Arsip Tag: LPDB KUMKM

LPDB-KUMKM Buka Rekrutmen Calon Penyelenggara Inkubator Wirausaha Tahun 2024

Jakarta:(Globalnews.id)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) resmi membuka rekrutmen untuk calon penyelenggara Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM Tahun 2024.

Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM merupakan program yang dilaksanakan untuk memberikan dukungan kepada inkubator yang berperan aktif dalam inkubasi para wirausaha koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM), dan startup-startup dalam mengembangkan bisnis mereka dari tahap ide awal hingga mencapai dampak ekonomi dan sosial yang signifikan.

Rekrutmen ini resmi dibuka pada 2 Oktober 2023 dan akan berlangsung hingga 2 Desember 2023 mendatang.

“Kami mengundang semua lembaga inkubator yang berkomitmen untuk mendukung pengembangan wirausaha dan bisnis yang berkelanjutan untuk segera mendaftar dan bergabung dalam perjalanan ini,” ujar Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo di Jakarta.

Supomo menekankan, bahwa LPDB-KUMKM memandang penting agar proses rekrutmen ini berjalan dengan transparan, cepat, dan efisien. Oleh karena itu, LPDB-KUMKM telah mengadopsi pendekatan digital yang inovatif dengan melaksanakan seluruh rekrutmen melalui aplikasi Room of Incubation Development Over Internet (RiDi).

“Kami yakin bahwa platform ini akan memberikan kemudahan dalam proses pendaftaran dan penilaian, sehingga dapat membawa kami lebih dekat kepada lembaga inkubator berkualitas yang akan berperan penting dalam mendukung wirausaha dan bisnis di Indonesia,” jelasnya.

Supomo mengajak semua lembaga inkubator yang berdedikasi untuk mendukung perkembangan wirausaha Indonesia untuk segera mendaftar dalam program ini tentunya dengan program-program inkubasi yang menarik dan berkelanjutan.

“Kehadiran program ini merupakan komitmen kami LPDB-KUMKM untuk terus mendorong inovasi dan kreativitas di kalangan wirausaha koperasi, UKM, dan startup. Memberikan pendampingan dan akses ke sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis mereka. Serta memfasilitasi akses ke pembiayaan yang terjangkau dan berkelanjutan,” tambah Supomo.

Sementara itu, terkait dengan kriteria maupun persyaratan untuk pendaftaran calon lembaga inkubator dapat diakses melalui laman inkubator.lpdb.id atau melalui saluran komunikasi resmi LPDB-KUMKM di media sosial.

“Kami berharap para lembaga inkubator yang memiliki visi dan komitmen untuk memajukan kewirausahaan di Indonesia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk berpartisipasi dalam Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM Tahun 2024,” tambahnya. (Jef)

Catatkan Total Aset Hingga Rp1,85 Triliun, KSPPS NUS Tumbuh Bersama LPDB-KUMKM

Jakarta:(Globalnews.id)-Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) merupakan koperasi yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi syariah atau nilai-nilai Islami. Jenis koperasi ini tidak mengenakan bunga pada pinjaman yang diberikan pada anggotanya, namun sebagai gantinya, terdapat tambahan yang disebut bagi hasil maupun margin sesuai dengan akadnya “mudharabah” atau “murabahah,” yang sebenarnya adalah bagian dari keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan dengan dana tersebut.

Salah satu KSPPS di Provinsi Jawa Tengah adalah KSPPS Nusa Ummat Sejahtera. KSPPS NUS merupakan koperasi primer nasional yang berlokasi di Jalan Raya Semarang Kendal KM. 15 Nomor 99 Kota Semarang Jawa Tengah. Sejak awal berdiri di bulan Mei 2003, KSPPS NUS telah memiliki satu kantor pusat dan 105 kantor cabang, dengan total karyawan sebanyak 857 orang dan anggota sebanyak 227.360 orang.

Hingga 2023, KSPPS NUS mencatatkan total aset sebesar Rp1,85 triliun, dengan jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp16,93 miliar. Ketua KSPPS NUS M. Amrullah Reza Putra Tara mengatakan, dalam upaya meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha, koperasi terus mencari informasi mengenai pembiayaan murah dari sumber-sumber penyedia dana atau lembaga-lembaga keuangan di Indonesia.

“Akhirnya melalui media sosial, kegiatan sosialisasi Dinas Koperasi dan UKM, dan informasi dari Kementerian Koperasi dan UKM, KSPPS NUS mengetahui mengenai Lembaga Pengelola Dana Bergulir, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM). LPDB-KUMKM yang merupakan lembaga pembiayaan di bawah Kementerian Koperasi dan UKM yang memberikan pembiayaan murah kepada insan koperasi, dengan menawarkan tarif bagi hasil yang paling rendah dibandingkan dengan lembaga keuangan atau perbankan lain,” jelas Amrullah.

Melalui LPDB-KUMKM, lanjut Amrullah, KSPPS NUS dapat menyalurkan pembiayaan dengan margin lebih rendah kepada anggota. Hingga kini, KSPPS NUS telah mendapatkan tujuh kali fasilitas pembiayaan LPDB-KUMKM, yang pertama tahun 2012 dengan plafond sebesar Rp10 miliar, dan yang kedua tahun 2020 dengan plafond sebesar Rp40 miliar. Kedua pembiayaan tersebut kini berstatus lunas.

Pada tahun 2021, KSPPS NUS mendapatkan pembiayaan ketiga sebesar Rp30 miliar, dan di tahun yang sama mendapat pembiayaan keempat sebesar Rp30 miliar, serta tahun 2022 mendapatkan pembiayaan yang kelima sebesar Rp50 miliar. Pada tahun yang sama, KSPPS NUS mendapatkan pembiayaan keenam sebesar Rp75 miliar, dan yang ketujuh pada tahun 2023 dengan plafond pembiayaan sebesar Rp50 miliar. Kelima pembiayaan tersebut hingga kini berstatus kolekbilitas pembayaran lancar.

