Arsip Tag: MenkopUKM Teten masduki

MenKopUKM Dorong KSU-GT Al Barokah Scalling-Up Kelola 1000 Hektar Lahan Beras Organik

Semarang:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong Koperasi Serba Usaha (KSU) Gardu Tani Al Barokah untuk scalling-up kelolaan lahan pertanian beras organik dari sekitar 200 hektar menjadi 1000 hektar.

“Dalam hitungan agar masuk skala ekonomi, koperasi harus memiliki lahan pertanian minimal 1000 hektar,” ungkap Teten usai menyambangi lahan pertanian beras organik milik KSU-GT Al Barokah di Desa Ketapang (Desa Sejahtera Astra), Susukan, Kabupaten Semarang, Jumat sore (12/11).

Teten berharap koperasi mampu mengkonsolidasi lahan sempit petani dan bersifat individu, ke dalam koperasi. Dalam model ini, petani tak perlu pusing lagi akan ketersediaan bibit, pupuk, hingga pembiayaan.

“Jika sudah terkonsolidasi ke dalam wadah koperasi, maka tingkat kesejahteraan petani akan ikut meningkat,” tandas MenKopUKM.

Oleh karena itu, MenKopUKM pun optimis program Korporatisasi Petani di Desa Ketapang ini bisa berjalan dengan baik. Pasalnya, sudah ada model bisnis seperti koperasi, offtaker, hingga lembaga pembiayaan (KUR Pertanian Bank BNI).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua KSU-GT Al Barokah Taufiqurrohman menjelaskan bahwa koperasi yang dipimpinnya baru berdiri pada 2002. Namun, paguyuban petaninya sudah ada sejak 1998.

Saat ini, KSU-GT Al Barokah sudah memiliki anggota sebanyak 1082 petani dari 16 kelompok tani dan 3 kelompok wanita tani, dengan lahan seluas 180,32 hektar.

Kapasitas produksi tercatat sebesar 2.800 ton GKP dan 73,3 ton kacang. “Kami merupakan Digital Organic Farming pertama di Indonesia,” ucap Taufiqurrohman.

Yang jelas, varietas padi organik menjadi salah satu komoditi andalan petani di Desa Ketapang. Padi organik dinilai lebih menguntungkan karena harga jual lebih tinggi dan cenderung stabil. Padi yang dibudidayakan jenis padi lokal. Diantaranya, padi hitam, merah, putih, mentik susu, ketan hitam, cisokan, pandan wangi, dan lain-lain.

*Perkuat Kelembagaan*

Sementara itu, Dirut Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM Supomo menegaskan bahwa pihaknya akan memperkuat kelembagaan koperasinya dalam bentuk modal kerja atau usaha.

“Modal kerja koperasi didukung LPDB-KUMKM. Sehingga, koperasi memiliki kemampuan untuk membeli produk panen dari petani, selanjutnya petani mampu membayar cicilan KUR kepada Bank BNI,” kata Supomo.

Supomo juga menekankan bahwa dalam hitungan bisnis tersebut, koperasi harus mendapat marjin keuntungan. “Harus benar-benar dihitung, berapa harga beli dari petani, termasuk biaya mesin-mesin produksi, berapa harga jual, koperasi harus ada marjin untung,” ulas Supomo.

Lebih dari itu, Supomo menyarankan agar petani yang mendapat dukungan dari koperasi harus yang memiliki lahan. “Agar semuanya jelas, termasuk pertanggungjawabannya,” pungkas Supomo. (Jef)

MenkopUKM Tekankan Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi Untuk Transformasi Digital Koperasi dan UMKM

Semarang:(Globalnews.id)- Signifikansi digitalisasi koperasi dan UMKM sejalan dengan tantangan era Revolusi lndustri 4.0 yang menuntut seluruh kegiatan ekonomi bergeser dari konvensional menjadi lebih modern. Pandemi Covid-19 juga turut mengakselerasi pergeseran tersebut. Dimana kegiatan usaha dan ekonomi berubah dari yang semula offline menjadi online dan penggunan teknologi digital yang lebih masif.

Hal itu dipaparkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, pada pembukaan acara Rakornas Transformasi Digital Koperasi dan UMKM, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat malam (12/11).

Di acara yang berlangsung pada 12-14 November 2021 dan dihadiri seluruh Kepala Dinas Koperasi dan UKM (provinsi dan kabupaten/kota) seluruh Indonesia dan para stakeholder lainnya, secara luring dan daring, MenkopUKM menjabarkan, selama pandemi Covid-19 di Indonesia transaksi di e-commerce meningkat sebesar 54% atau lebih dari 3 juta transaksi per hari.

“Selain itu, ekonomi digital Indonesia berpotensi senilai US$124 juta atau kurang lebih Rp1.700 triliun pada 2025,” imbuh MenkopUKM.

Bagi Teten, hal itu dapat diartikan bahwa kebutuhan untuk koperasi dan UMKM berubah digital semakin tidak terhindarkan. “Digitalisasi merupakan keharusan yang mendorong UMKM tak hanya mampu bertahan namun melompat bangkit berkontribusi terhadap ekonomi nasional Indonesia,” tandas Teten.

Lebih dari itu, Teten mengatakan, hingga hari ini setidaknya 25,6% UMKM hadir pada ekosistem digital atau sekitar 16,4 juta pelaku usaha. Dan ada 245 koperasi telah mengadopsi teknologi digital dalam kegiatan operasionalnya.

