Arsip Tag: LPDB KUMKM

Benahi Arsip Negara, LPDB-KUMKM Teken Komitmen Bersama Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip

Jakarta:(Globalnews.id)-Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) Supomo dan jajaran direksi LPDB-KUMKM menandatangani Komitmen Bersama Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA) di LPDB-KUMKM Jakarta, Rabu (22/12). Penandatanganan ini disaksikan oleh Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto, Perwakilan Kepala Biro Umum dan Keuangan Kementerian Koperasi dan UKM Niken Pujiastuti, serta para pejabat di lingkup ANRI serta LPDB-KUMKM.

Penandatanganan komitmen bersama ini merupakan salah satu bentuk kesiapan LPDB-KUMKM dalam menghadapi penilaian kearsipan yang akan berlangsung di tahun 2022. Dalam acara tersebut, lima poin komitmen yang ditandatangani antara lain, mendukung Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip, melaksanakan pengelolaan arsip dengan baik dan tertib sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan mewujudkan tertib arsip modern sebagai program prioritas yang berkelanjutan.

Selain itu, LPDB-KUMKM juga berkomitmen untuk melaksanakan pengawasan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan pengelolaan arsip, dan membangun kesadaran seluruh pegawai pada unit kerja terhadap nilai guna dan manfaat arsip.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, LPDB-KUMKM harus melakukan tata kelola arsip yang modern demi kemudahan dalam proses pencarian arsip. Manajemen sadar bahwa arsip di LPDB-KUMKM sangat penting, apalagi LPDB-KUMKM mengelola dana yang “rawan” akan praktik KKN, sehingga kami harus terus menjaga sikap profesional dan integritas lembaga.

“Kami disini harus menjalankan good corporate governance yang tidak bisa ditawar lagi. Itu sudah mutlak. Sehingga dengan semakin berkembangnya LPDB-KUMKM, kami membutuhkan sistem kearsipan yang baik. LPDB-KUMKM berkomitmen terus bertransformasi melakukan penyempurnaan seiring dengan langkah-langkah ke depan,” kata Supomo.

Supomo melanjutkan, LPDB-KUMKM memerlukan arahan, dan pendampingan terkait tata kelola arsip, sehingga hari ini merupakan tahap awal yang baik untuk ke depan kita bisa mendapatkan akreditasi kearsipan. Kami mengucapkan terima kasih kepada ANRI agar program GNSTA dapat berjalan dengan baik.

Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM Jaenal Aripin mengatakan, GNSTA ini telah kami canangkan sejak lama. Kami sebagai satuan kerja KemenkopUKM dan merupakan lembaga negara yang menyalurkan dana negara (APBN), kami menyadari akan risiko yang dihadapi. Sehingga dengan tata kelola dan tertib arsip yang kami terus lakukan merupakan salah satu upaya untuk mitigasi risiko ke depan.

*Wujudkan Tata Kelola Arsip Yang Baik dan Modern*

Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto mengatakan, LPDB-KUMKM merupakan lembaga yang mengelola masyarakat dan berhubungan dengan uang, karena manfaat dari dana bergulir kepada koperasi bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.

“Apabila kemudian ada kesalahan dapat menjadi fatal, sehingga pencatatan pengarsipan itu sesungguhnya menduduki posisi yang sangat tinggi. Pencatatan di LPDB-KUMKM harus oleh arsiparis, sehingga untuk mendorong GNSTA harus ada sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam mengelola arsip di setiap unit kerja dan harus diorganisasikan secara baik,” kata Imam.

Lebih lanjut Imam menjelaskan, LPDB-KUMKM mengelola dana negara, dan arsipnya adalah arsip negara, sehingga harus dikelola dengan baik dan benar. Sistem keamanan dan akses arsip digunakan untuk siapa saja yang bisa mengakses arsip, dan tidak bisa digunakan sembarangan. Namun untuk informasi publik memang harus terbuka kepada masyarakat.

Imam menambahkan, LPDB-KUMKM telah menyiapkan aplikasi tata kelola arsip yang baik dan modern, dan ANRI menyambut baik terkait hal ini karena merupakan upaya dalam tertib arsip. Kami mendukung digitalisasi kearsipan walaupun banyak tantangan tetap harus dijalankan.

Program GNSTA ke depan juga menjadi acuan bagi lembaga negara dan penyelenggara pemerintahan daerah dalam melaksanakan program tertib arsip dalam mewujudkan tujuan penyelenggaran kearsipan melalui aspek kebijakan, organisasi, sumber daya kearsipan, sarana prasarana, pengelolaan arsip dan pendanaan kearsipan.

Melalui pedoman kearsipan “4 Pilar Kearsipan LPDB-KUMKM” yaitu tata naskah dinas, jadwal retensi arsip, klasifikasi arsip, sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip, serta menjalankan program Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA) diharapkan dapat mendukung kinerja LPDB-KUMKM dalam penyaluran dana bergulir ke seluruh Indonesia khususnya dalam upaya mengamankan arsip negara.(Jef)

Ikuti Ajang IFF 2021, Tenant Inkubator LPDB-KUMKM Optimis Dapatkan Investor

Jakarta:(Globalnews.id)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM), Orbit Future Academy, dan Inkubator Siger Innovation Hub menggelar ajang pertemuan atau business pitching antara tenant inkubator wirausaha LPDB-KUMKM dengan calon investor baik lokal maupun internasional yakni Indonesia Fund Festival (IFF) 2021.

Acara ini merupakan tindak lanjut MoU antara MNC Group bersama Kementerian Koperasi dan UKM untuk mempromosikan Koperasi dan UMKM dalam mendapatkan investasi, pinjaman atau pembiayaan, dan kerja sama dari para investor.