“Fasilitas pembiayaan LPDB-KUMKM merupakan produk pembiayaan unggulan di KSPPS NUS dengan nama “Murabahah-LPDB”. Pembiayaan ini menawarkan margin paling rendah di antara semua fasilitas di KSPPS NUS, dengan proses pengajuan yang mudah, fasilitas ini disalurkan kepada anggota untuk modal kerja produktif sampai dengan plafond pembiayaan sebesar Rp250 juta,” ujar Amrullah.

Amrullah melanjutkan, melalui pembiayaan LPDB-KUMKM, sangat membantu koperasi dalam menyediakan modal usaha untuk anggota dengan bagi hasil yang paling rendah di antara lembaga keuangan atau perbankan yang lain. LPDB-KUMKM juga mendorong KSPPS NUS untuk terus berkembang dan bertumbuh, dengan solusi terbaik apabila menghadapi kesulitan atau hambatan.

Upaya meningkatkan usaha koperasi dan anggota, terang Amrullah, KSPPS NUS melakukan sejumlah strategi, di antaranya pemasaran melalui media sosial, meningkatkan target pencapaian penyaluran kepada anggota, dan bekerja sama dengan lembaga asuransi untuk beberapa fasilitas pembiayaan untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet atau gagal bayar dari anggota.

“Selain itu, KSPPS NUS memberlakukan satu kali hold angsuran sebagai cadangan pembayaran untuk mencegah terjadi keterlambatan pembayaran angsuran. Mengenai sistem pelayanan, KSPPS NUS telah memiliki mobile banking bernama BMT Mobile, dengan sejumlah layanan seperti transaksi pembayaran, transfer, pengecekan saldo, serta mutasi rekening yang dapat diakses melalui telepon genggam anggota,” kata Amrullah.

Petugas marketing juga dibekali aplikasi branchless untuk melayani anggota di lapangan. Hal ini selain mempermudah pelayanan, anggota juga mendapat pelayanan langsung secara real time, tanpa perlu datang ke kantor koperasi. Langkah ini sekaligus untuk meminimalisir penyalahgunaan dana atau fraud pada koperasi, pungkas Amrullah.

“Selain upaya koperasi untuk bertumbuh, pemerintah melalui regulasinya juga diharapkan mampu mengawasi dan membantu koperasi agar berkembang lebih besar dan maju lagi. Kehadiran LPDB-KUMKM secara nyata kiranya dapat membuka peluang bagi koperasi-koperasi lain agar mendapat akses modal kerja yang mudah, murah, dan ramah,” jelas Amrullah.

Senada dengan KSPPS NUS, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, LPDB-KUMKM yang merupakan satuan kerja Kementerian Koperasi dan UKM terus berupaya menggulirkan pinjaman/pembiayaan kepada koperasi di Indonesia. Melalui dana bergulir yang sumbernya dari APBN, diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui perkuatan modal kerja LPDB-KUMKM.

“LPDB-KUMKM yang merupakan lembaga pelayanan publik yang berdiri sejak tahun 2006, hingga sekarang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menyalurkan pinjaman/pembiayaan kepada koperasi dan UMKM yang merupakan anggotanya. Melalui dana bergulir bertarif rendah, harapannya dapat menyasar seluruh insan koperasi di tanah air dan terus bermanfaat bagi masyarakat,” harap Supomo.

Di usianya yang ke-17, papar Supomo, tantangan yang dihadapi LPDB-KUMKM pun semakin besar. LPDB-KUMKM memegang peranan penting bagi ekonomi nasional, dan kontribusinya sangat dibutuhkan oleh koperasi dan UMKM. Digitalisasi dan inovasi terus ditingkatkan guna memaksimalkan pelayanan bagi kemajuan dan pertumbuhan ekonomi negeri.

“Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dilaksanakan LPDB-KUMKM yang meliputi transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan integritas. LPDB-KUMKM juga mengedepankan asas prudent yang kaitannya dengan bisnis proses dan tanggung jawab penyaluran. Melalui prinsip tersebut, LPDB-KUMKM berharap dapat melayani koperasi secara maksimal sesuai dengan prinsip Tri Sukses LPDB-KUMKM yakni tepat penyaluran, tepat pemanfaatan, dan tepat pengembalian,” tutup Supomo.(Jef)

Upaya Wujudkan Tata Kelola Yang Prudent, KospinMu Surya Mentari Disuntik Modal LPDB-KUMKM

Karanganyar:(Globalnews.id)-Perkembangan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) telah mengalami pertumbuhan signifikan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat yang peduli dengan prinsip-prinsip syariah cenderung mencari alternatif keuangan yang sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut. KSPPS selain mendukung inklusi keuangan di Indonesia, kehadirannya memberi alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan layanan keuangan tanpa bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

Demikian cikal bakal terbentuknya koperasi di Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Dikenal dengan KSPPS Muhammadiyah Surya Mentari, merupakan koperasi berbadan hukum nasional yang berdiri pada tahun 2002 dan memiliki nama awal KSPPS BTM Surya Mentari. Koperasi kemudian berganti nama lagi menjadi KJKS BTM Surya Mentari, dan terakhir dikenal dengan nama KSPPS Muhammadiyah Surya Mentari atau KospinMu Surya Mentari.

General Manager KospinMu Surya Mentari Mukti Widodo mengatakan, koperasi yang telah 21 tahun berdiri memiliki satu kantor pusat dan dua kantor cabang, dengan total karyawan sebanyak 31 orang. Tercatat hingga Desember 2022, KospinMu Surya Mentari telah memiliki 13.000 anggota, dengan jumlah aset sebesar Rp50 miliar.

“KSPPS merupakan bagian dari ekosistem ekonomi syariah yang berkembang di Indonesia. Tidak hanya melayani pembiayaan syariah, bisnis-bisnis yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah juga diterapkan guna selaras dengan visi dan misi lembaga. Terkait hal itu, KospinMu Surya Mentari mencari informasi mengenai perkuatan kelembagaan dan permodalan melalui Dinas Koperasi dan UKM setempat, hingga kami mengetahui mengenai Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM),” kata Mukti Widodo.