“Namun demikian, itu jelas tidak cukup hanya mengakselerasi hadirnya koperasi dan UMKM di platform digital,” ungkap Teten.

Menurut Teten, perlu ada pendekatan ekosistem mencakup proses bisnis dari hulu ke hilir atau End to end digital transformation dan pendampingan bagi koperasi dan UMKM Indonesia dapat mengoptimalkan sepenuhnya platform digital.

Untuk itu, lanjut MenkopUKM, pihaknya dalam menjalankan peran sebagai Kementerian Koordinasi, menginisiasi adanya konsolidasi desain peta jalan, serta grand desain agar memudahkan dalam melakukan sinergi, kolaborasi, hingga kerjasama antar seluruh stakeholder didalam ekosistem Koperasi dan UMKM

MenkopUKM pun berharap Rakor ini dapat menjadi tonggak moderasi dan sinergi seluruh agenda, serta kegiatan dalam upaya transformasi koperasi dan UMKM dalam pemanfaatan teknologi digital.

Untuk itu, Teten menggarisbawahi beberapa poin yang harus dioptimalkan. Yaitu, akselerasi transformasi digital koperasi dan UMKM, konsolidasi roadmap yang implementatif yang menjadi panduan bersama kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan seluruh stakeholder, pemetaan potensi dan tantangan dari setiap stakeholder dalam upaya percepatan transformasi digital, identifikasi target kelompok transformasi digital, hingga pembagian peran dari berbagai stakeholder dalam pelaksanaan roadmap transformasi digital koperasi dan UMKM.

Termasuk inisiasi pembentukan dan pengembangan program transformasi digital koperasi dan UMKM dari berbagai Stakeholder. Jadi, menurut Teten, kunci suksesnya Rakornas ini adalah sinergi dan kolaborasi.

“Oleh karena itu, saya berharap, dengan adanya Rakornas ini, lahir inovasi-inovasi baru dalam melahirkan wirausaha muda produktif, koperasi modern berbasis digital, startup digital yang berkarakter konsolidator dan agregator bisnis model inovatif,” tukas MenkopUKM.

Jiwa Enterpreneurship

Sementara itu, Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir secara online, sepakat bahwa dalam pengembangan koperasi dan UMKM harus dilakukan secara bersama-sama. “Secara bersama kita mencari solusi terbaik bagi pengembangan koperasi dan UMKM,” kata Ganjar.

Terlebih lagi, di era pandemi seperti sekarang ini, Ganjar mengajak seluruh stakeholder mampu menciptakan jiwa enterpreneurship di tengah masyarakat. Pasalnya, koperasi dan UMKM merupakan kekuatan ekonomi yang luar biasa besarnya.

“Terkait masalah manajemen usaha, packaging, hingga akses pembiayaan, harus kita tuntaskan secara bersama-sama,” tegas Ganjar.

Gubernur Jateng bercerita, dirinya pernah didatangi para startup dan calon wirausaha. Mereka banyak bertanya terkait proses perijinan usaha, pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan skill, hingga pemasaran produk.

“Ternyata, rata-rata mereka masih berjualan secara konvensional. Saya pun mendorong mereka untuk masuk ke digital. Itu harus dilakukan agar pasar produknya bisa lebih luas. Mereka pun sekarang sudah banyak yang onboarding di marketplace-marketplace yang ada di Indonesia,” jelas Ganjar.

Bahkan, Ganjar menyebutkan pihaknya memanfaatkan KBRI yang ada di banyak negara untuk meluaskan pasar produk UMKM di luar negeri. “Kita sudah kirim sampel-sampel produk, yang kemudian dilanjutkan dengan proses digital agar lebih dikenal lagi di pasar global,” ucap Ganjar.

Pihak marketplace juga disebut banyak membantu dan mengajarkan pelaku usaha masuk ke ranah digital. Para kurator juga banyak membantu menjaga kualitas produk. “Saat ini, perijinan usaha sudah amat dimudahkan. Jadi, untuk saat ini dan ke depan, digital marketing adalah sebuah solusi,” pungkas Ganjar. (Jef)

MenKopUKM Apresiasi L’Ambiance Berdayakan Santri Hasilkan Produk Furnitur Kualitas Ekspor

Salatiga:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi langkah CV L’Ambiance, salah satu perusahaan furnitur dan kerajinan Indonesia berorientasi ekspor, yang menerapkan Community Development Model. “Ini bisa kita jadikan Role Model untuk diterapkan di daerah lain,” ungkap Teten, saat meninjau pabrik furnitur L’Ambiance di daerah Susukan, Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (12/11).

Dalam model tersebut, L’Ambiance kerjasama dengan koperasi, pondok pesantren (santri), hingga komunitas-komunitas pemuda, terutama di daerah terpencil, untuk dididik dan dibina memproduksi furnitur berkualitas ekspor.

“Disini, L’Ambiance berperan juga sebagai offtaker dari produk yang sudah dihasilkan para santri dan pemuda lainnya. Termasuk melakukan pendampingan proses produksi hingga finishing,” kata Teten.