Salah satu tenant inkubator yang terpilih untuk mengikuti IFF 2021 ini adalah PT Aulian Kreasi Gemilang yang merupakan perusahaan alat peraga edukasi bagi Taman Kanak-kanak (TK), dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Adapun startup PT Aulian Kreasi Gemilang ini merupakan tenant dari Siger Innovation Hub, Lampung yang tergabung dalam program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM tahun 2021.

Direktur Utama PT Aulian Kreasi Gemilang Eka Mutia Komala mengungkapkan, bisnis alat peraga edukasi ini tercetus dari pengalaman pribadi yang membutuhkan alat peraga edukasi namun memiliki harga yang tinggi dan cukup sulit untuk didapatkan.

“Bisnis ini tercetus dari pengalaman pribadi saya sendiri yang Ibu rumah tangga membutuhkan alat peraga edukasi untuk anak,” ungkapnya.

Berawal dari tahun 2017 lalu, Mutia membangun bisnis PT Aulian Kreasi Gemilang dengan bermodalkan Rp200.000, sebab saat itu Mutia hanya menjual produk dari perusahaan lain.

Tak ingin hanya menjual produk dari orang lain, Mutia pun terus belajar dalam membangun bisnisnya, mulai dari pemasaran, produksi, hingga legalitas bisnis.

“Sambil berjalan, dari yang awalnya usaha perseorangan, saya buat payung hukum berupa perseroan terbatas (PT) agar bisa bekerjasama dengan dinas untuk keperluan tender,” kata Mutia.

Upayanya pun berhasil, perlahan bisnisnya membukukan laba hingga Rp150 juta di 2019, dan Rp600 juta di tahun 2020. Laba yang meningkat ini dihasilkan dari bisnis model yang dijalankan PT Aulian Kreasi Gemilang yakni Business to Government (B to G), Business to Business (B to B), Dropshiper, dan pasar retail.

“InsyaAllah di tahun 2021 ini kami membukukan omzet sebesar Rp1,2 milar, dan untuk tahun depan sudah ada penjajakan dengan beberapa dinas untuk tender pengadaan alat peraga edukasi,” kata Mutia.

Mutia menambahkan, saat ini PT Aulian Kreasi Gemilang telah memiliki dua warehouse di Pulau Jawa dan Sumatera, 12 distributor di 12 Provinsi, dan 30 Agen di Indonesia. “Saat ini kami sudah mampu memproduksi 1.000 alat peraga edukasi,” tutur Mutia.

Optimis Raih Pendanaan Investor di IFF 2021

Dengan mengikuti ajang Indonesia Fund Festival 2021 ini, Mutia mengaku optimis akan mendapatkan pendanaan dari investor, dana investasi yang ditargetkan mencapai Rp700 juta yang dilakukan untuk pengajuan Standard Nasional Indonesia (SNI), produksi, dan marketing.

“Kami ikuti IFF 2021 ini untuk mendapatkan investor dan dana yang didapatkan untuk pengajuan SNI, dan juga untuk menambah kapasitas produksi kami, serta menambah offline store kami,” kata Mutia.

Mutia juga berharap, dengan mengikuti IFF 2021 ini akan menambah networking PT Aulian Kreasi Gemilang, dan juga memberikan brand awarness terhadap produk Aulian di masyarakat.

“Semoga bisa meningkatkan brand awarness dan semakin dikenal di masyarakat, karena alat peraga edukasi ini sangat penting bagi masa pertumbuhan dan pengebangan anak,” pungkas Mutia.(Jef)

LPDB-KUMKM Bersiap Menuju Akreditasi Kearsipan Lembaga Tahun 2022

Jakarta:(Globalnews.id)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) tengah bersiap menuju akreditasi kearsipan lembaga tahun 2022. Persiapan telah mencapai 80 persen dari sisi sarana dan prasarana kearsipan, sumber daya kearsipan, kebijakan kearsipan, pembinaan kearsipan, pengelolaan arsip baik fisik dan elektronik, serta organisasi kearsipan.

Demikian disampaikan Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM Jaenal Aripin saat bertemu dengan Direktur Akuisisi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Rudi Anton di Jakarta, Selasa (7/12). Bersama Kepala Divisi Umum LPDB-KUMKM Saefudin dan Kepala Subdivisi Tata Usaha LPDB-KUMKM Hanna Christianti, pertemuan ini membahas terkait proses pengelolaan arsip di LPDB-KUMKM agar tersentralisasi dan menjadi satu pengarsipan yang utuh.

Jaenal mengatakan, LPDB-KUMKM sebagai lembaga negara harus berhati-hati dalam mengelola arsip, bukan hanya sekadar merapikan, namun optimal dalam pengelolaan dokumen. “LPDB-KUMKM sadar akan pentingnya arsip, bukan hanya pengelolaan arsip saja, melainkan juga dari aplikasi,” kata Jaenal.

Senada dengan Jaenal, Rudi Anton juga menekankan akan pentingnya pengelolaan kearsipan di Kementerian dan Lembaga negara (K/L). Selain merumuskan kebijakan, kemauan di internal juga harus diperbaiki dan disempurnakan, baik dari aspek sumber daya manusia, aspek pengelolaan arsip, dan aspek sarana dan prasarana.

“Hal-hal ini harus di-assesment dan diukur, sehingga apabila nilai atau angkanya sudah ketemu, baru dilakukan perbaikan diinternal segera. Hal ini juga harus didukung oleh Manajemen, mengenai bagaimana standar-standar ditetapkan dalam pengelolaan arsip,” jelas Rudi.

