopUKM juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Universitas Merdeka terkait pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.(Jef)

Tumbuhkan Wirausaha, KemenKopUKM Gelar Program Entreprenuer Hub di Universitas Merdeka Malang

Malang:(Globalnews.id) – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyelenggarakan program Entrepreneur HUB salah satunya digelar di Universitas Merdeka Malang, Jawa Timur, berupa rangkaian kegiatan pelatihan dan pembukaan akses jejaring usaha dalam upaya menumbuhkan ekosistem kewirausahaan di kalangan mahasiswa.

KemenKopUKM terus melakukan sosialisasi dan sinergi program tersebut ke kampus-kampus salah satunya Entrepreneur Hub di Universitas Merdeka Malang yang dilaksanakan selama 3 hari, yaitu 13-15 Maret 2023. Dan agenda pada hari pertama adalah Workshop Entreprenuer Hub dengan tema “Technopreneurship: Pengembangan Ekosistem Kewirausahaan Dalam Rangka Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Dikalangan Mahasiswa”.

Pada hari kedua, kunjungan lapangan dan coaching forum dengan mengajak 150 mahasiswa mengunjungi UKM di Malang untuk belajar langsung terkait pengembangan usaha.

“Acara ini bukan hanya memberikan pelatihan atau workshop terhadap mahasiswa atau pelaku usaha muda, namun juga memberikan mereka akses untuk masuk dalam networking usaha. Harapannya, jika nantinya para mahasiswa memiliki pertanyaan, permasalahan, ataupun mentor untuk membimbing mereka, hal ini dapat dengan mudah didapatkan,” kata Deputi Bidang Kewirausahaan, KemenKopUKM, Siti Azizah secara daring, Senin (13/3).

Kegiatan ini merupakan sebuah program inisiatif yang mementingkan aspek berkelanjutan. Oleh sebab itu, selain melibatkan 150 mahasiswa terpilih, yang sudah memiliki embrio usaha, kegiatan ini juga melibatkan 50 UKM di Malang serta PLUT KUMKM Kota Batu dan PLUT KUMKM Kabupaten Malang. Dengan melibatkan pihak-pihak lain ini, program Entrepreneur Hub diharapkan dapat bertahan bahkan berkembang dengan organik di Malang.

“Para mahasiswa berdiskusi secara aktif dengan para UKM yang telah berhasil mengembangkan usahanya. Hasil diskusi akan mereka tuangkan dalam bentuk laporan untuk melihat bagaimana mereka bisa implementasikan terhadap rencana pengembangan usaha mereka,” kata Azizah.

Azizah mengatakan kampus merupakan ladang penyemaian yang sangat penting dan strategis untuk menumbuhkan kewirausahaan di Indonesia sebab dari kampus telah banyak muncul pelaku-pelaku wirausaha yang tangguh.

Kewirausahaan di kalangan mahasiswa diharapkan akan menjadi kekuatan pembangunan ekonomi dan sebagai agent of change dengan cara menjadi wirausaha dan mampu menciptakan lapangan kerja. Hal ini juga sebagai antisipasi bonus demografi yang akan dihadapi pada tahun 2030.

Wirausaha memiliki posisi strategis untuk mempertahankan agilitas perekonomian negara. Oleh karena itu, Pemerintah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional terus berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kewirausahaan.

“Tingginya tingkat rasio wirausaha di suatu negara menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut lebih kuat. Saat ini, rasio kewirausahaan Indonesia sebesar 3,47 persen dan Pemerintah Indonesia menargetkan setidaknya pada tahun 2024 rasio kewirausahaan kita bisa mencapai 3,95 persen,” kata Azizah. (Jef)

Setelah Setahun Dilatih, EFF 2022 Pertemukan 12 Startup dengan Venture Capital

Jakarta:(Globalnews id)- Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggelar Closing Event and Intimate Gathering bagi Founder Startup Finalis Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) 2022 di Jakarta, Senin (19/12) malam setelah setahun penuh melakukan coaching.

Dalam gelaran EFF 2022 ini, terdapat 10 finalis startup yakni Kukerja, Inspigo, Byru, Nectico, Bangbeli, Bengkel Mania, Automa, AturKuliner, Surplus, dan DotX, serta 2 special startup yakni Accesive.id dan Hear Me dengan 42 venture capital partners dan 115 matchmaking. Dalam gelaran ini dua startup yakni Surplus dan Bengkel Mania mendapatkan early stage fund.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, keberadaan aplikasi digital akan sangat membantu pelaku UMKM untuk menjalankan bisnisnya.