LPDB-KUMKM, lanjut Mukti, tidak hanya memberikan layanan pembiayaan saja, namun secara tidak langsung memberikan pendidikan mengenai tata cara mengelola lembaga keuangan yang prudent. Selain itu, konsep bagi hasil yang ditawarkan LPDB-KUMKM sangat kompetitif, sehingga mudah diakses oleh anggota koperasi, papar Mukti.

“Dukungan permodalan dana bergulir diakui menjadi salah satu bentuk keberpihakan LPDB-KUMKM terhadap koperasi-koperasi di tanah air. Harapannya, melalui perkuatan pembiayaan LPDB-KUMKM menjadikan KospinMu Surya Mentari semakin bermanfaat bagi anggota-anggotanya,” jelas Mukti.

KospinMu Surya Mentari menjadi mitra LPDB-KUMKM selama 12 tahun, yakni sejak tahun 2011 hingga sekarang. Pembiayaan pertama diperoleh tahun 2011 sebesar Rp1,5 miliar, pembiayaan kedua tahun 2013 sebesar Rp3 miliar, pembiayaan ketiga yang diperoleh melalui tiga tahap pencairan pada tahun 2016 hingga 2017 dengan total plafond sebesar Rp4,5 miliar, dan pembiayaan keempat pada tahun 2020 yang diperoleh melalui dua tahap pencairan dengan total sebesar Rp5 miliar. Keempat pembiayaan tersebut kini telah berstatus lunas.

Satu tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 07 Juni 2021, KospinMu Surya Mentari mendapatkan kembali pembiayaan LPDB-KUMKM yang kelima sebesar Rp10 miliar, dan pembiayaan keenam pada tahun 2023 sebesar Rp4 miliar. Pembiayaan kelima dan keenam tersebut hingga kini berstatus kolekbilitas pembayaran lancar.

Selain dukungan permodalan, strategi bisnis juga diterapkan KospinMu Surya Mentari dalam Upaya meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha. Mukti menjelaskan, selain menurunkan biaya operasional dibidang perkoperasian yang cukup besar secara bertahap, memperbaiki ekonomi anggota pembiayaan yang terdampak covid dan belum pulih, koperasi juga melakukan upaya revitalisasi pembiayaan.

“Langkah-langkah tersebut didukung pula dengan layanan digital yang dimiliki koperasi sejak 2021 bernama KospinMu Mobile. Kehadiran aplikasi ini ditujukan untuk meningkatkan pelayanan dan mendekatkan KospinMu Surya Mentari dengan anggota dan masyarakat. Melalui aplikasi ini juga, anggota bisa mendapat banyak manfaat, di antaranya seputar produk dan layanan, event, promo, hingga informasi transaksi di KospinMu Surya Mentari,” tutur Mukti.

Senada dengan Mukti Widodo, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo turut mendukung peningkatan dan produktivitas koperasi melalui berbagai cara. Di antaranya, kolaborasi dan kemitraan, peningkatan akses teknologi dan inovasi, pelatihan dan pengembangan keterampilan, serta perluasan dan pemberian akses pembiayaan.

“Salah satu langkah utama dalam mendorong usaha koperasi adalah perkuatan permodalan melalui pembiayaan bertarif murah. Dengan mengakses ke LPDB-KUMKM, koperasi mendapat berbagai keuntungan mulai dari sisi modal usaha, maupun pendampingan. Melalui Program Inkubator Wirausaha, LPDB-KUMKM membantu UMKM dalam mengembangkan bisnis, meningkatkan kualitas produk dan layanan, serta meningkatkan daya saing,” kata Supomo.

Dalam program tersebut, lanjut Supomo, terdapat kegiatan pelatihan dan pendampingan kepada para wirausaha UMKM, dimana mencakup berbagai aspek bisnis, seperti manajemen, pemasaran, keuangan, dan teknologi. Pendampingan dilakukan oleh para ahli yang berpengalaman, khususnya dalam mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia.

“Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan jumlah dan kualitas UMKM di Indonesia, sehingga pada akhirnya dapat mengakses pembiayaan ke LPDB-KUMKM melalui koperasi. Melalui bentuk pelatihan, pendampingan, dan akses pembiayaan, LPDB-KUMKM berharap dapat berkontribusi dalam peningkatan kualitas dan daya saing UMKM dalam wadah koperasi yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional,” pungkas Supomo.(Jef)

Inclusive Business Summit 2023 Digelar, LPDB-KUMKM Hadirkan Mitra Koperasi di Sektor Unggulan

Bali:(globalnews.id)-Kementerian Koperasi dan UKM melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) menghadirkan mitra koperasi sektor unggulan dalam ajang The 6th ASEAN Inclusive Business (IB) Summit dengan tema “Incentivise Businesses for Inclusive Growth”.

IB Summit ini akan berlangsung dari tanggal 23-25 Agustus 2023 yang berlokasi di The Mulia, Nusa Dua, Bali.

Ajang ini menjadi platform bagi para pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk berbagi wawasan, membangun jaringan, dan merangkul kolaborasi dalam menghadapi tantangan masa depan.

Dalam rangka memperkaya diskusi dan perspektif yang ditawarkan oleh IB Summit, LPDB-KUMKM menghadirkan dua mitra unggulannya, yaitu Koperasi Radha Krisna dari Bali dan Kopontren Al-Ittifaq dari Jawa Barat. Kedua mitra ini mewakili ekosistem koperasi yang saling terintegrasi antara hulu hingga hilir.

Koperasi Radha Krisna bergerak pada sektor UKM kerajinan tangan atau craft yang melibatkan ribuan pelaku UMKM sebagai anggotanya, dan menjadi offtaker sekaligus agregator yang memasarkan produk-produk UMKM melalui Krisna oleh-oleh Bali.