Rudi melanjutkan, yang terpenting dalam proses akreditasi itu adalah persiapannya, yaitu terkelolanya arsip dengan baik dan terberkaskan menjadi satu kesatuan informasi yang utuh, sarana dan prasarana serta tersedianya instrumen kearsipan atau biasa disebut “4 pilar kearsipan” yang meliputi pedoman tata naskah dinas, jadwal retensi arsip, klasifikasi arsip, dan sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip.

Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, diatur bahwa Kementerian/Lembaga wajib mempunyai Jadwal Retensi Arsip (JRA). “Konsep 3 in 1, yaitu klasifikasi, jadwal retensi, dan sistem klasifikasi keamanan akses harus menyatu, yang mengikat adalah kode klasifikasi dan jenis arsip pun harus terkoneksi. Tidak mungkin membangun aplikasi kalau tiga pilar ini tidak terhubung,” kata Rudi.

Dalam kearsipan, lanjut Rudi, dokumen proses pengajuan pinjaman mitra LPDB-KUMKM dari awal sampai akhir arsipnya harus menyatu secara fisik. Sehingga ketika menerapkan sistem aplikasi langsung terangkut jadi satu, baik nantinya akan menjadi arsip inaktif maupun dimusnahkan atau dipermanenkan sesuai dengan retensi yang telah ditetapkan.

Rudi menjelaskan bahwa dalam UU Kearsipan Nomor 43 Tahun 2009 pada pasal 40 disebutkan bahwa pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan arsip dalam menyelenggarakan kegiatan sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan suatu sistem yang memenuhi persyaratan andal, sistematis, utuh, menyeluruh, dan sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria.

Selain itu, pengelolaan arsip dinamis pada lembaga negara harus dilaksanakan sesuai dengan kaidah kearsipan yang meliputi penciptaan arsip, penggunaan dan pemeliharaan arsip, serta penyusutan arsip.

Terkait akreditasi kearsipan LPDB-KUMKM yang akan dilakukan di tahun 2022, hal ini dibutuhkan agar LPDB-KUMKM mendapatkan pengakuan secara nasional terkait pengelolaan kearsipan sesuai dengan UU Nomor 43 tahun 2009. Dengan adanya akreditasi tersebut akan menjadi tonggak bersejarah perubahan pengelolaan arsip menjadi lebih baik dan tersentralisasi. Pembenahan pengelolaan arsip LPDB-KUMKM menjadi sentralisasi telah dilakukan sejak tahun 2020.

Oleh karena itu, LPDB-KUMKM membutuhkan bimbingan, konsultasi, dan pengawasan dari lembaga kearsipan nasional seperti ANRI agar proses persiapan menuju akreditasi kearsipan LPDB-KUMKM Tahun 2022 berjalan sesuai dengan prosedur dan kaidah UU Nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan.(Jef)

Nasho Brand Lokal Siap Gandeng Investor Internasional pada Ajang IFF 2021

Jakarta:(Globalnews.id)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM), Orbit Future Academy, dan Inkubator Siger Innovation Hub tengah berkolaborasi dalam penyelenggaraan event berskala internasional Indonesia Fund Festival (IFF) 2021.

IFF 2021 merupakan ajang pertemuan atau business pitching antara tenant inkubator wirausaha LPDB-KUMKM dengan calon investor baik lokal maupun internasional.

Salah satu tenant inkubator yang terpilih untuk mengikuti IFF 2021 ini adalah Nasho yang merupakan startup dengan produk nano-coating anti-embun untuk kaca mata.

Adapun startup Nasho ini merupakan tenant dari Cubic Startup Incubator, Bandung, Jawa Barat yang tergabung dalam program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM tahun 2021.

Chief Executive Officer (CEO) Nasho Felicia Christabella menjelaskan, bisnis dengan produk anti embun untuk kaca mata ini sudah dimulai sejak masa kuliah di SBM ITB untuk membuat bisnis berbasis teknologi.

“Saat itu, industri yang dipilih adalah nanoteknologi secara khusus coating. Berangkat dari pengalaman dan kekhawatiran, para pengguna motor terganggu penglihatannya oleh embun dan air saat hujan. Hal tersebut membuat kami bekerja sama dengan mahasiswa kimia ITB untuk membuat nano-coating anti-embun,” ujar Felicia.

Kehadiran pandemi Covid-19 yang mengharuskan setiap orang menggunakan masker juga memberikan angin segar bagi bisnis ini, sebab banyak pengguna kacamata yang mengeluhkan kacamata berembun saat beraktivitas.

Semakin berkembangnya bisnis ini, Felicia pun tak lupa untuk memiliki legalitas hukum jelas yakni berupa PT. Runesha Artha Sejahtera dengan brand yang terdaftar resmi yaitu “Nasho”.

“Untuk produk self-sleaning for eyeglass, Nasho sudah bekerja sama dengan lebih dari 80 optik dan sedang mengurus perizinan Kementerian Kesehatan untuk memperluas jangkauan ekspansi produk. Nasho juga terus mengembangkan produk self-cleaning lain seperti hygiene perfume, visor coating, dan gadget coating,” tambahnya.

*Hadapi Tantangan Bisnis*

Ditengah pesatnya perkembangan bisnisnya, berbagai tantangan juga dihadapi oleh Felicia, mulai dari kurang diterimanya produk usahanya oleh pengusaha optik, hingga perlakukan yang kurang pantas.

“Nasho merupakan brand baru dengan membawa fitur inovatif anti-embun, anti-debu, anti-jamur dan antibakter. Kami sering sekali ditolak, dibohongi, diremehkan, dipermalukan bahkan diusir saat menawarkan produk kami,” ungkapnya.

Namun, berbagai tantangan tersebut tak menyurutkan niat Felicia untuk terus mengembangkan bisnisnya, hingga akhirnya ada satu brand optik besar yang percaya pada produk usahanya.