“Harus diakui wilayah bisnis UMKM besar dan membutuhkan bantuan aplikasi digital untuk akses pembiayaan, sumber daya manusia yang terampil, suku cadang, dan lainnya. Kita memiliki 64,2 juta UMKM yang tumbuh dan butuh aplikasi digital untuk tumbuh dan berkembang,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten menegaskan, kegiatan EFF ini harus dilaksanakan setiap tahun dan perlu dikembangkan lebih jauh. Selain itu, menurutnya ke depan pemerintah juga perlu mempresentasikan permasalahan yang dialami oleh UMKM agar dapat diatasi oleh para pengembang startup.

“Lain kali mungkin kita juga akan presentasi problem UMKM dan kesempatan bisnisnya, karena masih banyak yang belum terselesaikan,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah menambahkan bahwa EFF 2022 menjadi solusi alternatif bagi startup untuk mendapatkan akses pendanaan dan pengembangan bisnis.

“Matchmaking yang telah dilaksanakan diharapkan dapat menjadi peluang bagi startup untuk membuka akses pendanaan yang dibutuhkan serta relasi bagi para founders untuk berbagi pengalaman berbisnis,” kata Siti Azizah.

Siti Azizah berharap, EFF selanjutnya dapat menjaring startup dari lebih beragam sektor dan berbagai wilayah di Indonesia, serta memberikan lebih banyak akses pendanaan untuk pertumbuhan bisnis modelnya.

Sementara itu, Coach EFF 2022 Italo Gani menegaskan bahwa EFF merupakan wadah yang menarik karena startup-nya dibutuhkan oleh pelaku UMKM dan berbeda dengan program lainnya. Fokus dari gelaran ini juga dalam upaya empowering UMKM.

“Ini seharusnya menjadi wadah menarik karena dibutuhkan dan berbeda dengan program lainnya. Program ini juga bermanfaat bagi founder startup karena mereka punya bekal untuk bertemu venture capital,” ucap Italo Gani.

“Program ini berjalan cukup lama. Kita pilih 10 startup dan 2 spesial startup. Dari awal sampai one to one meeting with venture capital. Kami berhasil menggaet 42 venture capital dan kebanyakan dari luar negeri. Jadi ini juga empower investor asing ke Indonesia,” kata Italo Gani.(Jef)

MenKopUKM: Sudah Waktunya Kampus Ciptakan Enterpreneur Unggul dan Kreatif

Yogyakarta:(Globalnews id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengimbau kepada universitas di Tanah Air untuk mengubah pola pikir melalui kurikulumnya, menghadirkan kampus untuk bisa berperan sebagai laboratorium wirausaha, menciptakan enterpreneur unggul berbasis kreativitas dan inovasi teknologi.

“Tak hanya menjadi laboratorium wirausaha, kita harapkan juga universitas termasuk Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta memiliki inkubator bisnisnya serta pusat riset,” ucap MenKopUKM Teten Masduki saat memberikan kuliah umum secara daring dalam acara Young Entrepreneur Wanted yang diselenggarakan di Kampus ISI Yogyakarta, Kamis (8/12).

Apalagi di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sebut MenKopUKM, terdapat matching fund yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa. Sehingga pengembangan kewirausahaan mahasiswa bisa dikoneksikan dengan riset di universitas. Nantinya hasil riset bisa dihilirisasi dan komersialisasi menjadi sebuah produk unggulan para enterpreneur muda yang lahir dari universitas.

“Karena kalau kita lihat sekarang ini, anak muda sangat berminat untuk menjadi enterprenuer. Melihat data dari Asia Pasifik Young Enterpreneur Survei tahun 2021, menunjukkan 72 persen generasi Z dan milenial berkeinginan menjadi wirausaha. Nah berbeda dengan generasi saya dan Pak Rektor dulu. Banyak anak mudanya justru ingin jadi pegawai, baik pegawai Pemerintah maupun pegawai swasta,” ucap MenKopUKM.

Seperti ISI Yogyakarta ini kata Menteri Teten, di mana para mahasiswa yang masuk, adalah mereka yang ingin terjun di sektor ekonomi kreatif. Berdasarkan riset Deloitte UK menyebutkan, industri kreatif adalah faktor kunci bagi pertumbuhan ekonomi dari sebuah bangsa dalam jangka panjang.

Jika melihat dari negara tetangga seperti Korea Selatan (Korsel) sebut Teten, sukses dengan nation branding mereka di industri kreatif. Korea Selatan sukses melalui budaya K-Pop-nya, yang kemudian mendorong Korsel masuk dalam ekonomi dunia.

“Kita sebenarnya punya potensi ekonomi kreatif yang juga luar biasa. Boleh dikatakan dan banyak juga orang yang mengatakan bahwa, DNA seni budaya kita jauh lebih tinggi dibandingkan bangsa lain. Tinggal saya kira bagaimana ini menjadi kekuatan yang nyata,” ucapnya.