Bahkan, lanjut MenKopUKM, model L’Ambiance bisa dikembangkan menjadi inkubator bisnis yang mampu melahirkan jiwa kewirausahaan. “Bisa menghasilkan enterpreneur-enterpreneur baru yang tangguh dan berkualitas,” tandas Teten.

Oleh karena itu, MenKopUKM menekankan bahwa para santri dan pemuda di L’Ambiance untuk segera mendirikan koperasi. “Pasarnya sudah ada, offtaker ada, tinggal mereka berkoperasi agar mendapat tambahan pendampingan dari Kementerian Koperasi dan UKM,” imbuh Teten.

Di samping itu, Teten pun berharap di daerah-daerah lain bermunculan para Movement Leader seperti yang dilakukan L’Ambiance di Salatiga. “Sekarang saatnya memproduksi yang memiliki nilai daya saing global,” tegas MenKopUKM.

Pasar Eropa

Dalam kesempatan yang sama, pemilik dan Direktur CV L’Ambiance Edi Suwito menyebutkan bahwa setiap gelombang pelatihan bisa merekrut sekitar 50 santri atau pemuda. Ke depan, jumlah peserta akan ditingkatkan menjadi 100 orang.

“Kita membina mereka dari sisi proses produksi, hingga menampung hasil produknya atau offtaker. Saya berharap pasca pelatihan, mereka bisa mengembangkannya secara mandiri di tempatnya masing-masing,” kata Edi.

Edi menambahkan, saat ini perusahaan furnitur yang dipimpinnya sedang melatih puluhan santri dari berbagai pesantren di Jawa Tengah untuk memproduksi berbagai jenis mebel berkualitas ekspor.

“Mereka juga mampu menggunakan peralatan dan mesin modern untuk memproduksi berbagai produk berkualitas, sesuai dengan selera dan permintaan konsumen ekspor,” ungkap Edi.

Berbagai jenis produk mebel yang diproduksi para santri peserta pelatihan produksi furnitur di CV L’ambiance Salatiga siap diluncurkan ke pasaran ekspor untuk memenuhi permintaan konsumen di kawasan Eropa.

Disampaikan Edi, program pemberdayaan santri ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, terutama para pengasuh pesantren. Saat ini, sudah ada beberapa pesantren yang mendaftarkan santrinya untuk mengikuti program ini yang akan digelar tahun depan.

Menurut Edi, mereka dibimbing para instruktur handal dan berpengalaman, juga berada di bawah pengawasan lembaga quality control yang secara intens dan ketat menjaga kualitas produk. “Sehingga, kendati produk ditangani santri yang sedang mengikuti pelatihan kualitasnya tetap terjaga dan terjamin,” pungkas Edi.(Jef)

MenKopUKM Minta Bank Ubah Cara Pandang Penyaluran Kredit UMKM dari Agunan ke Kelayakan Usaha

Solo :(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berharap kalangan perbankan mengubah cara pandang dalam penyaluran kredit kepada UMKM. Bila selama ini lebih dominan dengan pola pandang terhadap ketersediaan dan kekuatan agunan, maka sebaiknya sudah mulai menilai dari sisi kelayakan atau cashflow usaha UMKM.

Teten menyebutkan bahwa kredit perbankan bagi UMKM saat ini baru sebesar 19,8 persen, akan ditingkatkan menjadi di atas 30 persen pada 2024 mendatang.

“Oleh karena itu, digitalisasi UMKM tidak hanya fokus pada sisi pemasaran saja. Lebih dari itu, dalam pengelolaan bisnis UMKM juga harus sudah digital. Jadi, pihak perbankan bisa melihat dengan jelas kelayakan usaha dan  cashflow UMKM secara digital,” ulas MenKopUKM, pada acara peluncuran Roadshow Klinik UMKM bertajuk Berdayakan UMKM, Lahirkan Pahlawan Digital Baru, di Solo Technopark, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (12/11/2021).

Menurut Teten, agar pelaku UMKM bisa scaling-up dengan digitalisasi, pemerintah sudah menciptakan ekosistemnya, baik dari sisi supply maupun demand.

“Semua itu sudah tertuang dalam UU Cipta Kerja. Saat ini, aturan tersebut sudah masuk dalam tahap implementasi,” ucap MenKopUKM.

Hingga saat ini, lanjut Teten, setidaknya 16,4 juta UMKM telah terhubung ke dalam ekosistem digital. Angka ini meningkat hampir 105 persen.

“Target hingga 2024 sebanyak 30 juta pelaku UMKM sudah onboarding di platform-platform digital. Kami akan lebih menyasar pelaku usaha mikro yang jumlahnya masih sangat dominan,” jelas Teten.

Untuk mengurangi jumlah usaha mikro dengan strategi scaling-up, Teten meminta para kepala daerah untuk mengembangkan keunggulan domestik yang dimiliki masing-masing.

“Keunggulan domestik itu harus dikembangkan. Daerah yang pilih sendiri sektor mana yang bisa di-scaling up,” ulas Teten.

Meskipum demikian, program digitalisasi dan scaling-up akan lebih diarahkan pada UMKM yang berbasis kreativitas hingga berbasis teknologi agar bisa masuk rantai pasok industri.

“Jangan membuat produk yang sudah dihasilkan usaha besar karena UMKM pasti kalah. Kita harus masuk ke rantai pasok mereka, seperti sektor furnitur, otomotif, elektronik, dan sebagainya,” tandas MenKopUKM.