“Hal ini bahkan masih berlangsung sampai sekarang, namun yang menjadi penyemangat kami adalah ketika ada satu optik besar yang percaya pada produk kami, memesan dalam jumlah yang besar dan tunai dimuka. Hal tersebut memberikan api semangat untuk terus berjuang dan menyempurnakan produk kami,” ujar Felicia.

Dari sisi permodalan, Felicia mengungkapkan, bisnisnya dimulai dengan modal sebesar Rp50 juta yang didapatkan dari hadiah lomba dan hibah dari inkubator.

Dengan jerih payah dan tekad yang kuat, saat ini Nasho telah berkembang pesat dan telah mampu memproduksi 1.200 pcs per bulan.

Kemudian, dari sisi kerja sama, dari yang awal berdiri Nasho hanya mampu berpartner dengan 4 optik kecil lokal, dan sekarang sudah berpartner dengan lebih dari 80 optik di Jawa serta tersebar di seluruh wilayah di Indonesia dan mampu menghasilkan pendapatan hingga Rp200 juta dalam 10 bulan pertama.

“Dengan pendanaan bootstrap, di 10 bulan pertama kami berhasil mendapatkan revenue Rp200 juta,” terangnya.

Sedangkan saat ini, rata-rata omzet per bulan mencapai Rp25 juta dan bulan-bulan permintaan paling tinggi adalah ketika akhir tahun karena musim hujan datang.

*Ikuti Indonesia Fund Festival 2021*

Felicia mengaku optimis dengan mengikuti IFF 2021 ini, Nasho bisa menambah pengalaman, networking, hingga mendapatkan pendanaan.

“Kami yakin Nasho akan menjadi brand besar dengan membawa value inovatif untuk produk pembersih yaitu cleaning dan menjadi perusahaan consumer goods self-cleaning nomor satu di Indonesia. Untuk mencapai itu, kami membutuhkan networking, mentor, pendanaan yang kami percaya IFF adalah tempat yang tepat,” jelasnya.

Dalam ajang IFF 2021 ini, Nasho sebagai starup dengan brand lokal sangat yakin dapat menggandeng investor internasional dengan target pendanaan yang akan didapatkan dari investor sebesar Rp429 juta, yang akan dialokasikan untuk produksi, sales dan marketing, hingga riset dan pengembangan produk.

“Harapannya Nasho dapat dikenal lebih luas dan bisa berkolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk bersama mengembangakan industri nano-coating di Indonesia,” pungkas Felicia.(Jef)

Kejari Jepara Kembalikan Uang Negara Rp939,9 Juta dari Mitra LPDB-KUMKM

Jepara:(Globalnews.id)- Kejaksaan Negeri (Kejari) Jepara menyerahkan pengembalian uang pengganti kerugian keuangan negara sebesar Rp939,9 juta dari Koperasi Serba Usaha (KSU) Permata kepada Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM). Penyerahan pengembalian uang negara tersebut dilaksanakan di Kantor Kejaksaan Negeri Jepara Jawa Tengah pada Rabu (24/11).

Turut hadir, Kepala Kejari Jepara Ayu Agung, Kasie Pidsus Kejari Jepara Iyus Hendayana, Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM Jaenal Aripin, dan Direktur Keuangan LPDB-KUMKM Ahmad Nizar.

KSU Permata merupakan mitra LPDB-KUMKM yang memperoleh pinjaman dana bergulir pada tahun 2015 sebesar Rp1 miliar. Namun setelah pinjaman diperoleh, koperasi tidak melaksanakan kewajibannya kepada LPDB-KUMKM dan diketahui status kolektibilitas mitra “macet”.

Pada tahun 2020, Kejari Jepara melaksanakan proses penyidikan terhadap penerimaan pinjaman tersebut, dan ditemukan dugaan koperasi tidak mendistribusikan pinjaman modal usaha tersebut kepada 50 daftar penerima definitif sesuai dengan peruntukkan permohonan proposal yang diajukan sebelumnya. Atas dugaan tipikor tersebut, Kejari Jepara menyatakan terdapat tindak pidana korupsi yang diduga dilakukan oleh Ketua KSU Permata Abd Rouf.

Abd Rouf diduga menyalahgunakan pinjaman koperasi untuk kepentingan pribadi, sehingga mengakibatkan koperasi tidak melaksanakan kewajiban membayar angsuran kepada LPDB-KUMKM dan berakhir macet.

Berdasarkan putusan Pengadilan, Abd Rouf dijatuhkan vonis kurungan penjara selama 4 tahun, dan mewajibkan Abd Rouf membayar uang pengganti kerugian keuangan negara senilai Rp939,9 juta yang wajib disetorkan ke kas negara melalui rekening LPDB-KUMKM sebagai pihak yang dirugikan. Abd Rouf telah melaksanakan pengembalian uang pengganti kerugian keuangan negara yang telah dititipkan di kas Kejari Jepara.

Kepala Kejari Jepara Ayu Agung yang hadir dalam acara mengatakan, penyerahan uang pengganti kerugian keuangan negara ini merupakan langkah konkret yang dijalankan oleh Kejaksaan dalam kapasitasnya selaku penuntut umum sekaligus selaku Jaksa Pengacara Negara dalam upaya pengamanan serta pemulihan terhadap kerugian keuangan negara.

Sementara itu, Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM Jaenal Aripin mengatakan bahwa penanganan yang dilakukan oleh bidang pidana khusus pada Kejaksaan Negeri Jepara dapat dijadikan sarana edukasi bagi para pelaku usaha koperasi, khususnya koperasi yang telah atau sedang menikmati fasilitas pinjaman dari LPDB-KUMKM yang sumber dananya dari APBN.