Kemudian, Kopontren Al-Ittifaq yang bergerak pada sektor pertanian yang merupakan salah satu sektor kunci dalam perekonomian nasional, Kopontren Al-Ittifaq melibatkan anggotanya sebagai petani dan menjadi offtaker sekaligus agregator yang memasarkan produk-produk pertanian yang disalurkan kepada modern market, hotel, restoran dan catering.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, Koperasi Radha Krisna merupakan koperasi yang telah mengukuhkan dirinya dalam ekosistem koperasi dan UKM craft.

“Dengan pengalaman yang mumpuni dan komitmen terhadap pemberdayaan ekonomi lokal, Koperasi Radha Krisna telah memberikan dukungan krusial bagi pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah melalui pembiayaan dana bergulir dari LPDB-KUMKM,” ujar Supomo dalam keterangannya.

Menurut Supomo, kehadiran koperasi ini di IB Summit diharapkan akan memberikan wawasan berharga tentang bagaimana koperasi dapat menjadi kekuatan penggerak dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Sementara itu, lanjut Supomo, dari sektor pertanian LPDB-KUMKM menghadirkan Kopontren Al-Ittifaq yang merupakan contoh sukses dalam sektor pertanian dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan perkembangan teknologi.

“Dengan fokus pada pertanian berkelanjutan dan inovasi agritech, Kopontren Al Ittifaq telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ketahanan pangan dan pembangunan pedesaan melalui komunitas Pondok Pesantren. Keberhasilan mereka dalam menggabungkan tradisi pesantren dengan teknologi modern adalah contoh inspiratif bagi sektor pertanian yang sedang berkembang di Indonesia,” terang Supomo.

Partisipasi LPDB-KUMKM bersama mitra-mitra ini dalam IB Summit Bali 2023 menunjukkan komitmen dalam merangsang kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan peluang dan solusi bagi perkembangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

IB Summit 2023 di Bali menjadi panggung yang penting bagi Indonesia sebagai tuan rumah dan negara-negara di Kawasan ASEAN untuk berbagi wawasan, pengalaman, dan menentukan langkah-langkah konkret dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Kawasan ASEAN yang harmoni dan berkelanjutan.

“Kami yakin bahwa inovasi, kemitraan, dan semangat wirausaha akan menjadi fondasi bagi masa depan yang lebih cerah,” tandas Supomo.(Jef)

Dana Bergulir Bangkitkan Kesadaran Masyarakat Untuk Bergabung Dengan Koperasi

Jakarta:(Globalnews.id)-Memperkuat keberlanjutan koperasi di Indonesia membutuhkan banyak faktor penting, salah satunya faktor permodalan. Koperasi mengumpulkan modal dari berbagai pihak, di antaranya simpanan anggota, pinjaman/pembiayaan perbankan, ataupun dana dari lembaga keuangan. Permodalan koperasi dimanfaatkan untuk kegiatan operasional, mengurangi ketergantungan dengan sumber eksternal, serta dapat meningkatkan produktivitas koperasi dan usaha anggota.

Hingga kini, permodalan menjadi tantangan tersendiri bagi koperasi, khususnya bagi koperasi yang baru berdiri atau baru beroperasi. Masing-masing koperasi juga memiliki kebijakan permodalan yang berbeda-beda, bergantung pada tujuan, jenis usaha, serta struktur organisasi koperasi itu sendiri. Keberadaan lembaga pembiayaan yang menawarkan bunga rendah menjadi nafas segar bagi koperasi dan anggotanya yang merupakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Oleh sebab itu, Kementerian Koperasi dan UKM melalui satuan kerjanya yaitu Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) hadir di tengah masyarakat. LPDB-KUMKM bertugas mengelola dan menyediakan pinjaman/pembiayaan berupa dana bergulir yang ditujukan untuk mendukung operasional, pengembangan produk, serta peningkatan layanan koperasi. Selain pembiayaan, LPDB-KUMKM juga berperan dalam peningkatan kapasitas koperasi melalui pendampingan dan pelatihan dalam Program Inkubator Wirausaha.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, LPDB-KUMKM terus mengembangkan produk-produk pembiayaan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik koperasi-koperasi di Indonesia. Kehadiran LPDB-KUMKM memiliki tujuan utama yakni mendukung kemandirian ekonomi masyarakat melalui pemberian dukungan permodalan kepada koperasi.

“Berbagai program dan kegiatan dilakukan LPDB-KUMKM guna mendukung pertumbuhan ekonomi rakyat dari berbagai sektor, khususnya koperasi dan UMKM. Sektor ini menjadi tulang punggung dan pilar ekonomi Masyarakat, dimana melalui pembiayaan LPDB-KUMKM diberikan kepada dua sektor usaha, yakni sektor riil dan simpan pinjam,” tutur Supomo.

Perbedaannya, lanjut Supomo, terletak pada sifat dan tujuan dari peruntukkan pembiayaan tersebut. Pembiayaan sektor riil lebih menekankan pada pengembangan usaha jangka panjang dan investasi besar, sedangkan simpan pinjam lebih berfokus pada pemberian akses cepat dan fleksibel terhadap modal kerja dan kebutuhan operasional dalam jangka pendek kepada koperasi.

“Harapannya, permodalan dan pendampingan LPDB-KUMKM menjadi cikal bakal koperasi untuk maju dan berkembang. Dengan visi, misi, dan tujuan yang sama, LPDB-KUMKM bersama koperasi bersinergi dalam membentuk ekosistem yang tangguh dan kondusif, sehingga koperasi mampu meningkatkan sisi ekonominya. Pada akhirnya, pembiayaan LPDB-KUMKM dapat berkontribusi aktif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat,” tutur Supomo.

Selaras dengan LPDB-KUMKM, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Batra Mandiri di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah mengakui bahwa permodalan menjadi kebutuhan koperasi dalam meningkatkan produktivitas usaha. Ketua KSP Batra Mandiri Akhmad Isroil mengatakan, pinjaman bertarif rendah dibutuhkan untuk pengembangan unit usaha produktif kepada anggota yang memiliki prospek usaha potensial untuk pengembangan usaha.