UMKM Harus Bertransformasi

Dalam kesempatan yang sama Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyebutkan bahwa pihaknya terus mengajak pelaku UMKM bertransformasi ke digital agar pasar produknya lebih terbuka dan luas.

“Saya meyakini daya beli masyarakat masih cukup terjaga untuk menopang pertumbuhan UMKM, khususnya di wilayah Solo,” kata Gibran.

Gibran menambahkan, Solo Technopark harus dimanfaatkan sebagai ajang UMKM scaling-up, karena merupakan tempat berkumpulnya para unicorn, CEO, pengusaha sukses, hingga orang-orang kreatif dan produktif.

“Sehingga, percepatan pemulihan ekonomi bisa berjalan lebih cepat lagi,” tegas Gibran.

Sementara itu, CEO Bukalapak Rahmat Kaimuddin menjelaskan bahwa Klinik UMKM berfungsi memberdayakan UMKM dengan menyiapkan pasar digital.

“Selain itu, kita juga memodernisasi warung sebagai Mitra Bukalapak lewat digitalisasi,” imbuh Rahmat.

Namun, Rahmat mengakui, Bukalapak tidak bisa melakukan itu sendiri. “Kami menyiapkan infrastruktur pasar digital. Hal lainnya seperti pembinaan dan inkubasi disinergikan dengan pihak lain. Makanya, kita bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM,” ujarnya.

Rahmat juga menyatakan, tantangan yang dihadapi UMKM sangat kompleks dan beragam. Mulai dari tidak adanya infrastruktur yang mampu membuat usaha mereka lebih berkembang, kurangnya permodalan untuk memperbanyak variasi produk, hingga tidak meratanya adopsi teknologi.

“Dan juga masih minimnya inklusi keuangan yang mempersulit mereka dalam melakukan transaksi,” papar Rahmat.

Sedangkan Direktur Solo Technopark Yudit Cahyantoro menjelaskan, pelaku UMKM di Solo semakin meningkat jumlahnya, terlebih di saat pandemi. Untuk itu, akselerasi bisnis UMKM harus terus ditingkatkan.

“Caranya, dengan melakukan kolaborasi, menyiapkan regulasi, dan menciptakan ekosistemnya. Nah, peran Solo Technopark ada di sisi menciptakan ekosistem,” pungkas Yudit. (Jef)

Dukung Digitalisasi dan Kebangkitan UMKM, KemenKopUKM Kerjasama dengan Grab

Jakarta:(Globalnews.id)- Dalam rangka memperkuat digitalisasi UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM dan PT GrabTeknologi Indonesia (Grab) melakukan penandatanganan nota kesepahaman sinergi dukungan untuk kebangkitan usaha mikro kecil, dan menengah berbasis digital di Indonesia.

MoU ditandatangani langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dan Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi.

MenKopUKM Teten Masduki menegaskan, Saat ini sinergi dan kolaborasi merupakan hal penting untuk pemulihan ekonomi nasional. Apalagi menurutnya, UMKM menjadi tumpuan.

“Saya mengpreaiasi MoU ini. Ini bisa menjadi jembatan akselerasi pemulihan ekonomi nasional dan menjadi andil angka pertimbuhan ekonomi nasional,” tegas MenKopUKM Teten Masduki, di Kantor Grab Indonesia, Gama Tower Jakarta, Kamis (11/11/2021).

Hadir President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, Pimpinan Grab Indonesia, Stafsus MenKopUKM Fiki Satari, Asisten Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Desti Anna sari.

Menteri Teten mengatakan, saat ini di Indonesia sebanyak 16.4 juta UMKM telah terhubung kedalam ekosistem digital atau naik lebih dari 100 persen dibanding sebelum pandemi terjadi Ia mentargetkan, pada tahun 2024, 30 juta UMKM terhubung dengan ekonomi digital.

“Sinergi diharapkan menjadi pemulihan ekonomi nasional. Targetnya pada 2024 ada 30 jt UMKM terhubung ekonomi digital. Yang dibidik usaha mikro onboard,” katanya.

Sementara itu, President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengaku senang dengan terwujudnya keejasama tersebut.

“Hari ini saya senang, karena dipercaya Pemerintah sebagai mitra. Kami apresiasi MenKopUKM dan jajaran, sebagai dukungan kebangkitan mikro kecil mennegab berbasis digital,” katanya.

Sedangkan Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi menjelaskan, pihaknya akan memberikan pelatihan untuk mendukung produktivitas dan daya saing.

“Kami akan memberikan pelatihan, ketrampilan UMKM di tanah air agar memiliki daya saing,” ujarnya.

MoU KemenKopUKM dengan Grab bertujuan untuk memperkuat komitmen jangka panjang dalam memperluas cakupan digitalisasi UMKM tanah air, dengan peningkatan soft skill pengusaha mikro untuk berkompetisi di era digital.

Selain itu, memberikan mereka kesempatan untuk berkembang serta menciptakan dampak yang lebih positif bahkan hingga di kota-kota tier kedua dan daerah terpencil, termasuk lansia, penyandang disabilitas, dan pengusaha mikro perempuan. Hal ini bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi di Indonesia.

Kolaborasi ini sejalan dengan misi GrabForGood, yang berupaya untuk menghadirkan sebuah solusi teknologi dan berkolaborasi bersama pihak pemerintah dan pihak swasta untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui platform Grab.