“Pemanfaatan dana bergulir wajib dilaksanakan secara tepat sasaran sesuai dengan tujuan penggunaan yang telah disepakati dalam perjanjian, serta wajib dikembalikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan agar tidak mengalami permasalahan hukum seperti yang dialami oleh salah satu koperasi di Jepara ini,” pesan Jaenal.

Apresiasi terhadap kinerja Kejari Jepara juga disampaikan oleh Direktur Keuangan LPDB-KUMKM Ahmad Nizar. “Kami sangat berterima kasih dan memberi apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kejaksaan Negeri Jepara yang telah berhasil menyerahkan uang pengganti kerugian keuangan negara kepada kas negara melalui LPDB-KUMKM,” pungkas Ahmad Nizar pada acara yang sama.

Ahmad Nizar melanjutkan, dana pengembalian tersebut dapat digulirkan kembali oleh LPDB-KUMKM kepada koperasi-koperasi yang membutuhkan, sehingga program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di masa pandemi Covid-19 dapat terlaksana dengan baik.

“Untuk ke depan, kami berharap Kejaksaan Negeri Jepara dapat terus melakukan pendampingan terhadap LPDB-KUMKM dalam melaksanakan penyaluran dana bergulir, khususnya kepada para pelaku usaha koperasi di Jepara, agar optimalisasi pengamanan terhadap keuangan Negara dapat terlaksana dengan baik,” harap Ahmad Nizar.(Jef)

LPDB-KUMKM Siapkan Permodalan Koperasi Petani Agro Tora

Sukabumi:(Globalnews.id)-Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong petani untuk berkonsolidasi ke koperasi dan tidak lagi bekerja secara sendiri-sendiri agar memiliki skala ekonomi. Dengan begitu, akses pembiayaan lebih mudah didapatkan, memiliki jaminan pasar dan berdaya saing.

“Selama ini banyak petani bekerja secara individu dengan lahan sempit, hal ini menyulitkan untuk mengakses pembiayaan, tidak efektif dan tidak memiliki daya saing. Karena itu kita konsolidasi dalam koperasi,” kata Teten Masduki saat Penanaman Perdana Bibit Pisang Cavendish Petani Koperasi Agro Tora Wajasakti, di Sukabumi, Jawa Barat.

Bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI Sofyan A Djalil dalam kegiatan tersebut, Teten juga mendorong koperasi memiliki model bisnis. Khusus koperasi di sektor pangan atau pertanian harus berperan sebagai aggregator dan offtaker utama dari petani, yang terhubung langsung dengan korporasi.

Nantinya, koperasi akan diperkuat permodalan dan kelembagaannya oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM). Penguatan ini juga bisa bersinergi dengan perbankan.

“Dengan model bisnis ini, petani atau peternak tidak lagi harus memikirkan kemana produknya akan dipasarkan, itu sudah menjadi urusan koperasi. Tapi harus direncakan sejak awal,” imbuh Teten.

Teten menegaskan, apabila kesadaran petani untuk berkoperasi sudah merata maka keinginan Presiden Jokowi untuk membentuk korporatisasi petani demi terciptanya ketahanan pangan dapat segera terwujud.

Ditempat yang sama, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, menyatakan akan menyiapkan dana bergulir bagi Koperasi Agro Tora Wajasakti untuk modal kerja, mulai dari penanaman hingga menampung produk petani.

“LPDB-KUMKM dari awal sudah terlibat dalam pembinaan dan bimbingan teknis, pembiayaan nanti kita siapkan agar saat petani panen pisang bisa segera dibeli oleh koperasi sebagai offtaker. Jangan lagi petani kita diutang saat panen,” ucap Supomo.

Sesuai amanah MenkopUKM Teten Masduki, LPDB-KUMKM pada tahun 2021 ini juga mulai fokus menyalurkan dana bergulir ke koperasi sektor riil atau produktif yang potensial, baik di bidang peternakan, pertanian, maupun perikanan. Dari target penyaluran dana bergulir sebesar Rp1,6 triliun, Supomo memprediksi kucuran ke koperasi sektor riil mencapai 15 persen.

“Tahun 2020 lalu dana bergulir yang tersalur ke sektor riil hanya 2 persen. Saat itu kondisi LPDB-KUMKM baru difokuskan ke koperasi dan terkendala situasi pandemi, sekarang kita bergerak semakin lebar ke sektor riil. Perkiraan tahun ini porsi sektor riil meningkat jadi 15 persen dari total target dana bergulir Rp1,6 triliun,” katanya.

Supomo juga mengingatkan pengurus koperasi untuk memperbaiki tata kelola, manajemen dan transparansi data keuangan. Dengan begitu, koperasi akan dengan mudah memperoleh pinjaman/pembiayaan dari LPDB-KUMKM.

Sebagai informasi, hingga 17 November 2021 LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp1,294 triliun, dengan komposisi penyaluran kepada koperasi konvensional sebesar Rp669 Miliar, dan koperasi syariah sebesar Rp624 Miliar.

“Per hari ini, penyaluran dana bergulir sudah diangka Rp1,3 triliun. Kita optmistis target Rp1,6 triliun di akhir tahun 2021 ini dapat tercapai, karena saat ini masih ada 4 mitra koperasi yang sedang menunggu akad,” ungkap Supomo.

