Arsip Tag: UKM manufaktur

MenKopUKM: Pembangunan IMC Permudah UMKM Akses Permesinan Industri

Purwakarta:(Globalnews.id) – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki memberikan dukungan serta apresiasi kepada Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang melakukan ground breaking pembangunan gedung Indonesia Manufacturing Center (IMC) di Plered, Purwakarta, Jawa Barat.

“Gedung IMC ini menjadi fondasi yang sangat penting dalam mendorong, serta mendukung kebijakan substitusi impor yang diamanatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi),” ucap MenKopUKM Teten Masduki yang hadir dalam ground breaking tersebut di Purwakarta, Senin (5/12).

MenKopUKM juga berharap, fasilitas IMC mampu mendorong produktivitas UMKM agar menjadi bagian dari industri. UMKM kata Teten, harus mulai meningkatkan kualitas produknya yang berbasis teknologi, inovasi, dan kreativitas.

Lebih dari itu, IMC yang digagas Kemenperin ini menjadi dukungan industri permesinan yang akan semakin murah. Sehingga UMKM mudah mengakses dan membeli permesinan, dan mampu meningkatkan kualitas produksi dan produktivitas mereka.

“Problem kita ini, jumlah UMKM-nya banyak sampai 99,9 persen tetapi produktivitas dan teknologinya rendah. Hadirnya pengembangan industri manufaktur lewat IMC, diharapkan akan ada lonjakan ekonomi yang luar biasa,” ucap Menteri Teten.

Sementara dalam sambutannya, Menperin Agus Gumiwang mengatakan, dengan membangun pusat pengembangan permesinan di industri manufaktur, Indonesia bisa mengejar ketertinggalannya dengan negara lain.

Karena diakui Agus, meski saat ini banyak industri yang memiliki TKDN tinggi sekitar 40-60 persen, namun masih banyak pula yang permesinan pabriknya justru diimpor. “IMC menjadi upaya kami ke depan supaya pabrik-pabrik mandiri dalam hal permesinan,” kata Agus.

Ia menjelaskan, IMC yang berlokasi di Plered, Purwakarta ini dibangun total seluas 11 hektare dalam dua tahap. Tahap pertama, di mulai hari ini dengan penggarapan seluas 2 hektare yang menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp2 triliun.

Kemudian tahap II akan dikerjasamakan dengan luar negeri sesuai arahan Presiden Jokowi untuk investasi di daerah. Investor dari Korea Selatan disebut sudah tertarik untuk berinvestasi sebesar 20 juta dolar Amerika Serikat (AS). Pembangunan tahap awal ditargetkan rampung pada 3 tahun mendatang atau di tahun 2024.

“Sejujurnya untuk mendapatkan anggaran konstruksi di Kemenkeu itu cukup sulit. Pembangunan dari APBN ini diharapakan menjadi stimulus dan berjalan dengan lancar sehingga berlanjut hingga 9 hektare lagi,” kata Menperin.

Agus menegaskan, perlunya membangun kemandirian industri nasional salah satunya dengan inisiasi IMC turut memperkuat struktur industri nasional. Di mana dalam mencapai tujuan tersebut, perlu juga dukungan dan kolaborasi berbagai pihak dan lintas kementerian/lembaga (K/L).

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika berharap, IMC bisa mendorong akses UMKM Purwakarta yang banyak bergerak di industri kuliner, hasil gerabah seperti keramik, genteng, dan batu bata merah. “Namun memang salah satu yang masih terkendala untuk alat dan permesinan. Banyak UMKM yang masih manual atau konvensional,” tuturnya.(Jef)

Business Matching Sektor ICT & Digital, Startup Indonesia Mampu Ciptakan Teknologi Metaverse Lokal

Jakarta:(Globalnews.id)-Berkembangnya ekosistem digital, mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mampu beradaptasi. Terutama menuju internet generasi ke-3, diproyeksi segala sesuatunya akan mengarah kepada teknologi tanpa batas ini di masa depan.

Untuk itu penting membangun infrastruktur digital sejak dini. Salah satunya platform digital metaverse yang disediakan PT Ruang Teknologi Kreatif Nusantara melalui produknya Cube Studio. Meski baru berdiri sejak tahun lalu, perusahaan yang bisa dibilang rintisan (startup) ini mampu menyediakan produk metaverse di kalangan pemerintah.

Secara khusus, PT Ruang Teknologi Kreatif Nusantara mampu membuat studio multimedia seperti AR, VR dan metaverse yang seluruhnya dikembangkan sendiri alias lokal. Menggarap online event yang bisa membuat orang ke event tanpa harus datang langsung. Bahkan teknologi yang ditawarkan perusahaannya tak harus mengakses metaverse dengan VR. Cukup mengakses lewat laptop atau melalui handphone.