Nota kesepahaman ini merupakan perpanjangan dari nota kesepahaman yang telah kedua belah pihak tanda tangani di September 2020, di mana Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta Grab Indonesia saling bersinergi untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah untuk bertransformasi digital.(Jef)

MenKopUKM: Perlu Membangun Infrastruktur Logistik Terpadu Dongkrak Ekspor UKM

Jakarta:(Globalnews id)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan perlu adanya inovasi kebijakan untuk mendorong ekspor nasional. Di antaranya, membangun infrastruktur logistik terpadu di dekat klaster UKM.

Teten mencontohkan India yang memiliki 150 klaster UKM dan logistik di seluruh negara potensial ekspor. Hal itu diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, pada acara Temu Bisnis UKM untuk mendorong UKM berdaya saing dan memperluas pasar ekspor, yang diselenggarakan Masyarakat Universitas Gadjah Mada, secara daring, Rabu (10/11/2021).

“Saat ini, ekspor UMKM sebesar 15,65%, masih jauh dibanding beberapa negara lainnya, seperti Singapura 41%, Thailand 29%, atau Tiongkok yang mencapai 60%. Target kontribusi ekspor UMKM meningkat menjadi 17% di 2024,” tegas Teten.

Langkah lainnya adalah pemberdayaan UMKM perempuan pelaku ekspor ditingkatkan. Teten merujuk Vietnam yang memberikan subsidi 50-100% biaya kursus/pelatihan kewirausahan bagi pengusaha perempuan.

“Termasuk mengoptimalkan kerja sama dagang luar negeri dengan negara tujuan ekspor terkait penurunan tarif dan kemudahan logistik,” tegas MenKopUKM.

Teten menyebutkan, program KemenKopUKM dalam mendorong UKM siap ekspor tahun ini, antara lain fasilitasi standardisasi internasional bagi UKM, sekolah ekspor, pelatihan UKM ekspor, pembiayaan ekspor, sistem informasi ekspor, dan pameran berskala internasional, hingga kerja sama peningkatan ekspor lainnya.

Bagi MenKopUKM, peran kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, BUMN, perbankan, dan segenap stakeholder, sangat dibutuhkan dalam membangun ekosistem yang kondusif ini, untuk mendorong UKM go global.

Teten berharap Temu Bisnis UMKM ini menghasilkan gagasan baru dan kolaborasi dalam akselerasi peningkatan daya saing ekspor, baik kuantitas dan kualitas. Sehingga, UMKM ekspor dapat berkontribusi terhadap perekonomian nasional secara berkelanjutan.

“Saya juga berharap Universitas Gadjah Mada juga dapat menjadi inkubator wirausaha, mendorong mahasiswa dapat mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan bisnis, serta membangun jaringan bisnis,” tukas Teten.

Teten juga menyebut faktor penunjang ekspor UMKM suatu negara meningkat dapat dilihat dari kinerja Indeks Kinerja Logistik (LPI).

“Terkait optimalisasi ekspor, perlu upaya menekan biaya logistik, mempersingkat waktu pengurusan dokumen ekspor, dan kewajiban pabean,” pungkas MenKopUKM.(Jef)

MenKopUKM Harapkan UMKM Wastra Bangkit Lewat Jogja Membatik Dunia

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi kegiatan Jogja Membatik Dunia sebagai rangkaian Jogja International Batik Biennale (JIBB) yang dilaksanakan secara daring, Sabtu (6/11/2021). Kegiatan ini diselenggarakan bersama-sama dengan 24 negara lainnya di seluruh dunia.

“Kegiatan ini merupakan doa agar dunia segera pulih dari pandemi, sekaligus sebagai pernyataan kuat posisi Jogja sebagai ibu kota batik dunia,” kata Teten mewakili Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin.

MenKopUKM mengatakan, narasi kuat ini merupakan bukti mahakarya produk tradisi Indonesia dan mahamakna dengan filosofi yang mengakar.

“Tema yang sangat relevan dalam kondisi penuh tantangan saat pandemi seperti saat ini,” kata Teten.

Pada 2009, UNESCO menetapkan Batik Indonesia sebagai Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity. Pengakuan internasional bahwa batik Indonesia merupakan bagian kekayaan peradaban manusia.

“Untuk itu, saya berharap melalui Jogja Membatik Dunia, UMKM terkait wastra tradisional, termasuk batik Indonesia dapat bangkit dan meraja di pasar global,” imbuh MenKopUKM.

Pagelaran Jogja International Batik Biennale (JIBB) menampilkan motif Ceplok Mangkoro yang terinspirasi bagian belakang penutup kepala/sumping pewayangan Jawa. Mangkara berarti ora ana sekara-kara, bermakna tidak ada halangan dan rintangan. Menorehkan Ceplok Mangkoro (dalam lukisan/batik) adalah wujud doa untuk menolak musibah.

Berdasarkan data, ekspor batik Indonesia pada 2020 mencapai US$532,7 juta atau Rp7,5 triliun. Industri batik telah memberdayakan 200 ribu tenaga kerja dari 47 ribu unit usaha yang tersebar di 101 sentra wilayah Indonesia.

MenKopUKM pun menekankan pentingnya inovasi karena para kompetitor internasional terus menjadi tantangan.