Lebih lanjut dikatakan Supomo, LPDB-KUMKM terus bergerak dengan menerapkan lima strategi percepatan, melalui perluasan penyaluran melalui komunitas, melakukan fleksibilitas layanan dengan memberikan tarif murah, pemberian grace period, pengembangan skema venture approach untuk mendorong koperasi dibidang pangan atau berbasis ekspor, dan optimalisasi peran koperasi besar untuk memberikan multiplier effect.(Jef)

Vaksinasi Massal LPDB-KUMKM Sasar 3.200 Santri Ponpes Darussyifa Al-Fitroh

Sukabumi:(Globalnews id)- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) kembali menggelar vaksinasi massal Covid-19 dalam rangka mendukung program pemerintah mempercepat cakupan vaksinasi.

Kegiatan vaksinasi ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Darussyifa Al-Fitroh, Sukabumi, Jawa Barat dengan target peserta vaksinasi sebanyak 3.200 santri dan jenis vaksin yang digunakan adalah Pfizer.

“Dalam kegiatan ini, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Sukabumi dan sejumlah Puskesmas. Kami juga membawa tenaga kesehatan dari pusat untuk membantu,” ungkap Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo disela kunjungannya di Pondok Pesantren Darussyifa Al-Fitroh, Sabtu (20/11/2021).

Supomo menyampaikan, LPDB-KUMKM secara berkelanjutan terus menggelar vaksinasi massal, setelah sebelumnya sukses digelar di Jakarta, Pengalengan Bandung, Tangerang, Purbalingga Jawa Tengah, Labuan Bajo NTT, Garut Jawa Barat, dan Kulonprogo Yogyakarta.

Supomo berharap rangkaian kegiatan vaksinasi massal ini dapat membantu Pemerintah mempercepat terciptanya herd immunity atau kekebalan kelompok sehingga Indonesia bisa segera melewati situasi pandemi dan ekonomi nasional berangsur pulih.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Sukabumi, Harun Al Rasyid menyampaikan apresiasinya kepada LPDB-KUMKM karena telah membantu Pemerintah Daerah Sukabumi dalam meningkatkan cakupan vaksinasi di Kota Sukabumi. Dalam kegiatan vaksinasi ini, sambungnya, Dinkes Sukabumi mengkoordinir 12 puskesmas, tenaga kesehatan, dan vaksinator.

Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan Ponpes Darussyifa Al-Fitroh, Enjon ZM menyampaikan terima kasihnya kepada LPDB-KUMKM atas penyelenggaraan vaksinasi kepada 3.200 santri Ponpes Darussyifa Al-Fitroh. Ia berharap vaksinasi ini dapat mencegah penularan Covid-19 di lingkungan Ponpes.

*Pendampingan UMKM*

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, juga mengunjungi Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Ibaadurrahman yang telah menerima pembiayaan dana bergulir di tahun 2021.

Selanjutnya, juga mengunjungi tempat produksi komponen suku cadang milik PT Fahmi Cipta Abadi, UKM anggota KSPPS BMT Ibaadurahman.

Ketua KSPPS BMT Ibaadurahman, Hj. Eti Rusmiati mengatakan, pembiayaan dana bergulir yang telah diterima pihaknya menumbuhkan semangat baru di tengah tekanan akibat situasi ekonomi yang terdampak pandemi.

Saat ini, KSPPS BMT Ibaadurahman memiliki kurang lebih 1.000 anggota dari pelaku UMKM dengan berbagai jenis usaha yang mayoritas bergerak dibidang kuliner dan perdagangan.

“Pelaku UMKM anggota kami banyak yang terdampak pandemi dan membutuhkan tambahan modal kerja, Alhamdulillah disituasi ini LPDB-KUMKM memberikan pembiayaan dana begulir,” ucapnya.

Supomo mengatakan, LPDB-KUMKM akan melakukan pendampingan kepada KSPPS BMT Ibaadurrahman agar memiliki grand design pengembangan usaha melalui model bisnis kemitraan antara kelompok usaha besar dan UMKM.

“Tadi kami lihat salah satu anggota ini bergerak dibidang pembuatan komponen onderdil kendaraan, dan ternyata banyak juga anggota serupa lainnya dan berjalan sendiri-sendiri. Anggota ini akan dihimpun dan akan kami dorong membentuk kemitraan dengan anggota lainnya yang bergerak dibidang serupa sehingga rantai pasok bisa terhubung langsung dengan industri besar,” ucapnya.

Supomo melanjutkan, setelah terbentuk kemitraan, nantinya masing-masing UKM kami sarankan membuat perseroan terbatas di bawah payung koperasi dengan pembiayan dari LPDB-KUMM. Dengan begitu, pelaku-pelaku UKM ini bisa naik kelas dan meningkat skala usahanya.

“Model bisnis koperasi seperti ini sesuai dengan keinginan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki,” pungkas Supomo.(Jef)

9 Start-Up Siap Ikuti Indonesia Fund Festival 2021

Jakarta:(Globalnews.id)– Kolaborasi antara Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Orbit Future Academy dan Inkubator Siger Innovation Hub akan mempersiapkan pelaksanaan Indonesia Fund Festival 2021 (IFF 2021).

Adapun event tersebut merupakan ajang pertemuan antara investor dengan para Start-Up tenant hasil inkubasi pada program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM tahun 2021.

Gelaran Indonesia Fund Festival 2021 ini juga didukung oleh MNC Group sebagai tindaklanjut MoU Bersama Kementerian Koperasi dan UKM untuk mempromosikan Koperasi dan UMKM dalam mendapatkan investasi, pinjaman atau pembiayaan, dan kerja sama dari para investor.

“Untuk acara IFF 2021 akan menjaring kurang investor mancanegara dan lokal yang akan melakukan pitching baik secara online dan offline,” ujar Indera Marwan Bayu Wicaksono Advisor Siger Innovation Hub.

Bayu mengatakan, sebelum pelaksanaan IFF 2021 ini, panitia pelaksana telah melakukan proses panjang dalam penentuan tenant ini dilakukan dari bulan September lalu, ditambah proses inkubasi selama 6 bulan sejak bulan Mei 2021.