MenKopUKM mengutip data dari Focus Economy Outlook 2021 dan Kemenparekraf bahwa, potensi ekonomi industri kreatif di Tanah Air menyumbang sekitar Rp1,91 triliun terhadap PDB Indonesia tahun lalu. Bahkan di tengah ekonomi Indonesia yang sedang mengalami pandemi, kenaikan rata-rata pertumbuhannya itu mencapai 5,76 persen.

Hal ini menurut Teten, menunjukkan ekonomi kreatif merupakan suatu opportunity ekonomi yang sangat baik. Karena itu penting universitas saat ini bagaimana mengubah mindset melalui kurikulumnya dan bagaimana kampus, bisa berperan sebagai laboratorium wirausaha menciptakan entrepreneur unggul berbasis kreativitas dan inovasi teknologi.

“Saya sudah berbicara dengan beberapa rektor. Mestinya kita sudah selesai, tidak harus lagi memperdebatkan gagasan tersebut. Seperti ISI memang harus melahirkan para seniman, tapi bagaimana juga bisa melahirkan seniman enterpreneur,” ucapnya.

Tak hanya itu, dikatakan MenKopUKM, hal ini juga terkait dengan kemampuan ekonomi Indonesia dalam menyerap lapangan kerja. Setiap tahun, ada 3,5 juta lulusan sekolah baru yang akan masuk ke dunia kerja dan 1,7 juta di antaranya adalah sarjana.

Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata normalnya di kisaran 5 persen, yang hanya terserap lapangan kerja hanya sebanyak 2 juta orang. Untuk itu katanya, penting menyiapkan lulusan kampus melahirkan sarjana bukan lagi sebagai pencari kerja, justru menjadi pencipta lapangan kerja atau job creation, sehingga tak banyak pengangguran di Indonesia.

Pasalnya pada 2045, Indonesia diprediksi menjadi empat kekuatan ekonomi dunia setelah Amerika Serikat (AS), China, dan India. Salah satunya untuk menjadi negara maju adalah dengan meningkatkan jumlah wirausaha, di mana saat ini Indonesia baru sekitar 3,47 persen, dari target minimum adalah 4 persen.

“Target kita seusai arahan Presiden Jokowi, mencetak 1 juta wirausaha baru dari kalangan anak muda terdidik, sehingga bisa tumbuh berkembang model bisnisnya yang inovatif dan produknya bisa berdaya saing. Itu kenapa, kami menyasar mahasiswa di kampus berkerja sama menghadirkan inkubator bisnis,” kata Menteri Teten.

Di banyak negara kata Teten, evolusi UMKM terjadi dari awalnya produk berteknologi rendah, model bisnisnya sederhana bahkan bisa dibilang kurang inovatif. Yang kemudian bertransformasi dari universitas di luar negeri seperti Australia dan AS, hadir berperan menciptakan evolusi kewirausahaan menjadi bisnis model yang inovatif dan unggul.

“Dalam inovasi di kampus, harus mulai menumbuhkan ilmuwan yang mendorong anak-anak muda melahirkan wirausaha yang kreatif. Sudah banyak contoh anak muda Indonesia dengan produk inovasinya berkiprah di dunia. Seperti Nadiem Makariem dengan Gojek-nya, William Tanuwijaya melalui Tokopedia, hingga Muhammad Yuka dengan produk Brodo-nya,” sebut MenKopUKM.

Menteri Teten berharap, melalui kerja sama dengan ISI Yogyakarta dan beberapa kampus, pihaknya bersama-sama dapat mengambil peran menciptakan The Future Enterpreneur yang mampu menguasai ekonomi digital dunia.

Pada kesempatan yang sama Rektor ISI Yogyakarta Agus Burhan mengucapkan terima kasih atas kerja sama dengan KemenKopUKM dan juga dipilihnya ISI Yogyakarta untuk menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum Young Entrepreneur Wanted.

“Semoga kegiatan Young Entrepreneur Wanted ini dapat menggugah harapan dan semangat baru para calon wirausahan muda dan tentunya juga yang hadir di sini,” ucap Agus.

Selanjutnya, Agus menambahkan dalam hal inilah program KemenKopUKM tersebut sejalan dengan semangat dan program ISI Yogyakarta untuk bisa memberikan kesadaran pada mahasiswa-mahasiswa calon wirausaha di bidang ekonomi kreatif yang menjadi core keahlian dari sumber daya manusia di ISI Yogyakarta.

“Demikian juga acara ini tentu menjadi semangat yang berkelanjutan dalam upaya ISI Yogyakarta untuk membangun inkubator bisnis mahasiswa khususnya di bidang ekonomi kreatif,” kata Agus.(Jef)