“Peningkatan pendapatan dan produktivitas usaha selama ini dilakukan dengan menerapkan strategi pemasaran usaha anggota yang lebih selektif dan disesuaikan dengan kemampuan kewajiban pembayaran angsuran atau perpanjangan kontrak. Selain itu, monitoring dan evaluasi juga dilakukan guna memantau kelancaran pembayaran pinjaman dari anggota,” sahut Akhmad.

Memenuhi kebutuhan koperasi, lanjut Akhmad, KSP Batra Mandiri mencari informasi mengenai pinjaman murah untuk permodalan koperasi. Melalui Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Banjarnegara diperoleh informasi mengenai keberadaan LPDB-KUMKM. Dinas Koperasi dan UKM menyampaikan bahwa permodalan yang asalnya dari APBN tersebut disalurkan LPDB-KUMKM kepada pelaku usaha koperasi di Indonesia.

“Setelah mengetahui adanya LPDB-KUMKM, KSP Batra Mandiri mengajukan dan mendapatkan pinjaman yang pertama di tahun 2011 sebesar Rp1 miliar. Dua tahun kemudian di tahun 2013, koperasi kembali mendapat pinjaman kedua dari LPDB-KUMKM sebesar Rp1 miliar, dan pinjaman ketiga pada tahun 2015 sebesar Rp2 miliar,” tutur Akhmad.

Ketiga pinjaman tersebut kini sudah berstatus lunas. Pada tahun 2022, koperasi yang berdiri tahun 2004 dan berlokasi di Jalan Raya Matrianom KM 06, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah, kembali mendapat pinjaman yang keempat sebesar Rp1 miliar dan satu tahun kemudian mendapat pinjaman kelima sebesar Rp1,5 miliar. Kedua pinjaman tersebut kini berkolekbilitas lancar.

“Berkat bantuan permodalan LPDB-KUMKM, koperasi dan anggota merasa sangat terbantu. Anggota mendapat tambahan modal usaha dengan tarif jasa rendah. Melalui dana bergulir, kepercayaan terhadap pemerintah pun meningkat. Perkuatan permodalan tersebut dinilai mampu mengurangi angka pengangguran dan menekan angka kemiskinan, khususnya di lingkup KUMKM,” kata Akhmad.

Momentum hari jadi koperasi ke-76 tahun 2023 ini, lanjut Akhmad, menjadi waktu yang tepat dalam meningkatkan kesadaran berkoperasi di Indonesia. KSP Batra Mandiri yang mencatatkan jumlah anggota sebanyak 1.192 orang, dengan total aset hingga 31 Juli 2023 sebesar Rp6,12 miliar, meyakini bahwa LPDB-KUMKM menjadi angin segar bagi koperasi dari segi permodalan.

“Sejalan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, suntikan modal LPDB-KUMKM menciptakan kontribusi positif bagi masyarakat, salah satunya adalah kesadaran masyarakat untuk bergabung dengan koperasi. Selain itu, LPDB-KUMKM sangat besar manfaatnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi pelaku usaha koperasi dan anggotanya yaitu UMKM,” tutup Akhmad.(Jef)

Dapat Dana Bergulir, KSP CU Hatirongga Nahobas Maksimalkan Kualitas Layanan Kepada Anggota

Jakarta:(Globalnews.id) -Koperasi sebagai sokoguru ekonomi rakyat akan memasuki usia ke-76 pada tanggal 12 Juli 2023. Hari Koperasi Nasional tahun ini mengusung tema “Bangga Berkoperasi Indonesia Maju”, yang harapannya koperasi baik dari sektor simpan pinjam maupun sektor riil mampu menjadi pelaku utama dalam menggerakkan ekonomi bangsa.

Seperti halnya, Koperasi Simpan Pinjam Credit Union (KSP CU) Hatirongga Nahobas yang berlokasi di Kota Pematang Siantar Provinsi Sumatera Utara berdiri sejak tahun 2004 ini menjadi salah satu koperasi yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam hal pengelolaan koperasi dan sertifikasi di tingkat manajemen dan pengurus.

Melalui keterlibatan dan komunikasi aktif dengan Dinas Koperasi dan UKM setempat, KSP CU Hatirongga Nahobas mendapat banyak masukan dan informasi, di antaranya mengenai perkuatan permodalan dengan tarif rendah dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM).

Seiring berjalannya usia dan meningkatnya permintaan pinjaman dari anggota, KSP CU Hatirongga Nahobas membutuhkan dukungan dana. Melalui lembaga keuangan di bawah Kementerian Koperasi dan UKM, KSP CU Hatirongga Nahobas mempercayakan LPDB-KUMKM sebagai lembaga yang mendukung koperasi dalam pemenuhan ketersediaan modal usaha.

Di bulan Juni 2022, KSP CU Hatirongga Nahobas dinyatakan memenuhi persyaratan permohonan dan mendapat pinjaman sebesar Rp1,78 miliar. Pinjaman tersebut digunakan koperasi untuk peningkatan produktivitas usaha melalui program-program yang dibutuhkan anggota, seperti
Tabungan Untuk Pendidikan Anak (TUPPAK), Simpanan Partolu Bulanan/Berjangka (SITULAN), dan Simpanan Reguler. Penyaluran pinjaman kepada anggota dilakukan dengan tetap mengutamakan kesejahteraan anggota, serta mengedepankan aturan yang sah dan mengikat di koperasi.

Ketua KSP CU Hatirongga Nahobas Aliumri Purba mengatakan, manajemen dan pengurus koperasi terus mendukung usaha anggota dengan melakukan berbagai pembinaan secara lintas sektoral. Koperasi juga tetap berkoordinasi dan komunikasi dengan LPDB-KUMKM, karena menganggap pelayanan LPDB-KUMKM lebih transparan, akuntabel, menawarkan bunga rendah, dan tenor pinjaman yang relatif panjang.