“Harapan kami, UMKM pengrajin batik dapat membentuk kelembagaan koperasi. Koperasi jadi offtaker, kami dan LPDB-KUMKM siap dukung pembiayaan,” ungkap Teten.

Tak hanya itu, KemenKopUKM juga siap memfasilitasi kemitraan dengan usaha besar ataupun stakeholder lainnya.

“Manfaatkan Fashion Lab di Smesco Labo, terkait research and development produk,” kata Teten.

Selain itu, pelaku wastra juga dapat bereksplorasi bersama dengan project KRTA, inisiatif future fashion dari Smesco yang mendemokratisasi siluet fashion kebangsaan untuk dimanfaatkan para perajin fashion termasuk batik.

“Saya berharap beragam inovasi serta rangkaian sinergi dan kolaborasi dapat terlahir,” kata MenKopUKM.

Di waktu yang sama, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap, melalui ajang ini batik dapat lebih dikenal di kancah dunia dan dapat menjadikan Yogyakarta sebagai kota batik. Apalagi mengingat saat ini batik sudah semakin populer dan menjadi kebutuhan dunia.

“Saya ucapkan terima kasih atas segala upaya dan bantuan dari berbagai pihak, untuk membangun masa depan batik Indonesia, yang tidak hanya dilihat dari sisi kebudayaan, melainkan juga kepentingan ekonomi masyarakat,” katanya.(Jef)

Masuki Babak Final Demoday, Inilah 15 Finalis Hyundai Start-up Challenge Indonesia 2021

Jakarta:(Globalnews.id)-Sejumlah 15 start-up yang berfokus pada dampak pendidikan, lingkungan, dan ketenagakerjaan akan maju sebagai finalis Hyundai Start-up Challenge Indonesia 2021. Pada hari Sabtu, 6 November 2021 mendatang, 15 finalis ini akan mempresentasikan bisnis mereka dalam acara Demoday yang terbuka untuk umum.

Hyundai Start-up Challenge Indonesia 2021 merupakan program akselerasi dan kompetisi yang bertujuan untuk mencari dan membina wirausahawan sosial muda, yang memiliki ide-ide inovatif dan kreatif dalam memecahkan berbagai persoalan di bidang pendidikan, lingkungan, dan ketenagakerjaan. Program ini diselenggarakan untuk pertama kalinya pada tahun 2020.

“Kami sangat mendukung penyelenggaraan Hyundai Start-up Challenge Indonesia 2021 karena akan melahirkan wirausaha-wirausaha baru yang unggul, inovatif, dan berdaya saing sejalan dengan program KemenKopUKM untuk mengakselerasi wirausaha produktif serta menyiapkan UKM masa depan berbasis kreativitas dan teknologi untuk mencapai rasio wirausaha nasional 4% pada akhir 2024,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Seluruh upaya tersebut sangat strategis karena saat ini rasio kewirausahaan nasional masih rendah. Rasio kewirausahaan Indonesia saat ini baru 3,47% lebih rendah daripada negara-negara di  kawasan ASEAN, seperti Singapura 8,76% serta Malaysia dan Thailand di atas 4%.

Dihadiri Putri Tanjung dan Yoris Sebastian

Dalam Demoday yang merupakan acara puncak Hyundai Startup Challenge Indonesia 2021 akan ditentukan 3 pemenang. Kegiatan ini juga akan dihadiri Putri Tanjung dan Yoris Sebastian dalam sesi Fireside Chat. Terdapat pula mini games berhadiah menarik yang dapat diikuti oleh seluruh penonton.

Sebelum tiba di babak final Demoday, para finalis harus bersaing dengan seluruh pendaftar yang mencapai 600 start-up hingga akhirnya terpilih sebagai 15 tim terbaik setelah melalui proses seleksi. Setelah itu, 15 tim ini diwajibkan mengikuti fase inkubasi selama 4 bulan guna mengembangkan usahanya lewat sesi-sesi kelas dan mentoring, yang kemudian diakhiri dengan rangkaian Bootcamp selama 3 hari untuk mengasah kemampuan komunikasi dan presentasi.

Berikut daftar 15 finalis Hyundai Start-up Challenge Indonesia 2021:

Bell Society (Instagram: @bell_society)
FishGo (Instagram: @fishgo.id)
Gonigoni (Instagram: @gonigoni.id)
Jala Tech (Instagram: @jala.iot)
Kalpasakara (Instagram: @kalpasakara)
Kecipir (Instagram: @kecipir)
Menjadi Manusia (Instagram: @menjadimanusia.id)
MHomecare (Instagram: @mhomecare)
Mungilmu (Instagram: @mungilmu)
MYCL (Instagram: @mycl.bio)
Nichoa Chocolate (Instagram: @nichoa.id)
Plasticpay (Instagram: @plasticpay.tech)
Rahsa Nusantara (Instagram: @rahsa.nusantara)
TokoIG (Instagram: @tokoig.id)
Virgil (Instagram: @virgil_coffee)

Para juri akan menilai performa seluruh tim berdasarkan partisipasi mereka selama program berlangsung, serta kemampuan mereka dalam membuat rencana bisnis. 3 tim terbaik akan mendapat pendanaan tambahan dengan total hingga 600 juta rupiah, dan 1 tim favorit pilihan publik akan mendapat hadiah hingga puluhan juta rupiah.