Cube Studio bisa membuat web metaverse untuk memamerkan program-program kerja dari Kementerian/Perusahaan tertentu. “Misalkan mereka punya program smart city, yang kemudian direpresentasikan dalam bentuk 3D dan metaverse berikut presentasinya. Di mana metaverse yang kami tampilkan lebih interaktif dan membuat masyarakat lebih paham dengan program kerja dari perusahaan tersebut,” jelas Chief Design Executive Cube Studio Muhamad Andri Saputro saat mengikuti pameran Business Matching Tahap II di Smesco, Selasa (19/4).

Apa yang dilakukan Cube Studio menjadi bukti bahwa teknologi metaverse juga mampu dihadirkan melalui perusahaan startup, yang dalam hal ini menjadi bagian dari pelaku UMKM dalam negeri.

Bahkan Andri mengatakan, perusahaan yang dirintis bersama teman-temannya ini punya misi, bagaimana bisa mengedukasi seluruh lapisan masyarakat untuk mengenal apa itu teknologi generasi ke-3, khususnya metaverse.

“Metaverse ramai disebut-sebut dari luar negeri, Meta sebagai perusahaan Mark Zuckerberg. Padahal kita di sini, di Indonesia jauh sebelum mereka juga sudah mampu membuat metaverse, meskipun dulu namanya bukan metaverse. Jadi anak bangsa kita mampu menyediakan produk yang ada dari luar negeri sana,” ucap Andri.

Support Kementerian/Lembaga

Dalam kegiatan Business Matching Tahap II yang digelar Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) ini, Andri berharap bisa menemukan klien berpotensi. Khususnya yang datang dari Kementerian/Lembaga (K/L) yang memang menjadi target market belanja pemeritah melalui business matching ini.

“Kemudian event ini juga berkesempatan bagi kami untuk terus memperbaiki produk Cube Studio ke depannya. Karena sebelumnya kami juga mendapat pembinaan dari Bandung Techno Park yang didukung oleh KemenKopUKM,” jelas Andri.

Andri menegaskan, dorongan serta support pemerintah itu penting. “Bagaimana mereka mau edukasi kalau mereka sendiri nggak pakai atau menjalani sendiri ekosistem digital tersebut dalam lingkup pemerintahan,” katanya.

Lebih jauh Andri berharap, melalui support pemerintah, pihaknya akan lebih efektif dalam melakukan literasi masyarakat lewat digitalisasi. Karena ke depan, semua ekosistem akan mengarah ke digital termasuk metaverse ini.

“Meta, Apple, Google sudah masuk semua ke metaverse, kita di Indonesia tidak boleh ketinggalan, buktinya kita punya dan kita mampu,” pungkasnya.

Business Matching Sector III pada 17-18 April 2022 berupa Teknologi Informasi Komunikasi atau Information and Communication Technology (ICT) & Digital. Di mana ICT meliputi komputer, laptop, CCTV, TV, LED, VR dan AR serta hologram.

Untuk produk digital terdiri dari platform digital, software, aplikasi digital, mesin autentifikasi, alat pengukur kualitas air berbasis Internet of Things (IoT), alat pengukur kualitas udara (IoT), GIS dan arsip digital. Sementara produk lain terkait meliputi spare part komputer, genset, mekatronika/robotik (ROV0, drone maupun foto udara (aerial photography).(Jef)

MenKopUKM: Produk Lokal Berbasis Teknologi Siap Suplai Kebutuhan Barang/Jasa Pemerintah

Jakarta:(Globalnews.id)- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa berbagai produk dalam negeri berbasis teknologi, informasi dan komunikasi, serta digital dari para pelaku UKM serta industri kecil dan menengah sudah semakin siap untuk menyuplai kebutuhan barang dan jasa pemerintah.

Maka dari itu, guna mendukung perkembangan berbagai produk teknologi dalam negeri, KemenKopUKM bekerja sama dengan Telkom, PT Inti, ITB, Aspaki, Gakeslab, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dalam mengisi Pameran dan Temu Bisnis Tahap Kedua Belanja Barang/Jasa Pemerintah untuk Produk Dalam Negeri dengan topik “Teknologi Informasi, Komunikasi dan Digital” di SMESCO Exhibition Hall, Jakarta, Senin (18/4).

“Kebutuhan teknologi dan informasi tentu paling banyak di Kemkominfo dan pemerintah daerah. Karena itu kami harapkan ada interaksi dengan UMKM, ada pendampingan, dan standar kualitas produk sehingga dapat memenuhi kebutuhan barang dan jasa pemerintah,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten menambahkan, dalam temu bisnis kali ini juga menghadirkan pelatihan agar para pelaku UKM dapat masuk ke dalam e-katalog LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah). Saat ini, ditargetkan 1.000.000 produk UKM dapat masuk ke dalam e-katalog LKPP.

“Tujuan didorong masuk e-katalog ini agar pengadaan lebih mudah untuk UMKM dan prosedurnya juga sudah disederhanakan untuk UMKM. Pembayarannya juga enggak boleh utang lagi, karena sudah ada kartu kredit pemerintah dengan bunga 0%. Standarisasi juga sekarang tidak disamaratakan. Kalau produk yang keamanannya tidak tinggi itu enggak perlu pakai SNI,” katanya.