“LPDB-KUMKM merupakan lembaga keuangan yang direkomendasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian Keuangan, sehingga kami mempercayai LPDB-KUMKM sebagai lembaga pembiayaan yang paling tepat bagi koperasi-koperasi di Indonesia, khususnya koperasi yang usahanya ingin maju dan berkembang,” tutur Aliumri.

Peningkatan Kualitas Layanan

Aliumri mengatakan, saat ini koperasi memiliki total anggota sebanyak 7.000 orang, dengan jumlah karyawan sebanyak 27 orang dari 1 kantor pusat dan 3 kantor cabang. KSP CU Hatirongga Nahobas berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kepada anggota melalui kemajuan teknologi. Saat ini, koperasi menggunakan aplikasi yakni Be Union III, yang dapat memantau jumlah tabungan dan pinjaman anggota secara update.

Selain itu, lanjut Ali, koperasi juga sedang membangun aplikasi mobile untuk anggota, yang harapannya dapat memudahkan anggota dalam mengecek saldo tabungan dan riwayat pinjaman, serta fitur-fitur tambahan yang tujuannya dapat mempersingkat proses transaksi anggota kepada koperasi, dan sebaliknya.

“Harapannya, kemudahan layanan tersebut didukung pula dengan program-program pemerintah khususnya dari LPDB-KUMKM. Kami berharap LPDB-KUMKM mengadakan pelatihan laporan keuangan, pelatihan kelembagaan usaha secara lintas sektoral, pembinaan secara langsung ke koperasi, serta penurunan suku bunga pinjaman,” pinta Aliumri.

Senada dengan Aliumri, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menekankan pentingnya memberikan pelayanan prima kepada mitra dan calon mitra LPDB-KUMKM. Melalui pelayanan yang baik, cepat, ramah, dan memberi solusi terbaik dalam menjawab kebutuhan mitra, seluruh pegawai LPDB-KUMKM diminta untuk terus berpegang pada kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Menjunjung tinggi integritas juga menjadi poin penting dalam mengemban visi dan misinya kepada masyarakat, khususnya sebagai lembaga pemerintah yang melayani kepentingan publik.

“Cepat bergerak dan tepat sasaran, itulah yang terus dilakukan LPDB-KUMKM dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Sosialisasi dan bimbingan teknis juga gencar dilakukan guna mempercepat proses penyaluran pinjaman/pembiayaan kepada koperasi di seluruh Indonesia,” ujar Supomo.

Koperasi modern, jelas Supomo, memiliki manajemen yang profesional dan transparan, termasuk di dalamnya, pengelolaan keuangan, pelaporan, dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada data dan analisis yang akurat. Dengan menerapkan teknologi informasi yang terintegrasi dalam mengelola usaha anggota, transaksi, dan inventaris, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional, informasi, dan kegiatan lainnya.

“LPDB-KUMKM berupaya menjadi mitra yang andal bagi koperasi dan UMKM (KUMKM) melalui dukungan pinjaman/pembiayaan dengan suku bunga rendah dan syarat yang lebih mudah. Akses pendampingan juga dilakukan kepada para mitra dan calon mitra, sehingga KUMKM dapat lebih mengoptimalkan potensi bisnisnya, serta berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian nasional,” tutup Supomo.(Jef)

Dorong Program Inkubator Wirausaha, LPDB-KUMKM Libatkan Inkubator BPBRIN UNAIR

Jakarta:(Globalnews.id)-Dalam rangka mendorong program inkubator wirausaha, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) bekerja sama dengan Badan Pengembangan Bisnis Rintisan & Inkubasi Universitas Airlangga (BPBRIN UNAIR).

BPBRIN UNAIR tergabung dalam program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM 2023 bersama dengan sembilan lembaga inkubator lainnya, yakni Yayasan Inovasi dan Teknologi Indonesia (INOTEK), Cubic Inkubator Bisnis, Siger Innovation Hub, Inkubator dan Layanan Bisnis Inovatif ITS.

Kemudian, Alif Learning Center (ALEC), Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII), Smesco Labo Inkubator (LLP-KUKM), Inkubator Bisnis Universitas Hindu Indonesia, Business Learning Center (BLC).

Kesepuluh lembaga inkubator tersebut merupakan hasil kurasi dan seleksi yang dilakukan oleh LPDB-KUMKM untuk menjalankan program inkubasi di tahun 2023.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, di tahun 2023 ini LPDB-KUMKM terus menjalankan program inkubator wirausaha bersama dengan sepuluh lembaga inkubator terpilih.

“Mulai tahun 2023 ini kita bisa berkolaborasi dan ini sangat baik, dan memang kami LPDB-KUMKM juga diamanahkan untuk menjalankan program inkubasi, mudah-mudahan inkubasi yang dijalankan oleh BPBRIN UNAIR, tenant-tenant yang tergabung dapat bergabung dalam koperasi, dan LPDB-KUMKM dapat masuk ke pembiayaan,” kata Supomo saat memberikan arahan Monotoring dan Evaluasi Program Inkubasi Tenant dan BPBRIN UNAIR di Surabaya.

Supomo menjelaskan, pada tahun 2023 ini program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM akan menyasar 274 tenant inkubasi dengan pelaksanaan inkubasi selama enam bulan, dengan target 33 tenant koperasi akses dana LPDB-KUMKM dan 102 UMKM mendapatkan pendanaan berupa Investasi, Pinjaman dan/atau kerja sama (offtaker/buyer potensial)

Supomo menyampaikan, pengembangan bisnis melalui proses inkubasi dengan lembaga inkubator merupakan upaya yang tepat, selain memberikan pendampingan langsung kepada pelaku usaha, inkubasi juga memberikan materi pembelajaran secara lengkap mulai dari tata kelola bisnis, tata kelola keuangan, manajemen pemasaran, hingga manajemen sumber daya manusia.