“Dari total sekitar 200 tenant yang diinkubasi oleh Inkubator pada tahun 2021, sebanyak 138 tenant terkurasi pada 8 inkubator telah mengikuti semua tahapan Investor Readiness Rate (IRR) yang diberikan oleh Orbit Venture Academi,” tambah Bayu.

Saat ini telah terpilih 9 tenant terbaik yang siap untuk mengikuti business pitching bersama investor, dan sebanyak 14 tenant runner-up yang akan dikurasi lebih lanjut untuk dapat mengikuti IFF 2021.

“Ada 9 tenant yang menjadi finalis dan 14 tenant yang menjadi runner-up yang siap mengikuti IFF 2021, dan akan mengikuti pra pitching untuk penjajakan awal dengan investor serta diwajibkan untuk mengikuti booth camp pada tanggal 8 dan 11 Desember 2021,” papar Bayu.

Sementara itu, Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM Jaenal Aripin mengatakan, pelaksanaan IFF 2021 merupakan kerja sama yang saling mendukung pengembangan wirausaha baru di Indonesia.

“Diharapkan dengan adanya IFF 2021, terdapat dana investasi yang dilakukan oleh investor kepada para tenant tenant terbaik LPDB-KUMKM. Kemudian, adanya pinjaman atau pembiayaan yang dilakukan oleh LPDB-KUMKM melalui mitra koperasi terbaik,” kata Jaenal.

Selain itu, Jaenal menekankan pelaksanaan event berskala internasional ini merupakan salah satu tindak lanjut pelaksanaan MoU antara Kementerian Koperasi dan UKM Bersama dengan MNC Group dalam rangka mempromosikan pelaku usaha Koperasi dan UMKM kepada investor mancanegara dan lokal.

“Pelaksanaan IFF 2021 merupakan agenda lanjutan terhadap tindak lanjut MoU antara Kementerian Koperasi dan UKM Bersama dengan MNC Group, untuk mempromosikan tenant LPDB-KUMKM kepada investor,” pungkasnya.

Sebagai informasi, IFF 2021 akan dilaksanakan pada 14 Desember 2021 mendatang di Jakarta Concert Hall, Gedung iNews Tower.(Jef)

LPDB-KUMKM Telah Salurkan Dana Bergulir Rp1,294 Triliun kepada 163 Mitra

Jakarta:(Globalnews.id)-Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp1,294 triliun kepada 163 mitra sampai dengan 19 November 2021.

Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo dalam keterangan persnya, Jumat, 19 November 2021, mengatakan pihaknya telah menyalurkan dana bergulir melalui dua skema yakni pola konvensional dan pola syariah.

“Pola Konvensional sebesar Rp669 miliar kepada 104 Mitra dan Pola Syariah sebesar Rp624 miliar kepada 59 Mitra,” katanya.

Penyaluran dana bergulir secara akumulasi sejak 2008 sampai dengan 2021, kata Supomo tercatat telah mencapai angka sebesar Rp13,621 triliun, kepada 3.126 mitra.

Dari angkat itu terinci Pola Konvensional sebesar Rp10,630 triliun dan Pola Syariah sebesar Rp3,226 triliun.

Supomo menambahkan, LPDB-KUMKM pada tahun 2020 juga melaksanakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan dua pola penyaluran yakni pola konvensional dan pola syariah. Pola Konvensional sebesar Rp724 miliar, kepada 41 mitra dengan penerima manfaat sebanyak 58.050.

Sedangkan Pola Syariah sebesar Rp567 miliar kepada 43 mitra dengan penerima manfaat sebanyak 60.733. “Dan total Penyaluran Dana PEN sebesar Rp1,292 triliun kepada 84 mitra dengan peneriman manfaat sebanyak 118.783,” katanya.

Di sisi lain LPDB-KUMKM juga melaksanakan program inkubator wirausaha LPDB-KUMKM dengan berkerja sama 8 lembaga incubator di seluruh Indonesia, dengan rincian Provinsi Jawa Barat, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Pusat Inkubator Bisnis Oorange Universitas Padjajaran, Cubic Inkubator Bisnis.

Kemudian di Provinsi Lampung, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Siger Innovation Hub, di Provinsi Jawa Timur, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya, Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi Universitas Airlangga, dan Provinsi Bali, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Inkubator Bisnis LPPM Univesitas Udayana.

Ada pula di Provinsi Kalimantan Barat, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Pusat pengembangan Inovasi dan Inkubator Bisnis Teknologi Universitas Tanjungpura dan Provinsi Papua, LPDB-KUMKM bekerja sama dengan Pusat Inkubator Bisnis Universitas Ottow Geissler Papua.

Supomo menambahkan LPDB-KUMKM sudah melakukan transformasi digital dalam mendukung tata kelola bisnis proses yang ramah lingkungan, efisien, dan cepat.

Beberapa yang telah dilakukan di antaranya E-proposal LPDB-KUMKM, dimana dilaksanakan transformasi digital guna mendukung Green Business Process mulai dari Proposal Online atau e-proposal.

“Kami juga mengembangkan Online Disbursement System. Reformasi Pengelolaan Keuangan dengan transaksi online pembayaran melalui Online Disbursement System,” katanya.

Kemudian Cash Management System dimana Transaksi Cashless dilakukan untuk seluruh pembayaran pelaksanaan belanja dengan menggunakan Cash Management System; Geodinas dimana GeoTagging diterapkan sebagai Aplikasi Perjalanan Dinas Tanpa Kertas (GeoDinas); dan Ridi Online berupa Manajemen Inkubasi Online untuk Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM dengan RIDI Platform.(Jef)

LPDB-KUMKM, BLU Garda Terdepan Pemulihan Ekonomi Nasional

Jakarta :(Globalnews.id) – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) ikut berpartisipasi dalam gelaran Badan Layanan Umum (BLU) EXPO Tahun 2021.