Teten optimistis, nilai perencanaan produk dalam negeri dalam acara temu bisnis kali ini dapat mencapai lebih dari Rp500 triliun. Dia pun berharap, akan ada percepatan dan dapat terealisasi dari nilai perencanaan ini pada akhir April 2022.

“Realisasi pembelian produk dalam negeri juga akan diposting pada akhir acara temu bisnis ini. Jadi Kejaksaan, BPK, dan BPKP akan memantau realisasinya. KemenKopUKM akan fokus mendorong produktivitas dan inovasi UMKM ini,” kata Menteri Teten.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G. Plate menegaskan bahwa dari Kemenkominfo, terdapat anggaran sebesar Rp16 triliun yang dapat dibelanjakan untuk pembelian produk dalam negeri.

“Keberpihakan untuk produk dalam negeri harus ada. Ini harus diawasi dan perlu pendampingan agar realisasinya benar. Kominfo memberikan dukungan penuh pada LKPP agar belanja pemerintah ini dapat dilakukan dalam bentuk digital secara mudah dan terlindungi,” ujar Jhonny.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pedidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Suharti menambahkan bahwa pihaknya mengalokasikan Rp15 triliun untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah untuk produk dalam negeri.

“Sampai hari ini, kami punya alokasi anggaran 2022 sebesar Rp80,55 triliun, ini enggak semua untuk pembelian barang dan jasa pemerintah. Ada Rp15 triliun yang kami alokasikan untuk pengadaan barang dan jasa. Kami targetkan 95% digunakan untuk barang dalam negeri,” kata Suharti.(Jef)

Business Matching Buat Produsen Cangkul Tembus E-Katalog LKPP dan Punya TKDN

Jakarta:(Globalnews.id) – Business matching dikatakan memiliki manfaat nyata bagi para pelaku UKM dari berbagai bidang. Pasalnya, dengan adanya business matching ini, para pelaku UKM dapat terdaftar dan mengakses e-katalog agar produk mereka dibeli oleh pemerintah.

Salah satu pelaku UKM yang merasakan manfaat nyata dari acara business matching ini ialah Titus Ridi selaku Operational General Manager PT Indobaja Primamurni. Perusahaan yang bergerak di bidang produk alat pertanian ini memiliki produk unggulan cangkul barong.

“Sangat bermanfaat sekali kegiatan pameran seperti ini, dikarenakan pihak produsen bisa bertemu dengan kementerian dan LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), sehingga kita bisa diarahkan untuk bisa mengakses e-katalog yang digunakan untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah,” ungkapnya dalam acara Business Matching Tahap Kedua pada tematik kedua dengan kategori produk alat pertanian, manufaktur, dan alat berat, Jumat (15/4).

“Selama ini kita tidak bisa memperjualbelikan produk kita karena kita enggak masuk dalam e-katalog. Dengan pertemuan ini, sekarang semua produk PT Indobaja Primamurni sudah bisa diakses di e-katalog,” lanjut Titus.

Tak hanya dibantu untuk masuk ke dalam e-katalog, business matching juga telah membantu pelaku UKM untuk mendapatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sebesar 58%.

“Kita dibantu pemerintah juga dan TKDN kami lebih dari 58%. Artinya kita mampu dan siap serta bangga berproduksi dalam negeri. Kita bisa berproduksi dengan kualitas yang baik dan harga yang bersaing,” tuturnya.

Lebih lanjut, Titus menambahkan bahwa dengan barang yang diproduksi oleh perusahaannya ini, tentu akan meminimalisir impor alat pertanian, khususnya cangkul.

“Kita mampu memproduksi barang yang berkualitas dan alat panen sawit kita yang banyak juga dipergunakan dari luar negeri. Sekarang kita sudah bisa produksi dengan kapasitas yang tinggi,” tegas Titus.

Titus mengakui bahwa pihaknya baru seminggu masuk ke dalam e-katalog. Namun, dia mengatakan bahwa sudah ada beberapa pemerintah daerah yang menghubunginya dan bertanya tentang produknya.

“Kita baru seminggu masuk e-katalog, tapi memang luar biasa sudah ada yang menanyakan dari beberapa Pemda menanyakan. Bahkan Pemda DKI Jakarta, dinas pertamanan dan akan mulai beli di e-katalog kita. Belum terjadi transaksi memang karena masih baru. Tapi kita melihat ada keinginan dari pemerintah untuk membeli,” ujarnya.

Menurut Titus, kegiatan business matching ini sebisa mungkin untuk ditingkatkan lagi dan dilakukan secara berjelanjutan. Pasalnya, dia merasakan sendiri manfaat dari kegiatan ini, di mana produsen atau industri kecil dan menengah harus dibimbing dan dibina.

“Kalau kita dilepaskan sendiri enggak bakal bisa akses atau membuat seperti e-katalog. TKDN pun kalau enggak didampingi enggak bakal terjadi. Kegiatan ini mohon jangan berhenti dan terus dilakukan secara kontinu,” pungkas Titus. (Jef)