“Dengan inkubasi, para pelaku usaha bisa mendapatkan banyak manfaat dalam mengembangkan usahanya secara terstruktur dengan tata kelola bisnis yang baik dan bersaing,” ungkap Supomo.

Supomo menambahkan, kerja sama LPDB-KUMKM dengan BPBRIN UNAIR diharapkan dapat berjalan dengan baik dan mendukung pengembangan usaha koperasi dan pelaku UMKM, dan juga bisa berdampak pada pembukaan lapangan pekerjaan baru dari sektor koperasi dan UMKM(Jef)

Tingkatkan Layanan ke Anggota, KSPPS BMT Bina Umat Wedi Catatkan Total Aset Rp16,69 Miliar

Jakarta:(Globslnews.id)- Kehadiran koperasi di Indonesia memiliki fungsi membangun dan mengembangkan potensi ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

Manfaat bergabung dengan koperasi diharapkan dapat dirasakan positif oleh anggota, di antaranya mendapatkan sejumlah kemudahan dari sisi pelayanan dan dapat menikmati fasilitas yang ditawarkan koperasi. Anggota pun diarahkan untuk berperan aktif dalam upaya mengembangkan potensi dan kemampuan demi kesejahteraan dan kemajuan bersama.

Seperti salah satu koperasi di Kabupaten Klaten Jawa Tengah yaitu Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Bina Umat Wedi. Koperasi yang berdiri pada tahun 2003 dan berkantor pusat di Jalan KH Ahmad Dahlan Nomor 87 Wedi Klaten Jawa Tengah, hingga kini telah memiliki satu kantor cabang dan hingga 30 Mei 2023 mencatatkan total aset sebesar Rp16,69 miliar.

Mitra koperasi LPDB-KUMKM yang memiliki karyawan sebanyak 14 orang, dengan total anggota sebanyak 3.434 orang, terus mempertahankan dan meningkatkan eksistensinya.

Ketua KSPPS BMT Bina Umat Wedi Mujiyono mengungkapkan, koperasi melakukan sejumlah strategi di tahun 2023, antara lain meningkatkan penyaluran (lending), efisiensi biaya, penanganan pembiayaan secara maksimal, serta penekanan pembiayaan macet.

“Dalam upaya meningkatkan penyaluran kepada anggota, koperasi membutuhkan modal dengan tarif layanan yang rendah. Melalui sosialisasi Satuan Tugas Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Satgas LPDB-KUMKM) di Kabupaten Klaten Jawa Tengah, KSPPS BMT Bina Umat Wedi mendapatkan informasi mengenai pembiayaan murah untuk koperasi,” jelas Mujiyono.

Dana Bergulir Solusi Koperasi

Dana bergulir LPDB-KUMKM, tambah Mujiyono, menjadi solusi terbaik bagi koperasi dalam mendukung perkuatan permodalan, serta sebagai upaya meningkatkan layanan kepada anggota. Selama 10 tahun bermitra, KSPPS BMT Bina Umat Wedi telah lima kali mendapatkan fasilitas permodalan LPDB-KUMKM dengan total plafond sebesar Rp7,1 miliar.

“Pembiayaan pertama didapatkan pada tahun 2013 sebesar Rp2 miliar, pembiayaan kedua pada tahun 2017 sebesar Rp900 juta, pembiayaan ketiga pada tahun 2020 sebesar Rp1,1 miliar, tahun berikutnya digulirkan pembiayaan keempat sebesar Rp1,1 miliar, dan pembiayaan kelima diperoleh pada tahun 2023 sebesar Rp2 miliar,” rinci Mujiyono.

Pembiayaan LPDB-KUMKM, lanjut Mujiyono, memiliki margin atau bagi hasil yang ringan dibanding lembaga keuangan lainnya. Kendati prosesnya sedikit rumit, namun melalui dukungan tim LPDB-KUMKM yang ramah dan professional, koperasi mampu melalui tahapan demi tahapan hingga akhirnya mendapatkan pembiayaan dari pemerintah pusat. Hal ini menjadi tolak ukur KSPPS BMT Bina Umat Wedi untuk terus menjadi koperasi yang sehat dan berkredibilitas baik.

“Harapannya, LPDB-KUMKM terus beroperasi, memprioritaskan, dan semakin meningkatkan volume penyalurannya kepada koperasi-koperasi di seluruh Indonesia. Di samping itu, kami pun berharap LPDB-KUMKM dapat memperlonggar persyaratan pembiayaan sehingga proses pengajuan pinjaman dapat berjalan lebih cepat dan lancar,” harap Mujiyono.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, sebagai Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Koperasi dan UKM, LPDB-KUMKM berkomitmen untuk terus mengedapkan prinsip pelayanan publik yang prudent dan profesional.

“Kami berupaya meningkatkan kepercayaan masyarakat melalui pelayanan yang transparan dan akuntabel. Salah satunya melalui transformasi digital yang menjadi langkah inovasi dan instrumen LPDB-KUMKM dalam meningkatkan layanan pembiayaan kepada masyarakat,” kata Supomo.

Sejak awal beroperasi ditahun 2006 hingga kini, papar Supomo, LPDB-KUMKM diharapkan untuk terus menjadi integrator bagi percepatan dan pengembangan industri keuangan mikro di daerah melalui badan usaha koperasi.

“Dana bergulir yang sumbernya dari APBN ini sangat bermanfaat bagi pertumbuhan bisnis koperasi dan usaha anggota, sehingga kami mengajak insan koperasi untuk mengakses layanan pinjaman/pembiayaan LPDB-KUMKM dengan tarif layanan rendah. Untuk memperoleh informasi terkait program dana bergulir, koperasi dapat menghubungi call center di nomor 1500-856 atau operator 021-7990756. Sedangkan untuk mengetahui kriteria dan persyaratan dana bergulir, silahkan mengakses situs resmi LPDB-KUMKM di www.lpdb.go.id,“ tutup Supomo.(Jef)

Dukung Ketahanan Pangan, Sinergi Ekosistem Koperasi Sektor Produktif Diperkuat

Magelang:(Globalnews.id)-Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan pemerintah, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus memperkuat ekosistem bisnis koperasi sektor produktif.