Pendaftaran bagi publik untuk dapat turut hadir dalam acara Demoday dan memilih start-up favorit dapat dilakukan melalui situs http://hscindonesia.id/vote yang akan dibuka hingga tanggal 3 November 2021. 10 pemilih yang beruntung akan mendapatkan Samsung Galaxy Fit Watch.

Selain itu, publik juga dapat mengakses live-streaming Demoday melalui Youtube Channel ‘HSC’ (Hyundai Startup Challenge) pada hari Sabtu, 6 November 2021 pukul 15.00 WIB. Informasi lengkap terkait Demoday dapat disimak melalui akun Instagram @iccnmedia dan @instellarid.

Hyundai Start-up Challenge merupakan program kolaborasi antara Hyundai Motor Group (HMG), Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI), Crevisse, Impact Alliance, Instellar, dan Indonesia Creative Cities Network (ICCN). (Jef)

MenKopUKM Dorong Kabupaten Buleleng Eksplorasi Komoditas Unggulan untuk Jangkau Pasar Ekspor

Buleleng:(Globalnews.id)-Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong Kabupaten Buleleng, Bali untuk mengeksplorasi potensi komoditas unggulan yang dapat dikembangkan lebih jauh potensinya dan dapat memasuki pasar ekspor.

Teten mencontohkan beberapa potensi yang dapat dikembangkan oleh Buleleng dari sektor hortikultura yakni beragam buah-buahan tropis yang marak diminati dunia.

“Saya kemarin bertemu pelaku usaha yang memproduksi wine dan anggur yang mereka gunakan dari Buleleng. Saya kira anggur Bali sangat disukai di Jakarta juga. Sangat khas dan ini bisa dikembangkan lebih besar melalui korporatisasi petani. Tidak hanya anggur, komoditas lainnya seperti manggis, mangga, dan banyak lagi yang lain dari Buleleng juga dapat dikembangkan,” ungkapnya saat melakukan Kunjungan Kerja Ke Kabupaten Buleleng sekaligus menyaksikan Penandatanganan MoU antara Indonesia Creative Cities Network (ICCN) bersama Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif, Bali, Sabtu (30/10/2021).

Lebih lanjut, Teten menambahkan bahwa saat ini permintaan ritel ekspor semakin meningkat. Menurutnya, ini menjadi kesempatan besar bagi pelaku UMKM untuk terlibat dalam ekspor.

Dia menuturkan bahwa saat ini ekspor dapat dilakukan dalam skala kecil. Maka dari itu, kesempatan bagi UMKM semakin terbuka lebar, tapi dengan syarat UMKM harus mampu membenahi kualitas dari produknya

“Jadi nggak usah dalam skala besar ekspor, 100 kg kopi dikirim ke Eropa, Singapura dan lainnya itu biasa. Walaupun dikirim dalam skala kecil, kualitas produknya harus dijaga,” ujar Teten.

Menurut Teten, Buleleng merupakan tempat yang eksotik dan memiliki segudang potensi dengan beragam komoditas yang dapat dikembangkan lebih lanjut.

Di tempat yang sama, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menambahkan bahwa Kabupaten Buleleng merupakan wilayah terbesar di Bali atau mencapai 24,5%. Dengan wilayah sebesar ini, Buleleng dikatakan memiliki beragam komoditas unggulan mulai dari bawah, menengah, sampai paling tinggi.

“Kita punya kopi arabika yang menjadi unggulan kita. Ada juga desa anggur dan baru-baru ini kita mengizinkan pendirian pabrik wine di Buleleng untuk menjadi wine lokal unggulan kita,” ucap Agus.

Agus juga mengamini ucapan MenKopUKM dan mendorong para pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas dan produksi komoditas unggulan. Hal ini dilakukan agar Kabupaten Buleleng dapat menjangkau pasar ekspor.

“Sekarang teman-teman UMKM tinggal memikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk menjangkau ekspor sehingga tercapai stabilitas produksi,” pungkasnya.(Jef)

Gandeng Ina Produk Indonesia, MenKopUKM Ingin Direktori Digital Perluas Pasar UMKM Tanah Air

Jakarta:(Globalnews.id)- Upaya percepatan digitalisasi produk UMKM terus dilakukan berbagai pihak. Kali ini sinergi terjadi antara Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian BUMN serta PT Ina Produk Indonesia (InaProduct.com), dengan me-launching situs inaproduct.com.

Situs inaproduct.com ini berisikan direktori produk Indonesia. Mulai dari informasi lengkap pelaku dan brand lokal termasuk UKM dari nama usaha, alamat, kontak, produk, hingga foto pabrik/workshop yang dengan mudah diakses semua pihak. Sehingga mampu memperluas jaringan pemasaran baik lingkup dalam dan luar negeri.

Launching situs ini diresmikan oleh MenKopUKM Teten Masduki bersama Mendag M Lutfi, Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting dan Founder Inaproduct.com sekaligus Ketua Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah di gedung Smesco, Kamis (28/10). Perhelatan launching ini juga disertai MoU (Memorandum of Understanding) antara Inaproduct.com dengan Kemenkop, Kemendag, Kemenperin dan Sarinah.

Dalam sambutannya, MenKopUKM Teten Masduki mengatakan, MoU dengan InaProduct.com bertujuan untuk mendukung digitalisasi promosi dan pemasaran produk UMKM, melalui inisiasi platform direktori produk Indonesia InaProduct.com.