BLU EXPO 2021 diselenggarakan dari tanggal 16 November sampai dengan 18 November 2021 secara virtual dengan melibatkan seluruh BLU.

Acara ini memiliki tema besar yaitu “BLU Berstratregi Pulihkan Ekonomi”. Sesuai dengan tema yang diangkat, satker BLU harus dapat menghadirkan strategi-strategi yang extraordinary guna memulihkan ekonomi Indonesia melewati tantangan yang luar biasa untuk bangkit dari krisis akibat pandemi.

Dalam pembukaan BLU EXPO 2021, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, BLU Kementerian Koperasi dan UKM dalam hal ini LPDB-KUMKM menjadi garda terdepan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Tahun 2020 ini kita didominasi oleh BLU, terutama bidang kesehatan, namun juga BLU-nya Pak Teten Masduki (Menteri Koperasi dan UKM) menjadi frontliner untuk memberikan bantuan sosial dan bantuan sektor produktif,” kata Sri Mulyani.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, selama pandemi covid-19 LPDB-KUMKM terus melakukan penyaluran dana bergulir kepada koperasi di seluruh Indonesia, hal ini dilakukan untuk memberikan dukungan secara permodalan kepada koperasi maupun pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang merupakan anggota koperasi.

“Sekarang memang waktu yang tepat untuk sama-sama bangkit, baik sektor UMKM maupun sektor usaha lain. Kami LPDB-KUMKM melakukan penyaluran dana bergulir kepada koperasi sektor produktif atau sektor riil, sebab dengan kondisi krisis ekonomi yang terjadi, UMKM menjadi salah satu yang terdampak, dan sektor produktif yang perlu menjadi perhatian besar, agar pemulihan ekonomi nasional terwujud,” kata Supomo saat acara Talkshow BLU Expo 2021 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (18/11).

Menurut Supomo, LPDB-KUMKM terus bergerak dengan merapkan lima strategi percepatan yang dilakukan diantaranya, perluasan penyaluran melalui komunitas, melakukan fleksibilitas layanan dengan memberikan tarif murah, pemberian grace period.

Kemudian, fokus kepada koperasi sektor riil dibidang pertanian, perikanan, dan peternakan, melakukan pengembangan skema venture approach untuk mendorong koperasi dibidang pangan atau berbasis ekspor, dan optimalisasi peran koperasi besar untuk memberikan multiplier effect.

“Berbagai strategi ini kami lakukan untuk mempercepat penyaluran dana bergulir, dan dipastikan tersalurkan dengan baik, serta tepat sasaran melalui koperasi. Sebab dengan melalui koperasi, penyaluran dana bergulir akan lebih tepat sasaran, karena kami BLU LPDB-KUMKM yang berpusat di Jakarta, tidak mungkin menjangkau UKM satu per satu, akan lebih efektif melalui koperasi, agar koperasinya bangkit, UKM naik kelas, dan ekonomi tumbuh,” papar Supomo.

Tersalurkan Tepat Sasaran

Supomo memaparkan, terdapat beberapa contoh penyaluran dana bergulir dari LPDB-KUMKM yang tepat sasaran dan memerikan dampak ekonomi yang luas. “Sebagai contoh kami menyalurkan kepada Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan di Takengon, Kabupaten Aceh, Tengah Provinsi Aceh, sebesar Rp10 miliar.

Merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang sektor riil, yaitu bidang processing atau mengolah biji kopi dari awal pemetikan hingga pengeringan, juga bidang perdagangan kopi,” jelas Supomo.

Saat ini, jumlah anggota mencapai 4.260 petani kopi organik dengan luas lahan seluas 5.590 hektare yang tersebar di dua kabupaten, yaitu di Kabupaten Aceh Tengah dengan 3.064 anggota dan luas lahan 3.509 hektare, serta di Kabupaten Bener Meriah dengan 1.196 anggota yng memiliki lahan seluas 2.079 hektare.

“Dengan pembiayaan ini Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan terus menjalankan usahanya, dan melayani anggotanya yang merupakan petani kopi, dan melakukan ekspor kopi ke Amerika. Salah satu pasar ekspor kopi KBQ Baburrayyan adalah Starbucks Coffee Company yang berkantor pusat di Seattle, AS,” papar Supomo.

Tercatat, hingga 17 November 2021 LPDB-KUMKM telah melakukan penyaluran dana bergulir sebesar Rp1,294 triliun, dengan komposisi penyaluran kepada koperasi konvensional sebesar Rp669 Miliar, dan koperasi syariah sebesar Rp624 Miliar.

Sementara itu, dengan hadirnya LPDB-KUMKM dalam gelaran BLU Expo 2021 dapat meningkatkan kerja sama dan sinergi program antar BLU di Indonesia, guna memberikan dampak pada perekonomian nasional.

BLU EXPO tahun 2021 diharapkan menjadi sarana promosi produk dan layanan BLU kepada masyarakat serta mendapatkan calon mitra usaha.

Sesuai dengan tema BLU EXPO 2021 “BLU Berstrategi Pulihkan Ekonomi” BLU diharapkan memikirkan strategi baru yang tidak business as usual dalam memberikan layanan kepada masyarakat khususnya dalam menghadapi kondisi extraordinary seperti saat ini.

Dengan fleksibilitas yang dimiliki, BLU diharapkan mampu memberikan dampak peningkatan kinerja layanan dan keuangan yang siginifikan.(Jef)