Selain dukungan program pemerintah, perkuatan ekosistem bisnis koperasi juga dilakukan LPDB-KUMKM sebagai pendampingan koperasi dari hulu hingga hilir agar memiliki perencanaan bisnis yang matang, berkelanjutan, dan menguntungkan.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menjelaskan, salah satu perkuatan ekosistem bisnis koperasi sektor produktif yang tengah digarap LPDB-KUMKM adalah sinergi antara mitra yakni Koperasi Pondok Pesantren Al-Ittifaq dari Ciwidey Jawa Barat, dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Artha Mitra Abadi Jaya (AMAJ) dari Magelang, Jawa Tengah.

“Jadi kami sedang memperkuat sinergi bisnis antar mitra LPDB-KUMKM dalam rangka ketahanan pangan, karena beberapa mitra koperasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan bila dilakukan sinergi maka akan saling menguatkan,” kata Supomo dalam keterangannya, Senin (22/5/2023).

Supomo menambahkan, seperti di Kopontren Al-Ittifaq Ciwidey, Jawa Barat, LPDB-KUMKM telah berhasil melakukan pembinaan hingga mendapatkan kepercayaan daripada modern market seperti Superindo.

Kemudian, salah satu mitra LPDB-KUMKM dari Jawa Tengah yakni KSP AMAJ yang bergerak pada pembiayaan petani juga memiliki produk-produk pertanian yang membutuhkan akses pasar.

“Jadi ini kami sinergikan, Al-Ittifaq membutuhkan pasokan produk pertanian untuk mendukung ekosistem bisnisnya, sedangkan KSP AMAJ membutuhkan kepastian harga dan akses pasar, karena memiliki produksi yang melimpah,” terang Supomo.

Menurut Supomo, saat ini produk-produk pertanian dari KSP AMAJ hanya membutuhkan sentuhan sedikit agar mampu mencapai standar yang ditetapkan oleh modern market. “Selama ini mereka sudah mampu berproduksi cuma kestabilan harga belum ada, kepastian market belum, sehingga mulai sekarang ada manajemen yang lebih baik jadi ada pola tanam, sehingga Al-Ittifaq continue sepanjang tahun memasok ke modern market,” jelas Supomo.

Meningkatkan Penyaluran Dana Bergulir

Selain memperkuat sinergi ekosistem koperasi, dan program ketahanan pangan, piloting project ini juga dalan rangka meningkatkan penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM.

“Ini otomatis meningkatkan penyaluran dana bergulir, karena working capital daripada Al-Ittifaq menggunakan dana bergulir dalam membeli produk petani secara tunai, dan KSP AMAJ melalui anggotanya fokus berproduksi dengan permodalan dari dana bergulir, karena masalah petani ini adalah akses pasar dan permodalan,” ungkapnya.(Jef)

LPDB-KUMKM Buka Akses Pasar Petani Tebu dengan BUMN Pangan

Jember:(Globalnews.id)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) melakukan inisiasi pembentukan ekosistem bisnis akses pasar petani tebu dari koperasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pangan.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menjelaskan, selain inisiasi pembentukan ekosistem petani tebu, program ini juga dalam rangka mendukung program ketahanan pangan pemerintah dari komoditi gula.

Hal ini disampaikan Supomo saat melakukan kunjungan kerja ke Koperasi Mitra Usaha Mandiri Semboro di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.

Koperasi yang beralamat di Jalan Kamardikan Desa Sidomekar Semboro Kabupaten Jember Jawa Timur memiliki satu kantor pusat dan 13 orang karyawan. Diketuai oleh Saptadi, koperasi yang hingga kini memiliki 723 orang anggota, mencatatkan total asset per 2022 sebesar Rp224,95 miliar.

Dalam kunjungan ini Supomo juga berdiskusi langsung dengan pengurus koperasi dan General Manager Pabrik Gula Semboro Nor Dradjat Rahman.

Diskusi ini membahas kerja sama ekosistem bisnis antara Koperasi Mitra Usaha Mandiri sebagai mitra LPDB-KUMKM dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang merupakan sub-holding perkebunan komoditi gula.

“Jadi ekosistem ini harus terbentuk dari hulu ke hilirnya, dan LPDB-KUMKM membiayai untuk budidaya tanaman tebu tapi jangan sampai setelah panen tebu hasilnya tidak jelas nih siapa yang beli siapa yang nampung, nah ini kami sinergikan dengan PT SGN yang merupakan gabungan Pabrik Gula milik BUMN,” kata Supomo.

Supomo menegaskan, LPDB-KUMKM sebagai kepanjangan tangan dari Kementerian Koperasi dan UKM tentu tidak hanya menyalurkan dana bergulir saja, namun juga terlibat memastikan ekosistem bisnis koperasi terbentuk dari hulu ke hilir dengan jelas.

“Dengan ini diharapkan nantinya petani tebu akan mendapatkan kepastian harga dan jangan sampai koperasi menelantarkan petani karena tujuan utama LPDB-KUMKM adalah menyejahterakan anggota koperasi, dalam hal ini adalah para petani,” jelas Supomo.

*Mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional*

Supomo menegaskan, dengan adanya ekosistem ini, maka akan mendukung program ketahanan pangan dari pemerintah dan juga peningkatan pendapatan masyarakat khususnya para petani tebu.

“Ini salah satunya komoditi ketahanan pangan nasional sehingga ekosistem inilah yang kita ikut andil untuk support, sehingga dengan adanya ekosistem yang semakin bagus dan transparan, dampaknya semakin banyak para petani yang ikut menanam tebu, danl stok gula nasional semakin meningkat sehingga program ketahanan pangan akan terbantu,” jelas Supomo.(Jef)