“Inaproduct.com bisa menjadi jembatan menghubungkan UMKM kepada buyer tak hanya di dalam tapi juga luar negeri. Situs direktori ini penting dalam mewujudkan UMKM benar-benar menjadi tulang punggung ekonomi nasional,” katanya.

Selain itu, sambung MenKopUKM, situs direktori ini diharapkan dapat membuka peluang usaha bagi UMKM, untuk dapat menyajikan produk andalan sesuai kebutuhan langsung dari tangan pertama, memberikan kemudahan bisnis, serta mendorong ekosistem bisnis yang kondusif, business matching, pelatihan, dan pameran online dan offline.

“Kami bersyukur harapan punya direktori ini terwujud. Tadinya kami pikir direktori ini bisa dibuat sendiri di KemenKopUKM, tapi lebih pas memang dibuat oleh swasta agar lebih sustain. Sehingga UMKM lebih produktif dan memiliki daya saing,” ujarnya.
 
Dari data idEA September 2021, potensi ekonomi digital di Indonesia cukup menjanjikan, transaksi di e-commerce meningkat selama pandemi sebanyak 54 persen, lebih dari 3 juta transaksi per hari. Pendapatan ekonomi digital mencapai 44 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 640 triliun meski ditengah pandemi, dan potensi ekonomi digital Indonesia senilai 124 juta dolar AS, atau sekitar Rp 1.700 triliun di tahun 2025.
 
MenKopUKM Teten mengapresiasi kerja sama yang diinisasi oleh PT Ina Produk Indonesia dengan KemenKopUKM, Kemendag, Kemenperin dan Sarinah. Ia berharap ajang ini dapat memanfaatkan potensi ekonomi digital Indonesia secara maksimal, oleh UMKM yang bertransformasi digital.

Senada dengan hal tersebut, Mendag M Lutfi mengatakan, sejak dulu hingga saat ini perjuangan UMKM tak pernah berhenti. Ia menyebut ada tiga permasalahan utama yang kerap kali dihadapi UMKM. Yakni UMKM kurang berpengalaman sehingga sulit beradaptasi, kurang jaringan dan kurang pendanaan.

“Dengan inaproduct.com ini bisa menjembatani permasalahan UMKM dari sisi networking. Mudah-mudahan begitu situs ini berjalan, bisa langsung menjual produk UMKM yang lebih baik dan berdaya saing,” imbuh Lutfi.

Mendag menyatakan, pihaknya siap berkomitmen bersama KemenKopUKM untuk bisa mengelola UMKM bukan hanya dari sisi supply side tetapi juga demand side. Tak hanya itu, Kemendag bersama KemenKopUKM juga bersama-sama membina pasar industri halal, dan menjadikan Jakarta sebagai kiblat fesyen muslim dunia melalui produk lokal.

“Saya siap bersama di belakang pak Teten panglima tempur UMKM, untuk mendorong UMKM menjadi jagoan regional dan global,” tegasnya.

*Pendataan UMKM*

Founder inaproduct Budihardjo Iduansjah mengatakan, akibat situasi pandemi, muncul keinginan untuk membantu ekonomi nasional dengan cara mendata pelaku & brand lokal termasuk UKM, kemudian membuatkan ekosistem untuk menjadi tuan rumah di dalam negeri sendiri dan ekspor.

“Agar pemulihan ekonomi bisa dipercepat maka inaproduct.com hadir sebagai start up baru yang dilandasi idealisme nasionalisme, untuk membantu pemerintah dan seluruh pelaku lokal. Platform Direktori Produk Indonesia inaproduct.com ditargetkan bisa mendata sekitar 5.550 usaha besar, 45.000 usaha menengah dan 193.000 usaha di seluruh Indonesia,” terang Budiharjo.

Lebih lanjut ia menyatakan, seiring dengan program pemerintah digitalisasi dan hilirisasi serta program BBI (Bangga Buatan Indonesia) maka direktori digital sangat diperlukan. Budihardjo berterima kasih atas dukungan berupa MoU dari KemenKopUKM, Kemendag, Kemenperin, dan PT Sarinah yang membantu mengembangkan produk dan brand Indonesia termasuk UKM, yang diwujudkan dalam MoU bersama pada hari ini dan mendukung SMESCO, sebagai pusat produk dan brand Indonesia juga UKM melalui berbagai pameran, pelatihan-pelatihan dan aktivitas lainnya.

Di kesempatan yang sama, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting menuturkan, kehadiran inaproduct.com mampu mendorong pemasaran produk lokal secara lebih luas dan efisien, sehingga memberikan peluang transaksi lebih besar lagi.

“Kementerian BUMN bersama BUMN telah ikut mendigitalisasi UMKM lewat Pasar Digital (PaDi) UMKM. Di mana saat ini terdapat 58 BUMN yang telah tergabung dan hingga akhir tahun ditargetkan sebanyak 98 BUMN, dengan transaksi mencapai Rp 13,8 triliun sebanyak 188.000 transaksi yang melibatkan 11.818 UMKM. Secara garis besar, sangat memungkinkan PaDi ini juga tergabung dan berkolaborasi dengan platform inaproduct.com,” pungkasnya. (Jef)